Jenis Media: Regional

  • Warga Sambikerep Surabaya Protes Pengaspalan Jalan yang Dinilai Asal-asalan hingga Bahayakan Pengendara

    Warga Sambikerep Surabaya Protes Pengaspalan Jalan yang Dinilai Asal-asalan hingga Bahayakan Pengendara

    Surabaya (beritajatim.com) — Ketegangan terjadi di wilayah Kelurahan Sambikerep, Kecamatan Sambikerep, Surabaya, pada Senin malam, 24 November 2025. Sejumlah warga RW 01 bersama pengurus RW dan Ketua LPMK Sambikerep melayangkan protes terhadap pelaksanaan proyek pengaspalan milik Pemerintah Kota Surabaya di sepanjang Jalan Jelidro menuju Wonorejo, Kelurahan Manukan Kulon.

    Mereka menilai kualitas pekerjaan di lapangan dikerjakan secara alakadarnya dan membahayakan pengguna jalan.

    Protes yang berlangsung sekitar pukul 20.30 WIB itu dipicu oleh kondisi jalan yang dinilai tidak memenuhi standar keselamatan. Berdasarkan pantauan warga, tumpukan tanah bekas galian masih berserakan dan menggunung di sejumlah titik di sepanjang Jalan Jelidro. Sisa material tersebut dibiarkan tanpa pembersihan memadai, sehingga membuat permukaan jalan licin dan rawan kecelakaan.

    Bahkan beberapa hari sebelumnya, warga Jelidro dan penghuni Perumahan Alam Galaxy sempat mengalami kecelakaan tunggal saat melintas. Pengendara terpeleset akibat jalan yang licin dan tidak rata. Beruntung korban hanya mengalami luka ringan, namun kejadian tersebut semakin memperkuat keresahan masyarakat setempat bahwa proyek pengaspalan tidak dikerjakan sesuai standar keamanan.

    Dalam akun Instagram (et) surabayaview.id disebutkan bahwa tokoh masyarakat Sambikerep, Marudi, telah menyampaikan langsung kepada pihak kontraktor agar pekerjaan tidak dilanjutkan sebelum area proyek dibersihkan dengan benar. Menurutnya, keselamatan pengguna jalan merupakan prioritas yang tidak bisa ditawar.

    Langkah ini merupakan bentuk tekanan dari masyarakat agar pihak pelaksana proyek lebih memperhatikan kualitas dan standar keselamatan kerja. Warga tidak ingin pembangunan infrastruktur yang seharusnya membawa manfaat justru menimbulkan risiko baru bagi pengguna jalan.

    Dalam caption video tersebut, Ketua LPMK Sambikerep, Wiyono, juga menyampaikan bahwa pihaknya sudah berulang kali mengingatkan kontraktor agar mempercepat penyelesaian pekerjaan sekaligus memastikan jalur tetap aman digunakan. Terlebih mengingat Jalan Jelidro merupakan salah satu akses yang padat pemukiman dan banyak dilewati kendaraan setiap harinya.

    Tak sedikit dari warganet yang geram hingga turut mengomentari pengaspalan di wilayah Sambikerep ini.

    “Lha tanah liat langsung dikasih aspal
    gak sampai seminggu di jamin jadi Bubur,” ujar (et) b3wi***.

    “Aslinya harus dibersihkan duluu tanahnya trus Ingsung di aspal, kalau jadi gini trus masyarakat yg lewat apa ga bahaya? Apalagi banyak ibu-ibu/bapak nganterin sekolah, trus anak sekolah juga banyak yg bawa sepeda sendiri, ayo tolong diperhatikan lagi dalam nekerja,” tulis (et) ainur***. (fyi/ian)

  • Atap Rumah Warga Cerme Gresik Terbakar Usai Disambar Petir

    Atap Rumah Warga Cerme Gresik Terbakar Usai Disambar Petir

    Gresik (beritajatim.com) – Warga Desa Tambakberas, Kecamatan Cerme, Gresik, dikagetkan adanya atap rumah yang mengalami kebakaran usai disambar petir, kemarin (24/11). Petir menyambar mengeluarkan api lalu menghantam atap rumah.

    Kapolsek Cerme Iptu Andik Asworo mengatakan, peristiwa tersebut terjadi malam hari saat kondisi hujan lebat disertai angin.

    “Sewaktu hujan reda, tiba-tiba ada sambaran petir muncul diatap rumah. Kemudian merembet ke instalasi listrik kabel rumah. Kondisi tersebut juga memicu pemadaman rumah,” katanya, Selasa (25/11/2025).

    Munculnya titik api akibat sambaran petir, sempat petugas Damkarla Gresik
    kesulitan memadamkan api. Hingga terpaksa menjebol langit-langit plafon untuk melakukan pemadaman.

    “Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Namun, kerugian materiil ditaksir mencapai Rp 25 juta,” urainya.

    Salah satu warga Desa Tambakberas Yadi menuturkan, dirinya mendengar suara ledakan keras dari bagian atas rumah korban setelah terjadinya petir. Sesaat kemudian, aliran listrik di rumah korban padam, lalu tercium asap yang berasal dari atap bangunan.

    “Saya sempat kaget lalu keluar, ternyata ada atap terbakar akibat terkena sambaran petir lalu meminta bantuan tetangga untuk memadamkan dengan peralatan seadanya,” pungkasnya. [dny/ian]

  • Tak Hanya Jinakkan Api, Damkar di Surabaya juga Urus Banjir dan Hewan Membahayakan
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        25 November 2025

    Tak Hanya Jinakkan Api, Damkar di Surabaya juga Urus Banjir dan Hewan Membahayakan Surabaya 25 November 2025

    Tak Hanya Jinakkan Api, Damkar di Surabaya juga Urus Banjir dan Hewan Membahayakan
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Tiga anggota peleton III nampak berjaga di pos Rayon III Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Surabaya, Selasa (25/11/2025).
    Didampingi Komandan Peleton III,
    Wahyudi Prasetya
    , mereka terus memantau perkembangan informasi melalui radio komunitas. 
    Mereka akan langsung bergerak jika ada informasi laporan kebakaran di wilayah
    Surabaya Timur
    meliputi Kecamatan Kalirungkut, Gununganyar, Sukolilo, Keputih hingga Tenggilis Mejoyo.
    Di Surabaya, petugas
    pemadam kebakaran
    tidak hanya bertugas menjinakkan api. Ada tugas tambahan yang diemban yakni penanganan banjir hingga pengamanan hewan.
    “Karena itu saat musim hujan seperti ini bukan berarti kami tidak bertugas. Kami tetap memantau lokasi-lokasi yang berpotensi banjir,” kata Wahyudi.
    Peristiwa kebakaran memang lebih berpotensi terjadi saat musim panas, tapi menurutnya bukan berarti saat musim hujan tidak ada peristiwa kebakaran.
    Saat musim hujan, juga tidak sedikit warga yang melaporkan temuan hewan membahayakan seperti ular dan biawak yang keluar dari sarangnya menuju ke pemukiman.
    Namun menurutnya, setiap hari potensi laporan warga tidak hanya ular dan biawak.
    “Beberapa hari lalu ada laporan warga diserang Mao, hewan jenis Primata di Jalan Jemursari,” ujarnya.
    Ada juga yang kerap melaporkan adanya sarang tawon atau lebah.
    “Kalau sarang tawon biasanya kami evakuasi malam hari. Karena saat malam hari, lebah bersifat pasif,” ucapnya.
    Saat menjalankan tugas pemadam kebakaran, ternyata banyak kendala yang terjadi d lapangan.
    Paling sering, menurut Wahyudi, adalah halangan mobil pemadam, sementara pihaknya dituntut cepat merespon laporan kebakaran.
    “Sesuai SOP, kami harus sampai di lokasi paling lama 6,5 menit setelah mendapatkan laporan dari warga,” katanya.
    Dengan waktu 6,5 menit timnya harus memecah kemacetan jalanan, belum lagi masuk ke jalanan kecil pemukiman yang jalannya banyak dipakai warga untuk parkir kendaraan.
    “Karena itu kami mohon pengertian dari warga jika ada mobil PMK, mohon pengertian nya untuk memberi jalan dan menepi, karena kami dituntut cepat melakukan penyelamatan dan pemadaman,” jelasnya.
    Menjadi petugas pemadam di Surabaya menurut anggota peleton III
    Andre Wil Alfian
    seperti tidak punya waktu libur yang tenang, karena meski punya jatah libur, namun statusnya harus siaga atau “Standby on call”.
    “Jadi kapan pun dibutuhkan saat dihubungi komandan regu harus siap datang,” kata Andre.
    Soal jam kerja pun beda dengan ASN kantoran. Jam kerja petugas pemadam kebakaran di Surabaya 12 jam dalam sehari. 6 hari kerja, dan 3 hari libur. Begitu seterusnya.
    Andre masuk 3 hari pagi sejak pukul 07.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB.
    Tiga hari selanjutnya masuk malam mulai pukul 19.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB esok pagi. 3 hari setelahnya baru bisa mengambil libur.
    Meski demikian, dia mengaku menikmati bekerja menjadi petugas pemadam kebakaran.
    “Sudah menjadi passion saya menjadi petugas pemadam kebakaran dan penyelamatan,” tutupnya. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemprov Sulsel Bakal Kirim Guru PPPK Baru ke Wilayah 3T untuk Pemerataan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        25 November 2025

    Pemprov Sulsel Bakal Kirim Guru PPPK Baru ke Wilayah 3T untuk Pemerataan Regional 25 November 2025

    Pemprov Sulsel Bakal Kirim Guru PPPK Baru ke Wilayah 3T untuk Pemerataan
    Tim Redaksi

    MAKASSAR, KOMPAS.com
    – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) bakal mendistribusikan guru PPPK yang baru dilantik ke wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) untuk pemerataan pendidikan.
    “P3K yang baru saja diangkat, kami distribusi ke daerah-daerah 3T, untuk bagaimana
    pemerataan pendidikan
    di seluruh pelosok Sulawesi Selatan lebih khususnya,” kata Wakil Gubernur Sulsel, Fatmawati Rusdi, usai upacara Peringatan Hari Guru di Makassar, Selasa (25/11/2025).
    Berdasarkan data Dinas Pendidikan Sulsel, sebanyak 30 sekolah SMA se-derajat berada di
    wilayah 3T
    , di antaranya Kabupaten Luwu Utara, Pangkep bagian kepulauan, Kepulauan Selayar, dan Bone.
    Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Iqbal Nafjamuddin, mengatakan bahwa pihaknya telah memetakan wilayah 3T yang akan menjadi lokasi pendistribusian
    guru PPPK
    .
    Menurutnya, hal yang dilakukan oleh Pemprov Sulsel ini sejalan dengan regulasi peraturan Menteri Pendidikan terkait dengan pendistribusian guru.
    “Insya Allah, PPPK itu, kemarin waktu di penentuan pendistribusian sudah dipetakan. Termasuk dengan sekolah-sekolah 3T,” jelasnya.
    Iqbal mengatakan bahwa pihaknya belum mengetahui pasti jumlah guru yang akan didistribusikan dan mata pelajaran yang dibutuhkan.
    Namun, mereka akan diusulkan melalui zonasi atau yang beralamat di wilayah 3T tersebut, begitupun dengan jabatan kepala sekolah, agar pembelajaran dapat lebih efektif.
    “Mungkin ada yang bekerja di luar sebagai guru, itu nanti kita akan undang, apakah dia mau kembali ke wilayah kampungnya sendiri. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa efektivitas pembelajaran guru ini memang ditentukan oleh guru-guru yang lokasi rumahnya dekat sekolah,” terangnya.
    Disdik Sulsel juga mengembangkan konsep regrouping pendidikan khususnya di daerah terpencil, sehingga model ini memungkinkan sekolah yang tidak memiliki jenjang tertentu untuk dapat bekerja sama dengan sekolah lain.
    Selain itu, pembelajaran jarak jauh diterapkan untuk siswa yang tidak memiliki akses ke sekolah menengah.
    Sistem ini memungkinkan siswa tetap terdaftar di sekolah induk dan mengikuti kelas secara online.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dari Salatiga ke ITB: Perjalanan Rigel Menemukan Jati Diri Lewat Beasiswa Teladan
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        25 November 2025

    Dari Salatiga ke ITB: Perjalanan Rigel Menemukan Jati Diri Lewat Beasiswa Teladan Bandung 25 November 2025

    Dari Salatiga ke ITB: Perjalanan Rigel Menemukan Jati Diri Lewat Beasiswa Teladan
    Editor
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Di sebuah rumah sederhana di Salatiga, Jawa Tengah, seorang remaja bernama Muhammad Rigel Alhuda menghabiskan masa SMA-nya dalam situasi yang tidak ideal.
    Pandemi membuat pembelajarannya kurang optimal sehingga berpengaruh pada persiapan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).
    “Aku jujur tipe orang yang nggak belajar banget karena
    Covid
    . Tapi waktu itu UTBK masih ada TKA—Matematika, Fisika, Kimia, Biologi.
    Struggle
    banget,” kenang Rigel saat dihubungi melalui WhatsApp Call, Sabtu (22/11/2025).
    Saat itu, ia langsung belajar dengan keras. Berjuang untuk masuk perguruan tinggi idaman, Teknik Industri
    ITB
    .
    “Pas sampai ITB aku nggak kaget sih. Emang isinya orang-orang pintar dan lumayan berat. Tapi aku tetap ikut organisasi, ikut lomba, cari beasiswa, dan ternyata nilai masih bisa di atas rata-rata,” ujarnya.
    ITB mengubah cara belajarnya. Tetapi ada satu tantangan besar, yakni biaya.
    Uang Kuliah Tunggal (UKT) untuk mahasiswa baru ITB bisa menyentuh angka Rp12,5 juta per semester. Bagi keluarga Rigel, angka itu bukan perkara ringan.
    “Dengan kondisi ekonomi keluargaku, ngajuin keringanan itu agak susah. Jadi aku mulai cari beasiswa, ada beberapa beasiswa (terkenal) di ITB,” tutur dia.
    Namun, ia menerima ajakan seorang teman untuk mencoba
    Beasiswa Teladan
    . Prosesnya cukup panjang dari mulai pemberkasan, motivation letter, hingga wawancara.
    Rigel kemudian dinyatakan lolos, namun ironisnya, teman yang mengajaknya justru tak diterima.
    “Aku lihat, beasiswa ini tuh paket komplit banget. Dibayarin UKT full sampai lulus, dapat uang bulanan, dan ada program pengembangan kepemimpinan. Kayak… kalau dapat ini, udah nggak perlu cari yang lain,” beber dia.
    Meski padat dengan aktivitas, Rigel mengaku berupaya menyeimbangkan hidupnya. Misalnya dengan tetap bermain atau nongkrong walaupun hanya satu sampai dua jam.
    Buatnya hal tersebut merupakan perjuangan untuk mencapai masa depannya yang lebih cerah.
    Program Teladan tidak hanya memberi dukungan finansial. Intinya justru pada pembentukan karakter.
    Pada tahap Lead Self, para penerima beasiswa diajak mengenal diri secara mendalam, mulai dari refleksi, eksplorasi kepribadian, analisis kekuatan dan kelemahan, hingga mencari hubungan antara diri dan lingkungan sosialnya.
    “Kami membantu mereka lebih mengenal diri, eksplorasi, refleksi kritis, dan mengartikulasikan siapa dirinya,” ujar Head of Leadership Development & Scholarship Tanoto Foundation, Yosea Kurnianto, Rabu (12/11/2025).
    Bagi Rigel, tahap ini membekas. Ia mengaku bukan tipe yang sangat percaya diri dan tidak banyak prestasi eksternal saat SMA karena pandemi.
    Setelah mengenal diri, para penerima beasiswa masuk tahap Lead Others. Mereka diminta mengidentifikasi persoalan di komunitas sekitar kampusnya dan menciptakan solusi yang berdampak jangka panjang.
    “Kami minta mereka melihat bagian mana dari sistem yang bisa diubah atau di-upgrade, sehingga setelah mereka pergi, dampaknya masih berjalan,” kata Yosea.
    Seperti yang dilakukan Rigel dalam beberapa proyek. Yakni platform edukasi SMA untuk membantu remaja menemukan jati diri sebelum memilih jurusan kuliah.
    Kemudian edukasi drainase dan biopori di wilayah Cijagra, Bandung, workshop sabun dari minyak jelantah bagi kelompok warga desa, hingga edukasi rambu rawan bencana di Kabupaten Bandung.
    Platform edukasi yang ia bangun menjadi salah satu pengalaman paling berharga. Sebab masih banyak anak SMA yang bingung menentukan jurusan, khawatirnya salah pilih jurusan.
    Di tahun akhir, para Tanoto Scholars masuk tahap Professional Preparation, fase yang mempersiapkan mereka menghadapi dunia karir.
    Ada modul tentang literasi finansial,
    business acumen
    , sampai
    professional disposition
    . Para peserta diperkenalkan dengan berbagai model karir dan diminta merumuskan
    legacy
    yang ingin mereka bangun.
    “Bukan hanya sekadar dapat kerja, tetapi dampak apa yang ingin mereka tinggalkan,” kata Yosea.
    Sementara itu, dari perspektif kampus, ITB menyadari bahwa dunia bergerak jauh lebih cepat daripada sistem pendidikan tradisional.
    “Perkembangan kecerdasan buatan menuntut talenta yang adaptif,” ujar Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi ITB, Prof Lavi Rizki Zuhal.
    ITB kini mendorong pembelajaran berbasis proyek, integrasi kasus industri dalam kurikulum, dan sertifikasi micro credential di bidang teknologi, energi, hingga manajemen proyek.
    “Kami ingin lulusan tidak hanya menguasai teori, tetapi juga kompeten secara praktis dan siap masuk dunia profesional yang dinamis,” tambah Prof Lavi.
    Soft skill sendiri menjadi perhatian utama ITB. Mulai dari kemampuan komunikasi, negosiasi, kolaborasi lintas disiplin, kepemimpinan dan empati.
    Selain itu, terdapat kolaborasi eksternal seperti dengan industri, lembaga donor internasional, pemerintah, dan alumni. Hal itu menjadi fondasi penguatan ekosistem tersebut.
    Yosea Kurnianto mengatakan, program Teladan secara konsisten menunjukkan peningkatan signifikan dalam soft skill dan hasil karir penerimanya.
    “Sekitar 40 persen penerima beasiswa cenderung mendapat gaji pertama lebih besar daripada orangtuanya,” ujarnya.
    Ini penting, terutama karena sebagian besar peserta berasal dari keluarga menengah ke bawah.
    “Kesenjangannya besar. Tapi kompetensi planning, inovasi, kepemimpinan itu tumbuh pesat. Kami berharap program ini bisa menjadi referensi pengembangan soft skill di Indonesia,” tutur dia.
    Hal itu dirasakan Rigel. Apapun karirnya kelak sebagai konsultan, ahli supply chain, dan lainnya, ia menemukan jati dirinya di Teladan, membangun sistem, dan perlahan mengubah hidupnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir dan Longsor Terjang Sumut: 10 Orang Tewas, 6 Hilang, 2.393 KK Terdampak
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        25 November 2025

    Banjir dan Longsor Terjang Sumut: 10 Orang Tewas, 6 Hilang, 2.393 KK Terdampak Medan 25 November 2025

    Banjir dan Longsor Terjang Sumut: 10 Orang Tewas, 6 Hilang, 2.393 KK Terdampak
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com – 
    Sebanyak 10 orang dilaporkan tewas dan 2.393 kepala keluarga (KK) terdampak akibat rangkaian bencana yang melanda sejumlah daerah di Sumatera Utara.
    Berdasarkan data Polda Sumut hingga Selasa (25/11/2025), tercatat 20 kejadian bencana terdiri dari 12 tanah longsor, 7 banjir, dan 1 pohon tumbang yang tersebar di enam kabupaten/kota, yaitu Tapanuli Tengah, Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Kota Sibolga, dan Nias.
    Bencana tersebut menyebabkan 10 warga meninggal dunia, 3 orang luka-luka, dan 6 lainnya masih dalam pencarian.
    Selain itu, sebanyak 2.393 KK terdampak, dengan 445 warga mengungsi, sementara sejumlah akses jalan utama tertutup material longsor dan genangan banjir.
    Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Ferry Walintukan menegaskan bahwa seluruh personel telah dikerahkan untuk membantu warga.
    “Kami memastikan seluruh kekuatan dikerahkan untuk membantu warga. Evakuasi, pencarian korban, hingga pembukaan akses jalan dilakukan tanpa henti. Kami mengimbau masyarakat tetap waspada dan segera menghubungi petugas jika membutuhkan bantuan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa malam.
    Dari enam wilayah terdampak, Kota Sibolga menjadi daerah paling parah, dengan enam titik longsor yang menelan korban jiwa serta merusak belasan rumah.
    Di Tapanuli Tengah, banjir yang terjadi sejak 17–22 November berdampak pada 1.902 KK, menyebabkan puluhan warga harus mengungsi.
    Sejak laporan awal diterima, Polri bergerak melakukan evakuasi warga, pengaturan lalu lintas di lokasi rawan, serta membuka akses jalan yang tertutup material bencana.
    Upaya pencarian terhadap enam warga yang masih hilang terus dilakukan bersama BPBD, Basarnas, TNI, dan relawan.
    Polda Sumut juga mengerahkan 4 Satuan Setingkat Kompi Brimob ke sejumlah wilayah terdampak.
    Personel kepolisian ditempatkan di titik-titik kritis seperti Jalan Lintas Padangsidimpuan–Tarutung, Desa Parsalakan di Tapanuli Tengah, kawasan Batujomba Batangtoru, serta jalur menuju Sibolga.
    Pada malam hari, dukungan diperkuat dengan penurunan 1 peleton Samapta, 2 tim Dokkes, dan 1 tim Bid TI, serta rencana penambahan personel pada hari berikutnya.
    Polda Sumut menyebut seluruh langkah yang dilakukan merupakan bentuk komitmen kepolisian untuk melindungi masyarakat dan memastikan penanganan bencana berlangsung cepat, terkoordinasi, dan efektif.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sebelum Guru SD Tegal Tewas di Hutan Brebes: Pamit Cari Penumpang hingga Mobil Masuk Hutan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        25 November 2025

    Sebelum Guru SD Tegal Tewas di Hutan Brebes: Pamit Cari Penumpang hingga Mobil Masuk Hutan Regional 25 November 2025

    Sebelum Guru SD Tegal Tewas di Hutan Brebes: Pamit Cari Penumpang hingga Mobil Masuk Hutan
    Penulis

    BREBES, KOMPAS.com
    – Kasus kematian Kusyanto (46), seorang guru SD yang juga bekerja sebagai pengemudi taksi online masih diselidiki.
    Namun, ada dugaan ia menjadi korban pembunuhan dan
    perampokan
    . Jasadnya ditemukan oleh warga tergeletak di hutan Jati Songgom,
    Brebes
    , Jawa Tengah. Sementara, barang dan mobilnya diduga ikut hilang.
    Selain menjadi guru, Kusyanto juga dikenal sebagai pengemudi
    taksi online
    . Pada Minggu (23/11/2025), ia pamit bekerja mencari penumpang.
    Mobil Honda Brio yang ia gunakan kini hilang dan diduga dibawa kabur pelaku.
    “Iya, jadi sopir online,” kata Iva, salah satu kerabat korban, saat ditemui di rumah duka di Desa Tegalwangi, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, Selasa (25/11/2025).
    Menurut Iva, sehari-hari Kusyanto bekerja sebagai guru sekolah dasar (SD) di Kota Tegal, sementara pekerjaan sopir online dilakukan sebagai sambilan.
    Kematian Kusyanto juga menjadi perhatian Pemkot Tegal. Wali Kota
    Tegal
    Dedy Yon Supriyono dan Sekda Agus Dwi Sulistyantono datang ke rumah duka untuk menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya
    Kustiyanto
    pada Selasa (25/11/2025).
    Menurut Wali Kota, korban merupakan sosok guru terbaik. “Beliau dan istrinya adalah guru terbaik kami,” ujar Dedy Yon.
    Ia berharap pelaku segera ditangkap. “Ada indikasi pembunuhan. Mobilnya diambil, dompet dan handphonenya juga diambil,” tambahnya.
    Sebelum Kustiyanto ditemukan, ada warga yang melihat mobil warna abu-abu masuk ke lokasi.
    Penemuan jasad pertama kali dilaporkan oleh Ahmad Sobari alias Baron (42), warga setempat.

    Sebelum penemuan jasad, Baron menyebutkan, ada warga yang melihat sebuah mobil warna abu-abu masuk ke kawasan hutan jati menuju bekas tempat penimbunan kayu (TPK) pada Minggu (23/11/2025) sekitar pukul 20.00.
    Tiga menit kemudian, mobil itu keluar. Setelah menerima laporan dari warga, Baron kemudian menghubungi pihak Perhutani dengan kecurigaan bahwa mobil tersebut adalah milik kawanan pencuri kayu.
    “Ada warga melihat mobil warna abu-abu masuk kawasan hutan dengan kecepatan tinggi menuju bekas TPK Songgom. Kejadiannya pas hujan deras sekitar pukul 20.00 habis isya. Tiga menit kemudian, mobil itu keluar hutan dan pergi,” ungkap Baron.
    Namun, keesokan harinya, seorang warga yang sedang membersihkan rumput melaporkan penemuan jasad laki-laki di bekas TPK Songgom.
    Baron kemudian melaporkan temuan tersebut kepada pihak kepolisian. “Saya langsung lapor polisi dan aparat desa,” tambah Baron.
    Identitas dari jasad tersebut kemudian diketahui Kusyanto, yang berasal dari Tegal.
    Kanit Reskrim Polsek Songgom, Ipda Mashudi, mengonfirmasi bahwa hasil pemeriksaan awal menunjukkan bahwa korban diduga dibunuh.
    Sebab, pada tubuh korban ditemukan luka memar di belakang kepala.
    “Sepertinya dibunuh. Ada bekas luka memar di belakang kepala,” kata Mashudi saat dikonfirmasi wartawan pada Senin.
    Sampai saat ini, pihak kepolisian masih menunggu hasil otopsi jenazah Kusyanto.
    Kepala Seksi Humas Polres Brebes, Iptu Indra Prasetyo, menyatakan meskipun ditemukan luka memar di bagian belakang kepala korban, penyebab pasti kematiannya belum dapat diungkapkan.
    Korban telah diotopsi Tim Labfor Polda Jateng bersama tim dari RSUD Brebes.
    “Saat ini kami menunggu hasil otopsi karena kemarin sore sudah dilakukan otopsi dan masih nunggu hasilnya. Kalau luka memang ada titik memar, tapi untuk penyebab kematian sendiri masih harus menunggu hasil otopsi,” kata Indra kepada wartawan pada Selasa (25/11/2025).
    Indra menambahkan bahwa proses hukum kasus ini telah meningkat dari status penyelidikan menjadi penyidikan.
    “Saat ini sudah naik ke tahap penyidikan,” imbuhnya.
    (Penulis: Kontributor Tegal, Tresno Setiadi)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kabid Propam Polda Sumut Dinonaktifkan Buntut Dugaan Peras Polisi Bermasalah 
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        25 November 2025

    Kabid Propam Polda Sumut Dinonaktifkan Buntut Dugaan Peras Polisi Bermasalah Medan 25 November 2025

    Kabid Propam Polda Sumut Dinonaktifkan Buntut Dugaan Peras Polisi Bermasalah
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com – 
    Kabid Propam Polda Sumatera Utara Kombes Julihan Muntaha bersama dua anak buahnya dinonaktifkan dari jabatannya untuk menjalani pemeriksaan terkait dugaan pemerasan terhadap polisi bermasalah.
    “Ini adalah langkah organisasi yang diperlukan agar pemeriksaan berjalan lebih objektif. Ini bukan bentuk penghukuman, tetapi bagian dari proses klarifikasi yang sedang berlangsung,” ujar Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Ferry Walintukan dalam keterangan tertulis, Selasa (25/11/2025).
    Ferry mengatakan, Julihan dan dua anaknya dinonaktifkan hari ini.
    Dia meminta masyarakat bersabar menunggu proses pemeriksaan untuk mengungkap apakah Julihan dan dua anak buahnya terlibat pemerasan atau tidak.
    “Polda Sumut berkomitmen menyelesaikan setiap isu secara transparan. Begitu proses pemeriksaan selesai dan hasilnya diperoleh, kami akan menyampaikan secara terbuka kepada publik,” ungkapnya.
    Sebelumnya kasus ini viral setelah diunggah di akun tiktok @tan_jhonsons88.
    Di akun tiktok tersebut, disebutkan para penyidik propam kerap meminta uang ratusan juta kepada polisi yang bermasalah agar kasusnya dapat diselesaikan.
    Menyikapi informasi tersebut, Irwasda Polda Sumut Kombes Pol Nanang Masbudhi mengatakan telah membentuk tim investigasi untuk menyelidiki kebenaran informasi tersebut.
    Sejumlah personal Bidpropam Polda Sumut telah diperiksa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kecanduan Judi Online dan Narkoba

    Kecanduan Judi Online dan Narkoba

    Liputan6.com, Bandar Lampung – Fakta baru kembali terkuak di balik kasus pembunuhan sadis terhadap seorang wanita paruh baya di Kota Bandar Lampung. Polisi mengungkap, tersangka Bima Prasetio (25), keponakan korban, bukan hanya kecanduan judi online slot, tetapi juga aktif menggunakan narkotika jenis tembakau sintetis.

    Kasatreskrim Polresta Bandar Lampung, Kompol Faria Arista mengatakan, penyidik telah menetapkan Bima sebagai tersangka tewasnya sang bibi, Wiwik Safitri (50).

    “Ya, hasil gelar perkara, pelaku BP sudah kami tetapkan sebagai tersangka,” ujarnya, Selasa (25/11/2025).

    Dari hasil penyidikan, tragedi itu terjadi di rumah korban di Kelurahan Kaliawi, Kecamatan Tanjung Karang Barat, pada Jumat (21/11/2025). Bima awalnya datang untuk meminta uang, namun permintaan itu ditolak Wiwik.

    Penolakan tersebut rupanya berubah menjadi pemicu maut.

    “Pelaku marah dan mencekik korban hingga meninggal. Hasil autopsi menunjukkan luka lebam serta trauma benda tumpul di leher korban yang konsisten dengan tindakan pencekikan,” kata Faria.

    Setelah memastikan bibinya tak bernyawa, Bima kemudian mengobrak-abrik rumah dan mengambil barang berharga milik korban, termasuk uang dan sepeda motor yang kemudian digadaikannya.

    “Motor korban sudah digadaikan oleh pelaku. Saat ini masih kami cari. Barang-barang lain yang hilang juga masih kami inventarisasi,” jelas Faria.

    Ternyata Menyimpan Dendam Lama

    Penyidik juga menemukan bahwa tersangka menyimpan dendam terhadap korban. Wiwik pernah melaporkan Bima ke Polsek Tanjung Karang Barat karena sebelumnya ia juga menggelapkan motor milik bibinya.

    “Laporan itu akhirnya dicabut karena korban kasihan. Mereka tinggal berdampingan, hanya dipisah tembok. Korban menganggap tersangka seperti anak sendiri,” tambahnya.

    Tak berhenti di situ, pendalaman polisi mengungkap Bima ternyata pemain aktif judi online dan pengguna tembakau sintetis.

    “Uang hasil kejahatan digunakan untuk judi. Selain itu, pelaku juga pemakai tembakau sintetis,” ungkap Faria.

    Terancam 15 Tahun Penjara

    Dengan semua temuan tersebut, Bima resmi dijerat Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, ancaman pidana maksimal 15 tahun penjara.

    “Kami masih melengkapi berkas perkara, termasuk pencarian sepeda motor korban yang digadaikan,” tutupnya.

  • Katib Syuriah PBNU Tegaskan Ultimatum Rais ‘Aam Cacat Prosedural dan Substansial

    Katib Syuriah PBNU Tegaskan Ultimatum Rais ‘Aam Cacat Prosedural dan Substansial

    Jakarta (beritajatim.com) – Katib Syuriah PBNU, KH Nurul Yakin Ishaq, menegaskan bahwa ultimatum Rais ‘Aam kepada Ketua Umum PBNU agar mundur atau dimundurkan tidak memiliki dasar organisatoris maupun syar’i. Ia menyatakan langkah tersebut tidak dapat dijadikan legitimasi untuk memberhentikan Ketua Umum PBNU.

    Ia menjelaskan bahwa AD/ART NU menetapkan Ketua Umum sebagai mandataris Muktamar, sehingga pemberhentian hanya dapat dilakukan melalui forum Muktamar dan bukan melalui mekanisme lain di luar itu.

    “Rapat Harian Syuriyah tidak memiliki kewenangan memberhentikan Ketua Umum PBNU, bahkan untuk pemberhentian pengurus lembaga sekalipun rapat tersebut tidak berwenang,” katanya, Selasa (25/11/2025).

    Kiai Nurul Yakin juga menyayangkan keputusan Rapat Harian Syuriyah yang tidak menghadirkan Ketua Umum sebagai pihak yang menjadi objek keputusan. Keputusan itu, lanjutnya, cacat prosedur dan “batil menurut syariat”.

    Di tengah suasana internal yang memanas, ia menilai bahwa solusi paling maslahat bagi NU adalah islah antara Rais ‘Aam dan Ketua Umum PBNU. Menurutnya, upaya rekonsiliasi merupakan langkah penting untuk meredakan ketegangan.

    “Ketua Umum telah menyatakan kesediaan untuk melakukan islah demi menjaga keutuhan organisasi. Jika Rais ‘Aam menolak islah, berarti menghendaki perpecahan di NU,” tandasnya.

    Pernyataan KH Nurul Yakin menjadi sorotan di tengah dinamika internal PBNU, mengingat posisi Rais ‘Aam dan Ketua Umum merupakan dua pilar utama kepemimpinan. Jalan islah dinilai sebagai opsi paling rasional untuk menjaga stabilitas organisasi. [beq]