Jenis Media: Regional

  • Kisah Mistis di Balik RS Gatoel Mojokerto: Pembuangan Jenazah Pejuang dan Luka Perang

    Kisah Mistis di Balik RS Gatoel Mojokerto: Pembuangan Jenazah Pejuang dan Luka Perang

    Mojokerto (beritajatim.com) -Kisah Kebakaran di RS Gatoel Kota Mojokerto membuat warga menjadi mengingat nostalgia saat menjalani perawatan medis atau sedang merasakan pemeriksaan di RS terkemuka di Kota Mojokerto ini.

    Bagi sebagian warga sekitar, area belakang RS Gatoel Mojokerto menyimpan aura mistis dan cerita-cerita angker. Di balik megahnya bangunan modern, tersimpan sejarah kelam yang meninggalkan jejak tak terlupakan.

    Berdasarkan penelusuran Ayuhanafiq, seorang penulis sejarah Mojokerto di Facebook (beritajatim.com telah meminta ijin untuk menculpiknya).

    “Pada masa revolusi, RS Gatoel diambil alih oleh Republik Indonesia,” kata Ayuhanafiq.

    Mojokerto menjadi pusat pengungsian dan RS Gatoel pun menjadi rumah sakit Divisi IV Narotama pimpinan Kolonel Sungkono.

    Peralatan kesehatan dari RS Simpang Surabaya dipindahkan ke RS Gatoel untuk meningkatkan kemampuannya dalam menangani korban pertempuran. Lorong dan teras pun dimanfaatkan sebagai ruang perawatan karena jumlah pasien yang membludak.

    Pada pertengahan Maret 1947, Belanda menduduki Mojokerto dan RS Gatoel. Pasien yang kebanyakan pejuang tidak sempat dievakuasi dan mengalami nasib tragis.

    Menurut beberapa kesaksian, tentara Belanda membunuh sebagian pejuang dan menguburkan mereka dalam lubang besar di belakang rumah sakit.

    Setelah kemerdekaan, RS Gatoel dibagi dua. Sebagian digunakan oleh TNI dan dinamai RS Hoediono Singgih, sedangkan sisanya dikembalikan kepada pihak PN Perkebunan dan berkembang menjadi RS Gatoel yang kita kenal sekarang.

    Kisah kelam di balik RS Gatoel menjadi pengingat sejarah kelam bangsa. Luka perang dan pengorbanan para pejuang terekam dalam setiap sudut bangunan, dan aura mistis yang tercipta menjadi pengingat akan tragedi yang tak terlupakan. (ted)

  • Keponakan Ceritakan Keseharian Semi di Magetan 

    Keponakan Ceritakan Keseharian Semi di Magetan 

    Magetan (beritajatim.com) – Semi, nenek 90 tahun, hidup di sebuah rumah kecil di Desa Gebyog, Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan. Rumahnya sederhana, tanpa perabotan elektronik. Hanya lampu neon redup yang menerangi ruangan.

    Kamar tidurnya menyatu dengan ruang makan. Ruang tamu dipisahkan dengan lemari dan gorden. Tak ada sofa atau meja, hanya kursi plastik sederhana.

    Mbah Semi memiliki dua adik di desa yang sama, tetapi tinggal di rumah berbeda. Keponakannya, Wintarti, mengatakan Mbah Semi memilih tinggal sendiri. “Mbah Semi tidur di rumah keponakannya malam hari. Jaraknya dekat,” ujar Wintarti.

    Meskipun tinggal sendiri di rumah saat siang, Semi rajin bertetangga. Dia membantu tetangganya membuat kerupuk lempeng untuk mengisi waktu.

    Wintarti membantah bahwa Semi tidak menerima sejumlah bantuan. Wintarti memastikan dirinya sering mengambil bantuan dari pemerintah dan memberikannya kepada Semi.

    “Mbah Semi menerima Bantuan Bunda Kasih Rp 300.000. Saya tabung sebagian untuk kebutuhannya seperti pijat atau obat-obatan,” papar Wintarti.

    Semi mengaku kondisinya sehat dan bersyukur atas bantuan yang diterimanya. “Saya tinggal sendiri. Malam tidur di rumah ponakan. Saya sepuh tidak kerja, jadi cuma bersih-bersih rumah. Bersyukur dapat bantuan beras,” kata Mbah Semi.

    Sebelumnya diberitakan, Kisah Semi (90), seorang nenek warga Desa Gebyog Kecamatan Karangrejo Kabupaten Magetan mendadak gempar. Semi dikabarkan hidup dan sebatang kara dan tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah.

    Narasi itu bahkan mencuat di Rapat Kerja Komisi VIII DPR RI. Legislator Partai Golkar Muhammad Ali RIdha bercerita ke Menteri SOsial RI Tri Rismaharini bahwa Semi hidup sebatang kara dan tak mendapatkan bantuan. Ali menambahkan, Semi hanya makan kacang panjang dan tahu rebus saja. Tak ada beras untuk dimakan.

    Mendengar cerita Ali Ridha, Risma pun menangis di depan jajaran anggota DPR RI. Video itu pun viral di sejumlah media sosial. Namun, bagaimana faktanya di lapangan?

    Usut punya usut, Semi ternyata sudah mendapatkan berbagai macam bantuan sejak 2019 hingga saat ini. Kepala Dinas Sosial Magetan Parminto Budi Utomo mengatakan, berbagai macam bantuan sudah digelontorkan sejak 2019 lalu. Kemudian, Semi juga masih aktif sebagai penerima bantuan yang sudah masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

    “Mbah Semi ini sudah masuk dalam layanan BPJS, penerima bantuan iuran. Kartunya aktif, jika ada keluhan, bisa digunakan untuk berobat secara gratis. Kemudian juga sudah masuk DTKS dan juga merupakan penerima bantuan pangan non tunai (BPNT),” terang Parminto, Kamis (21/3/2024).

    Kemudian, ada pula bantuan dari Sentra Terpadu Kartini Temanggung yang berada di bawah Kemensos. Hingga Bantuan Permakanan Kemensos dalam bentuk makan tiap hari sebanyak dua kali. Sekali makan, nilainya Rp25.000, kemudian yang memberikan makan merupakan kelompok masyarakat yang yang sudah ditunjuk. Ditambah bantuan cadangan pangan, sebulan mendapatkan bantuan beras 10 kilogram. Namun, dilewatkan kerabat karena dikhawatirkan Semi tak bisa memasak dengan mudah.

    Tak hanya itu, untuk bantuan bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Magetan, Semi mendapatkan bantuan dari program Bunda Kasih. Bantuan itu berupa permakanan. ‘’Nilainya Rp300.000 per bulan. Ini walinya yang ditunjuk untuk memasak dan menyalurkan makanan tersebut kepada Mbah Semi,’’ terang Parminto.

    Parminto menjamin, Semi tidak hidup sendirian dan kekurangan bantuan. Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Magetan sudah memberikan perhatian dan memantau kondisi Semi lewat Pemdes dan kerabat.

    Sementara itu, Kades Gebyog Suyanto memastikan pihaknya selalu mengutamakan Semi sebagai penerima bantuan. Utamanya saat pembagian zakat atau bantuan dari beberapa lembaga. “Kami selalu mengupayakan agar Mbah Semi ini mendapatkan bantuan. Kalau pembagian zakat, nama Mbah Semi kami selalu utamakan,” katanya.

    Diketahui, Semi tidak tinggal sendiri di rumah. Saat siang, dia tinggal di rumahnya sendiri, namun saat malam, dia tidur di rumah keponakannya. Sehingga, Semi tak hidup sebatang kara. [fiq/suf]

  • Menelusuri RS Gatoel Mojokerto: Dulunya Milik Juragan Pabrik Gula Belanda Eschauzier

    Menelusuri RS Gatoel Mojokerto: Dulunya Milik Juragan Pabrik Gula Belanda Eschauzier

    Mojokerto (beritajatim.com) – Kebakaran yang melanda RS Gatoel dini hari tadi membawa kita kembali ke jejak sejarah panjang rumah sakit tersebut. Dahulu, RS Gatoel merupakan milik seorang warga negara Belanda bernama Eschauzier.

    Menurut Ayunafiq dalamm tulisannya di laman facebook (beritajatim.com telah ijin mencupliknya) menjelaskan pada tanggal 4 April 1930, sebuah rumah sakit diresmikan di Mojokerto.

    “Fasilitas kesehatan yang terhitung modern itu dinamakan Eschauzierfabriken Ziekenhuis atau Rumah Sakit Pabrik (Gula) Eschauzier,” kata Ayuhanafiq asal Mojokerto ini menjelaskan.

    Awal Mula Klinik Pabrik Gula

    Letaknya di Jalan Gatoel, membuat masyarakat lebih mengenalnya sebagai Rumah Sakit Gatoel. Sesuai namanya, rumah sakit ini dikhususkan untuk melayani para pegawai pabrik gula milik Eschauzier.

    Sebagai seorang taipan gula, Eschauzier memiliki banyak pabrik gula di wilayah Mojokerto, dengan SF Brangkal, Dinojo, Sentanen Lor, dan Ketanen sebagai yang terbesar. Ribuan orang yang terlibat dalam proses produksi gula membutuhkan layanan kesehatan yang memadai, dan itulah yang mendorong Eschauzier untuk membangun rumah sakit ini.

    Perkembangan Fasilitas Kesehatan

    Awalnya, di lokasi tersebut terdapat sebuah poliklinik bernama Polikliniek Gatoel yang didirikan pada tahun 1927. Seiring meningkatnya jumlah pasien, kebutuhan akan fasilitas yang lebih lengkap pun semakin mendesak.

    Menjadi Rumah Sakit Modern

    Zeikenhuis Eschauzier, nama resmi RS Gatoel saat itu, diawasi langsung oleh Prof. Rodenwaldt dari Dienst der Assaineering, dinas urusan kebersihan. Keterlibatan seorang pejabat dengan gelar akademis tinggi menunjukkan keseriusan Eschauzier dalam membangun fasilitas kesehatan yang modern.

    Melayani Pasien dari Berbagai Golongan

    Meskipun difokuskan untuk para pegawai pabrik gula, RS Gatoel juga melayani pasien umum. Hal ini dikarenakan Mojokerto memiliki populasi orang asing yang cukup besar, yaitu sekitar 10% dari total penduduk 400 ribu jiwa.

    Mayoritas orang asing di Mojokerto, sekitar 1.600 orang, bekerja di industri gula, sedangkan 4.500 orang China berfokus pada sektor perdagangan. Kedua golongan ini menjadi pengguna utama layanan RS Gatoel, bahkan pasien dari Jombang pun turut berobat di sana.

    Jejak Eschauzier di Bidang Kesehatan

    Selain RS Gatoel, Eschauzier juga membangun beberapa poliklinik, seperti di dekat Pabrik Ketanen Kutorejo. Di Surabaya, ia mendirikan Rooms Katholiek Ziekenhuis (RKZ) yang masih dikenal hingga saat ini.

    Kebakaran RS Gatoel menjadi kehilangan besar bagi dunia kesehatan di Mojokerto. Namun, sejarah panjang dan kontribusinya dalam melayani masyarakat akan selalu dikenang. (ted)

  • Dinkes dan BPOM Kediri Temukan Takjil Mengandung Boraks

    Dinkes dan BPOM Kediri Temukan Takjil Mengandung Boraks

    Kediri (beritajatim.com) – Dinas Kesehatan Kota Kediri dan BPOM Kediri melakukan sidak ke pedagang takjil dadakan di Jalan Agung Suprapto, pada Kamis sore (21/3/2024). Hasilnya, petugas menemukan takjil yang mengandung zat berbahaya seperti boraks dan formalin.

    Kepala Dinkes Kota Kediri Mohammad Fajri mengatakan dari 30 sampel makanan yang diuji, dua di antaranya positif mengandung boraks dan formalin. Dua bahan berbahaya itu ditemukan pada janggelan (cincau) dan sate kerang.

    “Itu hasil uji cepat kita saat ini. Jadi sementara nanti kita akan lakukan uji konfirmasi lagi untuk memastikan apakah memang Ini memang positif ya,” tegasnya.

    Sebanyak 30 sampel makanan takjil yang diuji itu mulai es buah, es campur, cireng, sempol, dan makanan berat. Tes itu dilakukan di lokasi sidak.

    Terhadap pedagang yang terbukti menjual makanan berbahaya itu, Fajri mengaku akan melakukan pembinaan. Pihaknya juga melarang penggunaan bahan berbahaya lagi.

    Terpisah, Gidion selaku Kepala BPOM Kediri mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam membeli makanan takjil. Makanan yang biasanya berwarna mencolok sebaiknya dihindari, sebab kemungkinan menggunakan pewarna tekstil.

    “itu yang tidak boleh untuk makanan karena mengganggu kesehatan dan juga kayak seperti bakso ataupun olahan tepung. Itu kalau dia terlalu kenyal, keras itu susah pecahnya itu juga bisa mengandung boraks atau formalin,” tutupnya. [nm/beq]

  • Bangunan Baru Rp3,4 M di Alun-alun Blitar Roboh Dibangun Lagi

    Bangunan Baru Rp3,4 M di Alun-alun Blitar Roboh Dibangun Lagi

    Blitar (beritajatim.com) – Bangunan baru alun-alun Kota Blitar di sebelah timur roboh usai diterjang angin kencang pada Selasa (12/3/2024) lalu. Bangunan yang ambruk ini bertuliskan “Bumi Bung Karno Blitar” dan berada di sisi selatan sebelah timur alun-alun Kota Blitar.

    Bangunan yang roboh ini sebenarnya baru saja diresmikan pada bulan Desember 2023 lalu. Anggaran yang dikeluarkan untuk membangun bangunan ini pun tidak sedikit yakni Rp3,6 miliar.

    Namun baru 2 bulan berdiri bangunan yang awalnya didesain untuk mempercantik wajah alun-alun Kota Blitar itu justru roboh diterjang angin. Menurut Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Blitar, bangunan itu masih menjadi tanggung jawab dari pihak pelaksana atau kontraktor.

    “Itu masih jadi tanggung jawab dari pelaksana. Jadi soal kerusakan bangunan itu yang tanggung jawabnya kontraktor,” kata Jajuk Indihartati, Kepala DLH Kota Blitar, Kamis (21/3/2024).

    Saat ini bangunan yang roboh tersebut masih dalam tahap perbaikan oleh kontraktor. DLH Kota Blitar pun meminta agar pihak kontraktor segera melakukan perbaikan bangunan.

    Sehingga desain alun-alun Kota Blitar bisa kembali lagi seperti sebelum diterjang angin kencang. DLH juga terus berkomunikasi dengan pelaksana agar bangunan itu segera dipasang di posisi semula.

    “Yg roboh kemarin nomenklatur Blitar Bumi Bung Karno, karena kejadian angin kencang dan saat ini masih dilakukan perbaikan dari pihak pelaksana karena masih dalam masa pemeliharaan,” tegasnya.

    Bangunan baru yang roboh ini memang bisa diperbaiki karena terbuat dari akrilik serta besi. Sehingga DLH Kota Blitar menjamin bangunan yang roboh tersebut akan segera diperbaiki dan dikembalikan ke tempat semula.

    “Akan dikembalikan setelah dilakukan perbaikan,” tutupnya. [owi/beq]

  • Jadwal Imsak dan Waktu Buka di Malang Raya 22 Maret 2024

    Jadwal Imsak dan Waktu Buka di Malang Raya 22 Maret 2024

    Surabaya (beritajatim.com) – Jadwal imsak dan waktu buka puasa untuk daerah Malang Raya pada tanggal 22 Maret 2024 atau 11 Ramadhan 1445 H telah tersedia. Informasi ini sangat penting bagi umat Muslim untuk mengetahui batas waktu sahur dan berbuka puasa setiap harinya.

    Momentum berbuka puasa merupakan saat yang dinanti-nantikan dengan penuh syukur dan berkah. Karena waktu ini menjadi waktu berakhirnya puasa dan di mana semua umat muslim akhirnya dapat menyantap makanan dan minuman segar.

    Selain itu, setelah berbuka umat muslim juga bisa melakukan berbagai ibadah demi mendapat keberkahan di bulan yang suci ini.

    Nah, bagi umat Islam wilayah Malang Raya , menurut informasi yang diperoleh dari situs resmi Ditjen Bimas Islam Kemenag berikut adalah jadwal imsakiyah di Malang Raya untuk hari ini.

    Jadwal Imsakiyah Kota Malang

    Imsak : 04.09 WIB

    Dhuha : 05.57 WIB

    Terbit : 05.30 WIB

    Subuh : 04.19 WIB

    Zuhur : 11.40 WIB

    Asar : 14.53 WIB

    Maghrib : 17.43 WIB

    Isya’ : 18.51 WIB

    Jadwal Imsakiyah Kabupaten Malang

    Imsak : 04.09 WIB

    Dhuha : 05.58 WIB

    Terbit : 05.31 WIB

    Subuh : 04.19 WIB

    Zuhur : 11.40 WIB

    Asar : 14.53 WIB

    Maghrib : 17.43 WIB

    Isya’ : 18.52 WIB

    Jadwal Imsakiyah Kota Batu

    Imsak : 04.09 WIB

    Dhuha : 05.58 WIB

    Terbit : 05.27 WIB

    Subuh : 04.19 WIB

    Zuhur : 11.40 WIB

    Asar : 14.53 WIB

    Maghrib : 17.47 WIB

    Isya’ : 18.52 WIB

    Demikianlah jadwal imsakiyah untuk Malang Raya, yang mencakup Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu. Informasi ini dapat digunakan sebagai acuan bagi umat Muslim dalam menjalankan ibadah puasa dan salat fardhu. [mnd/aje]

  • Kisah Mistis di Balik RS Gatoel Mojokerto: Pembuangan Jenazah Pejuang dan Luka Perang

    Asal Muasal Nama dan Sejarah RS Gatoel Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Hingga kini pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait dengan kebakatan di RS Gatoel Kota Mojokerto.

    Kapolres Mojokerto Kota, AKBP Daniel S Marunduri mengatakan, pihaknya fokus mengamankan lokasi kejadian agar tidak ada pihak luar masuk lokasi kejadian.

    “Kita masih menunggu pihak Labfor Polda Jatim untuk identifikasi TKP,” ungkapnya, Kamis (21/3/2024).

    Awal muasal nama RS Gatoel berasal dari nama jalan karena letaknya ada di Gatoelweg alias Jl Gatoel atau di dekat pemberhentian Gatoel saat jaman Belanda dulu.

    Informasi yang penulisan dapatkan dari Nieuw adresboek van geheel Nederlandsch tahun 1921 disebutkan ada nama Gatoel yaitu Stoppl Modjokerto Stt. Res. Soerabaja. Di buku tersebut juga ada alamaat Halte Gedangan Sidoarjo.

    Sejarah RS Gatoel

    Sementara informasi dari laman facebook PT Nusantara Medika Utama disebutkan Rumah Sakit Gatoel tempo dulu tahun 1927 bernama “ESCHAUZIER KLINIK GATOEL” merupakan anak perusahaan dari ONDERNEMING BELANDA bernama “COOY & COSTER VAN VOORHOUT”.

    Pada tahun 1968 keluarlah peraturan pemerintah No.14 tahun 1968 tentang pendirian perusahaan negara perkebunan atau PNP yang mendapat peralihan dari PPN.

    Pada tahun 1973 disusul dengan undang-undang No 23 Tahun 1973 yang memerintahkan pengalihan PNP menjadi PT perkebunan (Persero).

    Selanjutnya dengan Undang- Undang itu pula diadakan penggabungan antara PNP VVI dan PNP XXII menjadi PT perkebunan XXI-XXII (Persero).

    Kemudian PT perkebunan XXI-XXII, PT Perkebunan XIX dan PT Perkebunan XXVII (Persero) dilebur / digabung menjadi PT Perkebunan Nusantara X (Persero) berdasarkan Peraturan pemerintah No 15 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996, dimana PT Perkebunan Nusantara X didalam usahanya mengelola 1 pabrik karung, 6 unit tembakau, 11 pabrik gula dan 4 rumah sakit di mana salah salah satunya adalah Rumah Sakit Gatoel.

    Pada Januari 2013, untuk memenuhi tuntutan perkembangan masyarakat dan mengacu pada UU no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, didirikan PT Nusantara Medika Utama sebagai anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara X (Persero).

    PT Nusantara Medika Utama ini menjalankan bisnis pelayanan jasa kesehatan, yang mana RS Gatoel termasuk menjadi salah satu rumah sakit di bawah pengelolaannya

    PELAYANAN RS GATOEL :
    1. IGD 24 Jam
    2. Radiologi 24 Jam
    3. Farmasi Rawat Jalan dan Rawat Inap 24 Jam
    4. Laboratorium 24 Jam
    5. Hemodialisis
    6. Poli Umum dan KIA
    7. Poli Spesialis
    8. Poli Gigi
    9. Rehabilitasi Medik
    10. Kamar Operasi
    11. ICU, HCU, NICU
    12. Medical Check Up
    13. Instalasi Gizi
    14. Ambulance
    15. EEG
    16. USG 4D
    17. CT SCAN 32 SLICE

    PELAYANAN UNGGULAN :
    1. Griya Battra
    Meliputi layanan Akupuntur, Totok Aura, Baby SPA, Baby Swim, Pijat Laktasi, Pijat Bayi
    2. Phaco Emulsifikasi
    Bedah Mata Minim Sayatan (Operasi Katarak)
    3. Poli Eksekutif
    Pelayanan One Stop Service , mulai dari Pendaftaran, Pemeriksaan sampai dengan pembayaran dan pengambilan obat dilakukan di satu tempat
    4. Hemodialisa
    Merupakan suatu tindakan medis yang bertujuan untuk membantu atau menggantikan fungsi ginjal dalam membuang sisa metabolisme.
    5. Bedah TKV (Toraks, Kardiak dan Vaskuler)
    Pelayanan bedah untuk mendukung pelayanan Hemodialisa dalam menjalani Hemodialisa rutin melalui pemasangan av shunt dan double lumen.(ted)

  • Keluarga Bakal Gunakan Uang Pengemis Kaya di Kediri untuk Ini

    Keluarga Bakal Gunakan Uang Pengemis Kaya di Kediri untuk Ini

    Kediri (beritajatim.com) – Keluarga Roisah (70), pengemis kaya di Kediri memiliki rencana terhadap uang almarhumah. Mereka berniat menggunakan uang ratusan juta rupiah itu untuk hal bermanfaat.

    Menurut Kasi Pelayanan Pemerintah Desa Dukuh Manon Kusiroto, uang peninggalan tersebut harus dilegalkan dan menjadi hak waris.

    “Kata keluarga mau disalurkan ke tempat ibadah, untuk jariyah Mbah Roisah. Insya Allah secara keseluruhan. Semalam saya pergi ke rumah cucunya dan itu yang disampaikan,” ungkap Manon Kusiroto, pada Kamis (21/3/2024).

    Sampai hari ini, proses penghitungan uang almarhumah belum rampung. Sedikitnya ada Rp200 juta dari tumpukan tas dan kaleng di rumah Roisah di Desa Dukuh, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri itu.

    “Jumlah pastinya belum, karena sampai saat ini masih dihitung. Sudah mencapai ratusan juta. Insya Allah lebih Rp200 juta,” tambahnya.

    Sebelumnya, pengemis lansia meninggal dunia di Kediri mengejutkan banyak pihak. Sebab, ditemukan uang ratusan juta rupiah di rumahnya.

    Pengemis bernama Roisah (70) tercatat warga Desa Dukuh, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri. Dia meninggal dunia sepekan lalu, pada Jumat (15/3/2024) di rumah cucunya di Desa Slemanan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar. [nm/beq]

  • Polres Malang Kirim Dua Truk Bantuan ke Korban Banjir di Jateng

    Polres Malang Kirim Dua Truk Bantuan ke Korban Banjir di Jateng

    Malang (beritajatim.com) – Polres Malang mengirim sebanyak dua truk bantuan bagi masyarakat terdampak banjir bandang di wilayah Kudus-Demak, Propinsi Jawa Tengah, Kamis (21/3/2024) hari ini.

    Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana menegaskan, secepatnya seluruh bantuan yang dikumpulkan Polres Malang bersama 30 Polsek Jajaran akan dikirimkan hari ini selepas Subuh.

    “Bantuan ini kita kumpulkan lalu kita kirim bagi saudara-saudara kita di kabupaten Kudus dan Demak Jawa Tengah, yang saat ini tengah mendapatkan bencana banjir ini kami lakukan serentak di seluruh jajaran Polres se Polda Jawa Timur, sesuai instruksi Bapak Kapolda kami kumpulkan dukungan bantuan kepada saudara-saudara kita di Jawa Tengah,” ungkap Kholis, Kamis (21/3/2024) siang saat mengecek langsung persiapan pengiriman bantuan di Mapolres Malang.

    Menurut Kholis, seluruh bantuan yang terkumpul di Polres Malang ini meliputi berbagai kebutuhan masyarakat terdampak banjir bandang di Kudus dan Demak. Meliputi biskuit, kemudian kue-kue kering makanan, makanan cepat saji dan siap konsumsi, pakaian, susu hingga popok bayi atau Pampers.

    “Kemudian selimut juga ada, bemper, pembalut dan lain sebagainya ini kami sudah kumpulkan sejak Minggu lalu, insya Allah nanti sore akan kita persiapkan ke dalam kendaraan untuk besok pagi secara bersama-sama bakda sahur berangkat menuju ke Jawa Tengah,” tuturnya.

    “Setelah semua terkumpul, secepatnya kami kirim untuk saudara-saudara kami di Demak dan Kudus yang membutuhkan,” pungkas Kholis. [yog/beq]

  • Polisi Dalami Penyebab Bus Rem Blong di Malang yang Renggut Korban Jiwa

    Polisi Dalami Penyebab Bus Rem Blong di Malang yang Renggut Korban Jiwa

    Malang (beritajatim.com)- Satuan Lalu lintas (Satlantas) Polres Malang, melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kecelakaan lalu lintas yang melibatkan bus dan truk di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Kejadian itu menyebabkan sejumlah kendaraan rusak parah dan dua rumah hancur.

    Kasubsipenmas Humas Polres Malang, Ipda DIcka Ermantara, mengatakan kecelakaan maut ini terjadi sekitar pukul 14.00 WIB di Jalan Raya Klampok. Kendaraan yang terlibat dalam tabrakan karambol tersebut adalah bus Mercedes Benz Sinar Dempo dengan nomor polisi K-7006-OB dan truk Mitsubishi dengan nomor AG-8232-YK.

    Insiden tragis ini juga menyebabkan dua pengendara sepeda motor mengalami luka-luka parah. Salah satu korban meninggal dunia dalam perawatan medis di rumah sakit.

    “Kejadian laka lantas di Klampok, Singosari, sekitar pukul 14.00 WIB, anggota sudah turun ke lokasi melakukan olah TKP dan evakuasi,” kata Ipda Dicka Ermantara saat dikonfirmasi di Polres Malang, Kamis (21/3/2024).

    Menurut Dicka, penyelidikan awal menunjukkan bahwa kecelakaan bermula ketika bus Mercedes Benz Sinar Dempo yang dikemudikan oleh CN (36), asal Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan melaju dari barat ke timur dengan kecepatan sedang.

    Saat tiba di TKP, kendaraan tiba-tiba kehilangan kendali, menyebabkan tabrakan dengan truk Mitsubishi yang dikemudikan oleh AD (31), dan penumpang DW (23), keduanya merupakan warga Kecamatan Singosari.

    “Karena jarak sudah dekat sehingga terjadi tabrakan belakang yang berakibat kedua kendaraan terus melaju ke timur dan memasuki lajur berlawanan arah,” tegas Dicka.

    Sementara itu, dari arah berlawanan melaju sepeda motor Yamaha Vega ZR N-6368-EBH yang dikendarai satu keluarga asal Desa Klampok, Singosari, yakni AE (31), berboncengan dengan DF (29), dan anaknya TA yang masih balita.

    Saat itu AE sedang menunggu di pinggir jalan hendak belok ke arah timur. Namun, karena jarak sudah sangat dekat, terjadi tabrakan samping yang mengakibatkan ketiga kendaraan bergerak ke timur dan menabrak dua rumah milik S (66) dan RS (40).

    “Kendaraan bus Mercedes Benz Sinar Dempo K-7006-OB dan truk Mitsubishi AG-8232-YK terus bergerak ke timur dan menabrak tiang listrik, baru berhenti saat menabrak plakat Balai Desa Klampok,” tambahnya.

    Dikatakan Dicka, akibat kecelakaan maut ini, Pengemudi bus, penumpangnya, pengendara sepeda motor mengalami luka-luka dan harus dirawat di RS Prima Husada Singosari. Namun, naas bagi Dhita Farikha Aprilia yang mengalami luka-luka parah dan akhirnya meninggal dunia dalam perawatan di rumah sakit yang sama.

    Dicka menambahkan, bahwa pihaknya telah turun ke lokasi untuk melakukan olah TKP dan evakuasi korban. Berdasarkan penyelidikan awal dan keterangan saksi di lokasi, kecelakaan dipicu oleh kehilangan kendali kendaraan bus di jalanan yang menurun.

    “Masih dalam penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi, kasusnya sudah ditangani oleh unit laka lantas Polres Malang,” pungkasnya. [yog/aje]