Jenis Media: Regional

  • Kesalahan Fatal Ini Bikin Warga Depok Kehilangan Uang Rp 430 Juta di Bank

    Kesalahan Fatal Ini Bikin Warga Depok Kehilangan Uang Rp 430 Juta di Bank

    Liputan6.com, Jakarta Seorang warga Beji, Kota Depok berinisial EN kehilangan uang Rp 430 juta gara-gara hal sepele, memberikan nomor PIN ATM ke M dan IP yang merupakan mantan sopir korban.

    “Iya sudah tertangkap, kerugian korban mencapai Rp 430 juta,” ujar Kapolsek Beji Kompol Josman Harianja, Rabu (26/11/2025).

    Josman menjelaskan, awalnya korban kehilangan kartu ATM BCA di kediamannya, Perum Depok Mulya I Blok C4 RT 04/15 Kelurahan Beji, Beji, Depok. Korban menaruh curiga terhadap tersangka dikarenakan pernah diminta untuk mengambil uang.

    “Mengetahui saldo rekeningnya berkurang drastis, korban kemudian melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Beji untuk ditindaklanjuti,” jelas Josman.

    Tersangka mengambil kartu ATM BCA milik korban dan melakukan penarikan uang dalam jumlah besar. Akibatnya korban mengalami kerugian mencapai Rp 430 juta dan uang tersebut digunakan tersangka tanpa seizin korban.

    “Tersangka sempat melarikan diri,” terang Josman.

    Korban melaporkan kejadian pengurasan uang di ATM ke Polsek Beji dengan nomor registrasi LP/B/251/XI/2025/SPKT/POLSEK BEJI/POLRES METRO DEPOK/POLDA METRO JAYA, tanggal 3 November 2025. Usai menerima laporan, Polsek Beji langsung melakukan penyelidikan dan berhasil mengidentifikasi keberadaan para tersangka.

    “Kedua berinisial IP dan M berhasil ditangkap dan diamankan di Polsek Beji untuk proses penyidikan lebih lanjut,” ucap Josman.

    Josman mengungkapkan, berdasarkan pemeriksaan tersangka mengakui mengambil uang korban melalui ATM yang telah diketahui PIN-nya. Tersangka mengaku pernah disuruh korban mengambil uang melalui ATM dan diberikan PIN-nya.

    “Tersangka mengetahui PIN tersebut karena pernah disuruh korban yang ditulis di secarik kertas,” ungkap Josman.

    Polsek Beji mengamankan barang bukti berupa satu bendel bukti transaksi dari Hallo BCA dan lima lembar foto transaksi. Atas perbuatannya tersangka dijerat Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan, ancaman hukumannya di atas lima tahun penjara.

    “Polsek Beji akan terus melakukan pendalaman kasus untuk mengungkap peran masing-masing tersangka dan memastikan proses hukum berjalan sesuai aturan yang berlaku,” pungkas Josman.

  • Pelajar SMA di Lampung Nekat Lempar Bom Molotov ke Panti Asuhan

    Pelajar SMA di Lampung Nekat Lempar Bom Molotov ke Panti Asuhan

    Liputan6.com, Jakarta Pelajar SMA di Bandar Lampung berinisial YF (18) nekat melempar bom molotov ke gedung yayasan panti asuhan di kawasan Teluk Betung Utara, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. YF akhirnya ditangkap polisi.

    Insiden yang menggegerkan warga itu terjadi pada Sabtu (22/11/2025) malam, di Kelurahan Kupang Kota. Lemparan bom molotov tersebut sempat mengeluarkan kobaran api dan memicu kepanikan penghuni panti.

    Beruntung, api cepat dipadamkan sehingga tidak menimbulkan kerusakan besar maupun korban jiwa.

    Kapolsek Teluk Betung Utara, AKP Martoyo membenarkan bahwa pelaku berhasil diamankan setelah melalui penyelidikan yang cukup panjang, Selasa (25/11/2025).

    “Benar, kami mengamankan seorang pelajar tingkat SMA karena melakukan pelemparan benda diduga molotov di salah satu panti asuhan dalam wilayah hukum kami,” ujar Martoyo, Rabu (26/11/2025).

    Dia mengungkapkan, proses mengungkap kasus ini sempat terkendala minimnya petunjuk. Rekaman CCTV yang ada pun dalam kondisi gelap sehingga menyulitkan identifikasi.

    “Setelah menggali keterangan saksi, akhirnya kami mendapatkan petunjuk kuat hingga pelaku berhasil diamankan. Pelajar ini juga telah mengakui perbuatannya,” ungkapnya.

    YF kini ditahan di Mapolsek Teluk Betung Utara. Polisi masih mendalami motif di balik aksi berbahaya tersebut dan kemungkinan adanya pihak lain yang terlibat.

  • Galodo Gerus Permukiman Penduduk di Malalak Sumbar, Akses Jalan Terputus, Ratusan Orang Terdampak

    Galodo Gerus Permukiman Penduduk di Malalak Sumbar, Akses Jalan Terputus, Ratusan Orang Terdampak

    Liputan6.com, Agam – Banjir bandang atau galodo melanda Jorong Toboh, Nagari Malalak Timur, Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Rabu (26/11/2025), sekitar pukul 16.00 WIB.

    Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam, Rahmad Lasmono mengatakan dari informasi camat setempat, galodo menghantam permukiman penduduk.

    “Informasinya ada 160 KK di lokasi itu, dan warga mengungsi,” katanya kepada Liputan6.com, Rabu (26/11/2025).

    Namun petugas BPBD Agam belum sampai di lokasi dan masih melakukan persiapan. Rahmad menyebut jalan menuju ke lokasi juga terputus, sehingga pihaknya belum mengetahui apakah bisa masuk secepatnya ke lokasi galodo.

    “Informasi dari camat setempat, galodo tadi pukul 16.00 WIB, kemudian akses komunikasi juga sulit karena sinyal telepon sangat terbatas. Kami masih persiapan baru akan meluncur,” ujarnya.

    Ia menyampaikan pihak kecamatan untuk sementara mengevakuasi masyarakat yang berada di sekitar aliran sungai menuju Pasar Malalak di Campago.

    Pihaknya juga belum mengetahui dan mendapat data apakah ada korban jiwa dalam kejadian ini.

     

  • Waspada! Hujan Ekstrem, Gelombang Tinggi dan Angin Kencang Masih Landa Sumut, Ini Pemicunya

    Waspada! Hujan Ekstrem, Gelombang Tinggi dan Angin Kencang Masih Landa Sumut, Ini Pemicunya

    Seluruh kabupaten/kota di Sumatera Utara diimbau waspada terhadap potensi hujan lebat dan sangat lebat. Wilayah-wilayah tersebut antara lain Pesisir Timur: Langkat, Medan, Binjai, Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan Tebing Tinggi.

    Dataran Tinggi seperti Karo, Dairi, Pakpak Bharat, Simalungun, Samosir, Humbang Hasundutan, dan Toba. Pesisir Barat dan Selatan yaitu Tapanuli Tengah, Sibolga, Tapanuli Selatan, Padang Sidempuan, Tapanuli Utara, Mandailing Natal, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, dan Kepulauan Nias (Nias, Nias Selatan, Nias Utara, Nias Barat, dan Gunungsitoli).

  • Paksakan Diri Terabas Banjir Pakai Motor Trail, Afdalil Terseret Arus hingga Ditemukan Tewas

    Paksakan Diri Terabas Banjir Pakai Motor Trail, Afdalil Terseret Arus hingga Ditemukan Tewas

     

    Liputan6.com, Aceh – Nasib nahas dialami Afdalil (27), warga Gampong Jrat Manyang, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara. Dirinya ditemukan tak bernyawa usai terseret arus usai memaksakan diri menerabas banjir yang melanda kawasan itu. 

    “Korban sempat hendak ditolong warga lain, namun derasnya arus korban tak tertolong,” kata Kapolsek Tanah Jambo Aye, Iptu Agus Alfian Halomoan Lubis, di Aceh Utara, Rabu (26/11/2025), seperti dikutip dari Antara.

    Agus juga menjelaskan, peristiwa nahas itu terjadi saat korban menggunakan sepeda motor trail KLX hendak melintasi jalan persawahan yang tergenang banjir.

    Kemudian, saat berada di pertengahan jalan yang sudah terendam, korban bersama sepeda motornya terseret arus deras hingga terjatuh.

    “Warga kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada Polsek Tanah Jambo Aye dan Koramil 13 Tanah Jambo Aye. Proses pencarian dilakukan selama kurang lebih tiga jam secara bersama-sama,” ujarnya.

    Korban, lanjut dia, akhirnya ditemukan sekitar 50 meter dari lokasi awal terseret, dalam kondisi telah meninggal dunia. Jenazah selanjutnya dibawa ke rumah duka di Gampong Jrat Manyang untuk dimakamkan.

    Kapolsek menjelaskan, kedalaman air di jalur yang dilintasi korban mencapai sekitar 80 centimeter dengan arus deras. Kondisi tersebut menyebabkan korban tidak mampu menjaga keseimbangan hingga akhirnya terjatuh dan hanyut ke sungai.

    Dalam kesempatan ini, Kapolsek mengimbau masyarakat untuk menghindari aktivitas melintasi genangan atau arus banjir, terutama di kawasan yang tidak dapat dipastikan kedalaman dan kekuatan alirannya.

    Masyarakat juga diminta selalu meningkatkan kewaspadaan serta mengutamakan keselamatan diri di tengah kondisi banjir yang masih berpotensi meningkat.

    “Keselamatan adalah yang utama. Jangan memaksakan melintas jika kondisi air deras atau melebihi batas aman. Tetap waspada dan saling menjaga,” demikian Iptu Agus Alfian.

  • Ratusan Siswa SMPN 1 Blora Mendadak Mual dan Diare, Puluhan Dirawat di RS

    Ratusan Siswa SMPN 1 Blora Mendadak Mual dan Diare, Puluhan Dirawat di RS

    Salah satu siswa, Zoe, yang masih dirawat di rumah sakit, mengaku mulai merasakan sakit perut setelah tiba di rumah pada Selasa sore.

    “Enggak muntah, tapi rasanya mau muntah. Pulang sekolah sudah terasa,” katanya.

    Zoe mengaku tidak mengetahui pasti penyebab keluhan tersebut. Namun dia menduga dipicu menu MBG yakni ayam, wortel, dan pakcoy yang mulai rusak.

    “Ya kemarin kecium bau-bau, terus berlendir,” ungkapnya.

    Setelah mengonsumsi menu disajikan, murid-murid mengalami diare pada malam harinya.

    “Temen-temen banyak yang sama,” ujar Zoe.

  • Wanita Muda Curhat di Sosmed, Berulang Kali Dianiaya Suami hingga Luka Parah

    Wanita Muda Curhat di Sosmed, Berulang Kali Dianiaya Suami hingga Luka Parah

    Liputan6.com, Jakarta Nasib malang yang dialami seorang wanita muda bernama Selvyna (23), warga Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Dia diduga berulang kali menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh suaminya sendiri, AR (22).

    Kasus ini terungkap setelah Selvyna mengunggah foto dan video kondisi tubuhnya yang mengalami luka lebam dan luka berdarah cukup parah, ke media sosial. Unggahan tersebut dengan cepat viral dan menyita perhatian publik.

    “Maafkan saya jika harus berisik di sini. Hal ini bukan pertama kali terjadi. Ini adalah keempat kalinya saya dianiaya,” tulis Selvyna dalam unggahannya yang dikutip, Rabu (26/11/2025).

    Dalam keterangannya, Selvyna membeberkan kronologi kekerasan yang dialami. Ia menyebut, peristiwa penganiayaan pada slide 1 hingga 5 terjadi pada Rabu (19/11/2025). Menurutnya, kekerasan tersebut dilakukan tanpa alasan yang jelas dan hanya didasari tuduhan suaminya yang menuding ia berselingkuh.

    “Tuduhan itu tidak benar. Bukti bahwa saya tidak selingkuh ada di highlight saya,” tulisnya.

    Sebelum kekerasan fisik terjadi, Selvyna mengaku terlebih dahulu mengalami kekerasan verbal. Ia diludahi, dimaki dengan kata-kata kasar, dituduh tidak setia, barang-barangnya dilempar hingga diusir dari rumah.

    “Saat saya hendak pergi, di situlah kekerasan fisik mulai terjadi,” ungkapnya.

    Selvyna menyebut penganiayaan berlangsung lebih dari satu jam. Ia ditendang puluhan kali, dijambak rambutnya berulang kali, bahkan saat tubuhnya sudah tersungkur di lantai. Tendangan terus diarahkan secara membabi buta ke tubuhnya.

    “Ia menginjak saya dan mengancam ingin membunuh. Kalau bukan karena refleks bertahan hidup, mungkin saya sudah mati,” tulis Selvyna.

    Ia juga mengungkapkan bahwa setiap kali ia menangis dan merintih kesakitan, pelaku justru semakin brutal. Bahkan, ia dilarang menangis atau berteriak, meski tangisan tersebut merupakan refleks dari rasa sakit yang dialaminya.

    “Semakin saya menangis, semakin keras tendangannya,” tulisnya lagi.

    Dalam kondisi terdesak, Selvyna mengaku sempat bersujud dan meraih kaki suaminya untuk menghentikan kekerasan. Namun, usahanya tidak membuahkan hasil. Tangannya ditepis, dan penganiayaan kembali berlanjut disertai ancaman pembunuhan.

    Akibat kejadian tersebut, Selvyna mengaku tidak mampu menggerakkan seluruh tubuhnya selama dua hari. Ia baru bisa berjalan pada hari ketiga setelah penganiayaan terjadi.

    Ia menegaskan bahwa kekerasan tersebut bukan yang pertama kali dialaminya. Dalam unggahannya, Selvyna menyebut bahwa slide ke-6 dan seterusnya merupakan dokumentasi penganiayaan ketiga. Bahkan, ponselnya disebut sengaja dirusak oleh pelaku agar ia tidak dapat meminta pertolongan ataupun merekam kejadian.

    “Hingga saat ini, dia tidak merasa bersalah dan tidak pernah meminta maaf,” tulis Selvyna.

    Di akhir unggahannya, ia mengaku bingung harus melangkah ke mana untuk mendapatkan keadilan. Ia merasa tidak ada satu pun langkah yang dapat membayar penderitaan fisik dan batin yang dialaminya.

    “Saya hanya mengungkapkan. Entah dengan cara apa sakit saya ini bisa terbayar. Sepertinya apa pun langkah saya, tak ada yang bisa membayar sakit saya,” pungkasnya.

  • Waspada! Hujan Ekstrem, Gelombang Tinggi dan Angin Kencang Masih Landa Sumut, Ini Pemicunya

    Banjir Bandang dan Longsor Menyapu Sumut, 24 Orang Tewas, Tapanuli Selatan Paling Terdampak

    Liputan6.com, Medan – Wilayah Sumatera Utara (Sumut) dilanda serangkaian bencana hidrometeorologi dengan intensitas tinggi selama 3 hari, terhitung sejak 24 hingga 26 November 2025.

    Data rekapitulasi yang dikeluarkan Polda Sumut mencatat total 86 kejadian bencana hidrometeorologi di 11 kabupaten/kota, yang menyebabkan puluhan orang meninggal dunia dan pengerahan ratusan personel kepolisian untuk penanganan darurat.

    Bencana yang paling mendominasi adalah tanah longsor dengan 59 kejadian, diikuti banjir 21 kejadian, pohon tumbang 4 kejadian, dan puting beliung 2 kejadian.

    Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Ferry Walintukan membenarkan data tersebut, dan menyampaikan duka cita mendalam atas korban yang berjatuhan.

    “Bencana alam ini diakibatkan oleh curah hujan yang sangat tinggi di beberapa hari terakhir. Secara keseluruhan, kami mencatat ada 72 korban dalam rentang waktu tersebut, di mana 24 orang meninggal dunia, 37 luka ringan, 6 luka berat, dan masih ada 5 orang dalam pencarian,” kata Ferry.

    Wilayah Terdampak Paling Parah

    Diketahui, 11 kabupaten/kota yang terdampak meliputi Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Nias Selatan (Nisel), Pakpak Bharat, Serdang Bedagai (Sergai), Tapanuli Tengah (Tapteng), Tapanuli Utara (Taput), Nias, Tapanuli Selatan (Tapsel), Humbahas, Kota Padang Sidempuan, dan Kota Sibolga.

    Kabid Humas merinci, wilayah yang mencatat jumlah korban meninggal dunia paling banyak berada di Polres Tapanuli Selatan (Tapsel) 20 kejadian bencana dan 49 korban, termasuk 12 meninggal dunia dan 34 luka ringan.

    Kemudian, Polres Sibolga 6 kejadian bencana (longsor) dan 12 korban, termasuk 5 meninggal dunia dan 4 orang masih dalam pencarian. Polres Tapanuli Tengah (Tapteng) 14 kejadian bencana dan 5 korban, termasuk 4 meninggal dunia.

    “Meskipun cuaca secara keseluruhan masih hujan dengan intensitas tinggi, personel di lapangan terus bekerja keras. Saat ini, debit air di lokasi banjir masih mencapai ketinggian sekitar 1 meter di beberapa titik,” katanya.

     

  • Penggunaan Alat Terlarang Bikin Nelayan Pati dan Rembang Geger, TNI Polri Turun Tangan

    Penggunaan Alat Terlarang Bikin Nelayan Pati dan Rembang Geger, TNI Polri Turun Tangan

    Liputan6.com, Jakarta Situasi antara nelayan di pantai utara (pantura) mencakup Kabupaten Pati hingga Kabupaten Rembang Jawa Tengah, memanas. Pemicu ketegangan para nelayan karena penggunaan alat garuk dan cotok dalam menangkap ikan.

    Nelayan layur Rembang nekat menggunakan kedua alat tangkap yang dilarang itu, hingga memicu protes dari Pati.

    Kasat Polairud Polres Pati Kompol Hendrik menjelaskan, penggunaan alat tangkap cotok dan garuk sudah diatur dalam Perda No. 8/2002 dan Permen KP 36/2023.

    “Kepatuhan alat tangkap adalah syarat mutlak menjaga keberlanjutan perairan dan keseimbangan ekonomi nelayan. Karena itu, tidak ada alasan untuk melanggar kedua aturan tegas tersebut,” tegas Hendrik di hadapan nelayan Rembang dan Pati, Rabu (26/11/2025).

    Untuk meredam konflik berkepanjangan di laut, para nelayan dari Pati dan Rembang dikumpulkan dalam rembuk besar yang dimediasi oleh jajaran Satuan Polisi Air dan Udara (Polairud) Polresta Pati.

    Dari pantauan Liputan6.com di lokasi rembuk besar yang digelar di Pati, sempat memanas sejak awal pertemuan dibuka. Perdebatan dan perang argumen nelayan dua wilayah ini terjadi.

    Meski situasi pertemuan memanas, namun jalannya forum tersebut tetap kondusif dengan kawalan ketat aparat Polresta Pati dan TNI.

    Tidak hanya itu, rembuk besar nelayan Pati dan Rembang sebagai langkah penting mendinginkan situasi di laut, juga dimediasi Kasat Polairud Polresta Pati Kompol Hendrik Irawan.

    Selain itu juga dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jateng dan Rembang, aparat Pos TNI AL Juwana, Polairud Rembang, ABK 1016 Ditpolairud dan Bhabinkamtibmas. Koordinator nelayan dari enam wilayah pesisir Pati juga diundang.

    Di awal rembuk tersebut, perwakilan nelayan Rembang, Eko Santoso mengakui adanya penggunaan alat garuk oleh rekan sesama nelayan di sekitar perairan Pulau Gede.

    Atas kenekatan penggunaan alat tangkap ikan yang dilarang itu, Eko pun menyampaikan permintaan maaf kepada nelayan Pati.

    Di pihak lain, perwakilan nelayan Tunggul Sari dan Pecangaan Pati menyoroti bahwa larangan alat garuk sebenarnya sudah jelas dalam kesepakatan lokal.

    Karena itu, mereka meminta semua pihak disiplin agar kejadian kejar-kejaran saat melaut tidak berulang kembali.

    Para nelayan Pati juga mengusulkan pemasangan acir sebagai batas Benowo–Puncel. Kebijakan ini guna menghindari kesalahpahaman zona yang berpotensi memicu konflik.

    Nelayan Pati juga mendesak aparat terkait untuk segera memperbaiki keberadaan lampu kelop di wilayah Rembang yang selama ini tak berfungsi.

    Dalam rembuk itu, perwakilan Bumirejo Pati juga mempersilakan nelayan Rembang masuk wilayah perairan Pati, asalkan mereka menggunakan alat tangkap ikan ramah lingkungan.

    Setelah ketegangan adu argumen mereda dalam pertemuan itu, perwakilan nelayan dari berbagai wilayah pesisir Pati dan Rembang pun menemukan kesepakatan.

    Mereka juga mendesak pemerintah ada sinkronisasi aturan antar kabupaten, agar batas ruang tangkap ikan di laut semakin jelas.

    Nelayan kedua kabupaten ini juga meminta forum rembuk diadakan berkala untuk menjaga komunikasi dan mencegah salah paham di laut.

    Hendrik mengakui bahwa penegasan batas laut memang sangat krusial. Tentunya agar patroli, pengawasan dan aktivitas melaut berjalan tertib.

    “Dengan harapan agar kearifan lokal tetap terjaga dan konflik antar nelayan di laut tidak terulang,” tukas Hendrik.

    Forum rembuk besar ditutup dengan komitmen bersama antara nelayan Pati dan Rembang untuk menghentikan penggunaan garuk dan cotok.

  • Viral Wanita Dianiaya Teman Pria Sampai Wajah Babak Belur, Pelaku dengan Santainya Minta Maaf

    Viral Wanita Dianiaya Teman Pria Sampai Wajah Babak Belur, Pelaku dengan Santainya Minta Maaf

    Liputan6.com, Jakarta Kepolisian menyelidiki dugaan penganiayaan yang dilakukan seorang pria berinisial APN terhadap wanita berinisial US, warga Pandanwangi, Kota Malang. Peristiwa itu ramai jadi perhatian warganet usai korban mengunggah video di akun media sosialnya.

    Korban luka lebam dan robek pada bagian wajah di bawah mata sebelah kiri akibat kekerasan tersebut. Dia melaporkan dugaan penganiayaan itu ke Polresta Malang Kota pada Kamis, 20 November 2025 lalu.

    “Korban datang melaporkan saudara APN ke kami pada Kamis sore,” kata Kasi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Yudi Risdiyanto, Rabu (26/11/2025).

    Berdasarkan keterangan korban, peristiwa dugaan penganiayaan itu terjadi pada Minggu, 16 November 2025 sekitar pukul 05.30 WIB. Terduga pelaku datang ke rumah korban bersama tiga temannya. Antara US dan APN memiliki hubungan khusus.

    “APN masuk ke rumah korban, ketika itu diduga sedang dalam pengaruh alkohol,” ucap Yudi.

    Di rumah itu, lanjutnya, korban tinggal sendirian. Tidak lama kemudian, terjadi cekcok di antara keduanya. Terduga marah-marah dan memukul korban sekali. Akibat pukulan itulah yang menyebabkan wajah korban terluka. Usai memukul, dia sempat meminta maaf pada korban.

    Korban dalam keterangannya telah ke rumah sakit untuk perawatan luka tersebut. Kepolisian kini masih menyelidiki peristiwa itu dan akan meminta keterangan saksi-saksi lainnya.

    “Petugas juga akan datang ke tempat kejadian guna mencari bukti dan saksi tambahan,” ucapnya.

    Penyidik Polresta Malang Kota akan menjadwalkan pemeriksaan lanjutan terhadap saksi. Sedangkan pelaku belum diketahui di mana tempat tinggalnya.

    “Terduga pelaku sepertinya bukan warga Kota Malang. Kami terus mendalami peristiwa ini,” kata Yudi.

    Kepolisian mengimbau kepada setiap warga agar tak ragu segera melapor bila menjadi korban kekerasan. Sebab bila tidak segera dilaporkan, hal tersebut justru membahayakan korban sendiri.