Jenis Media: Regional

  • Tidak Kunjung Difungsikan, Proyek Gedung IPIT RSUD di Tuban Disorot KPK

    Tidak Kunjung Difungsikan, Proyek Gedung IPIT RSUD di Tuban Disorot KPK

    Liputan6.com, Jakarta Proyek pembangunan gedung Instalasi Perawatan Intensif Terpadu (IPIT) RSUD dr Koesma Tuban senilai sekitar Rp 58 miliar masih menjadi sorotan. Sebab, meski telah dinyatakan rampung setelah molor dari target penyelesaian Desember 2024, hingga Minggu (16/11/2025) gedung lima lantai tersebut belum juga difungsikan.

    Kondisi itu belum ada penjelasan resmi mengenai alasan gedung itu tak kunjung digunakan. Plt Direktur RSUD dr Koesma Tuban, Heni Purnomo Wati saat dikonfirmasi memilih tidak memberikan komentar.

    Proyek yang menggunakan anggaran BLUD/APBD 2024 itu sejak awal memang diwarnai sejumlah kejanggalan. Sorotan pertama muncul dari hasil lelang, ketika pemenang tender berasal dari urutan penawar ke-9 dari total 10 peserta, dengan penurunan penawaran hanya sekitar 1 persen dari pagu anggaran.

    Hal ini memunculkan pertanyaan besar terkait kompetisi dan transparansi proses tender.

    Masalah berlanjut saat pembangunan berlangsung. Progres di lapangan sempat tersendat, hal itu membuat DPRD Tuban turun tangan menyoroti keterlambatan dan meminta penjelasan atas mundurnya jadwal penyelesaian.

    Tidak hanya itu, sebuah LSM juga bahkan mengajukan gugatan perdata di Pengadilan Negeri Tuban terkait kemoloran pekerjaan tersebut.

    Rangkaian persoalan itu mengakibatkan tiga kali addendum kontrak diterbitkan. Di mana addendum yang berulang inilah yang kemudian menarik perhatian Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

    KPK secara resmi memasukkan proyek pembangunan Gedung IPIT RSUD dr Koesma Tuban sebagai salah satu program strategis daerah yang perlu diawasi pada 2024–2025. Penetapan itu disampaikan dalam rapat koordinasi pencegahan korupsi di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Selasa (5/8/2025).

    Lembaga antirasuah itu menemukan sejumlah risiko dalam proyek tersebut. Risiko itu meliputi proses tender yang kurang kompetitif, addendum berulang yang membuka peluang penyimpangan, hingga potensi masalah dalam pelaksanaan fisik.

    “Kami dorong Inspektorat melakukan probity audit terhadap proyek strategis agar pengawasan tidak hanya administratif, tetapi berbasis risiko,” tegas Kepala Satgas Korsup Wilayah III KPK, Wahyudi.

    Namun hingga kini, persoalan addendum yang menjadi perhatian KPK belum mendapat tanggapan resmi dari pihak RSUD dr Koesma Tuban. Plt Direktur rumah sakit tersebut juga kembali enggan berkomentar saat dimintai penjelasan.

  • Ketika Anak-anak Palangka Raya Menyuarakan Rimba yang Terbakar

    Ketika Anak-anak Palangka Raya Menyuarakan Rimba yang Terbakar

    Liputan6.com, Jakarta Di tepian Wisata Air Hitam Kereng Bangkirai, Sebangau, Kota Palangka Raya, puluhan tawa anak-anak bergema pada gelaran Festival Anak Sabangau 2025. Lokasi festival yang berdekatan dengan hutan rawa gambut, menjadikan tempat itu sebagai ruang belajar terbuka bagi para generasi muda.

    Lewat drama teatrikal “Cahaya Rimba” para penonton dibuat terpukau, mereka mengacungkan ibu jari sebagai tanda apresiasi. Di atas panggung sederhana, para pemain cilik merefleksikan peristiwa yang akrab bagi masyarakat Kalimantan Tengah, yakni kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

    Setiap gerakan para pemain di atas panggung merupakan refleksi pahit dari realitas kehidupan saat karhutla. Keindahan hutan beserta isinya perlahan digantikan oleh kecemasan yang tak kunjung reda.

    Hutan yang seharusnya menjadi tempat berlindungnya para satwa, harus luluh lantah dilahap si jago merah yang mengamuk tanpa ampun. Bahkan, kabut asap yang mereka hirup masih meninggalkan sesak bagi kehidupan.

    Koordinator Edukasi, Yayasan Borneo Nature Indonesia (YBNI), Agus Damanik mengatakan teatrikal tersebut membawa semangat pelestarian rimba melalui pendekatan edukatif dan kreatif. Upaya ini bagian dari meningkatkan kesadaran lingkungan sejak dini.

    Tema yang diusung pada kegiatan kali ini adalah “Kalawa Bara Himba” yang memiliki arti berarti cahaya dari hutan. Teatrikal itu melibatkan sekitar 50 anak-anak yang dilatih selama 60 hari sebelum pentas.

    “Anak-anak terbiasa melakukan kegiatan kemudian api datang dan terganggu. Setelah itu api reda, maka akan muncul bibit-bibit baru sebagai personifikasi harapan,” kata Agus, Minggu (16/11/2025).

    Agus juga menjelaskan, teatrikal tersebut membawa semangat pelestarian rimba melalui pendekatan edukatif dan kreatif. Upaya ini bagian dari meningkatkan kesadaran lingkungan sejak dini.

    Para anak-anak belajar, bahwa kekayaan sejati terletak pada udara yang bersih dan hijaunya hutan rawa gambut. Teater tersebut juga menjadi pengingat, bahwa perjuangan melestarikan lingkungan harus diwariskan demi generasi penerus.

    “Bagi mereka bicara kabut bukan dari gunung, tapi kabut asap. Mereka tak mengenal kabut lain,” tambahnya.

    Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) YBNI, Anton Nurcahyo, menyampaikan teatrikal itu diciptakan dari pemahaman yang mereka alami dan berdiskusi dengan tim edukasi. Dua kali dalam seminggu, mereka bertemu, bermain dan belajar bersama.

    Ia berpendapat kegiatan semacam ini sangat penting untuk memupuk kepedulian sejak dini, sebab anak-anak perlu memahami bahwa rimba adalah warisan yang harus dijaga. Melalui kegiatan yang kreatif, mereka belajar mencintai alam dengan cara yang menyenangkan.

    “Mungkin yang mereka ingat ya kabutnya itu. Gak bisa ke mana-mana dan sesak,” ungkapnya.

    Anton juga berpendapat pelestarian hutan gambut dan keanekaragaman hayati harus dimulai dari kesadaran dan kecintaan. Menurutnya, hal ini penting karena pada hakikatnya manusia seharusnya berada dekat dan menyatu dengan alam.

    Kegiatan ini menjadi pengingat betapa rentannya ekosistem hutan dan pentingnya meningkatkan kesadaran dalam melindungi hutan. Hal itu terlihat dari peristiwa kebakaran lahan gambut terparah di Kalteng pada 10 tahun lalu.

    “Kami coba memulainya dan konsisten. Kami percaya bahwa generasi muda nantinya yang akan menjadi penerus yang kita lakukan,” pungkasnya.

  • Cuaca 17 November 2025: Hujan Ringan Ancam Ngawi, Magetan, dan Ponorogo

    Cuaca 17 November 2025: Hujan Ringan Ancam Ngawi, Magetan, dan Ponorogo

    Surabaya (beritajatim.com) – Warga Ngawi, Magetan, dan Ponorogo diminta lebih waspada terhadap perubahan cuaca pada Senin, 17 November 2025. Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr., menyebut ketiga wilayah tersebut berpotensi diguyur hujan ringan pada siang hari.

    “Cuaca pagi mungkin terlihat tenang, tetapi ada potensi hujan yang cukup konsisten menjelang tengah hari,” kata Oky.

    Menurutnya, kondisi atmosfer yang tidak stabil membuat peluang hujan merata di wilayah Mataraman. Ia juga mengimbau masyarakat untuk membawa perlengkapan antisipasi, terutama yang beraktivitas di jalan.

    Untuk wilayah Ngawi, cuaca diperkirakan dimulai dengan langit berawan pada pukul 06.00 WIB. Hujan ringan turun pada pukul 10.00 WIB hingga 13.00 WIB, lalu meningkat menjadi hujan disertai petir pada pukul 16.00 WIB. Menjelang malam, kondisi kembali mereda.

    “Pada malam hari sekitar pukul 22.00 WIB, cuaca di Ngawi cenderung cerah berawan dan cukup aman untuk aktivitas luar, namun tetap hati-hati karena jalan bisa licin,” ujar Oky.

    Suhu berkisar 23–28 derajat Celcius dengan angin dari Barat 7,5 km/jam dan kelembapan 71–97 persen.

    Cuaca Magetan menunjukkan pola yang mirip. Awan mendominasi pagi hari sebelum hujan ringan turun pada pukul 10.00–13.00 WIB. Cuaca kembali berawan pada pukul 16.00 WIB hingga malam.

    Suhu berada pada kisaran 22–28 derajat Celcius, dengan angin dari Tenggara berkecepatan 12,6 km/jam dan kelembapan 69–93 persen. Menurut Oky, Magetan biasanya punya pola yang stabil. Hujannya tidak terlalu deras, tapi cukup membuat suhu menurun dan aktivitas luar sedikit terhambat.

    Sementara itu, Ponorogo diprediksi mengalami kondisi cuaca yang serupa dengan Magetan. Hujan ringan pada siang hari dan cuaca berawan pada pagi hingga malam menjadi pola dominan di wilayah tersebut. Suhu udara 22–30 derajat Celcius, angin bertiup dari Tenggara 10 km/jam, dan kelembapan berada pada rentang 64–95 persen.

    “Masyarakat Ponorogo perlu lebih berhati-hati pada siang hari, karena hujan datang cukup cepat setelah kondisi pagi yang berawan,” jelas Oky.

    Sebagai penutup, Oky kembali menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat. Walaupun tidak ada potensi cuaca ekstrem, masyarakat diharapkan tetap mempersiapkan diri. Kondisi jalan setelah hujan bisa licin, sehingga utamakan keselamatan. [mnd/suf]

  • Balita di Sampang Tewas Tenggelam di Sungai Kemuning

    Balita di Sampang Tewas Tenggelam di Sungai Kemuning

    Sampang (beritajatim.com) – Seorang balita berusia 5 tahun, Moh. Ghibran Alvian Mahrus, ditemukan meninggal dunia setelah tenggelam di aliran DAS Kali Kamoning, Dusun Tasean, Desa Paseyan, Kecamatan Sampang, Minggu (16/11/2025).

    Korban yang merupakan anak dari Ach. Mahrus, warga Kelurahan Dalpenang, Kecamatan Sampang, diduga lepas dari pengawasan keluarga hingga akhirnya hilang dan ditemukan tak bernyawa setelah dua setengah jam pencarian.

    Menurut keterangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, korban sedang berada di rumah neneknya sekitar pukul 10.30 WIB, sebelum diketahui hilang. Pihak keluarga segera melakukan pencarian, dan setelah pencarian yang cukup panjang, korban akhirnya ditemukan di sungai dalam keadaan sudah tidak bernyawa.

    “Korban dibawa menggunakan ambulans PMI ke rumah duka untuk proses pemakaman,” kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sampang, Mohammad Hozin.

    Setelah kejadian, BPBD Sampang langsung melakukan asesmen dan memberikan bantuan Tanggap Darurat kepada keluarga korban. Kejadian ini menambah daftar kecelakaan di kawasan yang rawan terjadi tenggelamnya korban akibat minimnya pengawasan dan fasilitas keselamatan di sekitar aliran sungai.

    Sementara itu, pihak BPBD terus berupaya mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bahaya di sekitar lingkungan mereka, terutama bagi anak-anak yang rentan mengalami kecelakaan serupa. [sar/suf]

  • Hujan Ringan Berpeluang Turun di Madiun dan Pacitan, Ini Prakiraan Cuaca 17 November 2025

    Hujan Ringan Berpeluang Turun di Madiun dan Pacitan, Ini Prakiraan Cuaca 17 November 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Menjelang awal pekan, masyarakat di Kota Madiun, Kabupaten Madiun, dan Pacitan diimbau untuk bersiap menghadapi cuaca yang cenderung lembab dan berpotensi turun hujan ringan.

    Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr., menyampaikan bahwa kondisi cuaca di tiga wilayah tersebut akan dipengaruhi oleh dominasi awan sejak pagi hingga malam hari.

    “Ada peluang hujan ringan di beberapa titik, terutama menjelang siang, jadi masyarakat sebaiknya membawa perlindungan saat bepergian,” ujarnya.

    Di Kota Madiun, cuaca diperkirakan berawan pada pukul 06.00 WIB. Memasuki pukul 10.00 WIB, hujan ringan mulai mengguyur dan bertahan hingga sekitar pukul 13.00 WIB. Setelah itu, kondisi kembali berawan hingga malam.

    Suhu udara di wilayah ini berada pada kisaran 23–31 derajat Celcius, angin bertiup dari arah Barat dengan kecepatan 11,6 km/jam, dan kelembapan relatif tinggi di angka 68–93 persen.

    “Intensitasnya memang ringan, tetapi cukup untuk membuat jalanan licin. Tetap waspada saat berkendara,” jelas Oky

    Kondisi serupa ditemukan di Kabupaten Madiun. Awan tebal sudah terlihat sejak pukul 06.00 WIB, kemudian hujan ringan diperkirakan turun pada pukul 10.00 WIB. Mulai pukul 13.00 WIB hingga malam hari, langit kembali berawan. Suhu tercatat berada pada 23–30 derajat Celcius, dengan angin dari Timur Laut sekitar 7,9 km/jam, serta kelembapan 67–93 persen.

    Sementara itu, Pacitan juga dibayangi awan tebal sejak pagi. Pada pukul 06.00 WIB kondisi berawan, lalu hujan ringan turun sekitar pukul 13.00 WIB. Menjelang sore hingga malam hari, wilayah ini kembali berawan.

    Suhu Pacitan lebih sejuk, berada pada 21–27 derajat Celcius, dengan angin bertiup dari Barat Daya sekitar 10,2 km/jam, serta tingkat kelembapan tinggi di angka 73–98 persen.

    “Wilayah pesisir biasanya punya kelembapan tinggi. Itulah yang membuat peluang hujan ringan di Pacitan cukup kuat,” tambah Oky.

    Sebagai penutup, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap memperhatikan kondisi cuaca sebelum beraktivitas. Membawa jas hujan atau payung dinilai penting mengingat hujan ringan berpotensi muncul di jam-jam krusial. Aktivitas luar ruangan juga disarankan disesuaikan dengan perubahan cuaca agar tetap aman dan nyaman. [mnd/suf]

  • Gempa Magnitudo 4,3 Guncang Gunungkidul

    Gempa Magnitudo 4,3 Guncang Gunungkidul

    Liputan6.com, Jakarta Gempa maginitudo 4,3 mengguncang Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (17/11/2025) pukul 03.29 WIB.

    Dikutip dari akun X Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), lokasi koordinat gempa berada di 9.03 LS dan 110.49 BT. Berjarak 115 km arah barat daya dari Gunungkidul.

    Pusat gempa berada di kedalaman 10 kilometer dari permukaan laut.

    Belum diketahui informasi lebih lanjut mengenai gempa ini, termasuk ada atau tidaknya dampak berupa kerusakan bangunan milik warga.

  • Tabrakan Pikap dan Truk di Jombang: Dua Orang Tewas di Tempat, Satu Luka Berat

    Tabrakan Pikap dan Truk di Jombang: Dua Orang Tewas di Tempat, Satu Luka Berat

    Jombang (beritajatim.com) – Kecelakaan beruntun terjadi di Jalan Raya Perak, Kecamatan Perak, Kabupaten Jombang pada Minggu malam, 16 November 2025, yang melibatkan sebuah mobil pikap Daihatsu Grandmax dan dua truk.

    Kecelakaan tersebut mengakibatkan dua orang meninggal dunia di tempat, sementara satu orang lainnya mengalami luka berat.

    Menurut keterangan dari saksi mata dan kepolisian, kecelakaan bermula saat kendaraan pikap Daihatsu Grandmax dengan nomor polisi W-8919-NN yang dikemudikan oleh Catur Adipurno (24), warga Desa Kalangsemanding Kecamatan Perak, melaju dari arah barat menuju timur.

    Pikap tersebut mencoba mendahului kendaraan lain di depannya, namun kehilangan kendali saat roda kiri turun ke luar aspal. Kendaraan kemudian oleng ke kanan dan menabrak truk trailer bernomor polisi L-9913-UO yang datang dari arah berlawanan.

    Setelah menabrak truk trailer, pikap tersebut terpental ke kanan dan bertabrakan dengan truk Isuzu Elf nopol S-9181-JH yang melaju kencang dari arah barat ke timur. Akibat kecelakaan beruntun ini, dua orang penumpang pikap, yakni Catur Adipurno dan Sho’im (56), meninggal dunia di lokasi kejadian.

    Sedangkan Sulaiman (62), seorang penumpang lainnya, mengalami luka berat dan segera dilarikan ke RSUD Kabupaten Jombang untuk perawatan lebih lanjut. Sopir truk trailer M Rokim (40), warga Kalilom Lor Indah Gg Lavenda Desa Tanah Kali Kedinding Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya, tidak luka.

    Begitu juga dengan pengemudi Isuzu Elf Nopol S-9181-JH, Miskal (60), warga Dusun Tembok Desa Muncar Kecamatan Tembokrejo Kabupaten Banyuwangi, tidak luka.

    Kepala Unit Gakkum Satlantas Polres Jombang, Ipda Siswanto, membenarkan kejadian tersebut dan menjelaskan bahwa kecelakaan ini terjadi akibat kelalaian pengemudi pikap yang tidak mengantisipasi kondisi jalan.

    “Setelah mendahului kendaraan lain, pengemudi pikap kehilangan kendali dan langsung menabrak truk yang melaju dari arah berlawanan,” ungkap Ipda Siswanto.

    Dua saksi yang berada di lokasi kejadian, Zainul Arif (29) dan Huda Febrianto (35), memberikan keterangan yang menguatkan kronologi tersebut. Mereka menyaksikan secara langsung bagaimana kendaraan pikap oleng sebelum akhirnya menabrak truk-truk yang ada di depannya.

    Polisi kini tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan tersebut, sambil terus memberikan perhatian pada faktor keselamatan di jalan raya. [suf]

  • Lutung Jawa Tersengat Listrik di Ngawi, Dievakuasi dalam Kondisi Kritis

    Lutung Jawa Tersengat Listrik di Ngawi, Dievakuasi dalam Kondisi Kritis

    Ngawi (beritajatim.com) – Seekor lutung jawa betina ditemukan dalam kondisi kritis setelah tersengat listrik bertegangan tinggi di Desa Ngawi Purba, Kecamatan Ngawi, Minggu (16/11/2025) pagi. Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi langsung datang ke lokasi setelah mendapat laporan warga dan mengevakuasi satwa dilindungi tersebut.

    Lutung itu terjatuh dari tiang listrik setinggi sekitar 20 meter setelah terdengar suara ledakan keras. Menurut warga, hewan tersebut sempat jatuh dua kali sebelum ditemukan tergeletak tak berdaya di tanah.

    Saat dievakuasi, lutung mengalami luka bakar pada bagian pantat dan kedua telapak kaki akibat sengatan listrik. Petugas kemudian membawanya ke kantor BPBD Ngawi untuk mendapatkan penanganan awal, termasuk memandikan tubuhnya agar luka tidak bertambah parah.

    Melihat kondisinya terus melemah, petugas akhirnya memutuskan membawa lutung tersebut ke klinik hewan di Desa Karangasri untuk mendapatkan perawatan medis intensif. Hewan itu diberi infus guna menstabilkan kondisinya, sementara luka bakarnya dirawat oleh tenaga medis.

    Vera Hudawi, warga setempat, mengaku mendengar suara ledakan sesaat sebelum lutung tersebut jatuh.

    “Terdengar ledakan. Katanya lutung itu datang dari arah Beteng lalu tersengat listrik dan jatuh dua kali. Kami langsung menghubungi BPBD,” ujarnya.

    Petugas BPBD Ngawi, Henky Dwi Firmansyah, membenarkan bahwa pihaknya langsung menuju lokasi setelah laporan diterima.
    “Kami datang untuk memberikan pertolongan. Karena kondisinya tidak membaik, kami bawa ke klinik hewan,” jelasnya.

    Sementara itu, dokter hewan Febry Zainal Abidin mengungkapkan kondisi lutung tersebut sangat lemah.

    “Kondisinya lemas, kami berikan infus. Ada luka bakar, dan usianya sudah dewasa,” ujarnya.

    Saat ini, lutung jawa tersebut masih menjalani perawatan intensif. Jika kondisinya pulih, rencananya satwa akan diserahkan ke BKSDA Wilayah I Madiun untuk menjalani proses rehabilitasi lanjutan.

    Petugas dan warga juga menduga masih ada satu lutung lain yang berada di sekitar lokasi dan belum ditemukan setelah insiden ini. (fiq/but)

     

     

  • Ekskavator Tersangkut Kabel Listrik di Bogor, 2 Kernet Tersengat, Satu di Antaranya Tewas
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        16 November 2025

    Ekskavator Tersangkut Kabel Listrik di Bogor, 2 Kernet Tersengat, Satu di Antaranya Tewas Bandung 16 November 2025

    Ekskavator Tersangkut Kabel Listrik di Bogor, 2 Kernet Tersengat, Satu di Antaranya Tewas
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Dua orang yang diduga sebagai kernet ekskavator tersengat listrik di wilayah Sukamakmur, Kabupaten Bogor.
    Satu orang di antaranya dinyatakan tewas dan satu orang lainnya mengalami luka-luka.
    Peristiwa nahas ini terjadi pada Sabtu (15/11/2025) dan terekam video yang diunggah di media sosial Instagram.  
    Dalam video tersebut, terlihat sejumlah warga sedang menggotong tubuh salah satu korban yang
    tersengat listrik
    saat berada di atas ekskavator berukuran besar.
    Dari informasi yang didapat
    Kompas.com
    , kedua korban berada di atas ekskavator yang sedang diangkut menggunakan truk.
    Diduga, alat berat tersebut mengenai kabel listrik saat melintas di jalan perkampungan warga.
    Kapolsek
    Sukamakmur
    , Ipda Dedi Priono, membenarkan kejadian tersebut.
    Ia mengonfirmasi bahwa satu orang tewas dan satu orang lainnya mengalami luka bakar.
    “Iya, kita terima informasi dari masyarakat ada orang kesetrum. Langkah pertama kita pastikan korbannya ditangani dan dibawa ke Puskesmas. Dua orang kita bawa, satu tewas dan satu luka. Lukanya tersengat listrik,” kata Dedi saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (16/11/2025).
    Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui kronologi kejadian dan peran masing-masing korban.
    Dugaan kuat keduanya merupakan kernet yang berada di ekskavator tersebut saat alat berat itu menyangkut di kabel listrik. 
    “Itu sedang kami selidiki dulu, dalam proses penyelidikan untuk mengetahui masing-masing bagian apa yang terjadi,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Naik Pitam Kakak Diancam, Pria di Sumedang Bunuh Abang Ipar Pakai Pisau
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        16 November 2025

    Naik Pitam Kakak Diancam, Pria di Sumedang Bunuh Abang Ipar Pakai Pisau Regional 16 November 2025

    Naik Pitam Kakak Diancam, Pria di Sumedang Bunuh Abang Ipar Pakai Pisau
    Tim Redaksi
    SUMEDANG, JABAR
    – Seorang pria bernama DR (48), warga Dusun Nangkod RT 03/09, Desa Cipacing, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, ditemukan tewas mengenaskan pada Sabtu (15/11/2025) malam.
    Korban tewas di tangan adik iparnya, IP (45), dengan luka tusuk di bagian dada dan leher.
    Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Polres Sumedang, AKP Awang Munggardijaya, menjelaskan bahwa insiden tersebut bermula dari
    pertengkaran
    antara korban dan istrinya, AH.
    Saat itu, IP yang sedang mengerjakan kerajinan bambu di halaman rumah mendengar pertengkaran tersebut.
    “Pelaku, yang tak lain adalah adik kandung dari AH, melihat korban mengancam istrinya. Hal ini yang kemudian memicu emosinya,” ujar Awang kepada
    Kompas.com
    , Minggu (16/11/2025).
    Dalam keadaan terpancing emosi, IP masuk ke dalam rumah sambil membawa sebilah pisau dan langsung menyerang DR dengan menusuk dada korban.
    Meskipun DR berusaha melarikan diri, ia dikejar oleh pelaku hingga terjatuh.

    “Pelaku kembali melakukan serangan dengan menyayat leher korban hingga korban meninggal di lokasi,” tambah Awang.
    Saat kejadian, sejumlah warga sekitar menyaksikan rangkaian peristiwa tersebut.
    Salah satu saksi, KK, mengaku melihat pelaku mencekik korban dan sempat memberikan peringatan, namun tidak digubris oleh pelaku.
    Saksi lainnya, DS, yang menerima laporan dari warga langsung menuju lokasi dan mendapati korban sudah tidak bernyawa.
    “Tak lama setelah menerima laporan, Polsek
    Jatinangor
    bersama tim Inafis Polres Sumedang mendatangi lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara dan mengamankan barang bukti,” jelas Awang.
    Jenazah DR kemudian dibawa menggunakan ambulans Puskesmas Jatinangor ke RS Bhayangkara Sartika Asih untuk pemeriksaan lebih lanjut, termasuk otopsi.
    Awang memastikan bahwa Polres Sumedang bergerak cepat dalam menangani kasus ini dengan melakukan olah TKP, memeriksa saksi-saksi, serta berkoordinasi dengan tim Inafis dan pihak medis.
    “Kasus ini menjadi perhatian serius karena mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang. Kami memastikan penyidikan berjalan profesional dan transparan,” tegas Awang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.