Jenis Media: Regional

  • Gubernur Sherly Janji Beri 1 Hektare Lahan ke Keluarga Terdampak Tambang: "Saya Paham Mereka Marah"
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        21 November 2025

    Gubernur Sherly Janji Beri 1 Hektare Lahan ke Keluarga Terdampak Tambang: "Saya Paham Mereka Marah" Regional 21 November 2025

    Gubernur Sherly Janji Beri 1 Hektare Lahan ke Keluarga Terdampak Tambang: “Saya Paham Mereka Marah”
    Editor
    KOMPAS.com
    – Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda mengungkapkan, pihaknya mempunyai program memberikan satu hektare lahan kepada satu keluarga yang lahannya diambil untuk izin usaha pertambangan (IUP).
    Hal tersebut ia sampaikan saat menanggapi isu pertambangan di
    Maluku Utara
    yang sebelumnya menjadi sorotan setelah Jaringan Advokasi
    Tambang
    (Jatam) merilis laporan terkait kekacauan tata kelola pertambangan di Halmahera, Maluku Utara.
    Kekacauan yang dimaksud itu mulai dari tumpang tindih perizinan, dugaan manipulasi batas wilayah, benturan kepentingan antar-perusahaan, hingga kriminalisasi terhadap masyarakat yang berusaha mempertahankan ruang hidup mereka.
    Menanggapi isu tersebut, Sherly tak menampik bahwa masyarakat Maluku Utara memang kehilangan lahan akibat tambang.
    Akan tetapi, dia mengatakan bahwa program satu hektare untuk satu keluarga itu merupakan bentuk ganti rugi dari negara kepada pemegang lahan, meskipun saat ini program tersebut masih didalami secara teknis.
    “Saya berencana untuk membagi setiap satu hektare kepada satu keluarga, untuk mereka yang selama ini hidup lahan adatnya diambil untuk kemudian dikonversi menjadi IUP dari pusat, akan kita inventariskan dan kita ganti,” ungkapnya dalam program Rosi
    Kompas TV
    , dikutip pada Jumat (21/11/2025).

    Selain itu, kata Sherly, ada program dari pemerintah melalui Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) untuk pemanfaatan lahan milik negara yang kemudian bisa diberikan kepada masyarakat.
    “Kita akan menggantikan untuk memastikan bahwa mereka ada
    income
    (pemasukan),” katanya.
    “Karena bagi kita, kalau di Maluku Utara, tanah itu adalah penghasilan, tanah itu yang bisa diwariskan, tanah itu tumbuh kelapa, tumbuh cengkeh, tumbuh pala, sumber penghasilan mereka itu, kalau petani ya harus memiliki tanah,” ucap Sherly.
    Oleh karena itu, Sherly sangat memahami kemarahan masyarakat yang lahannya diambil untuk tambang tetapi tidak diberi ganti rugi yang layak.
    “Saya sangat memahami ketika mereka marah karena sumber penghasilan mereka, penghidupan mereka tiba-tiba diambil tanpa ada kompensasi yang layak dan mereka marah, itu saya pahami dan sebagai pemerintah kami akan hadir untuk menggantikan itu,” paparnya.
    Sherly pun menegaskan bahwa dirinya akan menepati janjinya untuk mewujudkan programnya tersebut.
    Sherly menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi Maluku Utara ditopang oleh industri pertambangan.
    Namun, dia menjanjikan akan ada diversifikasi ekonomi untuk masa depan Maluku Utara.
    Diversifikasi ekonomi merupakan strategi untuk mengembangkan ekonomi dari ketergantungan pada satu sektor atau komoditas menjadi berbagai sektor yang lebih luas, seperti industri, jasa, pariwisata, dan teknologi.
    “Memang pertumbuhan ekonomi saat ini kuartal tiga 39 persen itu mayoritas dari industri pertambangan. Masa depan Maluku Utara itu kita harus melakukan diversifikasi karena pertambangan ini kan jangka pendek.”
    “Kita tidak boleh tergantung pada ekstraktif, kita lihat apa yang terjadi 15 tahun sudah lewat Maluku Utara fokus kepada ekstraktif,
    nothing happened.
    Bahwa pertumbuhan ekonomi tinggi tidak inklusif, tidak pemerataan sebenarnya juga karena salahnya kita, kita tidak menyiapkan infrastruktur untuk itu,” ujar Sherly.

    Dalam laporan Jatam setebal 59 halaman tersebut, dalam dua dekade terakhir, Halmahera, terutama wilayah tengah dan timurnya memang mengalami transformasi paling dramatis akibat penetrasi industri
    tambang nikel
    berskala besar.
    Hal ini didorong oleh kebijakan nasional hilirisasi nikel serta promosi kawasan industri berbasis mineral, yang mendorong investasi raksasa dan perubahan struktural ruang hidup masyarakat adat di kawasan ini.
    Halmahera Timur merupakan kabupaten pesisir di bagian timur Pulau Halmahera yang terdiri dari gugusan desa-desa adat yang sudah sejak lama menggantungkan hidup pada hutan, kebun campuran, dan jaringan sungai sebagai penyangga pangan, budaya, dan identitas lokal.
    Sebelum masuknya industri tambang, masyarakat di Maba Sangaji, Wasile, dan sekitarnya, hidup dari sagu, pala, kelapa, perikanan, dan hasil hutan non-kayu.
    Ruang hidup yang didasari pengetahuan adat inilah yang menjadi fondasi ekonomi dan ekosistem berkelanjutan di wilayah timur Halmahera.
    Kini, Halmahera Timur menjadi salah satu titik panas konflik pertambangan nikel di Indonesia. Wilayah ini bukan hanya menjadi arena ekspansi perusahaan-perusahaan raksasa, melainkan juga menjadi ladang perebutan modal transnasional, jaringan lokal, dan aparatur negara.
    Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul “Sherly Tjoanda Akan Beri 1 Hektare Lahan untuk 1 Keluarga Terdampak Tambang: Saya Paham Mereka Marah.”
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jembatan Penghubung Bojonegoro-Lamongan Putus, Akses Dua Desa Lumpuh Total

    Jembatan Penghubung Bojonegoro-Lamongan Putus, Akses Dua Desa Lumpuh Total

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Akses vital yang menghubungkan Kabupaten Bojonegoro dan Lamongan terputus setelah sebuah jembatan yang melintasi Sungai Semar Mendem ambruk diterjang hujan deras, pada Rabu (19/11/2025) sekitar pukul 11.00 WIB

    Jembatan yang menjadi jalur penghubung utama antara Desa Kendung Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro dan Desa Talunrejo Kecamatan Bluluk, Kabupaten Lamongan tersebut kini lumpuh total, mengisolasi mobilitas warga di dua wilayah.

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Heru Wicaksi, membenarkan kejadian ini. Tim BPBD telah melakukan asesmen di lokasi pada hari Jumat, (21/11/2025) setelah menerima laporan dari pemerintah desa setempat.

    Menurut informasi awal dari Pemerintah Desa, intensitas hujan yang sangat tinggi dalam beberapa waktu terakhir menyebabkan debit air di Sungai Semar Mendem naik dan turun seacara drastis. Akibatnya, terjadi longsor yang merusak struktur penyangga, menyebabkan jembatan putus.

    “Informasi yang kami terima, sayap jembatan tergerus oleh derasnya arus sungai yang mengalami fluktuasi,” jelas Heru Wicaksi.

    Meskipun kejadian terjadi pada hari Rabu, BPBD Bojonegoro baru menerima laporan resmi pada Jumat (21/11/2025) pukul 11.15 WIB. Setelah mendapatkan informasi, tim BPBD langsung bergerak cepat dan tiba di lokasi untuk melakukan penilaian dampak dan kerusakan.

    Berdasarkan hasil asesmen di lapangan, kerusakan jembatan tergolong parah. Jembatan yang memiliki panjang 20 meter dan lebar 3,5 meter itu kini ambrol dengan kedalaman mencapai 8 meter. “Dampaknya, jalur penghubung antara Desa Kendung di Bojonegoro dan Desa Talunrejo di Lamongan putus,” ungkap Heru.

    Jembatan tersebut sama sekali tidak bisa dilewati, baik oleh kendaraan roda dua, roda empat, maupun pejalan kaki. Hal ini praktis memutus rantai mobilitas harian dan ekonomi warga di kedua desa. Namun, untuk akses pejalan kaki, warga membuat akses darurat menggunakan tangga yang terbuat dari bambu.

    Menyikapi kondisi tersebut, BPBD Bojonegoro menyarankan kepada pihak Pemerintah Desa untuk segera menyusun surat laporan resmi mengenai kejadian tersebut. Agar penanganan dan perencanaan pembangunan kembali bisa segera dilakukan.

    “Kami sarankan kepada Pemdes agar membuat surat laporan kejadian yang ditujukan kepada Bapak Bupati Bojonegoro, dengan tembusan kepada BPBD dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga,” tutup Heru.

    Warga diimbau untuk mencari jalur alternatif yang lebih aman dan menjauhi area jembatan yang putus untuk menghindari potensi bahaya lebih lanjut. Perhatian kini tertuju pada respons Pemerintah Daerah untuk memulihkan akses vital ini secepatnya. [lus/ian]

  • 935 Warga Terdampak Longsor Banjarnegara Akan Direlokasi ke Hunian Sementara
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        21 November 2025

    935 Warga Terdampak Longsor Banjarnegara Akan Direlokasi ke Hunian Sementara Regional 21 November 2025

    935 Warga Terdampak Longsor Banjarnegara Akan Direlokasi ke Hunian Sementara
    Tim Redaksi
    WONOSOBO, KOMPAS.com
    – Pemerintah memastikan ratusan warga terdampak longsor di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, akan direlokasi dari wilayah rawan bencana.
    BNPB
    melaporkan sekitar 935 jiwa yang kini mengungsi akan dipindahkan ke lokasi relokasi yang telah disiapkan pemerintah daerah.
    Data posko penanganan darurat di Desa Pandanarum mencatat 934 penyintas atau 335 KK yang mengungsi, terdiri dari 454 laki-laki dan 480 perempuan.
    Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto mengatakan pemindahan dilakukan bertahap sambil pemerintah menyiapkan hunian sementara sebelum pembangunan permukiman permanen.
    “Sebagian besar nanti juga direlokasi. Tanah untuk relokasi sudah disiapkan dan sama seperti Majenang, ini pun sedang proses penyiapan hunian sementara,” ujarnya, Jumat (21/11/2025).
    Relokasi dilakukan karena tanah di lokasi terdampak masih labil dan tidak aman untuk permukiman.
    “Semua sedang disiapkan, logistik dan kebutuhan dasar bagi warga relatif terpenuhi,” lanjut Suharyanto.
    Hunian sementara akan dibangun dalam waktu dekat. Pemerintah daerah menyiapkan lahan, sementara BNPB dan kementerian terkait menyiapkan logistik dan konstruksi dengan prioritas keselamatan, sanitasi, dan akses kebutuhan dasar.
    Suharyanto memastikan bantuan berupa makanan, tenda, layanan kesehatan, dan kebutuhan harian terdistribusi dengan baik dari berbagai instansi pemerintah dan masyarakat.
    “Permakanan, tempat tinggal, kebutuhan dasar bagi manusia ini relatif terpenuhi,” jelasnya.
    Selain penanganan pengungsi, pencarian terhadap 18 korban hilang masih dilakukan meski kondisi tanah di lokasi bergerak. Evakuasi dijalankan dengan pengamanan ketat demi meminimalkan risiko bagi tim SAR.
    Suharyanto kembali menegaskan pentingnya mitigasi agar bencana serupa tidak terus menimbulkan kerugian besar.
    “Setelah terjadi bencana, semua unsur bersatu padu. Tapi yang harus terus kita tingkatkan adalah mitigasi sebelum terjadi bencana,” kata Suharyanto.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Fraksi Gerindra Soroti Jawaban Eksekutif yang Dinilai Kabur Soal Laba Delta Tirta dan BUMD Pangan 2026

    Fraksi Gerindra Soroti Jawaban Eksekutif yang Dinilai Kabur Soal Laba Delta Tirta dan BUMD Pangan 2026

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Fraksi Gerindra DPRD Kabupaten Sidoarjo menilai Jawaban Eksekutif dalam Rapat Paripurna 20 November 2025 masih jauh dari substansi yang seharusnya disampaikan kepada publik maupun legislatif.

    Dua isu strategis yang disebut tidak dijawab secara memadai adalah terkait SK KPM Nomor 01/SK/PERUMDA-DT/VII/2025 tentang penggunaan laba bersih Perumda Delta Tirta serta tidak adanya kejelasan arah revitalisasi PT Aneka Usaha Perseroda sebagai BUMD Pangan tahun 2026.

    Gerindra menilai eksekutif tidak memberikan penjelasan komprehensif mengenai dasar penyusunan SK KPM tersebut, terutama terkait validitas sumber laba bersih Delta Tirta yang sebagian sebelumnya menjadi perdebatan di Komisi B maupun publik.

    Sebagian laba bersih diketahui berasal dari proses reklasifikasi utang usaha meragukan, sehingga memunculkan pertanyaan mengenai legalitas, akurasi, dan dampak fiskal dari keputusan penggunaan laba tersebut.

    Ketua Fraksi Gerindra sekaligus Anggota Badan Anggaran DPRD Sidoarjo, H. Ahmad Muzayin Syafrial, menilai jawaban eksekutif belum memberikan klarifikasi substantif atas isu tersebut.

    Ia menghormati adanya audit KAP dan penguatan opini dari Prof. Dr. Soegeng Soetejo, SE., Ak., CA., CFrA, namun menegaskan audit dan opini tersebut tidak otomatis menyelesaikan persoalan tanpa penjelasan implementasi secara rinci.

    “Memang benar nilai laba sudah diaudit oleh KAP dan juga mendapatkan opini dari Prof. Soegeng Soetejo. Namun yang menjadi kekhawatiran kami adalah apakah seluruh rekomendasi ahli itu telah dilaksanakan sepenuhnya atau belum. Kami menilai perlu dilakukan penilaian dengan perspektif hukum, bukan hanya akuntansi, karena bila kebijakan ini kurang tepat dapat berdampak pada kerugian negara,” ucap Muzayin.

    Gerindra menilai ketiadaan penjelasan hukum dan tata kelola mengenai penggunaan laba bersih Perumda Delta Tirta dapat mengganggu validitas perhitungan PAD, sekaligus memunculkan risiko fiskal jangka menengah. Karena itu, eksekutif diminta membuka dasar analitis dan legalitas dari SK KPM tersebut secara transparan.

    Selain itu, Gerindra juga menyoroti tidak adanya arah kebijakan jelas tentang penguatan sistem ketahanan pangan daerah tahun 2026, meskipun sektor tersebut merupakan prioritas nasional dalam RPJMN 2025–2029. Minimnya program dan belanja modal pangan dinilai menunjukkan lemahnya komitmen eksekutif.

    Usulan revitalisasi PT Aneka Usaha sebagai BUMD Pangan juga disebut sama sekali tidak disentuh dalam jawaban eksekutif. Menurut Gerindra, Aneka Usaha Perseroda memiliki potensi besar sebagai instrumen daerah dalam penguatan produksi pangan, distribusi, stabilisasi harga, hingga intervensi pasar. Ketiadaan penjelasan ini dianggap sebagai indikasi bahwa konsep ketahanan pangan Sidoarjo belum dirumuskan dengan matang.

    Muzayin menegaskan bahwa ketahanan pangan tidak bisa dikelola hanya dengan jawaban administratif. Dibutuhkan desain kebijakan yang terukur sejak hulu hingga hilir, termasuk penguatan produksi lokal, tata kelola distribusi, serta penguatan BUMD pangan sebagai simpul implementasi.

    “Ketahanan pangan adalah fondasi kesejahteraan masyarakat. Tanpa perencanaan matang dan dukungan anggaran yang memadai, ketahanan pangan kita akan lemah,” tambahnya.

    Dengan sikap politik tersebut, Fraksi Gerindra menegaskan komitmennya untuk mengawal pembahasan RAPBD 2026 secara ketat. Eksekutif diminta memberikan penjelasan lanjutan atas dua isu krusial—penggunaan laba bersih Perumda Delta Tirta dan revitalisasi PT Aneka Usaha sebagai BUMD Pangan—agar RAPBD 2026 disusun berdasarkan data akurat dan kebijakan yang akuntabel serta berpihak pada masyarakat Sidoarjo. [isa/ian]

  • Remaja di Asahan Buang Bayi yang Baru Dilahirkan, Polisi Turun Tangan
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        21 November 2025

    Remaja di Asahan Buang Bayi yang Baru Dilahirkan, Polisi Turun Tangan Medan 21 November 2025

    Remaja di Asahan Buang Bayi yang Baru Dilahirkan, Polisi Turun Tangan
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Warga digegerkan dengan penemuan mayat bayi laki-laki di Desa Aek Ledong Timur, Kecamatan Aek Ledong, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, Rabu (19/11/2025).
    Setelah diselidiki polisi, ternyata bayi itu dibuang ibunya inisial SU (18) dari ruko berlantai tiga.
    Kasat Reskrim Polres
    Asahan
    , AKP Immanuel P. Simamora, mengatakan awalnya jenazah bayi laki-laki itu ditemukan warga bernama Eko, sekitar pukul 07.55 WIB.
    “Eko melintas dengan sepeda motor melihat sesosok bayi dalam posisi telungkup tanpa penutup dan masih menempel ari-ari, di belakang bangunan Rumah Makan Nasi Uduk Pekalongan. Kondisi kepala bayi tampak mengalami luka,” ujar Immanuel dalam keterangan tertulisnya, Jumat (21/11/2025).
    Selanjutnya, Eko memanggil warga, lalu setelah dicek ternyata bayi tersebut sudah tewas.
    Polisi kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Dari penyidikan diduga mengarah ke SU yang diketahui bekerja sebagai karyawan di Rumah Makan Nasi Uduk Pekalongan.
    Selama ini, pelaku tinggal di lantai tiga di rumah makan tersebut. Namun, pasca-kejadian itu, SU tiba-tiba pulang ke rumahnya di Dusun V Desa Aek Korsik, Asahan.
    “Rekan-rekan kerjanya sempat melihat bercak darah pada pakaian pelaku, tetapi pelaku mengaku bahwa itu darah mimisan,” ujar Immanuel.
    Selanjutnya, polisi mendatangi SU ke rumahnya, lalu dalam proses pemeriksaan SU mengakui perbuatannya.
    “Dia mengaku telah melahirkan bayi tersebut pada pukul 06.25 WIB di kamar ruko tempatnya tinggal, kemudian membuang bayinya dari lantai tiga,” ujar Immanuel.
    SU mengaku nekat melakukan aksinya karena depresi lantaran bapak dari bayi tersebut tidak bisa dihubungi hingga anaknya lahir.
    “Jadi, diduga si bapak dari sang anak diduga tidak lagi bisa dihubungi sehingga dia merasa bingung,” ungkap Immanuel.
    Namun, Immanuel belum mendetailkan apakah bayi itu hadir dari hubungan suami istri atau di luar nikah.
    Saat ini, SU masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Manan Simatupang, untuk penanganan medis lantaran kondisinya lemah usai melahirkan secara mandiri.
    “Kasus ini telah masuk tahap penyidikan. Polres Asahan merencanakan pemeriksaan lanjutan terhadap pelaku,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kebakaran di Wamena Hanguskan 19 Bangunan, Polisi Selidiki Penyebabnya
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        21 November 2025

    Kebakaran di Wamena Hanguskan 19 Bangunan, Polisi Selidiki Penyebabnya Regional 21 November 2025

    Kebakaran di Wamena Hanguskan 19 Bangunan, Polisi Selidiki Penyebabnya
    Tim Redaksi

    WAMENA, KOMPAS.com
    – Kebakaran melanda kawasan Jalan Pramuka dan Jalan Ahmad Yani, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, Jumat (21/11/2025).
    Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 07.18 WIT ini menghanguskan enam unit asrama milik anggota Polres Jayawijaya, sembilan ruko di depan asrama, dan merusak empat ruko milik Polres.
    Wakapolres Jayawijaya, Kompol FD Tamaela, yang berada langsung di lokasi kejadian, menyampaikan bahwa penyebab kebakaran masih dalam proses penyelidikan.
    Tim kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengumpulkan keterangan dari sejumlah saksi.
    “Kami masih mendalami penyebab kebakaran. Ada seorang pemuda yang melihat asap tebal keluar dari salah satu rumah saat hendak keluar. Ia langsung menyelamatkan diri,” ujar Tamaela, Jumat malam.
    Setelah api mulai membesar, Wakapolres Tamaela bersama anggota kepolisian dan warga sekitar segera membantu mengevakuasi barang-barang yang masih bisa diselamatkan.
    Mereka juga berupaya mencegah api merambat ke bangunan lain di sekitar lokasi.
    “Menurut laporan sementara, total 19 bangunan terdampak, terdiri dari 6 unit asrama yang terbakar habis, 9 ruko yang hangus, dan 4 ruko milik Polres yang mengalami kerusakan,” kata dia.
    Kerusakan pada ruko Polres terjadi akibat upaya pemadaman untuk memutus sambungan api agar tidak meluas ke bangunan lain.
    “Proses pemadaman melibatkan lima unit mobil tangki air, yakni dua unit milik Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Jayawijaya, satu unit dari Bandara
    Wamena
    , serta dua unit bantuan dari Hotel GBH dan Hotel Pilamo,” ujar Wakapolres Tamaela.
    “Petugas Damkar, personel kepolisian, dan warga setempat berjibaku memadamkan api yang sempat membesar dan mengancam bangunan di sekitarnya,” kata dia.
    Meski kerugian material cukup besar, Wakapolres memastikan bahwa tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
    Estimasi kerugian masih dalam proses pendataan dan laporan lengkap akan disampaikan setelah perhitungan selesai dilakukan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Libatkan Komunitas Jeep, Satlantas Polres Malang Sosialisasikan Tertib Berlalu Lintas

    Libatkan Komunitas Jeep, Satlantas Polres Malang Sosialisasikan Tertib Berlalu Lintas

    Malang (beritajatim.com) – Satuan Lalu Lintas Polres Malang kembali menggencarkan sosialisasi keselamatan berkendara dalam rangka Operasi Zebra Semeru 2025.

    Imbauan tertib lalu lintas kali ini, dilakukan bersama komunitas Jeep di kawasan wisata Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jumat (21/11/2025).

    Dalam kegiatan tersebut, petugas Satlantas bersama para pecinta kendaraan off road menyampaikan edukasi keselamatan kepada masyarakat dan wisatawan yang melintas, khususnya terkait pentingnya mengutamakan keselamatan selama berkendara di kawasan perbukitan dan jalur rawan kecelakaan.

    Kasatlantas Polres Malang, AKP Muhammad Alif Chelvin Arliska mengatakan, pelibatan komunitas menjadi strategi untuk memperluas jangkauan sosialisasi agar pesan tertib berlalu lintas semakin mudah diterima masyarakat.

    “Kami mengajak komunitas otomotif untuk ikut berperan mengedukasi pengendara lain. Dengan pendekatan komunitas seperti ini, pesan keselamatan bisa tersampaikan lebih luas dan lebih efektif,” ujar AKP Chelvin, Jumat (21/11/2025).

    Menurutnya, kawasan Ngadas merupakan salah satu jalur wisata yang mulai ramai pada akhir pekan, sehingga edukasi keselamatan sangat dibutuhkan untuk mencegah potensi kecelakaan lalu lintas.

    “Keselamatan adalah prioritas utama. Kami ingin masyarakat yang datang berwisata tetap aman dan selalu patuh aturan berlalu lintas,” tambah Chelvin.

    Sosialisasi serupa akan terus dilakukan Satlantas Polres Malang selama pelaksanaan Operasi Zebra Semeru 2025 yang berlangsung mulai 17 hingga 30 November 2025, dengan melibatkan berbagai komunitas dan elemen masyarakat untuk meningkatkan budaya tertib berlalu lintas. (yog/ian)

  • Klarifikasi 3 Rumah Sakit Jayapura atas Kematian Ibu dan Bayinya Setelah Dioper Sana-sini
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        21 November 2025

    Klarifikasi 3 Rumah Sakit Jayapura atas Kematian Ibu dan Bayinya Setelah Dioper Sana-sini Regional 21 November 2025

    Klarifikasi 3 Rumah Sakit Jayapura atas Kematian Ibu dan Bayinya Setelah Dioper Sana-sini
    Tim Redaksi
    JAYAPURA, KOMPAS.com
    – Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Yowari, Maryen Braweri memberikan klarifikasi atas meninggalnya pasien Irene Sokoy dan bayinya karena lambatnya penanganan oleh rumah sakit.
    Maryen Braweri mengatakan, pasien diantar oleh keluarga ke RSUD Yowari pada Minggu (16/11/2025) sore dan rencananya melahirkan secara normal di RSUD Yowari.
    “Pada saat pasien datang itu sudah pembukaan lima dan sampai 22.10 WIT baru pembukaan lengkap dan bayi sudah kelihatan. Namun karena kondisi jantung janin menurun, maka dokter menyarankan untuk operasi,” katanya ketika dikonfirmasi pada Jumat (21/11/2025).
    Namun, karena dokter kandungan di RSUD Yowari tak berada ditempat, pihak rumah sakit merujuk pasien ke RS Dian Harapan.
    “Untuk dokter kandungan di rumah sakit Yowari hanya ada satu orang, namun sedang ada kegiatan di luar kota, sehingga kami koordinasi dengan RS Dian Harapan untuk dirujuk ke sana,” kata dia. 
    Dari koordinasi itu, pasien Irine Sokoy dirujuk ke RS Dian Harapan didampingi oleh dua perawat bersama keluarga menggunakan ambulans RSUD Yowari.
    Namun dalam perjalanan, kata dia, RS Dian Harapan mengabarkan melalui sambungan telephone bahwa ruang untuk
    BPJS Kesehatan
    kelas III sedang penuh dan dokter spesialis anastesi juga tidak ada.
    “Makanya pasien dibawa ke RSUD Abepura dengan alasan lokasi terdekat,” ucap dia.
    Saat pasien tiba di RSUD Abepura, ia ditolak dengan alasan ruang operasi sedang direnovasi, sehingga pasien dibawa ke RS Bhayangkara.
    Keluar dari RSUD Abepura, pasien dibawa ke RS Bhayangkara dengan pertimbangan lokasi terdekat dan pasien harus segera ditangani.
    Namun, saat sampai di sana, ruang untuk BPJS kelas III dalam keadaan penuh dan hanya tersedia ruang VIP, tetapi pasien harus membayar uang muka sebesar Rp 4 juta.
    “Di satu sisi keluarga tidak bawa uang, sehingga petugas kami minta untuk dilakukan tindakan, tetapi karena tidak terima akhirnya pasien dibawa menuju ke rumah sakit RSUD
    Jayapura
    ,” kata dia. 
    Dalam perjalanan ke
    RSUD Jayapura
    , pasien mengalami kejang-kejang sehingga mobil kembali ke RS Bhayangkara. Namun, dalam perjalanan itu, pasien menghembuskan nafas terakhir.
    Maryen Braweri mengaku bahwa seluruh prosedur sudah dilaksanakan oleh RSUD Yowari dalam menangani pasien.
    “Kita sudah melaksanakan sesuai prosedur yang ada. Di sini memang hanya ada 1 dokter dan saat itu berada di luar kota, namun petugas kita terus berkoordinasi dengan dokter dalam menangani pasien hingga akhirnya dirujuk ke rumah sakit lain,” ucap dia.
    Sementara itu, Direktur RS Bhayangkara, Rommy Sebastian mengatakan, pihaknya tak pernah menolak pasien rujukan.
    Hanya saja, pihak RSUD Yowari tak melalui prosedur rujukan yakni mengisi Sistem Rujukan Terintegrasi (SISRUTE).
    “Kami tak pernah menolak pasien, tapi yang jadi pertanyaan kenapa RSUD Yowari apakah rujukan itu sudah melalui prosedur? Karena setiap pasien rujukan harus mengisi SISRUTE agar bisa terbaca oleh kami, nah ini tidak dilakukan, jadi jangan salahkan kami,” katanya ketika dikonfirmasi pada Jumat sore.
    Selain itu, kata Rommy, pihaknya sudah memberikan edukasi kepada keluarga pasien bahwa ruang untuk BPJS kelas III dalam keadaan penuh.
    “Pada saat itu, ruang untuk BPJS kelas III dalam keadaan penuh. Nah berdasarkan aturan bahwa maka tidak bisa naik kelas lagi. Artinya bahwa yang bersangkutan akan menjadi pasien umum, sehingga kami edukasi bahwa jika menjadi pasien umum, maka akan dikenakan tarif,” ucap dia. 
    Senada dengan itu, pihak Rumah Sakit Dian Harapan membantah menolak pasien rujukan dari RSUD Yowari.
    Pihak RSDH mengaku sudah menyampaikan kondisi layanan dan ketersediaan dokter dan ruang perawatan kepada petugas RSUD Yowari sebelum pasien dibawa.
    Saat itu, ruang NICU telah terisi penuh oleh delapan bayi, ruang kebidanan penuh, dan dokter spesialis Obgyn sedang cuti.
    Adapun dokter spesialis anastesi mitra yang akan dipanggil membutuhkan waktu koordinasi tambahan jika harus melakukan operasi darurat.
    Namun, saat pemberitahuan ini disampaikan, petugas RSUD Yowari sudah dalam perjalanan membawa pasien ke RS Dian Harapan.
    Petugas RSUD Yowari yang tiba di RS Dian Harapan sekitar pukul 01.10 WIT, kemudian meminta dokter jaga RS Dian Harapan memberikan cap rumah sakit dan mengedukasi keluarga pasien bahwa dokter Obgyn dan anestesi tidak siaga dan ruang perawatan penuh.
    Setelah penjelasan diterima, pihak keluarga memutuskan melanjutkan rujukan ke rumah sakit lain.
    Manajemen RS Dian Harapan menegaskan bahwa seluruh prosedur sudah dijalankan sesuai standar dan tidak ada unsur penolakan pasien.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Balita di Luwu Tewas Diduga Dianiaya,  Kekasih Sang Ibu Jadi Tersangka
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        21 November 2025

    Balita di Luwu Tewas Diduga Dianiaya, Kekasih Sang Ibu Jadi Tersangka Regional 21 November 2025

    Balita di Luwu Tewas Diduga Dianiaya, Kekasih Sang Ibu Jadi Tersangka
    Tim Redaksi
    LUWU, KOMPAS.com
    – Satreskrim Polres Luwu mengungkap kasus dugaan kekerasan terhadap anak yang menyebabkan seorang balita berusia 2 tahun 9 bulan berinisial MA meninggal dunia di Kecamatan Belopa Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
    Peristiwa ini terjadi di Perumahan Lamunre, Desa Lamunre Tengah, Kamis (20/11/2025) sekitar pukul 21.00 WITA.
    Kasat Reskrim Polres
    Luwu
    , Iptu Muhammad Ibnu Robbani, menyebut kejadian berawal ketika MA tengah bersama seorang pria berinisial R (28), kekasih sang ibu yang diketahui telah bercerai dari suaminya.
    “Tak lama setelah ibu korban yang sedang bekerja, ia menerima pesan dari R yang mengabarkan bahwa anaknya pingsan. Korban segera dibawa ke RSU Hikma Belopa. Namun setibanya di rumah sakit, MA dinyatakan telah meninggal dunia,” kata Ibnu, Jumat (21/11/2025) sore.
    Laporan kejadian langsung direspons polisi yang menuju lokasi pada Jumat (21/11/2025) sekitar pukul 02.00 WITA.
    “Petugas langsung ke lokasi dan melakukan olah TKP, memeriksa sejumlah saksi, dan mengamankan terduga pelaku,” ujarnya.
    Dari pemeriksaan awal, R mengakui telah melakukan kekerasan terhadap MA di rumah kontrakannya.
    “Polisi menemukan bahwa pelaku menggunakan gagang sapu ijuk dan balok kayu untuk menganiaya balita tersebut. Keterangan dari ibu korban juga memperkuat dugaan bahwa kekerasan terhadap MA bukan pertama kalinya terjadi,” kata Ibnu.
    Ia menegaskan seluruh proses penanganan dilakukan cepat demi memberikan kepastian hukum bagi keluarga korban.
    “Saat ini, R telah diamankan di Mapolres Luwu. Penyidikan dilanjutkan oleh Unit PPA Satreskrim Polres Luwu. Dalam waktu dekat, penyidik akan melakukan autopsi terhadap jenazah korban sebagai bagian dari pembuktian ilmiah dan melengkapi berkas perkara,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Air Hujan Bondowoso Tercemar Mikroplastik, Santriwati PP Nurussalam Temukan Lima Sumber Pencemar

    Air Hujan Bondowoso Tercemar Mikroplastik, Santriwati PP Nurussalam Temukan Lima Sumber Pencemar

    Bondowoso (beritajatim.com) – Air hujan di sejumlah lokasi di Bondowoso terdeteksi mengandung mikroplastik. Temuan ini berasal dari kegiatan riset citizen science yang dilakukan 15 santriwati Pondok Pesantren (PP) Nurussalam, Sumber Kemuning, Kecamatan Tamanan, dalam rangka Program Jawa Timur Young Changemaker Academy (JAYCA) 2025.

    “Kami awalnya kaget mengetahui air hujan di Bondowoso tercemar mikroplastik. Setelah itu kami mengamati kondisi lingkungan sekitar pondok dan menemukan sampah plastik dibakar, dibuang sembarangan, dan menumpuk di tepi jalan. Perilaku masyarakat inilah yang menjadi sumber mikroplastik,” ujar Siti Fatimah, pengurus santriwati PP Nurussalam, Selasa (19/11/2025).

    Program JAYCA berlangsung dua hari. Pada hari pertama peserta menerima pelatihan pemantauan kualitas air, uji mikroplastik pada air hujan, dan inventarisasi persoalan lingkungan.

    Hari kedua mereka merumuskan solusi dan membuat media kampanye publik. Mentor JAYCA 2025, Prigi Arisandi, menyatakan kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran Gen Z Jawa Timur mengenai krisis iklim dan mendorong mereka merancang solusi aplikatif di lingkungannya.

    Uji laboratorium sederhana dilakukan pada air hujan dari tiga titik: Badean, Koncer, dan Sumber Kemuning. Hasilnya menunjukkan air hujan di Bondowoso telah mengandung serat mikroplastik (fiber) dalam jumlah signifikan.

    Tabel hasil uji menunjukkan, per liter air hujan:
    – Badean: 52 partikel
    – Koncer: 34 partikel
    – Sumber Kemuning: 36 partikel
    – Air galon isi ulang: 9 partikel

    “Di pondok kami menemukan 36 partikel mikroplastik dalam satu liter air hujan. Jenis yang teridentifikasi berupa fiber dengan ukuran di bawah 5 milimeter. Identifikasi dilakukan memakai mikroskop dengan pembesaran 40 hingga 100 kali,” ujar Cindi Yuniantika, anggota tim JAYCA PP Nurussalam.

    Tim juga menguji air sungai dan bendungan Kemuning. Hasilnya, air sungai mengandung lebih dari 41 partikel mikroplastik per liter, sementara air sumber memiliki 26 partikel.

    Prigi Arisandi menyebut pencemaran seperti ini terjadi secara nasional. “Indonesia menjadi penyumbang sampah plastik terbesar ketiga ke laut, lebih dari 3 juta ton per tahun. Sekitar 56 persen sampah dibakar dan 10 persen dibuang ke sungai. Pada akhirnya sampah ini pecah menjadi mikroplastik dan mencemari udara hingga jatuh kembali melalui air hujan,” katanya.

    Sebagai bagian investigasi, santriwati menelusuri sepanjang satu kilometer area sekitar pondok. Mereka menemukan lima sumber utama penyebaran mikroplastik:

    1. Pembakaran sampah plastik secara terbuka di hampir setiap rumah.
    2. Sampah plastik tercecer di jalan; ditemukan 925 potong sampah plastik di sepanjang 1 km.
    3. Sampah plastik yang mengendap dan menyumbat saluran air.
    4. Pembuangan sampah liar di lahan kosong.
    5. Sampah plastik terapung di Sungai Sumber Kemuning, mulai popok hingga styrofoam.

    “Banyak serpihan plastik yang sudah hancur dan terbawa angin maupun air. Ini yang kemudian menjadi mikroplastik,” kata Bidahyatul Fitriani, peserta JAYCA dari SMK Nurussalam.

    Temuan tersebut membuat para peserta sepakat untuk memulai perubahan dari diri sendiri. Laila Mufida, siswi SMK Pertanian Nurussalam, menyampaikan enam komitmen aksi:
    – Mengurangi dan menolak penggunaan plastik sekali pakai.
    – Menggerakkan budaya guna ulang dengan tumbler, rantang, dan tas kain.
    – Membuat poster imbauan agar masyarakat tidak membuang sampah ke sungai.
    – Mendorong penyediaan tempat sampah yang memadai.
    – Mengkampanyekan larangan pembakaran sampah plastik.
    – Menggunakan media sosial untuk mengajak masyarakat berperilaku ramah lingkungan.

    Para santriwati berharap hasil temuan ini menjadi peringatan dini bagi masyarakat Sumber Kemuning dan Bondowoso secara luas agar menghentikan kebiasaan membakar sampah plastik dan mulai mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

    Krisis iklim, bagi mereka, bukan lagi isu global yang jauh, tetapi persoalan nyata yang jatuh bersama setiap tetes hujan di halaman pondok. (awi/ian)