Jenis Media: Regional

  • Hilal Belum Terlihat di Blitar, Puasa Ramadhan Insyaallah Hari Selasa

    Hilal Belum Terlihat di Blitar, Puasa Ramadhan Insyaallah Hari Selasa

    Blitar (beritajatim.com) – Hilal belum terlihat di Blitar. Dari pemantauan yang dilakukan oleh Kementerian Agama Kabupaten Blitar dan Kota Blitar, posisi hilal saat ini masih berada di 0,37 derajat.

    Dengan hasil itu maka kemungkinan besar puasa ramadhan jatuh pada Selasa (12/03/24). Meski begitu, Kementerian Agama Kabupaten Blitar dan Kota Blitar masih menunggu hasil sidang isbat di Kemenag Pusat.

    “Karena perhitungan hisab posisi hilal itu masih sangat kecil kurang lebih hasil perhitungannya 0,37 derajat jadi masih kurang 1 derajat,” jelas Mun’im Sufufi, Kasi Penyelenggara Syariah Kemenag Blitar, Minggu (10/03/24).

    Kemenag Kabupaten Blitar dan Kota Blitar sendiri melakukan Rukyatul Hilal di Bukit Banjarsari Kecamatan Wonotirto Kabupaten Blitar. Hasil Rukyatul Hilal adalah posisi hilal saat ini masih jauh dibawah 3 derajat yakni 0,37 derajat.

    Hasil ini pun akan dilaporkan Kemenag Kabupaten Blitar dan Kota Blitar ke Kementerian Agama RI sebagai pertimbangan dari dalam sidang isbat. Dengan hasil ini, kemungkinan puasa ramadhan juga jatuh pada Selasa (12/03/24) besok.

    “Semuanya (beberapa daerah di Indonesia) tadi hasil hisab masih di bawah 1 derajat,” tegasnya.

    Meski hasil rukyatul Hilal masih 0,37 derajat, namun Kemenag Kabupaten Blitar dan Kota Blitar meminta seluruh masyarakat menunggu hasil sidang isbat penentuan 1 Ramadhan 1445 Hijriyah.

    “Kita menunggu hasil sidang isbat di Kementerian pusat barangkali nanti ada di tempat lain yang bisa melihat hilal berarti itu bisa menjadi dasar untuk menentukan awal Ramadhan,” bebernya. [owi/but]

  • Hilal Tak Terlihat di Bukit Condrodipo Gresik, Awal Bulan Ramadhan 1445 H Lusa

    Hilal Tak Terlihat di Bukit Condrodipo Gresik, Awal Bulan Ramadhan 1445 H Lusa

    Gresik (beritajatim.com) – Tim Balai Rukyat Lembaga Falakiyah PCNU Gresik tak melihat hilal di Bukit Condrodipo yang berlokasi di Desa Kembangan, Kecamatan Kebomas, Gresik, Minggu (10/03/2024). Dengan tak terlihatnya hilal maka diputuskan awal Ramadan 1445 H lusa.

    Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Gresik, M. Ersat mengatakan, dari hasil para perukyat tim Lembaga Falakiyah PCNU Gresik tidak melihat hilal. Sehingga, awal Bulan Ramadhan diputuskan lusa.

    “Tim perukyat Lembaga Falakiyah PCNU Gresik tak melihat hilal sampai pukul 17.51 wib dan tidak terlihat hilal,” katanya, Minggu (10/03/2024).

    Usai tak melihat hilal, lanjut Ersat, tim Balai Rukyat Lembaga Falakiyah PCNU Gresik menyerahkan hasilnya ke Kantor Pengadilan Agama.

    “Hasil ini langsung kami laporkan ke hakim pengadilan agama Gresik lalu dilanjutkan ke Kementrian Agama untuk segera ditindaklanjuti,” paparnya.

    Sementara itu, Ketua Tim Lembaga Falakiyah PCNU Gresik, Muchidin Hasan menuturkan, saat melakukan rukyat kondisi berawan dan mendung.

    “Hilal tak terlihat dan ini juga disaksikan oleh perukyat lainnya yang berada di Bukit Condrodipo Gresik,” pungkasnya.

    Seperti diketahui, Bukit Condrodipo merupakan tempat rujukan nasional yang sudah puluhan kali dijadiikan tempat melihat rukyatul hilal. Bukit ini berada di Desa Kembangan, Kecamatan Kebomas, Gresik. [dny/but]

  • 5 Kecamatan di Ngawi Banjir,  Aktivitas Warga Lumpuh

    5 Kecamatan di Ngawi Banjir,  Aktivitas Warga Lumpuh

    Ngawi (beritajatim.com) – Banjir luapan Sungai Bengawan Madiun yang menggenangi sejumlah desa di lima kecamatan di Ngawi, Jawa Timur, belum juga surut, pada Minggu (10/3/2024) siang.

    Salah satunya di Desa Pleset, Kecamatan Pangkur, Ngawi, air setinggi pinggang orang dewasa masih menggenangi rumah-rumah warga.

    Aktivitas warga pun lumpuh karena seluruh jalan tergenang banjir. Di Kecamatan Pangkur sendiri, ada empat desa yang terendam banjir luapan Sungai Bengawan Madiun sejak malam, dan dini hari, yaitu Desa Babadan, Gandri, Waruk, dan Pleset. Banjir terparah terjadi di Desa Waruk dan Pleset.

    Hari ini, Forkipimca setempat akan mendirikan posko kedaruratan mengingat intensitas hujan masih tinggi di wilayah tersebut.

    Sementara itu, warga memilih bertahan di rumah sambil menjaga harta bendanya dari banjir. Untuk tidur, sebagian warga membuat tempat yang lebih tinggi. Mereka yang terisolasi hanya bisa berharap listrik tidak padam agar mereka tidak kesulitan air bersih.

    Heru Yuliansah, salah seorang warga, mengatakan bahwa mereka terisolasi dan tidak bisa beraktivitas.

    “Airnya semakin tinggi dan warga bertahan di rumah meskipun kerendam air. Harta benda kami pindahkan ke tempat yang lebih tinggi,” kata Heru.

    Edy Sukamto, Camat Pangkur, mengatakan bahwa di kecamatannya ada 4 desa yang terdampak, dua desa di antaranya terparah.

    “Warga hanya bisa bertahan di rumah. Pihaknya akan mendirikan posko mengingat curah hujan masih tinggi dan berkoordinasi dengan BPBD,” kata Edy.

    Hingga kini, petugas TNI-Polri bersama relawan setempat terus melakukan penyisiran di lokasi banjir menggunakan perahu. Banjir juga merendam sejumlah desa di empat kecamatan lainnya, yaitu Kecamatan Ngawi, Geneng, Padas, dan Kwadungan. [fiq/aje]

  • Jelang Ramadhan, PC GP Ansor Magetan Bersihkan Ratusan Masjid

    Jelang Ramadhan, PC GP Ansor Magetan Bersihkan Ratusan Masjid

    Magetan (beritajatim.com) – Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Magetan Menyambut Ramadhan dengan cara yang berbeda dan unik.

    Kegiatan tersebut dengan kegiatan bersih-bersih masjid se-Kabupaten Magetan. Kegiatan ini melibatkan anggota yg terdiri dari 18 PAC setingkat kecamatan dan 225 Ranting setingkat desa serta sekitar 5.222 anggota banser.

    Ketua PC GP Ansor Kabupaten Magetan Agus Habib Mustofa, mengatakan, kegiatan bersih-bersih masjid dilakukan secara serentak oleh anggota Ansor dan Banser merupakan rangkaian acara dari kegiatan bertajuk Banser Magetan Grebek Masjid Bersih Bersih Masjid Ansor Banser se-Kabupaten Magetan.

    “Kegiatan bersih-bersih masjid yang berlangsung Ahad (10/03/2024) ini merupakan rangkaian awal acara Sambut Ramadhan & Idul Fitri. Sekaligus upaya mengajak para anggota dan masyarakat menyemarak kan giat di bulan suci ini,” ungkapnya.

    Sekretaris PC Ansor Magetan Nur Mahmudin menjelaskan bahwa menjaga kebersihan lingkungan sekitar termasuk diantaranya rumah ibadah merupakan tanggung jawab kader Ansor dan Banser.

    “Sahabat Ansor dan Banser di Kabupaten Magetan baru saja melaksanakan kegiatan bersih masjid yang tersebar di 18 Kecamatan se-Kabupaten Magetan,” terangnya.

    Menurutnya, sebagai seorang muslim kita meyakini bahwa menjaga kebersihan adalah sebagian dari iman, apalagi yang dijaga kebersihannya adalah rumah ibadah kita sendiri yaitu masjid, tentu ini adalah kegiatan yang positif dan bernilai ibadah.

    “Kegiatan bersih masjid semacam ini perlu diselenggarakan secara rutin sebagai manifestasi kepedulian Ansor Banser terhadap kebersihan rumah ibadah,” ucapnya.

    Kasatkorcab Banser Magetan Sumarwan, menambahkan bahwa kader Ansor Banser harus tunjukkan kepada masyarakat bahwa akan selalu hadir membersamai masyarakat di segala lini. Ansor ingin mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga kebersihan rumah ibadah yang berada di sekitar kita.

    Disampaikan, selain melakukan bersih masjid, Ansor Banser Kabupaten Magetan juga menjadwalkan akan ada agenda safari Ramadhan dengan nantinya akan ada turba dari pimpinan cabang Ansor untuk turun selama Ramadhan dengan agenda konsolidasi organisasi dan juga ngaji bersama Ansor Magetan.

    “Ansor Banser Kabupaten Pekalongan juga mengadakan Safari Ramadhan dengan akan adanya kajian Ramadhan dan juga konsolidasi organisasi. Harapan kami, setelah bersihnya rumah ibadah dengan adanya program bersih bersih masjid akhirnya juga dapat memberikan kenyamanan dan kekhusyukan bagi para jamaahnya dalam melaksanakan ibadah,” pungkasnya. [fiq/aje]

     

  • Cuaca Buruk, 40 Pendaki Gunung Lawu Dievakuasi

    Cuaca Buruk, 40 Pendaki Gunung Lawu Dievakuasi

    Magetan (beritajatim.com) – Cuaca buruk masih melanda kawasan Gunung Lawu pada Minggu (10/3/2024). Jalur pendakian Gunung Lawu Via Cemoro Sewu pun sudah ditutup sejak MInggu pagi. Namun, masih ada 40 pendaki yang belum turun. 

    Asisten Perhutani Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Lawu Ds Windu Prasitama mengatakan, pihaknya dibantu relawan Paguyuban Giri Lawu (PGL) masih mengawal para pendaki untuk turun dengan selamat sampai basecamp. 

    ‘’Saat ini masih sekitar 40 orang pendaki yang masih kami kawal untuk turun. Mengingat cuaca di kawasan puncak juga buruk. Sudah lewat Pos 3,’’ terang Windu pada beritajatim.com, Minggu (10/3/2024) 

    Hingga berita ini ditulis, kawasan Gunung Lawu masih dilanda cuaca buruk. Wisatawan yang berkunjung di kawasan JalanTembus sampai kawasan Sarangan diminta agar waspada. Cuaca buruk mengakibatkan rawan pohon tumbang. 

    Sebelumnya, Jalur pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu ditutup pada MInggu (9/3/2024) sampai batas waktu yang belum ditentukan. Penutupan jalur disampaikan oleh Paguyuban Giri Lawu (PGL), relawan yang berada di Basecamp Cemoro Sewu. 

    Ketua PGL Miko Wicaksono mengatakan, penutupan jalur karena cuaca buruk yang melanda kawasan Basecamp Cemoro Sewu dan sepanjang jalur pendakian. Bahkan, dari video amatir warga yang beredar, ada pohon tumbang di kawasan basecamp. 

    ‘’Sementara jalur pendakian Gunung Lawu via Cemoro Sewu ditutup karena cuaca buruk,’’ terang Miko pada beritajatim.com, Minggu (9/3/2024) 

    Sejumlah pendaki dilaporkan masih berada di jalur pendakian. Pun, relawan berupaya untuk menarik turun sejumlah pendaki. Kondisi jalur pendakian masih cukup aman dilalui untuk turun dari kawasan puncak. 

    ‘’Saat ini sudah proses ditarik turun oleh Mbah Jarwo, infonya sudah sampai pos 4. Untuk jumlahnya, nanti kami umumkan. Semuanya dalam kondisi fit. Petugas memastikan kondisi mereka selamat sampai basecamp,’’ pungkasnya. [fiq/aje]

  • Elf Wisatawan Tulungagung Terguling di Tikungan Roll Barrier Sarangan Magetan 

    Elf Wisatawan Tulungagung Terguling di Tikungan Roll Barrier Sarangan Magetan 

    Magetan (beritajatim.com) – Lagi-lagi terjadi kecelakaan di Jalan Tembus Sarangan-Tawangmangu masuk Kelurahan Sarangan, Plaosan, Magetan. Kali ini, Isuzu Elf mengangkut delapan penumpang terguling di Tikungan Roller Barrier Jalan tembus, Minggu (10/3/2024) siang. 

    Elf nopol AG 7791 V itu mengangkut delapan orang pemuda dari Tulungagung. Mereka sehabis berwisata di Sarangan, kemudian ke kawasan Cemoro Kandang, Karanganyar, dan kemudian hendak turun. 

    Irzaki (22)salah seorang penumpang bercerita, dia dan delapan rekannya menyewa elf tersebut untuk jalan-jalan ke Magetan. Mereka berangkat dari Kampus UIN Tulungagung dan menuju Magetan. Mereka berkunjung ke Telaga Sarangan dan kemudian ngopi di kawasan Cemoro Kandang. 

    ‘’Setelah ngopi, kami memilih balik dan tidak melanjutkan perjalanan ke Tawangmangu karena harus kembali ke kampus sebelum magrib. Saat di jalan menurun mobil melaju kencang, begitu pas tikungan tajam, mobil sepertinya kehabisan jalan. Oleh sopir dibanting ke kanan lalu terguling dan menabrak pembatas jalan,” kata Irzaki saat dirawat di Puskesmas Plaosan. 

    Dia kemudian ditolong oleh pengguna jalan yang lain. Polisi pun mendatangi lokasi untuk mengamankan lokasi kejadian dan kemudian melakukan olah TKP. 

    Kasatlantas Polres Magetan AKP Sony Suhartanto mengatakan, dari hasil olah TKP sementara, kecelakaan disebabkan oleh sopir yang tidak hafal medan jalan. Sopir tidak memindahkan gigi ke satu atau dua saat di jalan menurun.

    “Perseneling berada di gigi tiga, sehingga pada saat di jalan menurun laju kendaraan terlalu kencang dan sulit dikendalikan dan terguling. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, seluruh penumpang dan sopir selamat. Hanya mengalami luka-luka. Satu orang dirujuk ke RSUD dokter Sayidiman Magetan akibat luka serius di kepala. Selebihnya dirawat di Puskesmas Plaosan termasuk sopir atas nama Muhammad Fathu Roziq warga Kalidawir Tulungagung,” terang Sony.

    Dia mengimbau para penyedia jasa kendaraan maupun tour and travel untuk wisata menuju Telaga Sarangan atau di Gunung Lawu agar selalu mengecek kendaraan dan memberikan pengemudi berpengalaman.

    “Topografi gunung tentunya jalan naik turun, diperlukan keahlian sopir membawa penumpang agar selamat di perjalanan. Selain itu penting, patuhi rambu yang ada agar terhindar dari musibah kecelakaan,” pungkasnya. [fiq/aje]

  • Kartoharjo Magetan Dikepung Banjir, Puluhan Rumah Terdampak

    Kartoharjo Magetan Dikepung Banjir, Puluhan Rumah Terdampak

    Magetan (beritajatim.com) – Luapan air masih melanda Desa Jajar dan Desa Ngelang di Kecamatan Kartoharjo Kabupaten Magetan, Minggu (10/3/2024) siang. Air mulai menggenangi sejak Minggu pagi.

    Sementara, Desa Jeruk, Kartoharjo, Pencol, dan Sukowidi banjir sudah melanda pada malam hari dan air surut pada siang. Namun begitu, ada puluhan rumah warga yang terdampak.

    Plt Kalaksa BPBD Magetan Yok Sujarwadi mengatakan, banjir terjadi akibat luapan dua sungai. Pertama Sungai Plered yang mengakibatkan kawasan Desa Jeruk dan Desa Karangmojo terdampak. Untuk Desa Jeruk ada 15 rumah terdampak, dan Desa Karangmojo ada lima rumah terdampak.

    “Kemudian, Kali Ulo juga meluap, asal air dari selatan Magetan. Desa yang terdampak Desa Pencol itu ada empat rumah terendam kemudian di Desa Sukowidi itu lahan persawahan ada 95 hektar kemudian mengalir ke Desa Jajar ada sekitar 12 rumah terendam dan 120 hektar sawah terendam,” kata Yok Sujarwadi.

    “Air lanjut ke Desa Ngelang saat posisi saat ini di Desa Jajar sudah mulai surut. Air naiknya di Desa Ngelang masih kami pantau dan lakukan asessment,” lanjut mantan Kabag Pemerintahan Setdakab Magetan itu.

    Pantauan beritajatim.com, sejumlah petugas bersiaga di Desa Jajar dan Desa Ngelang. Mereka juga sempat mengevakuasi lansia di Desa Ngelang yang sakit. Evakuasi menggunakan motor milik TNI.

    Ayem, salah seorang warga Ngelang mengatakan, air mulai meluap pada Minggu pagi. “Begitu tahu ada air naik, kami langsung naikkan itu gabah, kasur, dan barang-barang. Ini sawah kami juga terendam. Luasnya sekitar satu hektar,” terang Ayem.

    Hingga berita ini ditulis, air masih menggenangi dua desa yakni Jajar dan Ngelang. Sementara cuaca masih berawan di kawasan Kartoharjo. [fiq/aje]

  • Ribuan Umat Hindu dan Muslim di Blitar Berbaur Ramaikan Pawai Ogoh-ogoh

    Ribuan Umat Hindu dan Muslim di Blitar Berbaur Ramaikan Pawai Ogoh-ogoh

    Blitar (beritajatim.com) – Ribuan umat Hindu dari berbagai daerah di Blitar menggelar pawai ogoh-ogoh jelang perayaan hari raya Nyepi. Dalam pawai ini ada 61 ogoh-ogoh yang dihadirkan. Semuanya dibuat umat Hindu dari berbagai Pure yang ada di 22 kecamatan se Kabupaten Blitar. Pawai ogoh-ogoh ini terasa semakin meriah dengan hadirnya umat muslim. Ada banyak umat muslim yang ikut memeriahkan pawai ogoh-ogoh yang digelar di Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar ini.

    “Pawai ogoh-ogoh adalah rentetan hari raya nyepi, untuk tahun ini ada sejumlah 61 ogoh-ogoh yang akan dibawa dalam pawai ini,” kata Setiyoko, ketua panitia pawai ogoh-ogoh Kabupaten Blitar, Minggu (10/03/24).

    Pawai ogoh-ogoh ini merupakan rangkaian dari perayaan Nyepi bagi umat Hindu, khususnya di Kabupaten Blitar. Sebelum melakukan pawai ogoh-ogoh ini, umat Hindu juga telah melaksanakan upacara Melasti di Pantai Jolosutro Kecamatan Wates Kabupaten Blitar beberapa waktu yang lalu.

    Usai diarak di Kecamatan Wlingi, ogoh-ogoh tersebut bakal dibawa kembali ke Pura masing-masing. Setelahnya baru ogoh-ogoh tersebut dimusnahkan dengan cara dibakar.

    “Supaya simbolik bahwa kejahatan atau hal yang tidak baik itu dimusnahkan,” imbuhnya.

    Upacara umat hindu ini pun mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat umum. Umat muslim hingga kristen pun tumpah ruah di jalan untuk melihat langsung upacara pawai ogoh-ogoh.

    “Sebagai hiburan juga kan setahun sekali, maski ini hajatnya umat Hindu tapi kami penasaran saja,” kata Yuli, warga.

    Kerukunan umat beragama dan toleransi menjadi hal utama yang terlihat dalam pawai ogoh-ogoh ini. Meski berbeda keyakinan namun antar umat beragama saling menghormati tanpa harus menjelek-jelekan satu dengan yang lain.

    “Katanya kerukunan umat beragama, ya biarkan umat Hindu beribadah kami cuma melihat saja,” tutupnya. [owi/aje]

  • Selama Ramadhan, Tempat Karaoke di Blitar Diminta Tutup

    Selama Ramadhan, Tempat Karaoke di Blitar Diminta Tutup

    Blitar (beritajatim.com) – Tempat karaoke tutup selama bulan Ramadhan. Selama satu bulan kedepan, tempat-tempat karaoke yang berdiri di Bumi Bung Karno dilarang untuk beroperasi. Demikian permintaan pemerintah Kota Blitar.

    Sejumlah sanksi pun telah disiapkan bagi tempat karaoke yang nekat buka di bulan suci. Sanksi teguran hingga pencabutan izin pun telah disiapkan bagi tempat karaoke yang membandel tetap beroperasi selama Ramadhan.

    “Tembusan surat sudah kami terima dan intinya masih sama yakni selama bulan Ramadhan tempat hiburan malam dilarang beroperasi,” kata Yoza Pasalbessy, Kepala Satpol PP Kota Blitar, Minggu (10/3/2024).

    Kota Blitar sendiri memiliki lumayan banyak tempat karaoke, mulai dari Jojoo, Markas, 99, GM, hingga Puri Perdana. Semuanya diminta untuk tutup sementara selama bulan puasa.

    Penutupan ini dilakukan sebagai upaya untuk menjaga kondusifitas situasi di bulan Ramadhan. Selain itu Pemkot Blitar berharap dengan ditutupnya tempat hiburan malam ini, ibadah umat Islam bisa lebih lancar.

    “Kita tunggu saja sebentar lagi surat-surat tembusan bakal diterima oleh tempat hiburan malam yang ada di Blitar,” imbuhnya.

    Saat ini surat edaran tentang pelarangan beroperasinya tempat hiburan malam masih berproses di bagian ekonomi Setda Kota Blitar. Namun secara garis besar aturan soal pelarangan beroperasinya tempat hiburan malam masih sama dengan Ramadhan 2023 lalu.

    “Aturannya masih sama, Wali Kota meminta agar seluruh tempat hiburan malam untuk tutup di bulan Ramadhan ini,” tutupnya. [owi/suf]

  • Lebih dari 1000 Kepala Keluarga Terdampak Banjir di Jombang

    Lebih dari 1000 Kepala Keluarga Terdampak Banjir di Jombang

    Jombang (beritajatim.com) – Lebih dari 1000 KK (Kepala Keluarga) terdampak banjir yang menerjang tiga kecamatan di Kabupaten Jombang. Jumlah persisnya 1.307 KK. Mereka tersebar di Kecamatan Mojoagung, Mojowarno, serta Sumobito.

    Walhasil, tren air di tiga kecamatan tersebut berangsur surut, Minggu (10/3/2024) sekitar pukul 10.30 WIB. Namun kondisi terparah adalah di Desa Kademangan Kecamatan Mojoagung. Saat ini ketinggian air antara 30 hingga 50 cm.

    Mulai awal Maret 2024, Desa Kademangan sudah tiga kali disambangi banjir. Selain Kademangan, desa di Kecamatan Mojoagung yang juga disergap banjir adalah Betek, Mancilan, serta Desa Karobelah. Di tiga desa itu banjir juga mulai surut.

    “Di Desa Kademangan yang terdampak sebanyak 275 KK, kemudian Desa Mancilan sebanyak 215 KK, lalu Desa Mancilan 70 KK, dan Desa Karobelah sebanyak 217 KK,” ujar Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jombang Syamsul Bahri, Minggu (10/3/2024).

    Sementara itu di Kecamatan Mojowarno yang diterpa banjir adalah Desa Selorejo. Desa ini air juga sudah surut, namun jumlah warga yang terdampak sebanyak 380 KK atau 800 jiwa. Lalu di Kecamatan Sumobito, kawasan yang terendam banjir adalah Dusun Balongsono Desa Talunkidul dan Dusun Grudo Desa Madyopuro.

    Di Balongsono, ketinggian air antara 30 hingga 90 cm. Sedangkan warga yang terdampak sebanyak 150 KK atau kisaran 510 jiwa. Kemudian di Dusun Grudo ketinggian air 20 hingga 40 cm. “Semuanya berangsur surut. Dari beberapa lokasi itu, total warga terdampak 1.307 KK,” lanjutnya.

    Apa penyebab banjir di tiga kecamatan itu? Syamsul menjelaskan, banjir di Mojowarno, Mojoagung dan Sumobito disebabkan hujan deras di hulu Sungai Gunting, Sungai Catak Banteng dan Sungai Pancir pada Sabtu (9/3/2024) siang hingga malam. “Air sungai kemudian meluap menggenangi permukiman,” pungkas Syamsul. [suf]