Jenis Media: Regional

  • Lima Remaja Diamankan Polisi di Tuban karena Rencana Balas Dendam – Halaman all

    Lima Remaja Diamankan Polisi di Tuban karena Rencana Balas Dendam – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Satreskrim Polres Tuban berhasil mengamankan lima remaja yang berencana melakukan balas dendam kepada kelompok gangster.

    Kejadian ini terjadi pada Sabtu (22/3/2025) sekira pukul 02.45 WIB, di wilayah Kecamatan/Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

    Kelima remaja tersebut, yang terdiri dari I (18), K (18), D (18), A (18) asal Kecamatan Tuban, dan M (16) asal Kabupaten Bojonegoro, terlihat mengitari wilayah Tuban.

    Keberadaan mereka membuat masyarakat resah, sehingga beberapa warga melaporkan situasi tersebut ke pihak kepolisian.

    Mendapatkan laporan, Unit Jatanras Satreskrim Polres Tuban segera melakukan penyisiran di lokasi.

    Petugas berhasil menemukan kelompok remaja tersebut dan melakukan pemeriksaan untuk memastikan tidak ada barang berbahaya yang dibawa.

    Hasil pemeriksaan menunjukkan, tidak ada barang berbahaya yang ditemukan.

    Setelah pemeriksaan, para remaja tersebut dikumpulkan di Taman Sumur Gemuling Tuban untuk diberikan pembinaan fisik berupa push-up.

    “Kita lakukan pembinaan agar tidak mengulangi tindakannya,” ujar Kanit Jatanras Satreskrim Polres Tuban, Ipda Moch Rudi.

    Rudi menjelaskan, tindakan ini dilatarbelakangi oleh keinginan balas dendam M, yang sebelumnya telah menjadi korban penganiayaan oleh kelompok gangster.

    “Dari pengakuannya hendak balas dendam kepada kelompok gangster yang telah menganiaya M sebelumnya,” imbuhnya.

    Setelah pembinaan, para remaja tersebut diperbolehkan pulang untuk beristirahat.

    Polres Tuban juga berencana memanggil orang tua dari para remaja untuk memberikan edukasi agar lebih memperhatikan pergaulan anak-anak mereka.

    “Kita akan panggil orang tuanya agar mereka juga turut mengawasi pergaulan anak-anak ini,” jelas Rudi.

    Sementara itu, pihak kepolisian juga akan mendalami kasus penganiayaan yang diduga dilakukan oleh anggota gangster terhadap M.

    Jika terbukti ada kelompok gangster yang meresahkan masyarakat, Satreskrim Polres Tuban berjanji akan mengambil tindakan tegas.

    Rudi mengimbau masyarakat untuk melapor jika menemukan kelompok yang dianggap membahayakan, dan tidak mengambil tindakan sendiri.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • 10
                    
                        Kisah Kakak Adik Hendak Jual Ginjal demi Bebaskan Ibu yang Ditahan Polisi…
                        Megapolitan

    10 Kisah Kakak Adik Hendak Jual Ginjal demi Bebaskan Ibu yang Ditahan Polisi… Megapolitan

    Kisah Kakak Adik Hendak Jual Ginjal demi Bebaskan Ibu yang Ditahan Polisi…
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com 
    – Pilu menimpa dua kakak beradik bernama Farrel Mahardika Putra dan Nayaka Rivanno Attalah.
    Belum lama ini, aksi keduanya hendak menjual ginjal untuk membebaskan sang ibu yang ditahan di Polres Tangerang Selatan jadi sorotan.
    Aksi itu dilakukan Farrel dan Nayaka di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (20/3/2025).
    Di trotoar jalan, Farrel dan Nayaka tampak membentangkan kertas putih bertuliskan tangan berbunyi, “Tolong kami…Kami ingin menjual ginjal untuk membebaskan bunda kami yang ditahan di Polres Tangsel”. 
    Lantas, bagaimana cerita di baliknya?
    Farrel bercerita, peristiwa bermula ketika sang ibu diminta bantu-bantu kerja di rumah keluarga ayahnya yang kerap berpergian ke luar negeri.
    Ibu Farrel dan Nayaka, Syafrida Yani, merupakan penjual makanan rumahan. Sedangkan sang ayah bekerja di sebuah maskapai penerbangan. 
    “Awalnya ibu hanya membantu saudara ayah untuk mengurus rumahnya, karena beliau bekerja di sebuah maskapai sehingga sering keluar negeri,” kata Farrel kepada
    Wartakotalive.com. 
    Menurut Farrel, selama bekerja di rumah tersebut, sang ibu kerap diperlakukan tidak menyenangkan, bahkan menerima perlakuan kasar. 
    Karena tak tahan, ibunda Farrel memutuskan untuk tak lagi mengurus rumah keluarga ayahnya. 
    Tak terima, sang pemilik rumah yang merupakan ipar Yani melapor ke Polsek Ciputat atas tuduhan penggelapan barang dan sejumlah uang.
    Yani dituding menggelapkan ponsel dan uang. Padahal, menurut Farrel, ponsel dan uang itu merupakan pemberian langsung pemilik rumah.
    Uang tersebut pun dipakai untuk kebutuhan rumah.
    “Saat diperiksa, ibu saya tak bisa membela diri karena tidak diberikan pendamping. Di sisi lain pelapor ditemani pengacaranya,” tuturnya.
    Farrel mengatakan, sang ibu sempat menunjukkan rincian pengeluaran uang yang sempat diberikan oleh pemilik rumah.
    Bahkan, katanya, Yani juga sudah mengembalikan ponsel dan uang Rp 10 juta yang sebelumnya diberikan oleh sang pemilik rumah.
    “Namun, tetep saja ibu ditahan Polres Tangerang Selatan sejak kemarin. Padahal ibu belum tentu salah,” ujarnya.
    Belakangan, pihak keluarga mengajukan permohonan penangguhan penahanan terhadap Yani. 
    “Pihak keluarga tersangka telah mengajukan permohonan penangguhan penahanan, dan hari ini permohonan penangguhan penahanan tersebut dikabulkan,” ucap Kasi Humas Polres Tangerang Selatan AKP Agil Sahril kepada
    Wartakotalive.com
    , Minggu (23/3/2025). 
    Agil menjelaskan, keluarga Yani sudah memberikan keterangan sekaligus klarifikasi terkait tuduhan penggelapan tersebut.
    Dia pun memastikan, Yani kini sudah bisa berkumpul kembali bersama kedua putranya di rumah.
    “Untuk saat ini tersangka Yani sudah bisa berkumpul kembali dengan keluarganya,” tambahnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bukan Terima Setoran Judi, Ini Pekerjaan Sampingan Kapolsek AKP Lusiyanto Menurut Anak: Beliau Sopir – Halaman all

    Bukan Terima Setoran Judi, Ini Pekerjaan Sampingan Kapolsek AKP Lusiyanto Menurut Anak: Beliau Sopir – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kapolsek Negara Batin, AKP Anumerta Lusiyanto yang tewas saat menggerebek judi sabung ayam di Way Kanan, Lampung, ternyata memiliki pekerjaan sampingan sebagai sopir.

    Hal tersebut diungkapkan oleh anak perempuan AKP Anumerta Lusiyanto, yakni Salsabila, di dalam media sosialnya di TikTok @.sabils.

    Baru-baru ini beredar isu Kapolsek Negara Batin, AKP Anumerta Lusiyanto, terlibat dalam uang setoran judi sabung ayam di Way Kanan, Lampung.

    Sang istri, Nia telah membantah soal isu uang setoran yang jadi pemicu sang suami gugur tertembak.

    Sang anak kini juga ikut angkat bicara terkait pekerjaan sampingan ayahnya.

    Bila, sapaan akrab Salsabila, menceritakan bahwa ayahnya, selain menjadi polisi juga bekerja sebagai sopir travel.

    Itu dilakukan Lusiyanto agar bisa membiayai pendidikan sekolah putri tercintanya itu.

    “Segala hal papa usahakan buat Bila, buat pendidikan Bila supaya Bila bisa sekolah setinggi-tingginya. Papa kerja siang malam, sampingan sambil jadi sopir travel demi biaya pendidikan Bila dan kehidupan Bila,” tulis Bila, Sabtu (22/3/2025), dikutip dari akun TikTok @.sabils.

    Bila juga menjelaskan bahwa Lusiyanto tidak ingin memberi uang haram kepada anaknya, sehingga ia rela bekerja tanpa lelah dari siang hingga malam.

    POLISI TEWAS DITEMBAK – AKP Anumerta Lusiyanto semasa hidup dan sang anak, Salsabila atau Bila. Curhat pilu, Salsabila, anak Kapolsek Negara Batin, AKP Anumerta Lusiyanto soal sosok ayahnya yang dikenal pekerja keras dan jujur. Salsabila, menyampaikan pesan menyentuh melalui akun media sosialnya, Jumat (22/3/2025) (Tangkapan layar TikTok @.sabils)

    “Papa nggak pernah dzolim sama orang, papa nggak pernah mau dikasih ataupun disuap uang oleh siapapun. Bahkan papa kalau bantu orang benar-benar ikhlas karena papa tau yang papa bantu juga mereka susah,” tulisnya.

    Bila pun menyinggung berbagai fitnah yang kini tengah menghujani almarhum.

    Menurutnya tuduhan-tuduhan kepada Lusiyanto tidak benar adanya.

    “Itu semua menghapus dosa-dosa dan menjadi ladang pahala untuk papa. Semiga Allah memberikan jalan yang terbaik, pa. InsyaAllah kebenaran akan terungkap,” lanjutnya.

    Putri tercinta AKP Anumerta Lusiyanto tersebut menegaskan bahwa ia tak akan gentar dan tak takut kepada orang yang telah berbuat kejam kepada ayahnya.

    “BIla harus meneggakkan keadilan untuk papa. Bila nggak peduli sebesar dan sekuat apa power mereka, Bila juga punya kekuatan dan keyakinan karena Bila yakin Allah akan menunjukkan kebesaran-Nya dan mukjizat-Nya,” pungkasnya.

    Sebagai informasi, insiden penembakan 3 anggota kepolisian ini terjadi saat polisi melakukan penggerebekan judi sabung ayam pada Senin (17/3/2025) sore.

    Pada kejadian tersebut, 3 anggota polisi yang tewas ditembak yakni Kapolsek Negara Batin Iptu Lusiyanto, Bintara Unit Binmas Polsek Negara Batin Bripka Petrus Apriyanto, dan anggota Satreskrim Polres Way Kanan Bripda M Ghalib Surya Ganta.

    Kapolda Lampung angkat bicara soal isu setoran judi sabung ayam

    Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika membantah isu mengenai setoran yang mengalir ke aparat kepolisian terkait kasus judi sabung ayam di Lampung.

    Irjen Helmy Santika berujar bahwa informasi tersebut harus dibuktikan dengan data maupun fakta yang valid.

    “Saya tahu soal isu setoran itu,” kata Helmy saat diwawancarai, Jumat (21/3/2025) malam.

    Helmy menilai bahwa isu tersebut mencuat setelah ada unggahan di media sosial yang berkembang menjadi narasi yang menjadi konsumsi publik.

    “Jika kita meruntut lagi jejak digital, itu kan diawali dari media sosial, yang menyebutkan ada chat atau percakapan antara Kapolsek dengan Peltu Lubis,” kata dia.

    Ia menyampaikan informasi itu harus dibuktikan, baik itu data maupun fakta yang valid.

    “Buat kami, ini harus dibuktikan, data dan faktanya mana?” ujarnya.

    Akan tetapi, demi memberikan kejelasan, pihak Mabes Polri dan Polda Lampung sudah melakukan kroscek serta klarifikasi atas isu setoran tersebut.

    “Dalam rangka merespons informasi itu, tim Propam, Irwasum Mabes, dan Polda sudah melakukan klarifikasi pengecekan apakah betul ada peristiwa itu atau tidak,” ujar dia.

    Kalaupun itu ada, hal itu tidak boleh mengaburkan peristiwa sebenarnya, yakni terjadi hilangnya tiga nyawa personel Polda Lampung.

    “Ini adalah persoalan kemanusiaan yang perlu diselesaikan hingga tuntas,” kata dia. 

    “Kemudian jika benar, datanya ada dan valid, silakan sampaikan, pasti akan kami tindak lanjuti. Rasanya Polri sudah terbiasa untuk bisa menindak anggotanya yang terbukti melakukan pelanggaran-pelanggaran,” tuturnya.

    Helmy menegaskan, isu-isu di luar fakta jangan menjadi narasi-narasi yang dapat membiaskan penyelidikan tim investigasi bersama.

    “Tolong berikan kepada tim kesempatan bekerja secara leluasa,” kata dia.

    (Tribunnews.com/Rakli/Theresia Felisiani)

  • Antisipasi Lonjakan, Syahbandar Pelabuhan Tanjung Silopo Tambah Armada

    Antisipasi Lonjakan, Syahbandar Pelabuhan Tanjung Silopo Tambah Armada

    Polewali Mandar, Beritasatu.com – Memasuki musim arus mudik Lebaran 2025, pihak syahbandar Pelabuhan Tanjung Silopo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat menambah armada kapal, Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan penumpang seperti pada tahun lalu.

    Tahun ini Pelabuhan Tanjung Silopo memiliki dua armada kapal perintis. Dua armada kapal tersebut yakni Sabuk Nusantara 93 dan Sabuk Nusantara 111 yang sudah mulai beroperasi pada hari ini hingga arus balik Lebaran nantinya, dengan rute Kabupaten Polman, Sulawesi Barat memuju Kota Baru, Kalimantan Selatan.

    Pada hari pertama beroperasi, sejumlah penumpang dari berbagai daerah terpantau mulai memadati pelabuhan untuk mudik Lebaran ke kampung halaman mereka di Kota Baru.

    Kepala Syahbandar Pelabuhan Tanjung Silopo Muhlis Usman mengatakan, awalnya hanya satu kapal yang beroperasi yakni Sabuk Nusantara 93, tetapi pihaknya telah menyurati Kementerian Perhubungan dan Ditjen Perhubungan Laut untuk menambah satu lagi armada kapal.

    Penambahan armada kapal ini dilakukan oleh pihak syahbandar Pelabuhan Tanjung Silopo untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan penumpang seperti pada musim arus mudik Lebaran tahun ketika ratusan penumpang batal berangkat akibat kapal telah over kapasitas.

    Sementara itu, salah seorang penumpang, Dila, mengaku sengaja memilih mudik lebih awal bersama keluarganya lantaran menghindari penumpukan penumpang serta takut kehabisan tiket.

    “Saya dari Makassar, tadi malam saya tiba di sini sekitar pukul 24:00 Wita, terus pagi saya menuju ke Pelabuhan Tanjung Silopo. Saya mudik lebih awal karena tahun lalu saat mudik H-3 Lebaran hampir kehabisan tiket. Makanya tahun ini saya mudik lebih awal,” ujarnya.

  • Banjir di Kutai Timur, 800 Jiwa Terdampak Jelang Lebaran

    Banjir di Kutai Timur, 800 Jiwa Terdampak Jelang Lebaran

    Kutai Timur, Beritasatu.com – Banjir setinggi 1,5 meter yang melanda Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, semakin meluas menjelang Lebaran 2025. Pantauan Beritasatu.com, hingga kini banjir di Kutai Timur telah menggenangi dua kecamatan, yakni Kecamatan Sangatta Utara dan Kecamatan Sangatta Selatan. 

    Dampak dari bencana banjir ini dirasakan oleh sekitar 800 jiwa, dengan puluhan keluarga terpaksa mengungsi untuk mencari tempat yang lebih aman.

    Di Kecamatan Sangatta Selatan, puluhan rumah terendam banjir. Warga yang terdampak kini harus menjalani puasa Ramadan di tengah genangan air. Bahkan, sepekan sebelum Lebaran, mereka terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mengungsi karena banjir yang masih merendam rumah mereka.

    Tim SAR gabungan yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Basarnas, serta TNI dan Polri, terus dikerahkan ke lokasi-lokasi terdampak untuk membantu proses evakuasi. 

    Proses evakuasi diprioritaskan bagi warga yang rentan, seperti lansia, anak-anak, dan ibu hamil, yang memiliki risiko tinggi jika tetap berada di lokasi banjir.

    Hingga Minggu (23/3/2025) pagi, banjir di Kutai Timur semakin meluas, dengan lebih dari 200 rumah terendam. Diperkirakan jumlah rumah yang terdampak masih akan terus bertambah karena ketinggian air yang terus meningkat.

    Ketua RT di Dusun Pinang Mas, Suhardi mengungkapkan lebih dari 200 keluarga di wilayah RT-nya terdampak oleh bencana banjir. Totalnya diperkirakan mencapai sekitar 800 jiwa yang merasakan langsung dampak banjir.

    “Jumlah yang terdampak sekitar 200 kepala keluarga, yang berarti sekitar 800 jiwa yang terpengaruh,” ujar Suhardi ketika ditemui di lokasi banjir di Dusun Pinang Mas, Kabupaten Kutai Timur, Minggu (23/3/2025).

    Sebagian besar warga yang terdampak banjir di Kutai Timur memilih mengungsi ke rumah kerabat dan keluarga yang aman dari genangan air. Sementara itu, warga yang tidak memiliki tempat tujuan sementara mengungsi di masjid-masjid terdekat. Saat ini, sekitar 15 kepala keluarga mengungsi di sebuah masjid di daerah tersebut.

    Banjir di Kutai Timur yang terjadi sepekan sebelum Lebaran ini menyebabkan kerugian besar bagi warga. Banyak perabot rumah tangga, peralatan elektronik, dan kendaraan yang rusak akibat terendam air. 

    Kerugian yang dialami akibat banjir di Kutai Timur diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah, dan sebagian besar warga terancam tidak dapat merayakan Idulfitri 1446 Hijriah dalam suasana bahagia seperti tahun-tahun sebelumnya.

  • Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Maluku Tenggara Barat

    Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Maluku Tenggara Barat

    Jakarta, Beritasatu.com – Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,2 mengguncang Maluku Tenggara Barat, Minggu (23/3/2025) pukul 10.17 WIB. Tidak ada peringatan tsunami yang dikeluarkan BMKG.

    BMKG melaporkan gempa ini berlokasi di titik koordinat 6,34 derajat lintang selatan dan 131,00 derajat bujur timur.

    “Pusat gempa berada di 184 kilometer barat laut Maluku Tenggara Barat pada kedalaman 103 kilometer. Hati-hati terhadap gempa bumi susulan yang mungkin terjadi,” tulis BMKG. 

    Getaran gempa dirasakan di Denpasar, Kuta, Karangasem, Mataram, dan Lombok Barat.

    Sampai saat ini belum ada laporan wilayah yang merasakan guncangan dan kerusakan akibat gempa di Maluku Tenggara Barat Ini.

  • 3 Polisi Meninggal di Arena Judi Sabung Ayam Ditembak Jarak Dekat, Kompolnas: Pakai Senjata Pabrikan – Halaman all

    3 Polisi Meninggal di Arena Judi Sabung Ayam Ditembak Jarak Dekat, Kompolnas: Pakai Senjata Pabrikan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – 3 Polisi yang meninggal lantaran ditembak di lokasi judi sabung ayam, Kabupaten Way Kanan, Lampung disebut dieksekusi dalam jarak dekat.

    Hal ini dikatakan oleh Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Choirul Anam.

    Diketahui tiga polisi yang menjadi korban jiwa yakni Kapolsek Negara Batin, Lusiyanto, memperoleh kenaikan pangkat menjadi AKP Anumerta, Petrus Aprianto dari Bripka menjadi Aipda Anumerta dan M Ghalib Surya Ganta menjadi dari Bripda menjadi Briptu Anumerta.

    Choirul Anam mengatakan, polisi ditembak saat sedang berusaha menghalau peserta judi sabung ayam yang berusaha melarikan diri.

    Hingga akhirnya ketiganya ditembak dari jarak dekat, diduga dilakukan oleh oknum TNI.

    Menurut Choirul, Kompolnas memiliki rekaman video yang memperlihatkan peristiwa tersebut dengan jelas, mengutip Youtube Kompas TV, Sabtu (22/3/2025). 

    Selain itu ia menyebut, penembakan maut itu memang menargetkan Kapolsek Negara Batin Lusiyanto dan dua anggota polisi lainnya yang sedang melakukan penggeberekan pada Senin (17/3/2025), lalu.

    “Penembak ini memang menargetkan Pak Kapolsek, menarget petugas-petugas yang lain. Karena memang dia berbeda. Mereka, petugas ini berbeda dengan peserta perjudian dan sabung ayam. Makanya mereka ditembak dengan cara yang cukup dekat. Karena mereka ini sedang menghalau,” kata Choirul lagi.

    Selain itu, Choirul menegaskan kalau senjata yang digunakan dalam aksi penembakan bukanlah senjata rakitan, melainkan senjata pabrikan.

    Hal ini didasarkan pada temuan proyektil peluru dalam tubuh Kapolsek yang memiliki sidik jari balistik yang jelas.

    “Senjatanya adalah senjata pabrikan. Kenapa kami meyakini ini? Sederhana, ada proyektil peluru yang ada dalam tubuhnya Pak Kapolsek itu memiliki sidik jari balistik. Sehingga dalam dunia balistik tidak ada perdebatan. Itu adalah keluaran dari senjata pabrikan, tidak mungkin senjata rakitan,” katanya.

    Ada Dugaan Setoran Judi Sabung Ayam

    Sementara itu terdapat dugaan adanya setoran judi sabung ayam hingga disebut-sebut memicu insiden maut tertembaknya 3 polisi di Way Kanan, Lampung.

    Hal itu diungkap oleh Kapendam II/Sriwijaya Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar, menurut keterangan saksi yakni dua oknum TNI yang kini telah ditahan.

    Kolonel Inf Eko Syah Putra mengatakan bahwa setoran judi sabung ayam tersebut diduga mengalir ke Polsek dan Koramil setempat.

    Namun Kapendam tak menyebut soal jumlah setoran yang mengalir dari pemilik judi sabung ayam tersebut.

    “Keterangan sementara dari saksi (oknum TNI) menyatakan ada ikatan komitmen itu (setoran),” ujar Kapendam II Sriwijaya, mengutip tayangan YouTube Kompas TV, Jumat (21/3/2025).

    Namun hingga saat ini dugaan tersebut masih masuk dalam tahap pemeriksaan lanjutan.

    “Ini sabung ayam ada duit ya dibagi, keterangan sanksi itu ada duit dibagi, tapi ini masih proses lebih lanjut, kita tunggu prosesnya, duit dibagi ada ya, kita bukan bodoh-bodoh amat lah,” lanjutnya.

    Awal Mula Kejadian Tragis

    Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika menyebut oknum anggota TNI berinisial Kopka B alias Basarsyah menyebar undangan judi sabung ayam lewat WhatsApp dan Facebook.

    Judi sabung ayam di di Register 44 Way Kanan, Lampung ini dihadiri bukan hanya warga Lampung, namun dari luar Lampung.

    Hal ini lantaran ditemukan sejumlah kendaraan dengan nomor polisi dari luar Lampung.

    Setelah mendapat informasi terkait judi sabung ayam, Senin (17/3/2025), Kapolres Way Kanan memerintahkan jajarannya untuk melakukan penindakan dalam konteks pembubaran. 

    Pada akhirnya dilakukan penggerebekan yang dipimpin oleh Kapolsek Negara Batin pada sore harinya.

    Hingga berujung pada gugurnya tiga polisi, yakni Kapolsek Negara Batin AKP (Anumerta) Lusiyanto, anggota Polsek Negara Batin Aipda (Anumerta) Petrus Apriyanto, dan anggota Satreskrim Polres Way Kanan Briptu (Anumerta) M Ghalib Surya Ganta.

    Irjen Pol Helmy Santika mengatakan awalnya polisi sempat letuskan tembakan peringatan bertujuan untuk membubarkan massa, yakni pada Senin, 17 Maret 2025.

    “Namun, terdengar beberapa kali letusan senjata hingga akhirnya diketahui bahwa tiga anggota Polri meninggal dunia di lokasi. Sementara itu, petugas lainnya berusaha mengevakuasi korban sambil melindungi diri,” kata Helmy dalam konferensi pers di Mapolda Lampung, Rabu (19/3/2025).

    Kopka Basarsyah dan Peltu Lubis Ditahan

    Dua nama anggota TNI  disebut sebagai pembunuh 3 polisi di lokasi judi sabung ayam di Negara Batin, Way Kanan, Lampung, Senin (17/3/2025) sore.

    Dua oknum TNI itu yakni Kopka Basarsyah dan Peltu Lubis, yang diduga tembak mati 3 polisi saat penggerebekan.

    Peltu Lubis selaku Dansubramil Negara Batin, dan Kopka Basarsyah selaku anggota Subramil Negara Batin.

    Dua anggota TNI terduga pelaku penembakan tersebut dilaporkan telah ditangkap.

    Baik Peltu Lubis maupun Kopka Basarsyah sudah ditahan di Polisi Militer Angkatan Darat (Pomad) Mako Kodim 0427/Way Kanan, mengutip TribunLampung.com.

    Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) II/Sriwijaya, Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar, membenarkan hal tersebut. 

    “Benar sudah ditahan,” kata Eko kepada wartawan, Selasa (18/3/2025).

    Kapendam mengatakan, terhadap keduanya masih dilakukan investigasi.

    Tersangka Warga Sipil

    Irjen Pol Helmy juga menyebut terdapat warga sipil yang menjadi tersangka yakni Z.

    “Sejauh ini yang diamankan untuk menjadi saksi sekaligus tersangka adalah Z. Pada Sabtu, 15 Maret 2025, sekitar pukul 14.00 WIB.”

    “Z mengetahui adanya lapak perjudian sabung ayam di Way Kanan dari teman-temannya, yaitu IPL, R, serta IW (dalam pengejaran). Undangan tersebut disebarkan oleh seorang oknum berinisial B melalui pesan WhatsApp,” beber Helmy.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id dengan judul Kopka Basarsyah Oknum TNI Viral Usai Penembakan 3 Anggota Polisi di Way Kanan Lampung dan dengan judul Awal Mula 3 Polisi Gugur di Way Kanan Lampung, Undangan Sabung Ayam Disebar Kopka B

    (Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (TribunLampung.co.id/Riyo Pratama) (Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (TribunLampung.com/Riyo Pratama)

  • Hancur Hati Putri Kapolsek Lusiyanto yang Akan Wisuda, Sudah Satu Tahun Tak Bertemu: Pa, Bila Kangen – Halaman all

    Hancur Hati Putri Kapolsek Lusiyanto yang Akan Wisuda, Sudah Satu Tahun Tak Bertemu: Pa, Bila Kangen – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Anak perempuan dari Kapolsek Negara Batin AKP Anumerta Lusiyanto, Salsabila, muncul mencurahkan isi hatinya melalui media sosial TikTok @.sabils.

    Bila, sapaan akrabnya, mengenang sosok sang ayah yang telah meninggal diduga karena ditembak oknum anggota TNI saat menggerebek judi sabung ayam di Dusun Karang Manik, Kecamatan Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung, Senin (17/3/2025).

    Bila menceritakan bahwa dirinya dan ayahnya, Lusiyanto, sudah tak bertemu selama satu tahun, dan ia mengaku sangat rindu.

    Akan tetapi, momen pertemuan yang dirindukan itu justru terjadi saat ayahnya telah meninggalkannya untuk selama-lamanya.

    “Satu tahun Bila nggak peluk papa, satu tahun Bila nggak cium papa. Kemarin pas pulang Bila peluk papa badan papa sudah kaku,” tulisnya, dikutip dari akun TikTok @.sabils, Minggu (23/3/2025).

    “Tapi badan papa bersih wajah papa bercahaya dan senyum. Bila pegang papa dari ujung kepala sampai ujung kaki papa karena Bila kangen banget. Bila peluk papa, Bila cium papa, sekangen itu Bila, pa, benar-benar kangen,” sambungnya.

    Bila mengatakan bahwa ayahnya sudah berjanji akan merayakan hari lebaran Idul Fitri di kampung halaman.

    Selain itu, ia juga menceritakan bahwa ayahnya berjanji akan menghadiri wisudanya pada Mei 2025 mendatang.

    “Papa juga janji mau datang wisuda Bila di bulan Mei. Kata papa ‘iya sayang papa usahain ya, kita nabung dulu biar bisa ke wisuda Bila dan kita jalan-jalan di sana,” katanya.

    Menurut Bila, selama ini Lusiyanto selalu mengusahakan apapun untuknya supaya bisa sekolah yang tinggi.

    Bahkan, Lusiyanto juga bekerja sampingan dengan menjadi sopir travel untuk membiayai pendidikan putri tercinta.

    “Papa kerja siang malam, sampingan sambil jadi sopir travel demi biaya pendidikan Bila dan kehidupan Bila, karena papa nggak mau anak papa dikasih uang haram makanya papa selalu kerja siang malam tanpa kenal lelah,” tulisnya.

    Hati Bila sangat hancur tatkala ia mengetahui ayahnya tewas ditembak saat sedang bertugas.

    Ia bersaksi bahwa mendiang ayahnya adalah sosok orang yang baik.

    “Pa, sakit sekali rasanya hati Bila. Hancur banget, pa. Bila tau pa Bila harus ikhlas dan menerima semua ini, karena papa meninggal dengan cara yang baik di bulan yang baik bahkan sampai saat papa meninggal papa masih dalam keadaan berpuasa. MasyaAllah sekali pa, Allah maha baik, semua orang mengenang kebaikan papa semua orang menjadi saksi kalau papa orang baik,” tulis Bila.

    Lusiyanto selalu mengajarkan anaknya untuk selalu berbuat baik meski orang lain menjahatinya.

    “Papa selalu ajarkan kebaikan ke Bila untuk jadi manusia yang jujur bahkan papa selalu ingetin Bila buat nggak bales kejahatan dengan kejahatan. Papa selalu bilang harus jadi orang baik walaupun orang jahat sama kita tapi kita nggak boleh bales jahat,” tulisnya.

    Sebagai informasi, 3 anggota kepolisian tewas akibat luka tembak saat menggerebek arena judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Kabupaten Way Kanan, Lampung, Senin (17/3/2025) sore.

    Ketiga anggota tersebut meninggal di lokasi saat menjalankan tugas penggerebekan. 

    Arena judi sabung ayam itu diduga milik anggota TNI.

    Tiga anggota yang tewas adalah Inspektur Satu (Iptu) Lusiyanto, Brigadir Kepala (Bripka) Petrus Apriyanto, dan Brigadir Dua (Bripda) Ghalib Surya Ganta.

    (Tribunnews.com/Rakli)

  • Pengakuan Pelaku Pembunuhan di Deli Serdang, Kenal Lewat Aplikasi Kencan dan Kesal Diajak Nikah – Halaman all

    Pengakuan Pelaku Pembunuhan di Deli Serdang, Kenal Lewat Aplikasi Kencan dan Kesal Diajak Nikah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasus pembunuhan wanita di Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Deli Serdang, Sumatera Utara terungkap.

    Jasad korban bernama Risma Yunita (31) ditemukan di kebun tebu pada Jumat (21/3/2025).

    Setelah dilakukan penyelidikan, pelaku pembunuhan bernama Edy Subayu (39) ditangkap di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh pada Sabtu (22/3/2025).

    Petugas kepolisian menembak kaki pelaku karena melawan saat ditangkap.

    Edy Subayu mengakui perbuatannya telah merencanakan pembunuhan.

    Motif pembunuhan yakni Edy diminta untuk segera menikahi korban.

    Keduanya saling kenal melalui aplikasi kencan dan menjalin asmara sejak Februari 2024.

    “Kenal dari aplikasi Tantan, makai handphone. Terus dia menantang saya sudah siap berumah tangga belum, dan saya bilang siap,” ucap Edy, Sabtu (22/3/2025).

    Edy merupakan kuli bangunan yang sedang mengerjakan proyek di Padang, Sumatera Barat.

    Pelaku berjanji ke korban pulang ke Medan pada Desember 2024, namun pelaku baru pulang ke Medan pada Februari 2025.

    Setiba di Medan, korban mendesak pelaku untuk segera menikahinya pada Mei 2025.

    Namun, pelaku tak memiliki uang sehingga muncul niat untuk membunuh korban.

    “Dia minta bulan 5 (menikah). Dia minta dinikahi, saya gak ada uang,” beber Edy.

    Kapolrestabes Medan, Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan kasus pembunuhan dilakukan di kamar kos pelaku di Desa Medan Krio, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang pada Jumat (21/3/2025).

    Jasad korban dibuang ke kebun tebu menggunakan sepeda motor.

    “Jadi korban ini dibonceng menggunakan sepeda motor, posisi tangannya melingkar ke badan.”

    “Kemudian korban lunglai sampai kakinya terseret ke aspal. Sempat ditegur warga sesama pengguna jalan,” tuturnya.

    Berdasarkan pengakuan Edy, kasus pembunuhan direncanakan sejak tiga hari sebelumnya.

    “Korban meminta kepada pelaku untuk dinikahi, namun pelaku belum bersedia,” imbuhnya.

    Selain melakukan pembunuhan, Edy juga mengambil barang-barang korban seperti dua handphone, cincin, anting serta sepeda motor.

    Akibat perbuatannya, Edy dapat dijerat Pasal 340 tentang pembunuhan berencana dan terancam kurungan penjara seumur hidup atau 20 tahun.

    “Ancaman seumur hidup atau 20 tahun,” tandasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunMedan.com dengan judul NASIB Tragis Wanita Ngebet Nikah di Medan, Tewas di Tangan Pacar, Harta Dilucuti

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunMedan.com/Fredy Santoso)

  • OPM Bunuh 6 Guru dan Bakar 4 Sekolah, Kodam Cenderawasih: Mana HAM?

    OPM Bunuh 6 Guru dan Bakar 4 Sekolah, Kodam Cenderawasih: Mana HAM?

    Jayapura, Beritasatu.com – Kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang diidentifikasi Kodam Cendrawasih sebagai kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM), telah membunuh enam orang guru dan tenaga kesehatan di Kampung Anggruk, Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo.

    Selain melakukan pembunuhan, OPM juga telah membakar empat bangunan sekolah di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo pada Jumat (21/3/2025).

    Menanggapi aksi kejahatan yang dilakukan KKB atau OPM ini, Kodam Cendrawasih sangat geram. 

    “OPM penjahat kemanusiaan ini benar-benar sangat biadab tidak berprikemanusiaan telah membunuh dan membakar hidup-hidup enam guru dan nakes serta membakar gedung sekolah dan rumah guru. Bahkan memeras dan merampok uang masyarakat di sekitarnya. Mana keadilan HAM para korban ini?” ungkap Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Candra Kurniawan lewat rilis yang diterima Beritasatu.com, Sabtu (22/03/2025) malam. 

    Menurut Kolonel Chandra,  berdasarkan laporan dari lapangan diketahui gerombolan OPM yang menyerang para guru dan nakes tersebut bersenjata serta meneror warga di sekitar kompleks perumahan guru yang dibakar, sehingga menyulitkan warga lainnya untuk mengevakuasi para korban. 

    “Hasil konfirmasi di lapangan, gerombolan OPM ini bersenjata meneror masyarakat sekitarnya. Saat ini para korban yang terbunuh dan dibakar masih belum dievakuasi. Namun, aparat keamanan terus berupaya secepatnya mengevakuasi para korban,” jelas Kolonel Chandra. 

    Chandra juga mengonfirmasi, informasi hingga saat ini dari enam orang yang terbunuh, pihaknya baru mendapat empat nama, yakni  Saudari T (guru), Saudari F (guru), Saudara F (guru) dan Saudari I (nakes), sedangkan 2 orang lainnya masih didata. 

    Lebih lanjut Kolonel Candra mengatakan pasca-penyerangan tersebut, para guru dan nakes lainnya memilih untuk mengevakuasi diri ke tempat yang dianggap aman. 

    “Kondisi korban lainnya yang selamat masih belum diketahui. Akibat aksi biadab OPM ini, membuat para nakes dan guru cemas dan meminta untuk diungsikan. Pada Sabtu (23/3/2025) telah diungsikan para guru dan tenaga kesehatan dari Distrik Heriyapini, Distrik Kosarek, Distrik Ubalihi, Distrik Nisikni, Disteik Walma dan Distrik Kabiyanggama Kabupaten Yahukimo menggunakan pesawat Adventist Aviation.

    “Yang diungsikan (guru dan nakes) berjumlah 58 orang dewasa serta empat anak-anak, dan satu warga asli. Mereka diterbangkan ke bandara Wamena dan selanjutnya ke Jayapura” pungkas Kapendam Chandra terkait aksi pembunuhan yang dilakukan OPM.