Jenis Media: Regional

  • Wanita di Bogor Nangis Curhat ke Damkar, Tertipu saat Belanja Online – Halaman all

    Wanita di Bogor Nangis Curhat ke Damkar, Tertipu saat Belanja Online – Halaman all

    Wanita bernama Putri asal Bojonggede, Bogor curhat ke Damkar setelah tertipu saat belanja online.

    Tayang: Rabu, 19 Maret 2025 21:28 WIB

    Istimewa via TribunnewsBogor.com

    CURHAT KE DAMKAR – Seorang wanita bernama Putri curhat ke petugas Damkar Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar) karena diduga tertipu saat melakukan transaksi jual beli di online shop. Berikut duduk perkaranya dan alasan korban curhat ke petugas Damkar. Putri mendatangi Damkar pada Rabu (19/3/2025). 

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang wanita bernama Putri, asal Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat mengalami nasib malang setelah diduga tertipu saat berbelanja di salah satu platform e-commerce terbesar di Asia Tenggara.

    Kejadian ini membuatnya merasa sangat tertekan, hingga ia memutuskan untuk mengadu ke kantor Damkar Kabupaten Bogor.

    Putri, yang masih duduk di bangku kuliah, mendatangi kantor Damkar pada Rabu (19/3/2025).

    Di sana, ia diterima dengan baik oleh petugas yang mendengarkan keluh kesahnya.

    “Tadi bertemu dengan salah satu anggota dan menyampaikan keluh kesah, bahwasanya beliau tertipu salah satu akun jual beli online,” ujar Komandan Regu 1 Damkar Kabupaten Bogor, Arman Riyanto, Rabu (19/3/2025).

    Dalam video yang beredar, Putri terlihat mengenakan kerudung hitam dan kacamata, menangis tersedu-sedu saat menceritakan pengalamannya.

    “Memamg kondisinya mungkin butuh temen berkeluh-kesah. Intinya dia pengen curhat, tapi bingung harus ke mana, akhirnya dia melaporkan kejadian tersebut ke Damkar,” ungkapnya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Murid SD di Indramayu Diduga Dibully Gurunya Gegara Belum Bayar Buku Rp120 Ribu – Halaman all

    Murid SD di Indramayu Diduga Dibully Gurunya Gegara Belum Bayar Buku Rp120 Ribu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang murid SD di Kecamatan Indramayu, Jawa Barat berinisial IA, diduga menjadi korban perundungan oleh oknum guru di sekolahnya.

    Kasus ini berawal dari ketidakmampuan IA untuk membayar buku pelajaran senilai Rp120.000.

    Akibat perundungan yang dialaminya, IA kini mengalami trauma dan enggan untuk berangkat ke sekolah.

    Orang tua IA, Marwaeni melaporkan kejadian ini ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Indramayu, Rabu (19/3/2025).

    “Anak saya ini selalu ngomong ke saya, ‘Mamah, saya gak mau sekolah. Kalau saya sekolah, selalu dimarahin, saya gak mau sekolah’,” ungkap Marwaeni dalam rekaman video yang diterima Tribuncirebon.com.

    Marwaeni menjelaskan bukan hanya sekali dua kali anaknya dimarahi oleh gurunya.

    Perundungan semakin parah ketika teman-teman IA ikut mem-bully dirinya.

    Marwaeni menuturkan, anaknya kerap dimarahi gurunya sejak ada wartawan yang mencoba mengkonfirmasi pihak sekolah soal dugaan pungutan liar atau pungli.

    Pihak sekolah diduga memungut uang dari murid untuk patungan guna sarana prasarana sekolah.

    “Beliau nuduh saya yang ngelaporin ke wartawan, padahal saya gak pernah tahu masalah itu,” tambah Marwaeni.

    Meskipun Marwaeni berniat untuk membayar uang buku tersebut, ketika ia tiba di sekolah, IA malah diteriaki di depan teman-temannya mengenai tunggakan tersebut.

    Merasa tindakan tersebut sudah keterlaluan, Marwaeni memutuskan untuk melaporkan masalah ini ke Disdikbud Indramayu.

    Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang Pembinaan SD Disdikbud Indramayu, Untung Aryanto, membenarkan adanya laporan tersebut.

    Untung menyebut ia sendiri yang menerima laporan dari orang tua IA. Hanya saja, Disdikbud Indramayu belum bisa menyimpulkan masalah yang terjadi.

    Disdikbud Indramayu berencana untuk mengkonfirmasi kebenaran kejadian ini ke pihak sekolah.

    “Adanya laporan ini tentu akan kita tindaklanjuti,” tambahnya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Buntut Temuan Ladang Ganja di Kawasan Taman Nasional Bromo, DPR Panggil Kemenhut, Minta Penjelasan – Halaman all

    Buntut Temuan Ladang Ganja di Kawasan Taman Nasional Bromo, DPR Panggil Kemenhut, Minta Penjelasan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Baru-baru ini telah ditemukan ladang ganja sebesar ribuan meter persegi di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

    Imbas temuan ladang ganja ini, Komisi IV DPR RI akan memanggil Kementerian Kehutanan (Kemenhut) untuk dimintai penjelasan.

    Tak hanya itu, pemanggilan Kemenhut ini juga bertujuan untuk memastikan tidak adanya ladang ganja serupa di taman nasional lain, atau di tempat-tempat di bawah pengawasan pemerintah.

    Hal ini diungkapkan oleh  anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan.

    “Kita akan segera memanggil, meminta penjelasan dari pihak Kementerian Kehutanan yang memang bertanggung jawab terhadap pengelolaan taman nasional,” kata Daniel dilansir Kompas TV, Rabu (19/3/2025).

    Terkait temuan ladang ganja ini, Daniel mengaku DPR sangat terkejut.

    Pasalnya kawasan taman nasional ini seharusnya telah mendapatkan pengawasan ketat dari pemerintah, terutama Kemenhut.

    Namun ironisnya ladang ganja ini justru ditemukan di kawasan taman nasional.

    Menhut Akui Ada Temuan Ladang Ganja di TN Bromo

    Viral di media sosial, sebuah temuan ladang ganja di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Lumajang Jawa Timur, yang terbongkar usai terdeteksi pantauan drone wisatawan. 

    Sejumlah konten di media sosial menarasikan bahwa penutupan kawasan TNBTS beberapa waktu lalu karena adanya keberadaan ladang ganja yang siap panen tersebut.
     
    Menanggapi kabar viral tersebut, Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengakui adanya penemuan ladang ganja di Bromo tersebut. 

    Lantas, Raja Antoni juga menyatakan bahwa ladang ganja tersebut ditemukan oleh Balai Besar TNBTS bersama pihak kepolisian dan tim Manggala Agni KLH hutan menggunakan bantuan teknologi drone.

    Setelah penemuan tersebut, ladang ganja itu lantas dicabut dan menjadi barang bukti oleh kepolisian untuk proses hukum terhadap pelaku.

    “Pakai drone segala macam, dan itu tidak terkait dengan penutupan taman nasional. Kan isunya ‘oh ditutup supaya ganjanya tidak ketahuan’, justru dengan drone, dan temen-temen di Taman Nasional yang menemukan titiknya bersama Polhut, itu kita cabut dan menjadi barang bukti yang kita bawa ke polisi,” kata Raja Antoni dalam keterangannya, Selasa (18/3/2025).

    Raja Juli juga membantah kabar penutupan beberapa area pendakian di TNBTS beberapa waktu lalu, untuk menutupi keberadaan ladang ganja tersebut. 

    Ia menegaskan bahwa penutupan tersebut  bertujuan untuk alasan lain yang tak terkait.

    Raja Juli juga membantah bahwa ladang ganja itu ditanam oleh pihak pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

    “Insyaallah staf kami tidak ada yang begitu, ada juga paling tanam singkong,” sambungnya.

    Ladang Ganja Ditemukan Sejak September 2024

    Temuan ladang ganja ini pertama kali diungkap pada September 2024.

    Saat itu, Kepolisian Resor Lumajang sedang mengusut kasus narkotika dan menemukan lokasi tersebut.

    Pihak TNBTS kemudian membantu dengan menurunkan petugas dan menggunakan drone untuk memetakan area tanaman ganja yang tersembunyi di lereng curam dan semak belukar.

    Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kemenhut, Satyawan Pudyatmoko menjelaskan bagaimana ladang ganja itu ditemukan.

    Ladang ganja itu ditemukan pertama kali pada bulan September 2024. Lokasi tersebut merupakan hasil pengembangan kasus narkotika yang ditangani Kepolisian Resor Lumajang.

    Pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru membantu mengungkap area lahan yang ditanami ganja dengan menerjunkan petugas, polisi hutan dan pengecekan lokasi yang diduga ada ladang ganja menggunakan drone.

    Tanaman ganja itu ditemukan di lokasi yang tersembunyi, tertutup semak belukar lebat dan berada di lereng curam.

    “Itu kan sebenarnya temuan pada bulan September 2024, waktu itu memang ada penyelidikan Polri yang menangkap tersangka yang punya ladang ganja tersebut, lalu kita dari Taman Nasional ini membantu mengungkapkan dimana ladang ganja itu,” kata Satyawan.

    “Karena ladang ganja itu biasanya ditanam di tempat-tempat yang relatif sulit untuk ditemukan, sehingga kita menurunkan petugas termasuk Kepala Balai Taman Nasional waktu itu, Polhut, masyarakat mitra Polhut dan juga manggala agni yang ada di sana, semua turun ke lapangan dibantu dengan teknologi drone,” lanjutnya.

    Berdasarkan citra drone tersebut, Kemenhut kemudian memetakan area yang diketahui terdapat tanaman ganja.

    Selanjutnya Balai Besar TNBTS bersama kepolisian melakukan pencabutan tanaman ganja itu untuk diserahkan sebagai barang bukti ke pihak kepolisian dan proses hukum.

    “Kita petakan, ada beberapa titik yang ada ganjanya, kita hitung, lalu dilakukan pencabutan dan setelah itu tentu ada proses ke pengadilan, jadi mulai dari awal penemuan ladang ganja itu sampai dengan pembersihan dan proses pengadilan kita terus lakukan pengawalan,” jelasnya.

    Satyawan mengatakan Kemenhut dan seluruh balai taman nasional akan terus intensif melakukan patroli untuk membersihkan kawasan alam dari tanaman-tanaman yang dilarang negara.

    “Kita harapkan ke depan tidak ada lagi ladang ganja di taman nasional dengan patroli-patroli yang lebih intensif,” pungkas dia.

    (Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Choirul Arifin/Danang Triatmojo)

     

  • Kasus Polisi Ditembak, Oknum TNI Diduga Pakai 3 Jenis Senpi Berbeda

    Kasus Polisi Ditembak, Oknum TNI Diduga Pakai 3 Jenis Senpi Berbeda

    Bandar Lampung, Beritasatu.com – Sejumlah temuan baru terungkap dalam kasus polisi ditembak hingga tewas di Way Kanan, Lampung. Terbaru, pelaku oknum TNI diduga menggunakan tiga jenis senjata api (senpi) berbeda. 

    Fakta tersebut berdasarkan barang 13 butir selongsong peluru yang ditemukan di lokasi kejadian. Dari 13 buah selongsong peluru yang diamankan sebagai barang bukti yakni, dua butir selongsong dengan ukuran sembilan milimeter yang umum digunakan pada senjata api pistol.

    Kemudian tiga buah selongsong ukuran 7,62 mm dan delapan butir kaliber 5,56 milimeter yang ukurannya lebih panjang. Dua jenis ukuran kaliber ini pada umumnya digunakan untuk senjata laras panjang.

    “Jadi diduga ada tiga jenis senjata yang digunakan untuk melakukan penembakan,” ucap Kapolda Lampung, Irjen Pol Helmy Santika, Rabu (19/3/2025).

    Polda Lampung akan  melakukan uji balistik dan metalurgi terhadap selongsong yang ditemukan untuk mengetahui jenis senjata yang digunakan dalam penembakan tersebut.

    “Apakah ini ditembak senjata laras panjang atau pendek, lalu apakah senjata merek pabrikan atau rakitan,” imbuh Helmy Santika.

    Polda Lampung juga menyita sejumlah barang bukti di antaranya, empat ekor ayam, uang tunai Rp 21 juta, pisau taji, hasil autopsi, dan pakaian ketiga korban.

    Dikatakan Helmy, Polda Lampung, Kodam 2 Sriwijaya dan Korem 043 Garuda Hitam masih terus melakukan penyelidikan dan investigasi gabungan untuk mengungkap kasus tiga polisi tewas ditembak saat menggerebek aren judi sabung ayam di Kabupaten Way Kanan, Lampung.

    Dua oknum anggota TNI pelaku penembakan saat ini masih berstatus saksi dan sedang dalam pemeriksaan oleh Detasemen Polisi Militer Lampung. Dari penyelidikan yang dilakukan, Polda Lampung baru menetapkan satu orang warga sipil sebagai tersangka atas kasus tindak pidana perjudian. Dalam kasus polisi tewas ditembak ini, Polda Lampung telah memeriksa 14 orang saksi.

  • Pria di Sukoharjo Ketagihan Judi Online Mobil dan Sepeda Motor Mertua Digadaikan Rp 8,5 Juta – Halaman all

    Pria di Sukoharjo Ketagihan Judi Online Mobil dan Sepeda Motor Mertua Digadaikan Rp 8,5 Juta – Halaman all

    Tersangka mengaku uang dari menggadaikan dua barang itu digunakan untuk bermain judi slot. Ia pun hanya mengaku menggelapkan mobil dan motor .

    Tayang: Rabu, 19 Maret 2025 19:37 WIB |
    Diperbarui: Rabu, 19 Maret 2025 19:37 WIB

    dok. Kompas

    EFEK JUDI ONLINE – Ilustrasi judi online di ponsel.

    Aksi nekat dilakukan seorang pria bernama Angga Dewangga (31) demi bisa bermain judi online. Kecanduan judi online, yang dialami pria yang beralamat sesuai KTP di Dukuh Gamping, Desa Joho, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah itu membuat dirinya nekat melakukan penipuan penggelapan.

    Mirisnya ia melakukan aksi tak terpuji tersebut kepada mertuanya sendiri. Sepeda motor Honda Revo dan Mitsubishi Colt 120 SS dia gadaikan agar tetap bisa bermain judi online. 

    Laporan Wartawan TribunSolo.com, Tri Widodo

    TRIBUNNEWS.COM, SUKOHARJO – Aksi nekat dilakukan seorang pria bernama Angga Dewangga (31) demi bisa bermain judi online.

    Kecanduan judi online yang dialami pria yang beralamat sesuai KTP di Dukuh Gamping, Desa Joho, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah itu membuat dirinya nekat melakukan penipuan penggelapan. 

    Mirisnya ia melakukan aksi tak terpuji tersebut kepada mertuanya sendiri. Sepeda motor Honda Revo dan Mitsubishi Colt 120 SS dia gadaikan agar tetap bisa bermain judi online.

    “Motor digadaikan Rp 1,5 juta. Mobil Rp 7 juta,” kata Kapolsek Cepogo, AKP Agung Setiawan didampingi Kanit Reskrim, Aiptu Saryanto, Rabu (19/3/2025).

    Tersangka mengaku uang dari menggadaikan dua barang itu digunakan untuk bermain judi slot. 

    Tersangka pun hanya mengaku menggelapkan mobil dan motor mertuanya saja. 

    Selain itu dia juga kerap meminta uang dengan alasan untuk usaha.

    “Kalau sampai sekarang (menggelapkan kasus lainnya) tidak mengakui. Tetapi kalau dia pinjam uang kepada temannya itu ada,” ujar Agung.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Mentan Amran Sulaiman Harap Kalteng Mampu Produksi Beras 1 Juta Ton

    Mentan Amran Sulaiman Harap Kalteng Mampu Produksi Beras 1 Juta Ton

    Palangkaraya, Beritasatu.com – Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan bahwa Kalimantan Tengah memiliki potensi besar dalam produksi beras untuk mendukung program cetak sawah dan optimasi lahan (oplah) guna mempercepat swasembada pangan nasional.

    Ia berharap pada 2025, program cetak sawah di wilayah ini bisa mencapai target 75.000 hektare.

    “Kalimantan Tengah diproyeksikan mampu memproduksi satu juta ton beras dan berkontribusi dalam suplai pangan ke provinsi lain,” ucap Amran saat  melakukan kunjungan kerja ke Palangka Raya, Kalimantan Tengah, dalam rangka Rapat Koordinasi Luas Tambah Tanam dan Sosialisasi Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2025 tentang Pendayagunaan Penyuluh Pertanian di Provinsi Kalimantan Tengah pada Rabu (19/3/2025).

    Wilayah yang menjadi lokasi perluasan cetak sawah di Kalimantan Tengah saat ini mencakup enam kabupaten, yakni Kapuas, Pulang Pisau, Kotawaringin Timur, Barito Utara, Seruyan, dan Lamandau.

    Berdasarkan data sementara Kementerian Pertanian, jumlah lahan yang telah menandatangani kontrak di provinsi ini mencapai 63.222 hektare, sementara 7.541 hektare masih dalam proses kontrak, dan 4.273 hektare dalam tahap persiapan kontrak.

    Amran berharap program ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya bagi para petani. Ia menegaskan bahwa program perluasan cetak sawah akan terus dievaluasi, dan jika tidak berjalan sesuai rencana, pemerintah akan mencabutnya serta mengalokasikannya ke daerah atau kabupaten lain.

    Bahkan, jika Kalimantan Tengah tidak mampu menjalankan program ini, alokasi lahan dapat dialihkan ke provinsi lain yang lebih siap untuk produksi beras.

    Dalam Rapat Koordinasi Luas Tambah Tanam dan Sosialisasi Inpres Nomor 3 Tahun 2025 yang digelar di Aula Kayang Tingang, Kantor Gubernur Kalimantan Tengah, Amran juga menekankan pentingnya peran penyuluh pertanian dalam mencapai target swasembada pangan nasional.

    Ia berharap para penyuluh dapat meningkatkan kinerja mereka sebagai garda terdepan dalam pelaksanaan program ini, sehingga produksi beras meningkat dan Indonesia dapat mewujudkan ketahanan pangan dan menjadi lumbung pangan dunia.

  • Bocah 8 Tahun Tewas Terpanggang dalam Insiden Kebakaran Warteg di Tangsel – Halaman all

    Bocah 8 Tahun Tewas Terpanggang dalam Insiden Kebakaran Warteg di Tangsel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seorang bocah laki-laki tewas dilalap si jago merah dalam kebakaran warteg di Jalan Raya Serpong, Kelurahan Pakulonan, Serpong Utara, Kota Tangerang Selatan.

    Insiden itu terjadi pada Selasa (18/3/2025) pukul 23.43 WIB.

    Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Tangsel, Ahmad Dohiri menuturkan kebakaran disebabkan hubungan arus pendek listrik atau korsleting.

    Dia menuturkan identitas korban berinisial A (8) di mana pada saat kejadian sedang tidur pulas di kamarnya yang terletak di lantai dua.

    Ahmad menyebut korban tidak dapat diselamatkan karena kobaran api sudah terlalu besar.

    Tiga orang lainnya, yaitu Naprilihin (55), Sutriani (42), dan Salsabila (14) berhasil melompat dari lantai dua.

    Mereka diselamatkan oleh tetangganya.

    “Kebakaran dapat dipadamkan setelah tiga unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi,” paparnya dalam keterangan, Rabu (19/3/2025).

    Kondisi bangunan warteg sudah hangus terbakar sekitar 85 persen.

    Jenazah korban dibawa ke RSUD Kabupaten Tangerang.

    Korban lain yang mengalami luka yakni Sutriani dilarikan ke RSU Serpong Utara untuk mendapatkan perawatan.

    Terpisah, Komandan Pleton Satgas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel, Dian Wiryawa, menjelaskan korban yang meninggal dunia adalah seorang anak yang sedang berada di dalam kamarnya.

    “Anak laki-lakinya yang masih tertidur pulas masih di dalam kamarnya,” kata Dian Wiryawan saat dikonfirmasi.

    Pada saat kejadian, pasangan suami istri yang merupakan pemilik warteg panik.

    Mereka keluar dari bangunan karena kobaran api yang semakin membesar.

    Pasangan suami istri ini baru menyadari bahwa anak mereka masih berada di dalam kamar, setelah mereka berhasil keluar dari warteg.

    “Korban masih anak-anak,” tutur Dian.
     

  • Pangdam: 2 TNI Terduga Pelaku Penembakan Polisi di Lampung Masih Saksi

    Pangdam: 2 TNI Terduga Pelaku Penembakan Polisi di Lampung Masih Saksi

    Jakarta, Beritasatu.com – Dua anggota TNI terduga pelaku penembakan tiga polisi di arena perjudian sabung ayam kawasan Register 44, Desa Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung belum ditetapkan sebagai tersangka oleh Pomdam Sriwijaya. 

    “Dua oknum ini statusnya masih sebagai saksi ya, jangan nanti dibilang sebagai tersangka dan sebagainya. Saksi ya,” kata Pangdam Sriwijaya Mayjen Ujang Darwis dalam konferensi pers bersama Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika di Bandar Lampung, Rabu (19/3/2025).

    Menurut Ujang, keduanya belum dijadikan tersangka karena masih dibutuhkan alat bukti dan keterangan saksi-saksi yang cukup. Saat ini kedua anggota TNI masih diperiksa secara intensif di Denpomdam Lampung. 

    Tim Denpom juga masih mencari senjata yang diduga digunakan pelaku saat melakukan penembakan terhadap tiga polisi di Lampung pada Senin (17/3/2025).

    Ujang menduga ada tiga jenis senjata yang meletus di lokasi kejadian. Hal ini berdasarkan hasil oleh TKP ditemukan 13 selongsong peluru dalam tiga kaliber berbeda. 

    Ujang juga mengaku kedua anggota TNI aktif terduga pelaku penembakan polisi belum dites urine karena sejauh ini belum ditemukan indikasi penggunaan narkoba. 

    Sementara itu, Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika mengatakan tidak tertutup kemungkinan pelaku penembakan tiga polisi di Lampung lebih dari dua orang. Hal ini karena saat kejadian banyak orang di lokasi.

    “Apakah pelakunya bisa dua, atau tiga, atau empat, atau lima? Bisa saja, sejauh mana informasi yang kita miliki untuk membuktikan keterlibatan pelaku lain,” katanya. 

    Helmy meminta masyarakat bersabar karena proses penyelidikan atas penembakan tiga polisi di Lampung masih terus dilakukan oleh Polda Lampung bersama Pomdam Sriwijaya. Dia berjanji akan menyampaikan setiap perkembangan ke publik.

  • Siasat Petani Tanam Ganja di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Dijanjikan Bonus Rp4 Juta – Halaman all

    Siasat Petani Tanam Ganja di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Dijanjikan Bonus Rp4 Juta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebanyak empat petani di Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Lumajang, Jawa Timur, ditetapkan sebagai tersangka penggarap ladang ganja.

    Kasus penemuan ladang ganja di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) terungkap sejak September 2024.

    Keempat petani menanam ganja atas permintaan Edy, warga Dusun Pusung Duwur, yang kini masih buron.

    Seorang tersangka bernama Ngatoyo meninggal saat dirawat di RSUD dr Haryoto pada Sabtu (2/3/2025).

    Ngatoyo telah dua kali menjalani sidang dan kondisi kesehatannya terus menurun.

    Sidang lanjutan digelar di Pengadilan Negeri Lumajang pada Senin (17/3/3035).

    Terdakwa bernama Bambang, mengaku menanam ganja karena dijanjikan uang Rp150 ribu oleh Edy selaku inisiator.

    “Saya dijanjikan upah Rp 150 ribu per hari,” ujarnya.

    Tugas yang diberikan Edy ke Bambang yakni merawat tanaman ganja di sejumlah titik.

    Sebelum bekerja, Edy mengajarkan cara menanam ganja ke Bambang serta tiga tersangka lain.

    “Cara menanam memupuk semua diberitahu. Setiap ke lokasi itu bawa pupuk,” imbuhnya.

    Bambang tak mengetahui keberadaan Edy yang masuk daftar pencarian orang (DPO).

    Ia hanya mengetahui Edy seorang petani dan pedangang sayuran.

    “Edy orangnya (berkulit) putih, berkumis,” tuturnya.

    Sementara itu, terdakwa Tomo mengatakan dirinya terlibat penanaman ganja karena kendala ekonomi.

    Selama ini, penghasilan sebagai petani tak cukup memenuhi kebutuhan hidupnya dan Edy datang dengan iming-iming uang Rp4 juta setiap panen.

    “Kalau saat panen upah yang dijanjikan mencapai Rp4 juta,” terangnya.

    Tetapi, kata terdakwa Tono, Edy tak menepati janji untuk membayar para petani.

    “Sampai sekarang saya tak pernah menerima upah. Seperti semuanya diperdaya saja oleh Edy,” jelasnya.

    Tono juga tak mengetahui lahan yang digunakan untuk menanam ganja merupakan kawasan konservasi TNBTS.

    “Selama ini bebas masuk keluar hutan tak ada penjagaan,” tandasnya.

    Hakim Ketua, Redite Ika Septina, meminta penyidik membuat sketsa wajah Edy yang diduga pelaku utama dalam kasus ini.

    Sebelumnya, Kasubsi Pidum Humas Polres Lumajang, Ipda Untoro, mengatakan Edy masih diburu.

    “Sekarang masih pengejaran saya konfirmasi ke pak Kasat Narkoba tadi,” katanya, Rabu (19/3/2025).

    Ipda menjelaskan penyidik telah mengantongi foto Edy, namun tak dapat mengungkap ciri fisiknya secara detail.

    “Terkait sketsa (wajah pelaku) Polres Lumajang punya fotonya. Soal foto ini akan dipublikasi? Nanti Kasat Narkoba akan meminta petunjuk terlebih dahulu kepada Pak Kapolres,” ucapnya.

    Sebagian artikel telah tayang di Surya.co.id dengan judul Beda Nasib Petani di Ladang Ganja di Bromo dan Pemiliknya: Pekerja Meninggal, Bos Bebas Berkeliaran

    (Tribunnews.com/Mohay) (Surya.co.id/Erwin Wicaksana)

  • Motif Pria di Jember Bunuh Anak Pacar, Jasad Korban Dibungkus Karung dan Dikubur di Kebun Kopi – Halaman all

    Motif Pria di Jember Bunuh Anak Pacar, Jasad Korban Dibungkus Karung dan Dikubur di Kebun Kopi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang bocah di Kabupaten Jember, Jawa Timur, berinisial F (6) ditemukan tewas terkubur dan terbungkus karung pada Kamis (13/2/2025).

    Korban dilaporkan hilang oleh ibunya sejak Minggu (9/2/2025).

    Setelah dilakukan penyelidikan, pelaku pembunuhan bernama Alfiyanto (25) ditangkap dan sempat dihajar warga.

    Pelaku merupakan pacar ibu korban yang melakukan pembunuhan di kebun kopi Desa Garahan, Kecamatan Silo, Jember.

    Alfiyanto mengaku menyesal telah membunuh anak pacarnya.

    “Saya menyesal membunuh korban. Dan saya sangat mencintai IR (ibu korban),” ucapnya, Senin (17/3/2025), dikutip dari TribunJatim.com.

    Motif pembunuhan adalah pelaku kesal karena korban tidak suka ibunya berpacaran dengan pelaku.

    “Seringkali menunjukkan pantatnya pada saya dengan nada mengejek, bahkan suka berkata kasar,” beber Alfiyanto.

    Saat berada di kebun kopi, Alfiyanto memukuli korban hingga meninggal.

    “Saya periksa nadi dan napas di hidungnya tidak berdenyut. Saya pun menganggap korban mati, ” imbuhnya.

    Alfiyanto kemudian mengubur jasad korban dan membakar pakaiannya untuk menghilangkan jejak.

    “Saya menggali tanah menggunakan ranting pohon hingga kedalaman setengah meter, kemudian tubuh dia saya masukkan ke dalam karung lalu menguburnya,” ucapnya.

    Pelaku sempat berpura-pura membantu IR mencari keberadaan korban yang dilaporkan hilang.

    “Saat IR lapor polisi, saya ikut dan juga ikut mencari korban. Itu saya lakukan agar IR dan warga lain tidak curiga,” katanya.

    Meski pelaku sempat kabur, warga mengetahui keberadaan pelaku dan menghajarnya.

    Kronologi Pembunuhan

    Kasatreskrim Polres Jember, AKP Angga Riatma, mengatakan ibu korban menitipkan F kepada pelaku karena sibuk membantu tetangga mempersiapkan hajatan pernikahan.

    “Ibu korban saat itu sedang sibuk membantu acara hajatan di rumah saudaranya,” katanya.

    Setelah dititipkan, korban diajak ke kebun kopi dan dianiaya hingga tewas.

    “Korban dikubur di sana, baju dan sandalnya dibakar untuk menghilangkan barang bukti,” lanjutnya.

    Penganiayaan dilakukan Alfiyanto menggunakan tangan kosong dan menyasar dada korban.

    “Dia memukul di bagian dada, cukup banyak (pukulannya) saat kami tanyakan berapa kali,” imbuhnya.

    Ibu korban masih syok akan kejadian ini dan belum dapat diperiksa sebagai saksi.

    AKP Angga Riatma mengatakan jasad ditemukan dalam kondisi terbungkus karung putih.

    “Setelah korban tidak bergerak, bocah tersebut dimasukkan ke dalam karung warna putih,” paparnya, Jumat (14/2/2025), dikutip dari TribunJatim.com.

    Kebun kopi yang menjadi lokasi jasad dikubur berjarak 50 meter dari rumah pelaku.

    “Kedalaman korban dikuburkan selutut (orang dewasa),” lanjutnya.

    Sejumlah barang bukti disita penyidik, yakni sepeda motor dan sebilah batang kayu yang digunakan untuk menggali kuburan.

    “Sisa baju yang dibakar, lelehan kain, potongan kayu, bambu arang kami ambil, terus jenazah korban dan juga karung,” sambungnya.

    Pihaknya masih menyelidiki korban yang dikubur dalam keadaan hidup atau meninggal.

    “Berdasarkan hasil autopsi nanti bisa kami simpulkan. Apakah korban dikuburkan saat masih hidup, atau meninggal dunia karena luka fatal atau korban meninggal karena kekurangan napas,” tandasnya.

    Kejiwaan pelaku yang berusia 25 tahun akan diperiksa.

    Menurutnya, pelaku dapat dijerat pasal 340, subsider 338 subsider 351 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana tentang pembunuhan dan penganiayaan.

    “Ini masih sangkaan awal untuk lebih jelasnya pasalnya akan kami lakukan usai gelar perkara,” katanya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Penuturan Pelaku Pembunuhan Anak Kekasih di Jember

    (Tribunnews.com/Mohay) (Tribunjatim.com/Imam Nawawi)