Jenis Media: Regional

  • Kasus Anggota DPR Aceh Tampar Anak SD segera Disidangkan

    Kasus Anggota DPR Aceh Tampar Anak SD segera Disidangkan

    Meulaboh, Beritasatu.com – Kasus seorang anggota DPR Aceh berinisial MB (52) menampar anak Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat segera disidangkan di Pengadilan Negeri Meulaboh.

    Kejaksaan Negeri (Kejari) Aceh Barat sudah menerima berkas kasus penamparan anak SD dengan tersangka MB dari Polres Aceh Barat untuk dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Meulaboh. Namun, jaksa tidak menahan politikus tersebut.

    “Penahanan tersebut hanya dapat dikenakan terhadap tersangka atau terdakwa yang melakukan tindak pidana dan atau percobaan maupun pemberian bantuan dalam tindak pidana tersebut dalam hal, tindak pidana itu diancam dengan pidana penjara lima tahun atau lebih,” kata Kepala Seksi Intelijen Kejari Aceh Barat Ahmad Luthfi dikutip dari Antara, Sabtu (22/3/2025).

    Dalam kasus ini, tersangka MB diduga melanggar Pasal 80 Undang-Undang (UU) Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, yang mengatur sanksi bagi pelaku kekerasan terhadap anak. 

    Menurutnya, pelaku kekerasan terhadap anak dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tahun 6 bulan dan/atau denda paling banyak Rp 72 juta.

    “Dalam hal ini, apabila kita melihat pada hukum acara pidana, tersangka ini tidak bisa dilakukan penahanan sebagaimana diatur dalam Pasal 21 ayat (4) KUHAP,” kata Ahmad Luthfi.

    Ia menyatakan, di dalam Pasal 21 ayat (4) KUHAP disebutkan dengan bahwa penahanan tersebut hanya dapat dikenakan terhadap tersangka atau terdakwa yang melakukan tindak pidana dan atau percobaan maupun pemberian bantuan dalam tindak pidana tersebut dalam hal tindak pidana itu diancam dengan pidana penjara 5 tahun atau lebih.

    Ahmad Luthfi menegaskan pihaknya juga segera memproses berkas perkara kasus anggota DPR Aceh menampar anak SD yang sudah diterima dari penyidik Polres Aceh Barat, guna dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Meulaboh untuk proses persidangan nantinya.

    Diketahui, MB sebelumnya dilaporkan oleh ayah dari anak yang diduga menjadi korban penamparan oleh tersangka MB.

    Kasus ini terjadi pada Senin (23/9/2024) sekira pukul 13.00 WIB di kompleks SDIT di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat.

    Akibat kejadian tersebut, korban yang masih duduk di bangku sekolah dasar, mengalami sakit di bagian pipi sebelah kanan dan mengalami bengkak kemerahan. Korban trauma dan tidak sekolah beberapa hari.

    Muhammad Suhendra, kuasa hukum MB, mengatakan pihaknya berharap perkara tersebut agar dapat segera dilakukan persidangan di pengadilan.

    “Permintaan dari kita, berharap cepat disidangkan, agar perkara ini tidak berlarut-larut,” katanya.

    Pihaknya sejauh ini belum bisa memberi penilaian dalam kasus anggota DPR Aceh menampar anak SD tersebut, dan tetap menunggu persidangan yang akan digelar di Pengadilan Negeri Meulaboh, Aceh Barat nantinya.

  • Apa Itu Halal Bihalal, Berikut Sejarah dan Maknanya dalam Budaya Indonesia

    Apa Itu Halal Bihalal, Berikut Sejarah dan Maknanya dalam Budaya Indonesia

    Mengutip dari situs Kemenko PMK, konon asal usul istilah halal bihalal berawal dari pedagang martabak asal India di Taman Sriwedari Solo sekitar tahun 1935 hingga 1936. Kala itu, martabak menjadi hidangan yang baru untuk masyarakat.

    Kemudian pedagang martabak dibantu dengan pembantu pribuminya mempromosikan makanan tersebut dengan kata-kata “Martabak Malabar, halal bin halal, halal bin halal” dan sejak itu istilahnya mulai populer di masyarakat Solo.

    Adapun masyarakat lalu menggunakan istilahnya untuk sebutan seperti pergi ke Sriwedari di hari Lebaran atau silaturahmi di hari lebaran. Kegiatannya kemudian berkembang jadi acara silaturahmi saling bermaafan di hari raya.

    Sementara itu, berdasarkan versi kedua asal usul halal bihalal sendiri konon berasal dari KH Abdul Wahab Hasbullah di tahun 1948. Sosok KH Abdul Wahab merupakan seorang ulama pendiri Nahdatul Ulama.

    KH Wahab kemudian memperkenalkan istilah halal bihalal kepada Bung Karno sebagai bentuk cara silaturahmi antar-pemimpin politik yang saat itu masih mempunyai konflik. Atas sarannya, di hari raya tahun 1948 Bung Karno lalu mengundang seluruh tokoh politik.

    Ia mengundang para tokoh politik ke Istana Negara untuk menghadiri silaturahmi yang diberi judul “Halalbihalal”. Para tokoh akhirnya duduk satu meja dan sejak itu diikuti masyarakat Indonesia secara luas terutama masyarakat muslim di Jawa dan jadi tradisi silaturahmi.

  • Dua Anggota Ditlantas Polda NTT Dipecat Akibat Suka Sesama Jenis hingga Hubungan Badan – Halaman all

    Dua Anggota Ditlantas Polda NTT Dipecat Akibat Suka Sesama Jenis hingga Hubungan Badan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, KUPANG – Dua anggota Ditlantas Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) dijatuhi sanksi pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) allias dipecat sebagai anggota Polri, setelah terbukti sesuka sesama jenis.

    Kedua polisi dipecat tersebut yakni Brigpol L anggota Ba Ditlantas Polda NTT dan Ipda H anggota Ps. Pair Fasmat SBST Ditlantas Polda NTT.

    Hal itu dibenarkan Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol Henry Novika Chandra kepada wartawan, Sabtu (22/3/2025).

    Henry mengatakan, kedua anggota Ditlantas tersebut telah diberhentikan secara tidak hormat dari Polri sebagaimana putusan Sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) yang digelar di Ruang Direktorat Tahti Polda NTT, Kupang, Kamis, 20 maret 2025.

    Brigpol L dijatuhi sanksi setelah terbukti melakukan hubungan seksual sesama jenis atau disorientasi seksual. 

    Dia melanggar Pasal 13 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2003 serta beberapa pasal dalam Perpol Nomor 7 Tahun 2022. 

    Hal yang memberatkan adalah ketidakjujuran terduga dalam pemeriksaan dan perbuatannya yang mencoreng citra Polri. 

    “Sidang memutuskan pemberhentian tidak dengan hormat berdasarkan PUT KKEP/13/III/2025,” ucap Henry dalam keterangan, Sabtu (22/3/2025).

    Sidang KKEP juga memutuskan pemberhentian terhadap Ipda H dengan alasan yang serupa melakukan hubungan seksual sesama jenis. 

    Selain itu, ia juga tidak menjaga keutuhan rumah tangga, yang memperburuk citra Polri. 

    Meskipun terduga memiliki rekam jejak baik selama 19 tahun dinas, sikap tidak kooperatif dan perbuatannya menjadi pertimbangan dalam sanksi PTDH yang dijatuhkan, sesuai keputusan PUT KKEP/12/III/2025.

    “Kedua kasus ini menunjukkan komitmen Polri dalam menegakkan disiplin dan menjaga integritas institusi,” tukas Kombes Henry.

  • Desa Wisata Grenggeng, Pilihan Destinasi Wisata Komplet di Kebumen

    Desa Wisata Grenggeng, Pilihan Destinasi Wisata Komplet di Kebumen

    Liputan6.com, Kebumen – Desa Wisata Grenggeng terletak di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Desa wisata ini menawarkan ragam wisata dan festival yang tak akan membuat pengunjung bosan.

    Mengutip dari visitjawatengah.jatengprov.go.id, Desa Grenggeng terbentuk pada 16 Agustus 1924. Dengan luas 440 hektare, desa ini memiliki kontur dataran rendah dan perbukitan.

    Desa Wisata Grenggeng mudah diakses melalui jalan nasional. Letaknya sekitar 25 km di sebelah barat pusat Kabupaten Kebumen dan dekat dengan Stasiun Karanganyar dan Stasiun Gombong.

    Berikut pilihan wisata yang bisa dinikmati di Desa Wisata Grenggeng Kebumen:

    1. Wisata edukasi membuat anyaman dari daun pandan


    Desa Wisata Grenggeng menawarkan pilihan wisata edukasi berupa pelatihan membuat kerajinan anyaman pandan. Wisata ini bisa ditemukan di Sekretariat Kelompok Tani Hutan Margot Rahayu di Dukuh Sutono.

    Galeri ini buka pada pukul 10.00 hingga 16.00 WIB. Pengunjung bisa mengikuti pelatihan membuat anyaman pandan dan membeli produk-produk buatan para perajinnya.

    Adapun pelatihan membuat anyaman pandan biasanya berlangsung selama tiga jam. Tak hanya mendapat ilmu dan pengalaman, peserta juga akan mendapatkan suvenir anyaman pandan.

    2. Wisata religi ke Makam Syekh Baribin


    Tak jauh dari wisata edukasi anyaman pandan, terdapat destinasi wisata religi di Desa Wisata Grenggeng. Adalah makam Syekh Baribin yang terletak di Dukuh Setana Kunci.

    Makam ini berada di puncak Gunung Grenggeng, sehingga terasa tenang dan sejuk. Akses menuju makam pun cukup mudah, bisa menggunakan kendaraan umum, kendaraan pribadi, maupun ojek motor yang tersedia di sekitar area makam.

    Sebelum memasuki area makam, pengunjung harus melewati tangga sepanjang 100 meter dengan total 99 anak tangga. Pengunjung melewati tangga tersebut dengan melepas alas kaki.

    Konon, destinasi wisata religi ini mulai dikenal setelah diidentifikasi dan dibuka oleh Patih Donoharjo IV dari Keraton Yogyakarta Hadiningrat bersama Pangeran Diponegoro. Peristiwa itu terjadi pada masa Perang Jawa (1825-1830).

    3. Festival tahunan Grebeg Syura Syekh Baribin

    Desa Wisata Gerenggeng juga rutin menyelenggarakan Festival Grebeg Syura Syekh Baribin. Festival tahunan ini diadakan untuk memperingati malam tahun baru Islam.

    Festival ini menampilkan berbagai seni tradisional, seperti kirab tumpeng, robbyeong, doa bersama, dan santunan untuk anak-anak kurang beruntung. Selain itu, ada juga kesenian tradisional abid yang melibatkan atraksi dengan api.

    4. Pasar tradisional dan industri kreatif


    Desa Wisata Grenggeng juga memiliki pasar tradisional bernama Pasar Gemit. Pasar ini mempertahankan nuansa tempo dulu dengan lapak, wadah makan, dan pakaian pedagang yang khas.

    Selain itu, ada pusat pembuatan perkakas dengan alat-alat modern. Ada juga produksi bahan pangan, seperti tempe dan jajanan tradisional, yang bisa dinikmati langsung oleh pengunjung.

    5. Wisata sejarah di bangunan peninggalan masa lampau

    Terakhir, ada pilihan destinasi wisata sejarah yang bisa dikunjungi di Desa Wisata Grenggeng. Pengunjung bisa mampir ke Taman Makam Pahlawan Sutan Negara dan Tugu Peringatan perjuangan kemerdekaan untuk mengenal sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.

    Penulis: Resla

  • Ujungan, Seni Bela Diri dan Pertaruhan Harga Diri Khas Bekasi

    Ujungan, Seni Bela Diri dan Pertaruhan Harga Diri Khas Bekasi

    Liputan6.com, Bekasi – Ujungan merupakan salah satu bentuk kesenian yang berkembang di Bekasi. Kesenian ini memadukan tiga unsur, yaitu bela diri, tari, dan musik.

    Mengutip dari bekasikab.go.id, kesenian ujungan bertujuan untuk mempertaruhkan harga diri dan perebutan status sosial. Nama kesenian ini berasal dari bahasa Sunda, jung.

    Jung berarti dari lutut ke bawah. Kata tersebut kemudian berkembang menjadi ujung yang berarti kaki.

    Sementara itu, beberapa tokoh ujungan Bekasi mengatakan bahwa nama ujungan berasal dari kata ujung yang dalam bahasa dialek Bekasi disebut bongkot. Kata tersebut dapat diartikan sebagai ujung rotan maupun ujung kaki.

    Selain dikenal sebagai ujungan, kesenian bela diri ini juga memiliki nama lain sabet rotan dan gitikan. Nama tersebut sangat dikenal oleh masyarakat Betawi.

    Sementara itu di Desa Srijaya, Kampung Gabus, Tambun Utara, kata ujungan diistilahkan dengan pencug ujung. Namun, sebagian besar masyarakat Betawi mengenalnya sebagai ujungan.

    Seperti dikatakan sebelumnya, ujungan memiliki tiga unsur seni, yaitu bela diri, tari, dan musik. Unsur bela diri dimiliki para pemain, sementara tari diperlihatkan dalam tari uncul.

    Untuk unsur musiknya berupa instrumen perkusi sampyong dan tok tok sebagai waditra pengiring ujungan dan uncul. Sampyong adalah alat musik berbahan kayu yang sejenis dengan gambang.

    Saat ini, ujungan Bekasi terancam punah. Masyarakat sekitar terus berupaya untuk melestarikan eksistensi kesenian ini. Tahun ini, kesenian ini juga telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).

    Penulis: Resla

  • 1
                    
                        Kertas Kado Motif Mawar jadi Pembungkus Teror Bangkai Tikus ke Kantor Tempo
                        Megapolitan

    1 Kertas Kado Motif Mawar jadi Pembungkus Teror Bangkai Tikus ke Kantor Tempo Megapolitan

    Kertas Kado Motif Mawar jadi Pembungkus Teror Bangkai Tikus ke Kantor Tempo
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sebuah paket yang berisi enam bangkai tikus dengan kepala terpenggal ditemukan di kantor redaksi Tempo pada Sabtu (22/3/2025) sekitar pukul 08.00 WIB.
    Paket yang pertama kali ditemukan petugas kebersihan dibungkus menggunakan kertas kado bermotif bunga mawar merah.
    “Kotak kardus yang dibungkus kertas kado bermotif bunga mawar merah itu pertama kali ditemukan oleh petugas kebersihan dalam kondisi sedikit penyok,” ujar Pemimpin Redaksi Tempo Setri Yasra dalam keterangannya, Sabtu.
    Petugas kebersihan kemudian memanggil rekannya dan petugas keamanan kantor.
    Setelah membuka kotak tersebut, mereka menemukan enam bangkai tikus yang ditumpuk di atas tubuhnya dengan kepala terpenggal.
    Di dalam kotak itu tidak ada tulisan atau pesan apapun.
    Pemeriksaan sementara oleh manajemen gedung menyebutkan, paket tersebut dilempar oleh orang tak dikenal pada pukul 02.11 WIB dari luar pagar kompleks kantor Tempo yang terletak di Jalan Palmerah Barat, Jakarta Selatan.
    Petugas keamanan menduga kotak berisi bangkai tikus itu sempat mengenai mobil yang sedang diparkir sebelum akhirnya jatuh ke aspal, yang ditemukan dengan jejak baret.
    Sebelum menerima paket tersebut, Tempo sempat mendapatkan ancaman melalui akun Instagram @derrynoah pada Jumat (21/3/2025).
    “Pengendali akun itu menyatakan akan terus mengirimkan teror ‘sampai mampus kantor kalian’,” ungkap Setri.
    Ia pun meminta agar pelaku pengiriman paket kepala babi tanpa telinga dan bangkai tikus itu menghentikan tindakannya.
    Setri menegaskan, pengiriman kepala babi tanpa telinga dan bangkai tikus tanpa kepala merupakan bentuk teror terhadap kerja media dan kebebasan pers.
    “Pengirimnya dengan sengaja meneror kerja jurnalis. Jika tujuannya untuk menakuti, kami tidak gentar. Tapi, setop tindakan pengecut ini,” tegas Setri.
    Sebelumnya, kantor Tempo juga menerima kiriman kepala babi tanpa telinga pada Rabu (19/3/2025) sore.
    Wakil Pemimpin Redaksi Tempo, Bagja Hidayat, menceritakan, kepala babi tersebut diterima oleh wartawan Tempo Francisca Christy alias Cica.
    Paket itu tiba dalam keadaan dibungkus kardus, styrofoam, dan plastik.
    “Diterimanya kemarin (Rabu) jam 16.15 WIB, dibukanya jam 16.00 WIB hari ini. Jadi kardus, di dalamnya itu ada styrofoam di dalamnya dibungkus plastik lagi kepalanya (babi),” jelas Bagja saat dihubungi, Kamis (20/3/2025).
    Paket itu diterima oleh sekuriti kantor dengan nama Cica sebagai penerima yang tercatat di kardus.
    Begitu menerima paket, Cica segera membawanya ke lantai atas untuk dibuka, namun karena baunya yang busuk, paket tersebut segera dibawa turun kembali oleh rekan kantornya.
    Saat dibuka, Bagja mengatakan, tidak ada surat ancaman yang ditemukan, hanya saja kedua telinga babi tersebut tampak terpotong.
    “Enggak ada sih (kalimat ancaman). Jadi telinganya terpotong, tulisan sih nama Cica aja,” ujar Bagja.
    (Reporter: Baharudin Al Farisi, Ambaranie Nadia Kemala Movanita)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gotong Royong Ramadan: Menciptakan Lingkungan Ibadah yang Nyaman dan Harmonis – Halaman all

    Gotong Royong Ramadan: Menciptakan Lingkungan Ibadah yang Nyaman dan Harmonis – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Semangat gotong royong kembali terasa dalam bulan suci Ramadan. Ratusan warga berkumpul di Yayasan Darul Hikam, Bandung, untuk bersama-sama menciptakan lingkungan ibadah yang lebih nyaman dan harmonis.

    Melalui program Sobat Aksi Ramadan, masyarakat diajak bergotong-royong membersihkan dan memperbaiki fasilitas masjid agar jemaah dapat beribadah dengan lebih khusyuk.

    Kegiatan ini mendapat sambutan hangat dari warga yang antusias berpartisipasi dalam aksi sosial tersebut.

    Tak hanya membersihkan area masjid, mereka juga memperbaiki berbagai fasilitas yang mendukung kenyamanan beribadah.

    “Program ini bukan sekadar aksi seremonial, tetapi wujud nyata semangat kebersamaan yang menjadi identitas bangsa,” ujar Ardhy Wahyu Basuki, Grup Head Sekretariat Pelindo salah satu penggagas kegiatan ini dalam keterangannya pada Sabtu (22/3/2025).

    Dia juga menekankan bahwa gotong royong dalam menjaga tempat ibadah merupakan bentuk nyata kepedulian terhadap lingkungan sosial.

    Selain aksi kebersihan, kegiatan ini juga menghadirkan pasar murah yang menyediakan 1.200 paket sembako bersubsidi.

    Warga yang turut serta dalam kegiatan ini pun mendapat apresiasi berupa paket sembako.

    Tidak hanya itu, momen kebersamaan semakin terasa dengan adanya berbagai permainan interaktif yang mempererat tali silaturahmi antarwarga.

    Salah satu kejutan terbesar dalam program ini adalah hadiah umroh bagi satu peserta yang beruntung.

    Hal ini menjadi motivasi tambahan bagi masyarakat untuk turut serta dalam aksi sosial yang bermanfaat bagi banyak orang.

    Program Sobat Aksi Ramadan telah sukses dilaksanakan di berbagai daerah sebelumnya, termasuk di Masjid Al Iman, Padang, Sumatera Barat.

    Inisiatif ini bertujuan untuk terus menumbuhkan rasa kebersamaan dan kepedulian sosial, terutama di bulan penuh berkah ini.

    Melalui kegiatan ini, diharapkan semakin banyak pihak yang tergerak untuk berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman, dan harmonis, terutama di tempat-tempat ibadah yang menjadi pusat spiritual masyarakat. 

  • 2
                    
                        TPNPB-OPM Klaim Bunuh 6 Guru dan Tenaga Medis di Yahukimo Papua
                        Regional

    2 TPNPB-OPM Klaim Bunuh 6 Guru dan Tenaga Medis di Yahukimo Papua Regional

    TPNPB-OPM Klaim Bunuh 6 Guru dan Tenaga Medis di Yahukimo Papua
    Tim Redaksi
     
    JAYAPURA, KOMPAS.com
    – Tentara Pembebasan Nasional
    Papua
    Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-
    OPM
    ) mengeklaim bertanggung jawab atas penyerangan terhadap enam orang guru dan tenaga medis di Distrik Anggruk, Kabupaten
    Yahukimo
    , Papua Pegunungan, Jumat (21/3/2025).
    Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sembom, dalam pesan suara yang diterima
    Kompas.com
    menyatakan, pihaknya memang memerintahkan penyerangan tersebut dan telah mengeksekusi para korban serta membakar bangunan yang mereka sebut sebagai rumah agen intelijen.
    “Kami bertanggung jawab atas penyerangan ini dan kami telah membunuh enam guru dan tenaga medis serta membakar rumah-rumah agen intelijen,” ujar Sebby dalam siaran pers yang diterima Sabtu (22/3/2025).
    Menurut Sebby, mereka yang menjadi sasaran dianggap sebagai bagian dari aparat atau agen negara yang bekerja di wilayah Papua.
    “Memang sudah kami perintahkan untuk mengeksekusi, karena semua itu aparat,” lanjutnya.
    Berdasarkan informasi yang dihimpun, penyerangan ini terjadi di sekitar Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Kristen (SD YPK) Anggruk, Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, pada Jumat sekitar pukul 17.00 WIT.
    Namun hingga saat ini, belum ada informasi resmi yang dapat mengonfirmasi secara pasti jumlah korban jiwa maupun motif spesifik penyerangan tersebut.
    Sementara itu, Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz, Kombes Pol Yusuf Sutejo, mengatakan pihaknya masih melakukan verifikasi terhadap informasi tersebut.
    “Informasinya belum valid. Belum dapat dipastikan informasinya,” kata Yusuf saat dihubungi
    Kompas.com
    melalui pesan WhatsApp, Sabtu malam.
    Untuk memastikan laporan itu, personel Satgas Operasi Damai Cartenz telah dikirim ke lokasi kejadian.
    “Sedang dikirim anggota untuk mengecek,” ujar Yusuf.
    Situasi di Distrik Anggruk kini masih dalam pemantauan dan aparat keamanan terus melakukan upaya verifikasi serta pengamanan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Wamendagri Minta Kepala Daerah Siaga dan Terjun Langsung Pantau Arus Mudik 
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        22 Maret 2025

    Wamendagri Minta Kepala Daerah Siaga dan Terjun Langsung Pantau Arus Mudik Bandung 22 Maret 2025

    Wamendagri Minta Kepala Daerah Siaga dan Terjun Langsung Pantau Arus Mudik
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Wakil Menteri Dalam Negeri,
    Bima Arya
    , mengimbau seluruh
    kepala daerah
    , termasuk Gubernur, Wali Kota, dan Bupati, untuk turun langsung ke lapangan guna memastikan arus mudik dan arus balik Lebaran 2025 berjalan dengan tertib dan lancar.
    Dalam pernyataannya, Bima Arya meminta agar para kepala daerah tetap berada di daerah masing-masing sebelum dan setelah hari raya Idul Fitri.

    Kepala daerah
    diminta sebaiknya untuk
    standby
    monitor, karena kepala daerah itu tidak ada libur,” kata Bima saat ditemui di Terminal Leuwipanjang, Sabtu (22/3/2025).
    Bima menekankan pentingnya memastikan jalur-jalur mudik steril agar pemudik dapat melaluinya dengan lancar.
    Dia mengingatkan bahwa
    kemacetan
    sering terjadi akibat pasar tumpah.
    “Beberapa jalur terjadi penumpukan karena pasar tumpah, harusnya bisa diantisipasi. Jadi H-5 H+5 itu dipastikan pasar-pasar itu harus steril,” ujarnya.
    Lebih lanjut, sebelum arus mudik dan arus balik dimulai, kepala daerah diharapkan dapat memastikan kondisi jalan dalam keadaan baik dan tidak ada perbaikan yang dilakukan saat arus mudik berlangsung.
    “Ada saja untuk realisasi anggaran mengejar target terjadi perbaikan sehingga terjadi penumpukan di situ. Kami harapkan para kepala daerah turun ke lapangan,” bebernya.
    Bima juga meminta kepala daerah untuk memastikan Dinas Perhubungan melakukan pemeriksaan kelaikan kendaraan umum yang akan beroperasi selama arus mudik dan arus balik Lebaran 2025.
    Ia menegaskan bahwa pengecekan kendaraan umum harus dilakukan secara menyeluruh, meskipun kendaraan tersebut sudah memiliki surat uji kelaikan.
    “Banyak kasus walaupun surat kelaikannya masih berlaku, tetapi ternyata ada persoalan juga terkait tekniknya seperti sistem pengereman. Jangan sampai di masa mudik sampai memuncak terjadi persoalan-persoalan teknis hingga terjadi jatuhnya korban jiwa,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 7 Fakta Baru Kasus Asusila Eks Kapolres Ngada AKBP Fajar, Korbannya Ada yang Saudara Sepupu – Halaman all

    7 Fakta Baru Kasus Asusila Eks Kapolres Ngada AKBP Fajar, Korbannya Ada yang Saudara Sepupu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, KUPANG – Kasus asusila terhadap anak di bawah umur eks Kapolres Ngada AKBP Fajar Widyadharma Lukman kini memasuki babak baru.

    Setelah dipecat atau Pemberhentian Tidak dengan Hormat (PTDH) dari anggota Polri, AKBP Fajar Widyadharma kini menghadapi kasus pidananya.

    Saat ini, ia menyandang status tersangka dijerat pasal berlapis.

    Mantan perwira menengah Polri tersebut dijerat dengan pasal 14 ayat 1 huruf a dan b serta pasal 15 ayat 1 huruf e, g, j UU nomor 12 tahun 2022 Tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual dan atau pasal 45 ayat 1 junto pasal 27 ayat 1 UU nomor 1 Tahun 2024 Tentang Perubahan Kedua UU ITE, karena ada perekaman.

    Kasubdit IV Ditreskrimsus Polda NTT, AKBP Bertha Hagge mengungkap beberapa fakta baru yang diperoleh dari hasil penyelidikan yang dilakukan pihaknya.

    Pertama, Polri menerima delapan potongan rekaman video tindak asusila AKBP Fajar dari Australian Federal Police (AFP).

    “Setelah menerima surat dari Divisi Internasional Polri dan Polda NTT tanggal 14 Januari 2025. Dasar surat itu adalah surat dari Australian Federal Police (AFP) disertai rekaman. Ada delapan potongan rekaman,” kata AKBP Bertha di ruang kerja Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol Henry Novika Chandra saat menerima audiensi dari massa aksi Koalisi Masyarakat Sipil Anti Kekerasan Seksual Terhadap Anak pada Jumat (21/3/2025).

    Kedua, berdasarkan potongan rekaman video diketahui bahwa wajah AKBP Fajar tidak ditampilkan.

    Tetapi dalam video tersebut hanya memperlihatkan wajah korban saja.

    “Dalam rekaman tidak ditunjukan wajah yang bersangkutan tetapi wajah korban saja,” katanya.

    Ketiga, dalam surat yang diterima pihaknya disampaikan tempat kejadian tindak asusila tersebut di satu hotel di Kupang, Nusa Tenggara Timur.

    “Polda NTT langsung keluarkan surat perintah penyelidikan. Dari penyelidikan belum terungkap siapa pelakunya, kemudian korbannya atas nama siapa belum diketahui,” ungkap Bertha.

    Keempat, dua korban tindak asusila AKBP Fajar diketahui memiliki hubungan saudara.

    Hal tersebut terungap berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan Polda NTT terhadap pihak hotel 

    Menurut Bertha, hasil pemeriksaan pihak hotel, terungkap ada kejadian tindak asusila, yakni pada 15 Januari dan 25 Januari dengan korban berbeda.

    “Kedua korban ini yang tanggal 15 Januari itu usia 16 tahun, kemudian tanggal 25 Januari itu adalah 13 tahun. Mereka berdua ini adalah sepupu kandung. Dan korban-korban ini berhubungan langsung dengan yang bersangkutan melalui aplikasi Michat,” ujar Bertha.

    Bertha pun tak menampik bila kasus tindak asusila yang dilakukan AKBP Fajar masuk kategori trafficking, karena transaksi melalui aplikasi Michat.

    Bertha pun mengklarifikasi terkait usia anak yang diinformasikan berusia tiga tahun itu tidak benar.

    Karena pada tanggal 11 Juni 2024 usia anak baru lima tahun tiga bulan.

    Kelima, saat check in di hotel AKBP Fajar Widyadharma tak menggunakan nama samaran.

    Hal tersebut terungkap setelah pihak Polda NTT melakukan interogasi terhadap pihak hotel.

    Saat dicek transaksinya muncul nama AKPB Fajar.

    “Saat check in di hotel, beliau tidak menyembunyikan idetitas namanya. Nama jelas di situ,” kata Bertha.

    Keenam, saat 11 Juni 2024 status AKBP Fajar masih menjabat Kapolres Sumba Timur.

    Ketika tanggal 15 Januari dan 25 Januari 2025 baru sudah menjabat sebagai Kapolres Ngada.

    Disampaikan juga tersangka datang ke Kupang karena bagian dari urusan dinas, bukan urusan berbuat asusila.

    Ketujuh, perkara AKBP Fajar segera disidangkan.

    Menurut Bertha penanganan perkara asusila AKBP Fajar termasuk penanganan yang paling cepat.

    Karena setelah dilakukan penyelidikan dan diketahui siapa pelaku, siapa korban, lokasi di mana, barang buktinya, dan tanggal 23 Februari 2025 interogasi terakhir kepada tersangka.

    “Tanggal 24 Februari 2025 beliau diterbangkan ke Jakarta berdasarkan hasil koordinasi dengan Kabid Propam. Setelah gelar perkara, tanggal 3 Maret 2025, dibuat laporan Polisi. Tanggal 20 Maret, sudah diserahkan berkas tahap satu,” ujarnya.

    Ia mengatakan masih menunggu dari Jaksa Penuntut Umum (JPU), apakah berkas dinilai sudah lengkap atau belum.

    Sedangkan jawaban dari Kejaksaan Tinggi (Kejati) masih libur dan nanti di bulan April baru mendapat kepastiannya, apakah berkas perkara sudah lengkap atau belum.

    (Poskupang.com/ Petrus Chrisantus Gonsales)