Terobos Gladak Perak Saat Awan Panas Semeru, Pasutri Asal Kediri Alami Luka Bakar
Tim Redaksi
LUMAJANG, KOMPAS.com
– Pasangan suami istri asal Desa Maron, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur menjadi korban awan panas Gunung Semeru, Rabu (19/11/2025).
Keduanya diduga nekat menerobos Jembatan
Gladak Perak
di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten
Lumajang
, saat
awan panas
guguran (APG) Gunung
Semeru
tengah melintas di bawah jembatan tersebut, Rabu (19/11/2025), petang.
Korban diidentifikasi bernama Haryono (49) dan Normawati (43), warga Desa Maron, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri.
Korban menderita
luka bakar
akibat terpapar abu panas dari erupsi
Gunung Semeru
.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Lumajang, dr Rosyidah mengatakan bahwa pasutri tersebut mengendarai sepeda motor melintasi Jembatan Gladak Perak saat awan panas lewat di bawah jembatan.
“Dampak awan panas dua orang dari Kediri karena melintas di Jembatan Gladak Perak saat ada awan panas,” kata Rosyidah di Balai Desa Penanggal, Rabu (19/11/2025).
Menurut Rosyidah, dua orang pasutri tersebut mengalami luka bakar di bagian lengan dan wajah.
Saat ini, kedua orang tersebut tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasirian.
Menurut Rosyidah, data sementara menunjukkan belum ada korban jiwa akibat erupsi yang terjadi sore tadi.
“Korban jiwa sementara belum ada, semoga tidak ada korban,” ujar dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Jenis Media: Regional
-
/data/photo/2025/11/19/691dd4ac78434.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Terobos Gladak Perak Saat Awan Panas Semeru, Pasutri Asal Kediri Alami Luka Bakar Surabaya 19 November 2025
-
/data/photo/2025/11/19/691d404b5949e.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Sidang Korupsi Jalan Sumut, Jaksa Sebut Bobby Nasution dan Rektor USU Tak Ada dalam Berkas Penyidik Medan 19 November 2025
Sidang Korupsi Jalan Sumut, Jaksa Sebut Bobby Nasution dan Rektor USU Tak Ada dalam Berkas Penyidik
Tim Redaksi
MEDAN, KOMPAS.com
– Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantaan Korupsi (KPK), Eko Wahyu Prayitno, menyampaikan bakal menghadirkan 30 hingga 40 orang untuk diperiksa sebagai saksi pembuktian terhadap tiga terdakwa kasus korupsi jalan di Sumatera Utara.
Ketiga terdakwa itu di antaranya mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUPR) Sumut, Topan Obaja Ginting, dan mantan Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas PUPR Gunung Tua, Rasuli Efendi Siregar.
Kemudian terdakwa Heliyanto, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satuan Kerja (Satker) Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah I Sumut.
Namun, saat ditanya apakah dari jumlah saksi tersebut ada nama Gubernur
Sumatera Utara
,
Bobby Nasution
, dan Rektor Universitas Sumatera Utara (USU),
Muryanto Amin
, jaksa menyatakan tak ada.
“Nantilah kita lihat dulu ya saksi-saksinya. Itu nanti pasti tahu kan siapa yang kami hadirkan. Kalau tidak salah di berkas penyidik memang keduanya itu tidak ada,” kata Eko setelah pembacaan dakwaan di Pengadilan Negeri (PN) Medan, Rabu (19/11/2025) selesai.
Bobby Nasution dikaitkan dengan kasus ini karena, selain menjadi pejabat pemerintah tertinggi di daerah dan memiliki kewenangan penuh dalam kebijakan, dia juga ikut saat melakukan survei jalan di Sipiongot, Kabupaten Padang Lawas Utara, sebelum terjadi operasi tangkap tangan oleh KPK.
Sebelumnya, nama Gubernur Bobby Nasution disebut-sebut untuk dipanggil memberikan keterangan di persidangan.
Kemudian Muryanto Amin, komisi antirasuah pernah melayangkan surat pemanggilan kepada
rektor USU
itu untuk dimintai keterangan terkait kasus yang melibatkan
Topan Ginting
.
Akan tetapi, hingga ketiga terdakwa itu disidangkan di PN Medan, Muryanto diduga belum juga memenuhi undangan KPK.
Diberitakan sebelumnya, ketiga terdakwa itu didakwa melanggar Pasal 12 huruf a Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 Juncto Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP.
Dalam pasal tersebut, disebutkan bahwa pelanggaran dapat dikenakan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 20 tahun serta pidana denda antara Rp 200 juta hingga Rp 1 miliar.
Khususnya, poin a menyebutkan bahwa pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji, dengan tujuan menggerakkan agar melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kewajibannya, dapat dijatuhi hukuman.
Topan, Rasuli, dan Heliyanto, tiga dari lima terdakwa yang ditangkap dalam operasi tangkap tangan (OTT) KPK pada 28 Juni 2025. Mereka ditangkap terkait dugaan korupsi proyek pembangunan jalan di Sumatera Utara dengan total nilai mencapai Rp 231,8 miliar.
Dua terdakwa lainnya adalah kontraktor swasta, yakni Direktur Utama PT Dalihan Natolu Grup, Akhirun Piliang dan Direktur Utama PT Rona Mora, Reyhan Dulsani.
Dalam kasus ini, Akhirun dan Reyhan diduga memberikan sejumlah uang kepada pejabat PUPR Sumut sebesar Rp 100 juta pada tahun 2025 serta kepada Satker PJN Wilayah I Sumut sebesar Rp 3,9 miliar.
Keduanya telah dituntut hukuman penjara, dengan Akhirun mendapatkan tuntutan 3 tahun penjara dan Reyhan 2 tahun 6 bulan penjara.
Jaksa berpendapat bahwa perbuatan para terdakwa memenuhi unsur dakwaan, baik dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a UU No. 31 Tahun 1999 yang diubah dengan UU 20 Tahun 2001, maupun dalam Pasal 13 UU 31 Tahun 1999 yang diubah dengan UU 20 Tahun 2001.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Pasutri Asal Kediri Luka Kena Abu Panas Erupsi Gunung Semeru di Jembatan Gladak Lumajang
Lumajang (beritajatim.com) – Pasangan suami istri (Pasutri) asal Desa Maron, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri dilaporkan menjadi korban erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Rabu (19/11/2025).
Kedua korban diketahui terdampak abu panas sisa muntahan erupsi saat sedang melintasi jembatan Gladak Perak di Kecamatan Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.
Akibatnya, kedua korban diketahui mengalami luka bakar di 20 persen bagian tubuhnya. Informasinya, saat ini korban sedang menjalani perawatan medis di Rumah Sakit (RS) Kecamatan Pasirian.
Ex Officio Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Agus Triyono mengatakan, sebelumnya korban sempat mendapat penanganan awal di Puskesmas Candipuro.
Kemudian, karena butuh penanganan lebih intensif, korban langsung dipindahkan rujukan ke RS Pasirian.
“Jadi, kondisi mereka segera ditangani secara medis untuk luka bakarnya, namun karena membutuhkan perawatan lebih intensif korban kemudian dirujuk ke RS Pasirian,” terang Agus Triyono, Rabu malam (19/11/2025).
Menurutnya, korban mengalami luka setelah sepeda motor yang dikendarai tergelincir akibat jalanan di jembatan yang licin dan tertutup abu panas.
Beruntung, petugas bisa melakukan penanganan cepat dan berhasil mengevakuasi korban secepat mungkin.
“Berkat penanganan cepat dari petugas, korban bisa terselamatkan dan sudah dievakuasi untuk mendapat penanganan medis lebih lanjut,” tambah Agus.
Atas peristiwa ini, masyarakat di kawasan terdampak diimbau untuk lebih meningkatkan kewaspadaan pasca erupsi Gunung Semeru.
“Untuk itu penting agar masyarakat mematuhi imbauan evakuasi dan menghindari zona berbahaya,” ungkap Agus. [has/aje]
-
/data/photo/2025/11/19/691dc9cf10866.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pemkot Surabaya Operasikan 16 Unit Suroboyo Bus di Rute Benowo-Tunjungan Surabaya 19 November 2025
Pemkot Surabaya Operasikan 16 Unit Suroboyo Bus di Rute Benowo-Tunjungan
Tim Redaksi
SURABAYA, KOMPAS.com
– Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya mengoperasikan 16 unit Suroboyo Bus berukuran sedang.
Kendaraan massal tersebut akan melintas dengan
rute Benowo-Tunjungan
.
Plt Kepala Dishub Surabaya,
Trio Wahyu Bowo
mengatakan, pihaknya sebelumnya mengoperasikan transportasi Wira Wiri pada rute tersebut.
“Rute Benowo-Tunjungan semula sudah ada yang melayani, Hiace (Wira Wiri). Selama kurang lebih satu tahun, kita sudah pelajari, sudah evaluasi,” kata Trio saat dikonfirmasi, Rabu (19/11/2025).
Kemudian, kata Trio, ada peningkatan kebutuhan akan
transportasi umum
di rute Benowo-Tunjungan.
Selanjutnya, diputuskan untuk menggantinya dengan yang lebih besar, yaitu
Suroboyo Bus
.
“Karena permintaan tinggi tersebut, maka kami melakukan studi analisis angkutan. Maka keluarlah untuk menambah tempat duduk dalam bentuk perubahan kendaraan angkutan,” ucapnya.
Trio mengungkapkan, Suroboyo Bus berukuran sedang tersebut sudah beroperasi sejak Minggu (16/11/2025) lalu, dengan menggunakan sistem pembayaran
tapping
atau
cashless.
“Sampai dengan kemarin diluncurkan, animo permintaan penumpang dari warga Benowo semuanya juga tinggi, jadi sukses. Memang sudah tepat guna, tepat sasaran dengan kebijakan tersebut,” ujarnya.
Dengan demikian, Trio menyebut transportasi Wira Wiri yang sebelumnya melintas di rute Benowo-Tunjungan tersebut dialihkan ke kawasan Warugunung-Joyoboyo.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/12/691452eccd26a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ada Cacing di Menu MBG di SMAN 6 Medan, Bobby: Kalau Dapurnya Salah, Harus Diberi Sanksi Medan 19 November 2025
Ada Cacing di Menu MBG di SMAN 6 Medan, Bobby: Kalau Dapurnya Salah, Harus Diberi Sanksi
Tim Redaksi
MEDAN, KOMPAS.com
– Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, menanggapi video viral mengenai adanya cacing di ompreng program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMAN 6 Kota Medan.
Dari informasi yang diperolehnya, cacing itu bukan berasal dari menu yang disajikan MBG.
“Saya sudah tanya, ini kan cacingnya,
cacing tanah
, bukan cacing makanan. Saya bukan membela,” ujar Bobby saat ditanya di Kantor
Gubernur Sumut
, Rabu (19/11/2025).
Namun, kata dia, kejadian ini harus dilihat lebih spesifik, apa yang menyebabkan cacing itu ada di menu MBG.
Dia pun telah meminta timnya untuk menyelidikinya.
“Apakah (karena) salah di dapurnya, atau salah saat pengirimannya, atau pada saat penyimpanan sebelum didistribusikan ke anak-anak,” ujarnya.
Dia juga menegaskan, bila nantinya keberadaan cacing disebabkan oleh tidak higienisnya Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), maka harus diberikan sanksi.
“Ini harus benar-benar diteliti, karena bukan cacing makanan (penyebabnya). Kalau misalnya (makanannya) busuk, (ada) cacingnya ini benar-benar dari makanannya,” katanya.
“Tapi, kalau ini cacingnya dari tanah, apa namanya? Saya sudah minta ditinjau. Kalau memang yang salah dapurnya, tidak
clear
dan
clean
, ini harus diberikan sanksi,” tandasnya.
Sebelumnya, viral video seekor cacing ditemukan di dalam ompreng program
Makan Bergizi Gratis
(MBG) di
SMAN 6 Kota Medan
.
Dalam rekaman video, terlihat seekor cacing berwarna coklat kehitaman bergerak-gerak dan terdengar teriakan yang menyebut bahwa itu adalah cacing.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN)
Sumatera Utara
, Agung Kurnia, menyebut bahwa itu adalah cacing tanah dan bukan berasal dari program MBG.
“Saya enggak berani menduga-duga, biarkan kita yang berpikir sama-sama dari mana cacing tanah itu berasal,” kata Agung kepada Kompas.com saat dihubungi via telepon seluler, Jumat (14/11/2025).
“Yang berani saya pastikan, bahwa itu bukan berasal dari MBG, dan enggak akan mungkin cacing tanah itu bisa ke situ. Kalau mau kita lihat dari
scientific
dan biologis, itu enggak
make sense
(enggak masuk akal). Enggak ketemu,” tegas Agung.
Pihaknya sudah meninjau ke sekolah itu dan hanya terdapat pada satu ompreng di menu telur ayam orak-arik.
Agung juga menegaskan bahwa tidak ada indikasi terkontaminasi pangan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Komdigi Tegaskan Pemerintah Harus Menang Narasi di Era Disrupsi Digital
Surabaya (beritajatim.com) — Di tengah meningkatnya gelombang disinformasi dan kemunculan konten manipulatif berbasis kecerdasan buatan (AI), Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menegaskan bahwa pemerintah tidak boleh tinggal diam. Penguatan relasi dengan media menjadi strategi utama agar pemerintah tetap dapat mengendalikan arah informasi publik dan memenangkan pertarungan narasi di ruang digital.
Isu ini mengemuka dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Relasi Media “MediaConnect: Menguatkan Relasi, Menyatukan Narasi”, yang digelar Ditjen Komunikasi Publik dan Media Komdigi di Surabaya, Rabu (19/11/2025). Kegiatan tersebut diikuti ratusan aparatur Dinas Kominfo se-Indonesia, baik secara luring maupun daring.
Plt. Direktur Ekosistem Media Komdigi, Farida Dewi Maharani, menyebutkan bahwa industri media saat ini berada pada fase paling kompleks dalam 20 tahun terakhir. Perubahan pola konsumsi informasi, derasnya konten buatan pengguna, dan teknologi AI yang makin canggih membuat publik semakin sulit membedakan fakta dan manipulasi.
“Teknologi telah mengubah siapa yang berwenang atas informasi. Siapa pun bisa membuat konten yang tidak selalu kredibel, dan AI membuat batas antara asli dan palsu kian kabur,” jelas Dewi.
Menurutnya, keadaan ini menempatkan pemerintah pada posisi sulit: harus bergerak cepat, tetap akurat, dan mampu menjaga kredibilitas di tengah persaingan narasi yang ketat.
Dewi menegaskan bahwa pola hubungan pemerintah dengan media harus berevolusi dari sekadar “kirim rilis” menjadi kemitraan strategis.
“Media membutuhkan akses dan data valid, sementara pemerintah membutuhkan media untuk memperkuat kredibilitas informasi publik. Ini harus menjadi relasi saling menguatkan,” ujarnya.
Ia juga menggarisbawahi bahwa definisi media hari ini sudah meluas. Pemerintah harus merangkul media arus utama sekaligus aktor baru seperti mediagram, homeless media, content creator, dan influencer yang kini menjadi pembentuk opini publik.
Tiga Tantangan Besar: Disinformasi, Bias Media, dan Algoritma
Bimtek menghadirkan dua pemateri utama, Farida Dewi Maharani dan praktisi komunikasi Niken Widi Hapsari yang sama-sama menekankan perlunya strategi komunikasi publik yang adaptif, transparan, dan berbasis data.
Keduanya menilai pemerintah menghadapi tiga tantangan dasar dalam komunikasi modern:
1. Disinformasi yang menyebar lebih cepat daripada klarifikasi.
2. Bias pemberitaan, baik yang disengaja maupun yang terbentuk oleh tekanan kecepatan produksi berita.
3. Algoritma platform digital yang mengarahkan minat publik pada isu-isu tertentu, bukan pada informasi yang paling penting.Selain meningkatkan kemampuan teknis pengelolaan media, Bimtek MediaConnect mendorong aparatur Kominfo untuk memiliki pemahaman menyeluruh tentang cara kerja newsroom, pola konsumsi informasi masyarakat, serta mekanisme kolaborasi media jangka panjang.
Melalui Bimtek MediaConnect, pemerintah berharap aparatur mampu memahami pola kerja media, menjalin relasi yang berkelanjutan, serta mengoptimalkan setiap kanal komunikasi. Penguatan relasi ini diharapkan dapat memastikan bahwa narasi pemerintah tetap berdiri, dipercaya, dan memberi dampak nyata bagi masyarakat.[rea]
-

BMKG Minta Nelayan Tunda Melaut, Siklon FINA Makin Menguat
Jakarta, Beritasatu.com- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan kepada para nelayan untuk menunda aktivitas melautnya, seiring siklon tropis FINA yang telah terbentuk dan menguat.
“BMKG mengimbau pemerintah daerah, masyarakat, dan nelayan untuk meningkatkan kesiapsiagaan, menunda aktivitas di wilayah perairan terdampak, serta terus memantau pembaruan resmi dari BMKG,” bunyi pernyataan BMKG, dikutip dari akun Instagram @infoBMKG, Rabu (19/11/2025).
Berdasarkan pengamatan BMKG, bibit siklon tropis 97S telah berkembang menjadi siklon tropis FINA yang saat ini berada di Laut Arafuru dan bergerak mendekati wilayah Indonesia. Siklon kategori 1 ini memicu potensi hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat, angin kencang, serta gelombang tinggi berbahaya di wilayah Maluku dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
BMKG memperingatkan adanya gelombang laut berbahaya dengan ketinggian 1,5 hingga 4 meter di Laut Arafuru bagian barat dan tengah. Gelombang kategori sedang juga berpotensi terjadi di Samudra Hindia selatan NTT, Laut Sawu, serta perairan Kepulauan Leti hingga Tanimbar. Inilah mengapa para nelayan dan operator kapal diminta menunda atau membatasi aktivitas pelayaran.
“Kewaspadaan dan langkah pencegahan dini menjadi kunci untuk meminimalkan risiko dampak cuaca ekstrem,” lanjut BMKG.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menyampaikan, siklon memiliki angin maksimum 40 knots serta tekanan minimum 993 hPa. Dalam 24 jam ke depan, yang terhitung sejak 19 November 2025 pukul 01.00 WIB hingga 20 November 2025 pukul 01.00 WIB, siklon tropis FINA diprediksi bisa menguat hingga 55 knots dan berpeluang naik menjadi level 2.
“Pergerakannya yang relatif dekat dengan Indonesia meningkatkan risiko dampak cuaca ekstrem di beberapa wilayah,” ujar Guswanto.
Selain imbauan menunda aktivitas melaut, BMKG mengimbau pemerintah daerah di Maluku dan NTT untuk memperkuat koordinasi dan kesiapsiagaan bersama untuk meminimalisasi risiko dan menghadapi potensi bencana.
Masyarakat diminta tidak lengah, mengikuti arahan resmi, dan waspada mengantisipasi dampak dari menguatnya siklon tropis FINA mulai dari banjir, banjir bandang, dan kerusakan akibat angin kencang.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5417837/original/039550700_1763547897-gunung_semeru.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gunung Semeru Naik Status Jadi Awas Level IV
Gunung Semeru erupsi disertai luncuran awan panas sejauh 7 kilometer dari puncak pada Rabu sore (19/11/2025). Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian mengatakan, erupsi berupa awan panas masih berlangsung, jarak luncur sudah mencapai 7 km dari puncak.
“Erupsi masih berlangsung saat laporan sedang dibuat,” katanya.
Mukdas juga mengatakan, erupsi Gunung Semeru terjadi pada pukul 16.00 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak atau 5.676 mdpl.
“Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan barat laut. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung,” tuturnya.
Erupsi Gunung Semeru tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi sementara ini sekitar 16 menit 40 detik.
Ia menjelaskan Gunung Semeru berada pada status Waspada atau Level II dengan rekomendasi masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 km dari puncak (pusat erupsi).
“Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak,” katanya.
Ia juga mengimbau agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 2,5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
“Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” ujarnya. 2 dari 2 halaman
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5417837/original/039550700_1763547897-gunung_semeru.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gunung Semeru Erupsi Disertai Luncuran Awan Panas Sejauh 7 Kilometer
Liputan6.com, Lumajang – Gunung Semeru erupsi disertai luncuran awan panas sejauh 7 kilometer dari puncak pada Rabu sore (19/11/2025). Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian mengatakan, erupsi berupa awan panas masih berlangsung, jarak luncur sudah mencapai 7 km dari puncak.
“Erupsi masih berlangsung saat laporan sedang dibuat,” katanya.
Mukdas juga mengatakan, erupsi Gunung Semeru terjadi pada pukul 16.00 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak atau 5.676 mdpl.
“Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan barat laut. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung,” tuturnya.
Erupsi Gunung Semeru tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi sementara ini sekitar 16 menit 40 detik.
Ia menjelaskan Gunung Semeru berada pada status Waspada atau Level II dengan rekomendasi masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 km dari puncak (pusat erupsi).
“Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak,” katanya.
Ia juga mengimbau agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 2,5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
“Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” ujarnya.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5417835/original/060219400_1763547865-Direktur_Jenderal_Perhubungan_Udara_Kementerian_Perhubungan_Lukman_F_Laisa_M__tengah_..jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kemenhub Ungkap 210 dari Total 570 Pesawat di Indonesia Masuk Antrean Perbaikan
Liputan6.com, Jakarta Krisis armada pesawat dan tingginya harga tiket penerbangan mendorong pemerintah mempercepat kemandirian industri perawatan pesawat dalam negeri. Langkah besar itu ditandai dengan peresmian Hanggar 7 Batam Aerotechnik (BAT) di Bandara Hang Nadim, Batam, Rabu (19/11/2025).
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Lukman F Laisa M menuturkan bahwa pembangunan fasilitas maintenance, repair, and overhaul (MRO) nasional merupakan kebutuhan mendesak. Saat ini Indonesia memiliki 570 pesawat, namun hanya 360 unit yang serviceable, sementara 210 pesawat lainnya antre perbaikan.
“Ketergantungan MRO luar negeri masih 70 persen, terutama untuk mesin dan komponen. Akibatnya antrean perbaikan panjang, biaya perawatan membengkak, dan dampaknya terasa ke harga tiket,” ujar Lukman saat peresmian Hanggar Baru Blok F di Batam Aero Teknik (BAT).
Ia menjelaskan, ketidakseimbangan supply–demand pesawat akibat panjangnya antrean perawatan menjadi salah satu faktor utama mahalnya harga tiket. Selain itu, harga avtur yang tinggi serta PPN dan bea masuk suku cadang juga memperburuk keadaan.
Untuk mengatasi hal itu, pemerintah telah menyiapkan paket stimulus yang berlaku pada 22 Desember–10 Januari, meliputi, diskon avtur, diskon tarif PJP 2U/PJP 4U di 37 bandara, PPN Ditanggung Pemerintah (DTP) sebesar 6 persen.
“Dengan adanya MRO besar di Batam ini, kami berharap semakin banyak investor membangun fasilitas serupa sehingga Indonesia tidak lagi bergantung pada luar negeri,” Ucapnya.
CEO Lion Air Group, Daniel Putut Kuncoro Adi, menyebut Hanggar 7 sebagai salah satu fasilitas MRO paling modern di kawasan regional. BAT, yang beroperasi sejak 2012, kini mengelola tujuh hanggar dengan dukungan landasan pacu Bandara Hang Nadim yang mencapai 4.025 meter, salah satu yang terpanjang di Indonesia.
“Hanggar ketujuh ini sangat sophisticated dan telah tersertifikasi regulator dari berbagai negara, termasuk FAA Amerika, Inggris, dan San Marino,” jelas Daniel.
BAT kini melayani maskapai domestik serta internasional dari Filipina, India, Singapura, Malaysia, Thailand hingga Vietnam. Dengan tambahan hanggar, BAT menargetkan 10.000 tenaga kerja pada 2030, meningkat tajam dari 2.100 pegawai saat ini.
BAT mencatat nilai investasi Rp 1,7 triliun, dengan penanaman modal dalam negeri mencapai lebih dari 40 persen.
Dalam peresmian hanggar ketujuh, BAT menandatangani MoU dengan kitmon System (perawatan mesin pesawat), FTAI Service (komponen mesin),BNI (fasilitas perumahan karyawan hingga 3.000 unit).