Jenis Media: Regional

  • Terungkap, LSM Pelapor Ternyata Alumni SMAN 1 Luwu Utara, Bahkan Pernah Diajar Rasnal
                
                    
                        
                            Makassar
                        
                        15 November 2025

    Terungkap, LSM Pelapor Ternyata Alumni SMAN 1 Luwu Utara, Bahkan Pernah Diajar Rasnal Makassar 15 November 2025

    Terungkap, LSM Pelapor Ternyata Alumni SMAN 1 Luwu Utara, Bahkan Pernah Diajar Rasnal
    Editor
    LUWU UTARA, KOMPAS.com
    – Faisal Tanjung ternyata alumni Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Luwu Utara.
    Ia melaporkan dua guru
    SMAN 1 Luwu Utara

    Rasnal
    dan Abdul Muis.
    Laporannya ke Polres Luwu Utara terkait pungutan dana komite Rp 20.000 per orangtua siswa.
    Akibatnya
    Rasnal dan Abdul Muis
    sempat mendekam dalam tahanan dan dipecat dari Aparatur Sipil Negara (ASN).
    Beruntung Prabowo Subianto turun tangan dan membatalkan pemecatan keduanya.
    Faisal Tanjung merupakan aktivis dari Lembaga Advokasi Investigasi Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (BAIN HAM RI) Luwu Utara.
    Bahkan Faisal Tanjung pernah diajar oleh Rasnal.
    Fakta bahwa pelapor adalah mantan murid diungkap oleh Muhammad Alfaraby Rasnal, anak kandung Rasnal.
    “Faisal Tanjung ini juga Alumni Smansa Lutra (SMAN 1 Luwu Utara), tahun 2012 jurusan IPS. Dan muridnya bapak juga,” ujar Alfaraby, Jumat (14/11/2025).
    Faisal mengusut kasus ini setelah mendapat keterangan dari Feri salah satu siswa SMAN 1 Luwu Utara.
    “Kenapa bisa muncul masalah, karena ada salah satu siswa bernama Feri, notabenenya dia sering bergaul dengan LSM. Nah dia sampaikanlah, ke Faisal Tanjung,” bebernya.
    Kasus yang viral ini memicu gelombang dukungan, termasuk unjuk rasa dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Luwu Utara dan rapat dengar pendapat di DPRD Sulawesi Selatan.
    Setelah 5 tahun mencari keadilan, perjuangan kedua guru ini mendapat perhatian Presiden Prabowo Subianto.
    Sebelumnya, Faisal Tanjung mengatakan, pada Jumat, dirinya dimintai keterangan oleh pihak kepolisian terkait laporannya.
    Faisal menjelaskan, laporan tersebut didasarkan pada informasi seorang siswa, yang mengaku adanya pungutan di sekolah.
    Ia juga menyebut menerima bukti berupa pesan dari salah satu guru yang meminta siswa segera melunasi dana komite sebelum pembagian rapor.
    “Ada pesan di grup kelas XII Mipa 1 waktu itu. Gurunya mengingatkan siswa untuk bayar komite sebelum pembagian rapor. Di chat itu seolah-olah pembagian rapor tidak berjalan lancar kalau komite tidak dibayar,” kata Faisal.
    Menurut Faisal, ia kemudian mendatangi rumah Abdul Muis untuk meminta penjelasan secara langsung.
    “Saya datangi Pak Muis untuk menanyakan hal itu. Dia bilang itu sumbangan, bukan pungutan. Saya tanya, kalau sumbangan kenapa dipatok Rp 20.000 per siswa? Dia jawab itu hasil kesepakatan orang tua,” ucapnya.
    “Setahu saya, sumbangan itu diperbolehkan, tapi dalam bentuk barang, bukan uang dengan nominal tertentu,” tambahnya.
    Faisal mengaku kedatangannya saat itu murni untuk klarifikasi.
    Namun, ia menilai respons yang diterima justru membuat dirinya merasa “ditantang”.
    “Saya datang baik-baik, tapi malah dibilang, kalau merasa ada pelanggaran, silakan laporkan. Jadi saya laporkan,” ujarnya.
    Faisal juga mempertanyakan tudingan yang berkembang setelah putusan pengadilan dan proses rehabilitasi muncul.
    “Saya melapor berdasarkan informasi yang saya dapat. Kalau akhirnya dinyatakan bersalah di pengadilan, berarti laporan saya tidak salah. Tapi kenapa saya yang disalahkan?” ujarnya lagi.
    Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul
    Guru vs Mantan Siswa, Faisal Tanjung Pelapor 2 Guru Dipecat Ternyata Alumni SMAN 1 Lutra
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Petani 80 Tahun Meninggal Tertabrak Kereta Api di Kebumen
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 November 2025

    Petani 80 Tahun Meninggal Tertabrak Kereta Api di Kebumen Regional 15 November 2025

    Petani 80 Tahun Meninggal Tertabrak Kereta Api di Kebumen
    Tim Redaksi

    KEBUMEN, KOMPAS.com
    — Kecelakaan maut terjadi di Kecamatan Buayan, Kebumen. Dul Samid, seorang petani berusia 80 tahun, meninggal tertabrak kereta api pada Sabtu 15 November 2025, sekitar pukul 11.20 WIB.
    Insiden tragis itu terjadi ketika korban yang merupakan warga warga Dukuh Combong, Desa Jogomulyo, menyeberang di lintasan kereta tanpa palang pintu di wilayah Desa Jatiroto.
    Pada saat bersamaan, KA Argo Semeru jurusan Gambir–Surabaya Gubeng melaju dari arah barat di jalur 1, sehingga tabrakan tidak dapat dihindari.
    Tim gabungan dari Polres Kebumen, Polsek Buayan, Inafis, Pos Lantas Kretek, Babinsa, Puskesmas Buayan, kepala desa setempat, dan petugas perkeretaapian langsung mendatangi lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) serta evakuasi.
    Akibat benturan keras, tubuh korban terpental sekitar 20 meter ke sisi selatan rel.
    Korban dievakuasi ke RS PKU Muhammadiyah Gombong, namun pemeriksaan medis memastikan luka parah yang diderita membuat korban meninggal di lokasi kejadian.
    Wakapolres Kebumen Kompol Faris Budiman menyampaikan turut berduga atas peristiwa tersebut.
    “Kami turut berduka atas kejadian itu. Kerasnya benturan membuat korban meninggal di tempat,” ujar Wakapolres Kompol Faris Budiman dalam keterangan resminya pada Sabtu (15/11/2025).
    Kompol Faris Budiman mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati, terutama saat melintas di
    perlintasan tanpa palang
    pintu.
    Warga perlu memastikan agar jalur benar-benar aman.
    “Masyarakat harus memastikan jalur benar-benar aman. Lintasan tanpa palang memiliki risiko tinggi,” tegasnya.
    Polisi menyebut pemeriksaan awal menunjukkan korban kurang waspada saat menyeberang.
    Penyelidikan tetap dilakukan untuk memastikan tidak ada faktor lain dalam insiden ini.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Menemukan Damai Lewat Kerajinan Handmade

    Menemukan Damai Lewat Kerajinan Handmade

    Karena gelaran baru berlangsung dua hari, dia belum bisa memperkirakan omzetnya.

    “Produk saya ini kan kebutuhan tersier, bahkan mungkin barang mewah. Jadi orang biasanya beli setelah naksir dulu,” katanya.

    Yang terpenting, menurutnya, adalah promosi. “Yang utama itu dikenal dulu. Dari situ nanti order datang sendiri,” tutup dia.

    Terpisah, Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata Indonesia, Zita Anjani menyebut produk UMKM Lampung Selatan memiliki potensi besar untuk menembus pasar nasional hingga internasional.

    Selama berkeliling dari stan kuliner, kerajinan, hingga fashion lokal, Zita dan Audrey maskot “King of the Jungle” disambut hangat oleh para pelaku usaha serta masyarakat.

    “Banyak warga yang antusias menunjukkan produk kebanggaan daerahnya, mulai dari makanan khas hingga kerajinan tangan kreatif,” bebernya.

    Zita menegaskan bahwa dukungan publik dan pemerintah terhadap produk lokal menjadi kunci agar UMKM Lampung Selatan terus berkembang.

    Dia mengajak masyarakat untuk hadir dan menikmati Lamsel Fest 2025 yang masih berlangsung hingga 16 November 2025.

    “Cinta produk lokal berarti bangga pada karya sendiri,” tutup dia.

  • Siswa MTs Jombang Meninggal Dunia Saat Belajar di Sekolah
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        15 November 2025

    Siswa MTs Jombang Meninggal Dunia Saat Belajar di Sekolah Surabaya 15 November 2025

    Siswa MTs Jombang Meninggal Dunia Saat Belajar di Sekolah
    Editor
    JOMBANG, KOMPAS.com
    – Seorang siswa madrasah tsanawiyah (MTs) swasta di Desa Jarakkulon, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang meninggal mendadak saat proses belajar mengajar berlangsung, Sabtu (15/11/2025) pagi.
    Korban berinisial GM (13), warga Desa Selorejo, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten
    Jombang
    . Ia duduk di bangku kelas VII.
    Peristiwa tersebut berlangsung sekitar pukul 09.00 saat proses pembelajaran sedang berlangsung.
    Menurut keterangan warga lingkungan madrasah yang tidak ingin disebutkan identitasnya, GM sempat pingsan mendadak di kelas.
    Guru dan staf sekolah kemudian membawa siswa tersebut ke ruang kesehatan untuk mendapatkan pertolongan awal. Namun, upaya tersebut tidak berhasil.
    “Anaknya tiba-tiba jatuh pingsan ketika pelajaran berlangsung. Dibawa ke UKS, tapi setelah dicek petugas medis puskesmas dinyatakan sudah meninggal,” ucap salah satu warga madrasah ini.
    Kabar duka ini juga dibenarkan Kepala Desa Selorejo, Janji Ainur Rofiq. Ia menyebut, GM tidak memiliki riwayat penyakit mencolok atau keluhan sebelum kejadian.
    “Benar, GM meninggal mendadak di sekolah pagi tadi. Tidak ada tanda-tanda sakit sebelumnya,” ujarnya saat dikonfirmasi terpisah melalui sambungan seluler pada Sabtu (15/11/2025).
    Jenazah GM langsung dipulangkan ke rumah keluarga di Selorejo dan telah dimakamkan pada hari yang sama.
    Rofiq mengatakan, selama ini GM tinggal bersama neneknya, sedangkan kedua orangtuanya bekerja di Sidoarjo.
    “Kalau kiriman dari kedua orangtuanya lancar. Anak ini tinggal dengan neneknya di rumahnya. Keluarga juga tadi sudah mengetahui informasi ini,” ucapnya. 
    Pihak kepolisian telah mendatangi lokasi untuk melakukan pemeriksaan awal guna memastikan penyebab kematian siswa tersebut.
    “Petugas sudah berada di sekolah untuk menelusuri lebih lanjut,” kata Rofiq.
    Hingga kini, penyebab pasti meninggalnya GM masih menunggu hasil pemeriksaan polisi dan pihak medis.
    Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul “BREAKING NEWS Siswa MTs Jombang Meninggal Mendadak Saat Sekolah, Polisi Turun Tangan.”
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Update Pencarian Korban Longsor Cibeunying Cilacap Hari Ketiga: 11 Meninggal, 12 Hilang
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 November 2025

    Update Pencarian Korban Longsor Cibeunying Cilacap Hari Ketiga: 11 Meninggal, 12 Hilang Regional 15 November 2025

    Update Pencarian Korban Longsor Cibeunying Cilacap Hari Ketiga: 11 Meninggal, 12 Hilang
    Tim Redaksi

    CILACAP, KOMPAS.com
    – Operasi pencarian hari ketiga korban longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, ditutup pada Sabtu (15/11/2025) petang.
    Pada hari ketiga ini,
    tim SAR
    gabungan berhasil menemukan delapan jenazah. 
    Seluruh korban yang ditemukan merupakan warga Dusun Cibuyut.
    Dengan demikian, sampai saat ini total terdapat 11 korban yang meninggal dunia.
    Kepala Kantor SAR (Basarnas)
    Cilacap
    , M Abdullah menyampaikan, saat ini masih tersisa 12 korban yang belum ditemukan.
    “Di hari ketiga ini berhasil menemukan dan mengevakuasi delapan korban meninggal dunia. Korban tersisa 12 orang (yang belum ditemukan),” katanya, Sabtu (15/11/2025).
    Diberitakan sebelumnya, ketebalan material longsor di Desa
    Cibeunying
    mencapai 8 meter.
    Kondisi tersebut menjadi salah satu kendala yang dialami tim SAR gabungan dalam melakukan operasi
    pencarian
    korban hilang selama beberapa hari terakhir.
    “Karena kita lihat bersama bahwa korban-korban ini tertimbun sangat dalam, terutama yang di bawah (Dusun Tarukahan). Itu ada kedalaman dari 2-3 meter sampai dengan 8 m,” ungkap Deputi Bidang Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Mayjen TNI Budi Irawan di lokasi bencana, Sabtu (15/11/2025).
    Oleh karena itu, hari ini pihaknya kembali menambah jumlah alat berat untuk memudahkan pencarian.
    “Awalnya alat berat hanya ada dua, kemudian tambah dua menjadi empat. Sekarang sudah bertambah lagi menjadi tujuh. Dan kami dapat perbantuan lagi dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Ibu Diana. Nantinya akan ada sampai dengan 12 alat berat,” jelas Budi.
    Selain pencarian korban, pemerintah juga memastikan terpenuhinya kebutuhan dasar para korban dan masyarakat terdampak.
    “Perlu kami sampaikan juga bahwa untuk diketahui seluruh kebutuhan dasar baik korban maupun terdampak dari bencana alam ini semuanya sudah terpenuhi. Jadi kami sampaikan seluruh kebutuhan dasar semuanya sudah terpenuhi,” ujar Budi.
    BNPB menyiapkan modifikasi cuaca untuk mengurangi potensi hujan di wilayah terdampak
    longsor Cibeunying
    .
    Modifikasi cuaca dilakukan dengan menabur garam di awan. Armada dan logistik rencananya akan diberangkatkan dari Lanud Husein Sastranegara, Bandung.
    Langkah ini dilakukan untuk mendukung percepatan operasi pencarian korban yang masih hilang akibat tanah longsor yang terjadi pada Kamis (13/11/2025) malam lalu.
    Budi Irawan mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kepala BNPB untuk percepatan pelaksanaan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
    “Tadi saya sudah berkoordinasi dengan Kepala BNPB. Kami minta agar di wilayah sini, di Kabupaten Cilacap, diadakan modifikasi cuaca,” kata Budi Irawan saat ditemui di lokasi bencana, Sabtu (15/11/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ribuan Guru dan Siswa Siap Jemput "Pahlawan Sekolah" Rasnal dan Abdul Muis di Luwu Sulsel
                
                    
                        
                            Makassar
                        
                        15 November 2025

    Ribuan Guru dan Siswa Siap Jemput "Pahlawan Sekolah" Rasnal dan Abdul Muis di Luwu Sulsel Makassar 15 November 2025

    Ribuan Guru dan Siswa Siap Jemput “Pahlawan Sekolah” Rasnal dan Abdul Muis di Luwu Sulsel
    Editor
    LUWU UTARA, KOMPAS.com
    – Guru dan siswa SMAN 1 Luwu Utara menyiapkan penyambutan meriah kedatangan Rasnal dan Abdul Muis.
    Keduanya akan dijemput ribuan guru dan siswa di perbatasan Luwu dan Luwu Utara, Selasa (18/11/2025).
    “Penjemputan Selasa siang. Batal penjemputan Senin karena mau ketemu dulu Pak Rasnal dan Pak Muis dengan Gubernur,” ujar Jusman, Ketua Media Infokom PGRI Luwu Utara.
    Selain Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Luwu Utara, para guru dan siswa
    SMAN 1 Luwu
    Utara juga akan turut menyambut keduanya.
    Prosesi penyambutan di lingkungan sekolah akan digelar pada Selasa (18/11/2025), sebagai bentuk kegembiraan keluarga besar sekolah atas dipulihkannya status Aparatur Sipil Negara (ASN)
    Rasnal dan Abdul Muis
    .
    “Kami senang sekali dengan dipulihkannya status ASN Pak Rasnal dan Pak Muis. Kegembiraan itu akan kami ungkapkan lewat penyambutan pada hari Selasa,” ujar Guru SMAN 1 Luwu Utara, Isnandar, saat ditemui di Masamba, Sabtu (15/11/2025).
    Meski Rasnal kini tidak lagi mengajar di SMAN 1 Luwu Utara, Isnandar memastikan pihak sekolah tetap mengundangnya untuk hadir karena kasus yang menimpa keduanya berawal dari sekolah yang berada di Kelurahan Kappuna, Kecamatan Masamba itu.
    “Saya sudah hubungi Pak Rasnal kemarin, dan beliau siap hadir pada prosesi penyambutan di sekolah,” katanya.
    Isnandar juga membocorkan sejumlah rangkaian acara yang akan digelar di SMAN 1 Luwu Utara.
    “Nanti kami akan sambut dengan tarian Paduppa. Kemudian Kepala Sekolah, atau yang mewakili, akan memasangkan baju Korpri kepada keduanya,” jelasnya.
    Kasus yang menjerat Rasnal dan Abdul Muis bermula dari polemik dana komite sekolah.
    Saat itu, pihak sekolah meminta sumbangan sukarela sebesar Rp20 ribu per bulan kepada orang tua siswa untuk membantu pembayaran insentif guru honorer.
    Namun, salah satu LSM melaporkan adanya dugaan pungutan liar (pungli) dalam pengelolaan dana tersebut.
    Laporan itu membuat mantan Kepala SMAN 1 Luwu Utara, Rasnal, serta Bendahara Komite, Abdul Muis, ditetapkan sebagai tersangka.
    Keduanya sempat ditahan di Rutan Masamba dan menerima Surat Keputusan Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) dari Gubernur Sulsel.
    Keputusan itu memicu penolakan dari kalangan guru.
    PGRI Luwu Utara menggelar aksi unjuk rasa menuntut keadilan, menilai kebijakan tersebut tidak proporsional.
    Pada Rabu (12/11/2025), Rasnal dan Abdul Muis bersama PGRI Luwu Utara mengadukan nasib mereka ke DPRD Sulsel, kemudian bertolak ke Jakarta untuk menemui Presiden.
    Presiden Prabowo menyetujui rehabilitasi dan memulihkan status ASN keduanya.
    Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul
    Ribuan Guru dan Siswa Siap Jemput ‘Pahlawan’ Sekolah Rasnal dan Abdul Muin di Batas Luwu – Lutra
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Belasan Ribu Ayam Mati Gara-Gara Listrik Padam, Warga Aceh Gugat PLN Rp 1,7 M

    Belasan Ribu Ayam Mati Gara-Gara Listrik Padam, Warga Aceh Gugat PLN Rp 1,7 M

    Liputan6.com, Jakarta- Seorang peternak ayam broiler di Aceh menggugat Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebesar Rp 1,7 miliar karena ribuan ayam pedaging miliknya mati diakibatkan pemadaman listrik. Gugatan dilayangkan ke Pengadilan Negeri (PN) Blangpidie pada Rabu (12/11/2025).

    Penggugat M. Hatta merupakan warga Desa Blang Raja, Kecamatan Babahrot, Kabupaten Aceh Barat Daya, yang mendirikan peternakan ayam broiler di Ujung Padang, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya. Adapun jumlah ayam broiler yang mati menurut Hatta mencapai 19.500 ekor.

    Kepada Liputan6.com, Hatta menjelaskan bahwa belasan ribu ekor ayamnya itu mati akhir September lalu. Waktu itu, di Aceh sedang berlaku pemadaman listrik secara bergilir dan sempat terjadi byarpet.

    “Jadi pada tanggal 29 September, di siang hari jam satu siang, lebih kurang, listrik itu sudah mati padam, hidup padam, hidup padam. Ketika jam 5, entah jam 6 sore, itu baru mati total,” tutur Hatta, dihubungi Liputan6.com, Sabtu siang (15/11/2025).

    Hatta mengatakan dirinya sempat melaporkan pemadaman tersebut ke sebuah grup berisi gabungan para pebisnis lokal. Tujuannya, agar pejabat PLN setempat yang kebetulan juga berada di dalam grup tersebut tahu.

    Hatta merasa khawatir pada kondisi ayam ternaknya karena blower atau alat sirkulasi udara untuk kandang ayamnya tidak berfungsi jika arus listrik putus. Sementara, nasib ribuan ayam di dalam kandang yang sudah siap panen bergantung pada blower tersebut.

    “Sistem di dalam itu memang sangat identik dengan sistem hidup blower, siklus udara angin. Karena dia tertutup semua. Dua puluh menit blower itu enggak hidup, dia (ayam, red) akan down. Memang sangat ketergantungan dengan listrik,” jelas Hatta.

    Malam harinya, dua orang petugas PLN datang ke peternakan Hatta untuk mengecek. Kepada salah seorang petugas, Hatta sempat bertanya kapan listrik akan kembali normal karena peternakan tersebut hanya memiliki satu genset.

    “Sementara saya ayam sudah mau 30 hari, mau panen. Saya bilang kayak gitu. Mereka jawab, ‘kita doakan saja, bang. Kami tidak tahu’,” cerita Hatta.

    Listrik kembali normal dini hari menjelang subuh. Namun, jumlah voltase ternyata tidak cukup sehingga Hatta memilih untuk tetap menggunakan genset untuk mengaktifkan blower di peternakan.

    Keesokan harinya, Hatta kembali mengirimkan pesan melalui WhatsApp ke nomor yang menurutnya terkoneksi melalui fitur pengaduan PLN Mobile. Namun, dia mengaku tidak pernah mendapat jawaban kapan listrik akan kembali normal.

    Hatta waktu itu mulai merasa riskan sebab genset satu-satunya yang ada di peternakan sudah bekerja terlalu lama. Bila perlu, Hatta akan membeli genset baru untuk menjamin agar belasan ribu ekor ayamnya dapat dipanen tepat waktu, tetapi dia perlu kejelasan dari pihak PLN sampai kapan listrik padam.

    “Di jam tiga, jam 15 lebih kurang, generator itu hangus. Mesin hidup tetapi generatornya tidak bisa mengeluarkan arus listrik,” terang Hatta.

    Hatta dan para pekerja di peternakannya langsung menurunkan tenda agar kandang ayam memiliki sirkulasi. Mereka juga menyemprotkan air agar suhu badan unggas-unggas tersebut tetap terjaga.

    “Tetapi ayam enggak selamat waktu itu. Dalam 20 menit, 90 persen ayam sudah mati,” sebut Hatta.

    Menurut Hatta, dalam kondisi panik, dia sempat menghubungi petugas PLN setempat untuk meminjam genset, tetapi kata petugas yang menerima telepon dari Hatta, menjawab mereka tidak memiliki genset untuk dipinjamkan. Hatta sendiri sebenarnya tahu bahwa ayam-ayamnya saat itu sudah tidak tertolong lagi.

    “Walau ada genset pun, itu ayam enggak bisa terselamatkan. Dua puluh lima menit saja mati listrik, sudah kacau karena sistemnya, kan, pakai blower,” keluhnya.

    Sementara itu, kendaraan pengangkut yang akan menyuplai ayam-ayam tersebut ke pedagang, menurut Hatta, sedang berjalan menuju ke peternakan. Hatinya pun hancur mumur kala itu.

  • Tangis 2 Guru "Pahlawan" Rasnal dan Abdul Muis Pecah Saat Dijemput Ratusan Guru di Bandara
                
                    
                        
                            Makassar
                        
                        15 November 2025

    Tangis 2 Guru "Pahlawan" Rasnal dan Abdul Muis Pecah Saat Dijemput Ratusan Guru di Bandara Makassar 15 November 2025

    Tangis 2 Guru “Pahlawan” Rasnal dan Abdul Muis Pecah Saat Dijemput Ratusan Guru di Bandara
    Editor
    MAKASSAR, KOMPAS.com
    – Suasana haru menyelimuti area kedatangan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sabtu (15/11/2025).
    Dua guru asal Luwu Utara, Abdul Muis dan Rasnal, disambut bak pahlawan oleh ratusan anggota Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan (Sulsel)
    Begitu keduanya muncul di pintu kedatangan, pelukan dan tangis pecah seketika.
    Para guru berbaju seragam khas PGRI langsung merangkul Abdul Muis dan Rasnal, yang terlihat berkaca-kaca dan beberapa kali menyeka air mata.
    Keduanya tenggelam dalam pelukan sahabat-sahabat seperjuangan yang sejak pagi telah menunggu kedatangan mereka.
    Tak hanya itu, Sekretaris Umum
    PGRI Sulsel
    , Dr Abdi juga terharu melihat perjuangan keduanya dan langsung memeluk mereka.
    Sejumlah guru terlihat meneteskan air mata menyaksikan momen ini.
    Ada yang menunduk sambil terisak, ada pula yang mengangkat ponsel untuk mengabadikan detik-detik penuh kelegaan tersebut.
    Beberapa anggota PGRI juga ikut memeluk erat keduanya, sebagai simbol solidaritas setelah perjuangan panjang yang mereka lalui.
    Kedatangan Abdul Muis dan Rasnal disambut bukan hanya sebagai bentuk dukungan moral, tetapi juga sebagai wujud kebersamaan keluarga besar PGRI yang sejak awal mengikuti perkembangan nasib dua guru itu.
    Momen ini menjadi gambaran nyata betapa kuatnya ikatan dan solidaritas di kalangan para pendidik.
    Suasana bandara yang biasanya riuh oleh lalu-lalang penumpang, sore itu berubah menjadi ruang penuh keharuan.
    Senyum, tangis, dan pelukan menyatu menjadi simbol kemenangan dan kelegaan bagi dua guru yang akhirnya kembali dipertemukan dengan rekan-rekan mereka.
    Hingga rombongan meninggalkan bandara, suasana haru masih tampak jelas di wajah banyak guru yang hadir.
    Hari itu menjadi penanda solidaritas PGRI yang berdiri teguh mengawal anggotanya hingga akhir.
    Rasnal dan Muis di berikan sanksi Pemutusan Tidak Dengan Hormat (PTDH).
    PTDH mereka setelah putusan Mahkamah Agung (MA) menyatakan mereka bersalah karena memungut dana sebesar Rp 20.000 dari peserta didik.
    Uang itu dipergunakan untuk membayar gaji para honorer yang tidak terbayarkan selama beberapa bulan.
    Padahal, sumbangan itu juga disepakati oleh masing-masing orang tua murid.
    Keterlambatan gaji itu sebelum Rasnal menjadi Kepal Sekolah di SMA 1 Luwu Utara.
    Rasnal adalah Kepala SMA 1 Luwu Timur dan Abdul Muis menjabat Bendahara Komite Sekolah sebelum di-PTDH.
    Lalu, Presiden Prabowo Subianto memberikan rehabilitasi terhadap dua guru asal Luwu Utara.
    Rehabilitasi hukum sendiri adalah pemulihan kedudukan, baik keadaan maupun nama baik, seperti semula.
    Rehabilitasi merupakan salah satu dari empat hak prerogatif atau hak istimewa yang dimiliki presiden.
    Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul
    Tangis Rasnal dan Abdul Muis Pecah Saat Dijemput Ratusan Anggota PGRI di Bandara Sultan Hasanuddin
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hujan Seharian, Tebing di Padureso Kebumen Longsor Hantam Rumah Warga
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 November 2025

    Hujan Seharian, Tebing di Padureso Kebumen Longsor Hantam Rumah Warga Regional 15 November 2025

    Hujan Seharian, Tebing di Padureso Kebumen Longsor Hantam Rumah Warga
    Tim Redaksi

    KEBUMEN, KOMPAS.com
    – Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Padureso, Kabupaten Kebumen sejak Jumat (14/11/2025) sore hingga Sabtu (15/11/2025) dini hari memicu terjadinya tanah longsor di Dukuh Kalapacung, Desa Sidototo.
    Longsor terjadi pada Sabtu (15/11/2025) pagi dan menimpa rumah milik Ngadimin (51), warga setempat.
    Meski tidak ada korban jiwa, peristiwa ini sempat membuat panik warga sekitar. Kerugian ditaksir mencapai Rp17 juta.
    Wakapolres Kompol Faris Budiman mengatakan laporan pertama diterima dari Kepala Desa Sidototo, Sulyanto, sekitar pukul 08.15 WIB.
    Menindaklanjuti laporan tersebut, Polsek
    Padureso
    langsung mengirimkan personel untuk pengecekan dan penanganan awal.
    “Tebing setinggi enam meter dengan panjang sekitar sepuluh meter di sisi rumah korban ambrol akibat struktur tanah yang tidak mampu menahan derasnya hujan sejak sore sebelumnya. Beruntung, tidak ada korban jiwa,” ujar Kompol Faris.
    Warga menyebut hujan turun tanpa henti sejak Jumat pukul 15.00 WIB hingga menjelang pagi.
    Kondisi itu membuat tebing menjadi labil dan akhirnya longsor, menghantam dinding rumah Ngadimin dan menimbulkan kepanikan.
    Petugas gabungan dari Polsek Padureso, Posramil, Pemerintah Desa Sidototo, dan Tim Reaksi Cepat (TRC) Kebencanaan Kecamatan Padureso langsung melakukan asesmen serta pembersihan material longsor.
    “Padureso memiliki banyak tebing curam dan struktur tanah yang labil. Karena itu, tim langsung bergerak cepat agar risiko tidak semakin besar,” tambah Kompol Faris.
    Pada Sabtu siang, personel gabungan dan warga bergotong-royong membersihkan material longsor yang menutup akses di sisi rumah korban.
    Polres
    Kebumen
    juga berkoordinasi dengan BPBD untuk langkah lanjutan, termasuk pemantauan kondisi tebing serta imbauan kewaspadaan kepada warga mengingat curah hujan diprediksi masih tinggi.
    “Kami mengimbau warga segera melapor apabila melihat retakan atau pergerakan tanah sekecil apa pun. Ini penting untuk mencegah dampak lanjutan,” jelasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pengemudi Bus Harapan Jaya Jadi Tersangka yang Tewaskan Pengendara Motor di Tulungagung
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        15 November 2025

    Pengemudi Bus Harapan Jaya Jadi Tersangka yang Tewaskan Pengendara Motor di Tulungagung Surabaya 15 November 2025

    Pengemudi Bus Harapan Jaya Jadi Tersangka yang Tewaskan Pengendara Motor di Tulungagung
    Editor
    TULUNGAGUNG, KOMPAS.com
    – Satlantas Polres Tulungagung, Jawa Timur menetapkan pengemudi bus Harapan Jaya sebagai tersangka atas kecelakaan lalu lintas yang menewaskan satu orang di Desa Gilang, Kecamatan Ngunut, Jumat (14/11) sore.
    Kasat Lantas Polres
    Tulungagung
    AKP Mochamad Taufik Nabila dalam rilis gelar perkara kecelakaan, Sabtu (15/11/2025) mengatakan, sopir dinilai lalai saat mendahului kendaraan hingga menyebabkan tabrakan dengan pengendara motor.
    “Akibatnya satu orang meninggal dunia dan satu lainnya mengalami luka ringan. Berdasarkan hasil penyelidikan, pengemudi bus kami tetapkan sebagai tersangka karena kelalaiannya,” ujar Taufik.
    Kecelakaan terjadi sekitar pukul 16.20 WIB, ketika bus AG 7707 US yang dikemudikan Kris Wahyudi (46) berusaha menyalip sepeda motor di depannya.
    Pada saat bersamaan, dari arah berlawanan melaju truk tebu sehingga pengemudi bus membanting setir ke kiri dan menabrak sepeda motor Suzuki Shogun yang berada di lajurnya.
    Korban meninggal diidentifikasi atas nama Juliana Wati (46), warga Kaliwungu, Ngunut. Adapun Ebenhaezer Handy Akira Tjhajadi (19) mengalami luka ringan.
    Penyidik telah mengamankan barang bukti berupa satu unit bus, satu unit sepeda motor, serta SIM B II Umum milik tersangka.
    Pemeriksaan urine terhadap pengemudi menunjukkan hasil negatif narkoba.
    Polisi juga mencocokkan data perjalanan bus dengan catatan Terminal Patria Blitar yang merekam keberangkatan bus pukul 16.00 WIB menuju Magelang, atau 20 menit sebelum kecelakaan terjadi.
    Ataas kelalaian pengemudi bus yang menyebabkan korban meninggal dunia, tersangka dijerat Pasal 310 Ayat (4) UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dengan ancaman hukuman hingga enam tahun penjara.
    Taufik menegaskan, Satlantas Polres Tulungagung akan meningkatkan pengawasan terhadap angkutan umum, termasuk penindakan melalui ETLE maupun tilang manual bagi pengemudi yang membahayakan pengguna jalan.
    “Kami juga mengimbau masyarakat melaporkan jika mendapati pengemudi bus yang ugal-ugalan demi keselamatan bersama,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.