Jenis Media: Regional

  • Banjir, Petani di Rengel Tuban Terpaksa Panen Dini

    Banjir, Petani di Rengel Tuban Terpaksa Panen Dini

    Tuban (beritajatim.com) – Akibat terendam banjir luapan sungai bengawan solo, beberapa petani di wilayah Desa Karangtinoto, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban terpaksa panen lebih awal.

    Hal itu dilakukan lantaran petani tak ingin merugi lebih besar akibat dampak dari banjir yang sudah tiga hari ini menggenangi lahan pertanian.

    Salah seorang petani warga setempat Sani mengungkapkan, padi rentan busuk apabila tergenang air terlalu lama akibat banjir, sehingga ia memilih untuk melakukan panen lebih awal.

    “Saya panen 1 petak, belum saatnya panen sebagian menguning sebagian belum,” ucap Sani.

    Menurut Sani, padi miliknya bisa panen 1 minggu lagi, namun harus panen dini, sehingga mengakibatkan hasil panen merosot drastis dan mengakibatkan jumlah kerugian yang sangat besar.

    “Kalau panen 1 pekan lagi. Kena banjir yang harus terpaksa di panen dini,” imbuhnya.

    Masih kata Sani, selain menurunkan hasil panen dampak dari banjir ini juga membuat hasil gabah jelek. Terlihat para petani juga sibuk memanen dengan menggunakan perahu sebagai alat bantu membawa hasil panen yang dibawa ke tepi jalan.

    Sementara itu, Siti Aminah petani asal Desa Karangtinoto juga menambahkan, bahwa sudah 2 kali ia gagal panen akibat diterjang banjir dan mengalami kerugian yang sangat banyak.

    “2 petak sawah saya diterjang banjir jadi gagal panen,” tutup Siti Aminah. [ayu/aje]

  • Jalur Provinsi di Mojokerto Rawan Pohon Tumbang 

    Jalur Provinsi di Mojokerto Rawan Pohon Tumbang 

    Mojokerto (beritajatim.com) – Jalur provinsi yang melintas wilayah Kabupaten Mojokerto rawan pohon tumbang. Ini mengingat cuaca dalam beberapa waktu ke depan diprediksi cukup ekstrem.

    Berdasarkan prediksi dari Badan Meteologi, Klimatologi dan Geofika (BMKG) Juanda, wilayah Kabupaten Mojokerto masih berpotensi terjadi hujan sampai akhir Maret. Jalur provinsi diprediksi rawan terjadi pohon tumbang saat hujan turun.

    Ini lantaran di sepanjang jalur provinsi yang mulai Kecamatan Mojoanyar-Bangsal-Mojosari hingga Pungging terdapat banyak pohon. Pohon dengan ukuran sedang hingga besar tumbuh di sepanjang kanan-kiri jalur provinsi tersebut. Sehingga rawan terjadi pohon tumbang saat hujan turun.

    Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim mengatakan, hujan akan terjadi hingga akhir Maret 2024 mendatang.

    “Rawan pohon tumbang Mojoanyar-Pungging,” ungkapnya, Rabu (14/3/2024).

    Sementara menurutnya jalur provinsi hanya menyisahkan Kecamatan Ngoro yang diprediksi tidak terjadi pohon tumbang. Lantaran di wilayah paling ujung timur Kabupaten Mojokerto tersebut tidak ada pohon besar sehingga minim terjadi pohon tumbang.

    “Mojosari banyak sangat besar, sehingga rawan tumbang. Pacet-Trawas sedikit, rawan longsor di sana. Utara sungai tidak ada. Hanya di jalur provinsi karena jalan ini wilayah provinsi sehingga otomatis perawatan pohon juga ikut provinsi. Kami hanya merekom ke provinsi saja,” katanya.

    Hingga pertengahan bulan Maret, BPBD Kabupaten Mojokerto mencatat ada tiga kasus pohon tumbang. Pertama, pohon tumbang terjadi di wilayah Kecamatan Gedeg pada, Sabtu (2/3/2024) lalu. Kedua di wilayah Bangsal, sebuah pohon jenis Kesono tumbang pada, Senin (4/3/2024).

    Terakhir pada, Selasa (12/3/2024) kemarin. Sebuah pohon besar tumbang di Jalan Raya Pacet-Batu tepatnya wilayah Gajah Mungkur-Watu Lumpang, Kecamatan Pacet. Pohon jenis Andong setinggi 15 meter dan diameter 80 cm tersebut menutup jalur Pacet-Batu. [tin/beq]

  • UGM Serukan “Kampus Menggugat”, Tegakkan Etika, Konstitusi dan Perkuat Demokrasi

    UGM Serukan “Kampus Menggugat”, Tegakkan Etika, Konstitusi dan Perkuat Demokrasi

    Yogyakarta (beritajatim.com)– Segenap civitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM) membuat gerakan ‘Kampus Menggugat”. Gerakan ini sekaligus sebagai seruan berupa ‘Tegakkan Etika dan Konstitusi serta Perkuat Demokrasi.

    Seruan dan gerakan ini berlatarbelakang atas keprihatinan segenap civitas akademika atas demokrasi dan konstitusi di Indonesia yang terkoyak selama 5 tahun terakhir ini.

    Dalam gerakan yang dibacakan Selasa (12/3/2024) sore di Balairung UGM, Guru Besar Fisipol UGM Prof Wahyudi Kumorotomo menyampaikan tiga hal utama dan penting dalam gerakan moral Kampus Menggugat.

    Pertama, universitas sebagai benteng etika menjadi lembaga ilmiah independen yang memiliki kebebasan akademik penuh untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan menyuarakan kebenaran berbasis fakta, nalar, dan penelitian ilmiah.

    Kedua, segenap elemen masyarakat sipil terus kritis terhadap jalannya pemerintahan dan tak henti memperjuangkan kepentingan rakyat banyak. Ormas sosial keagamaan, pers, NGO, CSO, tidak terkooptasi, apalagi menjadi kepanjangan tangan pemerintah.

    Ketiga, para pemegang kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif diminta memegang teguh prinsip-prinsip demokrasi secara substansial dan menjunjung tinggi amanah konstitusi dalam menjalankan kekuasaan demi mewujudkan cita-cita proklamasi dan janji reformasi. Politik dinasti tak boleh diberi ruang dalam sistem demokrasi.

    “Menegakkan supremasi hukum dan memberantas segala macam bentuk korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) tanpa mentolerir pelanggaran hukum, etika dan moral dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara,” ucapnya.

    Selanjutnya, secara serius mewujudkan keadilan ekonomi dan sosial bagi semua warga dan tak membiarkan negara dibajak oleh para oligark dan para politisi oportunis yang terus mengeruk keuntungan melalui kebijakan-kebijakan yang merugikan rakyat pada umumnya.

    Ia juga menegaskan sebagai akademisi yang memahami hak dan tanggungjawab konstitusional, kami mengetuk nurani segenap elemen masyarakat untuk bersinergi membangun kembali etika dan norma yang terkoyak dan mengembalikan marwah konstitusi yang dilanggar.

    Sementara pernyataan yang dibacakan oleh Prof Budi Setiadi Daryono, disebutkan bahwa universitas adalah benteng etika dan akademisi adalah insan ilmu pengetahuan yang bertanggungjawab untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, menjaga keadaban (civility), dan mewujudkan keadilan dan kesejahteraan.

    “Pelanggaran etika dan konstitusi meningkat drastis menjelang Pemilu 2024 dan memperburuk kualitas kelembagaan formal maupun informal. Kemunduran kualitas kelembagaan ini menciptakan kendala pembangunan bagi siapapun presiden Indonesia 2024-2029 dan selanjutnya. Konsekuensinya, kita semakin sulit untuk mewujudkan cita-cita Indonesia emas 2045, yang membayang justru adalah Indonesia cemas,” katanya.

    Konstitusi, lanjutnya, memberikan amanah eksplisit kepada semua warga negara Indonesia, untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, membangun peradaban, menjaga keberlanjutan pembangunan, menjaga lingkungan hidup, dan menegakkan demokrasi.

    Sementara, akademisi menjalankan tugas konstitusi mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun peradaban melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tugas ini, menurutnya, hanya dapat dilakukan ketika etika dan kebebasan mimbar ditegakkan.

    “Pelanggaran etika bernegara oleh para elit politik, akan mudah dicontoh oleh berbagai elemen masyarakat. Hal ini mengancam kelangsungan berbangsa dan bernegara, dan menjauhkan Indonesia sebagai negara hukum,” tegasnya.

    Sejumlah civitas akademika dan guru besar UGM hadir dalam acara ini seperti Prof Koentjoro, Prof Wahyudi Kumorotomo, Prof Budi Setiadi Daryono, Prof Sigit Riyanto Zaenal Arifin Mochtar serta Wakil Rektor III UGM Arie Sujito.

    Tak hanya dari UGM saja hadir pula dari perwakilan perguruan tinggi lain di Yogyakarta seperti Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Prof Fathul Wahid, Universiras Widya Mataram, Prof Edy Suandy, Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM Busyro Muqoddas serta sejumlah budayawan dan aktivis kampus. [aje]

  • Prakiraan Cuaca Malang dan Kota Batu Rabu 13 Maret 2024

    Prakiraan Cuaca Malang dan Kota Batu Rabu 13 Maret 2024

    Malang (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda memperkirakan cuaca Malang raya hari ini, Rabu 13 Maret 2024 di wilayah kabupaten dan kota.

    Prakirawan Levi Ratnasari, S.Tr., melaporkan bahwa cuaca kota Malang pagi hari cuaca cerah berawan. “Kemudian pukul 10.00 cuaca di kota Malang cuaca hujan ringan. Cuaca hujan ringan juga terjadi pada siang hari pukul 13.00 WIB,” tulis Levi Ratnasari dikutip dari laman resmi BMKG Juanda.

    Kemudian pukul 16.00 diperkirakan cuaca berawan. Pada pukul 19.00 WIB diperkirakan cuaca berawan. Pukul 22.00 WIB diperkirakan cuaca berawan.

    Hari Kamis (14/3/2024) dini hari cuaca diperkirakan cuaca berawan. Suhu dengan kondisi tersebut berada pada angka 22 derajat celcius. Pagi hari pukul 07.00 cuaca di kota Malang diperkirakan cuaca hujan ringan.

    Sementara itu, wilayah Kabupaten Malang pada Rabu (13/3/2024) sebagian besar kecamatan hujan ringan dan hujan petir. Cuaca berawan terjadi Bantur, Gedangan, Sumbermanjing Wetan. Cuaca cerah berawan di Jabung, Pakis, Poncokusumo, Tajinan, Tumpang, Wajak.

    Pukul 10.00 WIB diperkirakan sebagian besar kecamatan di kabupaten Malang cuaca berawan dan hujan ringan. Cuaca hujan petir di Karangploso, Lawang, Singosari, Dau, Ngantang, Pujon, Kasembon.

    Pukul 13.00 WIB sebagian besar kecamatan kabupaten Malang cuaca hujan ringan. Hujan petir terjadi Dau, Ngantang, Pujon, Kasembon, Karangploso, Lawang, Singosari.

    “Pukul 16.00 WIB sebagian besar kecamatan kabupaten Malang cuaca hujan ringan. Hujan petir terjadi Dau, Ngantang, Pujon, Kasembon, Karangploso, Lawang, Singosari,” tulis Levi Ratnasari dari laman resmi BMKG Juanda.

    Pukul 19.00 WIB di seluruh kecamatan kabupaten Malang cuaca hujan ringan dan berawan. Ampelgading, Dampit, Tirtoyudo, Kalipare cuaca berawan tebal.

    Pukul 22.00 WIB cuaca sebagian besar kecamatan cuaca hujan ringan dan berawan. Cuaca hujan petir terjadi di Dau, Ngantang, Pujon, Kasembon, Karangploso, Lawang, Singosari.

    Dini hari Kamis (14/3/2024) sebagian besar wilayah cuaca hujan ringan dan berawan. Cuaca hujan petir terjadi di Dau, Ngantang, Pujon, Kasembon. Karangploso, Lawang, Singosari cuaca hujan lebat. Suhu dengan kondisi tersebut berada di angka 24 derajat celcius.

    Pukul 07.00 seluruh kecamatan di kabupaten Malang cuaca hujan ringan. Hujan petir terjadi di Dau, Ngantang, Pujon, Kasembon, Karangploso, Lawang, Singosari.

    Kota Batu pada Rabu 13 Maret 2024 pagi hari diperkirakan cuaca kabut. Pukul 10.00 WIB cuaca cerah. Cuaca cerah berawan terjadi pada siang hari. Sore hari cuaca hujan petir.

    Kota Batu yang meliputi Batu, Bumiaji, dan Junrejo cuaca hujan petir pada pukul 19.00. Kemudian malam hari cuaca hujan ringan. Dini hari Kamis 14 Maret 2024 cuaca berawan dan kabut. Pagi hari pukul 07.00 WIB cuaca berawan. [dan/aje]

  • Waspada Hujan Petir di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik Hari Ini 13 Maret

    Waspada Hujan Petir di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik Hari Ini 13 Maret

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda memberikan informasi adanya hujan petir yang terjadi di Surabaya Raya, yang mencakup Kota Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, pada Rabu (13/3/2024).

    “Untuk masyarakat di wilayah Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo perlu waspadai terjadinya hujan petir pada siang hari ini,” Oky Sukma Hakim, S.Tr, prakirawan BMKG Juanda Surabaya, Selasa (12/3/2024).

    Adapun berikut ini lebih lengkapnya prakiraan cuaca di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, untuk hari ini.

    Rabu, 13 Maret 2024

    Cuaca Surabaya

    Pagi: Hujan Ringan

    Siang: Hujan Petir

    Malam: Berawan

    Dini hari: Berawan

    Suhu antara 25-34 derajat celcius dan kelembapan mencapai 65-95 persen.

    Cuaca Sidoarjo

    Pagi: Cerah Berawan

    Siang: Hujan Petir

    Malam: Hujan Ringan

    Dini hari: Berawan

    Suhu antara 24-34 derajat celcius dan kelembapan mencapai 65-95 persen.

    Cuaca Gresik

    Pagi: Hujan Ringan

    Siang: Hujan Petir

    Malam: Berawan

    Dini hari: Hujan Ringan

    Suhu antara 25-34 derajat celcius dan kelembapan mencapai 65-95 persen.

    Penting untuk dicatat bahwa prakiraan cuaca dapat berubah, oleh karena itu, disarankan untuk selalu memantau pembaruan informasi cuaca dari sumber yang terpercaya.

    Dengan mengetahui prakiraan cuaca ini, masyarakat dapat lebih siap menghadapi kondisi cuaca yang mungkin terjadi pada periode tersebut. (fyi/ian)

  • Cuaca Ekstrem Diprediksi Landa Magetan, Madiun, Ngawi sampai 18 Maret 2024 

    Cuaca Ekstrem Diprediksi Landa Magetan, Madiun, Ngawi sampai 18 Maret 2024 

    Magetan (beritajatim.com) – Cuaca ekstrem di wilayah Kota Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Madiun, diprediksi terjadi pada 12 Maret 2024 hingga 18 Maret 2024. Demkikian berdasarkan rilis dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda.

    Dalam press rilis BMKG Juanda nomor ME.02.04/019/KSUB/III/2024, BMKG meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Jawa Timur yang dapat mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi (hujan lebat, banjir, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es).

    Saat ini wilayah Jawa Timur berada di akhir musim hujan dan memasuki fase peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Adanya aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) dan Gelombang Rossby menambah tingginya potensi pertumbuhan awan konvektif di wilayah Jawa Timur.

    “Serta adanya sirkulasi siklonik di utara Australia mengakibatkan adanya pola konvergensi atau pertemuan angin di wilayah Jawa Timur yang berpengaruh terhadap peningkatan cuaca ekstrem sepekan kedepan,” tulis Taufiq Hermawan, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo dalam press release yang dilayangkan pada Selasa (12/3/2024).

    Pihaknya menghimbau masyarakat dan instansi terkait agar senantiasa waspada terhadap potensi cuaca ekstrem selama sepekan ke depan. Wilayah dengan topografi curam/bergunung/tebing diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor jika wilayah tersebut terjadi hujan dengan intensitas sedang-lebat dengan durasi waktu yang panjang.

    Bagi yang sedang berkendara diharap untuk mewaspadai jalan licin, pohon tumbang serta berkurangnya jarak pandang saat hujan lebat berlangsung. Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk selalu memantau kondisi cuaca terkini berdasarkan citra radar cuaca WOFI melalui website https://stamet-juanda.bmkg.go.id/radar, dan informasi peringatan dini 3 harian dan peringatan dini 2 – 3 jam ke depan yang selalu kami bagikan melalui website https://stamet-juanda.bmkg.go.id dan media sosial @infobmkgjuanda. [fiq/suf]

  • Anggota DPRD Kota Malang Geram Sikap RS Hermina Karena Tolak Beri Penanganan ke Wahyu

    Anggota DPRD Kota Malang Geram Sikap RS Hermina Karena Tolak Beri Penanganan ke Wahyu

    Malang (beritajatim.com) – Kasus meninggalnya Wahyu Widianto warga Jalan Bareng Tenes, Kota Malang membuat anggota DPRD setempat geram. Wahyu meninggal dunia karena tidak segera mendapat perawatan oleh RS Hermina padahal saat itu kondisinya sedang kritis.

    Sekretaris Komisi B DPRD Kota Malang Arief Wahyudi langsung meminta klarifikasi pada RS Hermina. Arief adalah tetangga dekat Wahyu. Dia bertemu dengan Wakil Direktur RS Hermina Malang, Yuli Ningsih meminta jawaban atas kabar bahwa Wahyu tidak ditangani karena alasan bed penuh.

    “Ada keteledoran setelah kami bicara. Mereka mengaku menyiapkan tempat tidur, tapi tidak diberitahukan kepada keluarga pasien sehingga kondisi pasien terlantar. Seharusnya diinformasikan kepada keluarga untuk menunggu sehingga tidak akan membawa pasien ke RSSA,” ujar Arief.

    Wahyu yang saat itu mengidap penyakit diabetes diantar oleh keluarga menggunakan becak motor sekira pukul 18.30 WIB, Senin, (11/3/2024) karena kondisinya kritis. Disana keluarga sempat berdebat dengan pihak RS Hermina karena Wahyu tidak mendapat penanganan dengan alasan bed penuh.

    Karena tidak mendapat penanganan keluarga ditolong oleh ambulans salah satu relawan untuk dibawa ke Rumah Sakit Saifu Anwar (RSSA) Kota Malang. Pada pukul 19.00 WIB Wahyu tiba dan dinyatakan meninggal dunia sebelum mendapat perawatan medis di RSSA.

    “Aneh dan tidak masuk akal melakukan penanganan tapi keluarga pasien tidak diberi tahu padahal kondisinya kritis. Sampai minta bantuan relawan yang sudah siap dengan ambulans. Kalau keluarga dibertahu untuk menunggu, pasti menunggu,” ujar Arief.

    Dia pun berencana melaporkan kejadian ini ke Dinas Kesehatan Kota Malang agar RS Hermina mendapat sanksi atas kasus ini. Menurutnya, jika ada pasien yang kritis seharus RS Hermina memberikan penanganan karena berkaitan dengan nyawa.

    “Nyawa lebih penting dari apapun. Kalau perlu ditaruh di tempat Kami di legislatif akan kaji terlebih dahulu. Kalau memang dibutuhkan sanksi, kami rekomendasikan untuk itu,” ujar Arief.

    Sebelumnya, melalui Wakil Direktur RS Hermina Malang, Yuli Ningsih membantah anggapan itu. Mereka mengklaim telah memberikan penanganan awal lewat dokter jaga yang berpakaian tidak formal atau non dinas.

    “Sudah kami lakukan juga untuk penanganan awal dimana dokter jaga kami sudah memeriksa dan ditemukan juga bahwa saturasi (oksigen) 77,” ujar Yuli.

    Soal kamar pasien penuh dia juga menyangkal. Mereka mengklaim telah menyiapkan bed untuk mendiang Wahyu namun diam-diam tidak memberi tahu keluarga pasien.

    “Kami sudah menangani dengan kondisi memang bed kami saat itu full dan ada pasien yang duduk. Sehingga kami harus koordinasi internal untuk melakukan penambahan bed dari rawat inap yang harus kami turunkan ke IGD sesuai dengan keperluan pasien. Tapi tidak kami beritahukan ke keluarga” ujar Yuli.

    Yuli menyebut, bahwa saat pasien datang kondisinya masih bernafas. RS Hermina juga membenarkan bahwa pasien saat itu dalam kondisi gawat darurat atau perlu penanganan lebih lanjut.

    “Masih hidup (kondisi pasien). Tetapi memang butuh emergency atau penanganan lebih lanjut. Tapi kami sudah koordinasikan bahwa kami akan menurunkan bed tapi gak kita komunikasikan ke keluarga,” ujar Yuli. (luc/ian)

  • Pj Bupati Pamekasan Tinjau Titik Banjir dan Bantu Warga Terdampak

    Pj Bupati Pamekasan Tinjau Titik Banjir dan Bantu Warga Terdampak

    Pamekasan (beritajatim.com) – Pj Bupati Pamekasan, Masrukin meninjau beberapa titik banjir yang melanda sejumlah wilayah di kabupaten Pamekasan, Selasa (12/3/2024) malam.

    Dalam kesempatan tersebut, ia didampingi Dandim 0826 Pamekasan, Letkol Inf Ubaydillah, Waka Polres Pamekasan, Kompol Andy Purnomo, serta sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Pamekasan.

    “Banjir ini terjadi akibat intensitas hujan yang cukup tinggi yang berlangsung sejak waktu subuh, kondisi ini terjadi hampir merata di seluruh wilayah di Pamekasan,” kata Pj Bupati Pamekasan, Masrukin.

    Intensitas hujan dalam waktu relatif lama, mengakibatkan sejumlah desa/kelurahan di Pamekasan, terendam banjir akibat luapan kali semajid yang tidak dapat menampung debit air.

    “Kondisi (intensitas hujan yang tinggi dan merata) ini mengakibatkan debit air meluap, ditambah wilayah hilir di Desa Majungan, air laut dalam kondisi pasang,” ungkapnya.

    Dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga memberikan bantuan kepada sejumlah warga tedampak banjir, guna meringankan beban warga terdampak musibah banjir di wilayah setempat.

    Seperti diketahui, banjir Pamekasan meluas dan mengepung sebanyak 6 (enam) kelurahan dan 3 (tiga) desa berbeda di Pamekasan. Meliputi Kelurahan Barkot, Bartim, Jungcancang, Kangenan, Parteker, dan Patemon, Kecamatan Pamekasan.

    Termasuk dua desa lainnya di kecamatan Pamekasan, yakni Desa Jalmak dan Laden. Sedangkan satu desa lainnya, yakni Desa Sumedangan, Kecamatan Pademawu, Pamekasan. [pin/ian]

  • Sampang Banjir, Belasan Sapi Diungsikan ke dalam Masjid

    Sampang Banjir, Belasan Sapi Diungsikan ke dalam Masjid

    Sampang (beritajatim.com) – Banjir air hujan luapan sungai Kemuning, Kabupaten Sampang terus meluber dan merendam sejumlah wilayah.

    Warga yang terdampak banjir mulai mengungsi dan mengevakuasi barang-barang berharga mereka ke tempat yang aman dari genangan air.

    Bahkan, sejumlah hewan ternak berupa sapi, terpaksa diamankan ke teras masjid agar terhindar dari banjir. Kejadian itu, sempat diabadikan dengan kamera ponsel oleh warga dan viral di media sosial.

    Informasi yang berhasil diperoleh beritajatim.com, video viral sapi diungsikan ke teras masjid itu terjadi di Desa Panyeppen, Kecamatan Jrengik, Kabupaten Sampang.

    Langkah tersebut dinilai sebagai solusi terakhir dalam rangka meminta perlindungan kepada Allah Swt.

    “Ini usaha terakhir di masjid selanjutnya apa kata Allah,” kata warga salam vidoe berduras 11 detik tersebut.

    Terpisah, Kasi Kedaruratan dan Logistik, BPBD Sampang, H. Moh Hozin membenarkan kejadian itu dan mengatakan bahwa sampai malam ini banjir luapan sungai Kemuning mulai masuk ke kawasan perkotaan.

    “Malam ini air sudah masuk ke kawasan perkotaan dan sebagian desa masih terendam, untuk korban yang mengungsi masih kita lakukan pendataan,” tandasnya. [sar/ian]

  • Bantah Pernyataan RS Hermina, Keluarga Sebut Wahyu Tidak Dapat Penanganan Medis hingga Meninggal Dunia

    Bantah Pernyataan RS Hermina, Keluarga Sebut Wahyu Tidak Dapat Penanganan Medis hingga Meninggal Dunia

    Malang (beritajatim.com) – Keluarga mendiang Wahyu Widianto warga Jalan Bareng Tenes, Kota Malang membantah pernyataan Wakil Direktur RS Hermina Malang, Yuli Ningsih. Menurut keluarga pernyataan RS Hermina tidak sesuai fakta sebenarnya.

    “Ayah mulai dari rumah sampai tiba di RS Hermina sekitar 18.30 tetap di becak motor. Ayah tidak mendapat penanganan sama sekali,” ujar anak kedua mendiang Wahyu, yakni Elia Widianaputri (26) Selasa, (12/3/2024).

    Wahyu yang saat itu mengidap penyakit diabetes diantar oleh keluarga menggunakan becak motor sekira pukul 18.30 WIB, Senin, (11/3/2024) karena kondisinya kritis. Disana keluarga sempat berdebat dengan pihak RS Hermina karena Wahyu tidak mendapat penanganan dengan alasan bed penuh.

    Karena tidak mendapat penanganan keluarga ditolong oleh ambulans salah satu relawan untuk dibawa ke Rumah Sakit Saifu Anwar (RSSA) Kota Malang. Pada pukul 19.00 WIB Wahyu tiba dan dinyatakan meninggal dunia sebelum mendapat perawatan medis di RSSA.

    “Ayah tidak mendapat penanganan sama sekali. Hanya diperiksa mata, tidak ada alat medis sama sekali,” imbuh Elia.

    Pernyataan Elia membantah keterangan RS Hermina yang menyebut pasien sempat diperiksa oleh dokter jaga berpakaian non dinas. RS Hermina juga mengklaim telah menyiapkan kamar pasien meski tidak memberi tahu keluarga pasien.

    “Kita datang belum ditangani, mereka bilang hanya tidak ada bed. Karena kan itu sakit tetap di bektor. Kita minta tolong tapi tetap tidak bisa. Akhirnya ada relawan yang membawa ayah ke Rumah Sakit Saiful Anwar,” ujar Elia.

    Usai mendengar pernyataan Wakil Direktur RS Hermina Malang, Yuli Ningsih. Keluarga semakin kecewa dan sakit hati. Karena pernyataan RS Hermina tidak sesuai dengan fakta yang ada. Apalagi Elia adalah salah satu orang yang mengantar ayahnya pergi ke RS Hermina.

    “Saya pribadi sakit hati karena bapak sudah susah nafas saat di becak motor tapi tidak diberi penanganan. Dan pernyataan RS Hermina itu semuanya tidak benar. Soal ambulans ini dalam kondisi kritis tapi kita masih disuruh ngisi form administrasi,” ujar Elia.

    Sebelumnya, melalui Wakil Direktur RS Hermina Malang, Yuli Ningsih membantah anggapan itu. Mereka mengklaim telah memberikan penanganan awal lewat dokter jaga yang berpakaian tidak formal atau non dinas.

    “Sudah kami lakukan juga untuk penanganan awal dimana dokter jaga kami sudah memeriksa dan ditemukan juga bahwa saturasi (oksigen) 77,” ujar Yuli.

    Soal kamar pasien penuh dia juga menyangkal. Mereka mengklaim telah menyiapkan bed untuk mendiang Wahyu namun diam-diam tidak memberi tahu keluarga pasien.

    “Kami sudah menangani dengan kondisi memang bed kami saat itu full dan ada pasien yang duduk. Sehingga kami harus koordinasi internal untuk melakukan penambahan bed dari rawat inap yang harus kami turunkan ke IGD sesuai dengan keperluan pasien. Tapi tidak kami beritahukan ke keluarga” ujar Yuli.

    Yuli menyebut, bahwa saat pasien datang kondisinya masih bernafas. RS Hermina juga membenarkan bahwa pasien saat itu dalam kondisi gawat darurat atau perlu penanganan lebih lanjut.

    “Masih hidup (kondisi pasien). Tetapi memang butuh emergency atau penanganan lebih lanjut. Tapi kami sudah koordinasikan bahwa kami akan menurunkan bed tapi enggak kita komunikasikan ke keluarga,” ujar Yuli. (luc/ian)