Jenis Media: Regional

  • Musafir di Kubur Telu Mojokerto Ditemukan Meninggal 

    Musafir di Kubur Telu Mojokerto Ditemukan Meninggal 

    Mojokerto (beritajatim.com) – Seorang musafir ditemukan meninggal dunia di area Kubur Telu Dusun Sidodadi, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Sabtu (23/3/2024). Korban diketahui atas nama Yono (50) diduga meninggal dunia karena sakit jantung.

    Kanit Reskrim Polsek Trowulan, Iptu Pamto Hadi Saputra mengatakan, korban meninggal dunia mendadak diduga karena sakit jatung. “Korban diketahui meninggal oleh salah seorang peziarah yang hendak ke Kubur Telu sekira pukul 09.00 WIB,” ungkapnya.

    Korban ditemukan pertama kali dalam keadaan meninggal dunia dengan mulut mengeluarkan darah oleh seorang peziarah Kubur Telu. Masih kata Kanit, peziarah tersebut kemudian memberitahu ke perangkat desa setempat.

    “Petugas Piket Reskrim yang mendapatkan informasi dari perangkat desa terkait kejadian tersebut langsung menuju TKP dan benar telah ditemukan laki-laki sudah dalam keadaan meninggal dunia. Dari keterangan perangkat desa, korban merupakan musafir,” katanya.

    Korban sudah 10 tahun tinggal di area Kubur Telu dan tidak ada yang mengetahui alamat korban. Saat pertama kali ditemukan, lanjut Kanit, korban memakai kaos lengan pendek warna coklat dan jaket lengan panjang warna abu-abu. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.

    “Dugaan awal korban meninggal dunia dikarenakan sakit jantung. Untuk saat ini, usai dilakukan oleh TKP dan identifikasi jenazah dimakamkan di makam umum Desa Sentonorejo mengingat korban tidak diketahui sanak keluarga atau asal usulnya,” jelasnya. [tin/ian]

  • Sembako dan Terpal untuk Para Korban Gempa Tuban

    Sembako dan Terpal untuk Para Korban Gempa Tuban

    Tuban (beritajatim.com) – Pasca gempa bumi berkekuatan 6.5 magnitudo yang mengguncang wilayah kabupaten Tuban dan sekitarnya, Kapolres Tuban bersama Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban melakukan pengecekan sejumlah rumah warga di beberapa kecamatan yang mengalami kerusakan.

    Selain pengecekan, Kalaksa BPBD Tuban bersama Kapolres Tuban juga turut memberikan bantuan sembako untuk warga yang terdampak gempa, serta bantuan terpal sebagai pengganti sementara atap rumah warga yang runtuh akibat gempa.

    Kapolres Tuban AKBP Suryono, S.H., S.I.K., M.H mengatakan terkait dengan kerusakan yang dialami oleh beberapa masyarakat saat ini masih diinventarisir dan didata untuk solusi perbaikan.

    “Apakah nanti perbaikannya cukup dari desa atau dari BPBD,” tutur AKBP Suryono. Sabtu (23/03/2024).

    Ia juga menambahkan, dari data sementara yang berhasil dihimpun terdapat belasan rumah warga yang mengalami kerusakan baik ringan hingga tembok runtuh akibat gempa. Namun, tidak menutup kemungkinan data tersebut akan bertambah.

    “Jika tidak memungkinkan nanti akan di data sendiri oleh para Kades dan hasilnya akan di serahkan kepada BPBD Tuban,” terang Suryono.

    Lanjut, gempa bumi yang terjadi di wilayah Kabupaten Tuban telah terjadi beberapa kali gempa susulan, sehingga menyebabkan kerusakan di sejumlah bangunan dan rumah warga yang tersebar dibeberapa Kecamatan.

    “Rata-rata tembok runtuh, atap ambruk karena udah lama,” paparnya.

    Sementara itu, Kalaksa BPBD Tuban Sudarmaji juga menyampaikan hal yang sama sesuai dengan data yang diperoleh, hingga saat ini ada sebanyak 13 rumah yang terdampak baik itu rusak ringan maupun rusak berat.

    “Kami bersama Bapak Kapolres sudah meninjau beberapa titik dan menyerahkan bantuan,” ujar Sudarmaji.

    Pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak panik pasca gempa yang terjadi serta tidak termakan isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

    “Selain informasi yang kami keluarkan berarti itu tidak benar,” kata dia.

    Oleh karenanya, Sudarmaji menyarankan agar masyarakat menjauhi bangunan-bangunan yang sudah retak atau bangunan yang konstruksinya kelihatan tidak kuat, sebab, hingga pagi tadi sekitar pukul 07.05 Wib masih tercatat ada gempa susulan yang kekuatannya masih cukup tinggi yakni 4.7 magnitudo.

    “Itu cukup tinggi dan tetap harus kita waspadai,” tutup Sudarmaji. [ayu/ian]

  • Indonesia Terima Pengungsi Rohingya di Aceh Soroti Krisis Kemanusiaan Myanmar

    Indonesia Terima Pengungsi Rohingya di Aceh Soroti Krisis Kemanusiaan Myanmar

    Surabaya (beritajatim.com) – Kisah dramatis penyelamatan para pengungsi Rohingya di pantai barat provinsi Aceh, Indonesia, kembali menyoroti krisis kemanusiaan yang tengah berlangsung di Myanmar.

    Pada hari Kamis (21/3/2024), para penyintas yang putus asa berhasil diselamatkan dari perahu terbalik mereka oleh nelayan setempat, meskipun dengan jumlah korban jiwa yang belum diketahui.

    Bagi pada pengungsi Rohingya yang berasal dari kamp-kamp pengungsian yang penuh sesak di Bangladesh, melarikan diri melintasi lautan mungkin terlihat sebagai pilihan yang menjamin, namun sering kali berujung pada petaka. Menurut PBB, hingga satu dari delapan orang meninggal atau hilang dalam perjalanan tersebut.

    Kisah tragedi ini menyoroti akar masalah kemanusiaan yang ada di Myanmar. Etnis minoritas Muslim Rohingya telah lama menjadi sasaran diskriminasi dan penganiayaan oleh mayoritas Buddha Myanmar. Ditambah dengan ketidakamanan dan ketidakpastian, hampir satu juta orang Rohingya tinggal di kamp-kamp pengungsian di Bangladesh, dengan kondisi yang tidak manusiawi.

    Tekanan sosial dan ekonomi mendorong sebagian pengungsi untuk mempertaruhkan nyawa mereka dengan melakukan perjalanan laut yang berbahaya menuju Malaysia atau Indonesia. Namun, perjalanan tersebut seringkali diwarnai oleh eksploitasi dan kekerasan oleh para penyelundup manusia.

    Indonesia telah lama menjadi tujuan bagi para pengungsi Rohingya, meskipun dalam setahun terakhir, ada peningkatan sentimen negatif terhadap mereka di Aceh. Namun demikian, Indonesia tetap berkomitmen untuk menyediakan akomodasi sementara dan membantu mereka mendaftar untuk pemukiman kembali di negara ketiga.

    Namun, meningkatnya jumlah pengungsi yang tiba di Aceh telah menimbulkan ketegangan lokal dan protes, menyoroti kebutuhan akan bantuan dan dukungan yang lebih besar dalam menangani krisis ini.

    PBB telah meluncurkan himbauan kepada negara-negara anggotanya untuk mendanai rencana senilai $852,4 juta (Rp13.479.981.460.000,00) untuk menyediakan bantuan makanan, tempat tinggal, layanan kesehatan, pendidikan, dan peluang mata pencaharian bagi para pengungsi Rohingya dan komunitas tuan rumah di Bangladesh.

    Krisis pengungsi Rohingya terus membutuhkan perhatian global dan dukungan finansial untuk meringankan beban yang mereka hadapi dan membantu mereka memulai kembali hidup mereka dengan martabat dan keamanan. [ian]

  • Gempa Susulan Terus Guncang Tuban, BPBD Dirikan Tenda Darurat di RS Muhammadiyah

    Gempa Susulan Terus Guncang Tuban, BPBD Dirikan Tenda Darurat di RS Muhammadiyah

    Tuban (beritajatim.com) – Gempa bumi berkekuatan 6.0 SR yang mengguncang Tuban pada hari Jumat (22/3) diikuti oleh gempa susulan yang terus terjadi hingga hari Sabtu (23/3) hari ini.

    Untuk mengantisipasi dampak gempa susulan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban mendirikan tenda darurat di RS Muhammadiyah Tuban.

    Sebelumnya, gempa pada hari Jumat telah menyebabkan kepanikan di RS Muhammadiyah. Pasien dan pengunjung berhamburan keluar saat gempa terjadi.

    Gempa susulan yang terjadi pada hari Sabtu, termasuk gempa berkekuatan 5.3 SR dan 6.5 SR, meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya kerusakan lebih lanjut.

    Kepala Karyawan RS Muhammadiyah Tuban, Noviar Jayanegara, mengatakan bahwa tenda darurat didirikan untuk melindungi pasien dan memberikan rasa nyaman di tengah situasi yang mencekam.

    “Saat gempa terjadi kemarin, banyak pasien panik. Kami pun melakukan protokol evakuasi bencana, terutama untuk pasien di lantai atas,” terangnya.

    Pemasangan tenda darurat di RS Muhammadiyah Tuban. [foto : Diah Ayu/beritajatim.com]Jaya menambahkan bahwa saat gempa terjadi, RS sedang melaksanakan operasi. Protokol bencana pun dijalankan, dan pasien di lantai atas dievakuasi ke bawah. Beruntung, struktur bangunan RS tidak mengalami kerusakan, dan pasien yang dievakuasi di halaman RS telah dikembalikan ke ruang perawatan.

    “Aktivitas di RS hari ini masih berjalan normal,” paparnya.

    Sementara itu, Kepala BPBD Tuban, Sudarmaji, menjelaskan bahwa tenda darurat hanya didirikan di RS Muhammadiyah. RSNU dipantau aman karena pasien telah kembali ke ruang perawatan. Sedangkan RS Medika Tuban tidak memerlukan tenda darurat karena tidak memiliki gedung bertingkat.

    “Pemasangan tenda darurat ini dilakukan sebagai antisipasi gempa susulan yang masih berpotensi terjadi berdasarkan informasi dari BMKG Tuban. Kita harus tetap waspada,” tutur Sudarmaji.

    Pemasangan tenda darurat di RS Muhammadiyah diawasi langsung oleh Kapolres Tuban AKBP Suryono, yang turut melihat kondisi pasien di RS. (ayu/ted)

  • Update Gempa Tuban, SDN Mondokan Retak Diguncang Gempa Siang Ini

    Update Gempa Tuban, SDN Mondokan Retak Diguncang Gempa Siang Ini

    Tuban (beritajatim.com) – Update pasca gempa bumi di wilayah Kabupaten Tuban jumat 22 maret 2024 hingga terjadi gempa susulan pada Sabtu 23 maret 2024 pagi tadi sekitar 4.4 SR masih mengguncang.

    Berdasarkan informasi data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tuban update gempa susulan pukul 10.56 WIB sabtu (23/03/2024) sebanyak 159 guncangan.

    Akibatnya, salah satu SDN Mondokan No.38 Tuban terpaksa mempulangkan siswanya, lantaran kelas di lantai 2 bagian tangga mengalami keretakan dan dikhawatirkan apabila terjadi guncangan susulan bisa reruntuhan bisa mengenai siswa.

    Dalam pantauan Beritajatim.com di lapangan, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban Sudarmaji mengimbau kepada guru SDN Mondokan Tuban agar kelas yang di lantai 2 untuk dikosongkan dan tidak tangga tidak dilewati oleh siswa.

    “Kami imbau agar tangga dan kelas di lantai 2 untuk tidak digunakan sementara dulu, karena dikhawatirkan masih ada gempa susulan,” ucap Sudarmaji kepada salah satu guru.

    Kemudian, ia juga menyampaikan bahwa hasil koordinasi dengan BMKG Tuban memang sampai hari ini masih terus ada gempa susulan, meski skala intensitas rata-rata di 4.5 SR, masyarakat harus tetap waspada.

    “Memang kami dilaporkan adanya keretakan dinding tembok di bagian tangga lantai 2 atas gempa susulan, sehingga hari ini kami cek di lokasi,” kata Sudarmaji.

    Selain itu, pihaknya juga mengecek kondisi di RS Muhammadiyah Tuban serta memberikan bantuan terhadap beberapa rumah warga yang terdampak antara lain roboh hingga rusak.

    Adapun pihaknya meninjau di lokasi dengan didampingi oleh Kapolres Tuban AKBP Suryono, serta seluruh relawan dari BPBD Tuban untuk sigap tanggap darurat. [ayu/ted]

  • Keluarga Korban Kapal Tenggelam Bangkalan Minta Perusahaan Tanggung Jawab

    Keluarga Korban Kapal Tenggelam Bangkalan Minta Perusahaan Tanggung Jawab

    Bangkalan (beritajatim.com) – Keluarga korban Kapal Keoyoung asal Korea Selatan yang tenggelam, Agung Suhartono (25), warga Jalan Pelabuhan, Kelurahan, Pangeranan, Kabupaten Bangkalan, meminta pertanggungjawaban perusahaan. Sebab, insiden tenggelamnya kapal tersebut di perairan Shimonoseki, Jepang, pada Rabu (20/3/2024) itu seharusnya bisa diantisipasi.

    Ayah korbam, Muhammad Munir menegaskan, masalah cuaca yang disebut sebagai penyebab tenggelamnya kapal bisa diantisipasi sejak awal. Apalagi saat ini sudah banyak alat canggih untuk mendeteksi cuaca.

    “Seharusnya bisa diantisipasi sebelumnya, sekarang kan alat sudah canggih, mestinya bisa memprediksi cuaca sebelum berlayar,” terangnya, Sabtu (23/3/2024).

    Pihaknya meminta perusahaan pemilik kapan bertanggungjawab atas kematian putra bungsunya itu. Apalagi, Agung meninggalkan seorang istri yang baru dinikahi.

    “Perusahaan harus bertanggungjawab dan harus memenuhi kewajibannya. Apalagi anak saya punya isteri yang pernikahnya belum sampai satu tahun,” imbuhnya.

    Seperti yang diberitakan sebelumnya, warga Kabupaten Bangkalan, diduga menjadi korban tengelamnya kapal tanker di perairan laut kerajaan Jepang, Rabu (20/3/2024) kemarin.

    Korban yakni Muhammad Munir Agung Suhartono (25), warga Jalan Pelabuhan, Kelurahan Pangeranan, Kabupaten Bangkalan. Ia bekerja di sebuah kapal bernama Keoyoung Sun asal Korea Selatan.

    Isteri Agung, Nabila mengatakan kebenaran kabar tersebut ia peroleh setelah tadi malam pihak management tempat Agung bekerja menghubungi dirinya. Bahwa, membenarkan jika Agung menjadi salah satu korban terbaliknya kapal Keoyoung.

    “Tadi malam selepas Isya’ saya dihubungi dari kantor dan dipastikan kalau Mas Agung menjadi salah satu korban yang meninggal,” ujarnya, Kamis (21/3/2024).

    Diketahui, Kapal tanker tersebut membawa 980 ton asam akrilat. Kabarnya, kapal ini berangkat dari pelabuhan Himeji di Jepang pada hari Senin (18/3/2024) dan sedang dalam perjalanan ke pelabuhan Ulsan. Namun, kapal ini berlabuh di dekat Pulau Mutsure karena gelombang tinggi dan angin kencang.

    Dilaporkan Yonhap pada Kamis (21/3/2024) pagi, awak kapal terdiri dari dua warga negara Korea Selatan, termasuk kapten kapal, serta delapan WNI, dan satu warga Tiongkok.

    Kapal itu melakukan panggilan darurat kepada penjaga pantai Jepang pada Rabu sekitar pukul 07,00. waktu setempat. Kapal tersebut kemudian miring sebelum terbalik sekitar pukul 08.00 pagi.

    Delapan dari sebelas awak kapal, meninggal dunia setelah kapal Keoyoung Sun terbalik di perairan dekat pulau di lepas kota Shimonoseki di Prefektur Yamaguchi.

    Sebelumnya, sembilan dari sebelas total jumlah awak kapal ini, berhasil diselamatkan oleh petugas dan dievakuasi ke rumah sakit. Sayangnya, delapan dari sembilan orang itu meninggal dunia. Termasuk satu warga Korea Selatan. Pada saat ini penjaga pantai masih melakukan operasi penyelamatan untuk mencari dua orang yang hilang, termasuk satu warga Korea Selatan. [sar/beq]

  • Kirim Tim Respon Cepat, Pj Gubernur Jatim Besok Terjun ke Bawean Gresik

    Kirim Tim Respon Cepat, Pj Gubernur Jatim Besok Terjun ke Bawean Gresik

    Surabaya (beritajatim.com) – Pemerintah Provinsi Jawa Timur melakukan respons cepat terhadap gempa tektonik di wilayah Timur Laut Tuban, yang terjadi sejak Jumat (22/3/2024) pada pukul 11.22 WIB.

    Gempa bumi dengan kekuatan 6.0 SR tersebut diikuti pula gempa susulan sebanyak 160 kali sampai pada pukul 09.07 WIB, Sabtu (23/3/2024). Wilayah terdampak gempa mulai dari Gresik, Tuban, Surabaya, Lamongan, Bojonegoro, dan Pamekasan.

    Hingga pagi ini, BPBD Jatim telah menghimpun data terkait dampak gempa tersebut. Yang mana secara total ada 51 rumah rusak ringan, 13 rumah rusak sedang, dan 5 rumah rusak berat akibat gempa tersebut. Selain itu, gempa juga mengakibatkan kerusakan pada 2 unit sekolah, 4 unit rumah sakit, 1 pondok pesantren, 5 kantor desa, 3 tempat ibadah, 2 kandang ternak, 1 unit gedung, dan 2 motor.

    Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono menyampaikan, bahwa semalam Pemprov Jatim melalui BPBD telah mengirimkan Tim Respon Cepat (TRC) ke Pulau Bawean, Kabupaten Gresik. Pasalnya, Pulau Bawean merupakan wilayah yang terdampak cukup parah, karena paling dekat dengan pusat gempa.

    “Tim dari BPBD, Basarnas, Kementerian PU, dan BMKG telah berangkat ke Pulau Bawean untuk melakukan asesmen potensi kerusakan dan kebutuhan mendesak warga. Sebab, Pulau Bawean merupakan wilayah terdampak paling dekat dengan pusat gempa dan paling banyak mengalami dampak kerusakan,” ujarnya.

    Selain itu, Pj. Gubernur Adhy juga dijadwalkan akan turun langsung meninjau Pulau Bawean pada Minggu (24/3/2024) besok. Sehingga, percepatan penanganan pasca terjadinya gempa bisa berjalan lancar.

    “Rencananya saya juga akan langsung turun ke sana untuk memastikan bahwa seluruh warga terdampak bisa terpenuhi kebutuhannya. Sekaligus melakukan asesmen lapangan terhadap dampak dari gempa yang terjadi supaya bisa segera kita tangani,” tuturnya.

    Tak hanya di Bawean, sebagaimana diketahui, dampak gempa juga dirasakan di Surabaya. Bahkan, salah satu rumah sakit yaitu RS Unair Surabaya mengalami kerusakan cukup berat. Bahkan, menyebabkan gedungnya retak-retak dan rusak. Hal ini menyebabkan pasien harus diungsikan di tanah terbuka di luar gedung.

    Merespons hal itu, BPBD Jatim telah melakukan gerak cepat melalui pendirian tenda pengungsi di IGD RS Unair Surabaya. Sedikitnya, tiga unit tenda telah didirikan sebagai upaya percepatan penanganan dampak gempa yang terjadi di RS Unair.

    “Saat ini, kami terus berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, BPBD Kabupaten/Kota, Kementerian PU, Basarnas, dan BMKG untuk menentukan langkah-langkah mitigasi bencana dan percepatan penanganan pasca gempa,” imbuhnya.

    Dalam kesempatan ini, dia menyampaikan agar masyarakat tidak panik, apabila terjadi gempa susulan.

    “Bila memungkinkan untuk keluar, segera keluar ke lapangan terbuka. Namun, bila tidak memungkinkan gunakan meja atau benda kokoh lainnya untuk berlindung di bawahnya,” ujarnya.

    “Jadi, jangan panik, tetap waspada, semoga tidak terjadi gempa susulan yang lebih besar,” tukasnya.

    Sementara itu, Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto mengatakan, bahwa seluruh tim BPBD baik di provinsi maupun kabupaten/kota telah bersiap untuk melakukan mitigasi bencana dan penanganan pasca terjadinya gempa bumi.

    “Sejak kemarin kami terus berkoordinasi, terutama dengan BPBD di daerah-daerah terdampak. Semua personel sudah siap siaga melakukan mitigasi bencana di daerah-daerah terdampak,” pungkasnya. (tok/*)

  • BNPB: Gempa Tuban Sebabkan 143 Kepala Keluarga Terdampak

    BNPB: Gempa Tuban Sebabkan 143 Kepala Keluarga Terdampak

    Jakarta (beritajatim.com) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan gempa Tuban 6,5 M yang terjadi pada Jumat (22/3/2024) menyebabkan 143 Kepala Keluarga (KK) di Jawa Timur (Jatim) terdampak.

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, berdasarkan laporan yang dirangkum oleh Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB hingga Sabtu (23/3) pukul 00.20 WIB, rincian kepala keluarga terdampak ialah Kabupaten Tuban 10 kepala keluarga, Kabupaten Gresik 130 kepala keluarga, Kabupaten Pamekasan satu kepala keluarga dan Kota Surabaya dua kepala keluarga.

    Muhari memaparkan, gempa tersebut mengakibatkan sejumlah infrastruktur alami kerusakan bervariasi, di Kabupaten Tuban tercatat empat unit rumah rusak berat, empat unit rumah rusak sedang dan dua unit rumah rusak ringan. “Selain itu terdapat satu balai desa alami kerusakan cukup parah dan satu fasilitas ibadah alami rusak ringan, serta satu kandang milik warga roboh akibat guncangan gempa,” ujar Muhari, Sabtu (23/3/2024).

    Dia menambahkan, pada Kabupaten Gresik terdapat 19 unit rumah alami rusak berat, 61 unit rumah rusak sedang dan 50 unit rumah alami rusak ringan. Sejumlah fasilitas umum juga alami kerusakan seperi dua fasliltas Pendidikan rusak ringan, satu fasilitas Pendidikan rusak sedang, dua masjid rusak berat, satu musola rusak sedang, satu masjid rusak ringan, satu kantor desa dan satu Gedung perkantoran rusak ringan, serta RSUD Umas Mas’ud Sangkapura alami kerusakan ringan.

    Sementara wilayah Kabupaten Pamekasan tercatat satu unit rumah warga alami rusak ringan. Sementara itu di Kota Surabaya terdapat dua unit rumah warga alami rusak ringan, RS Unair dan RSUD M Soewandhi alami kerusakan ringan.

    “Adapun RSUD Soetrasno di Kabupaten Rembang turut terdampak yang sebabkan pasien dievakuasi keluar gedung,” tuturnya.

    Menurut Muhari, BPBD Jatim hingga kini terus melakukan penanganan darurat bencana. Antara lain melakukan pendataan dan monitoring di sejumlah lokasi, kemudian mendirikan tenda pengungsian di halaman RS Unair Surabaya.

    “Selanjutnya mengirimkan personil menuju pusat gempa di Pulau Bawean dengan menggunakan kapal dengan membawa kendaraan roda dua, tenda pengungsi, terpal plastik, makanan siap saji guna melakukan penanganan lebih lanjut di wilayah tersebut,” kata Muhari. [hen/beq]

  • Truk Angkut Rongsokan Tabrak Konvoi Trailer di Ngawi

    Truk Angkut Rongsokan Tabrak Konvoi Trailer di Ngawi

    Ngawi (beritajatim.com) – Truk mengangkut rongsokan menabrak konvoi trailer yang sedang melintas di Jalan Raya Ngawi-Caruban, Desa Munggut, Kecamatan Padas, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Sabtu (23/3/2024) pukul 04.00 WIB. Akibat kecelakaan ini, dua sopir truk mengalami luka dan dilarikan ke Rumah Sakit Widodo Ngawi.

    Arus lalu lintas dari arah Ngawi Kota menuju Surabaya melalui Karangjati dan sebaliknya mengalami kemacetan panjang karena kedua truk menutup badan jalan.

    Kecelakaan terjadi saat truk trailer yang dikemudikan oleh Sutrisno (54), warga Desa Kaliwining, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember, melaju paling depan dalam konvoi 5 trailer dari arah Surabaya menuju Ngawi Kota.

    Sesampai di lokasi, mendadak dari arah berlawanan muncul truk yang dikemudikan oleh Johan Kosbianto (40), warga Desa Beloh, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Truk tersebut mengangkut barang rongsokan.

    Truk melaju oleng ke kanan dan menabrak trailer. Diduga, sopir truk mengangkut rongsokan itu mengantuk.

    “Kami kan konvoi 5 truk trailer, saya nomor dua di belakang truk rekan saya yang tabrakan. Mendadak truk itu melaju ke kanan, diduga mengantuk, dan tabrakan. Kedua sopir luka,” ujar Suliyadi, rekan sopir truk trailer.

    Polisi yang datang ke lokasi melakukan olah TKP dan pengaturan arus buka tutup untuk mengevakuasi kedua truk. Dua truk derek dikerahkan untuk mengangkat truk yang menutup badan jalan. [fiq/beq]

  • Komplotan Maling Bobol Rumah Ditinggal Tarawih di Blitar

    Komplotan Maling Bobol Rumah Ditinggal Tarawih di Blitar

    Blitar (beritajatim.com) – Komplotan maling membobol rumah milik Choirul Anam, warga Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar dan menggasak uang Rp34 juta. Saat kejadian, rumah sedang ditinggal oleh pemilik dan istrinya melaksanakan sholat tarawih berjemaah di masjid.

    Komplotan maling itu sengaja memanfaatkan kondisi rumah yang kosong, saat ditinggal Choirul dan istri sholat tarawih. Sejumlah perhiasan, emas serta uang tunai Rp34 juta yang disimpan Choirul di dalam lemari raib.

    “Jadi sekitar jam 7 malam (19.00 WIB) itu korban shalat tarawih di masjid dan semua pintu serta jendela sudah dikunci rapat, namun saat pulang rumah sudah berantakan,” kata Kapolsek Gandusari, AKP Heru Susanto, Sabtu (23/3/2024).

    Sebelum berangkat shalat Tarawih, korban sebetulnya telah mengunci semua pintu dan jendela rumah. Kunci rumah pun juga dibawa korban masjid.

    Namun, ketika korban pulang ke rumah usai shalat tarawih kamar korban sudah dalam kondisi berantakan. Semua pakaian yang ada di dalam lemari berserakan di lantai.

    Ketika diperiksa uang senilai Rp34 juta dan sejumlah perhiasan emas yang disimpan di dalam lemari ternyata juga hilang dibawa kabur komplotan maling tersebut.

    “Setelah diperiksa uang senilai Rp34 juta serta sejumlah perhiasan emas raib dibawa maling,” tegasnya.

    Korban pun langsung melaporkan kejadian itu ke Polsek Gandusari Kabupaten Blitar. Saat ini kasus pencurian tersebut masih diselidiki oleh Unit Reskrim Polsek Gandusari Kabupaten Blitar.

    Pengumpulan bukti-bukti kini tengah dilakukan untuk mengungkap pelaku pembobolan rumah tersebut. Sejumlah saksi juga telah dimintai keterangan oleh aparat kepolisian. [owi/beq]