Jenis Media: Regional

  • Salah Prediksi Langit, Kala Laut Menggulung Nyawa Nelayan Tua di Ketapang Kalbar

    Salah Prediksi Langit, Kala Laut Menggulung Nyawa Nelayan Tua di Ketapang Kalbar

    Berita itu menyambar Desa Sukabangun seperti petir yang jatuh dekat rumah. Tangis pecah di rumah kayu itu. Tetangga berdatangan membawa doa, bacaan pendek, dan pelukan. Anak-anak dulu sering menerima ikan pemberian Asmi kini hanya diam menunduk.

    Mereka mungkin tak sepenuhnya mengerti arti kematian, namun mereka merasakan kehilangan dalam laut biasa memberi kehidupan, kini telah merenggut seseorang yang mereka cintai selamanya.

    Asmi pulang, tapi tidak dengan cara yang diharapkan. Jenazahnya dibaringkan di ruang tengah, dikelilingi warga datang mengucap belasungkawa. 

    Peristiwa ini bukan kasus tunggal. Dalam lima bulan terakhir, SAR Pontianak menangani 14 insiden kedaruratan laut yang sebagian besar dipicu cuaca ekstrem.

    Data BMKG menunjukkan peningkatan 29–33 persen intensitas hujan ekstrem di Kalbar dalam dua tahun terakhir.

    Gelombang dapat mencapai 2–2,5 meter di perairan Ketapang bagian selatan. Kecepatan angin melonjak dari 10 knot menjadi 30 knot dalam beberapa jam saja.

    Pola angin baratan menuju Selat Karimata menyebabkan pembentukan badai lokal berbahaya.

    Laut Kalbar kini bukan lagi laut yang jinak. Ia berubah menjadi lautan memerlukan kewaspadaan setingkat lebih tinggi, khususnya bagi nelayan kecil menggantungkan hidup pada perahu sederhana.

    Usai operasi pencarian, Junetra kembali memberi imbauan keras. “Melihat intensitas cuaca ekstrem mungkin masih berlangsung selama beberapa hari, kami mengimbau masyarakat pesisir untuk menunda aktivitas di lapangan.”

    Ia menambahkan, “Utamakan keselamatan dan terus memantau prakiraan cuaca guna menghindari kejadian tidak diinginkan.”

    Namun bagi keluarga Asmi, imbauan ini tiba seperti bayangan yang datang setelah pintu tertutup. Terlambat. Pahit. Menyesakkan.

    Laut berubah. Hidup yang harus beradaptasi. Kisah Asmi menyisakan pertanyaan besar, bagaimana nelayan kecil menghadapi cuaca ekstrem semakin tak menentu?

    Banyak dari mereka masih mengandalkan “tanda alam” sebagai pegangan. Namun alam kini telah berubah wajah.

    Di tengah perubahan iklim, langit tak lagi bisa dibaca. Angin berubah tak terduga, gelombang menghantam tanpa pola, dan badai datang tiba-tiba.

    Nelayan pun berlayar dalam kebingungan, bagai menebak-nebak amarah alam yang kian tak bersahabat.

    Karena itulah, mereka butuh informasi cuaca cepat, peringatan dini sampai ke pelosok pesisir, serta teknologi navigasi yang murah dan mudah. Sebab, nyawa mereka tak boleh lagi jadi taruhan hanya karena ketiadaan akses dan pengetahuan.

    Tanpa itu, tragedi seperti yang menimpa Asmi hanya menunggu giliran untuk terulang. 

    Asmi mungkin hanya seorang nelayan kecil. Namun kisahnya adalah potret generasi hidup dari laut tanpa banyak perlindungan.

    Generasi yang mengajarkan ketangguhan, namun kini terdesak oleh alam yang tidak lagi ramah.

    Ia pergi dengan cara yang sunyi, namun meninggalkan pesan yang nyaring. Bahwa laut tidak lagi sama. Bahwa cuaca tidak lagi bisa ditebak. Bahwa keselamatan harus menjadi hal pertama, bukan terakhir.

    Kehidupan pesisir membutuhkan perhatian dunia lebih dari sebelumnya. Malam tiba di Ketapang. Laut tampak tenang, seolah tidak pernah mengamuk.

    Tapi bagi keluarga Asmi, bagi Desa Sukabangun, dan bagi para petugas SAR menyaksikan langsung ganasnya badai, ketenangan itu kini hanya ilusi.

    Di baliknya, ada nama yang hilang. Ada perahu yang tak pulang. Ada nelayan tua yang tidak sempat berkata, “Saya balik cepat.” Laut menyimpan banyak cerita. Cerita Asmi kini menjadi salah satunya.

     

  • Dedi Mulyadi Ubah Gerbang Gedung Sate Seperti Candi: Itu Bukan Cagar Budaya

    Dedi Mulyadi Ubah Gerbang Gedung Sate Seperti Candi: Itu Bukan Cagar Budaya

    Sementara itu, Humas Bandung Heritage Society sekaligus Ahli Cagar Budaya, Tubagus Adhi mengatakan, perubahan Gerbang Gedung Sate tidak salah untuk dilakukan. Sebab menurutnya, gerbang tersebut bukan termasuk bangunan cagar budaya.

    “Enggak ada pagar waktu masa kolonial itu. Sekarang ada pagar, itu penting. Gimana kalau seperti kemarin, yang ada pagar di DPRD aja dibakar,” kata Adhi.

    Adhi menejelaskan, dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, boleh mengembangkan cagar budaya dengan penyesuaian kebutuhan saat ini. Namun, pengembangan cagar budaya tidak boleh menghilangkan nilai-nilai yang terdapat dalam sebuah bangunan.

    “Pagar itu penting bagi saya, tapi harus memberikan aksesibilitas bagi pejalan kaki termasuk difabel,” kata dia.

    Dia mengatakan, perubahan gerbang Gedung Sate sah untuk dilakukan. Mengingat, arsitektur utama Gedung Sate, J. Gerber merancang gedung yang dominan warna putih itu mengusung konsep arsitektur Art Deco dengan perpaduan tradisional dan kolonial.

    “Desain Gedung Sate itu kan gaya eksentrik ya atau bisa sebut Art Deco,” ucap dia.

    Adhi menilai sentuhan Candi Bentar pada gapura di pintu masuk area Gedung Sate ini menarik, karena menjadi hal baru. Berbeda dengan di Bali, Jawa Timur, maupun Jawa Tengah yang sudah lebih dulu memberikan sentuhan Candi Bentar.

    “Gapura yang dapat sentuhan Candi Bentar itu keren, karena untuk saya pribadi ada nilai sejarah. Kalau di Bali, Jawa Timur, maupun Jawa Tengah kan sudah menerapkannya, kalau di sini kan baru,” kata Adhi.

  • Momen TNI Bantu Penyelamatan Badak Jawa ‘Mustofa’ di Taman Nasional Ujung Kulon

    Momen TNI Bantu Penyelamatan Badak Jawa ‘Mustofa’ di Taman Nasional Ujung Kulon

    Liputan6.com, Jakarta – Satuan Tugas (Satgas) Operasi Merah Putih melakukan Translokasi Badak Jawa. Hal ini dilakukan dalam upaya penyelamatan dan penguatan populasi Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus).

    Satgas Operasi Merah Putih dipimpin oleh Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Brigjen TNI Edi Saputra yang sehari-hari menjabat sebagai Danrem 064/Maulana Yusuf, dengan Wakil Komandan Satuan Tugas (Wadansatgas) Kolonel Laut (P) Catur Yogiantoro selaku Danlanal Banten.

    Edi mengatakan, alat angkut yang digunakan untuk translokasi badak tersebut yaitu KAPA K-61 milik Satuan Korps Marinir yang telah direncanakan jauh-jauh hari.

    “Sejumlah uji simulasi dilaksanakan untuk memastikan kendaraan mampu mengangkut kandang berisi satwa lebih dari satu ton tersebut tanpa risiko berlebih,” kata Edi dalam keterangannya, Senin (24/11).

    Ia menjelaskan, apa yang dilakukannya ini menjadi tonggak penting dalam program konservasi nasional, sekaligus bukti nyata sinergi antara TNI dengan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Kehutanan, Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Yayasan Badak Indonesia (YABI), Taman Safari Indonesia, serta para ahli konservasi dan tim medis.

    Di bawah koordinasi Dansatgas dan Wadansatgas, seluruh elemen dijelaskannya bekerja dalam satu alur operasi yang sistematis dan terencana.

    “Badak jantan yang diberi nama Mustofa tersebut kini telah berhasil dipindahkan dari Gardu Buruk Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) menuju Kandang Rawat (Paddock) Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) dalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon. Proses translokasi tersesebut di bawah kendali dan pengawasan Satgas Operasi Merah Putih,” jelasnya.

     

  • Anak Panti Asuhan Jadi Korban Bullying di SMPN 10 Kupang, Pelaku Rekam dan Sebarkan Video

    Anak Panti Asuhan Jadi Korban Bullying di SMPN 10 Kupang, Pelaku Rekam dan Sebarkan Video

    Penganiayaan sendiri terjadi pada Jumat (21/11/2025) sekitar pukul 10.00 Wita di depan SMP N 10 Kupang, Kelurahan Lasiana, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang. Saat itu S kembali membully korban dan menganiaya korban. Adegan kekerasan ini direkam salah satu rekannya atas permintaan S.

    S juga mengajak salah satu rekannya yang juga siswi SMPN 10 Kupang ikut menganiaya korban. Korban tidak bisa melawan dan hanya pasrah. Saat pulang ke panti asuhan, ia hanya bisa menangis dan mogok makan.

    Ibunya yang kebetulan pengasuh panti asuhan, MIMB (54) heran dengan perubahan sikap sang anak. Setelah ditanya barulah korban bercerita kalau korban dipukul oleh teman sesama siswi di SMPN 10 Kupang.

    Kepada ibunya, korban mengaku dianiaya oleh beberapa teman sekolahnya.

    “Korban mengalami rasa sakit pada bagian perut dan kaki. Korban juga trauma, merasa takut dan terus menangis apabila mengingat akan kejadian tersebut,” ungkap ibu korban.

     

  • Cuaca Madiun–Pacitan 24 November: Hujan Ringan dan Awan Tebal Mendominasi

    Cuaca Madiun–Pacitan 24 November: Hujan Ringan dan Awan Tebal Mendominasi

    Surabaya (beritajatim.com) – Cuaca di wilayah Madiun dan Pacitan pada Senin, 24 November 2025 diprediksi berlangsung relatif stabil, meski masih dibayangi kondisi berawan dan hujan ringan pada beberapa titik.

    Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr., menyampaikan bahwa ketiga wilayah ini memiliki pola cuaca yang cukup serupa, terutama dalam dominasi awan serta kelembapan udara yang tinggi.

    “Kondisi awan cukup tebal sejak pagi sehingga potensi hujan ringan tetap ada, terutama di area perkotaan,” ujarnya.

    Di Kota Madiun, cuaca berawan akan menyelimuti wilayah tersebut sejak pukul 06.00 WIB. Menjelang siang, tepatnya pada pukul 10.00 WIB, hujan ringan diperkirakan mengguyur beberapa bagian kota. Meski begitu, hujan ini tidak berlangsung lama karena pada pukul 13.00 WIB cuaca kembali berubah menjadi berawan dan bertahan hingga malam hari.

    “Pola hujannya tidak terlalu intens, hanya berlangsung singkat sebelum kembali mendung,” jelas Oky.

     

    Suhu udara di Kota Madiun bergerak di rentang 23–30 derajat Celcius, dengan hembusan angin dari Selatan sekitar 16,1 km/jam. Tingkat kelembapan yang tinggi, yaitu 70–93 persen, membuat udara terasa cukup lembab sejak pagi hingga malam.

    Kabupaten Madiun juga diprediksi mengalami kondisi cuaca serupa dengan Kota Madiun. Awan tebal mendominasi dari pagi hingga malam hari. Suhu di wilayah kabupaten berada pada kisaran 22–29 derajat Celcius, sedikit lebih rendah dibandingkan wilayah kota.

    Angin bertiup dari arah Timur Laut dengan kecepatan 9,3 km/jam, sementara kelembapan udara berada pada 73–94 persen. Menurut Oky, wilayah kabupaten umumnya mengikuti pola cuaca kota karena faktor geografis dan kedekatan wilayah, sehingga perbedaan suhunya tidak terlalu signifikan.

    Sementara itu, Pacitan diprediksi tidak mengalami hujan sepanjang hari, namun tetap diselimuti awan dari pagi hingga malam. Mulai pukul 06.00 hingga 22.00 WIB, kondisi berawan terjadi tanpa perubahan berarti.

    Suhu udara di daerah pesisir ini tercatat berada pada 20–24 derajat Celcius, lebih sejuk dibandingkan dua wilayah Madiun. Angin berhembus dari Barat Daya dengan kecepatan 10,7 km/jam, sedangkan kelembapan udara di Pacitan termasuk tinggi, mencapai 77–99 persen.

    “Pacitan cenderung berawan karena pengaruh kelembapan dari laut, sehingga awan lebih mudah bertahan,” tambah Oky.

    Dengan cuaca yang relatif mendung dan kelembapan tinggi, masyarakat diimbau tetap memperhatikan perkembangan cuaca harian. Warga juga disarankan membawa perlengkapan seperti payung atau jas hujan, terutama bagi yang beraktivitas di luar ruangan.

    Kondisi atmosfer yang dinamis membuat antisipasi menjadi langkah penting agar kegiatan tetap berjalan lancar sepanjang hari.[mnd/aje]

     

  • Waspada Hujan Petir! Ini Cuaca di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 24 November 2025

    Waspada Hujan Petir! Ini Cuaca di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 24 November 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda kembali merilis prakiraan cuaca untuk wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, Senin 24 November 2025.

    “Beberapa wilayah di Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo diprakirakan akan diguyur hujan sekitar pukul 10.00—15.00 WIB. Mulai daei intensitas ringan, sedang, hingga disertai petir. Untuk suhu, yakni antara 24°C hingga 31°C. Sedangkan kelembabannya antara 66%-98%,” ujar Prakiraan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, Minggu (23/11/2025).

    Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini

    BMKG Juanda menyebut sejumlah wilayah di Surabaya diprediksi turun hujan ringan pada sore hari ini, sekitar pukul 13.00—15.00 WIB. Termasuk di antaranya Kecamatan Krembangan, Lakarsantri, Pabean Cantian, Pakal, Sambikerep, Sawahan, dan Simokerto. Adapun pada malam harinya cenderung berawan.

    Suhu udara: 25°C – 31°C
    Kelembapan: 68% – 95%
    Kecepatan angin: 9,7 Km/jam dari arah Utara.

    Prakiraan Cuaca Sidoarjo Hari Ini

    Hampir sama seperti Kota Pahlawan, cuaca di beberapa wilayah Sidoarjo cenderung diguyur hujan sekitar pukul 13.00—15.00 WIB. Mulai dari intensitas ringan, sedang, hingga disertai petir. Termasuk di antaranya Kecamatan Krian, Prambon, Sukodono, Krembung, Balongbendo, Taman, Tarik, dan Wonoayu.

    Suhu udara: 24°C – 31°C
    Kelembapan: 66%-98%
    Kecepatan angin: 16,1 km/jam dari arah Timur.

    Prakiraan Cuaca Gresik Hari Ini

    Menurut data dari BMKG Juanda, di Gresik cuaca cenderung hujan ringan pada pukul 13.00—16.00 WIB. Bahkan, beberapa di antaranya disertai petir, termasuk di Kecamatan Balongpanggang, Benjeng, Driyorejo, Kedamean, Sangkapura, Tambak, dan Wringinanom.

    Suhu udara: 26°C – 29°C
    Kelembapan: 73%-88%
    Kecepatan angin: 13,5 km/jam dari arah Utara.

    Masyarakat disarankan untuk membawa payung atau jas hujan sebagai langkah antisipatif. Mengingat cuaca di wilayah tropis seperti Jawa Timur dapat berubah dalam waktu singkat, penting bagi warga untuk selalu memantau pembaruan informasi cuaca melalui aplikasi resmi BMKG atau layanan cuaca daring lainnya.

    Dengan memahami prakiraan cuaca secara detail, masyarakat di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik dapat menjalani aktivitas hari inidengan lebih aman dan nyaman, termasuk saat memulai aktivitas tempat. [fyi/aje]

  • 651 Pasukan Tempur TNI Diterjunkan Bantu Recovery Pasca Bencana Erupsi Gunung Semeru

    651 Pasukan Tempur TNI Diterjunkan Bantu Recovery Pasca Bencana Erupsi Gunung Semeru

    Lumajang (beritajatim.com) – Satuan pasukan tempur Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Divisi Infanteri 2 Strategis Angkatan Darat (Kostrad) diterjunkan ke kawasan terdampak erupsi awan panas Gunung Semeru pada, Minggu (23/11/2025).

    Total, ada sebanyak 651 personel dari Divisi Infanteri 2 Kostrad yang diterjunkan untuk membantu percepatan pemulihan pascabencana erupsi di sejumlah titik terdampak.

    Ratusan pasukan tempur ini diterjunkan di bawah komando Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad Mayjen TNI Susilo.

    Bersama pasukanya, Mayjen TNI Susilo ditemani Sekretaris Daerah (Sekda) Lumajang melihat secara langsung lokasi terdampak bencana di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo.

    Menurut Susilo, ia datang ingin melihat langsung bagaimana kondisi wilayah terdampak bencana erupsi.

    Pihaknya akan berupaya untuk membantu menangani percepatan penanganan bencana dengan menyiapkan bantuan bagi warga terdampak.

    “Ternyata rumah yang saya tinjau sudah hancur semua, tetapi Alhamdulillah ini semua karena ketanggapan dan kebersamaan sehingga tidak sampai ada korban jiwa,” terang Mayjen Susilo saat meninjau lokasi terdampak, Minggu (23/11/2025) sore.

    Susilo mengaku, satuan tempur di bawah komandonya akan membagi tugas untuk membantu mengamankan dan mengungsikan barang berharga bagi warga terdampak.

    Selain itu, pihaknya juga akan mendirikan dapur umum hingga menyediakan pelayanan kesehatan bagi pengungsi erupsi.

    “Akan kami buatkan dapur lapangan, kedua batalion kesehatan akan memberi pelayanan kesehatan. Termasuk juga akan kami bantu pengerahan alat beratnya,” ungkap Susilo. [has/aje]

  • Jalan Minim Penerangan Makan Korban: 2 Pelajar di Blitar Tewas Tabrak Truk Parkir

    Jalan Minim Penerangan Makan Korban: 2 Pelajar di Blitar Tewas Tabrak Truk Parkir

    Blitar (beritajatim.com) – Jalan Raya Desa Jiwut, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, kembali memakan korban jiwa. Akhir pekan yang seharusnya ceria berubah menjadi duka mendalam bagi keluarga dua remaja, ARD (17) dan RR (16). Kedua pelajar di bawah umur ini meregang nyawa usai sepeda motor matic yang mereka tumpangi menghantam keras bagian belakang dump truck yang tengah parkir darurat, Sabtu (23/11/2025) malam.

    Kecelakaan maut ini bermula ketika kedua korban, yang tercatat sebagai warga Kecamatan Nglegok, melaju dari arah utara menuju selatan dengan mengendarai sepeda motor. Sesampainya di lokasi kejadian, sebuah dump truck Daihatsu bernopol AG 8593 UZ tengah berhenti di lajur jalan sebelah timur.

    Diduga karena kurang konsentrasi dan kondisi jalan yang minim penerangan, motor korban tak sempat mengerem dan menabrak telak bagian belakang truk.

    Kerasnya benturan membuat bagian depan motor matic tersebut ringsek parah tak berbentuk. Kedua korban terlempar dan mengalami luka fatal yang sangat serius di bagian kepala, tangan, serta kaki.

    Kasihumas Polres Blitar Kota, Iptu Samsul Anwar, mengonfirmasi insiden fatal tersebut. Pihaknya menyatakan bahwa Unit Lakalantas Satlantas Polres Blitar Kota sempat berupaya mengevakuasi korban secepat mungkin untuk mendapatkan pertolongan medis.

    “Iya benar, dua korban warga Nglegok mengalami luka berat di kepala, tangan, dan kaki. Namun, takdir berkata lain. Kedua korban akhirnya meninggal dunia dalam perjalanan ke Rumah Sakit,” ujar Iptu Samsul saat dikonfirmasi, Minggu (24/11/2025).

    Dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), diketahui bahwa truk tersebut sedang diparkir di tepi jalan karena mengalami pecah ban. Truk naas itu sedianya dalam perjalanan mengangkut material pasir menuju Trenggalek.

    Iptu Samsul menjelaskan, faktor lingkungan turut memperburuk keadaan. Lokasi kejadian dikenal sebagai jalur yang sepi saat malam hari dengan kondisi penerangan jalan yang minim. Namun, polisi menyimpulkan penyebab utama kecelakaan mengarah pada faktor human error dari pengendara motor.

    “Dugaan sementara, kecelakaan ini terjadi karena pengendara motor kurang konsentrasi saat melaju, sehingga tidak menyadari adanya hambatan (truk parkir) di depannya,” jelasnya.

    Saat ini, kasus kecelakaan tersebut telah ditangani sepenuhnya oleh pihak kepolisian. Petugas telah mengamankan barang bukti kendaraan dan melakukan pemeriksaan intensif terhadap sejumlah saksi, termasuk pengemudi truk, guna proses hukum lebih lanjut.

    Peristiwa ini menjadi peringatan keras bagi para orang tua untuk lebih mengawasi anak-anaknya dalam berkendara, serta bagi pengguna jalan lain untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat melintas di jalur gelap pada malam hari. [owi/aje]

  • Ketenangan Subuh Pecah, Gempa Magnitudo 5,2 Hentakkan Blitar Selatan

    Ketenangan Subuh Pecah, Gempa Magnitudo 5,2 Hentakkan Blitar Selatan

    Blitar (beritajatim.com) – Ketenangan waktu subuh di Kabupaten Blitar mendadak pecah pada Senin (24/11/2025). Gempa tektonik berkekuatan magnitudo 5,2 mengguncang wilayah Selatan Blitar tepat pukul 03.40 WIB, memaksa warga yang tengah terlelap maupun yang bersiap menunaikan salat subuh terjaga seketika.

    Berdasarkan data resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa (episentrum) terletak pada koordinat yang berlokasi di laut pada jarak 141 kilometer arah Barat Daya Kabupaten Blitar.

    Meskipun pusat gempa berada cukup jauh di lepas pantai, guncangan terasa cukup kuat karena tergolong gempa dangkal dengan kedalaman (hiposentrum) hanya 10 kilometer.

    “Cukup kencang pintu hingga atap rumah semua bergetar,” ungkap Dwi, warga Wates Kabupaten Blitar.

    Guncangan yang terjadi di jam istirahat ini kontan membuat warga terkejut. Di beberapa permukiman, warga sempat keluar rumah untuk memastikan kondisi aman, meski tidak terjadi kepanikan massal. Getaran dirasakan nyata berupa ayunan benda-benda gantung dan getaran pada kaca jendela.

    “Tak kira kalau saya mengigau, ternyata beneran gempa keras banget,” ucap Winda, warga Blitar.

    Hingga berita ini diturunkan, BMKG memastikan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami. Meski begitu warga tetap diimbau untuk waspada jika terjadi gempa susulan. [owi/aje]

  • 8
                    
                        Kakek Alvaro Kaget Ayah Tiri Cucunya Jadi Terduga Pelaku Penculikan
                        Megapolitan

    8 Kakek Alvaro Kaget Ayah Tiri Cucunya Jadi Terduga Pelaku Penculikan Megapolitan

    Kakek Alvaro Kaget Ayah Tiri Cucunya Jadi Terduga Pelaku Penculikan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Tugimin, kakek dari Alvaro Kiano Nugroho, tidak menyangka bahwa ayah tiri cucunya, Alex Iskandar, diduga berada di balik hilangnya bocah berusia 6 tahun tersebut.
    “Kami enggak sangka-sangka bapak tirinya sendiri yang melakukan hal sekeji ini. Alvaro belum punya dosa, kok dijadikan korban? Itu yg sangat disesalkan,” ungkap Tugimin saat ditemui di lokasi, Minggu (23/11/2025).
    Menurut Tugimin, hubungan Alvaro dengan ayah tirinya itu terlihat cukup baik. AI rutin datang pada akhir pekan untuk mengajak Alvaro jalan-jalan atau membeli makanan.
    Alex bahkan sempat berkali-kali membantu Tugimin mencari Alvaro berdasarkan petunjuk yang mereka dapatkan.
    “Bapak tirinya itu juga ikut membantu mencari. Misalkan, ‘Pak, saya mau ke daerah Bogor, katanya ada informasi ke Bogor, suruh nelusurin Jalan Raya Bogor sampai terminal sampai Stasiun,’ nah itu nyari berdua sampai malam baru pulang,” tutur Tugimin.
    Karena itu, Tugimin merasa dikhianati ketika mengetahui kebenaran di balik tindakan Alex.
    “Saya itu enggak sangka, ternyata kebaikan dia itu hanya ibaratnya ya buat kedok saja,” ucap dia.
    Tugimin juga mengungkapkan bahwa Alex dan istrinya, Arumi, sesekali pernah berselisih hingga melibatkan dirinya. Biasanya, Alex marah karena Arumi tidak mengangkat teleponnya.
    Alex kemudian meminta bantuan Tugimin agar Arumi mau menjawab panggilan tersebut. Namun, menurut Tugimin, Arumi sering merasa terganggu karena Alex menelepon berulang kali saat ia sedang bekerja.
    “Jadi, kalau nelpon itu enggak cukup hanya sekali, kadang-kadang jarak beberapa menit, sering ditelepon. Jadi, mungkin si Arum itu ya, merasa kesal lah, namanya lagi kerja diganggu,” tutur dia.
    Adapun Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Nicolas Ary Lilipaly membenarkan bahwa
    ayah tiri Alvaro
    lah yang menjadi pelaku dalam kejadian penculikan berujung maut ini.
    Sebelumnya diberitakan, polisi menangkap satu tersangka usai Alvaro, bocah di Pesanggarahan, Jakarta Selatan yang hilang sejak Maret ditemukan tewas.
    “Alvaro sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, dan tersangka sudah diamankan,” kata Kapolsek Pesanggrahan, AKP Seala Syah Alam kepada wartawan, Minggu (23/11/2025).
    Namun polisi belum mengungkap identitas siapa tersangka yang ditangkap. Saat ini polisi juga sedang menunggu hasil pemeriksaan Labfor usai menemukan kerangka diduga Alvaro.
    Sebagai informasi,
    Alvaro Kiano Nugroho
    terakhir terlihat di Masjid Jami Al Muflihun, Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Kamis (6/3/2025).
    Pada hari kejadian, seorang pria yang mengaku sebagai ayah Alvaro disebut datang ke lokasi kejadian mencari bocah laki-laki itu.
    Informasi tentang kedatangan pria tersebut baru diketahui kakek Alvaro, Tugimin dari marbut Masjid Jami Al Muflihun, tiga hari setelah Alvaro dinyatakan hilang.
    “Itu ada orang datang, ditanya sama marbut, ‘Pak, cari siapa?’ ‘Cari anak saya. Alvaro katanya kalau shalat di masjid sini.’ ‘Itu ada anaknya di atas.’ Kata marbut begitu,” ungkap Tugimin.
    Setelah itu, marbut tidak memperhatikan lagi gerak-gerik pria tersebut. Marbut sibuk mempersiapkan pelaksanaan shalat Maghrib dan berbuka puasa.
    Usai berbuka puasa dan waktu shalat Maghrib, Alvaro tak kunjung pulang. Tugimin belum merasa curiga karena sang cucu memang kerap bermain sepak bola bersama teman-temannya pada malam hari.
    “Saya sadar untuk mencari itu jam 21.30 WIB. ‘Kok cucu saya belum pulang? Ke mana?’. Saya bilang kayak begitu,” ujar dia.
    Tugimin yang merupakan pensiunan petugas pemadam kebakaran Lebak Bulus segera menyambangi lokasi terakhir Alvaro terlihat. Ia juga mendatangi teman-teman yang biasa bermain dengan cucunya.
    Namun, upayanya tak membuahkan hasil. Adapun ayah kandung Alvaro saat ini sedang menjalani hukuman atas kasus narkoba di Lapas Cipinang. Sementara itu, ibunya bekerja di Malaysia.
    “Ibu sama bapaknya itu sudah pisah dan ibunya sudah punya suami lagi. Secara resmi menikah di KUA Kecamatan Pesanggrahan,” tegas Tugimin.
    Pihak keluarga telah mendatangi alamat terakhir keluarga ayah kandung Alvaro. Namun, mereka disebut telah berpindah rumah.
    “Sudah. Saya sudah cek (ke alamat lama), tapi ternyata sudah pindah. Ternyata kepolisian dari Polres Jakarta Selatan itu sudah menemukan tempat alamatnya,” ujar dia.
    “Dan bahkan sampai, suami dari adik bapaknya Alvaro dibawa ke Jakarta untuk ditunjukkan kepada marbut, ternyata yang datang bukan itu,” lanjutnya.
    Keluarga juga telah melaporkan hilangnya Alvaro ke polisi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.