Jenis Media: Regional

  • Kronologis Pembunuhan Wanita Muda di Deli Serdang, Pelaku Sempat Bawa Keliling Mayat Pakai Motor – Halaman all

    Kronologis Pembunuhan Wanita Muda di Deli Serdang, Pelaku Sempat Bawa Keliling Mayat Pakai Motor – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MEDAN – Polisi mengungkap kasus pembunuhan berlatar belakang asmara terhadap wanita bernama Risma Yunita (31) di Deli Serdang, Sumatera Utara.

    Terungkapnya kasus pembunuhan tersebut berawal saat warga menemukan mayat Risma di pinggir jalan perkebunan tebu milik PTPN II di Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Deli Serdang pada Jumat (21/3/2025) sekira pukul 09.00 WIB.

    Kemudian temuan mayat tersebut pun dilaporkan ke polisi.

    Polisi pun bergerak cepat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) serta memeriksa saksi-saksi.

    Hingga akhirnya polisi pun mengantongi identitas pelaku pembunuhan tersebut.

    Polisi langsung memburu pelaku hingga akhirnya berhasil ditangkap di di wilayah Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh pada Sabtu (22/3/2025) dini hari.

    Pelaku diketahui bernama Edy Subayu (39) warga Desa Medan Krio, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

    Kronologis Pembunuhan

    Kapolrestabes Medan Kombes Gidion Arif Setyawan mengungkap kronologis pembunuhan terhadap Risma Yunita.

    Awalnya Edy Subayu dan korban Risma Yunita saling mengenal melalui aplikasi kencan ‘Tantan’ yang diunduh handphone masing-masing.

    Hingga akhirnya keduanya pun menjalin hubungan asmara.

    Hampir satu tahun lamanya keduanya menjalin ikatan sebagai sepasang kekasih.

    Hingga akhirnya muncul niat Edy Subayu menghabisi nyawa korban karena tergiur harta benda milik Risma.

    Dalam melancarkan aksinya, Edy Subayu pun menjemput Risma di rumahnya.

    Kemudian, pelaku membawa korban ke kamar indekos pelaku di Desa Medan Krio, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang.

    Di kamar tersebut korban dicekik dari belakang hingga meninggal dunia.

    Setelah tewas, pelaku menaikkan korban ke atas sepeda motor dengan cara dua tangannya diletakkan di perut pelaku, sambil dipegang menggunakan tangan kirinya.

    Kemudian, pelaku membonceng mayat korban berkeliling wilayah Sunggal.

    Namun, di perjalanan, kaki korban sempat terseret ke aspal dan mendapat sorotan pengendara lainnya.

    Sampai akhirnya pelaku membuang mayat korban ke perkebunan tebu, kurang lebih 20 meter dari pinggir jalan.

    “Jadi korban ini dibonceng menggunakan sepeda motor, posisi tangannya melingkar ke badan. Kemudian korban lunglai sampai kakinya terseret ke aspal. Sempat ditegur warga sesama pengguna jalan,” kata Kombes Gidion Arif Setyawan.

    Kesal Korban Minta Dinikahi

    Kombes Gidion mengatakan pelaku dan korban memiliki hubungan asmara sejak setahun belakangan.

    Dugaan sementara, motif Edy membunuh korban karena menginginkan harta bendanya berupa cincin, anting, handphone, dan sepeda motor korban.

    Namun demikian, ada dugaan motif lainnya yakni pelaku kesal korban kerap mendesak supaya dinikahi.

    “Korban meminta kepada pelaku untuk dinikahi, namun pelaku belum bersedia,” ucap Gidion.

    Kepada Polisi, pelaku mengaku sudah merencanakan pembunuhan Risma sejak 3 hari sebelumnya.

    Setelah membunuh korban, ia mengambil harta benda korban berupa 2 handphone, cincin, anting, dan sepeda motornya.

    Kemudian, pelaku kabur ke Kabupaten Aceh Tamiang menggunakan motor korban.

    Atas perbuatannya, Edy Subayu dijerat dengan Pasal 340 tentang pembunuhan berencana dan terancam kurungan penjara seumur hidup atau 20 tahun.

    (Tribunmedan.com/ Fredy Santoso/ tribunnews.com/ adi)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Pelaku Pembunuhan Wanita yang Mayatnya Dibuang ke Kebun Tebu Deli Serdang Ditangkap

  • OPM Serang dan Bakar SD di Yahukimo Papua Pegunungan, 6 Guru Asal NTT Tewas – Halaman all

    OPM Serang dan Bakar SD di Yahukimo Papua Pegunungan, 6 Guru Asal NTT Tewas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TIMIKA –  Sekolah SD YPK Anggruk di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, dilaporkan diserang dan dibakar Organisasi Papua Merdeka (OPM) wilayah Yahukimo.

    OPM tersebut diduga di bawah pimpinan Elkius Kobak dan Kopi Tua Heluka.

    Enam guru dilaporkan tewas dalam serangan pada Jumat (21/3/2025).

    Informasi ini tersebar melalui pesan suara Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli, yang meminta tindakan cepat dari aparat keamanan.

    Informasi dihimpun Tribun-Papua.com, serangan tersebut terjadi pada Jumat, 21 Maret 2025, sekitar pukul 23.00 WIT.

    Bupati Yahukimo telah meminta Kapolres dan Dandim 1715/Yahukimo segera berkoordinasi dan memastikan kebenaran informasi ini.

    Ia juga meminta agar anggota dikirim ke lokasi untuk mencari kemungkinan adanya korban selamat.

    Hingga saat ini, belum ada informasi pasti mengenai kelompok OPM yang bertanggung jawab atas serangan ini.

    Dalam isi pesan suara bupati tersebut mengatakan, “Forkopimda baru saja saya terima informasi dari pengurus Yayasan Serapim dan Wakil Bupati Yahukimo bahwa ada kejadian di Distrik Anggruk.”

    Informasi diterima Didimus, bahwa OPM masuk di Distrik Anggruk dan membakar sekolah dan nasib guru-guru belum diketahui.

    “Tolong untuk Pak Kapolres dan Dandim 1715/Yahukimo dan juga  Sekda koordinasikan terkait hal ini untuk diketahui kebenarannya,” ujarnya.

    Kekhawatiran akan adanya korban jiwa dari tenaga pengajar dan tenaga medis yang bertugas di Distrik Anggruk semakin meningkat.

    Mengingat para petugas ini bukan berasal dari masyarakat asli Yahukimo, risiko menjadi sasaran serangan menjadi lebih tinggi.

    Aparat keamanan terus berupaya untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan mengambil tindakan yang diperlukan. 

    Identitas korban belum diketahui

    Enam Guru tesebut meninggal setelah terbakar dalam rumah yang mereka tempati.

    Belum diketahui identitas para guru tersebut.

    Namun berdasarkan data dihimpun Tribun-Papua.com, enam guru itu berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT).

    Dua di antaranhya dari Kupang, dan tiga lainnya dari pulau Flores, serta satu dari Atambua.

    Terdapat empat ruangan kelas SD YPK Anggruk terbakar dan satu rumah guru yang dibakar OPM.

    Analisa pembakaran SD YPK Anggruk dilakukan karena OPM meminta uang kepada masyarakat.

    Sementara, ada warga yang memberikan uang dan ada yang tidak karena memang tidak punya uang.

    Di Distrik Anggruk tidak ada aparat keamanan, baik dari TNI dan Polri. 

    Penyerangan dan pembakaran SD dilakukan oleh sekira 20 anggota OPM.

    Mereka membawa senjata api.

    Rapat koordinasi antara Kodim, Polres, Pemda Yahukimo, Satgas Yon 1 Marinir dan Satgas Damai Cartenz serta melaksanakan vicon dengan Kaops Damai Cartenz.

    Satgas Damai Cartenz dan Polres Yahukimo akan mengevakuasi para korban.

    Telah dilaksanakan evakuasi terhadap guru-guru yang ada di sekitar Distrik Anggruk dengan menggunakan pesawat udara tadi pagi. (*)

     

     

    Penulis: Marselinus Labu Lela

    dan

    Enam Guru Asal NTT Dibunuh OPM di Pedalaman Yahukimo Papua Pegunungan, Sekolah Dibakar

  • 4
                    
                        Jadwal Contraflow, One Way, dan Ganjil Genap pada Arus Mudik Lebaran 2025 
                        Nasional

    4 Jadwal Contraflow, One Way, dan Ganjil Genap pada Arus Mudik Lebaran 2025 Nasional

    Jadwal Contraflow, One Way, dan Ganjil Genap pada Arus Mudik Lebaran 2025
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Korlantas Polri
    telah menyiapkan sejumlah
    rekayasa lalu lintas
    saat mudik Idul Fitri atau Lebaran 2025.
    Rekayasa lalu lintas
    itu berupa lajur lawan arah
    (contraflow)
    hingga satu arah (
    one way
    ) di Tol Trans Jawa.
    Kepala Korlantas Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho mengatakan, rekayasa lalu lintas ini dirancang untuk memastikan perjalanan yang lebih lancar dan aman bagi masyarakat.
    “Menghadapi Lebaran tahun ini, kami bersama seluruh pemangku kepentingan telah menyusun langkah-langkah strategis guna memastikan arus mudik berlangsung lancar, aman, dan nyaman,” kata Kakorlantas dalam keterangan resmi, Sabtu (22/3/2025).
    Untuk arus mudik, contraflow akan diberlakukan di Tol Jakarta-Cikampek Km 40 sampai dengan Km 70.
    Contraflow di jalur ini untuk periode pertama akan diberlakukan mulai Kamis, 27 Maret, pukul 14.00 WIB sampai dengan Sabtu, 29 Maret 2025, pukul 24.00 WIB.
    Sedangkan periode kedua, diberlakukan mulai Senin, 31 Maret 2025, pukul 13.00-18.00 WIB dan Selasa, 1 April 2025, pukul 11.00-18.00 WIB.
    Kemudian skema One Way akan diberlakukan di Km 70 Tol Jakarta-Cikampek sampai dengan Km 414 Tol Semarang-Batang.
    Skema One Way di dua jalur ini diberlakukan pada Kamis, 27 Maret 2025, pukul 14.00 WIB sampai dengan Sabtu, 29 Maret 2025, pukul 24.00 WIB.
     
    “Bila terjadi puncak arus mudik, biasanya H-3 Idul Fitri. Itu akan kami lakukan one way, namanya one way nasional. Itu akan kami lakukan,” katanya.
    “Termasuk juga pada saat nanti arus balik. Jadi H-3 atau H-2, nanti akan kami umumkan ketika terjadi bangkitan arus, kami akan lakukan one way arus balik,” ucap Irjen Pol Agus.
    Lalu skema Ganjil Genap di Km 47 Jakarta-Cikampek sampai dengan Km 414 Tol Semarang-Batang dan Km 31 sampai dengan Km 98 Tol Tangerang-Merak berlaku sejak Kamis, 27 Maret 2025, pukul 14.00 WIB sampai dengan Minggu, 30 Maret 2025, pukul 24.00 WIB.
    Kemudian ada juga penutupan dan normalisasi One Way, yaitu penutupan jalur masuk dan pembersihan jalur dari Km 414 Tol Semarang-Batang sampai dengan Km 70 Tol Jakarta-Cikampek pada 27 Maret 2025, pukul 12.00-14.00 WIB.
    Terakhir adalah normalisasi lalu lintas dan pembukaan jalan masuk di rute yang sama pada 30 Maret 2025, pukul 00.00-02.00 WIB.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Viral Surat Koramil Minta Bingkisan Lebaran di Jambi, Surat Ditarik karena Tidak Resmi – Halaman all

    Viral Surat Koramil Minta Bingkisan Lebaran di Jambi, Surat Ditarik karena Tidak Resmi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Surat yang berisi koramil minta bingkisan lebaran di wilayah Jambi, viral lewat media sosial.

    Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, foto surat tersebut diunggah sejumlah akun dari platform X hingga Facebook.

    Pada bagian atas surat tertulis Komando Distrik Militer 0415/Jambi-Komando Rayon Militer 415-12/Sebapo.

    Surat ditujukan kepada pimpinan SPBU wilayah Sebapo, Mestong, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi dengan perihal ‘Mohon Bantuan Bingkisan Lebaran’.

    Sementara di akhir surat terdapat tanda tangan dan stempel Komandan Koramil 415-13/Sebapo.

    Adapun isi surat selengkapnya adalah:

    Poin pertama dalam surat itu yakni merujuk:

    a. Dalam rangka menyambut dan merayakan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 H Tahun 2025.

    b. Meningkatkan kerja sama dengan Koramil 415-13/Sebapo

    2. Sehubungan hal diatas, bersama ini kami ajukan surat permohonan bantuan bingkisan lebaran bagi anggota Koramil 415-13/Sebapo yang berjumlah 54 anggota.

    3. Demikian atas bantuan dan partisipasi Bapak serta kerja samanya tak lupa kami ucapkan terima kasih.

    Komandan Unit Intelijen (Danunit) Kodim 0415/Jambi, Kapten Inf Amru memastikan surat tersebut tidak resmi dari institusi TNI.

    Oleh karenanya, surat permintaan bingkisan lebaran itu ditarik.

    “Surat tersebut tidak berlaku karena langsung ditindaklanjuti Kodim 0415/Jambi dengan menarik surat tersebut dari pihak SPBU Sebapo,” katanya, dikutip dari TribunJambi.com, Sabtu (22/3/2025).

    Kapten Inf Amru juga menyebut, tidak benar Koramil 415-12/Sebapo meminta bingkisan lebaran.

    Di sisi lain, tidak ada pemberian apapun dari pihak SPBU Sebapo.

    “Perihal surat proposal dari koramil 13/Sebapo tersebut tidak benar, tidak ada bantuan sepeserpun dari pihak SPBU Sebapo kepada Koramil 13/Sebapo,” tutupnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan judul Klarifiikasi Kodim 0415/Jambi Soal Surat Viral Minta Bingkisan Lebaran ke Pengusaha di Muaro Jambi

    (Tribunnews.com/Endra)(TribunJambi.com/Darwin Sijabat)

  • 8
                    
                        Mohon Maaf soal 200 Kg Rendang Hilang, Willie Salim: Jangan Salahkan Warga Palembang
                        Regional

    8 Mohon Maaf soal 200 Kg Rendang Hilang, Willie Salim: Jangan Salahkan Warga Palembang Regional

    Mohon Maaf soal 200 Kg Rendang Hilang, Willie Salim: Jangan Salahkan Warga Palembang
    Tim Redaksi
    PALEMBANG, KOMPAS.com
    – Konten kreator
    Willie Salim
    akhirnya menyampaikan
    permohonan maaf
    secara terbuka kepada warga
    Palembang
    setelah video masak besarnya yang menyebut kehilangan 200 kilogram daging
    rendang
    yang belum matang ramai mendapatkan reaksi dari warganet.
    Permohonan maaf
    Willie Salim ini ia sampaikan lewat unggahan Instagram pribadinya @willie27_ yang diunggah sejak satu jam lalu.
    “Saya meminta maaf untuk seluruh warga Palembang yang tersakiti. Gara-gara rendang viral, banyak narasi yang tidak enak terhadap warga Palembang,” kata Willie dalam video yang dilihat KOMPAS.com, Sabtu (22/3/2025).
    Willie pun mengaku ia kurang persiapan saat memasak daging rendang sebanyak 200 kilogram itu.
    Selain itu, pemuda ini pun mengaku baru pertama kali mencoba masak besar untuk orang banyak.
    “Jujur, ini bukan salah warga Palembang, sepenuhnya salah saya. Karena saya kurang persiapan, mohon maaf saya pertama kali masak untuk orang sebanyak itu,” ujarnya.
    Meski demikian, Willie pun menyebut tak mempermasalahkan kejadian tersebut.
    Ia hanya kaget melihat antusias warga Palembang yang datang ke pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) saat acara berlangsung.
    “Malahan aku senang melihat antusias warga karena pada akhirnya rendang itu dimasak memang untuk dibagikan ke warga. Jujur, aku hanya kaget melihat antusias warga yang luar biasa,” ungkapnya.
    Video Willie Salim yang menyebut bahwa kehilangan rendang 200 kilogram saat dimasak di Palembang sempat diduga adalah
    settingan
    demi mendapatkan
    viewers
    tinggi.
    Sebab, banyak warga yang menduga bahwa Willie sengaja meninggalkan BKB agar masyarakat berebut mengambil rendang yang belum dimasak karena proses memasak rendang membutuhkan waktu yang panjang.
    “Aku tidak merekayasa hal itu, aku hanya tidak menyangka dan tidak memperhitungkan hal tersebut bisa terjadi. Itu adalah kebodohanku. Mohon jangan salahkan warga Palembang. Jika aku masak lebih awal dan dengan persiapan yang lebih matang, hal tersebut tidak terjadi,” kata dia.
    Diberitakan sebelumnya, konten kreator Willie Salim kehilangan sebanyak 200 kilogram daging sapi yang hendak dimasak rendang di kawasan pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang, pada Selasa (18/3/2025).
    Sebanyak 200 kilogram daging sapi yang belum masak tersebut hilang lantaran warga sekitar lokasi berebut untuk mendapatkan daging.
    Padahal, Willie berniat membagikan daging rendang yang telah masak kepada warga sebagai santapan menu berbuka puasa.
    Kanit Binmas Polsek Ilir Barat I, Iptu Rino Ardiansyah yang saat itu berada di lokasi mengatakan, tim dari Willie datang ke BKB dengan membawa peralatan untuk memasak.
    “Jadi, rombongan kru Mas Willie membawa peralatan untuk memasak rendang. Mulailah memasak rendang diawali dengan Mas Willie yang membuka,” kata Rino, Jumat (21/3/2025).
    Saat Willie berada di lokasi, warga yang ada di BKB pun mengerumuni tempat memasak tersebut tanpa adanya pembatasan.
    Meski berdesak-desakan, warga awalnya masih tertib.
    “Mendekati shalat maghrib untuk buka puasa, Mas Willie istirahat sebentar. Saat itu Mas Willie datang lagi, tidak ada masalah,” kata Rino.
    Namun, menjelang waktu Isya, jumlah warga yang datang semakin banyak.
    Situasi menjadi tidak kondusif setelah lampu penerangan di lokasi memasak daging rendang padam.
    “Saat itu ada lampu penerangan dari kru. Lama-lama lampu itu mati, disitulah terjadinya masyarakat mengambil rendang,” ungkap Rino.
    Polisi tidak dapat menahan warga yang datang ke lokasi, dan situasi semakin tidak terkendali ketika warga mengambil langsung rendang yang belum dimasak dari kuali besar menggunakan gayung hingga ember.
    Beberapa saat kemudian, Willie Salim terkejut mengetahui bahwa rendang yang belum matang tersebut telah habis diambil warga.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir Melanda 8 Kecamatan di Manado, 1 Orang Tewas

    Banjir Melanda 8 Kecamatan di Manado, 1 Orang Tewas

    Manado,Beritasatu.com – Banjir dan tanah longsor melanda delapan kecamatan di Kota Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (22/3/2025). Satu orang tewas dalam bencana tersebut. 

    Dari delapan kecamatan yang terendam banjir di Manado, tiga paling parah, adalah Kecamatan Tikala, Kecamatan Singkil, Kecamatan Wanea, dan Kecamatan Malalayang dengan ketinggian air setinggi 1 meter hingga 3 meter.

    Selain banjir, Kelurahan Malendeng Lingkungan 6 di Kecamatan Tikala juga terjadi longsor sehingga mengakibatkan seorang warga bernama Arnold Robet (76) tertimpa material longsor.

    Menurutnya, meski banyak rumah terendam, tetapi mayoritas warga Kampung Mahakam belum ada yang mengungsi. Rata-rata rumah warga Mahakam berlantai dua, sehingga mereka masih memilih bertahan di kediamannya di tengah banjir Manado.

    “Hingga saat ini warga belum mendapatkan bantuan apapun sehingga kami berharap pemerintah untuk lebih memperhatikan warga yang terdampak banjir,” ucapnya.

    Hadi mengatakan Kampung Mahakam sudah langganan banjir setiap kali hujan deras, tetapi belum pernah separah kali ini.

    Sementara itu, Kepala Lingkungan 4, Kelurahan Karame Rita mengatakan banjir di wilayah mereka belum surut. “Sampai saat ini belum ada bantuan apa pun untuk Lingkungan 4 Kelurahan Karame,” ujarnya.

    Dia juga mengimbau warga untuk berhati-hati karena cuaca saat ini masih ekstrem.

    “Kemungkinan masih akan terjadi banjir susulan,” tandasnya terkait banjir Manado.

  • Jalan Utama Putus Akibat Banjir di Grobogan, Pelajar Terpaksa Naik Perahu ke Sekolah Setiap Hari – Halaman all

    Jalan Utama Putus Akibat Banjir di Grobogan, Pelajar Terpaksa Naik Perahu ke Sekolah Setiap Hari – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Siswa-siswi di Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan harus menempuh perjalanan berbahaya untuk mencapai sekolah mereka.

    Setiap hari, mereka terpaksa menyeberangi Kali Tuntang menggunakan perahu darurat akibat jalan utama desa yang terputus akibat banjir.

    Banjir yang melanda daerah tersebut disebabkan oleh jebolnya tanggul Sungai Tuntang pada Minggu, 9 Maret 2025.

    Jalan yang terputus sepanjang 20 meter itu tergenang air dengan kedalaman mencapai 3 meter, sehingga aktivitas warga, terutama anak-anak, terganggu.

    “Kalau tidak menaiki perahu, kami harus memutar sekitar empat kilometer untuk sampai ke sekolah,” kata Dita, seorang siswi SMPN 3 Gubug.

    Ia mengungkapkan ketakutannya saat menyeberang dengan perahu yang ditarik menggunakan seutas tali.

    Belasan pelajar terlihat mengantre menaiki perahu darurat yang disediakan oleh relawan.

    Meskipun arus sungai saat itu tenang, banyak siswa merasa cemas saat menyeberang.

    “Deg-degan naik perahu, kalau memutar lewat Tambakan nanti lama, ada 17 menit selisih waktunya,” ungkap Dita.

    Dia berharap jalan desa segera diperbaiki agar kegiatan sekolah bisa berjalan aman.

    Sinta, siswi SMPN 1 Gubug, juga merasakan hal serupa.

    “Takut tapi tetap menyeberang karena harus sekolah,” ujarnya.

    Ia menyatakan bahwa jika air surut, ia lebih memilih memutar lewat jalan Ringinkidul yang dianggap lebih aman.

    Hartono, seorang warga setempat, mengeluhkan kondisi jalan yang terputus.

    Ia berharap pemerintah segera memperbaiki akses utama desa yang sangat terganggu.

    “Sangat terganggu karena jalan utama satu-satunya putus, aksesnya terkena dampak banjir,” keluh Hartono.

    Ia berharap sebelum Lebaran, jalan tersebut dapat diperbaiki dan kembali berfungsi normal.

    “Semoga jalan dibangun kembali, ini akses utama untuk anak-anak sekolah,” imbuhnya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Tak Ada Ganti Rugi Sejak 2005, Henny Tetap Ditagih Pajak meski Rumahnya Sudah jadi Jalan di Karawang – Halaman all

    Tak Ada Ganti Rugi Sejak 2005, Henny Tetap Ditagih Pajak meski Rumahnya Sudah jadi Jalan di Karawang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sudah 20 tahun berlalu, rumah dan tanah milik Henny Yulianti (60) warga Kabupaten Karawang, Jawa Barat tak kunjung mendapat uang ganti rugi dari pemerintah daerah.

    Pasalnya, rumahnya yang berada di Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Batujaya itu terpaksa digusur untuk pembangunan jalan menuju Jembatan Batujaya.

    Namun, hingga kini Henny tidak pernah mendapatkan uang ganti rugi.

    Bahkan, ia justru menerima tagihan dan harus membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) atas tanah yang sudah menjadi jalan umum.

    “Saya juga masih bayar PBB, terakhir 2024 lalu juga saya dapat SPPT dan saya bayar aja,” katanya saat diwawancarai di Karawang pada Sabtu (22/3/2025).

    Henny mengaku, rumah dan tanahnya digusur pada tahun 2005.

    Ia dipaksa melepas tanah seluas 426 meter persegi itu untuk pembangunan jalan penghubung Karawang-Bekasi.

    Padahal, ia sempat menolak nilai ganti rugi yang ditawarkan pemerintah lantaran jauh dari permintaan Henny.

    Dia tak sepakat lantaran meminta ganti rugi ke pemerintah sebesar Rp230 ribu per meter, tetapi hanya dihargai Rp80 ribu per meter.

    Apalagi ketika pihaknya hanya mampu membayar secara dicicil.

    “Udah gitu pembayaran juga dibayar secara dicicil oleh pemerintah. Ya kena gusur saya malah jadi belangsak,” katanya.

    Namun, bukannya mendapat kesepakatan lain, Henny mengaku diancam untuk melepas tanahnya.

    “Ibu nolak ketika itu, tapi kata orang pemdanya. Ya silakan nanti kita buat naik aja jalannya di atas rumah ibu,” ujar Henny.

    Ia juga merasa ditipu oleh pihak pemerintah daerah ketika itu. 

    Pasalnya, dia dipaksa menandatangani kuitansi kosong sebanyak tiga kali.

    Henny yang merupakan warga awam tidak mengetahui bahwa kuitansi itu ternyata persetujuan pembayaran.

    Apalagi, posisi rumahnya berada di tengah jalan yang akan dibangun dan dari pihak pemerintah terus mengancam akan tetap menggusurnya.

    “Saya kan enggak tahu awam ya, ya gimana ya waktu itu tandatangan di blangko yang kosong. Ya saya terima saja, kalau ngga diterima rumah saya mau digusur juga mau diratakan pakai beko,” ungkapnya.

    Usai digusur, Henny bersama ketiga anaknya itu mengontrak di rumah petakan beberapa tahun.

    Beruntung, Henny mendapatkan iba dari saudaranya sehingga dapat membeli tanahnya 200 meter dengan harga murah untuk membangun rumah secara bertahap di daerah Batujaya.

    “Bertahap dulu, dari gubuk reyot lantainya masih tanah saya tempatin rumah. Sampai anak saya kerja, dan punya uang buat bagusin rumahnya,” katanya.

    Henny, tak lagi menginjaki daerah Batujaya itu karena kerap kali melihat jalan yang dulu bekas rumahnya ia selalu menangis dan menahan rasa sakit hati.

    Henny berharap agar Bupati Karawang dan Gubernur Jawa Barat segera membayarkan ganti rugi tersebut.

    Sebab, perkara ini sempat masuk ke ranah pengadilan. Akan tetapi, dalam penyelesaian perkara pidananya bukan perdatanya.

    “Dulu saya jadi saksi di pengadilan, tapi waktu perkara pidana yang sama pejabatnya itu terjerat hukum. Ya saya orang awam engga ngerti, katanya kenapa engga coba masukin perkara perdata gitu,” imbuhnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunBekasi.com dengan judul Tangis Henny Yulianti Pecah, 20 Tahun Tanahnya Digusur untuk Jalan di Karawang Belum Juga Dibayar  dan Kompas.com dengan judul 20 Tahun Rumahnya di Karawang Sudah jadi Jalan, Henny Masih Bayar Pajak.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya, TribunBekasi.com/Muhammad Azzam, Kompas.com/Farida Farhan)

  • Mobil Terlempar 100 Meter di Bekasi Akibat Puting Beliung, Diterjang Angin selama 3 Menit – Halaman all

    Mobil Terlempar 100 Meter di Bekasi Akibat Puting Beliung, Diterjang Angin selama 3 Menit – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah mobil yang ditumpangi empat orang terlempar akibat angin puting beliung yang menerjang Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

    Peristiwa ini terjadi pada Senin malam, 17 Maret 2025, di Kampung Telajung, Desa Telajung, Kecamatan Cikarang Barat.

    Mobil jenis Suzuki APV berwarna hitam tersebut terlempar sejauh kurang lebih 100 meter dari posisi semula dan terperosok ke dalam parit.

    Meskipun mengalami kerusakan di bagian depan, seluruh penumpang dinyatakan selamat.

    Sanin (51), salah satu penumpang, menceritakan bahwa mereka sedang berkendara di tengah gerimis hujan menuju lapangan bulu tangkis sekitar pukul 21:20 WIB ketika kejadian tersebut terjadi.

    “Enggak ada korban. Kebetulan yang di dalam mobil itu saya total ada empat orang,” ujar Sanin saat ditemui di lokasi pada Selasa, 18 Maret 2025.

    Sanin menjelaskan, kejadian bermula saat mereka mendengar suara ledakan dari kabel tiang listrik di sebuah tikungan.

    Tak lama setelah itu, mereka melihat angin puting beliung berwarna hitam pekat mendekat.

    Mobil mereka terangkat dan terlempar ke arah parit, setelah sebelumnya menghantam deretan batang bambu.

    “Durasi anginnya enggak lama, hampir tiga menitan,” ungkap Sanin.

    Setelah berhasil keluar dari mobil, Sanin menyadari sebuah tower BTS di dekat lokasi roboh akibat angin.

    Hingga kini, proses evakuasi mobil APV tersebut masih berlangsung dengan melibatkan petugas dan alat berat jenis crane.

    Selain mobil yang terlempar, angin puting beliung juga menyebabkan kerusakan pada atap rumah sekolah dan dua unit kendaraan roda empat.

    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bekasi, Dodi Supriadi, menyatakan bahwa hasil asesmen menunjukkan kerusakan pada 30 rumah, satu gudang, dan dua tiang listrik beton patah.

    “Tim sejak malam sudah ke lokasi untuk melakukan proses evakuasi dan identifikasi kerusakan,” kata Dodi.

    Dodi menambahkan bahwa hingga saat ini tidak ada korban jiwa atau luka.

    Kerusakan pada tower BTS dan tiang listrik sedang ditangani oleh pihak terkait.

    BPBD juga telah memasang light tower untuk penerangan di area terdampak, menyiapkan tenda darurat, serta menyalurkan bantuan logistik berupa makanan, air bersih, dan perlengkapan darurat untuk warga yang membutuhkan.

    “Kami pastikan warga terdampak mendapatkan perlindungan dan kebutuhan dasar yang memadai. Kami juga mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan,” tandas Dodi.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Tiga Truk dari Jogja Kepergok Akan Buang Sampah di Klaten, DLH Sleman Sebut Bukan Milik Pemkab – Halaman all

    Tiga Truk dari Jogja Kepergok Akan Buang Sampah di Klaten, DLH Sleman Sebut Bukan Milik Pemkab – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video yang menunjukkan tiga truk dari Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, kepergok hendak membuang sampah di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, menjadi viral di media sosial.

    Video ini diunggah oleh akun Instagram @merapi_uncover pada Minggu, 16 Maret 2025.

    Tiga truk yang bernomor polisi AB 8851 ZQ, G 1928 CE, dan AB 8595 YK tersebut diberhentikan oleh Camat Kemalang, Kuncoro, bersama petugas Satpol PP, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Klaten, dan kepolisian pada Sabtu, 15 Maret 2025.

    Tindakan ini diambil karena truk-truk tersebut diduga melanggar Perda Klaten Nomor 6 Tahun 2018 yang melarang pembuangan sampah dari luar daerah.

    “Sesuai Perda, seseorang atau badan dilarang memasukkan sampah dari luar wilayah daerah. Kami minta truknya untuk putar balik,” ujar Kuncoro.

    Tetesan air lindi yang mengalir dari bak truk menjadi indikasi bahwa muatan tersebut adalah limbah rumah tangga.

    Camat Kemalang menyatakan bahwa pembuangan sampah dari luar daerah ini bukan kali pertama terjadi.

    Sementara itu, Kepala DLH Kabupaten Sleman, Epiphana Kristiyani, menegaskan bahwa ketiga truk tersebut bukan milik Pemkab, melainkan jasa pengangkut sampah swasta yang terdaftar di DLH Sleman.

    “Kami akan memanggil jasa pengangkut sampah swasta tersebut untuk mengingatkan tentang larangan dalam pengelolaan sampah,” ungkapnya.

    Epiphana berharap pembinaan yang akan dilakukan dapat mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.

    Namun, ia juga mengingatkan bahwa sanksi akan diberikan jika pelanggaran tetap terjadi setelah pembinaan.

    “Kalau setelah itu masih terjadi pelanggaran, ya silakan saja, karena kami sudah melakukan pembinaan,” tegasnya.

    (Tribunnews.com/Isti Prasetya)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).