Truk Bermuatan 8 Ton Salak Terjun ke Jurang di Wonosobo, Sopir Meninggal Dunia
Tim Redaksi
WONOSOBO, KOMPAS.com
– Sebuah truk bermuatan salak mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Kalibening–Gumawang Kidul, Kelurahan Lamuk, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Wonosobo, Kamis (20/11/2025) sekitar pukul 05.00 WIB.
Truk Isuzu bernomor polisi R-9650-OD yang membawa muatan sekitar 8 ton salak terperosok ke area kebun warga sedalam kurang lebih 50 meter.
Kasubsi Penmas Humas Polres
Wonosobo
, Aiptu Nanang Wibowo, menyebut kecelakaan ini tergolong laka berat dengan satu korban jiwa.
“Truk datang dari arah Kalibening menuju Gumawang Kidul. Saat melalui jalan cor beton yang menanjak dan menikung ke kiri, diduga kendaraan tidak kuat menanjak sehingga membanting ke kiri dan terperosok ke kebun warga sejauh kurang lebih 50 meter,” ujarnya.
Korban diketahui bernama Basir (57), warga Parakancanggah, Banjarnegara. Ia mengalami luka memar di kepala dan tangan kanan dan sempat dievakuasi ke RSUD Banjarnegara. Namun nyawanya tidak tertolong dan ia dinyatakan meninggal dunia saat dalam perawatan.
Kerugian materi akibat kerusakan kendaraan diperkirakan mencapai Rp10 juta.
“Kami sudah melakukan olah tempat kejadian perkara, mengamankan barang bukti, dan memintai keterangan saksi. Proses penyelidikan masih berlanjut,” imbuh Aiptu Nanang.
Polisi mengimbau pengemudi kendaraan besar agar memastikan kondisi kendaraan dan beban muatan, terutama saat melintas di jalur menanjak dengan tikungan tajam seperti kawasan Sukoharjo dan Kalibening.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Jenis Media: Regional
-
/data/photo/2025/11/20/691f317a582cf.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Truk Bermuatan 8 Ton Salak Terjun ke Jurang di Wonosobo, Sopir Meninggal Dunia Regional 20 November 2025
-
/data/photo/2025/11/20/691f317a582cf.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Truk Bermuatan 8 Ton Salak Terjun ke Jurang di Wonosobo, Sopir Meninggal Dunia Regional 20 November 2025
Truk Bermuatan 8 Ton Salak Terjun ke Jurang di Wonosobo, Sopir Meninggal Dunia
Tim Redaksi
WONOSOBO, KOMPAS.com
– Sebuah truk bermuatan salak mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Kalibening–Gumawang Kidul, Kelurahan Lamuk, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Wonosobo, Kamis (20/11/2025) sekitar pukul 05.00 WIB.
Truk Isuzu bernomor polisi R-9650-OD yang membawa muatan sekitar 8 ton salak terperosok ke area kebun warga sedalam kurang lebih 50 meter.
Kasubsi Penmas Humas Polres
Wonosobo
, Aiptu Nanang Wibowo, menyebut kecelakaan ini tergolong laka berat dengan satu korban jiwa.
“Truk datang dari arah Kalibening menuju Gumawang Kidul. Saat melalui jalan cor beton yang menanjak dan menikung ke kiri, diduga kendaraan tidak kuat menanjak sehingga membanting ke kiri dan terperosok ke kebun warga sejauh kurang lebih 50 meter,” ujarnya.
Korban diketahui bernama Basir (57), warga Parakancanggah, Banjarnegara. Ia mengalami luka memar di kepala dan tangan kanan dan sempat dievakuasi ke RSUD Banjarnegara. Namun nyawanya tidak tertolong dan ia dinyatakan meninggal dunia saat dalam perawatan.
Kerugian materi akibat kerusakan kendaraan diperkirakan mencapai Rp10 juta.
“Kami sudah melakukan olah tempat kejadian perkara, mengamankan barang bukti, dan memintai keterangan saksi. Proses penyelidikan masih berlanjut,” imbuh Aiptu Nanang.
Polisi mengimbau pengemudi kendaraan besar agar memastikan kondisi kendaraan dan beban muatan, terutama saat melintas di jalur menanjak dengan tikungan tajam seperti kawasan Sukoharjo dan Kalibening.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/20/691f2e00c2be1.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Korban Luka akibat Erupsi Gunung Semeru Bertambah Jadi 3 Orang Surabaya 20 November 2025
Korban Luka akibat Erupsi Gunung Semeru Bertambah Jadi 3 Orang
Tim Redaksi
LUMAJANG, KOMPAS.com
– Korban luka akibat erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, bertambah satu orang.
Sebelumnya, korban erupsi
Gunung Semeru
diketahui adalah pasangan suami istri asal Kabupaten Kediri.
Keduanya mengalami luka bakar di bagian lengan dan wajah usai menerobos Jembatan Gladak Perak saat awan panas melintas di bawahnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang Agus Triono mengatakan, korban luka akibat erupsi bertambah satu orang sehingga totalnya menjadi tiga orang.
Identitas korban diketahui bernama Husen, warga Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro.
Korban mengalami luka bakar saat hendak mengambil pakaian untuk putranya di Dusun Sumbersari, Kecamatan Pronojiwo.
Lokasi tersebut, merupakan area terparah yang terdampak erupsi Gunung Semeru.
“Korban luka total tiga orang, ketiganya mengalami luka bakar ada yang 20 persen, ada yang 18 persen,” kata Agus.
Menurut Agus, ketiga korban saat ini tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Haryoto Lumajang.
“Informasi terakhir yang kami peroleh dari rumah sakit, ketiga korban saat ini sedang dirawat di ruang ICU,” kata dia.
Data terbaru BPBD Lumajang, erupsi Gunung Semeru menyebabkan 21 rumah dan satu gedung sekolah rusak. Sedangkan, jumlah pengungsi di sembilan lokasi tercatat sebanyak 1.116 jiwa.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/20/691f1a10eaae9.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Berburu Entung Jati, Warga Ngawi Raih Cuan Rp 750.000 Per Hari Surabaya 20 November 2025
Berburu Entung Jati, Warga Ngawi Raih Cuan Rp 750.000 Per Hari
Tim Redaksi
NGAWI, KOMPAS.com
– Dua pekan terakhir, warga Desa Bangunrejo Lor, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur tampak sibuk mencari entung jati.
Tak hanya untuk dikonsumsi sendiri,
entung jati
juga menghasilkan cuan bagi warga setempat.
Bahkan, bila beruntung, satu warga dapat meraup cuan hingga Rp 750.000 per harinya.
Peminat serangga musiman yang memiliki kandungan protein tinggi itu banyak.
Yeyen, seorang pencari entung warga Desa Bangunrejo Lor menyatakan bahwa musim entung jati biasanya terjadi saat pergantian musim kemarau ke
musim penghujan
.
Untuk mendapatkan entung itu, warga tak kesulitan.
“Entung tinggal ambil di tanah yang ada di atasnya ada pohon jati. Karena entung jati berasal dari ulat jati yang hidup dan memakan daun pohon jati. Setelah memakan daun pohon jati, ulat akan turun ke tanah untuk membuat sarang. Selanjutnya, ulat berdiam diri hingga berubah menjadi entung,” ujar Yeyen, Kamis (20/11/2025).
Menurut Yeyen, bila telat mengambilnya, entung akan berubah menjadi kupu-kupu.
Biasanya, proses entung menjadi kupu-kupu berlangsung sekitar satu minggu.
Saat musim entung jati, kata Yeyen, penghasilan warga setempat bisa bertambah.
Dalam sehari, Yeyen bisa menjual hingga 10 kilogram jika stok sedang banyak.
Satu kilogram entung, Yeyen menjualnya dengan harga Rp 75.000.
Bila mendapatkan 10 kilogram, maka Yeyen meraup cuan Rp 750.000 dalam satu hari. “Kalau pas banyak, bisa dapat uang sampai Rp 750.000,” kata Yeyen.
Bila musim entung tiba, warga berbondong-bondong memasuki hutan jati.
Mereka mengumpulkan entung untuk dijadikan lauk pauk hingga dijual dengan harga tinggi.
“Musim entung ini sudah mulai dua minggu yang lalu. Banyak warga yang mencari untuk dijadikan tambahan penghasilan,” ungkap Yeyen.
Kendati memiliki kandungan protein tinggi, mengonsumsi entung berlebihan dapat menyebabkan alergi.
Untuk itu, warga diminta berhati-hati dalam mengonsumsi entung. “Mengonsumsi entung berlebihan dapat menimbulkan reaksi alergi seperti gatal-gatal, muntah, maupun mual,” kata Sri Surantini, ahli gizi Dinkes Kabupaten Ngawi.
Menurut Sri, respons tubuh setiap orang berbeda-beda saat mengonsumsi makanan.
Oleh karena itu, disarankan untuk tidak langsung banyak mengonsumsi entung agar terhindar dari alergi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Tangis Tukiyem: Rumah Hancur dan Panen Gagal, Bertahan dari Terjangan Semeru
Lumajang (beritajatim.com) – Letusan Gunung Semeru pada Rabu (19/11/2025) siang kemarin menyisakan kepedihan mendalam bagi warga lereng gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut. Termasuk Tukiyem, penyintas yang tinggal di Dusun Sumbersari Umbulan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo.
Dengan suara bergetar, ibu empat anak itu menceritakan ulang detik-detik ketika awan panas guguran (APG) meluncur deras ke permukiman dan memaksanya berlari menyelamatkan diri tanpa sempat menyentuh barang berharga sedikit pun.
Saat letusan terjadi, Tukiyem sedang berada di dalam rumahnya. Ia hendak memasak untuk keluarganya yang sedang beristirahat setelah beraktivitas di ladang. Cuaca saat itu mendung, namun tak ada yang mengira bahwa beberapa menit kemudian suasana berubah mencekam.
“Awalnya saya di rumah mau masak. Tiba-tiba orang-orang teriak suruh keluar, katanya gunung meletus. Bersamaan dengan itu, suara alarm tanda bahaya juga tak kunjung berhenti,” tuturnya.
Tak lama setelah teriakan itu terdengar suara dentuman besar dari arah puncak Semeru. Material vulkanik bergemuruh menuruni lereng. “Begitu dengar suara ledakan, saya langsung panik dan nangis. Jam dua siang itu saya nggak mikir apa-apa, langsung lari. Nggak bawa baju, nggak bawa uang, hanya bawa diri,” katanya.
Ia menggambarkan kepanikan warga yang berhamburan ke jalan. Anak-anak menangis mencari orang tua, sementara orang dewasa saling berteriak mencoba mengarahkan evakuasi. Dalam situasi itu, Tukiyem hanya memikirkan keluarganya: suami, empat anak, serta beberapa cucu yang tinggal bersamanya. “Alhamdulillah semua keluar. Nggak ada yang tertinggal,” ucapnya penuh syukur.
Namun keselamatan itu harus dibayar mahal. Rumah yang ia tinggali bertahun-tahun kini hanya tersisa puing yang berlapis material vulkanik.
“Dua hari saya mengungsi, baru dengar kabar rumah saya habis. Barang-barang sudah nggak bisa diambil. Baju nggak ada, peralatan mandi nggak ada. Rumah rata, nggak ada yang bisa diselamatkan,” ujarnya.
Tidak hanya kehilangan tempat tinggal, sumber penghidupan Tukiyem juga ikut musnah. Ladang cabai dan padi yang beberapa hari lagi siap panen kini tertutup batu dan pasir panas.
“Saya sebelum meletus itu nanam cabai sama padi. Tinggal nunggu panen, tapi ya sudah, sekarang semua gagal. Banyak batu besar di ladang, tanamannya mati semua,” katanya.
Kerugian semakin membengkak setelah lima ekor kambing yang selama ini menjadi tabungan keluarga juga ditemukan mati. “Kambing lima ekor mati semua. Mau gimana? Itu tabungan saya. Rumah saja habis, panen hilang, kambing mati. Mau kerja apa? Nggak ada apa-apa lagi,” ungkapnya sambil menahan tangis.
Tukiyem mengaku bahwa erupsi kali ini bukan yang pertama ia alami. “Ini sudah empat kali saya terdampak. Tapi ya tetap saja, setiap kejadian pasti panik. Nggak pernah ada waktu untuk siap,” tuturnya. Menurutnya, alarm peringatan yang berbunyi saat itu membuat warga semakin cemas. “Alarm bunyi terus. Orang-orang langsung lari semua.”
Kini, Tukiyem bersama ratusan warga lain bertahan di pengungsian. Kebutuhan dasar mulai menipis, terutama pakaian dan bahan-bahan harian. “Saya butuh baju, alat mandi, minyak, beras. Semua sudah habis. Mau pulang juga nggak bisa, karena di rumah sudah nggak ada apa-apa,” jelasnya.
Meski demikian, ia tetap menyisakan sedikit harapan. Yang terpenting, kata dia, keluarganya selamat. “Alhamdulillah anak empat, cucu, suami semua selamat. Harta habis nggak apa-apa, yang penting keluarga lengkap,” kata Tukiyem menutup ceritanya—sebuah kisah tentang kehilangan, kepanikan, dan ketangguhan warga lereng Semeru menghadapi bencana yang berulang. (ada/kun)
-
/data/photo/2025/11/20/691f26cbd99c5.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jenguk Mahasiswa Dibacok di Batu Merah, Kapolda Maluku Minta Keluarga Menahan Diri Regional 20 November 2025
Jenguk Mahasiswa Dibacok di Batu Merah, Kapolda Maluku Minta Keluarga Menahan Diri
Tim Redaksi
AMBON, KOMPAS.com
– Kepala Polda Maluku Irjen Pol Dadang Hartanto menjenguk mahasiswa UIN Abdul Muthalib Sangadji Ambon Gozi Rumain (23) yang sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara Ambon, Kamis sore (20/11/2025).
Gozi terpaksa dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis setelah dikeroyok sejumlah pemuda lalu dibacok dua pria tak dikenal di kawasan Lorong Putri, Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau,
Ambon
pada Rabu dinihari (19/11/2025).
Saat membesuk korban Dadang sempat berdiskusi dengan keluarga korban yang sedang berada di ruang perawatan.
Dadang berjanji Polda
Maluku
telah berkomitmen untuk mengusut tuntas kasus
pembacokan
tersebut.
Ia pun meminta agar keluarga dan masyarakat menahan diri serta tidak melakukan aksi balasan yang dapat memicu konflik baru.
“Kami memahami duka dan kemarahan keluarga. Namun kami mengimbau agar tidak melakukan tindakan apa pun yang dapat memperkeruh keadaan. Serahkan sepenuhnya proses penyelidikan dan penegakan hukum kepada kepolisian,” kata dia.
Dadang juga mengirim pesan tegas kepada para pelaku yang masih berkeliaran agar segera menyerahkan diri, sebelum diambil tindakan tegas sesuai prosedur hukum yang berlaku.
“Kami berharap para pelaku memiliki itikad baik dan menyerahkan diri. Polri akan bertindak profesional dalam menangani perkara ini,” ujar dia.
Sementara itu paman korban, Husen Rumain berharap agar pihak kepolisian segera menangkap para pelaku dan menuntaskan kasus tersebut secara hukum.
Husen juga meminta agar hukum ditegakkan seadil-adilnya. “Kami berharap pelaku segera ditangkap dan dihukum setimpal. Kami serahkan prosesnya kepada Kepolisian,” ujar Husen Rumain.
Polda Maluku menegaskan, kasus ini ditangani serius dan menjadi perhatian penuh pimpinan.
Kepolisian juga memastikan bahwa situasi keamanan di sekitar lokasi kejadian dan wilayah Ambon tetap terkendali.
Dalam kunjungannya itu, Kapolda Maluku didampingi Kepala Biro SDM Polda Maluku, Direktur Intelkam, Direktur Samapta, serta Kabid Humas Polda Maluku.
Sebelumnya diberitakan, seorang mahasiswa UIN Abdul Sangaji Ambon GR (23) terluka parah dan harus dilarikan ke rumah sakit usai dibacok dua pria tak dikenal di kawasan Lorong Putri, Desa Batu Merah, Kecamatan Sirimau, Ambon pada Rabu dinihari (19/11/2025).
Aksi pengeroyokan yang berujung pembacokan terjadi saat korban dan sejumlah rekannya dicegat saat sedang dalam perjalanan pulang ke rumah usai menghadiri pesta syukuran wisudah di kawasan Wara, Kecamatan Sirimau.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/20/691f2aac5e61e.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kembali Mengajar Usai Rehabilitasi, Abdul Muis Disambut Tangis Guru dan Siswa di SMA 1 Luwu Utara Regional 20 November 2025
Kembali Mengajar Usai Rehabilitasi, Abdul Muis Disambut Tangis Guru dan Siswa di SMA 1 Luwu Utara
Tim Redaksi
LUWU UTARA, KOMPAS.com
– Kamis 20 November 2025 menjadi hari yang tak pernah dibayangkan Abdul Muis, guru Sosiologi SMA Negeri 1 Luwu Utara.
Usai sempat diberhentikan tidak dengan hormat (PTDH) karena kasus pungutan dana komite sekolah, ia akhirnya kembali masuk kelas sebagai guru fungsional.
Langkahnya pagi itu terasa berbeda: penuh syukur.
“Saya itu terharu. Sambutannya luar biasa sekali. Guru, siswa, banyak yang menangis,” ujar
Abdul Muis
, Kamis (29/11/2025).
“Saya pikir selama ini saya menghadapi kasus itu sendiri. Ternyata tidak. Dukungan teman-teman kompak sekali,” lanjutnya.
Meski menjalani proses hukum akibat pungutan Rp 20.000 per orangtua siswa untuk membantu guru honorer, Muis mengaku tidak pernah benar-benar berhenti mengajar.
Ia tetap masuk kelas dua kali seminggu untuk mata pelajaran Sosiologi, meski jumlah jamnya berkurang.
“Kalau ditanya bagaimana rasanya kembali mengajar, sebenarnya hampir tidak ada perbedaan, karena saya memang tetap mengajar terus,” ujarnya.
Ia hanya absen sekitar dua minggu ketika harus mengikuti rangkaian RDP di Makassar dan Jakarta terkait kasusnya.
Di hari yang sama, Muis menerima SK Pengangkatan Kembali sebagai tenaga fungsional dari Dinas Pendidikan Sulawesi Selatan, berlaku sejak 17 November 2025.
Abdul Muis kemudian kembali mengajar materi globalisasi untuk kelas XII. Namun karena ketidakhadiran sebelumnya, sebagian materi sempat tertinggal.
“Bayangkan, saya masuk dua kali seminggu, lima jam. Cuma ini kasihan banyak tertinggal,” katanya.
Momen paling membekas baginya adalah sambutan penuh haru dari rekan guru dan para siswa.
“Ada guru menangis, siswa menangis, saya merasa bahwa saya di SMA Negeri 1 ini masih diharapkan. Itu yang buat saya terharu sampai ikut menangis,” ungkapnya.
Baginya, kesetiaan keluarga besar sekolah adalah kekuatan yang membuatnya bertahan melalui proses hukum, pemberhentian, hingga akhirnya mendapat rehabilitasi dari Presiden Prabowo Subianto.
Muis mengatakan gaji pokok tetap ia terima selama menjalani proses hukum. Namun tunjangan sertifikasi dan TPP tertunda.
“Sertifikasi saya itu delapan bulan tidak dibayar. Kalau sertifikasi itu per triwulan, sekitar Rp12 juta lebih. Sedangkan TPP itu Rp1,6 juta per bulan, tertunda tujuh bulan,” jelasnya.
Meski demikian, ia tidak mengeluh. Yang terpenting baginya adalah kepastian kembali mengajar dan mengabdi.
Sebelum menutup percakapan, Muis menatap ruang kelas yang baru saja ia tinggalkan.
“Yang saya rasakan hari ini cuma satu: saya ternyata tidak sendiri. Ketulusan teman-teman guru, siswa, itu luar biasa. Itu yang membuat saya kuat,” tutupnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/11/20/691f19da3c6b0.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jadi Tersangka, Eks Bupati Kepulauan Tanimbar Diborgol, Digiring Pakai Rompi Jingga Regional 20 November 2025
Jadi Tersangka, Eks Bupati Kepulauan Tanimbar Diborgol, Digiring Pakai Rompi Jingga
Tim Redaksi
AMBON, KOMPAS.com
– Malam ini, Kamis (20/11/2025), mantan Bupati Kepulauan Tanimbar Petrus Fatlolon resmi ditetapkan sebagai tersangka dan langsung digiring ke tahanan dengan tangan diborgol serta mengenakan rompi jingga.
Sebelumnya, dia diperiksa selama lebih dari tujuh jam di Kejaksaan Tinggi Maluku.
Petrus Fatlolon terjerat kasus korupsi penyertaan modal Pemkab Kepulauan Tanimbar kepada PT Tanimbar Energi periode 2020-2022 yang merugikan negara hingga Rp 6,25 miliar.
“Dari hasil penyidikan, tersangka ikut berperan menyalahgunakan anggaran sebagai pemegang saham,” tegas Kasi Intel Kejari Kepulauan Tanimbar, Garuda Cakti Vira Tama, Kamis malam.
Dana ratusan miliar itu seharusnya untuk bisnis migas, namun malah digunakan untuk, gaji dan honor direksi/komisaris, perjalanan dinas, membeli beli meja, kursi, sofa, laptop, serta membentuk usaha bawang yang sama sekali tidak berhubungan dengan migas.
Petrus pun tetap menyetujui pencairan dana meski PT Tanimbar Energi meski tidak dilengkapi dokumen wajib seperti RKAT, SOP, rencana bisnis, analisis investasi, dan belum pernah diaudit akuntan publik.
Perusahaan itu juga diketahui tidak pernah menghasilkan deviden atau kontribusi PAD. Ada pun, rincian penyertaan modal yang disetujui Petrus adalah Rp 1,5 miliar di tahun 2020, Rp 3,75 miliar di tahun 2021, Rp 1 miliar di tahun 2022, dengan total Rp 6.251.566.000.
Selanjutnya, Petrus akan ditahan selama 20 hari di Rutan Kelas IIA Ambon. Dua tersangka lain, mantan Dirut PT Tanimbar Energi Johana Jois Jolita Lolohuan dan mantan Direktur Keuangan Karel FGB Larnera, hari ini juga diserahkan ke Lapas Kelas III Tanimbar.
Saat dicegat wartawan sebelum dimasukkan mobil tahanan, Petrus Fatlolon bungkam.
Penetapan tersangka dilakukan setelah tim penyidik menemukan dua alat bukti sah dan audit Inspektorat Kabupaten Kepulauan Tanimbar membuktikan kerugian Negara Rp 6,25 miliar tersebut.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/05/04/6816eda4ddf99.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/11/20/691f136f7a18c.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)