Jenis Media: Regional

  • Antrean BBM di Medan Mengular Pasca-banjir, Pertamina Buka SPBU 24 Jam
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        1 Desember 2025

    Antrean BBM di Medan Mengular Pasca-banjir, Pertamina Buka SPBU 24 Jam Medan 1 Desember 2025

    Antrean BBM di Medan Mengular Pasca-banjir, Pertamina Buka SPBU 24 Jam
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Region Manager Retail Sales Pertamina Sumbagut I, Gusti Bagus Suteja, buka suara terkait padatnya antrean kendaraan yang mengisi bahan bakar minyak di sejumlah SPBU di Kota Medan pasca-banjir, Kamis (27/11/2025).
    Dia mengatakan antrean terjadi karena adanya keterlambatan pendistribusian
    BBM
    akibat banjir. Namun situasinya kini sudah terkendali dan stok BBM di Sumut dipastikan aman.
    “Stok BBM dan LPG sangat cukup, posisi stok kita cukup, sangat aman, kita ketahui dengan cuaca buruk kemarin ada sedikit gangguan dengan jalur distribusi kita, dan sekarang penyaluran ke
    SPBU
    sudah berjalan normal kembali, jadi konsumen tidak perlu khawatir,” ujar Gusti Bagus di Posko Tim Tanggap Darurat Bencana Sumut di Jalan AH Nasution,
    Medan
    , Minggu (30/11/2025).
    Pernyataan itu disampaikannya setelah mengikuti rapat koordinasi dengan Wakil Gubernur Sumut Surya terkait persoalan BBM pasca-banjir.
    Untuk memberikan pelayanan maksimal,
    Pertamina
    membuka SPBU selama 24 jam. Pada tahap awal, prioritas pelayanan difokuskan di Kota Medan, sehingga diharapkan antrean pembelian BBM yang sempat terjadi dapat berangsur normal.
    “Jadi konsumen tetap tenang membeli sesuai kebutuhan, jadi harapan kami konsumen membeli sesuai kebutuhan sehingga antrean cepat terurai,” kata Bagus.
    Pertamina juga berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk pengamanan SPBU. Gusti berharap masyarakat tidak membeli BBM secara berlebihan. Dia memastikan stok di Kota Medan cukup.
    Sebelumnya diberitakan, pasca-banjir di Kota Medan warga kesulitan mencari BBM. Sejumlah SPBU diserbu warga dan antrean panjang mengular hingga ratusan meter sejak dini hari.
    Berdasarkan pantauan Kompas.com, Minggu (30/11/2025) pukul 01.30, dua SPBU di Jalan Tritura dipenuhi warga yang mengantre BBM. Antrean mengular hingga sekitar 100 meter dari luar SPBU. Polisi tampak berjaga untuk menjaga situasi kondusif.
    Karena antrean terlalu panjang, sejumlah pengendara motor memilih pulang.
    “Dari pada nanti kena begal kalau kelamaan mengantri, mending pulang mudah mudahan, menjelang sore atau siang sudah tidak ngantri lagi,” ujar Panji, salah seorang pengendara motor.
    Panji mengatakan sudah mencoba mencari BBM eceran, namun tidak ada warga yang menjualnya.
    Selain antrean panjang, banyak pengendara motor kehabisan BBM sebelum sampai SPBU sehingga harus mendorong kendaraan atau meminta bantuan rekannya.
    Antrean panjang juga terlihat pada siang hari. Ratusan warga mengantre di SPBU Jalan Brigjen Hamid sekitar pukul 13.00. Antrean mengular hingga ke jalan raya sehingga petugas mengarahkan pengendara yang melintas ke jalur alternatif.
    Menjelang pukul 15.00, antrean di SPBU Jalan Brigjen Katamso masih padat namun tidak sampai keluar area SPBU. Kendaraan hanya menumpuk di dalam area pengisian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Angin Kencang dan Longsor Terjang Ciomas, Sejumlah Rumah Rusak
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        1 Desember 2025

    Angin Kencang dan Longsor Terjang Ciomas, Sejumlah Rumah Rusak Bandung 1 Desember 2025

    Angin Kencang dan Longsor Terjang Ciomas, Sejumlah Rumah Rusak
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Bencana angin kencang dan tanah longsor menerjang wilayah Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor. Sejumlah rumah warga mengalami kerusakan dalam kejadian ini.
    Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten
    Bogor
    M. Adam mengatakan bencana tersebut terjadi di dua desa, yakni Desa
    Ciomas
    Rahayu dan Desa Parakan sekitar pukul 16.30 WIB, Minggu (30/11/2025).
    Di wilayah Desa Ciomas Rahayu,
    angin kencang
    merusakkan lima bangunan rumah warga yang terdiri dari lima kepala keluarga atau 14 jiwa.
    “Saat ini rumah yang terdampak masih bisa ditempati oleh pemiliknya,” kata Adam kepada wartawan.
    Selain itu, di desa tersebut juga terjadi longsor pada Tembok Penahan Tanah Kali Cikoneng. Longsor itu memiliki panjang kurang lebih 15 meter dengan tinggi sekitar 2 meter.
    “TPT harus segera diperbaiki dikhawatirkan terjadi hujan cukup deras dan akan berdampak banjir ke permukiman warga,” tambahnya.
    Sementara itu, di Desa Parakan angin kencang menyebabkan beberapa pohon tumbang. Tercatat empat titik pohon tumbang dan menimpa bangunan rumah warga.
    “Rusak pada bagian atap teras, ruang tengah dan kamar tertimpa pohon,” ungkapnya.
    Tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam kejadian ini. Namun terdapat dua titik pohon tumbang yang belum terevakuasi karena membutuhkan penanganan lebih lanjut.
    “Korban nihil. Kebutuhan dasar terpal sudah didistribusikan,” kata Adam.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pertamina: Distribusi BBM Aceh Berangsur Pulih, Jangan "Panic Buying"
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        1 Desember 2025

    Pertamina: Distribusi BBM Aceh Berangsur Pulih, Jangan "Panic Buying" Regional 1 Desember 2025

    Pertamina: Distribusi BBM Aceh Berangsur Pulih, Jangan “Panic Buying”
    Tim Redaksi
    ACEH UTARA, KOMPAS.com
    – Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara saat ini berupaya memulihkan distribusi bahan bakar minyak ke sejumlah kabupaten dan kota di Aceh.
    Longsor
    dan banjir serta kerusakan di sejumlah titik badan jalan menjadi kendala dalam percepatan distribusi
    BBM
    .
    “Sejumlah wilayah yang terisolasi akibat bencana tetap dilayani kebutuhan BBM-nya melalui jalur distribusi alternatif, dengan suplai dilakukan secara bertahap menyesuaikan kondisi akses mobil tangka,” ujar Area Manager Communication, Relations & CSR
    Pertamina
    Patra Niaga Sumbagut, Fahrougi Andriani Sumampouw, Minggu (30/11/2025) dalam pernyataan resminya.
    Saat ini juga terdapat beberapa armada mobil tangki yang masih terjebak di ruas jalan yang tergenang atau terputus. Sementara armada lain yang dapat bergerak terus dimaksimalkan untuk menjaga suplai ke SPBU prioritas.
    Untuk masyarakat di sekitar lokasi terdampak bencana, pelayanan BBM terpantau tetap berjalan, termasuk melalui pola operasional dua puluh empat jam di SPBU yang kondisinya memungkinkan.
    Meski demikian, Pertamina menegaskan bahwa stok BBM di
    Aceh
    pada prinsipnya terpantau cukup, dan suplai dari terminal BBM tetap berjalan mengikuti perkembangan kondisi.
    “Kami terus memaksimalkan dan mempercepat distribusi BBM ke seluruh lokasi banjir dan longsor di Aceh,” ujar Fahrougi.
    Pada 29–30 November 2025, Komite
    BPH Migas
    Fathul Nugroho hadir langsung di Aceh bersama Pertamina Patra Niaga dan Tim Posko Darurat untuk memantau kondisi penyaluran di area terdampak.
    “Kami melihat langsung proses distribusi yang dilakukan bertahap menyesuaikan akses yang tersedia. Dalam kondisi bencana seperti ini, konsumsi BBM yang wajar dari masyarakat sangat membantu agar suplai dapat dibagi secara merata,” kata Fathul Nugroho.
    Ia menekankan pentingnya menjaga ketertiban pembelian di SPBU.
    “Kami mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembelian berlebihan atau
    panic buying
    . Pola konsumsi yang terukur akan mempercepat pemulihan pelayanan BBM di Aceh,” tambahnya.
    Fathul memastikan Pertamina Patra Niaga terus berkoordinasi dengan Pemerintah Aceh, BPBD, aparat keamanan, serta BPH Migas untuk memastikan layanan energi tetap berjalan dan pemulihan distribusi berlangsung optimal.
    Sebelumnya diberitakan, banjir juga merendam Kabupaten Aceh Timur, Kota Lhokseumawe, Kabupaten Bireuen, Kota Langsa, Pidie, Pidie Jaya, dan Kabupaten
    Aceh Utara
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mayat dengan Tangan Terikat dan Luka Jeratan Ditemukan di Bawah Jembatan Cimake Serang
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        1 Desember 2025

    Mayat dengan Tangan Terikat dan Luka Jeratan Ditemukan di Bawah Jembatan Cimake Serang Bandung 1 Desember 2025

    Mayat dengan Tangan Terikat dan Luka Jeratan Ditemukan di Bawah Jembatan Cimake Serang
    Tim Redaksi
    SERANG, KOMPAS.com
    – Sesosok mayat pria tanpa identitas ditemukan di bawah Jembatan Cimake, Desa Pancanegara, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, Banten, Minggu (30/11/2025).
    Mayat tersebut diduga korban
    pembunuhan
    karena ditemukan dengan kondisi tangan terikat tali ties dan terdapat bekas jeratan di lehernya.
    “(Diduga korban pembunuhan) Masih dalam penyelidikan,” kata Kasat Reskrim Polresta
    Serang
    Kota Kompol Alfano Ramadhan saat dikonfirmasi Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Minggu.
    Alfano menyampaikan bahwa mayat pertama kali ditemukan oleh tiga anak kecil yang sedang olahraga pagi. Ketiga anak tersebut lalu memberitahukan temuan itu kepada warga bernama Sabikis yang kemudian melaporkannya ke Polsek
    Pabuaran
    .
    “Mayat di temukan dengan keadaan posisi tengkurap dengan keadaan tangan terikat oleh tali ties,” ujar Alfano.
    Untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut, mayat dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda
    Banten
    .
    Adapun ciri-ciri mayat, lanjut Alfano, mengenakan baju warna putih bercorak garis hitam dan celana pendek warna abu-abu.
    “Untuk identitas masih dilidik,” kata Alfano.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mendagri Tito: Pemerintah Pusat Percepat Pemulihan Aceh Pasca-banjir
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        1 Desember 2025

    Mendagri Tito: Pemerintah Pusat Percepat Pemulihan Aceh Pasca-banjir Regional 1 Desember 2025

    Mendagri Tito: Pemerintah Pusat Percepat Pemulihan Aceh Pasca-banjir
    Tim Redaksi
    LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com
    – Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Tito Karnavian menegaskan pemerintah pusat berkomitmen mempercepat proses pemulihan pasca bencana yang terjadi di Aceh.
    Kehadiran Tito ke Aceh untuk mengecek distribusi
    logistik
    lewat jalur laut di Pelabuhan Krueng Geukuh,
    Aceh Utara
    . Ia juga memeriksa gudang Badan Urusan Logistik Kota Lhokseumawe.
    “Saya minta perkiraan kebutuhan, berapa angkanya dan apa saja barangnya. Minimal untuk bertahan dua minggu dulu,” ujar Mendagri
    Tito Karnavian
    , Minggu (30/11/2025) di Lhokseumawe.
    Ia menyampaikan bahwa kunjungannya ke Aceh sekaligus untuk meninjau sejumlah titik infrastruktur yang mengalami kerusakan, termasuk jalan, jembatan, dan jaringan listrik yang masih dalam proses perbaikan.
    Tito menambahkan bahwa sebelumnya telah dilakukan koordinasi dengan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin saat berada di Pidie Jaya untuk mengerahkan personel TNI membantu pendataan lapangan serta pembangunan jembatan sementara yang dapat dilalui kendaraan roda besar.
    “Kita lakukan secepat mungkin. Jika akses sudah lancar, distribusi logistik juga akan lebih aman,” ucapnya.
    Sebelumnya diberitakan, banjir juga merendam Kabupaten Aceh Timur, Kota Lhokseumawe, Kabupaten Bireuen, Kota Langsa, Pidie, Pidie Jaya, dan Kabupaten Aceh Utara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dua Warga Sipil Pencari Kayu Gaharu di Yahukimo Dibunuh OTK, Satgas Damai Cartenz Lakukan Penyelidikan Intensif
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        1 Desember 2025

    Dua Warga Sipil Pencari Kayu Gaharu di Yahukimo Dibunuh OTK, Satgas Damai Cartenz Lakukan Penyelidikan Intensif Regional 1 Desember 2025

    Dua Warga Sipil Pencari Kayu Gaharu di Yahukimo Dibunuh OTK, Satgas Damai Cartenz Lakukan Penyelidikan Intensif
    Tim Redaksi
    YAHUKIMO, KOMPAS.com
    – Satgas Operasi Damai Cartenz bersama Polres Yahukimo melakukan penyelidikan intensif terkait kasus pembunuhan terhadap dua pekerja pencari kayu gaharu.
    Pembunuhan itu dilakukan sekelompok orang tak dikenal (OTK) di Camp Kampung Bor, Distrik Sumo, Kabupaten
    Yahukimo
    pada Sabtu (29/11/2025) sekitar pukul 18.05 WIT.
    Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Pol Dr Faizal Ramadhani, saat dikonfirmasi membenarkan peristiwa pembunuhan terhadap dua warga sipil tersebut. 
    “Iya benar, ada dua warga sipil yang berprofesi pencari
    gaharu
    yang dibunuh oleh orang tak dikenal,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (30/11/2025) malam.
    Untuk menyelidiki kasus pembunuhan itu, kata Faizal, pihaknya telah menerjunkan tim untuk melakukan penyelidikan dan melakukan olah tempat kejadian perkara di lokasi kejadian. 
    “Sudah kirim tim dari personel kami ke lapangan untuk melakukan pendalaman di lokasi kejadian,” ujarnya.
    Jenderal bintang satu itu menyatakan, tim telah bergerak melakukan serangkaian langkah penyelidikan, mulai dari pengumpulan keterangan saksi, pemeriksaan tempat kejadian, hingga pengembangan informasi terkait pelaku maupun motif penyerangan. 
    “Kami berkomitmen mengungkap kasus ini dan memastikan rasa aman bagi masyarakat,” ujarnya. 
    Sementara itu Wakil Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Pol Adarma Sinaga menekankan bahwa peningkatan kehadiran personel di wilayah rawan menjadi prioritas.
    “Patroli dan pemantauan jalur pergerakan masyarakat sudah kami tingkatkan,” jelasnya. 
    “Koordinasi terus dilakukan dengan Polres Yahukimo untuk menjaga stabilitas kamtibmas pascakejadian,” tutup dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cerita Petugas Damkar Surabaya, Evakuasi Ayam hingga Lerai Pertengkaran Mantan Pacar
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        1 Desember 2025

    Cerita Petugas Damkar Surabaya, Evakuasi Ayam hingga Lerai Pertengkaran Mantan Pacar Surabaya 1 Desember 2025

    Cerita Petugas Damkar Surabaya, Evakuasi Ayam hingga Lerai Pertengkaran Mantan Pacar
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Tidak hanya memadamkan api, petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Surabaya pernah mengevakuasi ayam sampai melerai pasangan bertengkar.
    Kejadian ini dialami tim rescue Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Pemerintah Kota Surabaya selama menangani laporan.
    Salah satu tim rescue DPKP Surabaya, Wilfran (28) menceritakan pada suatu malam pernah menerima laporan kendaraan roda dua tergembok di kawasan Stasiun Pasarturi, tak jauh dari pos tempat ia bertugas.
    “Pertamanya laporan evakuasi gembok sepeda motor, saya berangkat berdua sama teman saya,” kata Wilfran kepada Kompas.com, Kamis (26/11/2025).
    Sesampai di lokasi, Wilfran dibuat bingung sebab petugas KAI tak memberikan respon apa-apa bila memang ada laporan kejadian. Setelahnya, ia menyisir lokasi dan dipanggil oleh pelapor (perempuan).
    “Saya belum sempat turun diomeli sama pelapornya. Pelapor ini melaporkan sepeda motor pacarnya (laki-laki) digembok sama mantan si pacarnya (perempuan) karena pacarnya punya utang sama mantannya.”
    “Aslinya yang berdebat cewek dengan cewek, mantan dengan pacar,” ucapnya.
    Pelapor meminta petugas damkar membuka gembok pada sepeda motor. Petugas memiliki tanggung jawab untuk memberikan pelayanan namun lebih dulu meminta izin kepada pihak KAI selaku pemangku kebijakan di lokasi.
    “Terus saya tanyakan ke petugas KAI yang sedang koordinasi, saya tunggu di situ mereka debat lama gak selesai-selesai,” terangnya.
    Wilfran pun menanyakan kembali ke pelapor apakah kunci gembok dibuka atau tidak. Tapi, terlapor atau mantan si pacar memaksa tidak. Wilfran pun semakin bingung dihadapkan dua pilihan.
    “Si mantan pacarnya gak mau dibuka karena pacar pelapor punya utang. Mau gak mau, saya di tengah jadi tumbukan antara pelapor dan tukang gembok, akhirnya mereka gondok-gondokan ke saya,” jelasnya.
    Wilfran pun memberikan solusi, ia bisa melayani membongkar gembok tetapi meminta persetujuan ke Polsek setempat karena terpaut ranah hukum.
    “Kalau saya buka, dilaporkan bahwa saya membantu melepaskan orang yang punya masalah. Tapi kalau saya gak bantu, saya bisa dilaporkan yang gembok, jadi mau gak mau harus ke Polsek,” tuturnya.
    Petugas damkar pun kembali ke pos dengan pesan apabila tetap ingin dibuka gemboknya maka silakan menghubungi kembali.
    “Mereka akhirnya ke Polsek, saya pulang gak berani karena masalah uang besar,” paparnya.
    Terpisah, laporan unik yang pernah diterima oleh petugas damkar DPKP Surabaya lainnya, Elfanio (34) yakni mengevakuasi ayam terlepas naik ke atas atap pabrik.
    “Evakuasi ayam, yang ada di atas atap pabrik. Kita udah berangkat dengan alat rescue lengkap ternyata yang dievakuasi seekor ayam,” kata Elfanio disambut tawa.
    Lebih lanjut, Elfanio bilang bahwa suatu hari saat petugas sedang bersantai di ruang rescue, didatangi seseorang yang diduga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) untuk cek khodam.
    “Pernah waktu itu ada orang masuk ke sini tiba-tiba tangannya gini (gerakan layaknya meramal) mau cek khodam. Tapi sepertinya ODGJ,” tuturnya.
    Pengalaman lain, petugas damkar Abdul Aziz (33) pernah menyelam malam-malam selama 1,5 jam untuk mencari sebuah handphone yang nyemplung ke sungai.
    “Cari hp ke sungai malam-malam di daerah Taman Sejarah. Hpnya milik staf area wahana bola apung di taman itu. Bilangnya Iphone tipe terbaru ternyata bukan,” katanya.
    Sebetulnya, petugas tidak diperbolehkan melakukan penyelaman pada malam hari untuk keselamatan. Tetapi, petugas gak ingin mengecewakan warga sehingga memutuskan tetap menyelam.
    “Sebenarnya gak boleh tapi demi pelayanan kami akhirnya nyelam belasan kali sampai 1,5 jam baru ketemu hpnya,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cuaca Buruk, Kapal Slerek di Sampang Karam Tersapu Ombak
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        1 Desember 2025

    Cuaca Buruk, Kapal Slerek di Sampang Karam Tersapu Ombak Surabaya 1 Desember 2025

    Cuaca Buruk, Kapal Slerek di Sampang Karam Tersapu Ombak
    Tim Redaksi
    SAMPANG , KOMPAS.com
    – Kapal ikan yang sedang parkir di perairan Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, Jawa Timur karam usai disapu ombak, Minggu (30/11/2025).
    Akibatnya, nelayan dan petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat turun ke lokasi.
    Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang, Mohammad Hozin mengatakan kapal motor bernama Mulya itu semula parkir usai melaut.
    Namun, beberapa jam kemudian terjadi ombak tinggi di perairan itu.
    “Kapal tersebut sudah kosong karena baru saya melaut,” ujarnya, Minggu (30/11/2025).
    Imbas tingginya ombak, kapal jenis slerek itu karam karena tersapu gelombang. Nelayan setempat langsung melaporkan kejadian itu ke
    BPBD Sampang
    .
    “Setelah mendapatkan laporan masyarakat, kami langsung terjunkan tim penyelam untuk melakukan evakuasi,” ungkapnya.
    Setelah tiba di lokasi, tim penyelam langsung melakukan upaya penyelamatan terhadap kapal yang karam itu. Petugas memasang sejumlah drum kosong sebagai pelampung kapal.
    “Dari hasil pemasangan drum itu, kapal terangkat separuh,” ujarnya.
    Namun, tingginya gelombang dan angin kencang mengakibatkan upaya penarikan kapal ke tepian mengalami kendala. Petugas dan nelayan setempat masih menunggu kondisi stabil.
    “Untuk penarikan kapal kami masih menunggu cuaca membaik, karena ketika gelombang dan angin kencang, penarikan kapal cukup sulit,” imbuhnya.
    Selain itu, pihaknya juga terus mengimbau masyarakat adanya potensi bencana hidrometeorologi dalam 10 hari ke depan.
    Sebab, wilayah Sampang saat ini berpotensi terjadi cuaca ektrem akibat adanya fenomena gelombang atmosfer low, Kelvin dan Rossby yang melintas di wilayah Jawa Timur.
    “Menurut hasil pemantauan BMKG, dalam 10 hari ke depan yang dimulai hari ini, akan terjadi
    cuaca ekstrem
    dan berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi. Masyarakat harap waspada dan berhati-hati,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kisah Siti Aisyah, Ibu 5 Anak Berprofesi Penambal Ban Truk di Surabaya 
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        1 Desember 2025

    Kisah Siti Aisyah, Ibu 5 Anak Berprofesi Penambal Ban Truk di Surabaya Surabaya 1 Desember 2025

    Kisah Siti Aisyah, Ibu 5 Anak Berprofesi Penambal Ban Truk di Surabaya
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Siti Aisyah (35), memakai wearpack tambang berwarna orange, tampak lusuh karena bekas oli yang menempel di semua sisinya.
    Ia duduk di bahu jalan menunggu sopir truk yang menepikan kendaraannya.
    Setiap hari Minggu, Aisyah dan suaminya, Aspriyanto (45) membuka lapak tambal ban di pinggir jalan kawasan Jalan Kalianak, salah satu jalan utama yang menghubungkan Gresik dan
    Surabaya
    .
    Mereka baru saja tiba membuka lapak yang jarak tempuh dari kontrakannya memakan waktu tempuh hanya sekitar 5 menit menggunakan kendaraan roda empat.
    Mobil pickup tua jadi andalan yang mengantarkan mereka mencari uang setiap hari. Banyak bagian mobilnya yang sudah berkarat termakan usia dan jarak tempuh.
    Namun, hanya mobil tua itulah yang menjadi kendaraan utama mereka karena bisa memuat diesel pengisi angin untuk melayani penambalan ban truk.
    “Kalau hari Minggu gini buka lapak karena kondisi jalan gak begitu ramai dan macet. Untuk hari biasa sesuai panggilan aja kami ke lokasi yang dituju,” kata Aisyah saat ditemui Kompas.com, Minggu (30/11/2025).
    Setelah beberapa saat duduk di bahu jalan, seorang sopir truk berwarna biru menepikan kendaraannya di lapak Aisyah.
    Sopir itu tak banyak bicara, ia keluar dari pintu truk dan mengatakan ke Aisyah, “bocor (bannya),” kata si sopir.
    Tanpa basa-basi, Aisyah dan suaminya mengeluarkan alat tempur dari bak mobil. Beberapa komponen berbahan besi dan tajam diurai begitu saja.
    Tak lupa ia juga memasang trypod untuk memulai live TikTok. “Iya saya kerja sambil live TikTok,” ujarnya singkat.
    Impact wrench (kunci impak) dengan berat sekitar 20 kilogram diangkat dengan mudah oleh Aisyah, sudah terbiasa, batinnya.
    Lalu cekatan mencungkil pelek dengan pukulan paku besi, membongkar bagian dalam.
    “Saya spesialisasi ban truk brigestone 1100,” tegas Aisyah dengan penuh keyakinan.
    Ban yang berat itu diangkat dan dibalik olehnya seorang diri dengan tangan kosong.
    Aisyah merupakan perempuan asal Karawang, Jawa Barat yang sudah menetap dan menjadi warga Kota Surabaya, Jawa Timur sejak 15 tahun belakangan usai menikah dengan suaminya.
    Ibu lima anak
    ini, setiap hari menghadapi teriknya panas dan hujan Kota Surabaya, bergelut dengan debu kawasan Pantura. Tangan kasarnya menjadi “juru selamat ban”.
    “Anak saya lima, tiga anak saya di kontrakan saya tinggal. Yang keempat ikut saya kerja ini, kalau yang bungsu saya pulangkan ke Karawang, dirawat orang tua,” tuturnya.
    Faktor ekonomi dan waktu terbatas membuatnya harus rela menitipkan si bungsu ke kampung halaman sejak usianya baru dua bulan. Sudah tak terhitung untaian rindu yang ingin ia segera peluk.
    Meski begitu, ia merasa bangga menjalani profesi sebagai tukang tambal ban. Ia tidak hanya menjadi mandiri tetapi juga bersyukur bisa menghidupi dan merawat anak-anaknya.
    “Karena profesi ini saya bisa menjadi seorang ibu, bisa menjadi seorang istri, dan bisa cari uang juga,” ungkapnya dengan bangga.
    Sebelum menjadi tukang tambal ban truk, Aisyah pernah bekerja sebagai buruh pabrik plastik dan sparepart dengan gaji Rp 40.000 hingga Rp 70.000 per hari delapan jam kerja.
    Namun, saat ia bekerja sebagai buruh pabrik, ia tak tega meninggalkan anak-anaknya mengurus diri di rumah sehingga memutuskan resign.
    “Gini pun kalau sebelum berangkat nambal, saya pastikan dulu anak-anak sarapan dan berangkat sekolah, baru saya berangkat kerja,” tuturnya.
    Suaminya juga bekerja serabutan sebagai pegawai tambal ban dan kuli bangunan.
    Suatu hari, mereka memutuskan untuk mengambil pinjaman ke bank dengan nominal Rp 15.000.000 untuk modal membuka bengkel tambal ban.
    Tak berjalan mulus, Rp 15.000.000 tak cukup karena harga alat-alat yang mahal. Berjalan seadanya, tak banyak pelanggan yang mampir dan usaha mereka perlahan merosot.
    Sempat putus asa, Aisyah dan suaminya pulang kampung ke Karawang untuk meminta doa orang tua.
    Setelahnya, mereka kembali ke Surabaya dan memberanikan diri mengambil pinjaman lagi Rp 50.000.000 untuk melengkapi alat dan membeli mobil pick up bekas.
    “Sekarang pun masih ada utangnya. Kurang satu tahun lagi lumas, semoga,” ujarnya dengan perasaan sedikit lega.
    Dari pinjaman tersebut, Aisyah juga membuka usaha warung nasi kecil-kecilan.
    Pada saat ia mulai memiliki banyak pelanggan, ujian kembali datang.
    Suaminya, mengalami kecelakaan kerja dan patah tulang hingga melemah. Aspriyanto tak mampu mengangkat beban berat. Ia tak menjalani operasi, hanya berobat secara tradisional.
    “Kami punya BPJS, tapi kami pernah kecewa ke rumah sakit, suami saya dikata ODGJ karena kecelakaan kerja sebelumnya pas jadi kuli.”
    “Dokternya gak percaya kalau indra penciuman hidungnya gak berfungsi gara-gara jatuh terus giginya nancap. Di sisi lain, kalau operasi kami tidak bisa bekerja,” tuturnya.
    Akhirnya, Aisyah memutuskan berhenti berjualan nasi dan membantu suaminya mencari uang dengan menambal ban truk.
    Aisyah bagian kerja berat, sementara suaminya membantu menyiapkan peralatan, menambal dan mengisi angin.
    “Saya memilih tambal ban daripada warung. Awalnya suami melarang tetapi saya melihat dia capek jadi saya mau bantu.
    “Saya belajar sendiri. Saya bilang ke suami bagian nyupir saja, saya yang kerja, suami duduk sambil nangis,” terangnya.
    Bekerja sebagai tukang tambal ban truk tentu tak mudah bagi Aisyah. Ia mengalami keram di sebagian anggota tubuhnya. Kaki dan pahanya sudah pernah tertimpa pelek dan mesin diesel hingga terasa sakit.
    “Saya gak ke dokter, cuma pijat-pijat saja. Kerja ini harus teliti, salah langkah bisa meledak bannya, tangan suami saya patah itu karena ban meledak,” tuturnya.
    Memiliki penghasilan tak tentu sekitar Rp 50.000 hingga Rp 100.000 per hari, ia bertahan untuk biaya hidup dan membayar sisa-sisa cicilan.
    Sebagian lagi, ia kirim ke kampung halaman.
    “Anak-anak juga pengertian sekali. Mereka gak pernah merengek minta apa-apa dan bilang, ‘ibu itu sudah capek bekerja’,” ia mengingat perkataan si sulung yang berusia 15 tahun.
    Berawal dari iseng dan sekadar ingin berbagi cerita, Aisyah bersyukur mendapat sedikit tambahan pendapatan dari aktivitasnya di media sosial.
    “Saya live itu awalnya gak tahu kalau ada uangnya. Karena saya cuma pengin cerita, saling berbagi semangat ke orang-orang, tapi buat saya bersyukur lagi,” katanya.
    Baginya, senyum anak-anaknya yang menyambut saat pulang bekerja membuatnya lebih kuat menghadapi tantangan hidup.
    “Saya tidak minta dibahagiakan anak atau suami, saya bisa membahagiakan diri sendiri dengan cara bersyukur dengan apa yang Tuhan kasih ke saya,” ujarnya.
    Senyumnya tak pernah turun dari garis bibirnya meski setiap hari puluhan kilo besi yang ia angkat.
    Berinteraksi dengan penonton di media sosial justru membuatnya lebih semangat dalam bekerja.
    Mimpinya, ia ingin membelikan sebuah rumah yang layak untuk orang tuanya di kampung. Tidak lagi kayu tipis dan atap seng yang menyelimuti mereka dalam suhu dingin.
    “Saya ingin ibu-ibu di luar sana juga semangat. Sayangi orang tua terutama ibu selagi masih ada. Saya pun bekerja seperti ini untuk orang tua saya.”
    “Saya juga pengin anak-anak saya sekolah dengan baik,” ungkap perempuan lulusan sekolah dasar (SD) tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kisah Siti Aisyah, Ibu 5 Anak Berprofesi Penambal Ban Truk di Surabaya 
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        1 Desember 2025

    Kisah Siti Aisyah, Ibu 5 Anak Berprofesi Penambal Ban Truk di Surabaya Surabaya 1 Desember 2025

    Kisah Siti Aisyah, Ibu 5 Anak Berprofesi Penambal Ban Truk di Surabaya
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Siti Aisyah (35), memakai wearpack tambang berwarna orange, tampak lusuh karena bekas oli yang menempel di semua sisinya.
    Ia duduk di bahu jalan menunggu sopir truk yang menepikan kendaraannya.
    Setiap hari Minggu, Aisyah dan suaminya, Aspriyanto (45) membuka lapak tambal ban di pinggir jalan kawasan Jalan Kalianak, salah satu jalan utama yang menghubungkan Gresik dan
    Surabaya
    .
    Mereka baru saja tiba membuka lapak yang jarak tempuh dari kontrakannya memakan waktu tempuh hanya sekitar 5 menit menggunakan kendaraan roda empat.
    Mobil pickup tua jadi andalan yang mengantarkan mereka mencari uang setiap hari. Banyak bagian mobilnya yang sudah berkarat termakan usia dan jarak tempuh.
    Namun, hanya mobil tua itulah yang menjadi kendaraan utama mereka karena bisa memuat diesel pengisi angin untuk melayani penambalan ban truk.
    “Kalau hari Minggu gini buka lapak karena kondisi jalan gak begitu ramai dan macet. Untuk hari biasa sesuai panggilan aja kami ke lokasi yang dituju,” kata Aisyah saat ditemui Kompas.com, Minggu (30/11/2025).
    Setelah beberapa saat duduk di bahu jalan, seorang sopir truk berwarna biru menepikan kendaraannya di lapak Aisyah.
    Sopir itu tak banyak bicara, ia keluar dari pintu truk dan mengatakan ke Aisyah, “bocor (bannya),” kata si sopir.
    Tanpa basa-basi, Aisyah dan suaminya mengeluarkan alat tempur dari bak mobil. Beberapa komponen berbahan besi dan tajam diurai begitu saja.
    Tak lupa ia juga memasang trypod untuk memulai live TikTok. “Iya saya kerja sambil live TikTok,” ujarnya singkat.
    Impact wrench (kunci impak) dengan berat sekitar 20 kilogram diangkat dengan mudah oleh Aisyah, sudah terbiasa, batinnya.
    Lalu cekatan mencungkil pelek dengan pukulan paku besi, membongkar bagian dalam.
    “Saya spesialisasi ban truk brigestone 1100,” tegas Aisyah dengan penuh keyakinan.
    Ban yang berat itu diangkat dan dibalik olehnya seorang diri dengan tangan kosong.
    Aisyah merupakan perempuan asal Karawang, Jawa Barat yang sudah menetap dan menjadi warga Kota Surabaya, Jawa Timur sejak 15 tahun belakangan usai menikah dengan suaminya.
    Ibu lima anak
    ini, setiap hari menghadapi teriknya panas dan hujan Kota Surabaya, bergelut dengan debu kawasan Pantura. Tangan kasarnya menjadi “juru selamat ban”.
    “Anak saya lima, tiga anak saya di kontrakan saya tinggal. Yang keempat ikut saya kerja ini, kalau yang bungsu saya pulangkan ke Karawang, dirawat orang tua,” tuturnya.
    Faktor ekonomi dan waktu terbatas membuatnya harus rela menitipkan si bungsu ke kampung halaman sejak usianya baru dua bulan. Sudah tak terhitung untaian rindu yang ingin ia segera peluk.
    Meski begitu, ia merasa bangga menjalani profesi sebagai tukang tambal ban. Ia tidak hanya menjadi mandiri tetapi juga bersyukur bisa menghidupi dan merawat anak-anaknya.
    “Karena profesi ini saya bisa menjadi seorang ibu, bisa menjadi seorang istri, dan bisa cari uang juga,” ungkapnya dengan bangga.
    Sebelum menjadi tukang tambal ban truk, Aisyah pernah bekerja sebagai buruh pabrik plastik dan sparepart dengan gaji Rp 40.000 hingga Rp 70.000 per hari delapan jam kerja.
    Namun, saat ia bekerja sebagai buruh pabrik, ia tak tega meninggalkan anak-anaknya mengurus diri di rumah sehingga memutuskan resign.
    “Gini pun kalau sebelum berangkat nambal, saya pastikan dulu anak-anak sarapan dan berangkat sekolah, baru saya berangkat kerja,” tuturnya.
    Suaminya juga bekerja serabutan sebagai pegawai tambal ban dan kuli bangunan.
    Suatu hari, mereka memutuskan untuk mengambil pinjaman ke bank dengan nominal Rp 15.000.000 untuk modal membuka bengkel tambal ban.
    Tak berjalan mulus, Rp 15.000.000 tak cukup karena harga alat-alat yang mahal. Berjalan seadanya, tak banyak pelanggan yang mampir dan usaha mereka perlahan merosot.
    Sempat putus asa, Aisyah dan suaminya pulang kampung ke Karawang untuk meminta doa orang tua.
    Setelahnya, mereka kembali ke Surabaya dan memberanikan diri mengambil pinjaman lagi Rp 50.000.000 untuk melengkapi alat dan membeli mobil pick up bekas.
    “Sekarang pun masih ada utangnya. Kurang satu tahun lagi lumas, semoga,” ujarnya dengan perasaan sedikit lega.
    Dari pinjaman tersebut, Aisyah juga membuka usaha warung nasi kecil-kecilan.
    Pada saat ia mulai memiliki banyak pelanggan, ujian kembali datang.
    Suaminya, mengalami kecelakaan kerja dan patah tulang hingga melemah. Aspriyanto tak mampu mengangkat beban berat. Ia tak menjalani operasi, hanya berobat secara tradisional.
    “Kami punya BPJS, tapi kami pernah kecewa ke rumah sakit, suami saya dikata ODGJ karena kecelakaan kerja sebelumnya pas jadi kuli.”
    “Dokternya gak percaya kalau indra penciuman hidungnya gak berfungsi gara-gara jatuh terus giginya nancap. Di sisi lain, kalau operasi kami tidak bisa bekerja,” tuturnya.
    Akhirnya, Aisyah memutuskan berhenti berjualan nasi dan membantu suaminya mencari uang dengan menambal ban truk.
    Aisyah bagian kerja berat, sementara suaminya membantu menyiapkan peralatan, menambal dan mengisi angin.
    “Saya memilih tambal ban daripada warung. Awalnya suami melarang tetapi saya melihat dia capek jadi saya mau bantu.
    “Saya belajar sendiri. Saya bilang ke suami bagian nyupir saja, saya yang kerja, suami duduk sambil nangis,” terangnya.
    Bekerja sebagai tukang tambal ban truk tentu tak mudah bagi Aisyah. Ia mengalami keram di sebagian anggota tubuhnya. Kaki dan pahanya sudah pernah tertimpa pelek dan mesin diesel hingga terasa sakit.
    “Saya gak ke dokter, cuma pijat-pijat saja. Kerja ini harus teliti, salah langkah bisa meledak bannya, tangan suami saya patah itu karena ban meledak,” tuturnya.
    Memiliki penghasilan tak tentu sekitar Rp 50.000 hingga Rp 100.000 per hari, ia bertahan untuk biaya hidup dan membayar sisa-sisa cicilan.
    Sebagian lagi, ia kirim ke kampung halaman.
    “Anak-anak juga pengertian sekali. Mereka gak pernah merengek minta apa-apa dan bilang, ‘ibu itu sudah capek bekerja’,” ia mengingat perkataan si sulung yang berusia 15 tahun.
    Berawal dari iseng dan sekadar ingin berbagi cerita, Aisyah bersyukur mendapat sedikit tambahan pendapatan dari aktivitasnya di media sosial.
    “Saya live itu awalnya gak tahu kalau ada uangnya. Karena saya cuma pengin cerita, saling berbagi semangat ke orang-orang, tapi buat saya bersyukur lagi,” katanya.
    Baginya, senyum anak-anaknya yang menyambut saat pulang bekerja membuatnya lebih kuat menghadapi tantangan hidup.
    “Saya tidak minta dibahagiakan anak atau suami, saya bisa membahagiakan diri sendiri dengan cara bersyukur dengan apa yang Tuhan kasih ke saya,” ujarnya.
    Senyumnya tak pernah turun dari garis bibirnya meski setiap hari puluhan kilo besi yang ia angkat.
    Berinteraksi dengan penonton di media sosial justru membuatnya lebih semangat dalam bekerja.
    Mimpinya, ia ingin membelikan sebuah rumah yang layak untuk orang tuanya di kampung. Tidak lagi kayu tipis dan atap seng yang menyelimuti mereka dalam suhu dingin.
    “Saya ingin ibu-ibu di luar sana juga semangat. Sayangi orang tua terutama ibu selagi masih ada. Saya pun bekerja seperti ini untuk orang tua saya.”
    “Saya juga pengin anak-anak saya sekolah dengan baik,” ungkap perempuan lulusan sekolah dasar (SD) tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.