Ladang Ganja di Hutan Konservasi Gunung Semeru Seluas 6.000 Meter Persegi, Tersebar di 59 Titik
Tim Redaksi
LUMAJANG, KOMPAS.com
– Balai Besar
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
(BBTNBTS) menyebut bahwa kawasan konservasi yang ditanami
ganja
di lereng
Gunung Semeru
seluas 0,6 hektar atau 6.000 meter persegi.
Luasan tersebut terbagi di 59 lokasi berbeda di Dusun Pusung Duwur, Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten
Lumajang
, Jawa Timur.
Hal ini terungkap saat sidang pemeriksaan saksi di Pengadilan Negeri Lumajang, Selasa (11/3/2025).
Kepala Bagian Tata Usaha BBTNBTS, Septi Eka Wardhani, mengatakan bahwa hasil konversi luasan lahan di 59 titik ini berjumlah 0,6 hektar.
Menurutnya, setiap ladang ganja memiliki luas yang berbeda antara 4 meter persegi hingga 16 meter persegi.
“Luasan sekitar 0,6 hektar, ada di 59 titik berbeda,” kata Septi melalui pesan singkat, Selasa (18/3/2025).
Pantauan
Kompas.com
pada Jumat (20/9/2024), saat polisi dan warga menyisir ladang ganja di 16 lokasi berbeda, luasannya mulai dari 5×10 meter sampai 10×20 meter.
Kala itu, polisi menemukan 10.000 batang tanaman ganja berbagai ukuran, mulai dari 20 sentimeter hingga 2 meter.
Septi juga memastikan bahwa saat ini sudah tidak ada lagi tanaman ganja di kawasan konservasi TNBTS. “Saat ini sudah dipastikan tidak ada tanaman itu lagi (ganja),” lanjutnya.
Septi menjelaskan bahwa lahan-lahan yang rusak akibat ditanami ganja ini akan ditanami lagi dengan jenis tumbuhan asli TNBTS.
Tidak disebutkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
pemulihan ekosistem
yang rusak agar kembali seperti semula, termasuk biaya yang dibutuhkannya.
Namun, Septi menyebut bahwa beberapa jenis tumbuhan yang akan ditanam adalah dadap, cemara gunung, putih dada, dan kesek.
“Akan dilakukan pemulihan dengan penanaman jenis asli TNBTS, contohnya jenis dadap, putih dada, cemara gunung, kesek,” pungkasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Jenis Media: Regional
-
/data/photo/2025/03/18/67d9759b06ab7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ladang Ganja di Hutan Konservasi Gunung Semeru Seluas 6.000 Meter Persegi, Tersebar di 59 Titik Surabaya 19 Maret 2025
-
/data/photo/2025/03/18/67d9759b06ab7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
TNBTS Pastikan Sudah Tidak Ada Lagi Ladang Ganja di Hutan Gunung Semeru Surabaya 19 Maret 2025
TNBTS Pastikan Sudah Tidak Ada Lagi Ladang Ganja di Hutan Gunung Semeru
Tim Redaksi
LUMAJANG, KOMPAS.com
– Balai Besar Taman Nasional
Bromo
Tengger Semeru (BB
TNBTS
) memastikan bahwa saat ini sudah tidak ada tanaman
ganja
di kawasan hutan konservasi
Gunung Semeru
.
“Saat ini sudah dipastikan tidak ada lagi tanaman itu (ganja),” kata Kabag TU BBTNBTS, Septi Eka Wardhani, melalui pesan singkat, Selasa (18/3/2025).
Sebelumnya, polisi menemukan puluhan ladang ganja di lereng Gunung Semeru, Dusun Pusung Duwur, Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten
Lumajang
, pada September 2024.
Polisi juga sudah menangkap enam orang yang sedang menjalani proses persidangan. Semuanya adalah warga setempat yang berperan sebagai penanam.
Enam terdakwa ini yakni Ngatoyo, Bambang, Tomo, Tono, Suari, dan Jumaat.
Ngatoyo meninggal dunia saat ditahan di Lapas Kelas IIB akibat penyakit diabetes yang dideritanya.
Sedangkan Suari dan Jumaat baru menjalani sidang pembacaan dakwaan, Selasa (18/3/2025) siang.
Septi mengatakan, terdapat 59 titik ladang ganja yang ditemukan di TNBTS.
Hasil konversi luasannya berjumlah 0,6 hektar atau 6.000 meter persegi.
Menurutnya, setiap ladang ganja memiliki luas yang berbeda, antara 4 meter persegi hingga 16 meter persegi.
“Luasan sekitar 0,6 hektar, ada di 59 titik berbeda,” kata Septi melalui pesan singkat, Selasa (18/3/2025).
Pantauan
Kompas.com
pada Jumat (20/9/2024), saat polisi dan warga menyisir ladang ganja di 16 lokasi berbeda, luasannya mulai dari 5×10 meter sampai 10×20 meter.
Kala itu, polisi menemukan 10.000 batang tanaman ganja berbagai ukuran, mulai dari 20 sentimeter hingga 2 meter.
Septi menjelaskan bahwa lahan-lahan yang rusak akibat ditanami ganja ini akan ditanami lagi dengan jenis tumbuhan asli TNBTS.
Tidak disebutkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
pemulihan ekosistem
yang rusak agar kembali seperti semula, termasuk biaya yang dibutuhkannya.
Namun, Septi menyebut beberapa jenis tumbuhan yang akan ditanam adalah dadap, cemara gunung, putih dada, dan kesek.
“Akan dilakukan pemulihan dengan penanaman jenis asli TNBTS, contohnya jenis dadap, putih dada, cemara gunung, kesek,” pungkasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/03/19/67da06781e701.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kisah Pilu Felicia, Derita Bocor Jantung sejak Lahir, Tak Ada Biaya untuk Pergi Berobat Regional 19 Maret 2025
Kisah Pilu Felicia, Derita Bocor Jantung sejak Lahir, Tak Ada Biaya untuk Pergi Berobat
Tim Redaksi
LABUAN BAJO, KOMPAS.com
–
Alexandria Felicia Karus
, seorang bayi berusia empat bulan asal Pela, Desa Ndehes, Kecamatan Wae Ri’i, Kabupaten
Manggarai
, Nusa Tenggara Timur, menderita bocor jantung.
Felicia mengalami bocor jantung sejak ia lahir empat bulan lalu.
“Putri kami Felicia bocor jantung dari lahir. Jadinya dia sering sesak napas,” tutur sang ibunda, Eusebia Hartati Peso (29), melalui sambungan telepon, Rabu (19/3/2025) pagi.
Ia mengaku, sejak lahir, sang putri terus berjuang melawan sakit yang dideritanya sembari menanti keajaiban untuk sembuh.
Ia dan suami terus berusaha agar anak mereka bisa menjalani operasi.
Dia mengatakan, dokter telah menyarankan agar Felicia segera dirujuk ke
RS Sanglah Bali
.
Namun, saat ini mereka terkendala transportasi dan akomodasi selama di Bali nantinya.
Menurut dia, mereka telah berkoordinasi dengan pihak RS Sanglah Bali.
Rumah sakit tersebut merekomendasikan agar Felicia segera dirujuk untuk mendapatkan perawatan.
“Rencananya, kami akan berangkat tanggal 21 Maret, paling lambat 24 Maret, agar bisa segera menjalani perawatan di RS Sanglah Bali. Tapi itu tadi, kami masih kendala dana perjalanan dan biaya hidup sampai di sana,” ujar Tati.
Ia mengaku, sang anak memang sudah ter-
cover
di BPJS Kesehatan.
Saat ini, mereka berharap kepada pemerintah dan orang-orang baik yang bisa membantu meringankan biaya perjalanan dan kebutuhan mereka selama masa pengobatan di Bali.
“Kami ini hanya petani. Penghasilan tidak pasti. Sejak Felicia sakit, kami tidak bisa bekerja seperti biasa lagi untuk mencari uang,” imbuh dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/02/18/67b45c46d2fd1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Tolak RUU TNI, PMII Purworejo Soroti Sikap KSAD yang Sebut "Kampungan" Regional 19 Maret 2025
Tolak RUU TNI, PMII Purworejo Soroti Sikap KSAD yang Sebut “Kampungan”
Tim Redaksi
PURWOREJO, KOMPAS.com
– Pengurus Cabang
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
(
PMII
)
Purworejo
menyatakan siap turun ke jalan untuk menolak Rancangan Undang-Undang (RUU) TNI.
Pernyataan ini disampaikan dalam diskusi publik bertajuk “Tadarus Pergerakan”, yang fokus membahas perubahan dalam RUU TNI.
Ketua PMII Purworejo, Fatkhu Rohman, menegaskan bahwa pihaknya akan menggelar aksi unjuk rasa bersama organisasi mahasiswa lainnya dan tengah menunggu instruksi dari Pengurus Besar PMII di Jakarta.
“RUU TNI membuka ruang bagi militer untuk kembali terlibat dalam jabatan-jabatan sipil strategis, dan hal ini berpotensi menghidupkan kembali
dwifungsi ABRI
yang pernah menjadi alat kontrol pemerintahan yang otoriter di masa lalu,” kata Fatkhu Rohman, Rabu (19/3/2025).
PMII Purworejo menyampaikan beberapa alasan utama dalam penolakannya terhadap RUU TNI.
Pertama, RUU ini memungkinkan prajurit TNI aktif menduduki jabatan sipil di kementerian atau lembaga negara, yang dianggap mengancam prinsip demokrasi dan supremasi sipil.
Perluasan Operasi Militer Selain Perang (OMSP)
RUU ini memperluas peran militer dalam OMSP, yang dikhawatirkan akan tumpang tindih kewenangan dengan aparat penegak hukum.
“Terkait perluasan tugas militer dalam operasi selain perang, ini menimbulkan kekhawatiran peran militer yang meluas ke ranah yang seharusnya menjadi domain aparat penegak hukum,” ujar Fatkhu.
PMII menyoroti rapat pembahasan RUU TNI yang dilakukan secara tertutup oleh DPR RI di hotel mewah dan di luar jam kerja DPR.
Hal ini dianggap bertolak belakang dengan semangat efisiensi anggaran dan partisipasi publik.
PMII juga mengkritik KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak, yang menyebut kritik terhadap RUU TNI sebagai “otak kampungan”.
“Hal ini adalah bukti arogansi kekuasaan dan anti kritik terhadap aspirasi rakyat,” tegas Fatkhu.
Atas dasar itu, PMII Purworejo mengeluarkan tiga poin sikap resmi terkait RUU TNI:
“Kami mendorong pemerintah untuk lebih bijak dalam menyusun kebijakan terkait RUU TNI,” tutup Fatkhu.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/03/18/67d9759b06ab7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
TNBTS Bantah Larangan Menerbangkan Drone gara-gara Ada Ladang Ganja di Semeru Surabaya 19 Maret 2025
TNBTS Bantah Larangan Menerbangkan Drone gara-gara Ada Ladang Ganja di Semeru
Tim Redaksi
LUMAJANG, KOMPAS.com
– Balai Besar Taman Nasional
Bromo
Tengger
Semeru
(BB
TNBTS
) membantah larangan menerbangkan drone di kawasan taman nasional berhubungan dengan adanya
ladang ganja
.
Sebelumnya, ramai tudingan di media sosial yang menyebut TNBTS sengaja menutupi keberadaan ladang ganja di lereng
Gunung Semeru
dengan menerapkan larangan menerbangkan drone dan memasang tarif mahal seharga Rp 2 juta untuk bisa menerbangkan drone.
Kepala BBTNBTS Rudijanta Tjahja Nugraha menjelaskan, pelarangan menerbangkan drone di kawasan TNBTS sudah berlaku sejak 2019.
Sedangkan, keberadaan ladang ganja di kawasan taman nasional baru diketahui pada September 2024.
“Aturan larangan penerbangan drone di jalur pendakian Gunung Semeru sudah berlaku sejak tahun 2019 sesuai dengan SOP Nomor SOP.01/T.8/BIDTEK/BIDTEK.1/KSA/4/2019 tentang Pendakian Gunung Semeru di
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
,” ungkap Rudijanta dalam keterangan tertulis, Selasa (18/3/2025).
Rudi menjelaskan, aturan ini dibuat sebagai langkah antisipasi agar para pendaki tidak sampai celaka karena fokusnya terbagi dengan aktivitas penerbangan drone.
Mengingat, jalur pendakian Gunung Semeru memiliki jalur yang cukup rawan terjadi kecelakaan.
Selain itu, larangan juga dilakukan demi menjaga kesakralan yang ada di kawasan taman nasional.
“Pelarangan penggunaan drone dalam pendakian ini adalah untuk menjaga fokus pendaki agar tidak terbagi dengan aktivitas menerbangkan drone yang berpotensi membahayakan pengunjung karena jalur pendakian cukup rawan dengan terjadinya kecelakaan serta untuk menghormati kawasan sakral yang ada di kawasan,” jelasnya.
Rudi juga menyebut, tarif menerbangkan drone yang disebut-sebut terlalu mahal dengan nominal Rp 2 juta sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2024 tentang jenis dan tarif penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang berlaku pada Kementerian Lingkungan Hidup.
“Aturan tentang tarif ini terbit pada 30 September 2024 dan berlaku secara nasional di seluruh kawasan konservasi,” pungkasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Dramatis Penangkapan Oknum TNI Terduga Penembak 3 Polisi, Suara Tangisan hingga Kecup Anak Istri – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Oknum TNI Kopka Basarsyah telah ditahan usai diduga menembak tiga anggota polisi yang melakukan penggerebekan judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Lampung pada Senin (17/3/2025).
Video penangkapan Kopka Basarsyah viral di media sosial dan berlangsung dramatis.
Amatan Tribunnews.com, suara tangis terdengar sepanjang Kopka Basarsyah ditangkap hingga akhirnya dibawa petugas satuan Polisi Militer (PM) Angkatan Darat (AD)
Bahkan Kopka Basarsyah sempat memberikan kecupan ke dua anak dan seorang wanita yang diduga istrinya.
Kecupan untuk Anak dan Istri
Momen penangkapan Kopka Basarsyah, oknum TNI terduga penembakan tiga anggota polisi di Way Kanan, Lampung beredar di media sosial.
Terlihat dari video yang beredar, penangkapan Kopka Basarsyah terjadi penuh dramatis.
Sebelum diamankan satuan Polisi Militer (PM) Angkatan Darat (AD), Kopka Basarsyah sempat mencium kedua anaknya yang masih kecil dan seorang wanita diduga istrinya.
Suara tangisan saat Kopka Basarsyah hendak dibawa PM pun terdengar kencang.
Meski demikian, anggota PM (polisi militer) TNI AD berhasil membawa Kopka Basarsyah, setelah keluarga menerima penjelasan petugas.
Pelaku yang mengenakan pakaian loreng-loreng khas TNI AD itu kemudian diborgol dan langsung dibawa ke Markas Kodim 0427/WK.
Ia ditahan di Polisi Militer Angkatan Darat (Pomad) Mako Kodim 0427/Way Kanan.
Diketahui, Kopka Basarsyah menjabat sebagai anggota Subramil Negara Batin.
Kopka Basarsyah kini ditahan bersama Peltu Lubis setelah diduga terlibat dalam penembakan yang menewaskan Kapolsek Negara Batin, AKP (Anumerta) Lusiyanto; Aipda (Anumerta) Petrus Apriyanto anggota Polsek Negara Batin; dan Briptu (Anumerta) M Ghalib Surya Ganta, anggota Satreskrim Polres Way Kanan
Melansir dari Kompas.com, arena sabung ayam tersebut diduga merupakan milik anggota TNI.
Kapendam II/Siliwangi Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar mengatakan pelaku penembakan polisi di Way Kanan sudah diamankan.
“Sudah ditahan,” katanya.
Dua pelaku ditahan di Polisi Militer Angkatan Darat Mako Kodim 0427/Way Kanan.
“Masih menunggu hasil investigasi,” katanya.
Saat penangkapan, tampak rumah Kopka Basarsyah begitu megah.
Jika dari jabatan, Basarsyah merupakan Komandan Sub Ramil Negara Batin.
Pangkatnya juga kopral.
Ukuran rumahnya pun terbilang besar.
Belum lagi sofa juga ornamen bangunan yang mencirikan kemewahan dari rumah Kopka Basarsyah.
Bukan hanya rumah, Kopka Basarsyah juga pernah foto dengan background mobil Fortuner.Lantas darimana semua itu ?
Sedangkan gaji Kopka Basarsyah sebagai anggota TNI berpangkat kopral berkisar Rp2.070.500 hingga Rp3.197.700.
Kini muncul dugaan bahwa Basarsyah memiliki peternakan ayam.
“selain punya ring sabung ayam,dia juga punya peternakan ayam sabung. kebun dan ternak sapi. JD wajar dia kaya. tapi TDK merugikan negara dan masyarakat. salut saja.” tulis akun TikTok joker merah, melansir dari TribunBogor.
2 Oknum TNI Ditangkap
Kabar penangkapan dua oknum TNI yang diduga terlibat penembakan tiga personel Polsek Negara Batin Way Kanan dibenarkan Kapendam II/Sriwijaya Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar.
Mereka adalah Kopka Basarsyah dan Peltu Lubis
“Benar sudah ditahan,” kata Eko kepada wartawan, Selasa (18/3/2025).
“Kita masih menunggu hasil investigasi,” kata Eko.
Kapendam II Sriwijaya, Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar mengatakan, saat ini kasus tersebut masih dalam investigasi.
Jika dalam proses investigasi kedua oknum TNI terbukti menyebabkan ketiga korban meninggal dunia, akan diberikan hukuman setimpal.
“Dalam hal ini Kodam II Sriwijaya pak Pangdam berkomitmen, tidak akan mentolerir dan tidak bermain-main bakal memberikan sanksi hukuman sesuai aturan yang berlaku kepada prajurit yang melanggar aturan. Apalagi meresahkan masyarakat,” ujar Eko Syah Putra, Selasa (18/3/2025).
Untuk kedua pelaku Kopka Basar dan Peltu Lubis sudah diamankan di Denpom 23 Lampung. Keduanya semalam menyerahkan diri.
“Saat ini keduanya masih menjalankan pemeriksaan. Dan kemungkinan keduanya dibawa ke Palembang? tidak, karena kejadian dan penanganannya di Lampung, ” katanya.
Sementara itu, Kapolda Lampung, Irjen Helmy Santika, menceritakan kronologi kasus penembakan tiga polisi di Way Kanan oleh oknum TNI itu.
Kasus penembakan tiga polisi itu berawal pada saat mereka sedang membubarkan judi sabung ayam di Way Kanan.
ILUSTRASI SABUNG AYAM – Arena judi sabung ayam di Tulangbawang beberapa waktu lalu. 3 polisi tewas ditembak saat menggerebek lokasi judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Way Kanan, Lampung, pada Senin (17/3/2025) sore. (Tribunlampung.co.id/ Dok Polisi)
Kapolsek Negara Batin Way Kanan, Iptu Lusiyanto memimpin penggerebekan itu.
Ia didampingi dua anggotanya, yaitu Bripka Petrus Apriyanto dan Brigad Ghalib Surya Ganta.
Peristiwa itu terjadi begitu cepat.
Pasalnya, saat penggerebekan dimulai, tiba-tiba terdengar suara tembakan dalam peristiwa itu.
“Begitu turun, terdengar beberapa kali letusan tembakan, sehingga tiga anggota, salah satunya kapolsek gugur dalam peristiwa itu,” kata Irjen Helmy Santika.
Pasca terjadi penembakan, kata dia, anggota polisi yang lain fokus untuk mengevakuasi anggota yang tertembak.
Atas kasus meninggalnya anggota polisi tersebut, Irjen Helmy Santika berjanji mengusut tuntas secara terang dan transparan.
“Saya menggandeng Danrem 043 Garuda Hitam dan Pangdam Sriwijaya,” ujar Irjen Helmy Santika.
/data/photo/2025/03/19/67da09fa25144.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4795079/original/078054000_1712291756-shutterstock_2141470525.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2409953/original/018444000_1542348104-20181116-Pemutihan-Denda-Pajak-Kendaraan-Lagi-di-Jakarta-TALLO-2.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3051093/original/026711100_1581744986-pantai_ora.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)