Jenis Media: Regional

  • Pamit Beli Sendal, Bocah Perempuan Ditemukan Tewas di Pantai Ambon
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        24 November 2025

    Pamit Beli Sendal, Bocah Perempuan Ditemukan Tewas di Pantai Ambon Regional 24 November 2025

    Pamit Beli Sendal, Bocah Perempuan Ditemukan Tewas di Pantai Ambon
    Tim Redaksi
    AMBON, KOMPAS.com
    – Warga pesisir pantai Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, Maluku, dikejutkan dengan temuan sosok jenazah anak perempuan dalam keadaan tengkurap pada Senin (24/11/2025) pagi pukul 08.40 WIT.
    Jenazah anak perempuan itu ditemukan warga persis di belakang toko. Dia mengenakan kaus hitam, celana jins panjang dan sendal merah muda yang masih menempel di kakinya.
    Kasi Humas Polresta Pulau
    Ambon
    dan Pulau-pulau Lease, Ipda Janet Luhukay membenarkan kejadian tersebut dan mengonfirmasi identitas korban berinisial HKA berusia 11 tahun, warga Desa Poka RT 005 RW 002.
    Dia ditemukan oleh warga yang tinggal di sebuah kos-kosan tak jauh dari lokasi temuan.
    “Korban ditemukan saksi Firman Agung Tuhulele (23) pada sekitar pukul 08.40 WIT. Saksi sementara mencuci beras pada bagian dapur belakang kos-kosan dan melihat ke arah laut sekitar 5 meter dari belakang kos-kosan. Ada seorang anak perempuan menggunakan pakaian baju berwarna hitam celana jins biru tua dan sendal berwarna merah muda, dalam posisi tengkurap pada pesisir pantai belakang kos-kosan saksi,” jelas Luhukay.
    Saksi Firman langsung memanggil seorang saksi lain untuk memastikan temuan tersebut. Keduanya lalu melaporkan temuan jenazah ke Polsek Teluk Ambon.
    Pihak kepolisian lalu menuju lokasi bersama orangtua korban.
    Berdasarkan pengakuan orangtua korban, Safia (47), anaknya itu memiliki riwayat penyakit epilepsi. Diduga, penyakitnya itu kambuh.
    Sesaat sebelum kejadian, korban sempat meminta izin untuk pergi berbelanja pada pagi hari pukul 06.00 WIT.
    “Pada sekitar pukul 06.00 WIT korban bangun dan keluar rumah dengan alasan untuk pergi beli sendal, dan orangtua korban tidak tahu korban pergi ke arah pantai. Selama 30 menit kemudian korban belum juga kembali dan orangtua korban sempat mencari korban namun tidak ketemu,” jelasnya. 
    Jenazah korban pun dievakuasi aparat keamanan rumah korban yang tak jauh dari lokasi. 
    Saat ini, pihak kepolisian telah memasang garis polis di lokasi bocah itu ditemukan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Masih Awas, Warga Diimbau Tak Aktivitas di Sungai

    Masih Awas, Warga Diimbau Tak Aktivitas di Sungai

    Liputan6.com, Jakarta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kembali menegaskan, status Gunung Semeru hingga Senin (24/11/2025) pagi masih berada pada Level IV atau Awas.

    Status ini menunjukkan aktivitas vulkanik yang tinggi dan dinamis. Sehingga seluruh rekomendasi keselamatan wajib dipatuhi warga. Terutama yang bermukim maupun beraktivitas di sekitar sektor tenggara gunung.

    Warga yang berada di sekitar Gunung Semeru diimbau untuk selalu menggunakan masker sebagai langkah pencegahan terhadap paparan abu vulkanik dan partikel berbahaya dari awan panas.

    Abu vulkanik yang terbawa angin dan hujan dapat masuk ke saluran pernapasan, berisiko menyebabkan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), terutama pada anak-anak, lansia, dan orang dengan penyakit pernapasan kronis.

    Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana Kabupaten Lumajang, dr. Rosyidah menekankan, meski erupsi masih berlangsung, warga tetap dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan aman jika mematuhi protokol keselamatan.

    “Penggunaan masker secara rutin saat berada di zona terdampak dapat meminimalkan risiko gangguan kesehatan akibat partikel abu vulkanik dan mencegah ISPA,” ujarnya.

    Selain masker, warga disarankan menjaga jarak dari jalur awan panas, menghindari aktivitas di daerah aliran sungai yang menjadi jalur luncuran material vulkanik. Warga diimbau segera melapor ke fasilitas kesehatan jika mengalami batuk, sesak napas, atau gejala ISPA lainnya.

    Pemerintah Kabupaten Lumajang bersama tim medis dan petugas lapangan terus memantau kondisi masyarakat dan memastikan ketersediaan masker serta perlengkapan kesehatan di posko-posko pengungsian maupun titik rawan terdampak. 

    Dengan langkah ini, keselamatan dan kesehatan warga tetap menjadi prioritas utama, sekaligus menegaskan pentingnya kesadaran kolektif dalam menghadapi aktivitas vulkanik Gunung Semeru.

  • Update Kematian Dosen Muda Untag, Istri Sah AKBP Basuki Disebut Memberikan Kesaksian
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        24 November 2025

    Update Kematian Dosen Muda Untag, Istri Sah AKBP Basuki Disebut Memberikan Kesaksian Regional 24 November 2025

    Update Kematian Dosen Muda Untag, Istri Sah AKBP Basuki Disebut Memberikan Kesaksian
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com –
    Istri sah AKBP Basuki dikabarkan memberikan kesaksian ke Polda Jawa Tengah setelah kasus meninggalnya Dwinanda Linchia Levi (35) menyita perhatian publik.
    Levi, dosen Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang, ditemukan tewas di sebuah kostel kawasan Gajahmungkur, Kota Semarang, Senin (17/11/2025).
    Dosen muda tersebut ditemukan tanpa busana di kamar yang juga dihuni oleh
    AKBP Basuki
    , yang diketahui telah berkeluarga.
    Kabid Humas
    Polda Jawa Tengah
    , Kombes Pol Artanto, tidak membantah kabar mengenai pemeriksaan terhadap istri sah AKBP Basuki.
    “Untuk saat ini saya belum mendapatkan informasi tersebut, saya harus konfirmasi dengan penyidik apakah sudah dilakukan pemeriksaan terhadap istri dari AKBP B ini dan tentunya ini kita menunggu hasil dari penyidik,” kata Artanto di kantornya, Senin (24/11/2025).
    Artanto memastikan sudah ada tiga orang yang diperiksa, termasuk AKBP Basuki sebagai saksi kunci.
    “Kemudian dari penjaga kostel dan kakak almarhumah itu sendiri,” ujarnya.
    Penyidik juga menganalisis rekaman CCTV kostel yang dinilai memiliki peran penting untuk mengungkap penyebab kematian dosen tersebut.
    “Termasuk ponsel korban dan ponsel AKBP B,” ungkap Artanto.
    Ketua tim hukum korban dari Untag, Agus Widodo, mengatakan pihak kampus terpukul atas kabar kematian Levi.
    Informasi meninggalnya dosen itu baru diterima kampus sekitar pukul 14.30 WIB, padahal korban ditemukan sekitar pukul 05.30 WIB.
    “Karena ditemukan sejumlah kejanggalan dalam kematian almarhumah, Dekan FH Untag lalu meminta kepolisian melakukan autopsi lengkap, termasuk pemeriksaan forensik digital,” ujar Agus.
    Levi telah mengajar di
    Untag Semarang
    sejak 2022 dan tinggal di kostel tersebut selama dua tahun terakhir.
    Tim hukum dibentuk untuk mencari keadilan dan mengungkap penyebab kematiannya.
    Anggota Tim Hukum, Edi Pranoto, menyoroti selisih waktu hampir sembilan jam antara ditemukannya Levi dan penyampaian informasi kepada kampus.
    Menurutnya, jeda tersebut memunculkan dugaan yang harus diuji secara hukum. Ia menegaskan pentingnya pemeriksaan menyeluruh, termasuk forensik dan digital forensik.
    “Kami ingin memastikan seluruh proses tidak berhenti di satu titik, tetapi ditangani secara menyeluruh hingga benar-benar terang,” kata Edi.
    Edi menyebut pemeriksaan digital diperlukan untuk menelusuri rekam jejak komunikasi Levi, aktivitas terakhir di lokasi, serta pihak-pihak yang berinteraksi dengannya.
    Tim hukum juga menyoroti penempatan AKBP Basuki di tempat khusus (patsus) oleh Propam Polda Jawa Tengah. Menurut mereka, langkah tersebut perlu ditelusuri karena diduga berkaitan dengan penyelidikan kasus Levi.
    “Kami tidak bisa begitu saja percaya pada hasil visum luar maupun dalam. Tujuan tim hukum ini dibentuk untuk mengawal dan menuntut kebenaran secara objektif dan materiil,” tegas Kastubi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Penampakan Lokasi Temuan Jasad Bocah Alvaro di Tenjo Bogor, Sepi dari Permukiman Warga
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        24 November 2025

    Penampakan Lokasi Temuan Jasad Bocah Alvaro di Tenjo Bogor, Sepi dari Permukiman Warga Bandung 24 November 2025

    Penampakan Lokasi Temuan Jasad Bocah Alvaro di Tenjo Bogor, Sepi dari Permukiman Warga
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Alvaro Kiano Nugroho (6), bocah asal Pesanggrahan, Jakarta Selatan, yang sempat dilaporkan hilang sejak 8 bulan lalu, ditemukan tewas di Jembatan Cilalay, Desa Singabraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
    Ia diduga menjadi
    korban pembunuhan
    dan jasadnya dibuang di jembatan tersebut.
    Pantauan Kompas.com,
    Jembatan Cilalay
    yang menjadi lokasi temuan jasad Alvaro berada di jalan raya yang menghubungkan antara wilayah Kecamatan Tenjo dengan Kecamatan Jasinga.
    Untuk menuju lokasi, perjalanan dari pusat Kota Bogor menempuh waktu kurang lebih 2 jam.
    Wilayah ini sendiri berada di ujung barat Bogor yang berbatasan dengan wilayah Banten.
    Suasana di lokasi cukup sepi dari permukiman penduduk.
    Kendaraan yang lalu lalang juga tidak terlalu ramai seperti jalan raya pada umumnya.
    Adapun jasad atau kerangka Alvaro ditemukan oleh polisi di antara tumpukan sampah di bawah jembatan, tepat di pinggir Kali Cilalay.
    Saat ini, lokasi temuan terlihat sepi dan tidak ada kerumunan warga seperti saat pencarian.
    Di sekelilingnya juga sudah terpasang garis polisi agar tidak ada warga yang mendekat.
    Salah satu warga sekitar, A. Sunaryo (67), membenarkan di lokasi tersebut ditemukan jasad Alvaro yang sempat dilaporkan hilang 8 bulan lalu.
    “Saya juga kaget kedatangan aparat, katanya ada yang dicari minta bantuan sama saya, terus dia
    nyeritain
    kronologinya, katanya (Alvaro) dibuang di kali ini,” kata Sunaryo saat berbincang dengan Kompas.com di lokasi, Senin (24/11/2025).
    Sebelumnya, Alvaro (6) sempat dilaporkan hilang oleh keluarganya di wilayah Pesanggrahan, Jakarta Selatan, pada Kamis (6/3/2025).
    Setelah sekian lama, polisi menemukan Alvaro dalam kondisi sudah meninggal dunia di Jembatan Cilalay, Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, pada Minggu (24/11/2025).
    Polisi juga telah menangkap satu terduga pelaku dalam kasus kematian Alvaro ini.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2 Titik Longsor Ancam Rumah Warga di Rowokele Kebumen, BPBD Pasang Garis Bahaya
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        24 November 2025

    2 Titik Longsor Ancam Rumah Warga di Rowokele Kebumen, BPBD Pasang Garis Bahaya Regional 24 November 2025

    2 Titik Longsor Ancam Rumah Warga di Rowokele Kebumen, BPBD Pasang Garis Bahaya
    Tim Redaksi
    KEBUMEN, KOMPAS.com
    — Hujan dengan intensitas tinggi yang melanda Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, sejak Minggu (23/11/2025) menyebabkan tanah longsor di Desa Giyanti, Kecamatan Rowokele.
    Dua lokasi yang terdampak
    longsor
    ini berada di sekitar permukiman warga dan dinilai berisiko membahayakan jika terjadi longsor susulan.
    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (
    BPBD
    )
    Kebumen
    telah memasang garis peringatan bahaya di sekitar lokasi kejadian.
    Humas BPBD Kebumen, Heri Purwoto, menjelaskan bahwa longsor pertama terjadi di belakang rumah Samin, warga RT 3 RW 5.
    Tebing di belakang rumah tersebut ambrol sepanjang 5 meter dengan ketinggian 6 meter.
    “Material tanah menggantung dan tersisa hanya 5 meter dari bangunan rumah, membuat kondisi lokasi sangat rawan,” ujar Heri dalam keterangan resminya pada Senin (24/11/2025).
    Di lokasi kedua, tanah amblas terjadi di depan rumah Rotiman, warga RT 8 RW 6.
    Amblasan yang terjadi sepanjang 30 meter dengan kedalaman 1 meter tersebut mengikis fondasi bagian depan rumah.
    “Kondisi itu membuat bangunan rumah rawan mengalami keretakan lebih lanjut jika hujan kembali mengguyur,” kata Heri.
    Warga setempat melaporkan terdengar suara retakan tanah sebelum kejadian berlangsung.

    Petugas BPBD dan relawan yang tiba di lokasi segera melakukan asesmen cepat untuk memetakan potensi risiko dan memastikan tidak ada warga yang berada dalam bahaya langsung.
    “Kondisi tanah di Desa Giyanti tergolong curam di beberapa titik, sehingga risiko longsor cukup tinggi saat curah hujan meningkat. Kami mengimbau warga untuk segera melapor jika menemukan retakan besar atau pergeseran tanah,” tambah Heri.
    Hingga Senin (24/11) dini hari, BPBD Kebumen masih melakukan pemantauan lanjutan dan menyiagakan tim di wilayah Rowokele.
    Upaya penanganan awal termasuk pemasangan rambu peringatan, pembersihan material ringan, serta pendataan kerusakan.
    Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
    Namun, BPBD menegaskan bahwa potensi longsor susulan masih ada, mengingat hujan diprediksi akan terus turun dalam beberapa hari ke depan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2 ASN dan 3 Kades di Kotawaringin Timur Positif Narkoba, Terancam Sanksi hingga Pemberhentian
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        24 November 2025

    2 ASN dan 3 Kades di Kotawaringin Timur Positif Narkoba, Terancam Sanksi hingga Pemberhentian Regional 24 November 2025

    2 ASN dan 3 Kades di Kotawaringin Timur Positif Narkoba, Terancam Sanksi hingga Pemberhentian
    Tim Redaksi
    PALANGKA RAYA, KOMPAS.com
    – Sebanyak dua aparatur sipil negara (ASN) dan tiga kepala desa (kades) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, dinyatakan positif narkoba setelah mengikuti tes urine di Aula DPRD Kotim, Sampit.
    Tes digelar Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK)
    Kotim
    baru-baru ini.
    Dua ASN tersebut terancam diberikan sanksi ringan hingga berat, sementara tiga kades dapat diberhentikan dari jabatannya sesuai regulasi yang berlaku.
    Kepala Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kotim, Kamaruddin Makkalepu, mengatakan ASN yang terlibat narkotika akan dijatuhi sanksi mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin PNS.
    “Sanksinya mulai dari ringan, sedang, hingga berat. Mulai dari teguran lisan sampai dengan pemberhentian tidak atas permintaan sendiri atau dipecat,” ujar Kamaruddin, Senin (24/11/2025).
    Ia menjelaskan bahwa temuan itu masih harus ditindaklanjuti melalui pemeriksaan khusus (riksus) sebelum penjatuhan hukuman disiplin.
    “Riksus akan dilakukan oleh tim yang dibentuk Pejabat Pembina Kepegawaian,” katanya.
    Hingga kini, pihaknya masih menunggu data lengkap dari BNNK sebelum memutuskan langkah berikutnya.
    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kotim, Yudi Aprianur, mengatakan pihaknya juga menunggu hasil pendalaman BNNK.
    “Sesuai ketentuan, kades dapat diberhentikan apabila terbukti positif narkoba karena dianggap tidak memenuhi syarat sebagai kepala desa,” ujarnya.
    Namun, Yudi menegaskan penjatuhan sanksi tetap menunggu hasil pendalaman dari BNNK Kotim.
    “Menurut info ada pengakuan efek obat dan lain-lain, jadi kami menunggu informasi resmi dari BNNK,” katanya.
    Sebelumnya, Kepala BNNK
    Kotawaringin Timur
    , AKBP Fadli, mengonfirmasi lima peserta yang positif narkoba tersebut.
    “Dari 147 orang yang kami periksa, ada 5 orang yang dinyatakan positif. Mereka mengonsumsi obat-obatan seperti zenith, cuma satu saja yang pakai sabu,” ujar Fadli.
    Ia menjelaskan sebagian ASN dan kades mengaku memakai zenith karena sakit lambung, nyeri, kecemasan kerja, atau kelelahan menggarap kebun sawit.
    “Sudah di-asesmen oleh tim rehabilitasi kami, rupanya bukan kecanduan,” katanya.
    Sementara satu orang yang terbukti menggunakan sabu diarahkan untuk menjalani pemeriksaan medis dan wajib lapor.
    “Ada satu yang menggunakan sabu. Itu kami arahkan ke dokter Rumah Sakit Murjani. Nanti ada dokter yang bisa mengobati dan wajib lapor ke kami,” ujarnya.
    Pengguna sabu tersebut berdalih memakai untuk mengatasi kelelahan akibat sering bekerja di luar jam kantor, termasuk perjalanan dinas.
    “Dia memakai cuma sekali-sekali, bukan ketergantungan,” kata Fadli.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sungai Meluap, Warga 2 Desa di Sidoarjo Berhari-hari Hidup dengan Banjir
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        24 November 2025

    Sungai Meluap, Warga 2 Desa di Sidoarjo Berhari-hari Hidup dengan Banjir Surabaya 24 November 2025

    Sungai Meluap, Warga 2 Desa di Sidoarjo Berhari-hari Hidup dengan Banjir
    Tim Redaksi
    SIDOARJO, KOMPAS.com
    – Banjir kembali merendam Desa Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut pada Minggu (23/11/2025).
    Bukannya surut, ketinggian
    banjir
    hingga hari ini semakin meninggi antara 10 hingga 40 sentimeter pada Senin (24/11/2025).
    Menurut Suhartoyo, warga Desa Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin, banjir sudah mulai menggenangi kawasan permukiman sejak Kamis (20/11/2025).
    Bukannya surut, hujan deras yang terjadi pada Sabtu (22/11/2025) dan Minggu (23/11/2025) semakin memperparah ketinggian genangan.
    “Kamis kemarin tingginya sekitar 10 sentimeter, nah Sabtu, Minggu itu hujan deras, akhirnya banjir makin tinggi, sekitar 40 sentimeter,” ujar Suhartoyo, Senin (24/11/2025).
    Menurut Toyo, pemukiman mereka sudah menjadi langganan banjir saat hujan tiba. Hal ini disebabkan kondisi kontur wilayah yang lebih rendah dibandingkan dengan desa-desa di sekitarnya. Hal ini menyebabkan genangan air sulit dialirkan ke sungai-sungai yang ada di sekitaran permukiman mereka.
    Selain itu, sungai-sungai itu hingga kini tengah meluap, hingga banjir sulit untuk surut.
    “Desa ini kan kayak mangkok, jadi air dari desa-desa di sebelah itu kumpul semua di sini. Air mau dibuang ke sungai pakai pompa ya tetap airnya balik lagi ke sini, jadi ya muter aja,” ujarnya.
    Sebelumnya, Bupati
    Sidoarjo
    Subandi menyampaikan bahwa Pemkab Sidoarjo tengah berupaya melakukan normalisasi aliran sungai dengan pembersihan sampah serta pengoperasian pompa pada titik-titik genangan.
    “Normalisasi sungai, memaksimalkan pompa, tengah kita upayakan. Selain itu, pemerintah juga menyiapkan langkah lanjutan berupa perbaikan sistem drainase dan mitigasi banjir jangka panjang,” kata Bupati Sidoarjo.
    Namun, menurut sejumlah warga Desa Kedungbanteng, normalisasi Sungai Kedungbanteng yang melintas di permukiman mereka sudah lama tidak lagi dilakukan oleh Pemkab Sidoarjo.
    “Dulu itu pernah ada normalisasi di sungai Kedungbanteng, tapi ya sampai sekarang enggak pernah ada perawatan, ya akhirnya dangkal sungainya,” ujar Toyo, warga Kedungbanteng.
    Berdasarkan pantauan di Kelurahan Tanggulangin, terdapat dua desa yang tergenang banjir hingga saat ini, yakni Desa Banjarasri dan Desa Kedungbanteng.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Wanita di Jambi Ditemukan Tewas di Dalam Tokonya, Polisi Olah TKP
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        24 November 2025

    Wanita di Jambi Ditemukan Tewas di Dalam Tokonya, Polisi Olah TKP Regional 24 November 2025

    Wanita di Jambi Ditemukan Tewas di Dalam Tokonya, Polisi Olah TKP
    Tim Redaksi
    JAMBI, KOMPAS.com
    – Seorang perempuan di Kota Jambi ditemukan tewas bersimbah darah di dalam tokonya, di Jalan Lingkar Barat II, Kelurahan Simpang Rimbo, Kecamatan Alam Barajo, pada Senin (24/11/2025).
    Dari keterangan salah satu pihak keluarga, di dalam toko ditemukan ceceran darah dan isi toko turut berantakan.
    “Darahnya berceceran dan kondisi darahnya sudah menggumpal,” kata keluarga saat diwawancarai di lokasi, Senin pagi.
    Dia menjelaskan bahwa korban memang tinggal seorang diri.
    “Anaknya kuliah di luar kota,” tambahnya.
    Saat pertama ditemukan, korban tampak mengalami pendarahan di bagian kepala.
    Sementara itu, sejumlah warga menyebut bahwa toko korban biasanya memang buka hingga malam hari.
    “Memang hari Minggu (24/11/2025), tokonya memang tutup. Kami ya cuma tutup begitu saja, ternyata ada pembunuhan,” kata seorang warga yang kerap belanja ke tokonya.
    Saat ini, tim dari Inafis Satreskrim Polresta
    Jambi
    sedang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
    Pantauan Kompas.com di lokasi, korban tampak tergeletak tepat di depan pintu lantai satu ruko miliknya.
    Hingga saat ini, tubuh korban belum dievakuasi dan polisi terus melakukan
    olah TKP
    .
    Ruko dua lantai milik korban juga telah dipasang garis polisi.
    Ratusan warga memadati lokasi, menyaksikan dari kejauhan saat polisi melakukan olah TKP.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Viral Ibu-ibu Bakar Gubuk Narkoba di Perladangan Sawit Langkat, Polisi Buka Suara
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        24 November 2025

    Viral Ibu-ibu Bakar Gubuk Narkoba di Perladangan Sawit Langkat, Polisi Buka Suara Medan 24 November 2025

    Viral Ibu-ibu Bakar Gubuk Narkoba di Perladangan Sawit Langkat, Polisi Buka Suara
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Video ibu-ibu perwiritan membakar gubuk narkoba di perladangan sawit, di Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, viral di media sosial.
    Dalam video berdurasi singkat itu, puluhan ibu-ibu berhijab masuk ke perladangan sawit.
    Di sana, mereka membakar gubuk yang diduga menjadi tempat mengonsumsi narkoba.

    Emak-emak perwiritan gerebek dan bakar barak narkoba di Tanjung Pura
    ,” demikian narasi akun yang mengunggah video tersebut.
    Kapolres Langkat AKBP David Triyo Prasojo mengatakan, peristiwa itu terjadi di Dusun Pematang Langkat, Desa Pematang Cengal, pada Jumat (21/11/2025).
    Ia menuturkan, ibu-ibu tersebut melakukannya secara spontan.
    “Sebenarnya itu bukan gubuk yang didirikan untuk barak. Tapi, itu gubuk yang didirikan untuk menjaga buah sawit,” kata David saat dikonfirmasi melalui saluran telepon pada Senin (24/11/2025).
    Lalu, ibu-ibu tersebut mendapat informasi bahwa saat gubuk itu kosong, tempat tersebut diduga disalahgunakan untuk mengonsumsi narkoba.
    Alhasil, sewaktu pulang dari perwiritan, ibu-ibu itu melakukan pembakaran.
    “Tak lama petugas kami juga ke sana. Nah, di sekitar gubuk itu memang ditemukan bong,” ucap David.
    Setelah dari situ, petugas melakukan penyisiran dan merobohkan
    gubuk narkoba
    lainnya di Desa Pantai Cermin.
    Di situ, petugas menemukan dua alat isap sabu, plastik klip, dan alat-alat lain yang biasa digunakan untuk mengonsumsi sabu-sabu.
    “Seluruh gubuk kemudian dibongkar dan dirubuhkan. Ya, kami berharap ke depan agar warga dapat bekerja sama dengan petugas dengan memberikan informasi untuk mendalami dugaan lokasi-lokasi narkoba tersebut,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Viral Ibu-ibu Bakar Gubuk Narkoba di Perladangan Sawit Langkat, Polisi Buka Suara
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        24 November 2025

    Viral Ibu-ibu Bakar Gubuk Narkoba di Perladangan Sawit Langkat, Polisi Buka Suara Medan 24 November 2025

    Viral Ibu-ibu Bakar Gubuk Narkoba di Perladangan Sawit Langkat, Polisi Buka Suara
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Video ibu-ibu perwiritan membakar gubuk narkoba di perladangan sawit, di Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, viral di media sosial.
    Dalam video berdurasi singkat itu, puluhan ibu-ibu berhijab masuk ke perladangan sawit.
    Di sana, mereka membakar gubuk yang diduga menjadi tempat mengonsumsi narkoba.

    Emak-emak perwiritan gerebek dan bakar barak narkoba di Tanjung Pura
    ,” demikian narasi akun yang mengunggah video tersebut.
    Kapolres Langkat AKBP David Triyo Prasojo mengatakan, peristiwa itu terjadi di Dusun Pematang Langkat, Desa Pematang Cengal, pada Jumat (21/11/2025).
    Ia menuturkan, ibu-ibu tersebut melakukannya secara spontan.
    “Sebenarnya itu bukan gubuk yang didirikan untuk barak. Tapi, itu gubuk yang didirikan untuk menjaga buah sawit,” kata David saat dikonfirmasi melalui saluran telepon pada Senin (24/11/2025).
    Lalu, ibu-ibu tersebut mendapat informasi bahwa saat gubuk itu kosong, tempat tersebut diduga disalahgunakan untuk mengonsumsi narkoba.
    Alhasil, sewaktu pulang dari perwiritan, ibu-ibu itu melakukan pembakaran.
    “Tak lama petugas kami juga ke sana. Nah, di sekitar gubuk itu memang ditemukan bong,” ucap David.
    Setelah dari situ, petugas melakukan penyisiran dan merobohkan
    gubuk narkoba
    lainnya di Desa Pantai Cermin.
    Di situ, petugas menemukan dua alat isap sabu, plastik klip, dan alat-alat lain yang biasa digunakan untuk mengonsumsi sabu-sabu.
    “Seluruh gubuk kemudian dibongkar dan dirubuhkan. Ya, kami berharap ke depan agar warga dapat bekerja sama dengan petugas dengan memberikan informasi untuk mendalami dugaan lokasi-lokasi narkoba tersebut,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.