Jenis Media: Regional

  • Hadiri Graduasi di Pemalang, Mensos Gus Ipul Dapat Masukan dari KPM

    Hadiri Graduasi di Pemalang, Mensos Gus Ipul Dapat Masukan dari KPM

    Pemalang (beritajatim.com) – Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menghadiri acara graduasi 1.000 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Pendopo Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Senin (17/10/2025).

    Dalam kesempatan itu, Gus Ipul sempat berdialog dengan salah satu wisudawati bernama Fatimah Tulzahro. Ibu dua anak ini mengaku bahwa ia menerima bansos PKH sejak 2020 saat pandemi Covid-19.

    Sehari-hari Fatimah bekerja sebagai pedagang di kantin salah satu sekolah di Pemalang. Sedangkan suaminya merupakan tukang kebun di sekolah yang sama. Namun, saat wabah virus Corona terjadi, ia tidak bisa berjualan dan mencari pekerjaan lain sebagai asisten rumah tangga (ART) dari rumah ke rumah.

    “Ketika itu saya mendapatkan PKH itu melalui jalur seleksi. Dalam satu desa itu mendapatkan undangan beberapa ratus orang. Alhamdulillah, dari sekian banyak (peserta), saya lolos seleksi,” ungkap Fatimah.

    Setelah lima tahun menerima bansos, kini Fatimah bisa naik kelas. Ia tidak lagi mengandalkan bansos dan siap hidup mandiri dengan mengikuti program pemberdayaan kolaborasi Kemensos dan pihak-pihak terkait.

    “Ibu sudah siap betul graduasi?” tanya Gus Ipul kepada Fatimah.

    “Siap. Insyaallah,” jawab Fatimah dengan penuh keyakinan.

    Gus Ipul lantas meminta masukan kepada Fatimah. Ia menilai, masukan dari KPM merupakan hal yang dibutuhkan oleh dirinya dan para pejabat agar dapat bekerja dengan lebih baik.

    “Sekarang apa nasihat Ibu untuk Menteri Sosial? Ibu nasihatnya apa untuk saya? Nasihatnya apa? Nggak usah malu-malu, nasihati aja. Menteri Sosial ini harus dinasihati, pejabat-pejabat ini harus dinasihati oleh ibu,” ujar Gus Ipul.

    Merespons hal itu, Fatimah pun meminta agar standar yang harus dipenuhi agar bisa mendapatkan bansos lebih transparan. Sehingga tidak ada lagi masyarakat yang merasa bahwa bansos tersebut tidak tepat sasaran.

    Sebab, Fatimah mengaku, ada beberapa tetangganya yang mempertanyakan dirinya bisa menerima bansos.

    “Apa sih standar penerima bantuan PKH itu? Sedangkan kami tidak meminta untuk kami mendapatkan PKH. Kami mendapatkan PKH karena pilihan dari pemerintah. Tapi masyarakat di sana mempertanyakan,” ungkap Fatimah.

    “Mohon maaf untuk Bapak Menteri, mungkin ke depannya monggo benar-benar diseleksi kembali yang berhak dan yang tidak. Karena biar yang seperti kami tidak merasakan. Mohon maaf,” tambahnya diikuti sorak dukungan dari para wisudawan-wisudawati.

    Gus Ipul pun menerima masukan itu dengan baik. Menurut dia, apa yang disampaikan Fatimah harus dihormati dan ditindaklanjuti.

    “Bagus, nasihatnya bagus sekali. Nggak apa-apa, nggak usah mohon maaf. Ibu kalau ngomong apa adanya nggak usah minta maaf. Kalau Ibu ngomong apa adanya, apa yang ada di dalam hati, itu sesuatu yang harus kita hormati. Tepuk tangan untuk Ibu ini,” kata Gus Ipul. (ted)

  • Desa Gondang Bojonegoro Kembali Dilanda Banjir Bandang, Warga Minta Sodetan Sungai

    Desa Gondang Bojonegoro Kembali Dilanda Banjir Bandang, Warga Minta Sodetan Sungai

    Bojonegoro (beritajatim.com) — Banjir bandang kembali menerjang Dusun Gondang Lor, Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro, pada Senin (17/11/2025).

    Hujan deras yang mengguyur wilayah selatan Bojonegoro sejak siang menyebabkan air bercampur lumpur meluap ke jalan provinsi Bojonegoro–Nganjuk.

    Banjir terjadi sekitar pukul 16.30 WIB dan meski berlangsung singkat, dampaknya cukup mengganggu aktivitas warga. Genangan air setinggi kurang lebih 30 cm menutup akses jalan utama, membuat kendaraan harus ekstra hati-hati melintas.

    Kapolsek Gondang, AKP Bambang Adi Tenggani, menyebut banjir tersebut diduga berasal dari wilayah hulu seperti Krondonan Gondang, Desa Klino Kecamatan Sekar, Gunung Pandan, dan perbukitan sekitar. Daerah tersebut kondisinya lebih tinggi dan banyak kawasan hutan.

    “Kalau besok hujan lagi, pasti banjir lagi. Terutama saat hujan deras di wilayah atas, muaranya pasti ke bawah, di daerah Lor Kali dan depan puskesmas,” ujarnya.

    Kondisi ini bukan kali pertama terjadi. Warga Gondang Lor Kali sudah lama mengeluhkan banjir kiriman yang kerap datang tiba-tiba. Pemkab Bojonegoro menurutnya, beberapa waktu lalu, juga telah meninjau lokasi yang menjadi banjir langganan tersebut.

    “Warga minta sodetan, tapi semua itu butuh proses. Pemkab juga sudah mulai normalisasi Sungai Gondang,” jelas AKP Tenggani.

    Sayangnya, hingga berita ini ditulis, Kepala Dinas PU SDA Pemkab Bojonegoro, Helmy Elisabeth, belum memberikan tanggapan atas konfirmasi yang dikirimkan oleh jurnalis beritajatim.com. Sementara pihak BPBD Bojonegoro masih melakukan assessment kejadian tersebut.

    “Untuk permukiman warga Gondang Lor Kali sementara aman, tidak ada laporan rumah yang tergenang banjir dan sekarang sudah surut,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro, Heru Wicaksi. [lus/ted]

  • Arogannya Pegawai PPPK di NTT, Sudah Tak Memberi Nafkah Malah Aniaya dan Usir Istri

    Arogannya Pegawai PPPK di NTT, Sudah Tak Memberi Nafkah Malah Aniaya dan Usir Istri

    Pelaku yang sudah ditetapkan tersangka telah dipanggil untuk diperiksa. YAB terancam hukuman lima tahun penjara sesuai pasal yang berlaku.

    “Ia sudah diperiksa untuk dimintai keterangan sebagai tersangka perkara KDRT dan penelantaran,” katanya

    YAB melanggar pasal pasal 44 ayat (1) subs pasal 44 ayat (4) Jo pasal 5 huruf a UU RI Nomor 23 tahun 2004, tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan pasal 49 huruf a Jo pasal 9 ayat (1) UU RI Nomor 23 tahun 2004, tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

    “Ancaman 3,5 sampai 5 tahun,” tandasnya.

  • 2 Orang Meninggal, 27 Masih Hilang, 823 Warga Mengungsi

    2 Orang Meninggal, 27 Masih Hilang, 823 Warga Mengungsi

    Liputan6.com, Jakarta – Tragedi tanah longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, pada Minggu siang (16/11) sekitar pukul 14.30 WIB, masih menyisakan duka mendalam bagi ratusan keluarga. Ketika bencana terjadi, warga tengah beraktivitas di ladang sebelum longsor tiba-tiba menerjang.

    Akibatnya ada lebih dari 800 jiwa dari empat RT yang mengungsi. Hingga kini dicatat ada dua korban meninggal dunia, sementara 27 warga lain masih belum ditemukan.

    Menurut Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Semarang, Budiono, berdasarkan asesmen lapangan, ada 823 warga berhasil dievakuasi ke tempat aman, sementara 41 lainnya diselamatkan dari hutan sekitar lokasi longsor yang porak-poranda.

    “Sayang sekali, operasi pencarian terpaksa dihentikan sementara pada hari Minggu malam, karena cuaca tidak memungkinkan untuk dilanjut,” kata Budiono, dalam keterangan yang diterima, Senin (17/11/2025).

    Ia mengatakan, ia saat ini tim SAR masih fokus pada pencarian dan penyelamatan 27 warga yang belum ditemukan.

    “Info terakhir kami mengevakuasi 41 warga yang bersembunyi di hutan terdekat, kami harus berjuang melawan kondisi ekstrem, demikian juga masyarakat yang bertahan,” katanya.

     

     

  • Pelanggaran Helm dan Knalpot Brong di Madiun Jadi Target Utama Operasi Zebra Semeru 2025

    Pelanggaran Helm dan Knalpot Brong di Madiun Jadi Target Utama Operasi Zebra Semeru 2025

    Madiun (beritajatim.com) – Menjelang puncak arus mobilitas akhir tahun, Polres Madiun resmi memulai Operasi Zebra Semeru 2025.

    Apel gelar pasukan digelar di Lapangan Tri Brata Polres Madiun, Senin (17/11/2025), dipimpin langsung oleh Kapolres Madiun AKBP Kemas Indra Natanegara.

    Berbeda dengan tahun sebelumnya, operasi kali ini menekankan penindakan terhadap pelanggaran kasat mata yang paling sering memicu kecelakaan fatal.

    Polres Madiun menyebutkan bahwa pada beberapa bulan terakhir, tren kecelakaan di wilayah kabupaten menunjukkan peningkatan, terutama yang melibatkan pengendara motor tanpa helm dan pengemudi di bawah umur.

    “Operasi Zebra bukan sekadar agenda rutin, tapi langkah antisipatif memasuki masa libur akhir tahun dan menjelang Operasi Lilin,” tegas Kapolres dalam amanatnya.

    Apel yang melibatkan personel TNI, Satpol PP, Dishub, BPBD, serta seluruh jajaran Polsek tersebut juga dimanfaatkan untuk mengecek kesiapan kendaraan taktis, perlengkapan tilang elektronik, hingga sarana patroli malam.

    Polres Madiun memetakan tiga pelanggaran yang paling sering ditemukan di wilayah hukum Kabupaten Madiun selama beberapa pekan terakhir, antara lain, Pengendara tak mengenakan helm berstandar SNI, Penggunaan knalpot tidak sesuai spesifikasi dan Penggunaan ponsel saat berkendara.

    Selain itu, pelanggaran lain seperti melawan arus, kendaraan ODOL, dan pengemudi di bawah umur turut menjadi fokus penertiban.

    Kapolres menegaskan seluruh anggota agar saat bertugas tetap menjaga etika pelayanan. Ia meminta personel bekerja profesional dan humanis, namun tetap tegas pada pelanggaran yang jelas membahayakan.

    “Kita ingin masyarakat merasakan manfaat operasi, bukan justru muncul persepsi negatif. Langkah preventif, edukatif, dan komunikasi harus dikedepankan,” ujarnya.

    Dalam pelaksanaannya, seluruh instansi terkait diminta memperkuat koordinasi. Dishub akan membantu pengaturan lalu lintas di titik rawan penumpukan kendaraan, sementara Satpol PP akan menertibkan pelanggaran-pelanggaran non-lalu lintas yang mengganggu kelancaran jalan.

    Operasi Zebra Semeru 2025 sendiri berlangsung selama dua pekan, mulai 17 hingga 30 November 2025.

    Dengan operasi ini, Polres Madiun berharap angka kecelakaan serta tingkat fatalitas korban dapat ditekan menjelang periode akhir tahun yang biasanya diwarnai peningkatan mobilitas warga. (rbr/ted)

  • BPBD Tuban Apel Kesiapsiagaan Bencana untuk Antisipasi Bencana Hidrometeorologi

    BPBD Tuban Apel Kesiapsiagaan Bencana untuk Antisipasi Bencana Hidrometeorologi

    Tuban (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban menggelar apel kesiapsiagaan bencana di Alun-alun Tuban pada Senin, 17 November 2025. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka antisipasi potensi kerawanan bencana alam hidrometeorologi yang kerap terjadi di wilayah tersebut.

    Bencana hidrometeorologi, yang terjadi akibat interaksi antara fenomena atmosfer (meteorologi) dan hidrologi (air), mencakup bencana seperti hujan ekstrem, angin kencang, tanah longsor, gelombang pasang, abrasi, hingga banjir. Kesiapan dalam menghadapi bencana ini menjadi sangat penting untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan, terutama mengingat kerawanan yang terus meningkat.

    Kepala Pelaksana BPBD Tuban, Sudarmaji, menegaskan bahwa apel kesiapsiagaan ini bukan sekadar rutinitas. Menurutnya, kegiatan ini memiliki tujuan yang sangat strategis untuk mengecek kesiapan personel dan peralatan dalam menghadapi potensi bencana.

    “Memang keliatannya rutin dilakukan, tapi kegiatan ini sangat penting, utamanya dalam menghadapi bencana hidrologi (air) di Kabupaten Tuban,” ungkap Sudarmaji.

    BPBD Tuban mencatat beberapa jenis bencana yang menjadi perhatian utama. Sudarmaji mengungkapkan bahwa dalam beberapa waktu terakhir, empat jenis bencana mendominasi tingkat kerawanan di Kabupaten Tuban.

    Pertama, banjir bandang yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah, seperti Kecamatan Rengel, Plumpang, Montong, Kerek, dan Merakurak. Kedua, angin kencang serta puting beliung yang sering terjadi di berbagai titik. Ketiga, tanah longsor yang berpotensi terjadi di sejumlah daerah, dan keempat, abrasi serta banjir rob yang sering melanda wilayah tepi laut Tuban.

    Untuk itu, BPBD Tuban mengundang berbagai elemen masyarakat, mulai dari Pemerintah Kabupaten Tuban, relawan, industri, akademisi, hingga media untuk bergabung dalam upaya kolaboratif dalam penanganan keadaan darurat jika bencana alam terjadi.

    “Persiapan ini kita lakukan dengan berkoordinasi dan menguatkan satu komando, bahkan beberapa waktu lalu kami sudah berkoordinasi intensif dengan stakeholder untuk semuanya menyiapkan pasukan dan perlengkapan apabila terjadi keadaan darurat di Kabupaten Tuban,” ujar Sudarmaji.

    Melalui apel ini, diharapkan seluruh elemen dapat saling bersinergi dalam menghadapi bencana alam yang mungkin terjadi di masa depan. Kolaborasi antara pemerintah, relawan, dan masyarakat merupakan kunci penting dalam penanggulangan bencana yang lebih efektif. [dya/suf]

  • Forum Pemred Umumkan Pemenang AJFP 2025 dalam Kampanye Jurnalisme Lawan Disinformasi

    Forum Pemred Umumkan Pemenang AJFP 2025 dalam Kampanye Jurnalisme Lawan Disinformasi

    Jakarta (beritajatim.com) – Forum Pemimpin Redaksi Indonesia (Forum Pemred) resmi mengumumkan para penerima Anugerah Jurnalistik Forum Pemred 2025 (AJFP 2025) dalam rangkaian kegiatan Run For Good Journalism 2025 yang digelar pada Minggu (16/11/2025) di Jakarta. Pengumuman ini menjadi bagian dari kampanye besar Forum Pemred untuk mendorong jurnalisme berkualitas, memperkuat literasi publik, dan membangun ketahanan masyarakat terhadap misinformasi serta disinformasi yang semakin marak di ruang digital.

    Tema tahun ini, “Melawan Misinformasi dan Disinformasi: Jurnalisme untuk Kebenaran Publik,” dipilih untuk menegaskan bahwa kualitas jurnalisme merupakan pilar utama penjaga ruang publik yang sehat dan demokratis.

    Ketua Forum Pemred Retno Pinasti menjelaskan bahwa rangkaian kampanye ini dirancang untuk memperkuat komitmen profesi jurnalistik terhadap integritas, kemampuan adaptasi terhadap teknologi, serta kepatuhan pada etika pemberitaan. Konteks ini menjadi penting di tengah derasnya arus informasi digital, terutama bagi generasi muda seperti Gen Z yang sangat aktif dalam konsumsi konten dan sering menjadi sasaran misinformasi.

    AJFP 2025 diselenggarakan sebagai kompetisi karya jurnalistik untuk mendorong lahirnya liputan mendalam yang mengedepankan akurasi, verifikasi, dan integritas. Forum Pemred menilai kualitas jurnalisme perlu terus diperkuat karena ancaman misinformasi dapat mengganggu proses demokrasi dan memengaruhi pengambilan keputusan publik. Kehadiran karya-karya berkualitas juga dianggap relevan dengan kebutuhan ekosistem digital, terutama di saat teknologi seperti kecerdasan buatan memungkinkan penyebaran hoaks dan deepfake secara masif dan cepat.

    Penjurian AJFP 2025 dilakukan secara independen oleh jajaran Pemimpin Redaksi anggota Forum Pemred dengan rekam jejak panjang di dunia jurnalistik nasional. Dewan juri terdiri dari Zulfiani Lubis, Titin Rosmasari, Haryo Ristamaji, dan Haryo Damardono. Setiap karya ditelaah melalui rapat pleno juri dan pengurus Forum Pemred menggunakan mekanisme seleksi ketat yang berpedoman pada akurasi, relevansi, kedalaman, kualitas produksi, dan integritas karya.

    Pada kategori Radio, penghargaan pertama diberikan kepada Ahmad Setiawan dari Elshinta melalui karya “Peran Vital Media Mainstream dan Kode Etik Jurnalistik dalam Memerangi Disinformasi dan Provokasi di Media Sosial.” Penghargaan kedua diraih Saortua Marbun dari Sonora dengan karya “Siasat Gen Z di Pusaran Hoaks dan Deepfake,” dan penghargaan ketiga diberikan kepada M. Jumahuddin Noor dari RRI Banjarmasin melalui karya “Sisi Gelap Dunia Maya, Fakta Meningkatnya Korban Kejahatan Digital.”

    Pada kategori Televisi, penghargaan pertama diraih Dwi Firmansyah dari SCTV melalui karya “Fakta VS Hoaks: Perebutan Narasi Demonstrasi Akhir Agustus 2025.” Penghargaan kedua diberikan kepada Afwan Purwanto Muin dan Alafia Nada Malik dari Kompas TV melalui karya “Disinformasi Sasar Kelompok Rentan,” sementara penghargaan ketiga diberikan kepada Subchan Zuryamawla dari BeritaSatu lewat karya “Waspada! Hoax dan Hasut di Linimasa.”

    Pada kategori Media Cetak, penghargaan pertama diberikan kepada Despian Nurhidayat dari Media Indonesia melalui karya “Jurnalisme Benteng Pertahanan Arus Misinformasi.” Penghargaan kedua diraih FAZRY dari Koran Rakyat Merdeka dengan karya “Melawan Hoax, Menjaga Demokrasi: Jurnalisme Benteng Kebenaran Publik,” dan penghargaan ketiga diberikan kepada Muhammad Rusmadi dari Koran Rakyat Merdeka lewat karya “Perang Global dari Indonesia, ASEAN hingga PBB: Lawan Misinformasi & Disinformasi, Jurnalisme untuk Kebenaran Publik.”

    Untuk kategori Media Online, penghargaan pertama diberikan kepada Artika Rachmi Farmita dari TEMPO.co dengan karya “Manipulasi Iklan Obat dengan Kecerdasan Buatan.” Penghargaan kedua diraih Indra Suhendra Umbola dari ZonaUtara.com (diwakilkan Yosef Ferdhiansa) melalui karya “Saat Narasi Keliru Mengancam, Imunisasi Anak Butuh Dukungan Nyata,” sedangkan penghargaan ketiga diberikan kepada Ahmad Apriyono dari Liputan6.com melalui karya “Menelisik Misinformasi Penyebab Banjir di Indonesia.”

    “Melalui AJFP 2025, Forum Pemred berharap semakin banyak jurnalis dan institusi media yang memperkuat fungsi edukasi, verifikasi, dan kontrol sosial,” tutur Retno Pinasti di Jakarta, Senin (17/10/2025). Pernyataan tersebut menegaskan kembali pentingnya jurnalisme berintegritas di tengah lanskap informasi yang kian kompleks dan penuh tantangan, terutama bagi masyarakat urban dan generasi digital yang menjadi konsumen informasi terbesar saat ini. [beq]

  • Uang Jalan Habis untuk Judol

    Uang Jalan Habis untuk Judol

    Liputan6.com, Jakarta – Akhir drama ‘perampokan’ sopir truk di Tol Trans Sumatera akhirnya terbongkar. Polisi memastikan cerita Soni Ramadhani (40), sopir yang sebelumnya mengaku dirampok di ruas Tol Terpeka, hanyalah akal-akalan setelah uang jalannya ludes untuk judi online.

    Kapolres Mesuji, AKBP Muhammad Firdaus mengatakan, Soni awalnya menerima uang jalan Rp 17 juta untuk perjalanan pengiriman barang dari Cikarang menuju Sumatera Utara.

    Namun alih-alih menggunakan dana itu untuk operasional, Soni justru membakar sebagian besar uang tersebut untuk berjudi.

    “Hasil pemeriksaan menunjukkan uang itu habis digunakan untuk judi slot. Total yang dipakai sekitar Rp 11 juta,” kata Firdaus, Senin (17/11/2025).

    Menjelang perjalanan, Soni kebingungan karena uang jalan sudah hampir habis. BBM truknya menipis, sementara ia tak punya dana lagi untuk melanjutkan perjalanan.

    Dari situ, muncul ide nekat, membuat skenario seolah-olah menjadi korban perampokan agar perusahaan mengirim uang tambahan.

    “Dia sudah kehabisan uang dan truknya kehabisan bahan bakar. Akhirnya dia merancang laporan perampokan palsu dengan harapan kantornya memberi dana lagi,” bebernya.

    Kini, cerita dramatis yang dibuat Soni harus dibayar mahal. Ia telah diamankan di Mapolres Mesuji untuk pemeriksaan lanjutan.

     

  • Dendam ke Mantan Istri, Pria ini Tebar Teror dan Siram Cairan Diduga Air Keras

    Dendam ke Mantan Istri, Pria ini Tebar Teror dan Siram Cairan Diduga Air Keras

    Liputan6.com, Jakarta Seorang pria berinisial AG kembali berurusan dengan Polisi setelah diduga melakukan serangkaian tindak pidana terhadap mantan istrinya berinisial AD. Pelaku diketahui merupakan residivis kasus pencurian. Dia ditangkap Satreskrim Polres Banjarbaru usai melakukan pengancaman, pengerusakan, hingga penyiraman cairan yang diduga air keras.

    Kapolres Banjarbaru AKBP Pius X Febry Aceng Loda mengungkapkan, AG sebelumnya pernah dipidana dalam beberapa kasus pencurian. 

    “Pada tahun 2022, dia terlibat pencurian kusen rumah. Kemudian pada 2025, pelaku kembali beraksi dengan mencuri kendaraan bermotor, serta kembali tersandung tiga perkara lainnya, yakni pengancaman, pengerusakan, dan penganiayaan,” kata Kapolres. 

    Pelaku dan korban diketahui pernah berstatus suami istri sebelum akhirnya bercerai. Hubungan keduanya disebut memburuk setelah perceraian terjadi.

    “Kamis, 6 November 2025, pelaku mendatangi warung milik korban. Di lokasi itu, diduga karena dendam lama, pelaku menyiramkan cairan yang diduga air keras ke arah mantan istrinya,” bebernya. 

    Dua hari kemudian, Sabtu, 8 November 2025, pelaku kembali beraksi dengan merusak kaca depan rumah korban menggunakan batu. Tak Sampai di situ, Kamis, 13 November 2025, pelaku melempar kaca depan dan samping rumah korban. Siang hari, pelaku kembali datang dan merusak kaca depan, samping, dan belakang.

    Terakhir pada Sabtu, 15 November 2025. Pelaku kembali melakukan pengerusakan dengan melempari kaca depan, samping, dan belakang rumah korban. 

    “Serangkaian tindakan tersebut membuat korban merasa terancam dan mengalami kerugian, sehingga melapor ke Polres Banjarbaru. Satreskrim kemudian melakukan penyelidikan dan penyidikan dengan teknik lapangan hingga akhirnya berhasil menangkap pelaku,” tuturnya.

     

  • Dendam ke Mantan Istri, Pria ini Tebar Teror dan Siram Cairan Diduga Air Keras

    Dendam ke Mantan Istri, Pria ini Tebar Teror dan Siram Cairan Diduga Air Keras

    Liputan6.com, Jakarta Seorang pria berinisial AG kembali berurusan dengan Polisi setelah diduga melakukan serangkaian tindak pidana terhadap mantan istrinya berinisial AD. Pelaku diketahui merupakan residivis kasus pencurian. Dia ditangkap Satreskrim Polres Banjarbaru usai melakukan pengancaman, pengerusakan, hingga penyiraman cairan yang diduga air keras.

    Kapolres Banjarbaru AKBP Pius X Febry Aceng Loda mengungkapkan, AG sebelumnya pernah dipidana dalam beberapa kasus pencurian. 

    “Pada tahun 2022, dia terlibat pencurian kusen rumah. Kemudian pada 2025, pelaku kembali beraksi dengan mencuri kendaraan bermotor, serta kembali tersandung tiga perkara lainnya, yakni pengancaman, pengerusakan, dan penganiayaan,” kata Kapolres. 

    Pelaku dan korban diketahui pernah berstatus suami istri sebelum akhirnya bercerai. Hubungan keduanya disebut memburuk setelah perceraian terjadi.

    “Kamis, 6 November 2025, pelaku mendatangi warung milik korban. Di lokasi itu, diduga karena dendam lama, pelaku menyiramkan cairan yang diduga air keras ke arah mantan istrinya,” bebernya. 

    Dua hari kemudian, Sabtu, 8 November 2025, pelaku kembali beraksi dengan merusak kaca depan rumah korban menggunakan batu. Tak Sampai di situ, Kamis, 13 November 2025, pelaku melempar kaca depan dan samping rumah korban. Siang hari, pelaku kembali datang dan merusak kaca depan, samping, dan belakang.

    Terakhir pada Sabtu, 15 November 2025. Pelaku kembali melakukan pengerusakan dengan melempari kaca depan, samping, dan belakang rumah korban. 

    “Serangkaian tindakan tersebut membuat korban merasa terancam dan mengalami kerugian, sehingga melapor ke Polres Banjarbaru. Satreskrim kemudian melakukan penyelidikan dan penyidikan dengan teknik lapangan hingga akhirnya berhasil menangkap pelaku,” tuturnya.