Jenis Media: Regional

  • 10
                    
                        KPK Klarifikasi Uang Rp 300 M yang Dipamerkan Bukan Pinjam dari Bank, tetapi…
                        Nasional

    10 KPK Klarifikasi Uang Rp 300 M yang Dipamerkan Bukan Pinjam dari Bank, tetapi… Nasional

    KPK Klarifikasi Uang Rp 300 M yang Dipamerkan Bukan Pinjam dari Bank, tetapi…
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengklarifikasi uang Rp 300 miliar hasil rampasan PT Taspen yang dipamerkan di Gedung Merah Putih, Jakarta, pada Kamis (20/11/2025).
    KPK
    memastikan uang tersebut tidak dipinjam di bank, tetapi
    uang rampasan
    korupsi yang disimpan di rekening penampung karena uang sitaan tidak disimpan di Gedung Merah Putih dan Gedung Rupbasan.
    “KPK tidak menyimpan uang-uang sitaan maupun rampasan di Gedung Merah Putih ataupun di Rupbasan. Maka, KPK menitipkannya ke bank, ada yang namanya rekening penampungan,” kata Juru Bicara KPK Budi Prasetyo dalam keterangannya, Jumat (21/11/2025).
    Hal ini disampaikan Budi guna mengklarifikasi jaksa eksekusi KPK Leo Sukoto Manalu yang menyebut bahwa KPK meminjam uang dari salah satu bank pelat merah untuk keperluan jumpa pers pada Kamis kemarin.
    “Kita tadi pagi masih bisa komunikasi dengan BNI Mega Kuningan, mohon dipinjami uang Rp 300 miliar. Jadi uang ini kami pinjam dari BNI Mega Kuningan,” ungkap Leo dalam jumpa pers, Kamis kemarin.
    “Jam 16.00 WIB sore, kita akan kembalikan lagi uang ini. Kita juga akan dibantu pengamanan dari kepolisian,” imbuh dia.
    Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, mengungkapkan, kerugian negara dalam kasus
    investasi fiktif

    PT Taspen
    (Persero) senilai Rp 1 triliun.
    Hal tersebut diketahui KPK berdasarkan laporan hasil pemeriksaan investigatif oleh Badan Keuangan Negara (BPK) Republik Indonesia pada 22 April 2025.
    “Nah, dari hasil perhitungan kerugian keuangan negara, diperoleh bahwa kerugian keuangan negara yang diderita oleh PT Taspen adalah sejumlah Rp 1 triliun,” ungkap Asep.
    Kendati demikian, KPK hanya menyerahkan uang senilai Rp 883 miliar kepada PT Taspen.
    Dana tersebut telah disetorkan pada 20 November 2025 ke rekening giro Tabungan Hari Tua (THT) Taspen di BRI Cabang Veteran, Jakarta.
    Asep menjelaskan, uang senilai lebih dari Rp 883 miliar itu merupakan hasil rampasan dari terdakwa mantan Direktur PT Insight Investment Management, Ekiawan Heri Primaryanto, yang perkaranya kini telah berkekuatan hukum tetap.
    Sementara, dalam perkara ini, ada terdakwa lain, yakni mantan Direktur Utama PT Taspen, Antonius NS Kosasih.
    “Uang yang ada di belakang kami atau di depan rekan-rekan itu khusus untuk perkaranya Pak Ekiawan. Jadi tidak untuk yang Pak ANS,” ujar Asep.
    “Ya. Jadi Pak ANS ada lagi sekitar Rp 160 miliar. Jadi kalau dihitung-hitung mungkin ya memang pas Rp 1 triliun, bahkan lebih ya mungkin ya,” sambung dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dianggap Masih Rendah, Pengusaha Dukung Kenaikan UMP Yogyakarta

    Dianggap Masih Rendah, Pengusaha Dukung Kenaikan UMP Yogyakarta

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Berbagai daerah akan menetapkan upah minimum provinsi (UMP) sesuai kemampuan masing-masing. Penetapan UMP ini memang cenderung mengalami kenaikan, seiring inflasi yang meningkat.

    Salah satu pelaku usaha di Yogyakarta menilai UMP Yogyakarta memang harus ada kenaikan. Hal ini karena besaran UMP di Yogyakarta masih sangat rendah, sehingga belum mencukupi kebutuhan hidup, kesehatan, dan kebutuhan lainnya.

    “UMP Yogyakarta tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan buruh, jangankan untuk kebutuhan buruh, untuk berobat saja tidak mencukupi, jadi UMP Yogyakarta bagi saya memang harus dinaikkan,” kata Putra, pengusaha otomotif di Yogyakarta, kepada Beritasatu.com.

    Kenaikan UMP di Yogyakarta memang harus dilakukan supaya buruh merasa tenang secara finansial dan nyaman bekerja. Tingkat keberhasilan suatu perusahaan dan produksi ditentukan oleh buruh. Bagaimana buruh bisa bekerja dengan baik dan tulus jika masih terbebani masalah finansial.

    “Jadi kalau misalkan ada satu suara dari pengusaha yang mengatakan keberatan kenaikan UMP terhadap buruh, sebetulnya pengusaha itu bagi saya terlalu picik, artinya dia hanya mementingkan diri sendiri tanpa mementingkan orang-orang di bawahnya yang telah mengangkat derajat dan finansial dia mencapai puncak kesuksesan,” ujar Putra.

    Putra menambahkan, buruh dan pengusaha harus bisa bersinergi. Di mana pengusaha mendapatkan keuntungan, buruh juga harus mendapatkan kesejahteraan dari gaji. Hal tersebut harus diterapkan di Yogyakarta.

    “Saya punya pandangan, UMP Yogyakarta bagi buruh sebetulnya bukan UMP, tetapi seperti orang bekerja rodi secara halus, karena gaji yang mereka terima hanya habis untuk biaya hidup harian dan tidak bisa ditabung,” pungkas Putra.

    Seperti diketahui, UMP Yogyakarta tahun 2025 ditetapkan sebesar Rp 2.264.080,95, mengalami kenaikan 6,5% dari tahun sebelumnya, sesuai Keputusan Gubernur DIY Nomor 477/KEP/2024. Angka ini berlaku sebagai upah minimum terendah untuk provinsi, sementara setiap kabupaten/kota memiliki Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) sendiri yang lebih tinggi.

    Berikut rincian UMP dan UMK Yogyakarta tahun 2025:

    UMP Provinsi DIY: Rp 2.264.080

    UMK se-DIY:

    Kota Yogyakarta: Rp 2.655.041Kabupaten Sleman: Rp 2.466.514Kabupaten Bantul: Rp 2.360.533Kabupaten Kulon Progo: Rp 2.351.239Kabupaten Gunung Kidul: Rp 2.300.263

  • Ratusan Kontainer Limbah Elektronik Amerika Menumpuk di Batam, Menteri LH Diminta Turun Tangan

    Ratusan Kontainer Limbah Elektronik Amerika Menumpuk di Batam, Menteri LH Diminta Turun Tangan

    Sebelumnya, Kepala Kantor Bea Cukai Batam, Zaky Firmansyah mengatakan proses penanganan terhadap ratusan kontainer tersebut masih terus berlangsung. Temuan baru ini merupakan hasil pengembangan dari investigasi sebelumnya.

    “Investigasi masih dilakukan oleh KLH,” ujar Zaky di Batam, beberapa waktu lalu kepada Liputan6.com.

    Menurut Zaky, hasil penyelidikan lanjutan mengungkap adanya sekitar 600 kontainer yang terindikasi mengandung limbah elektronik dan masuk melalui jalur pengiriman ke Batam. Namun sebagian besar kontainer tersebut berhasil dikembalikan ke tempat asal sebelum tiba di pelabuhan.

    “Informasi awalnya sekitar 600 kontainer, namun setelah pengungkapan sebagian besar masih berada jauh dari Batam dan langsung dibawa kembali,” jelasnya.

    Jumlah kontainer berisi limbah elektronik mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang masuk ke Batam terus bertambah. Dari semula hanya 73 kontainer, kini jumlahnya meningkat menjadi 367 unit.

    Seluruh kontainer tersebut diduga berasal dari Amerika Serikat dan tengah dalam pengawasan ketat Bea Cukai Batam serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

    Dari hasil pendataan, terdapat tiga perusahaan penerima kontainer limbah elektronik tersebut, yakni PT.Esun Internasional Utama Indonesia, PT.Logam International Jaya, PT.Batam Baterry Resycle Industries. Dari ketiganya, PT Esun Internasional Utama Indonesia tercatat memiliki jumlah terbanyak, yaitu 144 Kontainer, yang hingga kini masih dalam proses penyelidikan mendalam oleh aparat berwenang.

    Zaky menegaskan, hingga kini belum ada satu pun kontainer yang direekspor atau dikembalikan ke negara asal.

    “Untuk reekspor itu menjadi tanggung jawab dan dibebankan ke perusahaan,” katanya.

    Dia menambahkan, Bea Cukai Batam akan terus memperketat pengawasan terhadap seluruh aktivitas impor barang yang berpotensi mengandung bahan berbahaya.

    “Selama saya di sini, kami akan pertajam pengawasan walaupun ada aja hambatan,” tegas Zaky.

    Zaky juga menyinggung adanya rapat tertutup Komisi XII DPR-RI bersama manajemen PT Esun Internasional Utama Indonesia pada 29 Oktober 2025 di Hotel Marriot Harbour Bay Batam. Menurutnya, Bea Cukai Batam, KLHK, dan BP Batam tidak dilibatkan dalam rapat tersebut.

    “Kami tidak tahu hasil rapat itu dan tidak diundang. KLH tidak diundang, BP Batam tidak diundang,” ungkap Zaky.

  • Protes RKUHAP, Dua Pemuda di Bali Coret Bendera Merah Putih

    Protes RKUHAP, Dua Pemuda di Bali Coret Bendera Merah Putih

    Liputan6.com, Jakarta- Dua pemuda nekat mencoret Bendera Merah Putih di Taman Kota Jembrana karena salah paham terhadap unggahan soal pengesahan RKUHAP di media sosial. Mereka mengira aturan itu memberi wewenang aparat menangkap orang yang hanya diam atau nongkrong.

    Dirreskrimum Polda Bali, Kombes I Gede Adhi Mulyawarman menjelaskan peristiwa vandalisme itu terjadi sekitar pukul 23.00 WITA. Dua pelaku, adalah KAKP alias Andy (25) dan KAC alias Arai (24).

    Keduanya berasal dari Jembrana, ditangkap empat jam kemudian di wilayah Jimbaran, Badung, serta Pemogan, Denpasar oleh tim gabungan Ditreskrimum Polda Bali dan Polres Jembrana

    “Mereka sering melihat unggahan-unggahan yang terkait dengan pengesahan KUHAP di beberapa akun media sosial. Dan tanpa membaca RKUHAP tersebut mereka merasa KUHAP tersebut merugikan jadi versi mereka,” jelas Adhi konferensi pers di kantor Diskrimum Polda Bali, Denpasar pada Kamis (20/11/2025).

    Aksi mereka dimulai sejak sore hari. Pada pukul 19.00 WITA, pelaku KAC membeli tiga kaleng cat pylox dua warna yaitu perak dan satu hitam di Mr. DIY Negara. Keduanya lalu bertemu di Skateboard Park Kota Negara untuk minum arak yang dibawa KAKP, sambil menggambar grafiti di area lintasan skateboard.

    “Mereka membeli beberapa perlengkapan untuk melaksanakan vandalisme tersebut. Kemudian mereka meminum dulu minum-minuman keras berjenis arak kemudian mulai menggambar grafiti ditembok arena skateboard di sana,” terang dia.

  • Cerita Tentang Sosok dan Hubungan dengan AKBP B

    Cerita Tentang Sosok dan Hubungan dengan AKBP B

    Dalam gelar perkara yang dilakukan Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Jawa Tengah, Rabu (19/11/2025) sore, terungkap hubungan asmara kedua antara sang dosen muda dengan AKBP B.

    Polisi menyimpulkan AKBP B memiliki hubungan tanpa ikatan perkawinan yang sah dengan Dwinanda Linchia Levi.

    Kabid Propam Polda Jateng, Kombes Pol Saiful Anwar mengatakan, AKBP B melanggar kode etik profesi. Keputusan yang diambil, AKBP B akan dilakukan penempatan khusus. Ini bentuk penegakan aturan dan komitmen Propam dalam memastikan proses pemeriksaan berjalan objektif.

    “Penempatan khusus ini dilakukan sebagai bagian dari proses pemeriksaan dugaan pelanggaran etik yang dilakukan AKBP B. Ini adalah langkah awal agar proses pemeriksaan dapat berjalan secara profesional, transparan, dan sesuai ketentuan yang berlaku,” tegasnya.

    Diungkapkan pula bahwa hasil gelar perkara ini sebagai wujud komitmen Polda Jateng untuk bersikap tegas terhadap setiap pelanggaran yang dilakukan anggota Polri.

    “Tidak ada pengecualian dalam penegakan aturan. Siapapun anggota yang terbukti melakukan pelanggaran akan diproses sesuai ketentuan, tanpa memandang pangkat maupun jabatan,” tandasnya.

    Sebelum penahanan AKBP B, puluhan mahasiswa Untag Semarang mendatangi Mapolda Jateng menuntut transparansi pengungkapan kasus tewasnya Dosen Hukum Untag Semarang Doktor Dwinanda Linchia Levi. Mahasiswa dari berbagai jurusan itu mengungkapkan sejumlah kejanggalan dalam penanganan kasus dosen mereka.

    Pasalnya korban diduga menginap bersama seorang perwira menengah Polri, yakni AKBP B.

    Korban sudah tinggal di kamar indekos-hotel tersebut sekitar dua tahun lalu. Perempuan asal Banyumas itu sebelumnya mengalami sakit, dan sempat dirawat di rumah sakit.

    Korban tercatat berobat ke rumah sakit dua hari berturut-turut pada 15 dan 16 November 2025, dengan keluhan darah tinggi hingga tensi mencapai 190 serta gula darah mencapai 600.

    Setelah kondisinya membaik, korban kembali ke indekos-hotel. Malam harinya, korban sempat meminta tubuhnya dibaluri minyak kayu putih. Namun, keesokan harinya, korban ditemukan sudah meninggal.

    Peristiwa itu diketahui sekitar pukul 05.30 WIB, kemudian dilaporkan ke Polsek Gajahmungkur sekitar pukul 07.00 WIB oleh B, pria yang berada di kamar tersebut. AKBP B yang juga anggota polisi diketahui bertugas di Direktorat Samapta Polda Jawa Tengah, bagian Pengendali Massa (Dalmas).

    Kematian Dosen Levi Tidak Wajar

    Kematian korban meninggalkan sejumlah teka-teki. Hal ini diungkap Komunitas Muda Mudi Alumni Untag Semarang. Mereka menilai kematian korban tidak wajar dan menyoroti keberadaan seorang anggota polisi di kamar korban saat peristiwa terjadi.

    “Menurut kami ini janggal. Ada seorang polisi bagian Dalmas yang tidak ada kaitannya dengan tindak pidana berada dalam satu kamar dan melaporkan kejadian ini pagi-pagi buta,” ujar Ketua Umum Komunitas Muda Mudi Alumni Untag Semarang Jansen Henry Kurniawan.

    Pihaknya meminta kepada kepolisian untuk secara objektif menangani kasus ini dan meminta pemeriksaan dilakukan secara terang benderang, tanpa ditutup-tutupi sesuai aturan yang berlaku.

    “Jangan sampai ada kesan kasus ditutup-tutupi dengan dugaan untuk mengamankan oknum tertentu atau diduga menyelamatkan institusi tertentu,” ujarnya.

    Diduga alamat kependudukan keduanya tercatat sama, yakni di Perumahan Semawis Blok D.10, Kedungmundu, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.

    Kepolisian Polrestabes Semarang menyebut, proses penyelidikan kasus tewasnya Doktor Dwinanda Linchia Levi (35), dosen Hukum Pidana Universitas 17 Agustus (Untag) sempat mengalami hambatan. Pasalnya, kepolisian mengaku belum berhasil membuka ponsel milik korban.

    Dirreskrimum Polda Jateng Kombes Dwi Subagio, saat menemui puluhan mahasiswa Untag Semarang menjelaskan, dalam kasus tewasnya Doktor Dwinanda Linchia Levi melakukan penelusuran baik CCTV hingga meminta keterangan dari saksi.

    Salah satu langkah yang dilakukan dalam pengungkapan tewasnya dosen muda di hotel di Jalan Telaga Bodas Raya No 11, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Senin (17/11/2025), kepolisian juga melakukan penelusuran sebelum kejadian. Penelusuran dilakukan dengan membuka HP milik korban.

    “Kita belum bisa membuka HP korban. Jika ada informasi dari mahasiwa maupun keluarga kita bisa dibantu,” ungkap Kombes Dwi Subagio didampingi Kabid Humas Polda Jateng Kombes Artanto, dan Kabid Propam Polda Jateng Kombes Saiful.

  • 126 Kelurahan Masuk Zona Endemis

    126 Kelurahan Masuk Zona Endemis

    Liputan6.com, Lampung Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung mencatat 382 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang Januari hingga November 2025.

    Meski jumlah kasus bulanan menunjukkan penurunan sejak awal tahun, sebaran wilayah endemis masih tergolong luas.

    Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Muhtadi Arsyad Temenggung, mengatakan 78 dari total 126 kelurahan masuk kategori endemis atau sekitar 60 persen wilayah kota.

    “Dari 382 kasus itu, Januari ada 58 kasus, Februari 57, Maret 49, April 46, Mei 42, Juni 31, Juli 26, Agustus 28, September dan Oktober masing-masing 20 kasus, dan November 5 kasus. Sebanyak 78 kelurahan endemis, sementara 48 lainnya sporadis,” ujar Muhtadi, Kamis (20/11/2025).

    Dia menjelaskan, wilayah endemis adalah area yang setiap tahun selalu mencatat kasus DBD, sedangkan kategori sporadis hanya muncul pada waktu tertentu.

    Dari seluruh puskesmas, Rajabasa Indah menjadi wilayah dengan kasus terbanyak, yakni 49 kasus. Posisi berikutnya Puskesmas Bakung dengan 34 kasus, disusul Sumur Batu dengan 29 kasus.

    Setiap temuan kasus, kata Muhtadi, akan diikuti penyelidikan epidemiologi untuk menelusuri penularan di lingkungan sekitar.

     

  • Bermalam saat Erupsi, Ini Kronologis 187 Pendaki Dievakuasi dari Ranu Kumbolo

    Bermalam saat Erupsi, Ini Kronologis 187 Pendaki Dievakuasi dari Ranu Kumbolo

    Malang (beritajatim.com) – Sebanyak 187 pendaki dievakuasi pasca erupsi Gunung Semeru pada Rabu (19/11/2025). Sebanyak 187 orang ini sempat bermalam di Ranu Kumbolo saat erupsi Gunung Semeru terjadi. Keesokan harinya pada Kamis (20/11/2025) barulah mereka dievakuasi ke Ranu Pani oleh para petugas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) dan relawan.

    “Soal pendaki yang terjebak, sebenarnya tidak ada pendaki yang terjebak. Pendaki seperti biasa berada di Ranu Kumbolo. Karena ada aktivitas Gunung Semeru yang meningkat, mereka harus dievakuasi demi keselamatan,” kata Kepala Balai Besar TNBTS, Rudijanta Tjahja Nugraha, Kamis (20/11/2025).

    Rudi menuturkan, saat erupsi terjadi TNBTS memantau laporan dari Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) yang melaporkan terjadi peningkatan aktivitas erupsi disertai awan panas pada Rabu, 19 November 2025. Badan Geologi menetapkan kenaikan tingkat aktivitas Gunung Semeru pada 19 November 2025 dari semula Level II (Waspada) meningkat menjadi Level III (Siaga) pada pukul 16.00 WIB. Mereka kembali meningkatkan status menjadi Level IV (Awas) pada pukul 17.00 WIB.

    “Status Gunung Semeru mengalami peningkatan (ke Awas). Para pendaki saat itu sudah berjalan dan sampai Ranu Kumbolo pada pukul 17.00 WIB,” ujar Rudi.

    Karena para pendaki sudah berada di Ranu Kumbolo, otoritas terkait memutuskan untuk mengizinkan para pendaki tetap berada di Ranu Kumbolo. Petugas Balai Besar TNBTS berani mengizinkan pendaki bermalam karena dalam sejarahnya material vulkanik dari Gunung Semeru tidak pernah sampai ke Ranu Kumbolo.

    “Kita melakukan pemantauan dan evaluasi, karena kalau melihat sejarahnya material erupsi tidak sampai Ranu Kumbolo. Berita terakhir erupsi mengarah ke selatan dan tenggara, sementara Ranu Kumbolo berada di utara sehingga para pendaki kita minta tetap bermalam di Ranu Kumbolo karena hari sudah gelap dan juga hujan,” tambah Rudi.

    Dari total 187 orang yang berada di Ranu Kumbolo terdiri dari pendaki 129 orang, tim dari Kementerian Pariwisata 6 orang, petugas TNBTS 1 orang, Saver 2 orang, PPGST 24 orang, dan jumlah porter 25 orang.

    “Dan pagi tadi pendaki diajak menuju Ranu Pani. Saat ini seluruh pendaki, pemandu, dan porter sejumlah 187 orang sudah di Ranu Pani sehingga sudah tidak ada yang tertinggal di Ranu Kumbolo,” ujar Rudi. (luc/kun)

  • Sosialisasi Operasi Zebra, Polisi di Malang Jadi Super Hero

    Sosialisasi Operasi Zebra, Polisi di Malang Jadi Super Hero

    Malang (beritajatim.com) – Ada yang unik dalam pelaksanaan Operasi Zebra Semeru 2025 oleh Satlantas Polres Malang. Bukan sekadar penindakan dan teguran, kali ini polisi turun ke jalan dengan tampilan berbeda, mengenakan kostum super hero.

    Aksi kreatif itu berlangsung di Simpang Empat Kepanjen, Kabupaten Malang, Kamis (20/11/2025). Sejumlah personel tampil sebagai karakter robot dan Pokemon, sambil menyapa pengendara yang berhenti saat lampu merah menyala.

    Sontak aksi ini menarik perhatian para pengguna jalan. Beberapa pengendara yang melintas bahkan tampak mengeluarkan ponsel untuk mengabadikan momen lucu nan edukatif tersebut.

    Kasatlantas Polres Malang AKP Muhammad Alif Chelvin Arliska mengatakan, metode ini dipilih agar pesan tertib lalu lintas lebih mudah diterima masyarakat.

    “Peragaan cosplay membuat masyarakat tidak takut saat berkendara ataupun berkomunikasi dengan polisi. Ini cara kami untuk mendekatkan polisi dengan masyarakat, termasuk anak-anak dan generasi muda,” ucap AKP Chelvin Kamis (20/11/2025).

    Menurutnya, pendekatan humanis menjadi bagian penting dalam mendukung pelaksanaan Operasi Zebra Semeru 2025, yang fokus menekan angka pelanggaran maupun kecelakaan di jalan raya.

    “Kami ingin edukasi keselamatan berlalu lintas tersampaikan dengan cara yang menyenangkan, sehingga kesadaran tertib lalu lintas tumbuh dari kesadaran diri,” lanjutnya.

    Sambil membagikan imbauan keselamatan, para super hero ini turut menunjuk pengendara yang belum disiplin, seperti tidak memakai helm atau berhenti melewati marka jalan.

    Sebagai informasi, Operasi Zebra Semeru 2025 digelar mulai 17–30 November 2025. Operasi ini mengedepankan tindakan preemtif, preventif, dan penegakan hukum secara humanis, termasuk melalui ETLE dan penindakan manual untuk pelanggaran kasat mata.

    “Kegiatan sosialisasi akan terus digelar selama Operasi Zebra Semeru 2025 berlangsung,” pungkasnya. (yog/ian)

  • Dokter Ungkap Polisi Penganiaya Pegawai Bandara Alami Gangguan Kejiwaan Sejak 2001: Emosinya Kurang Stabil

    Dokter Ungkap Polisi Penganiaya Pegawai Bandara Alami Gangguan Kejiwaan Sejak 2001: Emosinya Kurang Stabil

    Liputan6.com, Jakarta – Brigadir G, oknum polisi penganiaya seorang pegawai PT Angksa Pura Aviasi berinisial ALP, menjalani perawatan kejiwaan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Prof. Dr. M. Ildrem, Kota Medan.

    Dokter Spesialis Kejiwaan RS Bhayangkara Kota Medan, dr Superida Sp, KJ menjelaskan, Brigadir G sudah dilakukan observasi kejiwaannya. Diketahui anggota Polda Sumut itu sudah mengalami gangguan kejiwaan sejak 2001.

    “Dia (Brigadir G) mengalami gangguan jiwa berat sejak 2001, memerlukan penanganan berkelanjutan,” kata dr Superida kepada wartawan di Mako Polda Sumut, Kamis sore, (20/11/2025).

    Diungkapkan, dalam observasi kejiwaan Brigadir G mengalami skizofrenia, dengan kategori gangguan jiwa berat. Diketahui bahwa Brigadir G sudah berpisah dengan istri alias cerai.

    “Nah, yang sering dia keluhkan itu bercerai dengan istrinya. Tapi potensi dia untuk sembuh kemungkinan ada,” jelas Dokter Spesialis Kejiwaan RS Bhayangkara tersebut.

    Dijelaskan Superida, Brigadir G juga beberapa tahun belakangan ini menjalani rawat jalan. Namun, saat ini menjalani rawat inap di RSJ Prof. Dr. M. Ildrem, Kota Medan.

    “Dia diagnosa skizofrenia, gangguan jiwa berat, yang merupakan ada gangguan perilaku, gangguan daya ingat. Jadi emosinya kurang stabil,” jelas dr Superida. 

    Meski Brigadir G mengalami gangguan jiwa, namun selama ini belum ada catatan perilaku dilakukan oknum polisi tersebut. Sebab, pasien skizofrenia masih bisa berbaur dengan masyarakat. 

    “Selama ini tidak, ya bersih (dari pidana),” sambungnya.

     

  • 187 Pendaki Terjebak di Ranukumbolo, 66 Orang Berhasil Dievakuasi Lebih Dulu

    187 Pendaki Terjebak di Ranukumbolo, 66 Orang Berhasil Dievakuasi Lebih Dulu

    Lumajang (beritajatim.com) – Upaya evakuasi pendaki yang terjebak di Ranukumbolo saat erupsi Gunung Semeru mulai menunjukkan perkembangan signifikan. Dari total 187 pendaki dan petugas yang tertahan sejak Rabu (19/11/2025) sore, sebanyak 66 orang telah berhasil mencapai Ranu Pani dengan selamat pada Kamis (20/11/2025) siang.

    Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Rudijanta Tjahja Nugraha, menyampaikan bahwa jumlah korban terjebak meningkat dari data awal 178 orang menjadi 187 orang setelah pendataan ulang. Jumlah itu mencakup 137 pendaki, serta petugas, pemandu, porter, dan tim dari Kementerian Pariwisata yang berada di jalur pendakian.

    “Totalnya ada 187 orang yang sempat tertahan di Ranukumbolo sejak kemarin. Cuaca hujan deras dan medan yang gelap membuat perjalanan turun sangat berisiko, sehingga seluruh rombongan diminta bertahan,” jelas Rudijanta saat dikonfirmasi melalui pesan whatsapp.

    Evakuasi baru bisa dilakukan pada Kamis pagi setelah kondisi cuaca membaik dan jarak pandang meningkat. Rombongan pertama bergerak turun dari Ranukumbolo sekitar pukul 07.30 WIB. Petugas gabungan TNBTS, relawan pendakian, dan tim SAR memandu pendaki melalui jalur aman menuju Ranu Pani.

    Rombongan berikutnya mulai bergerak menyusul, dan pada pukul 09.30 WIB seluruh kloter telah meninggalkan area Ranukumbolo. Hingga pukul 13.30 WIB, tercatat 66 pendaki sudah tiba di Ranu Pani. Mereka langsung mendapatkan pemeriksaan kondisi kesehatan serta pendataan identitas oleh tim medis dan petugas pos pendakian.

    “Ya, sementara 66 orang pendaki sudah sampai di Ranu Pani dan rombongan terakhir sudah ada di pos 3 dan 2,” terang Rudijanta.

    Petugas menyebut sebagian pendaki mengalami kelelahan akibat bermalam dalam kondisi cuaca ekstrem, namun secara umum berada dalam kondisi stabil. Tidak ada laporan cedera serius.

    Sementara itu, kelompok lain masih berada di jalur evakuasi antara pos 3 dan pos 2. Petugas terus memantau pergerakan mereka melalui titik-titik komunikasi di sepanjang jalur. Upaya percepatan evakuasi dilakukan dengan memperkuat personel di titik rawan dan memastikan setiap kelompok tetap dalam formasi aman.

    Rudijanta menegaskan bahwa Ranukumbolo berada di zona aman dari paparan langsung aktivitas erupsi. Arah lontaran material dan awan panas Semeru mengarah ke sektor selatan–tenggara, sedangkan Ranukumbolo berada di utara, sehingga tidak terdampak langsung.

    Sebagai langkah antisipasi, pendakian Gunung Semeru menuju Ranukumbolo ditutup total hingga kondisi aktivitas vulkanik dinyatakan aman. Petugas terus melakukan koordinasi dengan PVMBG untuk memantau perkembangan aktivitas gunung.

    “Keselamatan pendaki menjadi prioritas utama. Karena aktivitas vulkanik masih tinggi, pendakian kami tutup sampai ada perubahan status,” tegasnya.

    Hingga berita ini diturunkan, petugas masih fokus menuntaskan evakuasi sisa pendaki yang belum tiba di Ranu Pani. (ada/ian)