Jenis Media: Regional

  • Kisah Katwadi, Penjaga Makam 16 Tahun Hidup Bersama Kematian: Saya Lebih Takut Anak dan Istri Tak Makan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        21 November 2025

    Kisah Katwadi, Penjaga Makam 16 Tahun Hidup Bersama Kematian: Saya Lebih Takut Anak dan Istri Tak Makan Regional 21 November 2025

    Kisah Katwadi, Penjaga Makam 16 Tahun Hidup Bersama Kematian: Saya Lebih Takut Anak dan Istri Tak Makan
    Tim Redaksi
    PEKANBARU, KOMPAS.com
    – Suatu sore, Katwadi (39) tengah mengerjakan sebuah batu nisan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Uka, Jalan Uka, Kelurahan Air Putih, Kecamatan Tuah Madani, Pekanbaru, Riau, Jumat (21/11/2025).
    Katwadi satu dari enam orang pekerja di TPU Uka. Ia berstatus tenaga harian lepas (THL). Pria ini memakai setelan baju kaus lengan panjang, celana pendek, dan topi.
    Sebuah batu nisan untuk makam sudah hampir selesai ia kerjakan di depan sebuah ruangan tempat istirahat.
    Tinggal memoles dan merapikan sudut-sudutnya menggunakan sendok semen, pekerjaannya tampak sangat rapi dan bersih.
    Itu adalah batu nisan terakhir yang dibuatnya sebelum waktu pulang, seperti biasanya, jam pulang kerja 16.00 WIB.
    “Saya selesaikan batu nisan ini dulu baru pulang,” ujar Katwadi saat berbincang dengan Kompas.com sembari bekerja.
    Raut wajahnya tampak sudah lelah seharian kerja. Keringat punggung membasahi bajunya.
    Di sampingnya ada seorang pekerja lainnya, Aswali Rahmat (60), yang sedang istirahat. Sesekali mereka tampak bercengkrama.
    Di tengah dia bekerja, warga tampak ramai silih berganti untuk ziarah.
    Di dalam kawasan
    pemakaman
    , ada juga yang terlihat berjualan minuman, sedangkan di luar pagar, berjejer meja jual bunga dan sesajen.
    Katwadi sendiri mengaku sudah 16 tahun bekerja di tempat peristirahatan terakhir itu.
    Sehari-hari, ia dan lima orang pekerja lainnya, bekerja menggali kubur, merawat makam, membuat batu nisan, dan membuat papan kuburan. Satu orang ditunjuk sebagai koordinator.
    TPU Uka memiliki luas lahan 10 hektare, dikelola oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota
    Pekanbaru
    .
    Waktu awal bekerja, statusnya masih lajang. Sekarang ia sudah berumah tangga dan memiliki tiga orang anak.
    Katwadi bercerita, waktu ia tidak memiliki pekerjaan tetap, kadang bekerja sebagai tukang bangunan.
    “Waktu itu ada kawan yang mengajak kerja tukang gali kubur karena waktu itu susah cari orang kerja menguburkan jenazah,” ujarnya.
    Tanpa pikir panjang, Katwadi memutuskan untuk bekerja di pemakaman itu. Ia masuk dengan syarat KTP dan ijazah terakhir.
    Pilihan kerja lain dan gaji yang sesuai sulit untuk dia dapat kala itu.
    “Saya cuma tamat SD (sekolah dasar). Dulu kerja tukang bangunan, kadang ada kadang tidak. Makanya, saya mau kerja di sini, yang penting halal,” kata Katwadi seraya tertawa kecil.
    Katwadi bekerja sebagai honorer kontrak per tahun. Dari segi gaji, ia digaji per hari dan terima sekali sebulan. Namun, gaji yang diterima jumlahnya tak menentu atau tidak tetap.
    Sebab, hari libur tidak hitung gaji sehingga semakin banyak tanggal merah, gajinya semakin kecil.
    “Gaji kami Rp 80.000 sehari. Sebulan kami terima rata-rata Rp 2 juta. Dulu penah juga ada Rp 1,6 juta karena hari libur tidak masuk hitungan,” kata Katwadi.
    Padahal, kata dia, hari libur tetap bekerja, termasuk Lebaran Idul Fitri dan Idul Adha.
    “Lebaran kami juga kerja,” akuinya.
    Kendati demikian, Katwadi tetap menikmati hasil keringatnya. Ia juga bersyukur saat ini pembayaran gaji sudah normal setiap bulannya.
    Sebelumnya, pembayaran gaji pekerja sempat terlambat.
    Dengan penghasilan yang relatif kecil, ia masih bisa bayar cicilan rumah, motor, dan biaya anak sekolah.
    “Anak saya ketiganya SD. Biaya anak-anak ini yang lumayan besar. Belum lagi kebutuhan pokok. Kalau dihitung-hitung enggak cukup gaji segitu,” ungkapnya.
    Namun, imbuh dia, kadang ada dapat penghasilan tambahan dari jasa pembuatan batu nisan dan papan kuburan.
    Untuk jasa pembuatan batu nisan, Katwadi tidaklah mematok tarif. Ia terima secara sukarela.
    Untuk papan kuburan, untuk jenazah bayi seharga Rp 500.000 dan jenazah dewasa Rp 900.000.
    “Untuk buat papan makam, kami kan beli kayu dan paku. Itu hasilnya kami bagi rata. Alhamdulillah, cukup buat beli sarapan sama minyak motor,” kata dia.
    Ia dan pekerja lainnya hanya berharap mendapatkan kenaikan gaji dari pemerintah.
    “Kami hanya bisa berharap. Kalau ada insentif tentu kami sangat senang. Kalau kartu BPJS ada kami dikasih sama pemerintah,” ungkapnya.
    Selama belasan tahun bekerja, Katwadi pernah sekali merasa momen yang paling mengharukan. Seorang rekan kerjanya meninggal dunia sekitar dua bulan yang lalu.
    Pekerja yang meninggal itu bernama Boyadi (55), selaku koordinator TPU Uka.
    “Dia meninggal dunia setelah kami makamkan jenazah. Setelah makamkan jenazah, dia pergi buang air. Tiba-tiba tumbang dan meninggal. Sebelum meninggal, dia sering merenung di kuburan dan ruangan istirahat. Ini momen yang mengharukan bagi kami,” ujarnya.
    Momen haru lainnya, tambah dia, melihat keluarga dari jenazah yang menangis dan meratap saat pemakaman.
    Katwadi pernah beberapa memakamkan jenazah pada malam hari. Meski tempat tinggalnya cukup jauh dari TPU, di Kecamatan Rumbai, Pekanbaru, ia tetap datang memenuhi panggilan jiwa itu.
    “Sudah tak terhitung gali kubur malam hari. Ada yang jam 10 atau 11 malam. Karena kami dapat telepon dari keluarganya, jenazah minta dikuburkan, ya kami langsung datang. Tak pernah kami tolak,” sebutnya.
    Jenazah yang dimakamkan malam hari, ada bayi dan orang dewasa.
    Tak pernah mengalami kejadian aneh 
    Bercerita tentang kuburan, kerap dikaitkan dengan kejadian-kejadian mistis.
    Namun, Katwadi sendiri sudah belasan tahun bekerja di pemakaman, belum pernah mengalami kejadian aneh atau misterius.
    “Kalau saya sendiri belum pernah melihat atau mengalami kejadian yang aneh-aneh,” akuinya.
    Ia juga mengaku tak ada lagi rasa takut bekerja di pemakaman.
    Tapi, waktu awal-awal bekerja, Katwadi pernah merasa takut berhadapan dengan kuburan dan menguburkan jasad.
    “Waktu awal dulu iya ada rasa takut. Kalau sekarang biasa saja. Saya lebih takut anak istri tak makan,” ungkapnya.
    Katwadi juga tidak ada melakukan ritual khusus sebelum memulai pekerjaan di pemakaman.
    Selama bekerja, belum pernah juga ada permintaan yang aneh dari ahli waris atau peziarah.
    “Baca bismillah saja. Kalau permintaan yang aneh-aneh tidak ada. Justru kadang kami dikasih nasi sama buah-buahan sama peziarah,” sebutnya. 
    TPU Uka, terbagi dua. Sebagian makam umat Islam dan sebagian non-muslim.
    Selama bekerja, Katwadi pernah melakukan bongkar makam atas permintaan keluarga.
    Pihak keluarga meminta makam dibongkar untuk dipindahkan ke kampung halamannya.
    “Seingat saya ada 10 makam yang saya bongkar. Itu makam yang non-muslim saja. Dipindahkan ke Medan, Sumatera Utara,” ucap Katwadi.
    Katwadi bercerita, dalam sehari pernah memakamkan belasan jenazah. Kejadian itu belum lama, tepat pada Selasa (18/11/2025) kemarin.
    “Hari Selasa kemarin yang banyak, ada 11 orang yang kami makamkan. Hari ini ada dua orang, kemarin lima orang,” sebutnya.
    Bekerja di kuburan, terkadang dipandang sebelah mata.  Tak sembarang orang yang mau bekerja di tempat ini.
    Namun, Katwadi tidak peduli dengan stigma sosial itu. Baginya, yang terpenting adalah kebutuhan keluarganya bisa terpenuhi.
    Ia mengaku, sejauh ini belum pernah mendengar secara langsung suara orang yang menyepelekan pekerjaannya.
    “Kalau secara langsung belum pernah. Karena bagi saya, apa pun pekerjaan yang penting halal. Saya tidak malu, tidak akan minder. Keluarga mendukung. Saya hanya malu pekerjaan mencuri,” kata dia.
    Namun, ia mengaku anaknya pernah diejek oleh teman sekolahnya. 
    “Anak saya pernah diejek teman sekolahnya. Temannya bilang ‘bapaknya tukang gali kubur’. Tapi, anak saya jawab ‘tak apa-apa, yang penting halal’,” sebut Katwadi.
    Hampir setiap hari, Katwadi melihat jasad masuk ke liang lahat. Terkadang, usai pemakaman ia merenungkan diri sejak sambil berkata dalam hati bahwa kematian itu nyata. Tak akan bisa lagi kembali ke dunia.
    “Saya melihat kematian itu memang nyata adanya. Jadi, saya berpikir, saya harus rajin beribadah. Jangan sampai saya ‘pulang kosong’. Alhamdulillah, sejak bekerja di sini ibadah jadi meningkat, meski ada juga kadang bolong-bolong shalatnya,” aku Katwadi.
    Salah seorang rekan kerja Katwadi, Aswali Rahmat (60), bercerita bahwa pernah melihat orang datang ke kuburan untuk berobat.
    “TPU ini tak ada yang tinggal jaga di sini. Kami cuma datang bekerja ke sini. Kadang kami cek makam malam hari,” kata Aswali kepada Kompas.com.
    Suatu malam, Aswali melihat ada dua unit mobil sedan masuk ke pemakaman. Ia langsung mengejar dengan sepeda motornya untuk menanyakan maksud kedatangan orang tersebut.
    “Waktu jam 12 malam, saya lihat ada dua mobil masuk mutar-mutar. Terus berhenti dan menggali di samping makam. Mereka bawa beras kunyit dan lilin,” tuturnya.
    “Saya pikir orang mau kubur bayi. Pas saya tanya, mereka bilang mau berobat karena disuruh orang pintar. Terus saya bilang kalau mau berobat ke rumah sakit saja, lalu mereka pergi,” cerita Aswali.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 9 Rumah Habis Terbakar di Medan, Raja: Kami Baru Ngontrak 2 Minggu
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        21 November 2025

    9 Rumah Habis Terbakar di Medan, Raja: Kami Baru Ngontrak 2 Minggu Medan 21 November 2025

    9 Rumah Habis Terbakar di Medan, Raja: Kami Baru Ngontrak 2 Minggu
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Sebanyak 9 rumah terbakar. Rumah tersebut dihuni 11 kepala keluarga dan 20 jiwa.
    Wakil Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pemadam
    Kebakaran
    , Wandro Malau, mengatakan kebakaran terjadi Jumat (21/11/2025) sekitar pukul 14.30 WIB.
    “Kami dapat laporan dari masyarakat api sudah meluas. Ada sembilan unit rumah yang terbakar,” ujar Wandro.
    Petugas mengerahkan tujuh unit armada pemadam ke lokasi. Api baru berhasil dipadamkan setelah dua jam berjibaku.
    “Tadi kami sempat kesulitan masuk karena banyak warga di sekitar lokasi kebakaran,” tambah Wandro.
    Salah seorang yang rumahnya terbakar adalah Raja. Kontrakan di Jalan Karya, Gang Swadaya, Karang Berombak, Kecamatan
    Medan
    Barat,
    Sumatera Utara
    , yang ia huni hangus terbakar. Ia baru tinggal dua pekan bersama istrinya.
    “Ini bukan rumah kami. Kami baru dua minggu tinggal ngontrak di sini. Ngontrak satu tahun,” kata Ane, sapaan akrab Raja, sambil berdiri di depan rumah yang sudah hangus, Jumat (21/11/2025).
    Tidak hanya tempat tinggalnya yang rata dengan tanah, rumah adik iparnya yang berada persis di sebelahnya juga ikut dilalap api.
    Menurut Raja, semua barang di dalam rumah ludes terbakar. Hanya satu sepeda motor yang berhasil ia selamatkan.
    “Hanya 45 menit, semua cepat terbakar. Gak ada yang bisa diselamatkan,” ucap pria berusia 42 tahun itu.
    Saat kejadian, ia sedang tidur sepulang kerja sekitar pukul 10.00 WIB. Ia mengaku awalnya hanya mencium bau asap, tetapi belum terbangun. Tak lama, teriakan warga membuatnya tersentak.
    “Saya pun terbangun, langsung lari keluar. Saya lihat sudah ada api. Saya masih sempat mengeluarkan kereta (sepeda motor). Tapi sudah tidak bisa masuk rumah karena asap sudah banyak,” tuturnya.
    Raja tidak mengetahui sumber pasti api. Ia hanya mendengar informasi dari warga bahwa api berasal dari rumah lain, namun belum jelas apakah dipicu gas, korsleting listrik, atau puntung rokok.
    Untuk sementara, Raja, istrinya Siwagami (45), dan empat anggota keluarga dari iparnya akan tinggal di rumah orang tuanya.
    “Sementara ini saya di sini dulu jaga-jaga karena khawatir ada yang masuk. Istri dan adik ke rumah mamak dulu,” kata Raja.
    Lurah Karang Berombak, Ahmad Fauzi, memastikan pemerintah akan membantu warga terdampak, termasuk penyediaan makanan dan posko pengungsian apabila tidak memiliki tempat tinggal.
    “Kami akan melakukan penjagaan kerja sama dengan Polisi serta pemilik rumah yang terbakar. Langkah ini untuk menghindari adanya pencurian barang-barang,” ujar Ahmad setelah meninjau lokasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Atlet Asal Bandung Bangun UMKM Shuttlecock hingga Tembus Pasar India
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        21 November 2025

    Atlet Asal Bandung Bangun UMKM Shuttlecock hingga Tembus Pasar India Bandung 21 November 2025

    Atlet Asal Bandung Bangun UMKM Shuttlecock hingga Tembus Pasar India
    Editor
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Mantan atlet badminton asal Bandung, Duthree Gigih Belatma, mengubah perjalanan kariernya setelah memutuskan meninggalkan profesinya sebagai pelatih badminton di India.
    Keputusan itu justru membawanya pada kesuksesan bisnis
    shuttlecock
    bersama CV GD Feather yang kini menembus pasar internasional.
    “Gaji yang saya terima sebagai pelatih badminton di
    India
    cukup lumayan, tapi bisnis yang saya jalani sebagai sampingan juga mulai membesar. Ini buat saya dilema,” kata Gigih.
    Setelah kontraknya berakhir, ia memilih pulang ke tanah air.
    “Ya, ketika bisnis sudah berjalan baik, dan laba yang diterima meningkat berkali-kali lipat dibandingkan dengan gaji yang diterima sebagai pelatih, ya akhirnya saya putuskan untuk pulang saja,” ujarnya.
    UMKM
    milik Duthree ini sekarang menjadi produsen shuttlecock yang mampu menembus pasar India, negara dengan pertumbuhan badminton tercepat di dunia.
    Banyaknya akademi, klub, dan komunitas badminton di India turut memicu permintaan tinggi akan shuttlecock berkualitas.
    Kuncinya, ada pada kualitas produk yang konsisten dan harga yang kompetitif. Seperti produk yang stabil, tahan lama, dan diproduksi melalui standar ketat mulai dari pemilihan bulu hingga pengujian lintasan dan keseimbangan shuttlecock.
    Sistem produksi efisien juga memungkinkan ekspor reguler dalam jumlah besar. Selain itu mereka menerapkan proses terstruktur mulai dari pemilihan material, kontrol kualitas, dan kemasan aman untuk pengiriman jarak jauh.
    Menurut Gigih, industri shuttlecock di Indonesia tumbuh pesat dengan omzet mencapai triliunan rupiah tiap tahun.
    Namun, tantangan muncul dari pasokan bulu bebek lokal yang dianggap belum memenuhi kualitas industri.
    Ia merujuk data KPPU yang menunjukkan bahwa Jawa Timur, sentra industri shuttlecock nasional, mengimpor hingga 90 persen kebutuhan bulu bebek.
    Gigih menyebut impor bukan sekadar persoalan jumlah.
    “Kualitas bulu bebek lokal dinilai tidak cukup baik sehingga hanya dapat dimanfaatkan untuk kerajinan tangan,” ujarnya.
    Selain menjadi pemasok bahan baku, Gigih kini memproduksi shuttlecock dengan merek Belkhoin dan MP. Pada April lalu, kedua merek itu berhasil menembus pasar Arab Saudi.
    “Secara perdana, di April kemarin kita baru saja mengekspor Belkhoin dan MP ke Arab Saudi. Harapannya tentu produk lokal ini bisa diterima dengan baik, dan mereka melakukan repeat order,” kata Gigih.
    Soal kualitas shuttlecock, ia menegaskan bahwa preferensi pemain sangat subjektif.
    “Tidak ada merek shuttlecock yang bagus atau jelek. Shuttlecock itu seperti halnya merek rokok, cocok-cocokan di mulut masing-masing,” ujar pria yang telah berkecimpung di dunia badminton sejak usia 9 tahun itu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jembatan Besuk Kobokan Lumajang-Malang Ditutup Imbas Letusan Sekunder Gunung Semeru

    Jembatan Besuk Kobokan Lumajang-Malang Ditutup Imbas Letusan Sekunder Gunung Semeru

    Lumajang (beritajatim.com) – Letusan sekunder Gunung Semeru melanda sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Besuk Kobokan di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (21/11/2025).

    Kepulan asap dari letusan sekunder ini muncul setelah sisa material erupsi dilintasi banjir lahar yang menerjang DAS Regoyo di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.

    Akibatnya, kepulan asap membumbung tinggi hingga menutup jarak pandang di jalur piket nol penghubung Lumajang-Malang.

    Sebelumnya, Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru melaporkan adanya banjir lahar hujan yang terjadi sejak pukul 14.33 WIB dengan amplitudo maksimal mencapai 43 mili meter.

    Relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Winarto mengatakan, imbas letusan sekunder ini menyebabkan abu tebal menutupi sepanjang jembatan Besuk Kobokan imbas.

    Kondisi ini, menyebabkan jalan yang menjadi penghubung Lumajang-Malang cukup berbahaya untuk dilalui kendaraan.

    “Ini kondisi kayak gini, abu tebal, jembatan gladak perak (besuk kobokan) pun tidak kelihatan, saya mohon pengendara harap tutup dulu sementara,” kata Winarto saat dijumpai di kawasan jalur Piket Nol, Jumat (21/11/2025).

    Kapolres Lumajang AKBP Alex Sandy Siregar menjelaskan, pihaknya telah melakukan penutupan sementara akibat jarak pandang terbatas.

    Menurutnya, jembatan ini baru bisa dibuka kembali setelah letusan sekunder dan kepulan asap sudah mereda.

    “Kami sempat meninjau ke lokasi yang terdampak secara langsung kebetulan ada letusan sekunder. Kami berkoordinasi dengan perangkat desa setempat untuk bersepakat di lokasi tersebut kita tutup untuk sementara,” ungkapnya. (has/ian)

  • Balai Desa Tunggulwulung Rusak Disambar Petir, Ratusan Genteng Hancur

    Balai Desa Tunggulwulung Rusak Disambar Petir, Ratusan Genteng Hancur

    Pasuruan (beritajatim.com) – Warga Desa Tunggulwulung, Kecamatan Pandaan, dikejutkan oleh suara dentuman keras saat petir menyambar Balai Desa pada Jumat (21/11/2025) sore. Sambaran petir sekitar pukul 15.30 WIB itu langsung merusak hampir seluruh bagian atap bangunan dan membuat warga panik berhamburan.

    Kejadian tersebut berlangsung saat hujan deras mengguyur wilayah Pandaan. Menurut warga, suara petir terdengar sangat dekat dan membuat beberapa orang di sekitar lokasi sempat ketakutan.

    Suparman, warga setempat yang tengah duduk di warung rujak depan balai desa, menjadi saksi pertama peristiwa tersebut. “Tiba-tiba duaaaarrr, langsung saya kaget karena atap itu langsung hancur,” ujarnya menceritakan kembali suara keras yang ia dengar.

    Ia mengatakan beberapa warga langsung berhamburan keluar melihat kondisi bangunan yang atapnya runtuh sebagian. Suparman mengaku bersama warga sempat melapor kepada Sekretaris Desa karena khawatir terjadi kerusakan yang lebih parah.

    “Tadi yang datang cuma Bu Carik, kondisi hujan deras jadi petugas lain belum sempat sampai,” tambahnya. Ia juga menyebut warga tetap berjaga untuk memastikan lokasi aman dari reruntuhan atap.

    Beruntung saat kejadian balai desa dalam keadaan kosong. Seluruh perangkat desa disebut sudah pulang lebih awal karena cuaca yang kurang bersahabat.

    “Semua pegawai sudah pulang, jadi tidak ada korban jiwa sama sekali,” kata Suparman. Ia menilai kejadian itu bisa saja berakibat fatal jika terjadi pada jam pelayanan.

    Berdasarkan laporan awal, petir diduga menyambar tepat di bagian atap sehingga membuat genteng runtuh. Curah hujan yang tinggi juga memperkuat daya sambaran sehingga menyebabkan kerusakan lebih luas.

    Ratusan genteng pecah akibat insiden itu, diperkirakan mencapai sekitar 500 keping. Petugas langsung memasang garis pembatas karena beberapa bagian bangunan dinilai rawan runtuh.

    Kalaksa BPBD Kabupaten Pasuruan, Segeng Hariyadi, membenarkan bahwa timnya menerima laporan dan bergerak menuju lokasi tak lama setelah kejadian. “Kami lakukan pengecekan struktur bangunan dan mengamankan area yang berpotensi membahayakan warga,” tegasnya.

    BPBD juga berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk langkah penanganan lanjutan, termasuk perbaikan darurat. Hingga kini, petugas memastikan tidak ada korban dan lokasi sudah diamankan dari aktivitas warga sekitar. (ada/ian)

  • Gus Ipul Imbau Seluruh Pengurus NU Jaga Keteduhan: Ikuti Informasi Resmi Syuriah, Perbanyak Sholawat

    Gus Ipul Imbau Seluruh Pengurus NU Jaga Keteduhan: Ikuti Informasi Resmi Syuriah, Perbanyak Sholawat

    Surabaya (beritajatim.com) – Menyikapi dinamika yang sedang terjadi di lingkungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Sekretaris Jenderal PBNU, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), mengimbau seluruh pengurus NU di semua tingkatan mulai dari PBNU, PWNU, PCNU, MWCNU hingga Ranting NU tetap tenang dan menjaga suasana tetap kondusif.

    Gus Ipul menegaskan bahwa apa yang terjadi saat ini merupakan perkara organisasi biasa yang sedang ditangani oleh jajaran Syuriah PBNU sesuai mekanisme internal yang berlaku.

    “Ini dinamika organisasi yang sedang berjalan. Saya minta semua pengurus dan warga NU tetap tenang, tidak terbawa arus berita yang menyesatkan, dan tidak memperbesar kesalahpahaman,” ujar Gus Ipul melalui pernyataan tertulisnya kepada beritajatim.com, Jumat (21/11/2025).

    Ia meminta seluruh pengurus NU di berbagai tingkatan untuk tetap berkonsolidasi, menjaga ukhuwah, serta menahan diri dari langkah atau pernyataan yang dapat memperkeruh keadaan.

    “Ikuti seluruh perkembangan hanya melalui informasi resmi yang disampaikan jajaran Syuriah PBNU. Jangan terpengaruh kabar yang tidak jelas sumbernya,” tegasnya.

    Gus Ipul menambahkan bahwa seluruh proses organisasi saat ini berada di tangan pemilik otoritas tertinggi dalam struktur PBNU, yakni jajaran Syuriah PBNU yang dipimpin Rais Aam dan dua wakil Rais Aam.

    “Kita serahkan sepenuhnya kepada Rais Aam dan para wakilnya. InsyaAllah semua akan diselesaikan dengan baik, proporsional, dan sesuai adab organisasi,” ungkapnya.

    Gus Ipul juga mengajak seluruh warga Nahdlatul Ulama untuk memperbanyak sholawat dan menjaga ketenangan hati.

    “Mari tetap menjaga suasana teduh. Perbanyak sholawat, jangan ikut menyebarkan kabar yang tidak pasti,” kata dia.

    Gus Ipul memastikan dinamika internal PBNU akan diselesaikan melalui mekanisme organisasi yang sah dan penuh kehati-hatian. (tok/ian)

  • Potensi Awan Panas Susulan di Semeru Masih Tinggi, Status Tetap Awas

    Potensi Awan Panas Susulan di Semeru Masih Tinggi, Status Tetap Awas

    Lumajang (beritajatim.com) – Aktivitas Gunung Semeru masih tinggi setelah Awan Panas Guguran (APG) yang terjadi pada 19 November 2025 pukul 14.00 WIB meluncur hingga 13,8 kilometer ke arah tenggara. Pemantauan PVMBG menunjukkan tekanan internal gunung belum menurun, sehingga potensi APG susulan masih besar.

    Kepala Tanggap Darurat Erupsi Gunung Semeru PVMBG, Yasa Suparman, mengatakan peningkatan aktivitas Semeru sebenarnya sudah terpantau sejak akhir Oktober. Kamera pemantau menunjukkan perubahan visual, namun sejumlah parameter pendukung baru menguat pada pertengahan Desember.

    Pada 19 Desember 2025, status Semeru dinaikkan dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III) pukul 15.00 WIB, lalu naik lagi menjadi Awas (Level IV) pada pukul 17.00 WIB setelah tekanan tubuh gunung meningkat tajam.

    “Tekanan di dalam tubuh Semeru masih tinggi. Kegempaan, deformasi, dan suplai material panas belum menurun. Kondisi ini menunjukkan APG susulan masih mungkin terjadi,” kata Yasa pada Jumat (21/11/2025) siang, di Kantor Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Gunung Sawur.

    Pada malam hari setelah kejadian utama, sekitar pukul 19.00 WIB, APG kembali muncul meski jarak luncurnya lebih pendek. Gempaan tercatat berdurasi 200–300 detik, lebih kecil dibanding APG 19 November yang durasinya jauh lebih panjang.

    Yasa menegaskan, rangkaian aktivitas ini menunjukkan gunung belum stabil. “Meski lebih kecil, kejadian itu menandakan masih ada suplai energi dari dalam. APG berikutnya tetap mungkin terjadi,” ujarnya.

    PVMBG mencatat empat faktor utama yang menjadikan potensi APG susulan tetap tinggi: tekanan internal meningkat, aktivitas kegempaan masih intens, material puncak masih labil, hujan berpotensi memicu longsoran panas.

    Pola ini berbeda dengan erupsi besar pada 2021. Tanda-tanda peningkatan tekanan tahun itu sudah terlihat berbulan-bulan sebelumnya, sedangkan tahun ini hanya dalam hitungan minggu.

    PVMBG meminta warga tetap mematuhi zona bahaya, terutama di sepanjang aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang, dan wilayah tenggara gunung. “Selama tekanan internal belum turun, ancaman APG masih ada. Warga jangan beraktivitas di alur sungai dan tetap mengikuti arahan petugas,” tegas Yasa. (ada/kun)

  • Puluhan Rumah di Tulungagung Rusak Tersapu Angin Kencang

    Puluhan Rumah di Tulungagung Rusak Tersapu Angin Kencang

    Tulungagung (beritajatim.com) -Puluhan rumah warga di Desa Plosokandang, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung rusak terkena angin kencang. Kerusakan mayoritas terjadi pada bagian atap rumah warga.

    Genting dan asbes serta seng yang terpasang pada bagian atap terbang akibat angin kencang ini. Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Pemerintah Desa setempat memberikan bantuan berupa terpal dan genteng bagi rumah yang terdampak.

    Salah seorang warga, Heru (35) mengatakan kejadian angin kencang ini berlangsung cepat sekitar pukul 12.30 WIB. Saat itu kondisi sedang mendung dan akan turun hujan. Waktu hujan turun tiba-tiba angin kencang terjadi.

    Angin diduga berasal dari arah selatan ke utara. Dalam hitungan menit sejumlah rumah mengalami rusak pada bagian atap. “Awalnya cuma hujan dan angin biasa, tapi dalam hitungan menit langsung semakin kencang. Atap rumah warga banyak yang rontok. Atap rumah saya yang dari asbes juga ambrol diterjang angin,” ujarnya, Jumat (21/11/2025).

    Sementara itu Sekertaris Desa Plosokandang, M Azim Jaya menjelaskan pihaknya langsung berkeliling untuk melihat kondisi pasca kejadian angin kencang. Berdasarkan hasil pendataan bencana angin kencang ini terjadi di dua dusun yakni Manggisan dan Kudusan. Total terdapat 82 rumah yang mengalami kerusakan.

    “Tingkat kerusakannya bervariasi mas ada yang rusak ringan dan sedang, mayoritas yang rusak pada bagian atap rumah, genteng dan asbes banyak yang rusak,” tuturnya.

    Dibantu warga lain, mereka mulai bergotong royong membenahi bagian atap yang rusak. Pihak desa sendiri memberikan bantuan berupa genteng. Sedangkan BPBD setempat memberi bantuan terpal dan beberapa sembako. Hingga saat ini mereka masih terus memantau kondisi pasca kejadian angin kencang tersebut.

    “Kami masih terus memantau kondisi rumah warga yang terdampak bencana angin kencang ini, kejadian seperti ini baru pertama kali terjadi,” pungkasnya. [nm/suf]

  • Dua Politikus Jadi Tersangka Kasus Gratifikasi ke 15 Anggota DPRD NTB

    Dua Politikus Jadi Tersangka Kasus Gratifikasi ke 15 Anggota DPRD NTB

    Liputan6.com, Jakarta Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Barat (NTB) menetapkan Ketua DPD Partai Demokrat NTB Indra Jaya Usman (IJU) dan politikus Partai Perindo Muhammad Nashib Ikroman (MNI), sebagai tersangka kasus dugaan gratifikasi di DPRD NTB. Keduanya berperan sebagai pemberi uang kepada 15 anggota DPRD.

    “Tim penyidik bidang pidsus melakukan penetapan terhadap dua orang sebagai tersangka dalam kasus gratifikasi DPRD NTB. Mereka merupakan anggota dewan dengan inisial IJU dan MNI,” kata Asisten Pidana Khusus Kejati NTB Muh Zulkifli Said. Dikutip dari Antara, Jumat (21/11/2025).

    Keduanya dibawa petugas menuju kendaraan tahanan jaksa untuk menjalani penahanan. Dalam kasus ini jaksa telah melakukan serangkaian pemeriksaan saksi dan ahli serta menerima titipan uang yang diduga menjadi objek perkara gratifikasi, dengan total sedikitnya Rp 2 miliar.

    Zulkifli mengungkapkan uang titipan dari belasan anggota dewan tersebut kini menjadi kelengkapan bukti kasus.

    “Uang itu dari 15 anggota dewan, sekarang kami gunakan sebagai kelengkapan alat bukti,” ucapnya.

    Saat diminta kepastian perihal status dari uang tersebut, apakah dari pihak swasta atau uang negara, Zulkifli memilih untuk tidak menjelaskan hal tersebut kepada publik.

    “Nanti saja itu karena ini masih pendalaman semua,” ujarnya seraya menolak memberikan keterangan perihal sumber uang.

    Uang yang kini menjadi objek perkara gratifikasi ini totalnya sekitar Rp 2 miliar. Nominal uang tersebut diungkap jaksa sebagai titipan dari 15 orang anggota DPRD NTB yang menerima dari kedua tersangka.

    Penahanan IJU dan MNI dilakukan penyidik di lokasi berbeda. Untuk tersangka IJU dititipkan di Lapas Kuripan, Kabupaten Lombok Barat, sedangkan tersangka MNI di Rutan Lombok Tengah.

    Penahanan keduanya terhitung berjalan mulai hari ini hingga 20 hari ke depan sesuai masa penahanan pertama pada tahap penyidikan.

    Keduanya disangka Pasal 5 ayat (1) huruf b Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001.

    “Untuk Pasal 55 KUHP (penyertaan), nanti kita lihat,” ujar dia.

  • Kakek Tewas Terduduk dengan Leher Nyaris Putus di Rumahnya, Pelaku Diduga Anaknya Sendiri

    Kakek Tewas Terduduk dengan Leher Nyaris Putus di Rumahnya, Pelaku Diduga Anaknya Sendiri

    Liputan6.com, Jakarta – Warga Rajabasa Jaya, Bandar Lampung, dikejutkan dengan penemuan seorang pria lanjut usia yang tewas mengenaskan di dalam rumahnya pada Jumat pagi (21/11/2025). Korban, Marson (67), diduga kuat dibunuh oleh anak kandungnya sendiri.

    Dalam foto yang diterima Liputan6.com, kondisi korban terlihat sangat tragis. Ia ditemukan dalam posisi terduduk di ruang tamu, tak lagi bernyawa, dengan luka sayat dalam di bagian leher hingga nyaris putus. Luka tersebut diduga akibat sabetan senjata tajam.

    Pelaku, yang diketahui bernama Rustam (35), langsung melarikan diri setelah menghabisi nyawa ayahnya. Hingga kini, polisi masih melakukan pengejaran.

    Kapolsek Kedaton, AKP Budi Harto, membenarkan adanya peristiwa tragis tersebut. Dia mengatakan, polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan meminta keterangan sejumlah saksi.

    “Iya benar, ada dugaan pembunuhan di sebuah rumah di Rajabasa Jaya. Pelakunya diduga anak kandung korban sendiri. Kejadian sekitar pukul 09.00 WIB,” ujarnya, Jumat (21/11).

    Saat evakuasi, kata Budi, korban ditemukan dalam posisi terduduk di ruang tamu dengan luka parah di bagian leher. “Lukanya pada bagian leher hampir putus, digorok menggunakan golok,” jelasnya.

    Pihak kepolisian kini tengah memburu Rustam dan masih mendalami motif di balik aksi keji itu. “Kami mengimbau masyarakat yang mengetahui keberadaan pelaku untuk segera melapor,” tegasnya.