Jenis Media: Regional

  • Della Dartyan Bakal Terlibat di Film Horor Korea Selatan Taboo: The Silent Day, Dibintangi Kwon Da-ham dan Choi Tae-eun

    Della Dartyan Bakal Terlibat di Film Horor Korea Selatan Taboo: The Silent Day, Dibintangi Kwon Da-ham dan Choi Tae-eun

    Liputan6.com, Yogyakarta – Aktris Indonesia Della Dartyan bakal terlibat dalam proyek film horor asal Korea Selatan, Taboo: The Silent Day. Film ini disutradarai oleh Kelvin Kyung Kun Park.

    Film Taboo: The Silent Day diproduksi oleh Showbox. Rumah produksi itu telah sukses dengan beberapa judul film, seperti I Saw the Devil, The Host, Exhuma, hingga A Taxi Driver.

    Dalam film ini, Della Dartyan akan beradu akting dengan Kwon Da-ham, Cho Tae-eun, dan Lee Jeong-hoon. Adapun first look Della Dartyan untuk film ini juga telah dirilis.

    Mengutip dari berbagai sumber, film Taboo: The Silent Day mengisahkan sekelompok turis Korea Selatan yang berkeliaran di Bali. Salah satu dari mereka secara tidak sengaja memecahkan guci misterius.

    Ternyata, hal itu memicu serangkaian peristiwa aneh dan menakutkan. Terpaksa, mereka harus melanggar aturan suci Hari Nyepi yang bertentangan dengan keinginan mereka. Tindakan ini pun memicu konsekuensi yang berat.

    Keterlibatan Della Dartyan dalam film ini sekaligus mencatat sejarah baru. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, alumni Puteri Indonesia 2013 dan Puteri Indonesia Banten 2013 tampil di film horor buatan Korea Selatan.

    Della Dartyan memulai debutnya sebagai aktris melalui film Love For Sale (2018). Ia memerankan karakter utama bernama Arini.

    Setelahnya, ia banyak membintangi film-film Indonesia, seperti Love For Sale 2 (2019), Gundala (2019), Sleep Call (2023), Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul (2023), 2nd Miracle in Cell No. 7 (2024), Whispers in the Dabbas (2025), dan masih banyak lagi. Proyek film Korea Selatan ini menjadi langkah baru bagi kariernya di dunia perfilman.

    Sejauh ini, belum ada detail terkait film tersebut, seperti tanggal penayangan dan deretan pemain lainnya. Film Taboo: The Silent Day bakal menjadi proyek baru dan berbeda bagi Della Dartyan.

    Penulis: Resla

  • Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Bone Bolango Gorontalo

    Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Bone Bolango Gorontalo

     

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudo 5,1 mengguncang wilayah Bone Bolango, Gorontalo, Senin (17/3/2025), pukul 10.10.15 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Mitigasi Bencana Geologi (BMKG) menyebutkan, lokasi gempa Bone Bolango ini berada pada koordinat 0.13 LS, 123.05 BT, dengan episenter gempa berada di laut 74 km barat daya Bone Bolango.

    “Kedalaman gempa 107 km,” tulis BMKG.

    BMKG menyebutkan, gempa turut dirasakan pada skala (MMI), antara lain di III Kabupaten Gorontalo, III Kabupaten Bone Bolango, dan II-III Kabupaten Gorontalo Utara.

    Belum ada laporan kerusakan akibat gempa namun warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.

  • Oknum Polisi di Tuban Terjaring Razia saat Berduaan dengan Mahasiswi di Kos, tapi Tidak Ditindak – Halaman all

    Oknum Polisi di Tuban Terjaring Razia saat Berduaan dengan Mahasiswi di Kos, tapi Tidak Ditindak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Petugas gabungan dari Satpol PP Kabupaten Tuban, TNI, Polri, serta Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) melakukan razia di sejumlah rumah kos di wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Sabtu (15/3/2025).

    Razia ini bertujuan untuk menjaga ketertiban umum selama bulan suci Ramadhan.

    Dari total lima kos yang diperiksa, petugas menemukan dua pasangan bukan suami istri yang sedang ngamar di dalam kamar.

    Satu di antara pasangan tersebut melibatkan seorang oknum anggota polisi.

    Pasangan pertama ditemukan di sebuah kos di Jalan WR Supratman, Kelurahan Sendangharjo, Kecamatan Tuban.

    Pria berinisial TM (22), yang diduga sebagai oknum polisi, terjaring bersama pasangannya EDP (20), seorang mahasiswi asal Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan.

    TM sempat menolak saat petugas melakukan razia, mengeklaim ia tidak berbuat asusila.

    Namun, setelah mendapatkan arahan dari petugas, TM akhirnya menyadari kesalahannya.

    Pasangan kedua, NAZ (42) dan MK (23), ditemukan di sebuah homestay di Kelurahan Perbon, Kecamatan Tuban.

    Mereka juga bukan suami istri dan langsung diproses oleh petugas.

    Kanit Patroli Sat Samapta Polres Tuban, Ipda Rudi , menjelaskan pasangan TM dan EDP tidak diproses lebih lanjut karena petugas tidak menemukan cukup bukti.

    Posisi pintu kamar kos saat itu tengah terbuka.

    “Mau menindak tidak cukup bukti,” ujarnya.

    Terkait status TM sebagai anggota kepolisian, Rudi menyatakan, pihaknya masih akan menyelidiki lebih lanjut.

    “Anggota mana belum tahu hanya mengaku anggota,” imbunnya.

    Rudi juga mengonfirmasi TM dan EDP berstatus lajang dan tidak memiliki hubungan suami istri.

    “Dia masih lajang,” pungkas Rudi.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Oknum Polisi di Tuban Terjaring Razia saat Berduaan dengan Mahasiswi di Kos, tapi Tidak Ditindak – Halaman all

    Oknum Polisi di Tuban Terjaring Razia saat Berduaan dengan Mahasiswi di Kos, tapi Tidak Ditindak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Petugas gabungan dari Satpol PP Kabupaten Tuban, TNI, Polri, serta Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) melakukan razia di sejumlah rumah kos di wilayah Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Sabtu (15/3/2025).

    Razia ini bertujuan untuk menjaga ketertiban umum selama bulan suci Ramadhan.

    Dari total lima kos yang diperiksa, petugas menemukan dua pasangan bukan suami istri yang sedang ngamar di dalam kamar.

    Satu di antara pasangan tersebut melibatkan seorang oknum anggota polisi.

    Pasangan pertama ditemukan di sebuah kos di Jalan WR Supratman, Kelurahan Sendangharjo, Kecamatan Tuban.

    Pria berinisial TM (22), yang diduga sebagai oknum polisi, terjaring bersama pasangannya EDP (20), seorang mahasiswi asal Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan.

    TM sempat menolak saat petugas melakukan razia, mengeklaim ia tidak berbuat asusila.

    Namun, setelah mendapatkan arahan dari petugas, TM akhirnya menyadari kesalahannya.

    Pasangan kedua, NAZ (42) dan MK (23), ditemukan di sebuah homestay di Kelurahan Perbon, Kecamatan Tuban.

    Mereka juga bukan suami istri dan langsung diproses oleh petugas.

    Kanit Patroli Sat Samapta Polres Tuban, Ipda Rudi , menjelaskan pasangan TM dan EDP tidak diproses lebih lanjut karena petugas tidak menemukan cukup bukti.

    Posisi pintu kamar kos saat itu tengah terbuka.

    “Mau menindak tidak cukup bukti,” ujarnya.

    Terkait status TM sebagai anggota kepolisian, Rudi menyatakan, pihaknya masih akan menyelidiki lebih lanjut.

    “Anggota mana belum tahu hanya mengaku anggota,” imbunnya.

    Rudi juga mengonfirmasi TM dan EDP berstatus lajang dan tidak memiliki hubungan suami istri.

    “Dia masih lajang,” pungkas Rudi.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Kontroversi Rencana Tebang Ratusan Pohon untuk Proyek Drainase Pencegah Banjir di Kota Malang

    Kontroversi Rencana Tebang Ratusan Pohon untuk Proyek Drainase Pencegah Banjir di Kota Malang

    Liputan6.com, Malang- Rencana pembangunan drainase (saluran air) di kawasan Soekarno-Hatta (Suhat) Kota Malang menuai kontroversi. Sebab untuk memuluskan proyek penanganan banjir di Malang kota itu harus menebang sekitar 147 pohon di jalan itu.

    Pembangunan drainase Suhat Kota Malang sebagai salah satu upaya penanganan masalah banjir di Malang kota. Proyek menggunakan anggaran APBD Provinsi Jawa Timur 2025 sebesar Rp 32 miliar dan mulai dikerjakan usai lebaran 2025.

    Hasil survei awal, ratusan pohon seperti jenis trembesi, sono dan karet kebo di Jalan Suhat Malang perlu ditebang. Wacana itu menuai kritik dari sejumlah pihak seperti aktivis lingkungan hidup.

    Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat dan Wakil Wali Kota Malang, Ali Muthohirin pun merespon dengan meninjau lokasi rencana pembangunan saluran drainase itu pada Rabu, 12 Maret 2025 kemarin.

    “Kami sudah cek lokasi. Akan dikoordinasikan dengan Pemrov Jawa Timur agar tidak banyak pohon yang ditebang,” kata Wahyu Hidayat, kemarin.

    Menurut dia, ada alternatif lain yang dapat dikoordinasikan bersama Pemprov Jatim. Misalnya lewat mekanisme perubahan secara tertulis pada kontrak kerja yang telah disepakati. Sehingga pembangunan drainase tetap memperhatikan aspek kelestarian lingkungan.

    Wahyu telah memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum Kota Malang untuk mengubah atau menyesuaikan titik pembangunan. Termasuk menugaskan Dinas Lingkungan Hidup agar survei ulang di sepanjang kawasan lokasi proyek.

    Pemkot Malang, lanjutnya, berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan. Serta memastikan tidak semua pohon di kawasan itu terutama di tengah Jalan Suhat bakal ditebang habis. Dapat dilakukan peremajaan maupun penggantian pohon.

    “Kami sudah identifikasi titik-titiknya. Kalau pun ada pohon yang ditebang jumlahnya tidak sampai ratusan seperti kabar yang beredar,” ujar Wahyu.

    Dia mengatakan, Pemerintah Kota Malang akan berdiskusi lagi bersama Pemprov Jawa Timur selaku perencana pembangunan drainase Suhat Malang. Dengan begitu, penebangan pohon dapat sedikit mungkin dilakukan termasuk mempertahankan pedestrian.

    “Insya Allah pengerjaannya dilakukan setelah lebaran nanti. Kami tetap menunggu hasil koordinasi lebih lanjut dengan Pemprov,” katanya.

  • Desa Libungo Bone Bolango Terus-terusan Dilanda Banjir, di Mana Pemda?

    Desa Libungo Bone Bolango Terus-terusan Dilanda Banjir, di Mana Pemda?

    Liputan6.com, Gorontalo – Banjir bandang kembali melanda Desa Libungo, Kecamatan Suwawa Selatan, Kabupaten Bone Bolango, setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut beberapa jam.

    Luapan sungai ini menyebabkan puluhan rumah warga terendam banjir, bahkan beberapa di antaranya mengalami kerusakan parah. Warga pun semakin resah karena banjir terjadi hampir setiap hari setiap hujan turun.

    Dalam sebuah video yang diunggah melalui akun media sosial warga, terlihat jelas bagaimana banjir merendam jalan-jalan desa serta menerjang rumah warga, mengganggu aktivitas hingga mengancam keselamatan barang berharga.

    “Setiap hari rumah saya diterjang banjir,” keluh Agustin Hulopi Pakaya, seorang warga Desa Libungo, dalam video tersebut.

    Selain merendam rumah warga, banjir juga memperburuk kondisi infrastruktur desa. Jembatan yang menjadi akses utama semakin rendah akibat sedimentasi, sehingga aliran air dan material kayu terhambat dan mengarah langsung ke pemukiman warga.

    “Air sungai meluap, jembatan semakin rendah, dan material seperti kayu serta lumpur terbawa arus. Ini sangat berbahaya,” tambah Agustin.

    Banjir kali ini mengakibatkan sedikitnya 24 rumah terdampak, dengan dua rumah mengalami kerusakan parah. Seorang warga mengungkapkan bahwa dirinya dan anaknya menjadi korban dari banjir yang tak kunjung mendapat solusi ini.

    “Kami sudah berulang kali meminta perhatian pemerintah. Bahkan, kami sempat mengajukan permohonan bantuan kepada Taruna Siaga Bencana (Tagana) Bone Bolango. Namun, hingga kini belum ada langkah nyata yang diberikan,” ungkapnya.

    Warga mengaku hanya meminta bantuan sederhana, seperti semen untuk memperkuat rumah dari terjangan banjir, sementara material lainnya mereka sanggupi sendiri. Sayangnya, permintaan ini belum mendapatkan respons yang jelas.

    Upaya normalisasi sungai yang dilakukan pada Januari lalu dinilai belum memberikan dampak signifikan. Warga menyebut pengerukan hanya dilakukan sepanjang 100 meter, sehingga tidak mampu mengatasi masalah utama banjir.

    “Hasilnya nihil. Air tetap meluap dan sampai sekarang kami belum menerima bantuan apa pun,” ujarnya

    Selain itu, banyaknya kunjungan aparat pemerintah yang hanya mendokumentasikan situasi tanpa tindakan nyata semakin membuat warga kecewa. Mereka menilai solusi yang diharapkan tak kunjung datang meski permasalahan ini terjadi setiap tahun.

     

  • Sejumlah OTK di Cimaung Kabupaten Bandung Mengamuk, Menganiaya Jukir Minimarket hingga Tewas – Halaman all

    Sejumlah OTK di Cimaung Kabupaten Bandung Mengamuk, Menganiaya Jukir Minimarket hingga Tewas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Jeritan ketakutan menggema di dalam sebuah minimarket di Desa Cimaung, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung. 

    Sekelompok orang tak dikenal (OTK) mengamuk, menghancurkan barang-barang, dan menganiaya seorang juru parkir secara brutal dan tak ada yang bisa menghentikan mereka. 

    Peristiwa mengerikan ini berakhir  tragis.

    Seorang juru parkir berinisial RS (24) ditemukan terkapar bersimbah darah di lantai minimarket.

    Tubuhnya tak lagi bergerak, napasnya tersengal.

    Video kejadian ini dengan cepat menyebar di media sosial, memicu kemarahan publik atas aksi brutal yang dilakukan tanpa ampun.

    Dalam rekaman video yang beredar luas, sekelompok pemuda bertindak beringas, merusak barang-barang di dalam minimarket sebelum akhirnya melampiaskan kebrutalan mereka kepada korban.

    Seseorang yang merekam kejadian itu hanya bisa berbisik dengan nada ketakutan, memohon agar para pelaku segera pergi.

    Namun, permohonan itu sia-sia. Korban tak berdaya, dipukuli bertubi-tubi tanpa belas kasihan.

    Saat suasana mereda, kamera ponsel yang merekam kejadian itu menyorot tubuh RS yang sudah terkulai.

    Kasatreskrim Polresta Bandung, Kompol Luthfi Olot Gigantara, mengonfirmasi kejadian mengenaskan ini.

    Insiden itu terjadi pada Minggu, 16 Maret 2025, tepat menjelang waktu berbuka puasa.

    “Benar terjadi adanya peristiwa penganiayaan secara bersama-sama yang mengakibatkan korban meninggal dunia,” ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (17/3/2025).

    Hingga saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap motif di balik aksi sadis ini.

    Meski belum ada keterangan resmi mengenai latar belakang kejadian, pihak kepolisian sudah mengantongi identitas para pelaku dan memastikan mereka sedang dalam tahap pengejaran.

    “Kami dari Polres dan Polsek telah melakukan olah TKP. Dari hasil penyelidikan sementara, kami sudah bisa mengidentifikasi para pelaku dan saat ini sedang dilakukan pengejaran,” tambah Luthfi dengan nada tegas.

    Korban Berusaha Diselamatkan, Namun Nyawanya Tak Tertolong

    Saksi mata yang berada di lokasi kejadian menggambarkan pemandangan yang memilukan.

    RS, yang tadinya hanya seorang juru parkir yang mencari nafkah dengan damai, kini tergeletak dalam kondisi kritis.

    Warga yang panik berusaha memberikan pertolongan pertama, membawa korban ke klinik terdekat di Cimaung namun, takdir berkata lain.

    “Menurut informasi di TKP, korban sudah lemas ketika dibawa untuk mendapatkan pertolongan pertama. Namun, nyawanya tidak bisa diselamatkan,” tutur Luthfi.

    Jenazah korban kemudian dievakuasi ke RS Sartika Asih untuk dilakukan otopsi. 

    Hingga berita ini diturunkan, polisi masih terus memburu para pelaku, sementara keluarga korban hanya bisa menangisi kepergian RS yang begitu tragis dan menyakitkan. (Tribunjabar.id/Adi Ramadhan Pratama) 

  • Mudik Lebaran: Tradisi Pulang Kampung yang Mengakar Kuat di Indonesia

    Mudik Lebaran: Tradisi Pulang Kampung yang Mengakar Kuat di Indonesia

    Momentum Lebaran dan mudik didukung oleh pembenaran teologis untuk menyampaikan bakti dan permohonan maaf kepada keluarga, khususnya orang tua. Hal ini memperkuat nilai-nilai keagamaan dan mempererat hubungan antar sesama.

    Mudik juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan. Pergerakan massa yang besar menciptakan lonjakan permintaan terhadap berbagai layanan transportasi, akomodasi, dan konsumsi. Pemerintah dan berbagai pihak terkait berupaya memfasilitasi arus mudik agar berjalan lancar dan aman.

    Meskipun terdapat tantangan seperti kemacetan dan biaya perjalanan yang tinggi, keinginan kuat untuk pulang kampung tetap menjadi pendorong utama tradisi mudik. Tradisi ini menunjukkan hubungan emosional yang kuat antara masyarakat dengan tempat kelahirannya, yang tidak terkikis oleh waktu.

    Mudik merupakan fenomena unik yang hanya terjadi di Indonesia dengan skala yang sangat besar. Tradisi ini berawal dari kebiasaan masyarakat urban yang kembali ke kampung halaman menjelang Lebaran, sebuah praktik yang mulai berkembang sejak era industrialisasi di Indonesia.

    Setiap tahun, jutaan orang melakukan perjalanan secara bersamaan menuju kampung halaman mereka menggunakan berbagai moda transportasi.

    Lebih dari sekadar perjalanan fisik, mudik memiliki makna sosiologis dan kultural yang mendalam. Tradisi ini merefleksikan kuatnya ikatan kekeluargaan dalam masyarakat Indonesia dan menjadi simbol penyucian diri dengan kembali ke akar kehidupan.

    Mudik telah menjadi tradisi tahunan yang erat kaitannya dengan budaya masyarakat Indonesia. Setiap tahun, terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri, jutaan orang melakukan perjalanan jauh demi kembali ke kampung halaman.

    Tradisi mudik telah berlangsung sejak zaman kerajaan di Nusantara, ketika para perantau kembali untuk bersilaturahmi dengan keluarga dan menghormati leluhur. Pada masa kolonial, pekerja yang merantau ke kota-kota besar pulang ke desa saat hari besar sebagai bentuk penghormatan terhadap keluarga serta budaya asal mereka. Seiring perkembangan zaman, kebiasaan mudik mengalami transformasi berkat modernisasi transportasi.

    Jika dahulu perjalanan ditempuh dengan berjalan kaki, menaiki pedati, atau menggunakan perahu, kini berbagai moda transportasi seperti kereta api, bus, kapal laut, dan pesawat telah mempermudah perjalanan kembali ke kampung halaman.

    Bagi masyarakat Indonesia, mudik memiliki makna lebih dari sekadar pulang kampung. Tradisi pulang kampung menjelang lebaran atau yang lebih dikenal dengan istilah mudik telah menjadi fenomena sosial yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia.

    Setiap tahunnya, jutaan orang melakukan perjalanan panjang kembali ke kampung halaman untuk merayakan momen spesial Idul Fitri bersama keluarga tercinta.

    Fenomena mudik ini menciptakan gelombang perpindahan penduduk terbesar setiap tahunnya, di mana jalan-jalan utama menuju berbagai daerah dipenuhi oleh kendaraan pribadi, bus, hingga transportasi umum lainnya yang membawa para pemudik pulang ke kampung halaman mereka.

    Mudik bukan hanya menjadi fenomena musiman, tetapi juga mengandung banyak nilai sejarah, sosial, dan budaya yang penting bagi masyarakat Indonesia. Tradisi ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia dan akan terus lestari di masa mendatang.

     

    Disclaimer: Artikel ini dibuat menggunakan teknologi AI.

  • Detik-detik Tabrakan Motor dan Truk Pengangkut Ratusan Botol Miras di Lumajang, Menewaskan 2 Orang – Halaman all

    Detik-detik Tabrakan Motor dan Truk Pengangkut Ratusan Botol Miras di Lumajang, Menewaskan 2 Orang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, LUMAJANG – Truk Mitsubishi Colt Diesel bermuatan ratusan botol minuman keras bertabrakan dengan sepeda motor di Jalan Lintas Selatan (JLS) Desa Bago, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (16/3/2025). 

    Akibat kejadian itu, dua orang tewas di tempat sementara truk terguling.

    Kanit Laka Satlantas Polres Lumajang, Ipda Dendy Cucu menjelaskan, kecelakaan terjadi ketika truk Mitsubishi Colt Diesel bernomor polisi AG-8994-UK melaju dari arah selatan menuju utara. 

    Saat melewati Jalan Lintas Selatan, diduga truk tiba-tiba kehilangan kendali dan oleng ke kanan.

    Saat bersamaan, sepeda motor Yamaha Vega dengan nomor polisi L-4523-PA melaju dari arah berlawanan, yakni dari utara ke selatan.

    Tak dapat menghindar, tabrakan pun terjadi dengan keras.

    “Korban meninggal dunia ada dua orang, yakni pengendara dan pembonceng motor sementara pengemudi dan penumpang truk mengalami luka ringan,” ungkap Ipda Dendy.

    Identitas Korban

    Dua korban jiwa dalam kecelakaan ini adalah Ponadi dan Suparmi, warga Lumajang.

    Keduanya mengalami luka parah di bagian kepala akibat benturan keras dan dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian.

    Jenazah korban kemudian dievakuasi ke RSU Pasirian Lumajang.

    Kapolsek Pasirian, Iptu Loni R, membenarkan bahwa truk Mitsubishi tersebut mengangkut minuman keras (miras). 

    Sebanyak 15 dus miras jenis arak berhasil diamankan oleh pihak kepolisian sebagai barang bukti.

    Setiap dus diperkirakan berisi 50 botol miras.

    Menurut hasil penyelidikan awal, miras tersebut berasal dari Pulau Bali dan dikirim atas pesanan seorang warga di Sumberwuluh, Lumajang.

    Polisi kini tengah memeriksa awak truk, yakni sopir Danny F, warga Pamotan, Dampit, Malang, dan keneknya, Nova, warga Dampit, Malang.

    “Kami telah membuat laporan polisi dan sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kasus ini,” tegas Iptu Loni.

     

  • UGM Kembangkan Alat Ukur Terpadu untuk Pemeriksaan Kesehatan Anak

    UGM Kembangkan Alat Ukur Terpadu untuk Pemeriksaan Kesehatan Anak

    Liputan6.com, Yogyakarta – Meningkatkan efisiensi sistem manajemen rumah sakit, termasuk sistem pendaftaran dan Customer Relationship Management (CRM), Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi (DTETI), Fakultas Teknik, UGM berhasil mengembangkan dua produk inovasi. Inovasi pertama berupa Alat Ukur Terpadu pemeriksaan kesehatan anak yang dirancang untuk poliklinik anak dan kedua inovasi teknologi informasi dan kecerdasan buatan (AI).

    Kedua produk inovasi ini merupakan hasil penelitian Rahmat Widadi, dan Syukron Abu Ishaq Alfarozi sebagai tindak lanjut kerja sama antara DTETI dengan Rumah Sakit Akademik UGM. “Pada alat ukur terpadu, kami menggabungkan fungsi penimbangan, pengukuran suhu, dan tinggi badan berbasis mikrokontroler, dengan desain ramah anak,” ujar Rahmat, Rabu (12/3/2025).

    Rahmat mengatakan melalui Alat Ukur Terpadu pemeriksaan kesehatan anak ini tidak hanya mempercepat proses pemeriksaan, tetapi juga menyediakan sistem antrean yang lebih informatif dan ramah pengguna. Pengembangan alat ini juga mempertimbangkan aspek ergonomis dan kenyamanan bagi anak-anak, sehingga proses pemeriksaan menjadi lebih menyenangkan dan minim stres. Rahmat berharap inovasinya bisa menjadi model pengembangan teknologi kesehatan dan dapat diterapkan di fasilitas medis lainnya, khususnya dalam pelayanan kesehatan anak.

    Sementara Syukron mengatakan pada sistem pendaftaran dan CRM, dengan algoritma AI, sistem diharapkan dapat memberikan rekomendasi, menilai urgensi medis, dan mengatur prioritas layanan berdasarkan riwayat kesehatan pasien. Penelitian yang dilakukannya untuk mengembangkan sistem ini, dia lakukan bersama 14 mahasiswa Program Doktor Teknik Elektro DTETI. “Sistem ini mencoba untuk memfasilitasi pra-pendaftaran pasien yang lebih modern dan efisien, serta mengoptimalkan manajemen interaksi pasien,” tuturnya.

    Alat inovasi yang sudah diserahkan ke RSA UGM pada 5 Desember 2024 silam ini, Syukron berharap bisa mempercepat proses administratif, meningkatkan kepuasan pasien, dan memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan di RSA UGM. Hal ini karena data yang diperoleh dari alat ini bisa langsung terintegrasi ke dalam sistem rekam medis elektronik, memudahkan pemantauan dan analisis kesehatan pasien secara real-time. “Semoga sistem ini bisa diadopsi oleh rumah sakit lain untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas pelayanan kesehatan dalam menghadapi berbagai tantangan operasional yang dihadapi oleh manajemen,” ujarnya berkaitan pemeriksaan kesehatan anak.