Jenis Media: Regional

  • Dishub Surabaya Curiga Pencurian Kabel PJU Dilakukan Secara Terorganisir

    Dishub Surabaya Curiga Pencurian Kabel PJU Dilakukan Secara Terorganisir

    Surabaya (beritajatim.com) – Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) di sejumlah titik strategis Kota Surabaya kembali menjadi sasaran pencurian kabel tanam. Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya menilai aksi ini bukan kejadian sporadis, melainkan mengarah pada gerakan yang masif, rapi, dan terorganisir.

    Sejak 12 Februari 2025 hingga saat ini, Dishub mencatat total kabel yang hilang mencapai 2.640 meter. Kerugian ditaksir mencapai Rp250.800.000 (Rp250,8 juta), angka yang mencerminkan tingginya intensitas dan nilai kerusakan akibat ulah kelompok pencuri tersebut.

    Kepala Bidang Prasarana Transportasi Dishub Kota Surabaya, Agung Karyadi, menjelaskan bahwa para pelaku menjalankan aksi pada malam hari dengan penyamaran menyerupai Satgas atau petugas perbaikan resmi.

    “Mereka biasanya mematikan listrik PJU berpura-pura melakukan perbaikan; mereka memakai rompi, helm, serta membawa mobil operasional layaknya pekerja sungguhan,” ungkap Agung, Jumat (28/11/2025).

    Penyamaran yang rapi tersebut membuat warga tidak curiga dan mengira mereka adalah petugas resmi. Pelaku disebut sengaja memilih waktu menjelang pagi guna meminimalkan interaksi dengan masyarakat.

    ​”Mereka masuk secara leluasa di jam-jam menjelang pagi, karena (di jam itu) tidak banyak orang,” tambahnya.

    Untuk menindaklanjuti kasus ini, Dishub telah berkoordinasi dengan Polrestabes Surabaya. Pengecekan rekaman CCTV di titik-titik yang menjadi lokasi pencurian juga sedang dilakukan guna mengidentifikasi pelaku.

    “Kami sedang berkoordinasi dengan pihak kepolisian terkait ini supaya pencurinya bisa segera tertangkap,” tegas Agung.

    Catatan Dishub menunjukkan sembilan lokasi yang menjadi sasaran pencurian kabel, yakni Jalan Tunjungan sisi timur, Jalan Panglima Sudirman sisi barat, Frontage Timur Jalan A. Yani, Jalan Pemuda sisi selatan, Jalan Gubernur Suryo, Jalan Wijaya Kusuma, Jalan Basuki Rahmat, Jalan Indrapura, dan Jalan Urip Sumoharjo. [rma/beq]

  • Cerita Petani Binaan Dompet Dhuafa Berjuang Melawan Cuaca Ekstrem

    Cerita Petani Binaan Dompet Dhuafa Berjuang Melawan Cuaca Ekstrem

    Liputan6.com, Jakarta Sumatera Utara sedang dilanda cuaca ekstrem. Hal itupun selain berdampak terhadap banjir, longsor dan musibah lainnya, turut mengancam hasil panen para petani.

    Terang Sinohaji (50) yakni satu dari puluhan petani lainnya turut mencemaskan cuaca ekstrem yang turut terjadi di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Bukan tanpa sebab, Terang akan mengalami kerugian apabila intensitas hujan cukup tinggi.

    “Cuaca ekstrem ini akan menyebabkan cabai kami gagal panen,” ujar Terang yang merupakan petani binaan Dompet Dhuafa Sumatera Utara, Jumat (28/11/2025).

    Terang mengaku sudah menjadi petani 1997 usai merantau ke Jakarta hingga Bandung. Terang memutuskan untuk menjadi petani sayuran dan ikut bergabung sebagai petani binaan Dompet Dhuafa pada bidang hortikultura sejak 2017 bersama 10 petani lainnya.

    “Kami diberikan pembinaan tentang pertanian hingga disewakan lahan pertanian,” jelas Terang.

    Menjadi petani tidak semudah membalikkan telapak tangan, petani harus mengetahui kendala dan resiko terhadap sebuah tanaman yang akan ditanam. Selain itu, petani harus mengantisipasi cuaca ekstrem yang akan berdampak terhadap tanaman.

    “Jadi kita dapat menyiasati kondisi cuaca dengan tanaman yang akan ditanam,” ucap Terang.

    Terang mengakui, cuaca ekstrem yang terjadi di Sumatera Utara selama dua minggu, berdampak terhadap para petani. Selain ancaman gagal panen, harga pupuk yang terbilang mahal, turut menjadi perhitungan untung dan rugi petani.

    “Ya pupuk memang mahal, tapi kalau dengan produk yang kualitas bagus dengan harga yang sesuai, itu masih berimbang sebetulnya,” kata Terang.

    Meskipun begitu, lanjut Terang, tidak selamanya harga hasil pertanian yang dijual petani sesuai dengan harapan. Apabila hasil panen petani tinggi, namun daya jual dan pembeli di pasar menurun, maka akan melemahkan harga hasil pertanian.

    “Cuman kan barang dengan harga itu kan, kalau lagi barang numpuk (penurunan daya beli), pasti harga turun, itu sudah biasa itu,” ungkap Terang.

    Selain itu, petani harus berjuang menjaga kualitas hasil pertaniannya di tengah cuaca ekstrem. Belum lagi ancaman hama atau penyakit yang dapat membuat hasil pertanian kurang baik, harus diwaspadai sehingga tidak merugikan petani.

    “Sekarang ini, udah 2 minggu terakhir ini, ekstrem cuaca ini, nggak berhenti-berhenti hujan,” ujar Terang.

    Terang turut memperlihatkan hasil pertaniannya yakni cabai yang mulai terkena penyakit namun tidak merusak inti tanaman. Terang mencegah penyakit tanaman sehingga tidak merusak total tanaman sayurannya.

    “Kami antisipasi itu, kita maksimalkan perawatannya,” kata Terang.

    Pembinaan yang diberikan Dompet Dhuafa Sumatera Utara membantu petani dalam pencapaian hasil panen dan pendistribusian penjualan. Hasil panen petani dijual kepada pemborong untuk dijual ke sejumlah daerah.

    “Kita jual seperti cabai Rp 50 ribu per kilogram, kami sudah mendapatkan untung,” ucap Terang.

    Terang menjelaskan, satu pohon cabai memiliki modal Rp5 ribu dan mampu menghasilkan 200 sampai 300 kilogram selama empat kali panen dalam sebulan. Selain itu, lahan seluas 5 ribu meter yang disewakan Dompet Dhuafa untuk 10 petani.

    “Awalnya disewakan 1.200 meter, sekarang menjadi 2.500 meter. Petaninya dari awalnya 25 sekarang menjadi 10 petani, ada pengurangan karena mereka sudah bisa mandiri,” jelas Terang.

    Terang bersama petani lainnya memanfaatkan lahan yang disewa, ditanami dengan berbagai macam sayuran. Adapun sayuran yang ditanam berupa kol bunga, brokoli, cabai, tomat, buncis, daun seledri dan daun bawang.

    “Kami memanfaatkan lahan dengan ditanami sayuran yang mudah ditanam dan memiliki harga jual yang cukup tinggi,” ucap Terang.

    Sementara, Kepala Cabang Dompet Dhuafa Sumatera Utara, Sulaiman mengatakan, Dompet Dhuafa memiliki program hortikultura, yakni pembinaan dan penyediaan lahan untuk petani. Petani dapat mengembangkan pertanian dan membantu meningkatkan pendapatan petani.

    “Kami juga mengajak para konten creator dan influencer yakni Aiman Ricky melihat langsung pembinaan petani,” ujar Sulaiman.

    Pembinaan dan penyediaan lahan petani berasal dari dana zakat donatur Dompet Dhuafa. Adapun pembinaan salah satunya dilaksanakan di wilayah Kabupaten Karo yang memiliki mata pencaharian sebagai petani.

    “Alhamdulillah para petani mampu mengembangkan pertanian, kami turut memberikan bibit hingga pupuk, dan obat tanaman, kami tinggal mengawasinya saja,” ucap Sulaiman.

    Adapun keuntungan hasil pertanian dapat dinikmati para petani yang tergabung pada pembinaan Dompet Dhuafa. Selain itu, para petani telah memiliki toko yang menjual berbagai kebutuhan pertanian.

    “Petani binaan telah mampu membeli alat hand tractor secara mandiri, petani yang sudah mandiri dapat membuka lahan pertaniannya sendiri,” ungkap Sulaiman.

    Program hortikultura Dompet Dhuafa membantu para petani yang kesulitan mendapatkan lahan dan kebutuhan pertanian. Bahkan, dahulunya para petani harus berhutang untuk mendapatkan kebutuhan pertanian dan menjual hasilnya kepada tengkulak.

    “Kini mereka sudah dapat mandiri dan keberadaan Dompet Dhuafa sangat dirasakan bagi para petani,” pungkas Sulaiman.

  • Fakta Baru Pria di Malang Aniaya DJ Wanita, Pelaku Cemburu Korban Disawer

    Fakta Baru Pria di Malang Aniaya DJ Wanita, Pelaku Cemburu Korban Disawer

    Liputan6.com, Jakarta Cemburu buta jadi penyebab utama Alentio P Noverian Jaya (APN) memukul kekasihnya Ultari Silvitta (US), yang berprofesi sebagai disk jockie (DJ). Pelaku kini meringkuk di Mapolresta Malang Kota dengan sangkaan penganiayaan.

    APN (25), berdiri tertunduk di Mapolresta Malang Kota, Jumat (28/11/2025). Dengan kedua tangan diborgol, dia menyatakan meminta maaf atas kejadian pemukulan yang dilakukan terhadap kekasihnya, US (27).

    “Saya minta maaf pada korban dan masyarakat, berjanji tak akan mengulangi lagi,” katanya.

    Peristiwa pemukulan itu dipicu APN cemburu terhadap US. Keduanya sama-sama berprofesi sebagai DJ di Malang, dan berpacaran sejak tahun 2022 silam. Salah satu momen yang kerap membuat tersangka cemburu adalah saat korban disawer ketika bekerja.

    Kepada penyidik, dia mengaku meminta kekasihnya agar berhenti bekerja sebagai DJ. Namun permintaan itu tak dituruti oleh US sebab dia masih harus menghidupi keluarganya.

    Pada Minggu, 16 November 2025 sekira pukul 05.30 WIB, pelaku datang ke rumah korban US di Pandanwangi, Blimbing, Kota Malang. Dalam pengaruh alkohol, dia masuk ke rumah. Terjadi pertengkaran di antara mereka, pelaku memukul korban dengan tangan kosong.

    Korban luka lebam dan robek pada wajah bagian bawah mata kiri. Dia baru yakin melaporkan kekasihnya itu ke polisi pada 20 November 2025. Polisi lalu memeriksa sejumlah saksi dan menangkap APN di sebuah rumah di Wagir, Kabupaten Malang pada Kamis, (27/11/2025) petang.

    Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Nanang Haryono, mengatakan pada saat kejadian itu pelaku cukup melayangkan satu pukulan hingga membuat korban terluka.

    “Korban luka dan trauma akibat pukulan itu dan sudah menjalani perawatan,” tutur Nanang.

    Dia memastikan cemburu jadi motif utama peristiwa penganiayan itu. Namun kepolisian belum dapat memastikan apakah kejadian itu baru pertama atau sebelumnya juga kerap terjadi kekerasan terhadap korban.

    “Masih dalam pendalaman petugas,” ucap Nanang.

    APN, warga Blimbing, Kota Malang kini meringkuk di jeruji penjara Mapolresta Malang Kota. Dia dijerat pasal 351 ayat (1) dengan ancaman hukuman 2 tahun 8 bulan dan maksimal 5 tahun penjara.

  • Dinkes Madiun Dalami Dugaan Keracunan MBG, Operasional SPPG Klecorejo Disetop

    Dinkes Madiun Dalami Dugaan Keracunan MBG, Operasional SPPG Klecorejo Disetop

    Madiun (beritajatim.com) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Madiun menindaklanjuti dugaan keracunan menu Makan Bergizi Gratis yang dialami puluhan siswa dari tiga sekolah dasar di Klecorejo. Langkah ini diambil sebagai bagian dari investigasi menyeluruh untuk memastikan penyebab kejadian.

    Kepala Dinkes Kabupaten Madiun, Heri Setyana, menjelaskan bahwa laporan awal langsung ditindaklanjuti dengan pemeriksaan lapangan dan penanganan medis kepada para siswa.

    “Total ada sekitar 51 anak yang terdampak. Sebanyak 43 anak ditangani rawat jalan, dan delapan anak sempat dirujuk ke rumah sakit. Kemudian ada satu anak lagi yang datang mandiri sehingga total menjadi sembilan. Hingga hari ini masih ada lima anak menjalani perawatan, dan kondisi mereka sudah membaik,” terang Heri.

    Petugas Dinkes juga melakukan investigasi awal ke lokasi produksi MBG di SPPG Klecorejo. Pemeriksaan dilakukan pada proses memasak, alur distribusi, hingga pengambilan sampel sisa makanan yang diduga menjadi sumber masalah.

    “Sampel sudah kami kirim ke laboratorium di Surabaya. Proses uji ini biasanya memakan waktu sekitar satu minggu,” jelasnya.

    Selama proses penyelidikan berlangsung, aktivitas SPPG dihentikan sementara hingga hasil laboratorium dan evaluasi menyeluruh selesai.

    “Biasanya evaluasi berlangsung kurang lebih dua minggu. Jadi sementara ini SPPG ditutup sambil menunggu hasil final,” tambahnya.

    Heri mengungkapkan, SPPG Klecorejo sebenarnya masih baru beroperasi ketika insiden terjadi.
    “Baru berjalan sekitar tanggal 10 atau 11 November. BIMTEK sudah dilakukan, namun proses penerbitan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) masih berlangsung,” ujarnya.

    Mengacu pada ketentuan Kementerian Kesehatan, unit penyedia makanan diberi waktu satu bulan sejak beroperasi untuk menyelesaikan SLHS. “Jadi memang masih dalam proses, belum terbit,” lanjut Heri.

    Heri memastikan bahwa Dinkes belum dapat menyimpulkan penyebab dugaan keracunan. “Segala kemungkinan masih terbuka. Kami menunggu hasil laboratorium agar tidak salah menetapkan penyebab,” tegasnya.

    Meski begitu, evaluasi internal tetap dilakukan dengan mencocokkan seluruh alur produksi makanan terhadap SOP, mulai penjadwalan memasak hingga waktu konsumsi. “Kami cocokkan dengan SOP yang berlaku. Namun hasilnya belum cukup untuk menyimpulkan sebabnya,” imbuhnya.

    Pemantauan kesehatan seluruh siswa terdampak terus dilakukan hingga seluruh anak dipastikan pulih. Lima anak yang masih dirawat saat ini berada di RSUD Caruban.

    Kepala Instalasi Humas & Promkes RSUD Caruban, Yoyok Andi Setyawan, menyebut lima siswa tersebut berada di Ruang Rawat Inap Palem. “Seluruh pasien kami rawat di Ruang Rawat Inap Palem. Satu anak ditempatkan di Palem A, sementara empat lainnya berada di Palem B,” terang Yoyok.

    Ia memastikan kondisi seluruh pasien stabil dan menunjukkan perkembangan positif. “Alhamdulillah kondisi mereka membaik. Saat ini hanya kami observasi sambil memastikan tidak ada gejala lanjutan,” tambahnya.

    Yoyok menambahkan, para siswa berpotensi diizinkan pulang pada 29–30 November 2025 apabila kondisi tetap stabil. “Kalau tidak ada peningkatan gejala dan kondisi tetap sebagaimana sekarang, kemungkinan besok atau lusa sudah bisa KRS (keluar rumah sakit),” jelasnya. [rbr/beq]

  • Dampak Banjir Sumatera Utara, Pelajar di Deli Serdang Belajar Online

    Dampak Banjir Sumatera Utara, Pelajar di Deli Serdang Belajar Online

    Liputan6.com, Jakarta Banjir melanda sejumlah kabupaten kota di Provinsi Sumatera Utara (Sumut), salah satunya di Kabupaten Deli Serdang. Sama seperti Kota Medan, banjir melanda Deli Serdang pada Kamis (27/11/2025). Hingga Jumat (28/11/2025), banjir yang merendam Deli Serdang mulai surut.

    Kabupaten Deli Serdang berbatasan tepat dengan Kota Medan. Informasi diperoleh Liputan6.com, sebanyak 108.955 warga Deli Serdang terdampak banjir yang disebabkan oleh Siklon Tropis Senyar.

    Berdasarkan data terkini, dari 13 kecamatan yang terdampak, jumlah tertinggi tercatat di Kecamatan Sunggal, sebanyak 44.012 jiwa.

    Banjir yang melanda Deli Serdang cukup menghambat aktivitas masyarakat. Salah satunya di bidang pendidikan.

    Plt Kadis Pendidikan Deli Serdang Samsuar Sinaga, mengeluarkan edaran agar proses belajar mengajar di sekolah dialihkan dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) Belajar dari Rumah (BDR).

    “Hal ini penting dilakukan jika kondisi lingkungan sekolah mengganggu dan membahayakan kesehatan maupun keamanan siswa, guru, dan warga sekolah,” kata Samsuar.

    Seorang Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas (SMA) Yayasan Pendidikan Sultan Iskandar Muda (YPSIM), Bintang, mengaku dirinya mendapat imbauan untuk belajar daring.

    Imbauan tersebut, kata Bintang, diperoleh dari sekolahnya yang berada di Jalan Bakul, Sunggal, akibat cuaca yang kurang baik serta masih adanya sejumlah daerah di Medan dan Deli Serdang yang terendam banjir.

    “Dapat info dari sekolah untuk belajar dari rumah (daring). Belum tahu sampai kapan, tunggu info lanjutan dari sekolah,” kaya Bintang, yang tinggal bersama orang tuanya di Jalan Mesjid, Dusun I Aman Damai, Deli Serdang.

    Diakui Bintang, pada Kamis (27/11/2025) kemarin akses dari rumahnya menuju sekolah memang terendam banjir, tepatnya di kawasan Simpang Kampung Lalang.

    Air yang merendam kawasan itu akibat meluapnya Sungai Belawan yang membelah perbatasan Kota Medan dengan Kabupaten Deli Serdang.

    “Apalagi semalam hujan seharian, terus banjir, memang gak bisa dilintasi. Dapat imbauan dari sekolah, belajar daring, jadi saya enggal ke sekolah, belajarnya dari rumah, sampai hari ini, sudah dua hari,” ungkapnya.

    Sementara, Ayu, selaku orang tua atas nama Cikal, yang anaknya bersekolah di RA Hajjah Fauziah Binjai, juga mendapatkan instruksi dari sekolah untuk libur.

    Menurut Ayu, warga Jalan Kalirejo, Sunggal, Deli Serdang, instruksi itu didapat dari Grup WhatsApp sekolah terkait cuaca yang melanda Sumut. Apalagi banjir turut melanda Deli Serdang.

    “Sudah dua hari (diliburkan). Belum tahu sampai kapan. Soalnya enggak hanya di Medan dan Deli Serdang, Binjai juga banjir, kan. Jadi, banyak teman-teman anak saya yang rumahnya kebanjiran,” sebutnya.

    Terkait kondisi tersebut, Bupati Deli Serdang, Asri Ludin Tambunan, memerintahkan seluruh jajaran bergerak cepat menerima aduan dan mengevakuasi warga.

    “Seluruh pihak sudah dikerahkan untuk evakuasi masyarakat terdampak. Posko pengungsian, layanan kesehatan, dan dapur umum terus didirikan,” ujarnya.

    Seluruh fasilitas kesehatan, baik rumah sakit daerah maupun Puskesmas, siaga penuh dan siap menampung warga yang membutuhkan perawatan.

    “Semuanya harus bergerak, berdampak, dan zero korban jiwa. Tidak ada Puskesmas atau layanan kesehatan yang menolak pasien,” tegas Bupati.

    Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Deli Serdang, total ada 96 titik banjir dengan ketinggian air bervariasi antara 20 sentimeter hingga lebih dari 1 meter.

    Dari jumlah itu, 22 titik kategori terparah dengan ketinggian air di atas 1 meter, meliputi Percut Sei Tuan, Sunggal, Hamparan Perak, Patumbak, dan Tanjung Morawa.

    Kepala BPBD Deli Serdang, Mukti Ali Harahap, menyampaikan, petugas di lapangan terus melakukan evakuasi. Terutama warga yang masih di dalam rumahnya.

    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Kominfostan), Anwar Sadat Siregar, menambahkan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deli Serdang telah membuka kanal untuk mempercepat respons dari masyarakat.

    “Layanan 112 untuk kebutuhan darurat. Ada 60 aduan yang masuk. Selain itu layanan di nomor 082374141678 juga digunakan,” tandasnya.

  • Kronologi Serangan Mendadak Bikin Kepala Pelajar SMP di Cianjur Terluka Parah

    Kronologi Serangan Mendadak Bikin Kepala Pelajar SMP di Cianjur Terluka Parah

    Meskipun belasan pelaku sudah diamankan, polisi masih terus mendalami kasus ini untuk mengetahui motif pasti di balik penyerangan tersebut.

    Fajri Ameli Putra menyatakan, saat ini korban utama telah menjalani masa pemulihan.

    “Untuk korban sudah istirahat pemulihan di rumah. Untuk motif masih kami dalami, apakah ada permasalahan sebelumnya atau ada hal lainnya,” jelasnya.

    “Dua orang sudah kita tetapkan sebagai ABH. Dari kami sudah beberapa kali sosialisasi terus dan koordinasi dengan dinas terkait. Iya pelajar semua,” tambahnya.

    Mengingat status mereka sebagai anak di bawah umur, para pelaku dititipkan di Yayasan Societa di Kecamatan Warungkondang dengan pendampingan dari pihak terkait.

    Para pelaku ABH dijerat dengan Pasal 80 Undang-undang Perlindungan Anak Nomor 35 tahun 2014, yang mengatur tindak kekerasan terhadap anak, dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara.

  • Mau Masak Ala Sichuan? Kenali 8 Bumbu Andalan yang Bikin Rasanya Huhah!

    Mau Masak Ala Sichuan? Kenali 8 Bumbu Andalan yang Bikin Rasanya Huhah!

    Surabaya (beritajatim.com)- Masakan khas Sichuan di Tiongkok memang sudah terkenal di seluruh dunia karena rasa pedas dan aroma rempahnya yang kuat. Salah satu kunci utama kenikmatan hidangan tersebut adalah bumbunya yang khas dan berkarakter. Bila Anda tertarik mencoba atau sekadar tahu, berikut delapan bumbu masak populer dari Sichuan yang Anda kenali dan bisa Anda gunakan di dapur sendiri.

    1. Sichuan peppercorn (huā jiāo, lada Sichuan)
    Bumbu ini memberikan rasa dengan sensasi yang unik, bukan hanya pedas, tetapi juga agak kebas atau mati rasa di lidah, disertai dengan aroma dari citrus dan floral yang ringan.

    2. Doubanjiang (pasta kacang fava & cabai)
    Pasta ini berasal dari kacang fava, garam, dan cabai yang digunakan sebagai basis rasa pedas dan umami dalam banyak masakan Sichuan. Anda bisa menganggapnya seperti saos merah namun versi dari Sichuan yang lebih dalam dari rasa dan aroma.

    3. Minyak cabai (chili oil)
    Minyak cabai atau chili oil sering menjadi kondimen atau finishing penting dalam masakan Sichuan yang memberikan lapisan rasa pedas yang pekat dan aroma dari rempah-rempah. Bila Anda ingin menambahkan rasa pedas ala Sichuan ke hidangan Anda, minyak cabai ini bisa menjadi pilihan.

    4. Douchi (fermentasi kedelai hitam)
    Bumbu fermentasi dari kedelai hitam ini memiliki kandungan garam yang cukup tinggi dan menambah dimensi rasa gurih-fermentasi pada masakan. Anda akan merasakan aroma yang agak kompleks, tidak hanya pedas, tetapi ada lapisan dari kedalaman rasanya.

    5. Cabai kering Erjingtiao
    Jenis cabai kering ini cukup sering dipakai di Sichuan untuk menambahkan sensasi rasa pedas sedang hingga kuat dengan aroma yang agak fruity dan kuat. Ini cocok jika Anda suka pedas tetapi ingin sedikit aroma yang berbeda dari cabai biasa.

    6. Black vinegar (cuka hitam sichuan)
    Digunakan sebagai elemen rasa asam yang lembut namun berkarakter, black vinegar dalam masakan Sichuan dapat memberikan rasa gurih-asam yang membantu menyeimbangkan pedasnya makanan. Bila Anda ingin hidangan Anda tidak Cuma pedas melulu tapi juga punya keseimbangan rasa, cuka hitam ini bisa Anda coba.

    7. Chenpi (kulit jeruk kering)
    Kulit jeruk kering ini atau yang sering disebut chenpi memberikan rasa pahit ringan dan aroma citrus yang halus. Chenpi adalah tambahan yang agak tidak biasa untuk Anda yang terbiasa dengan rempah-rempah saja. Menggunakannya bisa membuat masakan Anda jadi punya karakter aroma rempah citrus yang berbeda.

    8. Ya Cai
    Ya Cai adalah sayuran mustard stem yang difermentasi dan sering digunakan sebagai topping atau campuran tumisan. Rasanya gurih, sedikit manis, dan punya aroma fermentasi yang khas. Bumbu ini sangat umum ditemuka dalam hidangan seperti Dan Dan Noodles.

    Dengan memahami kedelapan bumbu ini, Anda bisa mulai mengeksplorasi masakan Sichuan sendiri di rumah atau sekadar menghargai kompleksitas rasa makanan dari Provinsi Sichuan. Anda pun bisa mencoba beberapa di antaranya untuk membuat versi sederhana dari masakan pedas ala Sichuan di dapur Anda. Selamat mencoba! [Rizka Novia Rahmadana]

  • KAI Commuter Mediasi Polemik Tumbler Tuku Hilang, Kedua Pihak Sepakat Damai

    KAI Commuter Mediasi Polemik Tumbler Tuku Hilang, Kedua Pihak Sepakat Damai

    Blitar (beritajatim.com) – Polemik yang sempat memanas dan viral di media sosial terkait polemik tumbler Tuku hilang di Stasiun Rangkasbitung akhirnya mencapai titik terang. Setelah menyeret nama petugas Passenger Service, Argi, dan menjadi perbincangan publik, masalah ini resmi diselesaikan secara damai dan kekeluargaan pada Kamis malam (27/11/2025).

    Penyelesaian ini terjadi setelah KAI Commuter dan KAI Wisata memfasilitasi proses mediasi antara petugas Argi dengan pasangan pengguna Commuter Line, Alvin dan Anita, yang sebelumnya melaporkan kehilangan tumbler tersebut.

    Penyelesaian kasus ini bergulir cepat setelah pasangan Alvin dan Anita menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada publik dan pihak KAI. Permintaan maaf tersebut menjadi jembatan menuju mediasi yang digelar di bawah pengawasan KAI Group.

    Dalam keterangan resminya, KAI Commuter menyatakan bahwa proses mediasi berjalan lancar dan menghasilkan kesepakatan damai. Kedua belah pihak setuju untuk saling memaafkan dan mengakhiri persoalan yang sempat melebar menjadi isu pemecatan petugas ini.

    “Mediasi berlangsung damai. Kami berharap peristiwa ini menjadi pembelajaran bersama untuk saling peduli, menghargai, dan bertenggang rasa dalam mewujudkan transportasi yang aman dan nyaman,” tulis KAI Commuter dalam pernyataan resminya.

    Pihak KAI menegaskan bahwa penyelesaian secara kekeluargaan ini merupakan wujud keterbukaan (transparansi) KAI Group dalam menerima setiap masukan dan keluhan dari pengguna jasa. Mereka juga memastikan bahwa seluruh proses pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan sesuai prosedur operasional standar yang berlaku.

    “KAI akan terus meningkatkan layanan kepada pengguna setia kereta api. Proses penyelesaian ini menjadi bukti bahwa kami mengedepankan transparansi dan pelayanan terbaik,” lanjut pernyataan tersebut.

    Dengan tercapainya kesepakatan damai ini, rangkaian polemik yang berawal dari insiden kehilangan barang dan berkembang menjadi isu solidaritas petugas, kini secara resmi dinyatakan tuntas.

    Menutup penyelesaian kasus ini, KAI Commuter mengimbau seluruh pengguna jasa kereta api untuk terus menjaga kenyamanan bersama dan mengutamakan komunikasi yang baik saat menghadapi masalah di lapangan.

    KAI berharap agar peristiwa ini menjadi momentum bagi pengguna Commuter Line untuk meningkatkan solidaritas dan saling pengertian, yang nantinya akan menjadi fondasi terciptanya layanan transportasi yang lebih baik ke depan.

    “Mari bersama kita wujudkan transportasi yang aman dan nyaman untuk semua. KAI Group senantiasa melayani dengan sepenuh hati,” tutup KAI Commuter. [owi/beq]

  • Update Terbaru Longsor dan Banjir Bandang di Wilayah Sumut, Sumbar, dan Aceh

    Update Terbaru Longsor dan Banjir Bandang di Wilayah Sumut, Sumbar, dan Aceh

    Bencana ini melanda berbagai wilayah di Pulau Sumatera, mencakup Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Di Sumatera Utara, daerah terdampak meliputi Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Tapanuli Utara, Kota Sibolga, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Pakpak Bharat, Mandailing Natal, Nias, Kota Gunung Sitoli, Langkat, Kota Medan, Padangsidempuan, dan Serdang Bedagai. Sementara itu, di Sumatera Barat, Kota Padang, Padang Pariaman, Tanah Datar, Agam, Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Pasaman Barat, Bukittinggi, Kota Solok, Padang Panjang, Limapuluh Kota, dan Pasaman turut merasakan dampaknya. Di Aceh, bencana terjadi di Pidie, Aceh Besar, Pidie Jaya, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara, Aceh Barat, Subulussalam, Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Singkil, Aceh Utara, dan Aceh Selatan.

    Kondisi geografis yang beragam, mulai dari lereng perbukitan yang rawan longsor hingga dataran rendah dan pesisir yang rentan banjir, memperparah dampak bencana. Banyak permukiman warga yang berada di bantaran sungai atau kaki bukit menjadi sasaran utama terjangan air dan material longsor. Gangguan jaringan telekomunikasi dan akses jalan yang terputus membuat beberapa daerah terisolasi, menyulitkan upaya evakuasi dan penyaluran bantuan.

  • Cak Imin Gandeng Swasta hingga Emak-emak Bangun Rumah untuk Korban Longsor di Sukabumi

    Cak Imin Gandeng Swasta hingga Emak-emak Bangun Rumah untuk Korban Longsor di Sukabumi

    Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menggandeng pemerintah daerah, pihak swasta, tokoh masyarakat dan lembaga terkait dalam membangun rumah untuk korban longsor di Sukabumi.

    “Inilah salah satu model percontohan kerja sama pemerintah dengan seluruh pihak bisnis swasta, ibu-ibu masyarakat, dan lembaga, dalam waktu singkat bisa membangun rumah untuk korban longsor,” ujar Cak Imin, Kamis (27/11/2025).

    Kunjungan ini ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan puluhan unit rumah, dan penegasan komitmen pemerintah pusat dalam mempercepat penanganan bencana melalui skema perlindungan sosial adaptif. Ia menekankan bahwa kekuatan gotong royong adalah kunci mengatasi persoalan.

    “Tidak ada masalah yang tidak bisa kita atasi kalau kita gotong royong dan kerja sama. Terima kasih kepada semua pihak terima kasih atas bantuannya,” tambahnya.

    Cak Imin juga menjelaskan mandat Inpres Nomor 8 Tahun 2025 dari Presiden Prabowo mengenai Perlindungan Sosial Adaptif.

    Konsep ini bertujuan menyederhanakan birokrasi dan menjamin semua aspek penanganan korban bencana tertangani, termasuk dokumen penting.

    Saat ini, penanganan dan perlindungan sosial sudah diterapkan di berbagai tempat seperti Sibolga dan Semeru.

    “Ya betul, jadi perlindungan sosial adaptif ini semua tertangani, termasuk dalam hal perlindungan sosial, identitas kependudukan, bantuan-bantuan iuran, perlindungan sosial lainnya, tertangani dengan bersama-sama,” jelasnya.