Situs Gunung Padang Digali, Arkeolog Temukan Artefak Perunggu dan Tembikar
Tim Redaksi
CIANJUR, KOMPAS.com
– Tim peneliti menemukan sejumlah artefak berupa fragmen logam dan tembikar saat melakukan ekskavasi di Situs Gunung Padang, yang terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Temuan ini makin menegaskan situs megalitikum tersebut merupakan
karya budaya manusia
.
Ketua tim Kajian dan Pemugaran
Situs Gunung Padang
, Ali Akbar menjelaskan,
ekskavasi
dilakukan secara manual di hampir semua teras situs, dengan kedalaman penggalian antara dua hingga delapan meter.
“Dari hasil ekskavasi belasan kotak gali, di kedalaman dua meter tidak ditemukan batuan lagi. Artinya, batuan yang ada di permukaan tanah didatangkan dari luar,” ujar Ali kepada Kompas.com melalui sambungan telepon pada Kamis (27/11/2025).
Ali menambahkan, di kedalaman empat meter, tim menemukan susunan batuan dan fragmen logam yang kemungkinan besar adalah
perunggu
, serta
tembikar
.
Ia menjelaskan, batuan yang tersusun rapi di bawah tanah tersebut bukan merupakan jenis
columnar joint
, melainkan jenis batuan yang mirip dengan temuan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan pada tahun 2013-2014.
“Susunan batuan tersebut berfungsi sebagai fondasi atau penahan untuk memperkuat tanah urukan,” ungkapnya.
Ali juga menekankan pentingnya temuan ini, yang menunjukkan adanya lapisan budaya yang berbeda antara lapisan di atas permukaan tanah dan lapisan di bawahnya.
“Lapisan budaya di bawah ini cukup intensif juga,” tutur dia.
Terkait penemuan fragmen perunggu, Ali menjelaskan,
artefak
tersebut menunjukkan bahwa benda itu adalah hasil buatan manusia.
“Masih dianalisis dan dibersihkan. Yang pasti, perunggu sebagai campuran logam sudah merupakan gabungan dari berbagai unsur. Jadi, ketika sudah berbentuk perunggu, itu menandakan sebagai hasil karya budaya manusia,” tutup Ali.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Jenis Media: Regional
-

TPS Bau Tak Sedap dan Kumuh, Ini yang Dilakukan DLH Gresik
Gresik (beritajatim.com)- Kondisi Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di Jalan AIS Nasutin sebelah GOR Giri Krida Gresik, dikeluhkan warga akibat bau menyengat. Selain menimbulkan ketidaknyamanan, area TPS tersebut terlihat kumuh, dan mengganggu aktivitas masyarakat sekitar.
Keluhan warga sudah berlangsung beberapa pekan terakhir. Beberapa di antara mereka mengaku terganggu, terutama saat melintas atau beraktivitas di sekitar TPS yang menimbulkan bau menyengat.
Menanggapi keluhan tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gresik, Sri Zubaidah mengatakan, pihaknya segera melakukan sejumlah langkah penanganan.
“Petugas kami sebenarnya melakukan pembersihan rutin pada dinding TPS, dan lantai sekurang-kurangnya dua hari sekali menggunakan cairan pembersih,” katanya, Kamis (27/11/2025).
Selain itu lanjut Sri Zubaidah, DLH akan menambah ritase pengangkatan sampah dengan menyesuaikan timbulan sampah supaya tidak sampai meluber.
“Terkait dengan ini, saya juga menghimbau kepada pemulung untuk tidak terlalu lama menumpuk barang pilihannya di lokasi TPS,” ujarnya.
Ia menambahkan, dirinya tak henti-hentinya terus menghimbau kepada warga untuk membuang sampah sesuai jadwal agar tidak menumpuk, serta memastikan sampah organik, dan anorganik dipisahkan untuk memudahkan proses pengelolaan.
“Petugas kami di lapangan akan terus memantau kondisi TPS tersebut hingga bau tidak sedap dapat teratasi sepenuhnya,” imbuhnya.
Sebelumnya, warga sekitar TPS ini mengaku mengeluhkan kondisi sampah yang menimbulkan bau tak sedap. Terlebih lagi, setelah hujan deras. Air dari tumpukan sampah kadang meluber di jalan yang menyebabkan warga melintas terganggu.
“Sampahnya kadang sampai menumpuk, lalu baunya menyengat. Saya berharap pihak terkait seger mengatasi permasalahan ini,” pungkas Tovan salah satu warga. [dny/aje]
-

Dimulai 21 November Kemarin, Pos Indonesia Salurkan BLTS kepada 5,5 Juta KPM di Indonesia
Surabaya (beritajatim.com) – PT Pos Indonesia (Persero) kembali menunjukkan kapasitas dan keandalannya sebagai mitra strategis pemerintah dalam penyaluran bantuan sosial periode 2025.
Hingga 27 November 2025 pukul 10.20 WIB, Pos Indonesia telah berhasil menyalurkan 5,5 juta Bantuan Langsung Tunai Sementara (BLTS) kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di seluruh Indonesia.
“Sejak 21 November 2025, BLTS yang telah berhasil kami salurkan telah mencapai 5,5 juta KPM dari berbagai daerah di Indonesia. Kami optimistis, proses penyaluran akan selesai sesuai rencana pemerintah pada 11 Desember 2025,” kata Pelaksana Tugas Direktur Utama Pos Indonesia, Haris.
Penyaluran ini merupakan bagian dari program BLTS Kesra periode Oktober, November, dan Desember, dengan total sasaran sekitar 18,1 juta KPM yang disalurkan melalui Pos Indonesia.
Saat ini, Kementerian Sosial telah mengirimkan 11,6 juta data KPM kepada Pos Indonesia untuk diproses dan terus melakukan konsolidasi data untuk data tambahan berikutnya.
Menurut Haris, keberhasilan Pos Indonesia menyalurkan BLTS 2025 tidak lepas dari kekuatan jaringan yang dimiliki Pos Indonesia. Jaringan tersebut mencakup seluruh provinsi yang ada di Indonesia, yakni 42 Kantor Cabang Utama, 168 Kantor Cabang, dan 4.308 Kantor Cabang Pembantu.
“Dengan ribuan keberadaan Kantor Pos yang tersebar hingga tingkat kecamatan, serta didukung SDM yang terlatih di daerah terpencil, kami mampu mempercepat proses penyaluran bantuan secara tepat dan cepat. Kami memastikan seluruh bantuan diterima langsung oleh KPM. Kecepatan, keamanan, dan akurasi adalah prioritas kami,” tambahnya.
Pos Indonesia, lanjut Haris, telah berpengalaman menangani berbagai penugasan pemerintah seperti distribusi bantuan sosial tunai dan dalam bentuk barang atau sembako. Selama beberapa tahun, Pos Indonesia mampu membuktikan kehandalan jaringan dan SDM dengan menjangkau hingga pelosok Indonesia.
Untuk memastikan bantuan tepat sasaran, Pos Indonesia menerapkan tiga skema pencairan, yaitu pembayaran di Kantor Pos, pembayaran di lokasi komunitas seperti balai desa atau gedung kecamatan, dan layanan antar ke rumah KPM, khusus bagi lansia, penyandang disabilitas, dan warga yang sedang sakit.
Bagi yang melakukan pencairan secara mandiri, proses pengambilan BLTS Kesra melalui Pos Indonesia dilakukan dengan mekanisme yang mudah, aman, dan memastikan bantuan diterima langsung oleh KPM. KPM hanya perlu datang ke lokasi pencairan dengan membawa KTP, Kartu Keluarga (KK) asli, dan Surat Pemberitahuan sebagai dokumen identitas wajib.
Setelah itu, KPM dapat mengambil bantuan di lokasi tertentu sesuai dengan yang tertera pada Surat Pemberitahuan.
Setibanya di lokasi, petugas atau juru bayar Pos Indonesia akan melakukan verifikasi data. Proses ini diawali dengan pemindaian (scan) QR code yang terdapat pada Surat Pemberitahuan untuk memastikan kecocokan data penerima.Selanjutnya, verifikasi wajah dilakukan menggunakan aplikasi untuk memastikan bahwa orang yang datang adalah penerima sah sesuai data Kementerian Sosial.
“Setelah wajah dan identitas dinyatakan sesuai, petugas akan mengambil foto KTP sekaligus foto penerima BLT sebagai bagian dari bukti penyaluran. Tahap terakhir adalah penandatanganan oleh penerima sebagai bukti serah terima bantuan, dan petugas akan menyerahkan uang BLT secara langsung,” imbuh dia.
Pos Indonesia juga menerapkan sistem antrean agar proses pencairan lebih tertib. Pos Indonesia memastikan proses penyaluran BLTS lebih tertib, transparan, dan tepat sasaran, sekaligus memberikan kemudahan bagi masyarakat di seluruh Indonesia. [tok/aje]
-
/data/photo/2025/11/27/6927fbd37d511.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
8 Singgung 'Tot Tot Wuk Wuk', Kakorlantas: Kalau untuk Anggota Dewan Kita Kawal Nasional
Singgung Tot Tot Wuk Wuk, Kakorlantas: Kalau untuk Anggota Dewan Kita Kawal
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho berkelakar tetap mengawal anggota Dewan ketika sedang membahas soal pengawalan ‘tot tot wuk wuk’.
Candaan ini disampaikan Agus di hadapan jajaran Komisi III
DPR
RI dalam rapat Komisi III DPR RI, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (27/11/2025).
“Kalau untuk
anggota dewan
kita kawal semuanya, Pak, tidak berani kami, Pak,” ucap Agus, sambil tertawa.
Dalam kesempatan ini, Korlantas menjelaskan pihaknya membekukan sementara pengawalan dengan suara sirene ‘tot tot wuk wuk’.
Dia mengatakan, pembekuan sirene ini juga sedang dalam tahap evaluasi.
“Kami bekukan untuk sementara, Pak, dan kami sekarang ditanya, sampai kapan pembekuannya ini. Terus terang, kami akan evaluasi, dan ini dampaknya sangat positif, Pak,” ucap dia.
Menurut dia, Korlantas sedang berkoordinasi dengan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) untuk membuat skala prioritas dalam memberikan pengawalan.
“Ada aturan yang jelas dan bahkan untuk pengawalan adalah prioritas, dan kami sedang koordinasi dengan Setneg jadi mana yang harus dikawal dan mana yang tidak harus dikawal,” ucap Agus dalam rapat.
Diketahui, muncul gerakan ‘
Stop Tot Tot Wuk Wuk
‘ sempat viral di ruang publik dan media sosial pada beberapa bulan lalu.
Kampanye ini muncul sebagai respons kejenuhan masyarakat terhadap maraknya penggunaan sirene, strobo, dan rotator di jalan, termasuk oleh kendaraan pejabat yang sedang tidak bertugas.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Truk Trailer Tabrak Sepeda Motor di Jombang
Jombang (beritajatim.com) – Kecelakaan lalu lintas (Laka Lantas) melibatkan truk trailer dengan sepeda motor terjadi di Jalan Raya Desa Denanyar, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Kamis (27/11/2025). Insiden ini mengakibatkan satu orang mengalami luka-luka.
Menurut informasi yang dihimpun dari Kanit Gakkum Satlantas Polres Jombang, Ipda Siswanto, kecelakaan bermula ketika sepeda motor Honda Beat S 4043 OAW yang dikendarai oleh AZ Zahra Bil Arabella (17), warga Desa Karangdagangan Kecamatan Bandarkedungmulyo Kabupaten Jombang.
Dia melintas dari arah utara ke selatan. Setibanya di lokasi kejadian, pengendara sepeda motor tersebut diduga tidak memperhatikan kondisi di depan saat menyeberang, sehingga menabrak truk trailer yang melaju dari arah selatan ke utara.
Kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan ini adalah truk trailer dengan nomor polisi L-8954-UO yang dikendarai oleh Teguh Rudianto (24), asal Desa Sememi Kecamatan Benowo Kota Surabaya.
Beruntung, sopir truk trailer tidak mengalami luka dalam kejadian ini.Korban dari insiden ini, AZ Zahra Bil Arabella, yang mengalami luka ringan, segera dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang untuk mendapatkan perawatan medis. Kejadian ini juga disaksikan oleh dua warga setempat, yaitu Badrodin (54) dan Rahmat (37), keduanya merupakan pekerja swasta yang tinggal di Desa Denanyar.
Polres Jombang melalui Satlantas terus melakukan penyelidikan untuk mengetahui lebih lanjut tentang faktor penyebab kecelakaan ini. Seperti yang diungkapkan oleh Ipda Siswanto.
“Kecelakaan ini disebabkan oleh kelalaian pengendara sepeda motor yang tidak memperhatikan lalu lintas di sekitarnya, yang berujung pada tabrakan dengan truk trailer yang melintas,” ujarnya. [suf]
-

AMSI Sampaikan Masukan Strategis untuk Komite Percepatan Reformasi Polri
Jakarta (beritajatim.com) – Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) menghadiri audiensi dengan Komite Percepatan Reformasi Polri di Gedung Sekretariat Negara, Rabu (26/11/2025).
Pertemuan tersebut dihadiri langsung oleh Ketua Umum AMSI, Wahyu Dhyatmika, bersama Ketua Badan Pengawas dan Pertimbangan AMSI Wenseslaus Manggut, serta jajaran Pengurus Nasional AMSI seperti Darojatun (Pemred Merdeka.com), Andi Muhyiddin (Pemred Republika), Fathan Qorib (Pemred Hukumonline), dan Elin Kristanti selaku Direktur Eksekutif AMSI.
Dari Komite Percepatan Reformasi Polri tampak hadir tiga tokoh senior kepolisian: Badrodin Haiti, Idham Aziz, dan Ahmad Dofiri. Dalam sambutannya, Badrodin menegaskan pentingnya perspektif media dalam proses reformasi institusi kepolisian.
“Masukan ini sangat berarti karena teman-teman pers erat kaitannya dengan kepolisian. Silakan jika teman-teman ingin menyampaikan masukan hingga solusi,” ujar mantan Kapolri tersebut.
Keamanan Siber Media Dinilai Bagian dari Keamanan Nasional
AMSI menyampaikan sejumlah rekomendasi strategis, salah satunya terkait hasil riset serangan siber Distributed Denial of Service (DDoS) yang dialami media pada tahun lalu. Serangan tersebut membuat berbagai situs media tidak bisa diakses serta menyebabkan biaya server membengkak.
Ketua Umum AMSI Wahyu Dhyatmika mengungkapkan bahwa empat dari tujuh media yang menjadi responden riset mengalami serangan siber ketika sedang memberitakan isu yang berkaitan dengan kepolisian.
“Reformasi Polri di era digital harus menempatkan keamanan siber media sebagai bagian dari keamanan nasional, karena serangan siber terhadap media pada hakikatnya adalah serangan terhadap demokrasi,” tegas Wahyu.
Keselamatan Jurnalis Masih Rentan
AMSI juga menyoroti isu keselamatan jurnalis yang ditemukan melalui riset kolaboratif AMSI, Populix, dan Yayasan TIFA pada 2024 bertajuk “Keselamatan Jurnalis di Era Digital.” Riset tersebut menunjukkan ancaman terhadap jurnalis hadir dalam dua bentuk: kekerasan fisik di lapangan dan serangan digital yang sistematis.
Menurut AMSI, Polri memerlukan reformasi menyeluruh untuk memastikan jurnalis dapat bekerja tanpa ancaman, sehingga publik tetap memperoleh informasi yang akurat dan independen.
Wenseslaus Manggut, Badan Pertimbangan dan Pengawas Organisasi AMSI, menegaskan masih banyak aparat daerah yang belum memahami mekanisme penanganan sengketa pers sesuai aturan Dewan Pers.
“Banyak polisi di luar Jakarta tidak paham bahwa kasus pers atau laporan masyarakat terhadap kerja jurnalistik mekanismenya di Dewan Pers,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa dialog seperti ini harus terus diperkuat. “Jika ada jurnalis yang terancam, kami pindahkan dulu ke Jakarta, karena kami merasa polisi di Jakarta lebih paham hal tersebut,” kata Wenseslaus.
AMSI Kritik Pelabelan Hoaks oleh Aparat
AMSI juga memberikan catatan penting terkait praktik aparat dalam melabeli berita media mainstream sebagai hoaks. Menurut AMSI, tindakan tersebut merupakan praktik yang tidak dibenarkan karena sengketa pemberitaan wajib diselesaikan melalui mekanisme UU Pers—dari hak jawab, hak koreksi, hingga penyelesaian di Dewan Pers.
AMSI menilai pelabelan hoaks oleh aparat kerap disertai intimidasi, permintaan informal penghapusan berita, hingga ancaman proses hukum. Kondisi ini dinilai berbahaya karena dapat membuka ruang kriminalisasi jurnalis dan melemahkan produk jurnalistik yang legal dan dilindungi undang-undang.
Dorongan Penguatan Komitmen Kebebasan Pers
Dalam pertemuan tersebut, AMSI juga mengapresiasi Polri karena selama ini masih merujuk pada UU Pers dalam banyak kasus yang melibatkan media. Organisasi ini mendorong agar komitmen tersebut diperkuat hingga ke jajaran kepolisian daerah dan petugas lapangan.
AMSI menyerukan agar Polri lebih proaktif menjaga kebebasan pers dan memastikan jurnalis bekerja tanpa intimidasi. AMSI juga menekankan pentingnya perlindungan terhadap media sebagai penopang hak publik atas informasi akurat, independen, dan terpercaya.
Dengan masukan ini, AMSI berharap proses reformasi Polri berjalan lebih komprehensif, adaptif terhadap era digital, dan berpihak pada nilai demokrasi. (ted)
-

Polres Madiun Telusuri Penyebab Keracunan Massal Puluhan Siswa di Tiga SD Negeri Kawasan Mejayan
Madiun (beritajatim.com) – Kasus dugaan keracunan massal yang menimpa puluhan siswa dari tiga SDN di wilayah Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, Kamis (27/11/2025), kini ditangani serius oleh Polres Madiun. Wakapolres Madiun, Kompol Muhammad Lutfi, menyebut pihaknya langsung turun tangan bersama tim kesehatan untuk melakukan pemantauan kondisi korban dan membantu proses evakuasi.
Total terdapat 49 siswa yang mengalami gejala mual, pusing, dan muntah usai mengonsumsi makanan program SPBG. Dari jumlah tersebut, 42 siswa telah dinyatakan stabil dan kembali pulih, sedangkan tujuh siswa lain dirujuk ke RSUD Caruban sebagai langkah antisipasi untuk memastikan tidak ada gejala lanjutan.
Wakapolres telah meminta kepada Kasat Reskrim Polres Madiun bersama tim Inafis untuk melakukan pengambilan sampel makanan, baik sisa makanan maupun hidangan yang belum sempat dibagikan. Seluruh sampel dikirim ke Laboratorium Forensik untuk memastikan apakah ada kandungan berbahaya yang menjadi penyebab keracunan.
“Kami masih menunggu hasil laboratorium. Belum bisa memastikan sumber keracunannya sebelum hasil uji keluar,” ujar Kompol Lutfi.
Meski begitu, Polres Madiun mengimbau semua SPBG di Kabupaten Madiun untuk memperketat pengawasan keamanan pangan. Termasuk memastikan makanan yang akan dibagikan telah melalui pemeriksaan alat check food sesuai standar Badan Gizi Nasional.
Untuk sementara, SPBG yang terlibat diminta mengganti penyedia makanan hingga hasil pemeriksaan keluar. Terkait kemungkinan sanksi atau skorsing, Polres Madiun masih menunggu koordinasi lanjutan dengan Korwil Pendidikan dan Badan Gizi Nasional.
“Hasil lab diperkirakan keluar sekitar satu minggu. Setelah itu baru dibahas mengenai sanksi bila ditemukan pelanggaran,” tambahnya.
Program SPBG tetap berjalan, namun dengan pengawasan ketat agar kejadian serupa tidak terulang di sekolah lain. [rbr/aje]
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5426013/original/006585400_1764246592-Pelajar_di_Ngawi_keracunan_diduga_usai_santap_MBG.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Menu MBG di Ngawi Diduga Basi Bikin 79 Pelajar Keracunan
Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 79 pelajar di Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur keracunan usai menyantap menu makan bergizi gratis (MBG). Para kroban mengeluh diare, mual hingga pusing. Mereka dirawat di Puskesmas Gemarang, Rabu (26/11/2025).
Keracunan makanan dialami para siswa usia menyantap MBG dengan menu nasi, telur puyuh, acar, pisang dan susu. Diduga menu MBG yang disajikan pada para siswa tidak layak konsumsi lantaran basi.
“Habis makan langsung mual-mual, muntah-muntah, enggak nunggu lama. Tadi lauknya telur puyuh. Katanya sudah bau,” kata Guru SD Negeri Jenggrik 6, Melinda.
Rincian para korban adalah 31 siswa berasal dari tiga sekolah dasar, dan sisanya dari SMP. Guna mengetahui penyebab keracunan, sampel sisa makanan telah dibawa ke laboratorium untuk diuji.
“Total ada 79. Sejumlah 32 anak SD, sisanya adalah anak SMP,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Ngawi Heri Nur Fahrudin.
Karena banyaknya korban, orang tua siswa meminta program MBG dihentikan sementara untuk dilakukan evaluasi.
“Wes-wes enggak usah diadain, insha Allah kalau cuma makan enak saya bisa, ngasih anak-anak saya semua enggak usah dikasih-kasih kayak gini Pak. Untuk anak saya pribadi saya tidak izinkan menerima, tapi kalau untuk anak-anak yang lain terserah,” terang orang tua siswa, Muntiani.
Sementara pihak SPPG yang mendistribusikan menu MBG mengatakan akan memperbaiki proses pengolah makanan, namun masih menunggu keluarnya hasil uji di laboratorium.
“Kita nunggu dari hasil lab, apakah ini terjadi karena hasil dari SPPG kami mengalami ada kendala atau ada yang lain. Nanti kita nunggu hasil lab dari Surabaya,” pungkas Kepala SPPG Desa Kawu Agus Wijayanti.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5426012/original/032266400_1764246556-1000792029.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Komplotan Maling Satroni Kantor Koperasi di Lampung, Gasak 8 Sepeda Motor Sekaligus
Liputan6.com, Lampung – Aksi pencurian sepeda motor di Kabupaten Tulang Bawang, Lampung, memicu keresahan di kalangan masyarakat. Komplotan pencuri nekat menggasak delapan unit motor yang terparkir di kantor koperasi simpan pinjam (PT PNM) Tulang Bawang pada Kamis (27/11/2025) malam.
Rekaman kamera pengawas (CCTV) yang beredar luas di media sosial memperlihatkan bagaimana para pelaku pencurian bergerak terorganisir.
Mereka terlihat mengendarai motor curian secara beriringan. Tak hanya itu, sebuah mobil pick up tampak ikut mengangkut dua motor lainnya.
“Motor keluar, motor keluar! Itu tadi, terus ada mobil yang ngikutin. Di mobilnya ada orang dan motor juga tuh,” ucap seorang warga perekam video tersebut sambil menunjuk layar televisi rekaman CCTV.
Kasatreskrim Polres Tulang Bawang, AKP Noviarif Kurniawan membenarkan kejadian tersebut.
Dia mengungkapkan, penyidik kini tengah memburu para pelaku yang diduga merupakan komplotan spesialis pencurian kendaraan bermotor (curanmor).
“Benar, terjadi pencurian 8 unit sepeda motor di Kantor Bank Mekar Tulang Bawang pada Kamis malam. Saat ini kami masih melakukan penyelidikan,” ujar Noviarif, Kamis (27/11/2025).
Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), pelaku masuk dengan cara merusak jendela dan pintu samping bangunan. Setelah berhasil masuk, mereka langsung mengeksekusi motor-motor yang sedang terparkir.
“Enam unit motor dibawa dengan cara dikendarai langsung, dan dua unit lainnya diangkut menggunakan mobil pick up,” bebernya.
Diketahui, motor yang hilang terdiri dari tiga unit Honda Beat tahun 2024 warna hitam, empat unit Honda Beat tahun 2023 warna hitam, serta satu unit Honda Beat tahun 2023 warna merah hitam.
Hingga kini, polisi terus mendalami rekaman CCTV dan mengumpulkan sejumlah keterangan saksi demi mengungkap identitas serta menangkap seluruh pelaku.
-

Kronologi Lengkap Kasus Tumbler Hilang yang Diduga Sebabkan Petugas KAI Commuter Dipecat
Surabaya (beritajatim.com) – Kasus kehilangan tumbler seorang penumpang KRL kembali ramai diperbincangkan di media sosial. Peristiwa yang melibatkan penumpang bernama Anita dan seorang petugas KAI Commuter bernama Argi Budiansyah itu memicu pro dan kontra, termasuk rumor soal pemecatan petugas.
KAI Commuter memastikan investigasi masih berlangsung, namun warganet terlanjur ramai membahas kronologinya. Berikut rangkuman kejadian berdasarkan informasi yang beredar dan keterangan pihak terkait.
Penumpang Akui Kehilangan Tumbler dalam Tas yang Tertinggal di KRL
Pada Senin (24/11) sekitar pukul 19.00 WIB, Anita menaiki KRL relasi Tanah Abang–Rangkasbitung. Ia turun di Stasiun Rawa Buntu sekitar pukul 19.40 WIB dan baru menyadari bahwa tas cooler bag miliknya tertinggal di bagasi kereta. Ia kemudian melapor kepada petugas.
Tas tersebut sempat ditemukan dalam kondisi lengkap dan bahkan difoto sebagai bukti. Namun, Anita diminta mengambilnya pada keesokan hari di Stasiun Rangkasbitung. Saat tas itu dibuka, satu barang dinyatakan hilang: sebuah tumbler biru berisi minuman kopi.
Kehilangan itu kemudian viral setelah Anita mengunggah ceritanya di media sosial. Namun, dirinya justru menerima banyak respons negatif dari sejumlah warganet, lantaran mengakibatkan petugas KAI commuter, Argi Budiansyah, mendapat teguran hingga diduga dipecat dari pekerjaannya.
Argi selaku petugas yang menangani proses penyerahan barang temuan di stasiun, tersebut memberikan klarifikasi bahwa ia menerima tas dari petugas lain tanpa mengetahui isinya.
Argi juga mengaku sempat menawarkan penggantian tumbler kepada penumpang sebagai bentuk tanggung jawab, namun tawaran itu ditolak karena penumpang meminta pemeriksaan CCTV sesuai prosedur. Rumor mengenai pemberhentian Argi pun ikut menyebar, tak lama berselang pihak KAI memberikan penjelasan bahwa tak ada pemecatan atas kejadian tersebut.
Pihak KAI Commuter menyampaikan bahwa mereka masih menelusuri detail insiden ini, termasuk proses penanganan barang temuan dan komunikasi antara petugas serta penumpang. Perusahaan juga menyebut tengah melakukan evaluasi internal.
Kronologi dari Sudut Pandang Petugas KAI Commuter
Berikut adalah rangkaian kejadian sebagaimana diceritakan Argi dalam berbagai unggahan yang beredar:
1. Penyerahan Tas oleh Petugas Walka
Sekitar pukul 20.00–21.00 WIB, Argi sedang bertugas di gate stasiun saat arus penumpang cukup padat. Seorang petugas walka menyerahkan sebuah tas jinjing hitam tanpa menjelaskan isinya.
Petugas walka meminta foto serah terima tetapi tidak membuka tas tersebut. Setelah itu, ia segera kembali ke kereta yang akan berangkat.2. Tas Disimpan di Ruang PS
Argi membawa tas itu ke ruang Passenger Service (PS), meletakkannya di meja, lalu kembali ke gate karena kondisi masih ramai. Menjelang akhir dinas, ia melihat tas tersebut sudah berada di dalam lemari putih yang terkunci.3. Penumpang Mengambil Tas dan Menemukan Kekurangan
Keesokan paginya, penumpang datang untuk mengambil tas. Saat pengecekan, diketahui tumbler yang diklaim berisi kopi tidak ada di dalam tas.
Argi mengaku tidak menyadari keberadaan tumbler tersebut sejak awal karena tas terasa ringan.4. Upaya Penelusuran
Argi dan penumpang pergi ke pos walka untuk meminta informasi terkait barang temuan tersebut. Namun, mereka tidak menemukan petugas yang menyerahkan tas maupun informasi tambahan lain.5. Upaya Penyelesaian
Setelah upaya penelusuran buntu, Argi menawarkan untuk mengganti kehilangan tumbler sebagai bentuk tanggung jawab. Namun penumpang menolak dan meminta agar proses berjalan sesuai prosedur, termasuk penelusuran lebih lanjut. Penumpang kemudian melanjutkan perjalanannya dengan KRL. Argi mengirim pesan WhatsApp kepada penumpang untuk meminta maaf atas kelalaiannya yang tidak memeriksa isi tas pada saat serah terima. (fyi/suf)
/data/photo/2025/08/11/68992ff35f4a8.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)