Jenis Media: Regional

  • Soto Bok Ireng, Obat Kangen Tatkala Mudik ke Blitar

    Soto Bok Ireng, Obat Kangen Tatkala Mudik ke Blitar

    Blitar (beritajatim.com) – Kota Blitar memiliki sejuta kuliner tradisional yang melegenda. Salah satunya adalah soto bok ireng.

    Warung soto yang sudah berdiri sejak 1940 an ini terletak di jalan Kelud Kota Blitar. Pemiliknya adalah Kayatin. Ia merupakan generasi kedua di warung soro ini.

    Kayatin sendiri telah berjualan selama 40 tahun dan kini usianya sudah mencapai 78 tahun. Dia berkomitmen untuk menjaga keaslian resep dan proses memasak soto ini, mengikuti tradisi ibunya sejak lama.

    Nama “Bok Ireng” sebenarnya diambil dari sebuah elemen yang menjadi ciri khas warung ini, yaitu jembatan berwarna hitam yang berada di sisi warung.

    Dalam bahasa Jawa, “Bok” berarti jembatan, dan “Ireng” berarti hitam. Jembatan ini bukan hanya menjadi bagian dari lingkungan sekitarnya, tetapi juga menjadi identitas dari tempat di mana Soto Bok Ireng ditawarkan kepada para pelanggan.

    Kini setelah puluhan tahun berdiri, warung soto ini seolah menjadi obat rindu bagi warga yang datang ke Blitar.

    “Sudah lama mas, dulu usaha ibu saya meneruskan hingga sekarang,” kata Kayatin.

    Apa yang membuat Soto Bok Ireng begitu istimewa? alasannya lantaran sang pemilik kekeh mempertahankan tradisi dalam persiapan dan penyajian soto.

    Dalam prosesnya menyiapkan soto Bok Ireng masih menggunakan peralatan klasik, seperti gentong untuk menyimpan kuah soto. Bahkan pikulan yang digunakan untuk mengangkut bahan-bahan masih merupakan warisan dari ibunya juga masih dipertahankan oleh Kayatin.

    Kuah soto di warung ini juga selalu hangat. Lantaran gentong tanah yang berisi kuah soto selalu dipanaskan dengan kayu bakar dan bara api dari tungku yang ada di bawahnya.

    Dengan dedikasinya yang luar biasa, Kayatin dengan senang hati duduk di dekat bara api dari pagi hingga siang hari. Meskipun panas dan berdebu, dia sudah terbiasa dengan keadaan tersebut selama 40 tahun, sehingga tak terlihat merasa kegerahan saat melayani pelanggan.

    Karena di proses secara tradisional, rasa soto yang dihasilkan juga sangat otentik. Hal itulah yang membuat para konsumen selalu datang ke warung soto bok ireng.

    “Buka pagi sampai jam 3 sore mas,” imbuhnya.

    Nah bagi anda yang berkunjung ke Blitar belum lengkap rasanya jika belum mampir ke warung Soto Bok Ireng. (owi/ian)

  • Pasutri di Magetan Ini Rela Tak Berlebaran Demi Jaga Perlintasan KA Ganda 

    Pasutri di Magetan Ini Rela Tak Berlebaran Demi Jaga Perlintasan KA Ganda 

    Magetan (beritajatim.com) – Pasangan suami istri (pasutri) di Desa Bayemtaman, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, rela tidak berlebaran demi menjaga perlintasan kereta api ganda tanpa palang pintu di dekat rumahnya.

    Secara bergantian, Kartini (56) dan Sartono (64) menjaga perlintasan tersebut. Dengan sigap, mereka memberikan tanda dan bahkan menghentikan kendaraan dari kedua arah saat ada kereta api yang hendak melintas.

    Sartono mengatakan bahwa dia dan istrinya sudah 15 tahun menjaga perlintasan kereta api tersebut tanpa gaji dari PT KAI.

    “Ya, sudah 15 tahun kami jaga perlintasan ini gantian sama istri. Lebaran tahun ini juga kami tidak bisa berlebaran karena harus menjaga perlintasan. Ini demi keamanan dan kemanusiaan, menyelamatkan nyawa banyak orang,” kata Sartono.

    Para pengguna jalan pun merasa terbantu dengan kehadiran pasutri ini. Pengguna jalan biasanya hendak ke arah Kabupaten Madiun atau ke arah Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi.

    “Bagus sih, sangat membantu sekali. Kan tidak ada palang pintunya, jadi mau tak mau harus ada orang yang rela bantu jaga. Apalagi musim lebaran gini, ini membahayakan,” kata Ayu Megawati, salah satu pengguna jalan.

    Kisah pasutri di Magetan ini menunjukkan dedikasi dan kepedulian mereka terhadap keselamatan orang lain. Mereka rela mengorbankan waktu dan momen lebaran untuk menjaga perlintasan kereta api tanpa palang pintu.

    Pun, pasutri tersebut sempat mendapatkan apresiasi dari Polres Magetan dan Dinas Perhubungan Magetan. Diketahui, lokasi tersebut sudah terpasang palang pintu namun belum dioperasikan.

    Masyarakat diimbau untuk selalu berhati-hati saat melintasi perlintasan kereta api, baik yang ada palang pintu maupun yang tidak. [fiq/ian]

  • Makin Banyak Warga Blitar yang Dipasung Keluarga Sendiri

    Makin Banyak Warga Blitar yang Dipasung Keluarga Sendiri

    Blitar (beritajatim.com) – Jumlah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang dipasung di Kabupaten Blitar terus bertambah jumlahnya. Hingga awal tahun 2024 ini, tercatat ada 27 ODGJ yang dipasung.

    Jumlah ODGJ yang dipasung ini terus meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya. Diketahui pada tahun 2023 lalu, ada 18 ODGJ asal Bumi Penataran masih menjalani pemasungan oleh pihak keluarga.

    Tentu hal ini perlu menjadi perhatian, di tengah target pemerintah pusat menargetkan bebas pasung namun nyatanya masih ada 27 warga Kabupaten Blitar yang menjalani pemasungan.

    ” Jumlah ini bertambah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya di mana ada 18 ODGJ yang dipasung, saat kami tawari untuk berobat ke RS pihak keluarga menolak,” kata Koordinator Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinkes Kabupaten Blitar, Hyndra Satria, Kamis (11/04/24).

    Secara keseluruhan ada 2.229 ODGJ di Kabupaten Blitar. Ribuan ODGJ ini tersebar di seluruh pelosok desa di Kabupaten Blitar.

    Dari jumlah tersebut 27 di antaranya saat ini masih dilakukan pemasungan. Langkah pembebasan pasung, terasa sangat berat lantaran mayoritas pihak keluarga tidak mengizinkan pasien ODGJ-nya dibawa ke rumah sakit.

    Penanganan ODGJ ini menjadi hal yang dilematis. Jika dibiarkan di rumah ODGJ kemungkinan akan dikurung atau dipasung.

    Namun jika dibawa ke rumah sakit untuk berobat maka ada batasan waktu perawatan yakni 2 pekan hingga 1 bulan. Usai masa perawatan maka pasien ODGJ dikembalikan ke rumah dan berpotensi gangguan jiwanya kambuh kembali.

    “Dan mayoritas menolak, serta pilihan terakhirnya adalah pasung,” tegasnya.

    Saat ini upaya yang bisa dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar adalah melakukan pemantauan secara periodik ke pasien ODGJ. Dinkes memberikan instruksi langsung kepada puskesmas dan kader kesehatan jiwa untuk melakukan pemantauan langsung pasien-pasien ODGJ tersebut.

    “Kita lakukan pemantauan terhadap pasien-pasien ODGJ yang lama, karena tidak ada pasien ODGJ yang baru,” tutupnya. (owi/ian)

  • Cuaca Surabaya Raya Hari Lebaran Kedua, Daerah Ini Hujan Petir

    Cuaca Surabaya Raya Hari Lebaran Kedua, Daerah Ini Hujan Petir

    Surabaya (beritajatim.com) – Prakiraan cuaca di Surabaya Raya, yang meliputi Kota Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, pada hari ini, Kamis (11/4/2024) yang juga bertepatan pada perayaan hari kedua Idulfitri 1445 Hijriah.

    Hal ini mengacu pada data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda. Di mana pada laman resminya dijelaskan sebagai berikut.

    “Beberapa daerah di Surabaya Raya cenderung cerah barawan di hari kedua Idulfitri 1445 H. Suhu berkisar antara 25-32 derajat celcius dan kelembapan antara 65-95 persen,” ujar Oky Sukma Hakim, S.Tr, prakirawan BMKG Juanda Surabaya, Rabu (10/4/2024).

    Adapun berikut ini lebih lengkapnya prakiraan cuaca di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, untuk hari ini, Kamis, 11 April 2024 yang bertepatan dengan hari kedua lebaran Idulfitri.

    Cuaca Surabaya

    Pagi: Cerah Berawan

    Siang: Cerah Berawan

    Malam: Berawan

    Dini hari: Cerah Berawan

    Suhu antara 25-31 derajat celcius dan kelembapan mencapai 65-90 persen.

    Cuaca Sidoarjo

    Pagi: Cerah Berawan

    Siang: Hujan Petir

    Malam: Cerah Berawan

    Dini hari: Berawan

    Suhu antara 25-32 derajat celcius dan kelembapan mencapai 65-95 persen.

    Cuaca Gresik

    Pagi: Cerah Berawan

    Siang: Cerah Berawan

    Malam: Berawan

    Dini hari: Cerah Berawan

    Suhu antara 25-31 derajat celcius dan kelembapan mencapai to 65-95 persen.

    Penting untuk dicatat bahwa prakiraan cuaca dapat berubah, oleh karena itu, disarankan untuk selalu memantau pembaruan informasi cuaca dari sumber yang terpercaya.

    Dengan mengetahui prakiraan cuaca ini, masyarakat dapat lebih siap menghadapi kondisi cuaca yang mungkin terjadi pada periode tersebut. (fyi/ian)

  • Malam Ini Gunung Semeru di Lumajang Erupsi

    Malam Ini Gunung Semeru di Lumajang Erupsi

    Lumajang (beritajatim.com) – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang malam ini kembali erupsi. Letusan pukul 19:52 WIB.

    Tinggi kolom letusan teramati ± 500 m di atas puncak (± 4176 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung.

    Liswanto, A.P. dari ESDM memberikan sejumlah rekomendasi kepada warga masyarakat di sekita aliran gunung Semeru.

    “Tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak,” kata Liswanto dalam keterangan tertulis.

    Kedua  tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

    Ketiga mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

    Sementara dari laporan lahar dingin juga telah turun di aliran sungai Besuk Kobokan sore tadi. (ted)

  • Bocah Ngawi Hanyut di Bengawan Solo, Ditemukan Meninggal 

    Bocah Ngawi Hanyut di Bengawan Solo, Ditemukan Meninggal 

    Ngawi (beritajatim.com) – Bocah berinisial NA (5) warga Desa/Kecamatan Mantingan, Ngawi, yang hanyut di Bengawan Solo ditemukan meninggal pada Rabu (10/4/2024) pukul 14.00 WIB. Siswi SD itu sebelumnya hanyut saat mencari ikan bersama kakaknya di aliran sungai pada Senin (8/4/2024) pukul 17.10 WIB.

    Jasad NA ditemukan berada di pinggir sungai dengan jarak 25 kilometer dari titik pertama hanyut. Tepatnya di kawasan Desa Bangunrejo Kidul, Kecamatan Kedunggalar Kabupaten Ngawi. Petugas kemudian melakukan evakuasi terhadap jenazah korban.

    Pihak keluarga, yakni Suparman (51) dan Elva Dyah Ayu (41) kemudian mendatangi lokasi untuk memastikan. Pun, jenazah dikenali dari rambut dan baju yang dipakai korban.

    “Korban atas nama NA sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di aliran sungai Bengawan Solo masuk wilayah Kedunggalar. Pihak keluarga sudah memastikan jika jenazah anak-anak itu adalah korban,” kata Bambang Sumantri, petugas Basarnas.

    Oleh Tim SAR, jenazah korban kemudian dibawa ke Instalasi Forensik dan Medikolegal RSUD dr Soeroto Ngawi untuk divisum. Petugas memastikan jika korban meninggal karena tenggelam. Kini jenazah korban sudah diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan.

    Sebelumnya, bocah SD di Ngawi berinisial NA (5) warga Desa/Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi diduga terseret arus Sungai Bengawan Solo pada Senin (8/4/2024) pukul 17.10 WIB. Ibunya, yakni Elva Dyah Ayu menangis histeris.

    Kejadian berawal saat NA bermain bersama kakaknya laki-lakinya yakni MU (9) di Bengawan Solo pada Senin siang. Jarak sungai dengan rumah bocah itu sekitar 100 meter. Saat sampai di sungai, keduanya mulai mencari ikan. Namun, tak disangka, NA justru terpeleset dan kemudian tercebur ke Bengawan Solo. Dia kemudian hanyut. [fiq/ted]

     

     

  • Penumpang Kereta Api Daops 8 Surabaya Turun Drastis di Hari H Lebaran

    Penumpang Kereta Api Daops 8 Surabaya Turun Drastis di Hari H Lebaran

    Surabaya (beritajatim.com) – Jumlah penumpang kereta api di tiga stasiun utama di Daops 8 Surabaya, yaitu Gubeng, Pasar Turi, dan Malang, mengalami penurunan drastis pada Hari H Idul Fitri 1445 Hijriah dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya.

    Berdasarkan data dari PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 8 Surabaya, pada Rabu (10/4/2024), tercatat sebanyak 18.392 penumpang yang menggunakan kereta api jarak jauh. Jumlah ini jauh lebih sedikit dibandingkan dengan H-4 hingga H-1 Lebaran.

    “Jumlah penumpang pada H-1 Lebaran mencapai 24.294 orang, dan H-4 Lebaran mencapai 30.734 orang,” ungkap Luqman Arif, Manager Humas Daop 8 Surabaya.

    Dari total 18.392 penumpang di Hari H Lebaran, 6.848 orang berangkat dari Stasiun Gubeng, 4.466 orang dari Stasiun Pasar Turi, dan 2.104 orang dari Stasiun Malang.

    “Mayoritas penumpang kereta api pada hari ini didominasi dengan tujuan Yogyakarta, Jakarta, Semarang, Bandung, Jember, dan Banyuwangi,” jelas Luqman.

    Secara keseluruhan, selama periode angkutan Lebaran 2024 (31 Maret – 10 April 2024), KAI Daop 8 Surabaya telah melayani 226.840 pelanggan yang berangkat dan 192.806 pelanggan yang turun.

    “Selama masa angkutan Lebaran ini, KAI Daop 8 Surabaya setiap harinya memberangkatkan 54 kereta api jarak jauh, yang terdiri dari 43 kereta api jarak jauh reguler dan 11 kereta api jarak jauh tambahan,” kata Luqman.

    Masyarakat dapat mengetahui ketersediaan tempat duduk kereta api melalui aplikasi Access by KAI.

    Penurunan drastis jumlah penumpang kereta api di Hari H Lebaran menunjukkan bahwa tradisi mudik Lebaran tahun ini telah selesai. (ted)

  • BNPB: Banjir Rendam Kawasan Sidoarjo, Bangkalan, dan Banyuwangi

    BNPB: Banjir Rendam Kawasan Sidoarjo, Bangkalan, dan Banyuwangi

    Jakarta (beritajatim.com) – Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, berdasarkan prakiraan cuaca per tanggal 10 April 2024 pukul 07.00 WIB hingga 11 April 2024 pukul 07.00 WIB yang dikeluarkan oleh Stasiun Meteorologi Juanda – Surabaya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, pada 10 April 2024 mulai pukul 07.00 hingga 16.00 WIB sebagian besar wilayah Jawa Timur didominasi cuaca berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang hingga hujan dengan petir.

    “Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengimbau masyarakat serta pemerintah untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana yang dipengaruhi oleh faktor cuaca,” katanya.

    Dia menambahkan, banjir tidak hanya wilayah Kabupaten dan Kota Pasuruan, tetapi juga merendam Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo, Selasa (9/4) pukul 01.00 WIB. Banjir dengan tinggi muka air 5 hingga 20 sentimeter merendam tiga perumahan, yaitu Perumahan Green Residence, Bumi Cabean Asri dan Alam Mutiara.

    “BPBD Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Sidoarjo melakukan pemantauan tinggi muka air serta pendataan di lokasi kejadian” ujarnya.

    Selain itu, hujan intensitas tinggi disertai petir mengakibatkan pohon tumbang dan menimpa salah satu rumah warga di Desa Sendang Dajah, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan pada Selasa (9/4) pukul 02.00 WIB.

    Muhari menambahkan, banjir merendam area jalan nasional di Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Selasa (9/4) pukul 14.37 WIB. Hal ini terjadi akibat hujan lebat dan memicu luapan air dari saluran drainase atau selokan di sekitar jalan sehingga material lumpur mengganggu pengguna jalan.

    Bagi masyarakat yang tinggal di sekitar area sungai, Muhari mengingatkan, jika hujan lebat mengguyur wilayah tempat tinggal dan terlihat peningkatan tinggi muka air secara signifikan diimbau untuk segera melakukan evakuasi dan memprioritaskan keamanan kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia (lansia) maupun ibu hamil.

    “Bagi warga yang sedang melakukan perjalanan menggunakan kendaraan roda dua maupun empat, jika hujan lebat membatasi jarak pandang dapat segera berhenti ke tempat yang aman sampai situasi aman dan kondusif untuk melanjutkan perjalanan serta ikuti imbauan maupun instruksi otoritas daerah setempat,” katanya. (ted)

  • Teruskan Tradisi Keluarga, Cabup Jember Gus Fawait Jadi Imam dan Khatib Salat Id

    Teruskan Tradisi Keluarga, Cabup Jember Gus Fawait Jadi Imam dan Khatib Salat Id

    Jember (beritajatim.com) – Politisi Partai Gerindra dan kandidat bupati Muhammad ‘Gus’ Fawait melanjutkan tradisi menjadi khotib salat Idulfitri, di Pondok Pesantren Nurul Khotib Al-Qodiri IV, Desa Wringinagung, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu (10/4/2024).

    “Sejak lulus SMA dan kemudian kuliah S1, saya selalu kebagian membacakan khotbah. Ketika masih ada almarhum Abah, beliau yang menjadi imam salat, saya yang jadi khatib. Setelah Abah wafat, imam salat dilanjutkan almarhum kakak saya, Kiai Lutfi,” kata Fawait kepada Beritajatim.com.

    Setelah sang kakak meninggal dunia, tradisi itu berlanjut. Legislator DPRD Jawa Timur itu akhirnya harus merangkap, menjadi imam sekaligus khatib salat Idulfitri.

    Fawait mengatakan, lebaran tahun ini sangat berkesan karena bersamaan dengan selesainya pemilihan presiden. “Ini momentum untuk menyatukan. Tidak ada lagi pendukung presiden nomor urut 1, 2, dan 3. Semua adalah bangsa Indonesia yang bersaudara. Apalagi ditandai dengan pelaksanaan Idulfitri bersama pada hari ini,” jelasnya.

    Fawait menyerukan kepada masyarakat untuk menjaga kerukunan dan kekompakan. “Semua karena cinta, ojo lali moco salawat. Saya titip doa, semoga Indonesia tetap selamat, selalu aman, dan kuat,” katanya.

    Setelah menunaikan salat Idulfitri, Fawait bersilaturahmi dengan masyarakat sekitar pondok dan berkumpul dengan keluarga. “Saya sungkem dengan ummi (ibu), dan kemudian berziarah ke makam Abah dan kakak,” katanya.

    Ada tradisi yang berbeda di desa asal Fawait dengan Surabaya. “Kalau di desa, hari pertama lebaran belum ada ketupat. Beda dengan di kota. Kalau di desa, baru hari ketujuh ada ketupat, setelah puasa sunnah syawal pada hari kedua sampai ketujuh. Riyoyo kupat,” kata Fawait.

    Perbedaan tradisi ini sempat bikin kecele Fawait saat menempuh kuliah di Universitas Airlangga, Surabaya. “Teman-teman saya di kota sudah makan ketupat pada hari pertama lebaran. Saya agak heran. Biasanya di desa, pada hari pertama lebaran kami makan opor, rendang, bakso, tanpa ketupat,” katanya tersenyum. [wir]

  • Banjir di Kabupaten dan Kota Pasuruan Renggut 2 Korban Jiwa

    Banjir di Kabupaten dan Kota Pasuruan Renggut 2 Korban Jiwa

    Jakarta (beritajatim.com) – Banjir yang melanda Kabupaten dan Kota Pasuruan, Jawa Timur menyebabkan dua orang meninggal dunia.

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari berdasarkan informasi dari Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan Sugeng Hariyadi, satu orang berusia 40 tahun meninggal akibat tersengat listrik di Kabupaten Pasuruan, sedangkan di Kota Pasuruan satu anak berusia dua tahun tenggelam di sekitar rumahnya karena tidak bisa berenang ketika debit air meningkat.

    Berdasarkan data yang dihimpun oleh BPBD Provinsi Jawa Timur, lanjut Muhari, sejumlah kecamatan yang terdampak banjir di Kabupaten Pasuruan meliputi Kecamatan Kraton, Pohjentrek, Bangil, Beji, Rembang, Gondangwetan. Sedangkan di Kota Pasuruan meliputi Kecamatan Gadingrejo, Purworejo, Panggungrejo dan Bugul Kidul.

    “Selain pemukiman warga, akses jalan Surabaya-Probolinggo turut terdampak banjir,” kata Muhari.

    Dia juga menjelaskan, banjir yang terjadi sejak Senin (8/4) tersebut disebabkan oleh meluapnya Daerah Aliras Sungai (DAS) Welang, Kedunglarangan, Petung dan Badong akibat intensitas hujan sedang hingga lebat di wilayah hulu sungai sekitar pukul 23.30 waktu setempat.

    “BPBD Kabupaten Pasuruan telah berkoordinasi dengan pemerintah provinsi untuk melakukan normalisasi sungai sebagai langkah antisipasi ke depannya,” kata Muhari. (hen/ted)