Jenis Media: Regional

  • Bermalam saat Erupsi, Ini Kronologis 187 Pendaki Dievakuasi dari Ranu Kumbolo

    Bermalam saat Erupsi, Ini Kronologis 187 Pendaki Dievakuasi dari Ranu Kumbolo

    Malang (beritajatim.com) – Sebanyak 187 pendaki dievakuasi pasca erupsi Gunung Semeru pada Rabu (19/11/2025). Sebanyak 187 orang ini sempat bermalam di Ranu Kumbolo saat erupsi Gunung Semeru terjadi. Keesokan harinya pada Kamis (20/11/2025) barulah mereka dievakuasi ke Ranu Pani oleh para petugas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) dan relawan.

    “Soal pendaki yang terjebak, sebenarnya tidak ada pendaki yang terjebak. Pendaki seperti biasa berada di Ranu Kumbolo. Karena ada aktivitas Gunung Semeru yang meningkat, mereka harus dievakuasi demi keselamatan,” kata Kepala Balai Besar TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha, Kamis (20/11/2025).

    Rudi menuturkan, saat erupsi terjadi TNBTS memantau laporan dari Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) yang melaporkan terjadi peningkatan aktivitas erupsi disertai awan panas pada Rabu, 19 November 2025. Badan Geologi menetapkan kenaikan tingkat aktivitas Gunung Semeru pada 19 November 2025 dari semula Level II (Waspada) meningkat menjadi Level III (Siaga) pada pukul 16.00 WIB. Mereka kembali meningkatkan status menjadi Level IV (Awas) pada pukul 17.00 WIB.

    “Status Gunung Semeru mengalami peningkatan (ke Awas). Para pendaki saat itu sudah berjalan dan sampai Ranu Kumbolo pada pukul 17.00 WIB,” ujar Rudi.

    Karena para pendaki sudah berada di Ranu Kumbolo, otoritas terkait memutuskan untuk mengizinkan para pendaki tetap berada di Ranu Kumbolo. Petugas Balai Besar TNBTS berani mengizinkan pendaki bermalam karena dalam sejarahnya material vulkanik dari Gunung Semeru tidak pernah sampai ke Ranu Kumbolo.

    “Kita melakukan pemantauan dan evaluasi, karena kalau melihat sejarahnya material erupsi tidak sampai Ranu Kumbolo. Berita terakhir erupsi mengarah ke selatan dan tenggara, sementara Ranu Kumbolo berada di utara sehingga para pendaki kita minta tetap bermalam di Ranu Kumbolo karena hari sudah gelap dan juga hujan,” tambah Rudi.

    Dari total 187 orang yang berada di Ranu Kumbolo terdiri dari pendaki 129 orang, tim dari Kementerian Pariwisata 6 orang, petugas TNBTS 1 orang, Saver 2 orang, PPGST 24 orang, dan jumlah porter 25 orang.

    “Dan pagi tadi pendaki diajak menuju Ranu Pani. Saat ini seluruh pendaki, pemandu, dan porter sejumlah 187 orang sudah di Ranu Pani sehingga sudah tidak ada yang tertinggal di Ranu Kumbolo,” ujar Rudi. (luc/kun)

  • Sosialisasi Operasi Zebra, Polisi di Malang Jadi Super Hero

    Sosialisasi Operasi Zebra, Polisi di Malang Jadi Super Hero

    Malang (beritajatim.com) – Ada yang unik dalam pelaksanaan Operasi Zebra Semeru 2025 oleh Satlantas Polres Malang. Bukan sekadar penindakan dan teguran, kali ini polisi turun ke jalan dengan tampilan berbeda, mengenakan kostum super hero.

    Aksi kreatif itu berlangsung di Simpang Empat Kepanjen, Kabupaten Malang, Kamis (20/11/2025). Sejumlah personel tampil sebagai karakter robot dan Pokemon, sambil menyapa pengendara yang berhenti saat lampu merah menyala.

    Sontak aksi ini menarik perhatian para pengguna jalan. Beberapa pengendara yang melintas bahkan tampak mengeluarkan ponsel untuk mengabadikan momen lucu nan edukatif tersebut.

    Kasatlantas Polres Malang AKP Muhammad Alif Chelvin Arliska mengatakan, metode ini dipilih agar pesan tertib lalu lintas lebih mudah diterima masyarakat.

    “Peragaan cosplay membuat masyarakat tidak takut saat berkendara ataupun berkomunikasi dengan polisi. Ini cara kami untuk mendekatkan polisi dengan masyarakat, termasuk anak-anak dan generasi muda,” ucap AKP Chelvin Kamis (20/11/2025).

    Menurutnya, pendekatan humanis menjadi bagian penting dalam mendukung pelaksanaan Operasi Zebra Semeru 2025, yang fokus menekan angka pelanggaran maupun kecelakaan di jalan raya.

    “Kami ingin edukasi keselamatan berlalu lintas tersampaikan dengan cara yang menyenangkan, sehingga kesadaran tertib lalu lintas tumbuh dari kesadaran diri,” lanjutnya.

    Sambil membagikan imbauan keselamatan, para super hero ini turut menunjuk pengendara yang belum disiplin, seperti tidak memakai helm atau berhenti melewati marka jalan.

    Sebagai informasi, Operasi Zebra Semeru 2025 digelar mulai 17–30 November 2025. Operasi ini mengedepankan tindakan preemtif, preventif, dan penegakan hukum secara humanis, termasuk melalui ETLE dan penindakan manual untuk pelanggaran kasat mata.

    “Kegiatan sosialisasi akan terus digelar selama Operasi Zebra Semeru 2025 berlangsung,” pungkasnya. (yog/ian)

  • Dokter Ungkap Polisi Penganiaya Pegawai Bandara Alami Gangguan Kejiwaan Sejak 2001: Emosinya Kurang Stabil

    Dokter Ungkap Polisi Penganiaya Pegawai Bandara Alami Gangguan Kejiwaan Sejak 2001: Emosinya Kurang Stabil

    Liputan6.com, Jakarta – Brigadir G, oknum polisi penganiaya seorang pegawai PT Angksa Pura Aviasi berinisial ALP, menjalani perawatan kejiwaan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof. Dr. M. Ildrem, Kota Medan.

    Dokter Spesialis Kejiwaan RS Bhayangkara Kota Medan, dr Superida Sp, KJ menjelaskan, Brigadir G sudah dilakukan observasi kejiwaannya. Diketahui anggota Polda Sumut itu sudah mengalami gangguan kejiwaan sejak 2001.

    “Dia (Brigadir G) mengalami gangguan jiwa berat sejak 2001, memerlukan penanganan berkelanjutan,” kata dr Superida kepada wartawan di Mako Polda Sumut, Kamis sore, (20/11/2025).

    Diungkapkan, dalam observasi kejiwaan Brigadir G mengalami skizofrenia, dengan kategori gangguan jiwa berat. Diketahui bahwa Brigadir G sudah berpisah dengan istri alias cerai.

    “Nah, yang sering dia keluhkan itu bercerai dengan istrinya. Tapi potensi dia untuk sembuh kemungkinan ada,” jelas Dokter Spesialis Kejiwaan RS Bhayangkara tersebut.

    Dijelaskan Superida, Brigadir G juga beberapa tahun belakangan ini menjalani rawat jalan. Namun, saat ini menjalani rawat inap di RSJ Prof. Dr. M. Ildrem, Kota Medan.

    “Dia diagnosa skizofrenia, gangguan jiwa berat, yang merupakan ada gangguan perilaku, gangguan daya ingat. Jadi emosinya kurang stabil,” jelas dr Superida. 

    Meski Brigadir G mengalami gangguan jiwa, namun selama ini belum ada catatan perilaku dilakukan oknum polisi tersebut. Sebab, pasien skizofrenia masih bisa berbaur dengan masyarakat. 

    “Selama ini tidak, ya bersih (dari pidana),” sambungnya.

     

  • 187 Pendaki Terjebak di Ranukumbolo, 66 Orang Berhasil Dievakuasi Lebih Dulu

    187 Pendaki Terjebak di Ranukumbolo, 66 Orang Berhasil Dievakuasi Lebih Dulu

    Lumajang (beritajatim.com) – Upaya evakuasi pendaki yang terjebak di Ranukumbolo saat erupsi Gunung Semeru mulai menunjukkan perkembangan signifikan. Dari total 187 pendaki dan petugas yang tertahan sejak Rabu (19/11/2025) sore, sebanyak 66 orang telah berhasil mencapai Ranu Pani dengan selamat pada Kamis (20/11/2025) siang.

    Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Rudijanta Tjahja Nugraha, menyampaikan bahwa jumlah korban terjebak meningkat dari data awal 178 orang menjadi 187 orang setelah pendataan ulang. Jumlah itu mencakup 137 pendaki, serta petugas, pemandu, porter, dan tim dari Kementerian Pariwisata yang berada di jalur pendakian.

    “Totalnya ada 187 orang yang sempat tertahan di Ranukumbolo sejak kemarin. Cuaca hujan deras dan medan yang gelap membuat perjalanan turun sangat berisiko, sehingga seluruh rombongan diminta bertahan,” jelas Rudijanta saat dikonfirmasi melalui pesan whatsapp.

    Evakuasi baru bisa dilakukan pada Kamis pagi setelah kondisi cuaca membaik dan jarak pandang meningkat. Rombongan pertama bergerak turun dari Ranukumbolo sekitar pukul 07.30 WIB. Petugas gabungan TNBTS, relawan pendakian, dan tim SAR memandu pendaki melalui jalur aman menuju Ranu Pani.

    Rombongan berikutnya mulai bergerak menyusul, dan pada pukul 09.30 WIB seluruh kloter telah meninggalkan area Ranukumbolo. Hingga pukul 13.30 WIB, tercatat 66 pendaki sudah tiba di Ranu Pani. Mereka langsung mendapatkan pemeriksaan kondisi kesehatan serta pendataan identitas oleh tim medis dan petugas pos pendakian.

    “Ya, sementara 66 orang pendaki sudah sampai di Ranu Pani dan rombongan terakhir sudah ada di pos 3 dan 2,” terang Rudijanta.

    Petugas menyebut sebagian pendaki mengalami kelelahan akibat bermalam dalam kondisi cuaca ekstrem, namun secara umum berada dalam kondisi stabil. Tidak ada laporan cedera serius.

    Sementara itu, kelompok lain masih berada di jalur evakuasi antara pos 3 dan pos 2. Petugas terus memantau pergerakan mereka melalui titik-titik komunikasi di sepanjang jalur. Upaya percepatan evakuasi dilakukan dengan memperkuat personel di titik rawan dan memastikan setiap kelompok tetap dalam formasi aman.

    Rudijanta menegaskan bahwa Ranukumbolo berada di zona aman dari paparan langsung aktivitas erupsi. Arah lontaran material dan awan panas Semeru mengarah ke sektor selatan–tenggara, sedangkan Ranukumbolo berada di utara, sehingga tidak terdampak langsung.

    Sebagai langkah antisipasi, pendakian Gunung Semeru menuju Ranukumbolo ditutup total hingga kondisi aktivitas vulkanik dinyatakan aman. Petugas terus melakukan koordinasi dengan PVMBG untuk memantau perkembangan aktivitas gunung.

    “Keselamatan pendaki menjadi prioritas utama. Karena aktivitas vulkanik masih tinggi, pendakian kami tutup sampai ada perubahan status,” tegasnya.

    Hingga berita ini diturunkan, petugas masih fokus menuntaskan evakuasi sisa pendaki yang belum tiba di Ranu Pani. (ada/ian)

  • Grand Max Tabrak Rumah Warga di Ketepung Pacitan, Satu Orang Luka

    Grand Max Tabrak Rumah Warga di Ketepung Pacitan, Satu Orang Luka

    Pacitan (beritajatim.com) – Kecelakaan tunggal terjadi di Jalan Pacitan–Trenggalek, tepatnya di Dusun Sumber, Desa Ketepung, Kecamatan Kebonagung, Kamis (20/11/2025) sekitar pukul 17.15 WIB. Sebuah mobil Daihatsu Grand Max bernomor polisi B 9848 UXC terperosok dan menabrak tembok rumah warga saat hujan turun.

    “Kendaraan melaju dari arah Tulakan menuju Pacitan. Saat berusaha mendahului sepeda motor di depannya, pengemudi hilang kendali hingga terperosok dan menabrak tembok rumah warga di sisi kiri jalan,” jelas Kanit Gakkum Satlantas Polres Pacitan, IPDA Agustaf Yunastianto, saat dikonfirmasi Kamis (20/11/2025).

    Pengemudi kendaraan, Choirul Anam, warga Desa Sedayu, Kecamatan Arjosari, mengalami luka di bagian kepala dan langsung dilarikan ke RSUD Pacitan untuk mendapatkan perawatan.

    “Diduga kecelakaan terjadi karena kelalaian pengemudi. Cuaca hujan juga membuat jalan licin, sehingga pengendara harus ekstra waspada,” imbuhnya.

    Tembok rumah milik Yani Eko Setyawan mengalami kerusakan akibat benturan tersebut. Sementara mobil turut mengalami kerusakan di bagian depan dan sisi kanan bodi.

    Petugas Satlantas bersama Polsek Kebonagung dan Pamapta Polres Pacitan telah melakukan olah TKP, mengamankan lokasi, serta mengatur lalu lintas agar tidak menimbulkan kemacetan. “Kami mengimbau pengendara untuk berhati-hati, terutama saat kondisi hujan,” pesan Agustaf. (tri/kun)

  • Jenazah Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengapung di Perairan Selat Bali, Polisi Lakukan Identifikasi
                
                    
                        
                            Denpasar
                        
                        20 November 2025

    Jenazah Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengapung di Perairan Selat Bali, Polisi Lakukan Identifikasi Denpasar 20 November 2025

    Jenazah Pria Tanpa Identitas Ditemukan Mengapung di Perairan Selat Bali, Polisi Lakukan Identifikasi
    Tim Redaksi
    JEMBRANA, KOMPAS
    – Jenazah tanpa identitas ditemukan mengapung di perairan Selat Bali pada Kamis (20/11/2025).
    Jenazah tersebut telah dievakuasi dan saat ini dalam
    proses identifikasi
    oleh polisi.
    Kasat Polairud
    Polres Jembrana
    , AKP I Putu Suparta menyampaikan bahwa jenazah itu kali pertama ditemukan oleh seorang nelayan bernama Imron (50).
    Saat itu, Imron dalam perjalanan pulang dari melaut sekitar pukul 04.30 Wita.
    Di tengah laut, ia melihat tubuh seorang laki-laki mengambang di permukaan air.
    Lokasi penemuan berada di perairan wilayah Pengambengan, Kabupaten Jembrana, Provinsi
    Bali
    .
    Ia kemudian merekam penemuan itu dan memberi tahu rekannya, Alek (40), yang sedang berada di darat.
    Sekitar pukul 05.20 Wita, Alek menghubungi piket Sat Polairud Polres Jembrana untuk melaporkan kejadian tersebut.
    Petugas lalu menuju lokasi.
    Jenazah dievakuasi dan dibawa ke daratan menggunakan perahu nelayan.
    Pada pukul 07.00 Wita, perahu tiba di Break Water Timur Pelabuhan Perikanan Pengambengan untuk evakuasi lanjutan.
    Korban diketahui berjenis kelamin laki-laki, tinggi sekitar 150 sentimeter, tanpa pakaian, dan kondisi kulit tubuh sudah mengelupas.
    Ia menyampaikan, hingga kini identitas jenazah tersebut belum diketahui.
    “Kami sudah melakukan olah tempat kejadian, menghimpun keterangan saksi. Perkembangan lanjutan akan segera disampaikan setelah proses identifikasi selesai,” ujarnya.
    Jenazah langsung dievakuasi ke RSUD Negara menggunakan ambulans Dokkes Klinik Pratama Polres Jembrana.
    Polres Jembrana mengimbau masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga agar segera menghubungi kantor kepolisian terdekat atau layanan darurat 110.
    Pihak kepolisian masih menunggu hasil pemeriksaan medis untuk memastikan penyebab kematian dan identitas korban.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Nelayan Hilang di Pantai Karang Sanur, Jukung Ditemukan Masih Menyala
                
                    
                        
                            Denpasar
                        
                        20 November 2025

    Nelayan Hilang di Pantai Karang Sanur, Jukung Ditemukan Masih Menyala Denpasar 20 November 2025

    Nelayan Hilang di Pantai Karang Sanur, Jukung Ditemukan Masih Menyala
    Tim Redaksi
    DENPASAR, KOMPAS.com
    – Seorang nelayan asal Serangan, Wayan Dana (60), jatuh dari jukungnya di Perairan Pantai Karang Sanur, Denpasar, pada Kamis (20/5/2025).
    Diketahui korban melaut sejak pukul 07.00 Wita, namun hingga malam hari ini, korban belum ditemukan. Pada siang hari, ditemukan
    jukung
    yang diduga milik korban dalam kondisi mesin masih menyala.
    “Kurang lebih pukul 14.30 Wita jukung atau perahu ditemukan oleh boat rute Sanur-Nusa Penida dan langsung diteruskan ke tim Balawista,” kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan
    Denpasar
    , I Nyoman Sidakarya.
    Pada pukul 16.00 WITA, tim Balawista bersama nelayan setempat menarik jukung korban ke pinggir Pantai Mertasari Sanur.
    “Kami baru dapatkan informasinya pada pukul 18.20 Wita dari Pusdalops Denpasar, dan menindaklanjuti laporan dengan menggerakkan empat orang menuju lokasi,” ungkap Sidakarya.
    Selain tim SAR Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, unsur Search and Rescue (SAR) lainnya yang membantu pencarian di antaranya dari Potensi SAR 115, Arjuna Rescue, ⁠Potensi Namru, Potensi YBER, ⁠Potensi IEA, ⁠dan Potensi DRS. Termasuk juga Pol Air Polresta Denpasar, dan masyarakat setempat.
    Malam hari pencarian dilakukan dengan menyisir sepanjang bibir pantai. Mengingat jarak pandang terbatas dalam kondisi gelap, alat SAR laut tidak memungkinkan diturunkan.
    Area penyisiran darat kemudian dibagi dalam dua, yakni ke arah barat dan timur. Namun, hingga kini hasilnya masih nihil. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kisah Penggali Kubur di Pematangsiantar: Upah Seikhlasnya, Kerja Tambahan untuk Bertahan Hidup
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        20 November 2025

    Kisah Penggali Kubur di Pematangsiantar: Upah Seikhlasnya, Kerja Tambahan untuk Bertahan Hidup Medan 20 November 2025

    Kisah Penggali Kubur di Pematangsiantar: Upah Seikhlasnya, Kerja Tambahan untuk Bertahan Hidup
    Tim Redaksi
    PEMATANGSIANTAR, KOMPAS.com
    — Di bawah rimbun pepohonan dan di antara nisan-nisan tua yang berderet, kehidupan tetap bergulir bagi para penggali kubur di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.
    Mereka bekerja dalam senyap, memikul tugas yang kerap dipandang sebelah mata. Penghasilan yang jauh dari upah layak membuat mereka harus mencari cara lain agar dapur tetap mengepul.
    Hal itulah yang dialami Budi (50),
    penggali kubur
    di tanah wakaf pemakaman umat Islam di Jalan Pane, Kecamatan Siantar Selatan.
    Ia mulai bekerja pada 2007, setelah berhenti sebagai sales di pabrik es. Awalnya, ia hanya membantu mertuanya yang lebih dulu mengelola pekuburan yang berdiri sejak 1931.
    “Mula-mula kerja penggali kubur, kondisi mental menurun. Karena orang memandangnya sebelah mata. Kayak sepele karena nggak ada penghasilan,” ucap Budi saat ditemui di Jalan Pane, Kamis (20/11/2025).
    Budi mengakui tidak ada upah bulanan, baik dari pengelola maupun pemerintah. Penghasilan yang datang hanya berupa uang terima kasih dari keluarga yang berduka.
    “Biasanya dikasih seratus ribu, kadang dikasih lebih. Apalagi pekerjaan menggali kubur ini kan nggak mungkin tiap hari ada orang meninggal. Jadi harus ada mata pencarian lain,” katanya.
    Pekuburan seluas 18.191 meter persegi itu terbagi dalam dua hamparan. Berdasarkan data 2017, sekitar 5.000 jenazah sudah dikebumikan di sana.
    Budi menuturkan terdapat dua grup penggali kubur, masing-masing terdiri dari tiga orang. Selain menggali liang lahat, mereka juga membersihkan kuburan dengan upah seikhlasnya.
    “Kalau rajin, ada juga orang dari Pekanbaru atau Jakarta yang meminta tolong kuburan keluarganya dibersihkan sekaligus dijaga. Itu pun dikasih sekedarnya dan kadang ada yang bilang terima kasih saja,” ucapnya.
    Menyadari bahwa penggali kubur merupakan pekerjaan sosial, Budi mencari pekerjaan tambahan seperti membuat batu nisan dan mengecor kuburan.
    “Kalau gaji bulanan memang nggak ada. Jadi uang tambahan dari upah menyemen kuburan dan bikin batu nisan,” kata Budi.
    “Bismillah ajalah mungkin ini digariskan dan dijalani. Yang penting dapur ngebul, anak-anak bisa sekolah. Alhamdulillah,” sambungnya.
    Selama bekerja, Budi tidak jarang menghadapi kejadian ganjil dari pihak keluarga yang mengantar jenazah.
    Pernah suatu ketika, jenazah tidak muat di liang lahat karena ukuran galian terlalu sempit, sehingga menimbulkan kekhawatiran para pelayat.
    “Kemarin memang ada jenazah yang badannya tinggi dan nggak muat di lubang kuburnya. Terpaksa kita gali lagi supaya muat. Tapi orang sudah ribut-ribut ada yang bilang kena rahasia ilahi,” ucapnya.
    Di lokasi berbeda, Halomoan Simaremare, penggali kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kristen Jalan Parsoburan, juga menjalani hidup serupa.
    Belasan tahun bekerja, ia hanya menerima upah dari hasil galian. Untuk menutup kebutuhan keluarga, Halomoan harus bekerja sebagai kuli bangunan.
    “Kalau menggali kubur upahnya tak seberapa dan sehari kadang tidak ada. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga saya kerja jadi tukang bangunan,” tutur Halomoan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gubernur Sherly Tjoanda: Tak Ada UU yang Larang Pejabat Publik Miliki Usaha 
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        20 November 2025

    Gubernur Sherly Tjoanda: Tak Ada UU yang Larang Pejabat Publik Miliki Usaha Regional 20 November 2025

    Gubernur Sherly Tjoanda: Tak Ada UU yang Larang Pejabat Publik Miliki Usaha
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com 
    – Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda menegaskan, tidak ada aturan atau undang-undang yang melarang seorang pejabat publik memiliki usaha. Terlebih, usaha yang dimilikinya sudah ada sebelum menjabat.
    “Saya sudah mengecek secara undang-undang dan berkonsultasi dengan para ahli hukum bahwa tidak ada undang-undang yang melarang pejabat publik untuk memiliki usaha, izin apalagi yang didapat jauh sebelum menjabat.”
    “Jadi saya sebagai warga Negara Indonesia tidak melanggar undang-undang yang ada saat ini,” ujar Sherly dalam sesi wawancara dengan Rosiana Silalahi dalam program Rosi di KompasTV, Jakarta, Kamis (20/11/2025) malam.
    Meski demikian, Sherly mengaku sangat mengapresiasi Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) atas kritikan dan masukan yang dilontarkan. JATAM sebelumnya menuding Sherly sebagai pejabat publik yang memiliki perusahaan pertambangan.
    Sherly menjelaskan, tudingan soal adanya konflik kepentingan pun sangat tidak mendasar. Sebab, sejak ia menjabat belum pernah satu pun menandatangani perizinan serupa.
    Bahkan, kata dia, dalam undang-undang pun Gubernur tidak memiliki otoritas atau kewenangan memberikan izin pertambangan. Gubernur hanya memiliki kewenangan sebagai pengawas dan koordinator.
    Meski begitu, ia menekankan, tidak akan tebang pilih. Jika pun perusahaannya yang melakukan pelanggaran tetap akan dia laporkan kepada Kementerian ESDM untuk ditindak.
    “Secara Gubernur kita tidak memiliki kewenangan langsung. Tapi benar jika ada pelanggaran kerusakan lingkungan adalah menjadi tanggung jawab saya sebagai Gubernur untuk mengirimkan surat kepada kementerian.”
    “Dan, jika terjadi di perusahaan yang saya sebagai pemegang sahamnya saya akan melakukan berlaku sama untuk semua,” tegas dia.
    “Mau perusahaan saya, perusahaan orang lain, siapa pun yang melamggar kerusakan lingkungan saya akan bersurat kepada kementerian untuk mengirim inspektorat untuk mengeceknya,” tegas Sherly.
    Sebagai langkah awal, kata dia, saat ini dia sedang membentuk satuan tugas (Satgas) yang akan mendata setiap perusahaan pertambangan di Maluku Utara.
    “Saya sedang membentuk Satgas. Saat ini saya baru merotasi Kepala Dinas Lingkungan Hidup, ESDM dan Kehutanan.”
    “Untuk memulai yang baru saya mengganti komposisi kepala dinas yang ada. Bukan berarti yang lama itu salah.”
    “Hanya untuk mengaudit yang lama kita butuh tim yang baru. Saya baru melakukan rotasi dua minggu yang lalu,” cetus dia.
    “Kita sedang membentuk Satgas, kita mendata ada berapa banyak
    IUP
    yang ada di Maluku Utara, dokumen apa saya yang punya dan tidak punya, dampak lingkungan, catatan dari masyarakat akan kita publikasikan,” sambung dia.
    Menurut dia, Pemerintah Provinsi Maluku Utara juga sudah melakukan komunikasi dengan Kementerian ESDM dalam hal
    sharing dashboard
    , sehingga dapat dikontrol secara bersama-sama.
    Sebagai bentuk kesungguhannya, Sherly mengaku akan berkerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup, inspektorat pertambangan, agar transparansinya dapat dilihat langsung oleh publik.
    “Sehingga kita tidak debat kusir antara NGO yang mengontrol dampak lingkungan, dengan masyarakat lingkar tambang, dengan masyarakat yang katanya peduli dan dengan pemerintahan.”
    “Kita biarkan publik melihat data. Kita berbicara berdasarkan data, tidak bisa katanya, diduga semua harus berdasarkan data,” kata dia. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Truk Bermuatan 8 Ton Salak Terjun ke Jurang di Wonosobo, Sopir Meninggal Dunia
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        20 November 2025

    Truk Bermuatan 8 Ton Salak Terjun ke Jurang di Wonosobo, Sopir Meninggal Dunia Regional 20 November 2025

    Truk Bermuatan 8 Ton Salak Terjun ke Jurang di Wonosobo, Sopir Meninggal Dunia
    Tim Redaksi
    WONOSOBO, KOMPAS.com
    – Sebuah truk bermuatan salak mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Kalibening–Gumawang Kidul, Kelurahan Lamuk, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Wonosobo, Kamis (20/11/2025) sekitar pukul 05.00 WIB.
    Truk Isuzu bernomor polisi R-9650-OD yang membawa muatan sekitar 8 ton salak terperosok ke area kebun warga sedalam kurang lebih 50 meter.
    Kasubsi Penmas Humas Polres
    Wonosobo
    , Aiptu Nanang Wibowo, menyebut kecelakaan ini tergolong laka berat dengan satu korban jiwa.
    “Truk datang dari arah Kalibening menuju Gumawang Kidul. Saat melalui jalan cor beton yang menanjak dan menikung ke kiri, diduga kendaraan tidak kuat menanjak sehingga membanting ke kiri dan terperosok ke kebun warga sejauh kurang lebih 50 meter,” ujarnya.
    Korban diketahui bernama Basir (57), warga Parakancanggah, Banjarnegara. Ia mengalami luka memar di kepala dan tangan kanan dan sempat dievakuasi ke RSUD Banjarnegara. Namun nyawanya tidak tertolong dan ia dinyatakan meninggal dunia saat dalam perawatan.
    Kerugian materi akibat kerusakan kendaraan diperkirakan mencapai Rp10 juta.
    “Kami sudah melakukan olah tempat kejadian perkara, mengamankan barang bukti, dan memintai keterangan saksi. Proses penyelidikan masih berlanjut,” imbuh Aiptu Nanang.
    Polisi mengimbau pengemudi kendaraan besar agar memastikan kondisi kendaraan dan beban muatan, terutama saat melintas di jalur menanjak dengan tikungan tajam seperti kawasan Sukoharjo dan Kalibening.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.