Jenis Media: Regional

  • Motif Pembunuhan Sopir di Bantul Terungkap, Pelaku Ingin Kuasai Mobil Korban
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        22 Maret 2025

    Motif Pembunuhan Sopir di Bantul Terungkap, Pelaku Ingin Kuasai Mobil Korban Regional 22 Maret 2025

    Motif Pembunuhan Sopir di Bantul Terungkap, Pelaku Ingin Kuasai Mobil Korban
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Polisi mengungkap motif pembunuhan terhadap Juremi, sopir yang ditemukan tewas di dalam mobil di kawasan Ring Road Selatan, Tamanan, Banguntapan,
    Bantul
    , DI
    Yogyakarta
    .
    Pelaku diketahui berniat menguasai mobil milik korban.
    Pelaku adalah Yoga Andry (30), warga Mangunharjo, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur. Ia diketahui sebagai pelanggan korban selama sepekan terakhir.
    “Pelaku mengakui ingin menguasai mobil korban. Karena pelaku ini menjadi pelanggan korban selama sepekan tapi secara offline,” ujar Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana, saat dihubungi wartawan melalui telepon, Sabtu (22/3/2025).
    Jeffry menjelaskan bahwa pelaku telah merencanakan aksi tersebut dan bahkan mempersiapkan palu sebagai alat untuk melawan jika mendapat perlawanan dari korban.
    “Pelaku juga sudah menyiapkan palu jika aksinya dapat perlawanan dari korban,” kata dia.
    Polisi menyita sejumlah barang bukti, antara lain palu, telepon genggam, dompet, dan mobil milik korban.
    Untuk sementara, Yoga disangkakan melanggar Pasal 351 ayat 3 KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian. Namun tidak menutup kemungkinan pasal akan diperberat.
    “Mohon waktunya, saat ini polisi masih mendalaminya,” ujar Jeffry.
    Sebelumnya, korban Juremi ditemukan meninggal dunia di dalam mobil pada Jumat (21/3/2025) di kawasan Ring Road Selatan, Tamanan, Banguntapan.
    Polisi kemudian mengamankan Yoga Andry di sebuah hotel di Janti tak lama setelah kejadian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dipukuli Massa Demo UU TNI di Bandung, Jurnalis Kompas.com Lapor Polisi, Ungkap Kronologi
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        22 Maret 2025

    Dipukuli Massa Demo UU TNI di Bandung, Jurnalis Kompas.com Lapor Polisi, Ungkap Kronologi Bandung 22 Maret 2025

    Dipukuli Massa Demo UU TNI di Bandung, Jurnalis Kompas.com Lapor Polisi, Ungkap Kronologi
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com

    Jurnalis

    Kompas
    .com,
    Faqih Rohman Syafei
    , melaporkan penganiayaan yang dialaminya saat meliput unjuk rasa penolakan revisi Undang-Undang (UU) TNI di Gedung DPRD Jawa Barat, Kota
    Bandung
    , Jumat (21/3/2025) malam, ke Polrestabes Bandung, Sabtu (22/3/2025).
    Adapun laporan polisi nomor: LP/B/423/III/2025/SPKT/POLRESTABES BANDUNG/POLDA JAWA BARAT tanggal 22 Maret 2025 pukul 14.15 WIB.
    Faqih datang ke Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung didampingi sejumlah rekan sesama
    jurnalis
    .
    Setelah menjalani pemeriksaan dan membuat berita acara pemeriksaan (BAP), Faqih melakukan visum di Rumah Sakit Sartika Asih Bandung.
    Faqih menjelaskan, insiden terjadi saat dirinya sedang menjalankan tugas jurnalistik meliput demonstrasi di kawasan Jalan Diponegoro, tepatnya di depan Gedung DPRD Jawa Barat, sekitar pukul 20.00 WIB.
    Saat berada di tengah kerumunan massa, Faqih merasa ada dua orang yang mengawasinya dari belakang.
    “Ada yang mengawasi, dua orang dengan ciri-ciri memakai kaus hitam, masker muka, dan helm. Salah satunya sempat
    ngomong
    ‘ini pantau, ini pantau’ ke temannya, yang dimaksudkan untuk mengawasi gerak-gerik saya,” kata Faqih.
    Meski mendengar percakapan tersebut, Faqih mengaku tetap melanjutkan peliputan.
    Namun, situasi tiba-tiba berubah ketika muncul teriakan dari arah massa.
    “Kemudian, dari arah depan saya, atau dari massa yang duduk, ada teriakan, ‘yang gendut pakai baju putih, awas intel.’ Saya pun panik, langsung menyalakan rokok. Lalu dari arah yang sama ada yang teriak lagi, ‘itu yang gendut pakai baju putih
    ngerokok
    , itu intel’,” ucapnya.
    Faqih kemudian dikerubungi oleh sejumlah massa berpakaian hitam.
    Dalam kondisi panik, ia mencoba mengidentifikasi diri sebagai jurnalis.
    “Saya sempat bilang, ‘dari media Kompas.com’ sambil menunjukkan ID card pers saya ke sejumlah massa yang mengelilingi saya,” ucapnya.
    Namun, sebagian massa tetap mendesaknya untuk membuka isi ponsel.
    Faqih menyebut sempat menunjukkan grup WhatsApp Redaksi Kompas.com.
    Beruntung, ada beberapa orang dari kerumunan yang mengetahui bahwa Faqih adalah wartawan.
    Mereka membantunya keluar dari kepungan dan mengarahkannya menuju rumah makan Bancakan yang berada tidak jauh dari lokasi.
    “Saya dibantu oleh beberapa massa yang mencoba melindungi saya, berjalan menuju Rumah Makan Bancakan, sambil menunjuk dan bilang di sana ada teman-teman saya dari media,” katanya.
    Namun, saat hendak mendekati rumah makan tersebut, situasi kembali memanas.
    Faqih kembali mengalami tindakan kekerasan.
    “Bokong saya sempat ditendang 2–3 kali, baju ditarik-tarik, lalu tiba-tiba ada yang memukul kepala kiri saya, seingat saya dua kali,” tuturnya.
    Melihat kondisi itu, beberapa rekan media segera menarik Faqih dan membawanya masuk ke dalam rumah makan demi mengamankan diri.
    “Setelah berada di area teras rumah makan itu, massa makin mendekat. Kemudian Fauzi dan saya memutuskan untuk berlindung ke dalam rumah makan tersebut. Saat saya lari, dari belakang ada yang melempar botol dan mengenai kepala bagian belakang saya,” ucapnya.
    Hingga kini, kasus tersebut masih dalam penanganan pihak kepolisian.
    Faqih berharap, kejadian ini mendapat perhatian serius dan menjadi pelajaran bersama agar jurnalis dapat menjalankan tugasnya tanpa intimidasi maupun kekerasan.
    Sementara itu, Pemimpin Redaksi Kompas.com Amir Sodikin mengecam keras tindak kekerasan yang dialami jurnalis Kompas.com, Faqih Rohman Syafei, saat meliput aksi demonstrasi menolak
    revisi UU TNI
    di Gedung DPRD Jawa Barat, Jumat (21/3/2025) malam.
    Faqih yang tengah menjalankan tugas jurnalistiknya mendapat perlakuan tidak pantas dari sekelompok massa aksi.
    Meskipun telah menunjukkan kartu pers resmi Kompas.com, ia tetap dituduh sebagai intel, sebuah tuduhan tanpa dasar, dan mengalami pemukulan serta tendangan dari beberapa orang yang tak dikenal.
    Kekerasan terhadap jurnalis adalah bentuk pelanggaran serius terhadap kemerdekaan pers dan hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang akurat.
    Pers memiliki peran penting dalam demokrasi, dan segala bentuk intimidasi atau serangan terhadap jurnalis tidak dapat dibenarkan dalam situasi apa pun.
    Kebebasan pers adalah hak fundamental yang dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.
    “Kompas.com mendesak pihak kepolisian untuk mengusut tuntas insiden ini dan memastikan perlindungan bagi jurnalis dalam menjalankan tugasnya,” kata Amir Sodikin.
    “Kami juga mengingatkan seluruh pihak untuk menghormati kerja jurnalistik dan menjunjung tinggi kebebasan pers sebagai salah satu pilar demokrasi,” tuturnya.
    Kompas.com juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada para pihak yang telah membantu Faqih, mulai dari massa yang mencoba melindunginya dari penganiayaan sekelompok orang, rekan-rekan wartawan, pihak kepolisian yang melakukan pengamanan, dan juga restoran tempat Faqih mengamankan diri sementara.
    Kompas.com tetap berkomitmen untuk menyampaikan informasi yang akurat, berimbang, dan independen, serta tidak akan mundur dalam menghadapi tekanan yang mengancam kebebasan dan kemerdekaan pers.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • VIDEO: Dua Korban Luka Bakar Serius Dampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

    VIDEO: Dua Korban Luka Bakar Serius Dampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

    Gunung Lewotobi Laki-Laki mengalami erupsi hebat pada Kamis malam (20/3/2025) pukul 22.56 WITA. Letusan ini menghasilkan kolom abu yang mencapai 8.000 meter di atas puncak gunung, atau sekitar 9.584 meter di atas permukaan laut.

    Ringkasan

  • Marak Kecurangan Takaran Minyakita, Menko Zulhas: Karena Laris Manis…
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        22 Maret 2025

    Marak Kecurangan Takaran Minyakita, Menko Zulhas: Karena Laris Manis… Bandung 22 Maret 2025

    Marak Kecurangan Takaran Minyakita, Menko Zulhas: Karena Laris Manis…
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Menteri Koordinator Bidang Pangan RI,
    Zulkifli Hasan
    , mengungkapkan bahwa tingginya permintaan terhadap produk
    Minyakita
    menjadi salah satu penyebab praktik kecurangan yang marak terjadi.
    “Orang-orang kaya juga belinya Minyakita, karena banyak dicari di mana-mana, laris manis, jadi ada yang dikurang-kurangi, dipalsukan,” ungkap Zulkifli saat menghadiri kegiatan Berbagi Pangan di Monumen Perjuangan Jawa Barat, Kota Bandung, pada Sabtu (22/3/2025).
    Zulkifli menegaskan bahwa takaran Minyakita yang beredar di pasaran, termasuk 1.200 pouch yang dibagikan secara gratis kepada masyarakat Kota Bandung dalam acara tersebut, sudah sesuai.
    “Agen tidak resmi sudah diganti, yang melakukan kecurangan sudah ditangkap oleh polisi. Jadi sekarang jangan khawatir, yang nakal-nakal sudah ditangkap,” tegasnya.
    Selain memastikan ketersediaan Minyakita, Zulkifli juga menjamin stabilitas harga bahan pangan pokok menjelang Hari Raya
    Idul Fitri
    1446 H.
    “Jelang Lebaran, pangan banyak, melimpah, cukup dan tidak usah khawatir, harga terjangkau. Di pasar banyak daging, telur, beras, gula, tepung, minyak, semua lengkap dan cukup, masyarakat tidak usah khawatir,” jelasnya.

    Zulkifli menambahkan bahwa harga-harga bahan pangan pokok cukup stabil, bahkan beberapa di antaranya menunjukkan penurunan.
    Ia memberikan contoh harga cabai rawit yang sempat meroket menjelang Lebaran, kini justru mengalami penurunan.
    “Kalau harga cenderung stabil malah turun seperti bawang, cabai yang pedas itu dulu Rp100.000 sampai Rp120.000, sekarang sudah Rp60.000,” paparnya.
    Menteri Zulkifli menegaskan pentingnya memastikan tidak ada masyarakat yang kekurangan pangan menjelang Lebaran.
    Ia mengimbau seluruh kader Partai Amanat Nasional (PAN) di seluruh Indonesia untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat.
    “Mau Lebaran, tidak boleh ada rakyat di manapun yang tidak gembira karena makanannya kurang. Karena itu, PAN bergerak di seluruh Indonesia membantu masyarakat yang memerlukan minyak goreng, beras, dan lain-lain. Tidak boleh ada rakyat Indonesia di bulan Ramadhan dan jelang Lebaran yang tidak gembira karena kurang pangan,” tandasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 75 Pekerja Asal Bangka Belitung Dipulangkan Dari Myanmar, 1 Jadi Tersangka TPPO
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        22 Maret 2025

    75 Pekerja Asal Bangka Belitung Dipulangkan Dari Myanmar, 1 Jadi Tersangka TPPO Regional 22 Maret 2025

    75 Pekerja Asal Bangka Belitung Dipulangkan Dari Myanmar, 1 Jadi Tersangka TPPO
    Tim Redaksi
    BANGKA, KOMPAS.com
    – Sebanyak 75 warga
    Bangka Belitung
    yang bekerja secara non prosedural di
    Myanmar
    akhirnya dipulangkan ke kampung halaman.
    Dari jumlah tersebut, satu orang kini ditahan di Jakarta karena diduga sebagai pelaku Tindak Pidana
    Perdagangan Orang
    (
    TPPO
    ).
    “Dari semula 68 orang, totalnya jadi 75 orang pekerja dari Bangka Belitung, satu di antaranya jadi tersangka, sehingga 74 orang yang sampai ke Bangka,” kata Ketua DPRD Kepulauan Bangka Belitung, Didit Srigusjaya, saat dihubungi Sabtu (22/3/2025).
    Menurut Didit, tersangka ditahan pihak kepolisian karena diduga mengajak dan mempekerjakan warga secara ilegal di luar negeri.
    Beberapa pekerja yang dipulangkan mengaku sempat ditipu oleh oknum perekrut.
    “Dari pengakuan para pekerja itu, mereka merasa tertipu, katanya kerja di Thailand ternyata di Myanmar,” jelasnya.
    Selain itu, ditemukan pula seorang pekerja perempuan yang sedang hamil. Ia diketahui merupakan bagian dari pasangan suami istri yang ikut bekerja di Myanmar.
    Seluruh
    pekerja migran
    yang dipulangkan tiba di Bandara Depati Amir, Bangka, pada Jumat (21/3/2025) dengan menggunakan maskapai Sriwijaya Air.
     
    Mereka disambut oleh perwakilan pemerintah daerah dan langsung diserahkan ke pihak keluarga masing-masing.
    Didit menegaskan bahwa tidak ada larangan bagi warga Bangka Belitung untuk bekerja di luar negeri, namun harus melalui prosedur yang legal.
    “Ke depan, pemerintah daerah perlu memfasilitasi pembekalan keterampilan dan memastikan pemberangkatan dilakukan melalui lembaga resmi,” ujar Didit.
    Sementara itu, Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Bangka Belitung, Fery Afriyanto, menyatakan bahwa kepulangan para pekerja ini merupakan bentuk kehadiran negara dalam melindungi warganya sesuai amanat Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan
    Pekerja Migran
    Indonesia.
    “Pada prinsipnya, pemerintah pusat, daerah, sampai pemerintah desa memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melindungi tenaga kerja kita yang akan bekerja di luar negeri, mulai dari keberangkatan sampai kepulangan seperti hari ini,” ujar Fery.
    Kepala Dinas Tenaga Kerja Bangka Belitung, Elius Gani, menambahkan bahwa proses pemulangan dilakukan serentak bersama pekerja migran dari provinsi lain. Data jumlah pekerja sempat berubah karena mereka tersebar di berbagai wilayah.
    “Memang sempat ada kekhawatiran karena mereka berangkat non prosedural, berada di perbatasan Myanmar dan Thailand yang diketahui sedang konflik bersenjata,” kata Elius.
    Pemerintah juga mensinyalir adanya keterlibatan beberapa pekerja dengan sindikat perjudian online di Myanmar, yang menjadi modus eksploitasi tenaga kerja secara terselubung.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 6 Guru di Yahukimo Dikabarkan Diserang KKB, Polisi Kirim Personel untuk Cek
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        22 Maret 2025

    6 Guru di Yahukimo Dikabarkan Diserang KKB, Polisi Kirim Personel untuk Cek Regional 22 Maret 2025

    6 Guru di Yahukimo Dikabarkan Diserang KKB, Polisi Kirim Personel untuk Cek
    Tim Redaksi
    JAYAPURA, KOMPAS.com
    – Sebanyak enam orang guru dikabarkan mendapatkan serangan diduga dari Kelompok Kriminal Bersenjata (
    KKB
    ) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo,
    Papua
    Pegunungan, Jumat (21/3/2025).
    Berdasarkan informasi yang dihimpun Kompas.com, aksi penyerangan ini diduga dilakukan dengan cara membakar sekolah dasar dan rumah guru.
    KKB diduga membawa senjata api (senpi) dan melakukan penyerangan serta membakar sekolah maupun rumah guru.
    Kasatgas Hubungan Masyarakat (Humas) Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz, Komisaris Besar Polisi Yusuf Sutejo, mengatakan, pihaknya telah mendapatkan informasi terkait penyerangan yang dilakukan KKB terhadap enam orang guru tersebut.
    Namun, menurut Yusuf, informasi terkait dugaan penyerangan enam orang guru ini belum dapat dipastikan sebab perlu dicek secara baik terhadap informasi tersebut.
    “Informasinya belum valid. Belum dapat dipastikan informasinya,” katanya saat dihubungi Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Sabtu (22/3/2025) malam.
    Untuk memastikan informasi tersebut, Yusuf menyampaikan Satgas Operasi Damai Cartenz telah mengirimkan personel.
    Hal itu untuk mengecek secara langsung informasi mengenai dugaan penyerangan terhadap enam guru dan
    pembakaran sekolah
    tersebut.
    “Sedang dikirim anggota untuk mengecek,” kata Perwira Menengah (Pamen) itu.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Unjuk Rasa Rusuh di Bandung, Farhan: Kalau Mahasiswa Demonstrasi, Jangan Sampai Disusupi…
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        22 Maret 2025

    Unjuk Rasa Rusuh di Bandung, Farhan: Kalau Mahasiswa Demonstrasi, Jangan Sampai Disusupi… Bandung 22 Maret 2025

    Unjuk Rasa Rusuh di Bandung, Farhan: Kalau Mahasiswa Demonstrasi, Jangan Sampai Disusupi…
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com

    Wali Kota Bandung
    ,
    Muhammad Farhan
    , mengungkapkan kekecewaannya terhadap
    aksi anarkisme
    yang terjadi setelah demonstrasi penolakan Undang-Undang TNI pada Jumat malam, 21 Maret 2025.
    Farhan menilai bahwa kerusuhan tersebut merugikan banyak pihak.
    “Saya sangat menyayangkan karena banyak sekali fasilitas umum yang dirusak, demikian juga fasilitas bank swasta,” kata Farhan saat ditemui di Pasar Kosambi, Kota Bandung, pada Sabtu, 22 Maret 2025.
    Farhan menegaskan bahwa pemerintah tidak pernah menghalangi aksi unjuk rasa, namun juga tidak mendukung tindakan kekerasan.
    “Ketika ada kelompok yang melakukan tindakan anarkistis, ekspresi demokrasinya rusak dan merugikan orang lain. Mau tidak mau, hukum harus ditegakkan,” ujarnya.
    Wali Kota juga mengimbau kepada mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa untuk menjaga agar kelompok mereka tidak disusupi oleh pihak-pihak yang berniat melakukan tindakan anarkis.
    “Kalau mau demo lagi, sebaiknya jangan membiarkan kelompok mahasiswa ini terbuka. Jaga dengan baik, jangan sampai disusupi kelompok anarkis,” imbuhnya.
    Farhan pun mendorong penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku kekerasan yang terlibat dalam aksi unjuk rasa tersebut.
    “Kami bersama seluruh aparat penegak hukum berdiri di belakang aparat penegak hukum,” tandasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir 1,5 Meter Rendam Ratusan Rumah di Kutai Timur

    Banjir 1,5 Meter Rendam Ratusan Rumah di Kutai Timur

    Kutai Timur, Beritasatu.com – Hujan deras yang mengguyur Kalimantan Timur selama tiga hari terakhir menyebabkan banjir setinggi 1,5 meter di Kabupaten Kutai Timur, Sabtu (22/3/2025). Akibatnya, ratusan rumah di Kecamatan Sangatta Utara terendam.

    Tim SAR gabungan yang terdiri dari BPBD, Basarnas, TNI, Polri, dan relawan terus bekerja mengevakuasi warga yang terjebak banjir. Hingga Sabtu sore, ketinggian air masih meningkat, sehingga membuat banyak warga terisolasi di dalam rumah.

    Meningkatnya ketinggian banjir membuat petugas kewalahan dalam melakukan evakuasi. Selain menyelamatkan warga, tim SAR juga menerima banyak permintaan untuk menyelamatkan barang berharga seperti sepeda motor dan peralatan rumah tangga yang terendam air.

    Proses evakuasi dilakukan hingga malam hari dengan mengerahkan sejumlah perahu karet.

    “Malam ini kami mengevakuasi tiga kepala keluarga dengan total sembilan jiwa di Jalan Pinang Dalam, Gang PDAM RT 22. Mereka kini mengungsi ke rumah keluarga terdekat,” ujar Aurelius kepada Beritasatu.com, Sabtu (22/3/2025) malam.

    Menurutnya, banjir di Kutai Timur ini terus meningkat hingga mencapai kedalaman 1,5 meter.

    “Di Gang Banjar, kami juga mengevakuasi satu keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan dua anak, total empat jiwa,” tambahnya.

    Tim SAR masih terus berupaya mengevakuasi warga, tetapi keterbatasan jumlah perahu karet menjadi tantangan utama. Area pemukiman yang terdampak banjir juga semakin luas, sehingga proses evakuasi dilakukan secara bertahap.

    Sementara itu, sebagian warga yang telah dievakuasi memilih mengungsi ke rumah keluarga atau kerabat yang berada di lokasi lebih aman. Pemerintah daerah berencana mendirikan posko darurat dan tenda pengungsian apabila banjir di Kutai Timur terus meningkat.

  • Demi Judi Online, Pria di Tarakan Curi 270 Kg Daun Bawang dari Kebun Warga
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        22 Maret 2025

    Demi Judi Online, Pria di Tarakan Curi 270 Kg Daun Bawang dari Kebun Warga Regional 22 Maret 2025

    Demi Judi Online, Pria di Tarakan Curi 270 Kg Daun Bawang dari Kebun Warga
    Tim Redaksi
    TARAKAN, KOMPAS.com
    – Seorang pria berinisial FI alias RM (37) ditangkap Polsek
    Tarakan
    Utara, Kalimantan Utara, setelah terbukti mencuri ratusan kilogram daun bawang milik seorang petani di Kelurahan Juata Permai, Tarakan Barat.
    Kapolres Tarakan AKBP Erwin S. Manik melalui Kapolsek Tarakan Utara, AKP Jamzani, mengatakan pelaku sempat diamankan warga sebelum akhirnya dibawa ke kantor polisi.
    “Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, personel jaga Polsek Tarakan Utara langsung menuju TKP untuk mengamankan pelaku,” ujar Jamzani melalui pesan tertulis, Sabtu (22/3/2025).
    Aksi pencurian itu pertama kali dilaporkan oleh seorang petani di Jalan Meranti, RT 19, yang kehilangan hasil panennya usai meninggalkan kebun untuk makan sahur pada Rabu (19/3/2025).
    Saat kembali sekitar pukul 05.00 Wita, sejumlah tanaman bawang miliknya telah dipanen orang tak dikenal.
    “Atas kejadian tersebut, pelapor mengalami kerugian sebanyak 270 kilogram daun bawang, dengan nilai sekitar Rp 21.600.000,” jelas Jamzani.
    Hasil interogasi mengungkapkan bahwa pelaku telah dua kali melakukan pencurian di lokasi yang sama.
    FI juga mengaku sering mencuri daun bawang dari kebun-kebun di sekitar wilayah tersebut.
    Sebelum beraksi, pelaku terlebih dahulu melakukan survei lokasi menggunakan sepeda motor. Daun bawang hasil curian lalu dijual, dan uangnya digunakan untuk bermain
    judi online
    .
    “Daun bawang hasil curian dijual pelaku, dan hasilnya digunakan untuk judi online yang ia mainkan melalui HP,” tambahnya.
    Polisi turut mengamankan sejumlah barang bukti berupa 2 gulung mulsa plastik warna hitam abu-abu, 24 ikat daun bawang, dan satu unit sepeda motor Yamaha MX King warna biru.
    FI dijerat dengan Pasal 362 KUHP jo Pasal 65 KUHP, dengan ancaman hukuman maksimal tujuh tahun penjara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sosok Muhammad Rafy, Simpan Mayat Pacar hingga Jadi Kerangka, Berasal dari Keluarga Terpandang – Halaman all

    Sosok Muhammad Rafy, Simpan Mayat Pacar hingga Jadi Kerangka, Berasal dari Keluarga Terpandang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut sosok dari Muhammad Rafy Ramadhan, pemuda yang bunuh lalu simpan mayat pacarnya hingga jadi kerangka di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

    Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, Rafy diketahui lahir pada 2001, kini masih berusia 24 tahun.

    Ia tinggal di sebuah rumah kontrakan di Kalurahan Sabdodadi, Kapanewon Bantul.

    Sedangkan korban pembunuhan bernama  Enggal Dika Puspita.

    Perempuan berumur 23 tahun itu, tercatat sebagai warga Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman.

    Kepala Dukuh Gading Lumbung, Kalurahan Donotirto, Kapanewon Kretek, Bantul, Edy Purnama, membeberkan latar belakang keluarga Rafy.

    Pelaku berasal dari keluarga terpandang di lingkungannya.

    Kakek Rafy merupakan mantan pejabat pemerintah kalurahan di Kabupaten Bantul.

    Dari segi ekonomi, keluarga pelaku bisa dibilang berkecukupan.

    “Secara ekonomi, mereka juga hidup berkecukupan karena orang tua MRR itu buka usaha. Enggak jauh lah dari rumahnya,” kata Edy, dikutip dari TribunJogja.com, Sabtu (22/3/2025).

    Edy melanjutkan, ayah dan ibu Rafy cerai beberapa waktu lalu.

    Pelaku kemudian ikut ibunya tinggal di rumah kontrakan yang menjadi tempat kejadian pembunuhan.

    “Jadi ayahnya di sini dan memang asli sini. Terus ibunya, tetangga kampung sebelah. Setelah cerai dan mereka pisah,” tandasnya.

    Utomo (65), tetangga Rafy menyebut, pelaku dan ibunya memiliki kepribadian tertutup.

    Rafy tinggal di kontrakan sudah sekitar satu tahun.

    Saat bertemu, pelaku hanya sebatas bertegur sapa.

    “Ya pelaku itu kalau ketemu sama saya juga jarang sapa-sapa.”

    “Kalau ketemu ya cuma ketemu pas lewat di jalanan depan rumah itu aja,” ucap dia.

    Terbongkarnya kasus ini bermula saat keluarga korban melaporkan hilangnya Enggal.

    Korban diketahui tidak diketahui keberadaannya selama 6 bulan terakhir.

    Beredar informasi, Enggal tewas dibunuh oleh pacarnya sendiri, Rafy.

    Polisi lantas mendatangi pelaku dan akhirnya ditemukan kerangka dari korban.

    “Jenazah korban ditemukan pada Kamis (20/3/2025) pukul 18.00 WIB, usai jajaran Polsek Bantul dan Polres Bantul mendapat laporan terkait dugaan pembunuhan,” kata Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widyana, dikutip dari TribunJogja.com.

    Petugas langsung mengamankan Rafy guna dimintai keterangan dan sejumlah barang bukti turut dibawa polisi.

    Hasilnya, Rafy mengakui telah membunuh pacarnya sendiri pada tanggal 25 September 2024, sekira pukul 09.00 WIB di kos.

    Pelaku mencekik korban hingga tewas.

    Setelah membunuh korban, MR membiarkan jasadnya di dalam kamar kos, hanya ditutupi mantel.

    Seiring waktu, jasad tersebut, membusuk hingga tersisa tulang belulang.

    AKP Jeffry mengatakan, motif pembunuhan dipicu masalah sepele.

    Pelaku dan korban terlibat keributan gara-gara bakso gosong.

    “Korban sedang menggoreng bakso namun ditinggal menyapu ruangan, di saat yang sama, tersangka sedang mencuci piring. Namun, bakso yang digoreng gosong,” katanya, dikutip dari Kompas.com.

    Korban lalu memarahi pelaku dan sempat memukulnya dengan sapu sebanyak 5 kali.

    Perlakukan korban membuat pelaku tersulut emosinya.

    Ia mencekik korban hingga akhirnya tewas.

    Polisi sementara dijerat pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan hukuman maksimal 15 tahun penjara.

    “Tapi masih pemeriksaan ya, bisa saja ditemukan unsur pidana lainnya,” tutup AKP Jeffry.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Kesaksian Sejumlah Warga Terkait Kasus Pembunuhan di Sabdodadi Bantul

    (Tribunnews.com/Endra)(TribunJogja.com/Neti Istimewa Rukmana)