Jenis Media: Regional

  • Dua Pemuda Tewas Adu Moncong di Torjun Sampang, Motor Sempat Diduga Melaju Kencang

    Dua Pemuda Tewas Adu Moncong di Torjun Sampang, Motor Sempat Diduga Melaju Kencang

    Sampang (beritajatim.com) – Kecelakaan lalu lintas terjadi di Jalan Raya Torjun, Kecamatan Torjun, Kabupaten Sampang, dan mengakibatkan dua pemuda asal Kecamatan Tambelangan meninggal dunia setelah sepeda motor yang mereka tumpangi bertabrakan dengan sebuah mobil dari arah berlawanan. Korban diketahui bernama Siful (21), pengendara sepeda motor yang berboncengan dengan Rafa (18), keduanya warga Desa Tambelangan.

    “Meski sempat dilarikan ke RSUD Sampang, nyawa kedua remaja itu tak terselamatkan akibat luka serius,” ucap Kasat Lantas Polres Sampang Akp Sigit Ekan Sahudi, Sabtu (22/11/2025).

    Sementara itu, pengemudi mobil Hyundai bernomor polisi W 1578 ZD, Rahmat Fajar (40), warga Bangkalan, selamat tanpa mengalami luka apa pun.

    Informasi yang dihimpun menyebutkan bahwa kecelakaan terjadi saat sepeda motor korban yang melaju dari arah timur ke barat diduga berkecepatan tinggi dan berupaya mendahului kendaraan lain di depannya. Motor tersebut bergerak terlalu ke kanan hingga masuk ke jalur berlawanan.

    Di saat bersamaan, sebuah mobil Hyundai melaju dari arah barat ke timur. Karena jarak yang terlalu dekat dan minimnya ruang untuk menghindar, tabrakan adu depan tidak terelakkan. Benturan keras membuat kedua pemuda tersebut mengalami luka berat dan meninggal dunia dalam perawatan di rumah sakit.

    Kerugian material akibat insiden ini ditaksir mencapai Rp10 juta. Satuan Lalu Lintas Polres Sampang mengimbau masyarakat agar selalu berhati-hati saat berkendara, mematuhi rambu-rambu lalu lintas, serta memastikan kondisi tubuh tetap fit sebelum melakukan perjalanan. [sar/ian]

  • Material Erupsi Gunung Semeru Setinggi 1 Meter Menumpuk di Rumah Warga, Pembersihan Mulai Dilakukan

    Material Erupsi Gunung Semeru Setinggi 1 Meter Menumpuk di Rumah Warga, Pembersihan Mulai Dilakukan

    Lumajang (beritajatim.com) – Warga Dusun Gumuk Mas, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mulai melakukan pembersihan material erupsi Gunung Semeru yang menumpuk di rumah-rumah, Sabtu (22/11/2025).

    Sebagai informasi, Dusun Gumuk Mas menjadi salah satu titik terdampak saat erupsi awan panas Gunung Semeru menerjang pada, Rabu (19/11/2025).

    Sejumlah warga memilih untuk melakukan pembersihan lebih awal karena ingin segera kembali ke rumah dan meninggalkan posko pengungsian.

    Material erupsi ini terlihat menumpuk hingga ketinggian lebih dari 1 meter menimbun banyak rumah-rumah.

    Riki, salah satu warga Dusun Gumuk Mas mengaku, pembersihan dilakukan secara manual menggunakan alat seadanya seperti cangkul.

    Menurutnya, meski terdampak bencana, lokasi tempat tinggalnya masih belum masuk dalam mategori zona merah.

    Sehingga, ia memilih untuk melakukan pembersihan lebih awal agar bisa segera kembali tinggal di rumahnya.

    “Ini kalau materialnya sekitar satu meter menutupi halaman rumah jadi sekarang saya bersihkan. Untuk di sini belum zona merah,” terang Riki saat dijumpai sedang membersihkan halaman rumahnya, Sabtu (22/11/2025).

    Bonimon, warga lain mengatakan, banyak rumah warga ikut terdampak material vulkanik yang dimuntahkan Gunung Semeru.

    “Semua kena, rumah saya yang di belakang kondisinya juga kayak gini (tertimbun material), ada kayu-kayu dan lumpur,” katanya.

    Sementara itu, Sekertaris Daerah (Sekda) Lumajang Agus Triyono menjelaskan, selama masa tanggap darurat pihaknya terus melakukan asesmen untuk mengetahui dampak erupsi Gunung Semeru.

    Selain itu, Agus juga menyebut bahwa keselamatan warga menjadi prioritas utama. Untuk itu pihaknya mengimbau agar warga tetap mengikuti rekomendasi dari petugas.

    “Sebagaimana ketentuan di masa tanggap darurat bencana ini yang difokuskan adalah evakuasi penyelamatan warga. Kemudian juga asesmen untuk mendata dan memperbaiki infrastruktur yang mungkin bisa diperbaiki,” ungkap Agus. (has/ian)

  • Momen Utusan Khusus Presiden ke Pengungsian Erupsi Semeru, Disambati Anak-Anak Soal Bangunan Sekolah yang Rusak

    Momen Utusan Khusus Presiden ke Pengungsian Erupsi Semeru, Disambati Anak-Anak Soal Bangunan Sekolah yang Rusak

    Lumajang (beritajatim.com) – Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata, Zita Anjani mengunjungi posko pengungsian warga terdampak erupsi Gunung Semeru pada, Sabtu (22/11/2025).

    Kunjungan Zita disambut antusias oleh warga, utamanya anak-anak yang masih bertahan di titik pengungsian.

    Salah satu titik yang dikunjunginya adalah pengungsian di bangunan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Pronojiwo.

    Terlihat di lokasi, Zita berupaya menghibur hingga mengajak anak-anak di pengungsian untuk bermain dan bernyanyi bersama.

    Selain itu, Zita juga datang dengan membawa bantuan logistik berupa sembako maupun kebutuhan dasar lain yang dibutuhkan pengungsi.

    Saat momen berbincang, Zita terlihat dicurhati salah seorang anak di pengungsian terkait bangunan sekolah dasar negeri (SDN) Supiturang 2 yang habis disapu erupsi Semeru.

    Anak perempuan itu mengaku tidak masuk sekolah sejak bangunan tersebut habis hanya menyisakan fondasi.

    “Sekolah saya rusak dan sekarang harus diam di pengungsian dan tidak bisa sekolah,” ucap anak perempuan itu kepada Zita, Sabtu (22/11/2025).

    Zita menjelaskan, kunjungannya ini bertujuan untuk memastikan langsung keselamatan warga terdampak erupsi.

    Selain itu, ia juga memastikan bahwa pemerintah pusat akan memenuhi kebutuhan dasar para warga yang masih bertahan di titik pengungsian.

    “Ya saya hadir di sini memastikan pemerintah pusat bahwa warga di sekitaran Semeru aman, lekas pulih juga, memastikan bahwa pemerintah hadir untuk memberikan bantuan,” terang Zita di titik pengungsian.

    Menurutnya, kunjungannya ini juga menjadi upaya untuk memastikan penanganan pasca bencana telah berjalan dengan baik dan optimal.

    Ia juga mengapresiasi upaya pemerintah daerah maupun relawan dalam penanganan dampak bencana.

    “Kami juga memastikan pasca kejadian penanganannya berlangsung dengan baik, cepat, dan juga terukur. Saya juga berterima kasih kepada pemerintah daerah dan semua relawan yang secara sukarela jaga membantu di sini,” ungkap Zita. (has/ian)

  • 20 Ribu Warga Blitar Tumplek Blek Rayakan Perbedaan, Kemenag Jatim: Itulah yang Menyatukan Kita

    20 Ribu Warga Blitar Tumplek Blek Rayakan Perbedaan, Kemenag Jatim: Itulah yang Menyatukan Kita

    Surabaya (beritaajtim.com) – Blitar (beritajatim.com) – Alun-Alun Kanigoro, Kabupaten Blitar, berubah menjadi lautan manusia pada Sabtu (22/11/2025). Sebanyak 20.000 warga dari berbagai latar belakang agama, suku, dan budaya berkumpul, melebur tanpa sekat dalam kegiatan Jalan Sehat Kerukunan Umat Beragama yang digelar oleh Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Blitar.

    Agenda akbar yang dihelat dalam rangka peringatan Hari Amal Bhakti (HAB) ke-80 Kemenag ini bukan sekadar ajang olahraga pagi. Lebih dari itu, kehadiran puluhan ribu massa ini menjadi pesan visual yang kuat bahwa Blitar tetap menjadi barometer toleransi dan kerukunan di Jawa Timur.

    Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Jawa Timur, Akhmad Sruni Bahtiar, yang hadir langsung di lokasi, tak mampu menyembunyikan rasa bangganya. Ia terkesima melihat antusiasme warga yang hadir bukan karena paksaan, melainkan karena panggilan kebersamaan.

    “Saya bersyukur, bangga, dan bahagia. Semangat untuk membangun kebersamaan dimiliki semua masyarakat. Meskipun berbeda agama, ras, suku, dan lainnya, hari ini semua hadir bersama dengan satu semangat kebersamaan,” ujar Bahtiar.

    Menurut Bahtiar, partisipasi masif yang melibatkan lintas komunitas dan organisasi ini membuktikan bahwa narasi perpecahan tidak laku di Blitar. Semangat persatuan telah merasuk ke seluruh komponen masyarakat, mulai dari pejabat hingga rakyat jelata.

    Ia menegaskan bahwa keberagaman adalah takdir bangsa yang harus dirawat, bukan dipertentangkan. Momen jalan sehat ini menjadi simbol nyata bahwa perbedaan justru menjadi perekat yang kuat bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

    “Kita memang berbeda-beda dan perbedaan itu tidak mungkin dihilangkan. Tapi perbedaan itulah yang menyatukan kita. NKRI ini bisa kita jaga jika kita saling menghormati, menghargai, dan membangun toleransi,” tegasnya.

    Bahtiar berharap, potret kerukunan di Kanigoro ini bisa direplikasi oleh daerah-daerah lain. Peringatan HAB ke-80 ini harus menjadi momentum pengingat bahwa tugas Kemenag dan seluruh masyarakat adalah menjaga agar cinta kasih antar sesama makhluk Tuhan tetap menyala di tengah dinamika zaman. [owi/ian]

  • Kebakaran Home Industri Sepatu di Mojokerto, Satu Karyawan Terluka

    Kebakaran Home Industri Sepatu di Mojokerto, Satu Karyawan Terluka

    Mojokerto (beritajatim.com) – Kebakaran melanda sebuah rumah yang sekaligus menjadi home industri sepatu di Dusun Karangsari, RT 10 RW 02, Desa Blimbingsari, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Insiden yang terjadi sekitar pukul 08.30 WIB itu menyebabkan satu orang karyawan mengalami luka bakar ringan.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim menjelaskan bahwa pihaknya menerima laporan dari warga atas nama Khoirul Rozaq yang melihat munculnya kobaran api dari rumah tersebut. Pemilik kemudian meminta bantuan Damkar untuk melakukan pemadaman.

    “Begitu laporan masuk, dua unit pemadam kebakaran BPBD Kabupaten Mojokerto langsung dikerahkan ke lokasi untuk melakukan pemadaman dan pembasahan,” ungkapnya, Sabtu (22/11/2025).

    Saat kejadian, di lokasi terdapat unsur Polsek, Koramil, relawan, warga sekitar, serta petugas dari PLN yang membantu penanganan. Api membakar bagian bangunan rumah beserta perabot rumah tangga dengan luas area terdampak sekitar 10 meter persegi. Sementara itu, taksiran kerugian material masih dalam proses perhitungan.

    “Korban luka, seorang karyawan bernama Moh Sueb (53). Korban mengalami luka bakar ringan dan telah dilarikan ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan. Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 10.25 WIB. Terkait penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan petugas, termasuk kerugian yang dialami pemilik,” ujarnya. [tin/ian]

  • Pelaku Idap Gangguan Jiwa Belasan Tahun

    Pelaku Idap Gangguan Jiwa Belasan Tahun

    Liputan6.com, Jakarta – Polisi mengungkap fakta baru dalam kasus pembunuhan sadis yang dilakukan Rustam (37) terhadap ayah kandungnya yang sudah berusia lanjut, Marso (67) di Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung. Terduga pelaku yang kini masih buron disebut mengidap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

    Fakta itu disampaikan oleh Kapolsek Kedaton, AKP Budi Harto. Ia menerangkan, pelaku mengalami gangguan kejiwaan belasan tahun lalu.

    “Untuk keterangan yang kita peroleh dari masyarakat sekitar, memang ada gangguan kejiwaan serta depresi dari si pelaku,” kata Budi, Sabtu (22/11/2025).

    Beberapa waktu lalu, sebelum peristiwa pembunuhan keji itu, korban sempat membuat onar di lingkungan tempat tinggalnya.

    “Jadi pelaku ini sebelumnya juga sudah membuat warga resah karena memecahkan kaca jendela rumah. Pelaku juga sempat dirawat di Rumas Sakit Jiwa Lampung, namun sudah menunjukkan kondisi yang baik sehingga dipulangkan,” ungkapnya.

    Sebelumnya, polisi terus memburu Rustam (37), pria yang diduga membunuh ayah kandungnya sendiri, Marso (67), dalam peristiwa tragis di Rajabasa Jaya, Bandar Lampung, Jumat pagi (21/11/2025). Pembunuhan sadis itu disebut-sebut dipicu persoalan sepele, ajakan sang ayah untuk ikut bekerja di kebun.

    Dalam foto yang diterima Liputan6.com, kondisi korban terlihat sangat tragis. Ia ditemukan dalam posisi terduduk di ruang tamu, tak lagi bernyawa, dengan luka sayat dalam di bagian leher hingga nyaris putus. Luka tersebut diduga akibat sabetan senjata tajam.

     

  • Jari Warga Ngawi Bengkak Terjepit Cincin, Damkar Turun Tangan

    Jari Warga Ngawi Bengkak Terjepit Cincin, Damkar Turun Tangan

    Ngawi (beritajatim.com) – Petugas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Ngawi mengevakuasi cincin yang menjepit jari seorang warga hingga membengkak di Kecamatan Widodaren, Sabtu (22/11/2025). Penanganan dilakukan setelah laporan masuk ke call center 113.

    Korban diketahui bernama Santoso, warga Dusun Nglebak, Desa Kedungudel. Ia mengalami pembengkakan pada jari manis tangan kiri setelah jari tersebut terjepit cincin yang tak lagi muat, sehingga tidak dapat dilepas secara mandiri dan berisiko membuat luka semakin parah.

    Petugas Damkar dari Pos Barat bergerak menuju Puskesmas Walikukun dan tiba sekitar pukul 10.10 WIB. Setiba di lokasi, tim langsung berkoordinasi dengan tenaga kesehatan untuk memastikan proses pelepasan berlangsung aman.

    “Tim melakukan pemotongan cincin menggunakan alat gerinda mini dengan sangat hati-hati, berkolaborasi dengan petugas medis,” ujar Kasi Penyelamatan Damkar Ngawi, Rochmat Angga Permadi.

    Upaya pelepasan berlangsung sekitar satu jam. Cincin akhirnya berhasil dilepas pada pukul 11.25 WIB. Operasi ini melibatkan satu unit Fire Dome bernopol AE 8321 JP, tiga anggota Damkar, dua anggota Redkar, serta dua tenaga medis Puskesmas Walikukun.

    Pihak Damkar mengimbau masyarakat agar berhati-hati memakai cincin yang terlalu ketat karena dapat menjepit jari hingga membengkak. Masyarakat diminta segera menghubungi layanan darurat 113 apabila membutuhkan bantuan penyelamatan serupa. [fiq/beq]

  • Lagi Asyik Nyabu, 5 Pria Diamankan Petugas Gabungan saat Patroli di Lokasi Tawuran Makassar

    Lagi Asyik Nyabu, 5 Pria Diamankan Petugas Gabungan saat Patroli di Lokasi Tawuran Makassar

    Liputan6.com, Jakarta – Aparat TNI mengamankan lima terduga pengguna narkoba di kawasan Kampung Sapiria dan Lorong Borta pada Sabtu (22/11/2025). Penangkapan dilakukan dalam patroli gabungan pascatawuran antar pemuda di wilayah Kelurahan Lembo, Kecamatan Tallo, Makassar beberapa hari lalu.

    Komandan Kodim 1408/BS Makassar, Kolonel Kav Ino Setyo Dermawan, membenarkan penangkapan tersebut. Ia menjelaskan bahwa operasi dilakukan dalam dua sesi patroli berbeda.

    “Tim gabungan TNI–Polri melaksanakan patroli dan berhasil mengamankan tiga orang terduga pelaku pada pukul 02.00 Wita dan dua orang lagi pada patroli siang,” kata Ino kepada wartawan, Sabtu (22/11/2025).

    Kelima terduga pengguna tersebut ialah TH (53), AH (35), ZK (39), DS, dan AP. Dari tangan mereka ditemukan barang bukti berupa sabu dan alat isap.

    “Dari patroli pertama kami amankan tujuh saset diduga sabu. Kemudian, pada patroli kedua kembali ditemukan barang bukti yang diduga narkoba,” jelasnya.

    Hasil interogasi menunjukkan para pelaku nekat menggunakan sabu tak jauh dari posko keamanan gabungan TNI–Polri yang berada di Kampung Sapiria.

    Ino menegaskan, seluruh terduga pengguna narkoba beserta barang bukti akan diserahkan ke Satuan Narkoba Polrestabes Makassar untuk proses hukum lebih lanjut.

    “Tentunya kami selalu berkoordinasi erat dengan pihak kepolisian. Para pelaku dan barang bukti akan kami serahkan kepada pihak berwenang untuk ditindaklanjuti,” ujarnya.

     

  • Identitas 6 Santri Tenggelam di Danau Bekas Tambang Galian C Bangkalan

    Identitas 6 Santri Tenggelam di Danau Bekas Tambang Galian C Bangkalan

    Bangkalan (beritajatim.com) – Enam santri Pondok Pesantren Jabal Qur’an di Desa Parseh, Kecamatan Socah, Bangkalan, ditemukan meninggal dunia setelah tenggelam di danau bekas tambang galian C yang berjarak sekitar 450 meter dari pondok, Kamis (20/11/2025).

    Para korban diduga pergi ke lokasi tanpa sepengetahuan pengasuh, lalu satu di antaranya terpeleset dan lima lainnya ikut tenggelam saat mencoba menolong.

    Kepala Puskesmas Jaddih, drg Purwanti, mengatakan para korban tiba di puskesmas sekitar pukul 17.30 WIB dalam kondisi sudah tidak bernyawa.

    “Ketika datang, seluruh korban sudah dalam kondisi meninggal dunia. Kondisi fisik membiru, pupil membesar, dan ditemukan lebam di beberapa bagian tubuhnya,” ujarnya, Sabtu (22/11/2025).

    Lebam itu diduga akibat benturan dengan batu dan lumpur di dasar danau. Puskesmas kemudian berkoordinasi dengan kepolisian dan TNI untuk proses identifikasi dan penanganan lanjutan.

    Purwanti menambahkan, hanya satu korban yang berasal dari Bangkalan, sementara lima lainnya merupakan santri dari luar daerah. “Seluruh jenazah sudah dipulangkan ke keluarga masing-masing dengan bantuan ambulans,” terangnya.

    Identitas keenam korban adalah:

    Louvin (9) – Surabaya
    Osyid Ainul Yakin (10) – Surabaya
    Eynand Azka (9) – Surabaya
    Alman (9) – Surabaya
    Moh Nasirudin Adrai (8) – Sampang
    Muhammad Akhtar Muzain Ainul Izzi (7) – Bangkalan

    Peristiwa itu pertama kali diketahui santri lain yang melihat para korban tenggelam. Evakuasi berlangsung sulit karena tubuh para santri berada di kedalaman dan harus diangkat satu per satu. Seorang pengurus pondok bahkan dilarikan ke RSUD Syamrabu akibat kelelahan saat proses penyelamatan.

    Hingga saat ini, kepolisian masih menyelidiki penyebab tenggelamnya para santri dan menilai ulang tingkat keamanan kawasan bekas tambang galian C tersebut. Polda Jawa Timur juga turun langsung memeriksa lokasi dan menjadwalkan pengujian kualitas air danau untuk mendukung proses penyidikan. [sar/beq]

  • Rekan Sempat Ingatkan Korban Hati-Hati Pacaran dengan Polisi

    Rekan Sempat Ingatkan Korban Hati-Hati Pacaran dengan Polisi

    Liputan6.com, Jakarta Misteri penyebab tewasnya dosen Universitas 17 Agustus 1945 Semarang terus didalami. Seorang rekan kerja korban yang juga dosen senior di Fakultas Hukum Untag Semarang, Kastubi, menduga kuat dosen Dwinanda Lincia Levi dan AKBP Basuki punya hubungan spesial.

    Dia mengaku kenal cukup dekat dengan Levi bahkan menganggapnya seperti anak sendiri. Sepengetahuannya, Levi memang mengidolakan polisi.

    “Memang kalau dari cerita dia, dulu suka mengidolakan polisi. Senang dekat dengan anggota polisi, saya juga tidak tahu alasannya. Sebelum dengan AKBP Basuki, Levi juga pernah pacaran dengan polisi, tapi putus,” kata Kastubi.

    Dia menduga hubungan antara Levi dan AKBP Basuki telah berlangsung selama dua tahun terakhir. Kedekatan mereka juga pernah dia konfirmasi langsung pada Levi dan dibenarkan sebagai pacar. Bahkan dia pernah melihat korban dua kali dijemput pria berseragam polisi.

    “Saya pernah dua kali, saat acara fakultas melihat Levi dijemput seorang laki-laki memakai bajunya anggota polisi,” ujarnya.