Jenis Media: Regional

  • Pria di Bengkulu Bakar Kios Kakak Ipar, Merembet Hingga Hanguskan 30 Bangunan

    Pria di Bengkulu Bakar Kios Kakak Ipar, Merembet Hingga Hanguskan 30 Bangunan

    Liputan6.com, Jakarta Ipar adalah maut, istilah ini tentu sangat familiar. Kejadian nyata terjadi di Bengkulu. Seorang pria berinisial FS nekat membakar kios milik kakak iparnya karena dipicu dendam pribadi. Masalahnya, api jadi merembet hingga membakar 30 kios pasar lain. Pelaku pun kiri dibekuk polisi.

    “Selamat ulang tahun, bakar kau,” kata pelaku dalam video. Dikutip dari SCTV, Kamis (27/11/2025).

    Kejadian itu berlangsung di kompleks Pasar Karmia Jaya Kota Bengkulu, selasa kemarin.

    Pelaku pembakaran terungkap karena videonya saat membakar salah satu kios tersebar luas di media sosial.

    Sebelum kejadian, pelaku sempat bertemu dengan kakak ipar dan terlibat cekcok. Pelaku yang tak terima, melampiaskan amarahnya dengan membakar kios kakak Ipar menggunakan bensin hingga berujung terbakarnya 30 kios lainnya.

    “Terduga Pelaku ini dendam terhadap masih di dalam lingkungan keluarganya itu. Sehingga dia melakukan pembakaran terhadap kios yang digunakan usaha dari keluarga,” kata Kasubnitpidum Polresta Bengkulu Ipda Revi Hari Sona.

  • Korban Tewas Bertambah Jadi 7 Orang, Evakuasi Terkendala

    Korban Tewas Bertambah Jadi 7 Orang, Evakuasi Terkendala

    Liputan6.com, Jakarta – Korban meninggal dunia akibat banjir bandang atau Galodo di Nagari Malalak Timur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, bertambah. Kepala BPBD Agam, Rahmad Lasmono, mengonfirmasi bahwa per Kamis (27/11/2025) sore, total korban tewas mencapai 7 orang.

    Sementara itu, tim pencarian masih terus mencari dua orang lainnya yang dilaporkan hilang.

    “Itu data sementara, masih ada tiga titik di lokasi galodo yang belum bisa dijangkau petugas,” katanya kepada Liputan6.com, Kamis (27/11/2025).

    Menurutnya, petugas gabungan terkendala dalam mengevakuasi korban karena jalannya tidak bisa dilalui dan titik galodo terkepung dari berbagai arah.

    “Sinyal komunikasi tidak ada, longsor di mana-mana, listrik padam. Di lokasi yang belum bisa dijangkau itu informasinya ada 50 orang, bisa jadi bertambah,” ujarnya.

    Ia mengatakan untuk menembus titik tersebut menembus titik titik itu, pihaknya menyewa alat berat, karena alat berat milik pemda sudah dipakai semua.

    “Iya ini segera didatangkan alat berat untuk membuka jalur ke titik yang terisolasi,” kata Rahmad.

    Kemudian untuk identitas tujuh orang meninggal, pihaknya belum bisa menginformasikan karena masih dalam proses identifikasi.

    “Lalu untuk pengungsi yang bisa dijangkau sudah dibuat dapur umum, peralatan sudah didistribusikan,” ia menambahkan.

     

  • Korban Tewas Bertambah Jadi 7 Orang, Evakuasi Terkendala

    Korban Tewas Bertambah Jadi 7 Orang, Evakuasi Terkendala

    Liputan6.com, Jakarta – Korban meninggal dunia akibat banjir bandang atau Galodo di Nagari Malalak Timur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, bertambah. Kepala BPBD Agam, Rahmad Lasmono, mengonfirmasi bahwa per Kamis (27/11/2025) sore, total korban tewas mencapai 7 orang.

    Sementara itu, tim pencarian masih terus mencari dua orang lainnya yang dilaporkan hilang.

    “Itu data sementara, masih ada tiga titik di lokasi galodo yang belum bisa dijangkau petugas,” katanya kepada Liputan6.com, Kamis (27/11/2025).

    Menurutnya, petugas gabungan terkendala dalam mengevakuasi korban karena jalannya tidak bisa dilalui dan titik galodo terkepung dari berbagai arah.

    “Sinyal komunikasi tidak ada, longsor di mana-mana, listrik padam. Di lokasi yang belum bisa dijangkau itu informasinya ada 50 orang, bisa jadi bertambah,” ujarnya.

    Ia mengatakan untuk menembus titik tersebut menembus titik titik itu, pihaknya menyewa alat berat, karena alat berat milik pemda sudah dipakai semua.

    “Iya ini segera didatangkan alat berat untuk membuka jalur ke titik yang terisolasi,” kata Rahmad.

    Kemudian untuk identitas tujuh orang meninggal, pihaknya belum bisa menginformasikan karena masih dalam proses identifikasi.

    “Lalu untuk pengungsi yang bisa dijangkau sudah dibuat dapur umum, peralatan sudah didistribusikan,” ia menambahkan.

     

  • Penambang Bukit Jaddih Bangkalan Keluhkan Kendala Mengurus Perizinan

    Penambang Bukit Jaddih Bangkalan Keluhkan Kendala Mengurus Perizinan

    Bangkalan (beritajatim.com) – Perwakilan penambang Bukit Jaddih, Jev Vanand, menyatakan pentingnya percepatan dan kejelasan proses perizinan tambang. Pernyataan disampaikan menyusul tragedi meninggalnya enam santri di bekas galian C area pertambangan Kabupaten Bangkalan.

    Dalam penyampaiannya, Jev menekankan bahwa para penambang sebenarnya sejak lama berusaha mengurus perizinan sesuai Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 dan perubahan melalui Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020.

    Ia menyebut seluruh proses mulai dari rekomendasi tata ruang, WIUP, eksplorasi, laporan tahunan, hingga pascatambang telah dijalankan.

    Namun, proses tersebut terganjal birokrasi yang berubah-ubah akibat perpindahan kewenangan dari kabupaten ke provinsi, lalu ke pusat, dan kembali lagi ke provinsi. Akibatnya, sejumlah izin sempat mati dan perlu diajukan ulang.

    “Seakan-akan kami ini tidak pernah mengurus izin. Tidak. Sejak 2018 kami terus mengurus, tapi peralihan kewenangan membuat semuanya ribet,” ujarnya, Kamis (27/11/2025).

    Menurut Jev, insiden tewasnya enam santri di bekas galian C harus menjadi momentum untuk mempertegas pentingnya penambangan yang legal dan terkontrol.

    Ia menyebut, jika perizinan berjalan lancar, maka pengawasan pemerintah dan kewajiban pascatambang dapat terlaksana dengan baik. Sehingga risiko bahaya di area galian dapat diminimalisasi.

    “Kalau semuanya legal dan teradministrasi, pemerintah bisa mengawasi, kita bisa bekerja sesuai aturan, dan wilayah galian tidak menjadi lokasi terbengkalai yang membahayakan masyarakat,” kata Jev.

    Ia menegaskan para penambang justru tidak ingin beroperasi secara ilegal. Sebab legalitas memberi kepastian bagi perusahaan, pemerintah, dan keamanan lingkungan.

    Jev meminta pemerintah daerah dan Forkopimda Bangkalan untuk memfasilitasi komunikasi resmi antara penambang dan pemangku kebijakan, terlebih setelah munculnya sorotan publik atas keselamatan kawasan tambang.

    “Kami mohon pemerintah daerah memfasilitasi pertemuan. Jangan sampai kami dianggap tidak tertib, padahal perizinannya yang tersendat karena birokrasi,” tegasnya.

    Ia juga mengingatkan bahwa ribetnya perizinan tidak hanya berdampak pada perusahaan, tetapi juga kehidupan masyarakat sekitar tambang. Banyak warga bergantung pada pekerjaan turunan tambang seperti pembuat batu bata, pembuat bator, hingga penyedia limestone untuk kebutuhan pembangunan.

    “Kami juga berkontribusi ke PAD. Jadi kita ini membantu pemerintah, bukan sebaliknya,” ujarnya.

    Saat ini, kata Jev, hambatan terbesar berada pada perizinan lingkungan di tingkat Provinsi Jawa Timur. Beberapa izin yang sebelumnya sudah terbit kini direvisi kembali karena perubahan aturan baru.

    “Ini yang membuat kami seakan-akan seperti belum mengurus apa-apa. Padahal semua proses kami ikuti,” katanya. [sar/but]

  • Puluhan Siswa Mual dan Pusing, Kepala KSPPG Klecorejo Madiun Buka Suara

    Puluhan Siswa Mual dan Pusing, Kepala KSPPG Klecorejo Madiun Buka Suara

    Madiun (beritajatim.com) – Dugaan keracunan makanan yang menimpa siswa di tiga sekolah wilayah Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, memicu keprihatinan sekaligus kemarahan orang tua.

    Program makanan bergizi yang seharusnya menjadi penopang kesehatan, justru diduga membuat sejumlah siswa tumbang pada Kamis (27/11/2025).

    Di tengah sorotan publik, Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (KSPPG) Cinta Anak Klecorejo, Sendi Wicaksono, akhirnya angkat bicara. Ia mengungkap bahwa seluruh makanan yang dikonsumsi siswa itu diproses pada dini hari, hanya beberapa jam sebelum dikirim.

    “Nasi kami masak jam 12 malam. Nasi gorengnya jam 3 pagi,” beber Sendi. Menu yang didistribusikan berupa nasi goreng Hongkong campur jagung, Keripik Pangsit, Edamame, Telur, Buah Semangka, dan Minuman Susu Cimory.

    Distribusi dimulai pukul 07.00 WIB ke 31 sekolah, dari total 32 sasaran program. “Ada beberapa makanan yang langsung kami tarik setelah ada laporan ini,” ucapnya.

    Fakta yang paling memantik tanda tanya muncul ketika Sendi mengaku bahwa pihaknya menemukan perubahan rasa pada sebagian nasi goreng saat dicek ulang di sekolah lain.
    “Saat pengiriman masih bagus. Tapi setelah kami cek lagi, ada yang rasanya sudah tidak enak,” katanya.

    Begitu laporan siswa mengalami mual dan pusing masuk, pihak KSPPG bergerak cepat menarik seluruh makanan. Siswa yang terdampak langsung dibawa ke puskesmas.
    “Kami langsung tarik semua makanannya. Anak-anak kami bawa ke puskesmas untuk dicek,” ujar Sendi.

    Sekolah yang terdampak di antaranya SD Darmorejo, SD Klecorejo, dan SD Kebonagung. Program pemenuhan gizi ini sendiri menargetkan 2.819 siswa, dan sudah berjalan sejak 10 November.

    Sendi menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin berspekulasi mengenai penyebab dugaan keracunan. Ia menyebut ahli gizi KSPPG telah melakukan pengecekan awal, namun hasil final tetap menunggu pemeriksaan laboratorium.
    “Kita sudah kirim sampel. Makanannya juga sudah dibawa pihak berwajib. Biar lab nanti yang menentukan,” ujarnya.

    Hingga saat ini, orang tua siswa menuntut jawaban tegas atas apa yang sebenarnya terjadi. Dugaan lemahnya kontrol kualitas di dapur produksi KSPPG kini menjadi sorotan utama sementara proses investigasi masih berlangsung. (rbr/ted)

  • Delapan Ton Penghuni Danau Maninjau Mati Serentak, Ini Penyebabnya

    Delapan Ton Penghuni Danau Maninjau Mati Serentak, Ini Penyebabnya

    Liputan6.com, Jakarta Sebanyak delapan ton ikan nila penghuni Danau Maninjau di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mati serentak. Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Agam, Sumatera Barat mencatat ikan-ikan di keramba jaring apung Danau Maninjau itu mati karena dampak angin kencang dan curah hujan tinggi.

    “Delapan ton ikan jenis nila berbagai ukuran itu dari 12 petak keramba jaring apung di Danau Maninjau,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam Rosva Deswira di Lubuk Basung. Dikutip dari Antara, Kamis (27/11/2025).

    Kerugian petani Koto Malintang, Kecamatan Tanjung Raya akibat kematian itu sekira Rp 200 juta, karena harga ikan Rp 25 ribu per kilogram.

    Ini merupakan data sementara, karena petugas sedang melakukan pendataan jumlah kematian ikan di danau vulkanik tersebut.

    “Kita masih melakukan pendataan berapa total kematian, pemilik dan lokasinya. Petugas cukup kesulitan ke lokasi, karena jalan menuju lokasi tidak bisa dilewati akibat tanah longsor di beberapa titik,” ujarnya.

    Dia mengakui kematian ikan tersebut dilaporkan pada Rabu (26/11), setelah curah hujan cukup tinggi disertai angin kencang melanda daerah itu semenjak beberapa hari.

    Dengan kondisi itu, terjadi pembalikan air dasar ke permukaan danau, sehingga oksigen berkurang.

    “Sebelum kematian, ikan mengalami pusing dan mencari oksigen ke permukaan. Setelah itu mati dan mengapung di dalam keramba jaring apung,” lanjutnya.

    Dia mengimbau agar petani untuk mewaspadai cuaca dan segera memanen ikan sudah siap panen, pindahkan ikan yang belum siap panen ke kolam air tenang

    Setelah itu, jangan tebar benih ikan sampai kondisi aman dan jangan membuang bangkai ikan ke dalam danau.

    “Ini harus dilakukan agar tidak mengalami kerugian cukup besar,” pungkasnya.

  • ABG Putri Disekap 4 Pria di Kamar Penginapan Tasikmalaya, Dicekoki Miras Sampai Linglung

    ABG Putri Disekap 4 Pria di Kamar Penginapan Tasikmalaya, Dicekoki Miras Sampai Linglung

     

    Liputan6.com, Tasikmalaya – Sorang remaja putri berusia 15 tahun menjadi korban penyekapan empat pria di penginapan sekitar Kota Tasikmalaya. Polres Tasikmalaya menyebut, semua pelaku sudah ditangkap, sementara korban tengah mendapat pendampingan pemulihan trauma.

    “Seluruh pelaku telah diamankan, dan kasus ini tengah ditangani secara serius,” kata Kepala Seksi Humas Polres Tasikmalaya Kota, Iptu Jajang Kurniawan, Kamis (27/11/2025).

    Jajang juga mengatakan, tim gabungan dari Satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya Kota, dan Polsek Tawang mendatangi tempat penyekapan ABG itu di daerah Tawang, Rabu (26/11/2025) kemarin.

    Keberadaan korban itu, kata dia, terungkap berdasarkan laporan dari orang tua korban yang anaknya hilang sejak dua hari lalu, kemudian mendapatkan pesan lokasi dari anaknya sampai dilakukan penggerebekan.

    “Kami bergerak cepat setelah menerima laporan dari orang tua korban,” katanya.

    Jajang menyebut, saat penggerebekan ditemukan korban dalam kondisi bingung, dan menangis di dalam kamar, kemudian polisi mengamankan terduga pelaku penyekapan berjumlah empat orang usia dewasa dan dua orang masih di bawah umur.

    Mereka saat diamankan, kata Jajang, tidak melakukan perlawanan, selanjutnya dibawa ke Markas Polres Tasikmalaya Kota untuk menjalani pemeriksaan hukum lebih lanjut.

    “Pemeriksaan dan pendalaman terhadap kasus ini terus kami lakukan,” katanya.

     

  • Humbang Hasundutan Diterjang Banjir Bandang dan Longsor, 5 Orang Meninggal dan 4 Hilang

    Humbang Hasundutan Diterjang Banjir Bandang dan Longsor, 5 Orang Meninggal dan 4 Hilang

    Di sekitar lokasi longsor, sebelas titik akses jalan terputus. Sementara saluran, jembatan, dan tembok penahan tanah mengalami kerusakan dan masih dalam proses pendataan lebih lanjut.

    Lahan pertanian warga turut terdampak, memberikan tekanan tambahan bagi masyarakat yang menggantungkan hidup pada hasil tani.

    Bencana banjir bandang ini terjadi di Kecamatan Pakkat, tepatnya di Kelurahan Panggugunan.

    Sementara itu, kejadian tanah longsor teridentifikasi berdampak ke sejumlah wilayah meliputi Desa Sampean di Kecamatan Doloksanggul, Desa Parbotihan, Sihikkit, Sampetua dan Janji Nagodang di Kecamatan Onan Ganjang, Desa Aek Sopang di Kecamatan Pakkat dan Desa Janji Hutanapa di Kecamatan Parlilitan.

    “Cuaca ekstrem atas dampak dari fenomena siklon tropis Senyar menjadi faktor utama yang memicu pergerakan tanah dan aliran banjir bandang tersebut,” terangnya.

    Sejak kejadian, tim gabungan telah bergerak cepat melakukan evakuasi korban, pembersihan material longsoran, serta pembukaan akses jalan dengan bantuan alat berat seperti excavator dan backhoe loader.

    BPBD dan Dinas Sosial juga mendirikan dapur umum dan menyiapkan tempat pengungsian sementara di rumah penduduk.

  • Bella Alias Ali Dilabrak Sesama Waria Gara-Gara Ucapan ‘Wandu’, Kukunya sampai Copot

    Bella Alias Ali Dilabrak Sesama Waria Gara-Gara Ucapan ‘Wandu’, Kukunya sampai Copot

    Liputan6.com, Jakarta – Seorang waria bernama Muhammad Ali Sarajuddin Tjia alias Bella (18) melapor ke polisi usai dianiaya oleh temannya sendiri sesama waria. Ironisnya penganiayaan itu membuat Bella trauma karena mukanya dicakar dan salah satu kuku di jari tangan kanannya lepas.

    Bella menceritakan, kala ia ditelepon oleh salah seorang temannya dan mengajaknya untuk hadir ke acara ulang tahun terlapor, yakni Risal alias Caca. Bella mengaku menolak ajakan tersebut lantaran dirinya sedang sibuk.

    “Saya diajak ke acara ulang tahunnya, saya tolak karena saya sedang melayat. Terus saya bercanda bilang saya tidak mau datang karena banyak Wandu (wanita dusta atau waria),” kata Bella saat dikonfirmasi, Kamis (27/11/2025).

    Belakangan ucapan itu ternyata membuat Caca tersinggung dan naik pitam. Menurut Bella dirinya sempat diancam akan dilabrak jika suatu saat Caca bertemu dengan dirinya.

    “Pokoknya ada sekitar satu minggu kemudian itu saya baru ketemu. Katanya memang dia cari saya mau dia hajar saya,” jelasnya.

    Keduanya akhirnya bertemu di salah satu kafe di Jalan Hertasning I, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu, 23 November 2025. Benar saja di kafe tersebut Caca melabrak Bella.

    “Saya dicakar di muka. Kuku saya sampai lepas, kuku asli. Rambut saya ditarik, dada dan kepala saya dipukul sampai bengkak. Handphone saya juga rusak,” aku Bella.

    Keesokan harinya Bella pun melaporkan kejadian yang ia alami ke Polrestabes Makassar. Laporan tersebut tercatat dengan Nomor LP/B/2251/XI/2025/SPKT/Polrestabes Makassar/Polda Sulsel tertanggal 24 November 2025.

    “Saya juga sudah visum. Saya keberatan dengan apa yang dilakukan pelaku kepada saya,” tegasnya.

  • Jalan Menuju Kota Medan Terendam Banjir, Pemotor Ramai-ramai Lewat Tol

    Jalan Menuju Kota Medan Terendam Banjir, Pemotor Ramai-ramai Lewat Tol

    Liputan6.com, Jakarta Polisi mengarahkan pengendara sepeda motor masuk dan melintas di ruas Jalan Tol Semayang menuju Tol Helvetia, menyusul banjir di jalur arteri Binjai–Medan, Kamis (27/11/2025).

    Kegiatan pengawalan dilakukan setelah adanya koordinasi intens antara Sat PJR dan pihak pengelola tol. Masyarakat pengguna roda dua dari Binjai yang hendak menuju Kota Medan tidak dapat melintas melalui jalur arteri, sehingga meminta bantuan untuk diarahkan melalui jalur tol demi menjaga kelancaran arus mobilitas.

    Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Ferry Walintukan menyampaikan, langkah pengawalan ini merupakan bentuk pelayanan cepat dan responsif Polri dalam membantu masyarakat di tengah kondisi bencana.

    “Polda Sumut melalui Sat PJR segera bertindak melakukan pengawalan pengandara roda dua di dalam ruas tol Semayang menuju Helvetia, setelah menerima laporan jalur arteri tergenang banjir. Ini merupakan langkah darurat demi keselamatan masyarakat dan memastikan aktivitas warga tetap berjalan,” kata Ferry Walintukan.

    Dia menegaskan, seluruh prosedur dilakukan dengan koordinasi ketat bersama pihak pengelola tol untuk menjamin keamanan dan kelancaran perjalanan masyarakat.

    “Situasi ini kondisi khusus. Kami memastikan seluruh pengawalan berjalan aman, tertib, dan terarah, serta tetap mengutamakan keselamatan pengguna jalan. Polri hadir memberikan solusi ketika masyarakat mengalami kendala di lapangan,” tambahnya.

    Kombes Pol Ferry Walintukan juga menyampaikan apresiasi kepada masyarakat yang telah tertib mengikuti arahan petugas serta kepada seluruh pihak terkait yang turut mendukung kelancaran pengamanan dan pengawalan.

    Polda Sumut menegaskan, upaya pelayanan seperti ini akan terus dilakukan secara sigap, apabila terjadi gangguan akses akibat cuaca ekstrem maupun kondisi darurat lainnya.