Jenis Media: Regional

  • 16 Juta Orang Mudik ke Jawa Timur, Gubernur Khofifah Ingatkan Destinasi Wisata Beri Layanan Terbaik

    16 Juta Orang Mudik ke Jawa Timur, Gubernur Khofifah Ingatkan Destinasi Wisata Beri Layanan Terbaik

    Liputan6.com, Banyuwangi – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengingatkan agar pihak-pihak yang berkaitan dengan kepariwisataan menyiapkan diri untuk memberi pelayanan terbaik jelang libur Lebaran 2025.

    Khofifah menyebut, Jawa Timur tetap menjadi salah satu daerah tujuan wisata secara nasional. Jatim berada di urutan kedua di bawah Jawa Tengah.

    “Jadi semua harus bersiap-siap memberikan layanan terbaik,” kata Khofifah saat meninjau arus mudik di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Jumat (28/3/2025).

    Khofifah menyebut, jumlah pemudik yang keluar dari Jatim berjumlah sekitar 14,2 juta orang. Sementara pemudik yang masuk ke Jatim sebanyak 16,8 juta orang.

    “Sehingga ada tambahan 2,6 juta orang yang ada di Jatim,” sambungnya.

    Khofifah berharap, wisata di Jatim selama libur Lebaran akan berlangsung aman dan nyaman. Maka dari itu, ia mewanti-wanti agar setiap pengelola destinasi dan pihak terkait lainnya menaati peringatan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

    “Pokoknya berangkat bahagia, pulang bahagia. Kalau kata Pak Kapolda, berangkat selamat, pulang selamat. semua harus bersama-sama membangun kewaspadaan,” tuturnya.

    Sebelumnya Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani telah memerintahkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan pihak terkait untuk memfasilitasi dan memperlancar para pemudik serta wisatawan saat berkunjung ke Banyuwangi. 

    Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan pengelola wisata telah diinstruksikan untuk memantau kesiapan seluruh tempat wisata.

    “Kami berharap semua pemudik maupun wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi ini merasa nyaman dan senang selama di Banyuwangi,” kata Bupati Ipuk.

    Selain itu, pemkab telah melengkapi sejumlah destinasi dengan pos pengamanan terpadu. Seperti di Pantai Grand Watudodol yang dilengkapi gabungan personel dari TNI Polri, pemkab hingga pengelola destinasi. Mulai tim pengamanan, kesehatan, dan pokdarwis terlibat dalam pos tersebut. 

    Di Grand Watudosol juga ada stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) PLN untuk mengisi daya baterai kendaraan listrik. Ada tiga soket tersedia di GWD6.

    “Karenanya kami ingin semua pengelola wisata di Banyuwangi benar-benar mempersiapkan dengan baik mulai fasilitas penunjangnya, kebersihan dan keamanan pengunjung agar wisatawan merasa aman dan nyaman juga mendapatkan pengalaman terbaik saat berlibur di Banyuwangi,” kata Ipuk. 

     

    Heboh Embun Es Muncul pada Musim Penghujan, Pertanda Apa

  • Viral Minta THR Rp165 Juta kepada Pengusaha, Kades Klapanunggal Bogor Bagi-bagi Uang ke Pengurus RT – Halaman all

    Viral Minta THR Rp165 Juta kepada Pengusaha, Kades Klapanunggal Bogor Bagi-bagi Uang ke Pengurus RT – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BOGOR –  Ade Endang Saripudin, Kepala Desa Klapanunggal di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, viral karena meminta tunjangan hari raya (THR) Rp165 juta kepada para pengusaha.

    Ternyata, Ade Endang Saripudin membagikan uang ketupat pada lima hari sebelum lebaran Idulfitri 2025.

    Uang ketupat itu dibagikan saat buka puasa bersama dengan Kades dan aparatur Dusun 5, Desa Klapanunggal.

    Diduga uang yang dipakai Ade Endang Saripudin untuk bagi-bagi ke aparatur itu menggunakan dana THR yang diminta dari perusahaan.

    Pada video yang diunggah di akun @saeful7486, terlihat aparatur desa sedang berkumpul di sebuah lokasi.

    “Bapak-bapak yang masih ada di rumah, ditunggu. Pak Kades,” kata suara pria sambil menyorot kamera ke arah Ade Endang Saripudin.

    Kades Klapanunggal itu pun langsung meminta para RT dan RW untuk segera datang.

    “Siap ditunggu cepat yang belum datang, dusun 5 pengurus RT dan RW cepat,” kata dia.

    Menurutnya, para pengurus diharapkan datang semuanya tanpa terkecuali.

    “Jangan sampai tidak datang, karena ini momen yang sangat mantap ini ya untuk silaturahmi,” ujarnya.

    Bahkan Ade Endang Saripudin pun mengatakan akan membagikan uang ketupat atau THR.

    Untuk pengurus yang tidak hadir, maka uangnya akan dipotong.

    “Jangan lupa di sini ada uang ketupat dan opor ayamnya, bila mana tidak hadir, minimal nyampenya 15 persen,” kata dia lagi.

    Tampak ada beberapa orang hadir di lokasi itu, mulai dari RT, RW, hingga kepala dusun.

    “Ditunggu bapak-bapak,” kata perekam video.

    Pada momen itu, Ade Endang Saripudin terlihat rapih dengan kemeja lengan panjang warna biru muda dan celana panjang hitam.

    Ia juga memakai peci berwarna hitam dan di dekatnya ada mic berwarna emas dan sebuah ponsel.

    Video itu jadi sorotan karena aksi Ade Endang Saripudin meminta uang THR ke perusahaan.

    Pada surat yang beredar di media sosial, Ade Endang Saripudin meminta kepada perusahaan agar memberikan tunjangan kepada perangkat dan aparatur wilayah yang ada di Desa Klapanunggal Bogor.

    Ia juga menyertakan rancangan biaya yang dibutuhkan, yakni mencapai Rp165 juta.

    Nominal itu untuk biaya bingkisan, THR, kain sarung, konsumsi, hingga sewa sound system.

    Setelah viral di media sosial, Ade Endang Saripudin membuat klarifikasi dan permohonan maaf.

    “Maksud dari surat tersebut hanya bersifat imbauan. Mohon kepada para pengusaha untuk mengabaikan surat yang sudah terlanjut beredar,” kata Ade Endang Saripudin.

    Ia bahkan mengaku akan menarik kembali surat imbauan tersebut.

    “Saya mengaku salah, dan memohon maaf kepada pihak yang merasa kurang berkenan,” katanya.

    Sementara itu Sekda Kabupaten Bogor Ajat Rochmat Jatnika mengatakan, surat edaran itu bertentangan dengan larangan yang telah disampaikan oleh Bupati Bogor Rudy Susmanto.

    “Pemkab Bogor akan melakukan langkah-langkah kepada kepala desar tersebut, untuk itu saya perintahkan kepada inspektorat daerah Kabupaten Bogor untuk menangani permasalahan ini sehingga bisa diperoleh informasi yang lebih tegas dan langkah-langkah yang bisa meningkatkan kewibawaan Pemkab Bogor ke depan,” tandasnya.

    Penulis: Vivi Febrianti

  • Tari Hudoq, Ritual Sakral Suku Dayak untuk Kesuburan dan Perlindungan

    Tari Hudoq, Ritual Sakral Suku Dayak untuk Kesuburan dan Perlindungan

    Pola irama yang cepat dan energik turut membangun suasana sakral dalam ritual ini, sekaligus meningkatkan semangat para penari. Selain musik, pementasan Tari Hudoq juga sering disertai dengan nyanyian-nyanyian adat yang berisi doa serta mantra untuk memohon perlindungan dan berkah dari para leluhur.

    Dengan demikian, setiap elemen dalam tarian ini memiliki keterkaitan yang erat dengan kepercayaan dan kehidupan masyarakat Dayak secara keseluruhan. Meskipun awalnya hanya dipentaskan dalam upacara adat, seiring berjalannya waktu Tari Hudoq juga mulai diperkenalkan dalam berbagai acara kebudayaan, baik di tingkat nasional maupun internasional.

    Pemerintah daerah dan komunitas adat setempat berupaya untuk melestarikan tarian ini sebagai bagian dari warisan budaya yang harus dijaga. Festival Hudoq yang diadakan setiap tahun di beberapa daerah Kalimantan menjadi salah satu bentuk upaya pelestarian tersebut, sekaligus menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin menyaksikan langsung keunikan budaya Dayak.

    Dengan adanya pengenalan dan pelestarian ini, Tari Hudoq tidak hanya menjadi sebuah tradisi yang terus dijalankan oleh masyarakat adat, tetapi juga menjadi simbol kekayaan budaya Indonesia yang patut dibanggakan.

    Sebagai salah satu warisan budaya tak benda Indonesia, Tari Hudoq mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, penghormatan terhadap alam, serta hubungan erat antara manusia dengan leluhur dan lingkungan sekitarnya.

    Tarian ini tidak hanya menjadi bagian dari kehidupan spiritual masyarakat Dayak, tetapi juga mencerminkan kearifan lokal yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.

    Keunikan topeng, kostum, musik, serta makna filosofis yang terkandung dalam Tari Hudoq menjadikannya sebagai salah satu aset budaya yang berharga dan perlu terus dijaga keberadaannya agar tetap lestari di tengah perkembangan zaman.

     

    Penulis: Belvana Fasya Saad

     

  • Kiprah Toko Murti Jadi Jembatan Modal Warga Patuk Wonogiri – Halaman all

    Kiprah Toko Murti Jadi Jembatan Modal Warga Patuk Wonogiri – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com Chrysnha Pradipha

    TRIBUNNEWS.COM, WONOGIRI -Di bawah langit senja yang temaram, di sudut desa Patuk, Baturetno, Wonogiri, seorang perempuan duduk di depan gerai kecilnya.

    Senyum lembutnya menyapa setiap pelanggan yang datang, mencerminkan kehangatan seorang pejuang kehidupan.

    Dialah Sri Murtini, perempuan yang dengan ketekunan dan kegigihannya telah mengubah hidupnya dan membantu banyak orang di sekitarnya.

    Tidak hanya melayani transaksi perbankan, Murti, sapaan akrabnya, telah menjadi jembatan bagi ratusan warga untuk mendapatkan pinjaman ultra mikro (UMi) dari BRI.

    Lewat gerainya yang sederhana, di bawah lampu redup yang menemani malam-malam kerjanya, ia mempermudah akses permodalan bagi pedagang kecil dan petani di sekitarnya.

    Hanya dalam waktu kurang dari tiga tahun, ia telah membantu lebih dari 100 hingga 200 warga mendapatkan pinjaman Kredit Cepat (KeCe).

    Di antara aroma tanah basah seusai hujan, perjalanan Murti dimulai pada tahun 2011 dengan menjual makanan ringan.

    Di rumahnya yang sederhana, ia merintis usaha kecil-kecilan, berharap bisa membantu keluarganya. Kesetiaannya sebagai nasabah BRI membuatnya akrab dengan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang berkali-kali ia manfaatkan untuk menambah modal.

    Namun, langkah besarnya terjadi pada 2019, saat ia memutuskan merambah usaha jual pulsa dan kuota.

    Hingga akhirnya, pada 2021, datanglah tawaran menjadi agen BRILink.

    Hati Murti berdebar, matanya menerawang, membayangkan kemungkinan-kemungkinan baru yang akan terbuka.

    Tanpa ragu, ia menerima peluang tersebut dan segera mengurus persyaratan.

    Awalnya, saldo yang ia sediakan sebagai agen BRILink masih terbatas, tetapi seiring meningkatnya transaksi, ia kembali mengajukan KUR untuk memperbesar modal usaha gerainya.

    Jembatan bagi Warga Mendapatkan Modal

    Suatu kala, Murti menatap brosur-brosur pinjaman KeCe yang baru saja ia dapat dari petugas BRI.

    Ia menyusunnya dengan rapi di dinding gerainya, berharap bisa menarik perhatian pelanggan yang datang.

    Lambat laun, banyak pelanggan bertanya tentang cara mengajukan pinjaman.

    Murti dengan sabar menjelaskan bahwa ia bisa membantu mengurus pengajuan, sementara keputusan akhir tetap di tangan petugas BRI.

    Antusiasme warga cukup tinggi, terutama para pedagang pasar dan petani.

    Dengan pinjaman mulai dari Rp1 juta hingga Rp5 juta, banyak warga merasa terbantu untuk modal usaha harian mereka.

    Proses pengajuannya pun sederhana, hanya memerlukan fotokopi KTP, KK, dan surat keterangan usaha dari kelurahan.

    Kerja kerasnya tak sia-sia. Murti berhasil meraih penghargaan sebagai agen BRILink dengan realisasi terbanyak ketiga di Kabupaten Wonogiri.

    Pencapaian ini menjadi bukti bahwa usahanya memberi dampak besar bagi masyarakat sekitarnya.

    Tidak berhenti di situ, ia juga mengadopsi teknologi pembayaran modern seperti QRIS.

    Dengan menyediakan metode pembayaran digital, ia tak hanya memudahkan pelanggan membeli pulsa, tetapi juga mengurangi kerepotan dalam menyediakan uang kembalian.

    Kiprah Agen BRILink

    Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa AgenBRILink terbukti membantu masyarakat dengan kemudahan bertransaksi melalui tanpa harus pergi ke kantor cabang atau ATM. Hal ini menciptakan nilai ekonomi dan nilai sosial secara bersamaan.

    “AgenBRILink mengadopsi hybrid banking, yakni proses internal layanan perbankan telah didigitalisasi, sementara proses interaksi dengan nasabahnya masih human touching melalui agen,” terangnya.

    AgenBRILink menjadi upaya perseroan dalam meningkatkan kapabilitas pemberdayaan.

    Hal ini tak terlepas dari salah satu aspirasi besar yang ingin dicapai perseroan pada 2025 yaitu menjadi Champion of Financial Inclusion.

    Inklusi keuangan perlu berkualitas karena terkait kemakmuran. Seperti diketahui, Pemerintah mencanangkan target inklusi keuangan mencapai 90 persen pada 2024.

    Agen laku pandai milik BRI atau AgenBRILink mampu menjawab karakteristik nasabah di tataran ekonomi akar rumput.

    Saat ini, masih banyak nasabah yang lebih senang bertransaksi perbankan lewat agen.

    Sebagai informasi, hingga Desember 2023, BRI mencatat jumlah AgenBRILink telah mencapai sebanyak lebih dari 740 ribu yang tersebar di 61.067 Desa di seluruh Indonesia. Sementara volume transaksi tercatat sebesar Rp 1.427 triliun.

    (*)

     

  • Gempa M 6,0 Guncang Wanokaka NTT Senin Malam, Tak Berpotensi Tsunami 
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        31 Maret 2025

    Gempa M 6,0 Guncang Wanokaka NTT Senin Malam, Tak Berpotensi Tsunami Regional 31 Maret 2025

    Gempa M 6,0 Guncang Wanokaka NTT Senin Malam, Tak Berpotensi Tsunami
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com –

    Gempa bumi
    bermagnitudo 6,0 mengguncang
    Wanokaka
    , Nusa Tenggara Timur, Senin (31/3/2025), pukul 22:54:18 WIB.
    Berdasarkan laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
    BMKG
    ), gempa berlokasi di 10,15 derajat Lintang Selatan – 118,97 derajat Bujur Timur pada kedalaman 10 kilometer.
    Adapun pusat gempa berada di laut 61 km Barat Daya Wanokaka.

    Tidak berpotensi tsunami
    ,” kata BMKG dalam keterangannya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Terima Remisi Idul Fitri, 4 Napi di Lapas Magetan Langsung Bebas
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        31 Maret 2025

    Terima Remisi Idul Fitri, 4 Napi di Lapas Magetan Langsung Bebas Surabaya 31 Maret 2025

    Terima Remisi Idul Fitri, 4 Napi di Lapas Magetan Langsung Bebas
    Tim Redaksi
    MAGETAN, KOMPAS.com
    – Empat narapidana di Rutan Kelas IIB Magetan, Jawa Timur langsung bebas, setelah menerima remisi khusus Hari Raya Idul Fitri, Senin (31/3/2025).
    Kepala Rutan Magetan,
    Ari Rahmanto
    mengatakan, keempat narapidana yang bebas mendapatkan Remisi Khusus (RK) II dengan besaran remisi berkisar antara 15 hari hingga satu bulan 15 hari.
    Ari menambahkan, selain itu ada150 narapidana lainnya mendapat remisi khusus I. “Total ada 154 orang
    warga binaan
    pemasyarakatan yang menerima pengurangan masa hukuman atau Remisi Khusus Idul Fitri 1446 H.”
    “Sesuai dengan Surat Keputusan Remisi yang dibacakan oleh Kasubsi Pelayanan Tahanan, Dimas Alseta Putra,” imbuh dia.
    Surat keputusan remisi khusus Hari Raya Idul Fitri disampaikan oleh Kalapas Rutan Magetan, Ari Rahmanto, setelah pelaksanaan shalat id di lingkup lapas.
    Dia berharap remisi yang diberikan dapat menjadi motivasi bagi warga binaan untuk terus berperilaku baik dan memanfaatkan pembinaan dengan sebaik-baiknya.
    “Remisi ini bukan sekadar pengurangan masa pidana, tapi sebuah apresiasi menjalani pembinaan di sini dengan baik, dengan tekun, dan tidak ada bermasalah.”
    “Apa-apa yang positif di Rutan Magetan ini tolong dibawa ke masyarakat, disampaikan kepada masyarakat, jadilah masyarakat yang lebih baik lagi,” ucap dia.
    Selain kegiatan shalat id berjamaah, seluruh penghuni
    Lapas Kelas II B Magetan
    melaksanakan kegiatan makan bersama opor ayam untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Miniatur Masjid Terbakar di Penghujung Pawai Malam Takbiran di Mataram
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        31 Maret 2025

    Miniatur Masjid Terbakar di Penghujung Pawai Malam Takbiran di Mataram Regional 31 Maret 2025

    Miniatur Masjid Terbakar di Penghujung Pawai Malam Takbiran di Mataram
    Tim Redaksi
    MATARAM, KOMPAS.com
    – Sebuah
    miniatur masjid
    terbakar usai pelaksanaan pawai miniatur masjid di Kota
    Mataram
    , di malam takbiran, Minggu malam (30/3/2025) kemarin.
    Kebakaran
    terjadi di Jalan Gajahmada Mataram, seorang warga bernama Iwan (36) mengalami luka bakar dan dilarikan ke RSUD Kota Mataram.
    Rahmawati, saksi mata yang melihat peristiwa
    kebakaran
    itu kepada
    Kompas.com
    menjelaskan, bahwa kebakaran terjadi setelah pawai selesai.
    Ketika itu, korban mengisi bensin ke dalam genset yang masih menyala karena lampu miniatur masjid redup.
    “Waktu bensin diisi saat genset menyala, itulah api tiba-tiba berkobar di miniatur masjidnya. Semua kaget, untunglah pawai telah selesai dan semua adik-adik kafilah sudah kami minta pulang,” kata Rahmawati.
    Miniatur masjid
    yang terbakar adalah milik Remaja Masjid Asy-Syafi’iyah di Pagesangan Barat, Kecamatan Kota Mataram.
    Ketua panitia Masjid Asy-Syafi’iyah, Fahrurozi, Senin (31/3/2025) mengatakan, kejadiannya sangat tiba-tiba.
    Iwan yang merupakan korban
    kebakaran miniatur masjid
    sempat mengendarai mobil miniatur, dan karena lampu miniatur masjid akan mati, korban berinisiatif mengisi bensin.
    “Saat itulah kejadiannya, di bawah miniatur juga ada dua botol BBM yang memicu kebakaran. Korban mengalami luka bakar di bagian wajah dan tangannya,” kata dia.
    Akibatnya, korban tidak bisa menjalani shalat Idul Fitri karena luka bakar ringan itu. Bagian wajahnya tampak menghitam, demikian pula jari-jarinya.
    “Iya, jadinya korban tidak bisa ikut shalat id. Hanya saja, luka bakarnya ringan,” kata dia.
    Kapolsek Mataram, AKP Mulyadi juga membenarkan, kebakaran terjadi setelah pawai takbiran selesai.
    Aparat kepolisian juga mengimbau ke depan masyarakat harus berhati-hati jika ada bahan bakar yang bisa memicu kebakaran. “Seorang warga menjadi korban dan telah mendapat perawatan medis,” kata dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bentrok 2 Desa di Maluku Tengah Telan Korban Jiwa, 300 Polisi Siaga
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        31 Maret 2025

    Bentrok 2 Desa di Maluku Tengah Telan Korban Jiwa, 300 Polisi Siaga Regional 31 Maret 2025

    Bentrok 2 Desa di Maluku Tengah Telan Korban Jiwa, 300 Polisi Siaga
    Tim Redaksi
    AMBON, KOMPAS.com –
    Sebanyak 300 personel gabungan dari Polresta Pulau Ambon dan Polda Maluku dikerahkan untuk mengantisipasi bentrokan antara warga Desa Tial dan Desa Tulehu di Kecamatan Salahutu, Kabupaten
    Maluku Tengah
    , Senin (31/3/2025).
    Kedua desa terlibat ketegangan menyusul aksi perkelahian dua kelompok pemuda dari dua desa tersebut yang mengakibatkan satu orang tewas dan tiga lainnya terluka pada Senin sore tadi.
    Kapolres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease Kombes Pol Yoga Putra Prima Setya mengatakan 300 personel gabungan itu dibagi menjadi dua untuk menjaga perbatasan di Desa Tulehu dan Desa Tial.
    “Saat ini anggota kita bagi untuk mengamankan Desa Tial kurang lebih 150 personel dan menjaga perbatasan di Desa Tulehu 150 personel ini untuk antisipasi bentrokan lebih lanjut,” kata Yoga kepada
    Kompas.com
    , Senin malam.
    Ada pun ratusan
    personel kepolisian
    yang dikerahkan ke dua desa tersebut terdiri dari 80 personel Polresta Pulau Ambon, 70 personel Brimob Polda Maluku, 61 personel Samapta Polda Maluku, 22 personel Ditkrimum, dan 11 personel Intelkam.
    “Kami juga di-
    back up
    oleh 2 SST dari Kodim dan 2 SST dari Denkav,” katanya.
    Yoga menambahkan, selain menerjunkan ratusan personel untuk mengamankan dua desa tersebut, pihaknya juga terus melakukan penggalangan di masyarakat untuk meredakan ketegangan.
    Selain itu, polisi juga terus berupaya untuk melakukan mediasi dengan para tokoh masyarakat, tokoh pemuda, serta pemerintah negeri di kedua desa.
    “Kita sudah beri pengertian ke masyarakat, nanti tokoh-tokoh masyarakatnya dan raja-rajanya kita upayakan mediasi untuk cari solusi terbaik,” ungkapnya.
    Terkait insiden itu, Yoga mengimbau kepada warga kedua desa agar dapat menahan diri dan tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
    “Kami mengimbau warga kedua desa jangan sampai terprovokasi dan percayakan penanganan hukum kasus ini kepada aparat kepolisian,” pintanya.
    Diberitakan sebelumnya, dua kelompok pemuda di Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah terlibat aksi perkelahian, Senin sore.
    Akibat insiden itu, seorang pemuda tewas dan empat lainnya terluka, dua di antaranya mengalami luka parah.
    Saat ini, tiga korban dari Desa Tulehu, termasuk korban tewas, telah berada di RS Bhayangkara Ambon.
    Sedangkan satu korban dari warga Desa Tial tengah menjalani perawatan di RS dr Leimena Ambon.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Perjalanan Inspiratif Desa Singopuran Menuju Kemandirian – Halaman all

    Perjalanan Inspiratif Desa Singopuran Menuju Kemandirian – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chrysnha Pradipha

    TRIBUNNEWS.COM, SUKOHARJO – Desa Singopuran, sebuah desa kecil di Kecamatan Kartasura, Sukoharjo, pernah menghadapi kenyataan pahit akibat penutupan Tempat Penampungan Sampah (TPS) kecamatan pada tahun 2020.

    Dari keterbatasan itu, lahirlah semangat besar untuk mandiri dan membangun kembali harapan yang sempat redup.

    Tahun 2020 menjadi momen krusial bagi warga Singopuran. Penutupan TPS kecamatan seolah mengisyaratkan bahwa mereka harus mencari jalan lain untuk mengelola sampah.

    Di tengah kebingungan, pemerintah desa bersama Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) tak mau tinggal diam.

    Bermodal tekad kuat dan keinginan untuk memberikan solusi bagi warga, mereka mengambil langkah berani yaknimembangun TPS mandiri di desa.

    Bertempat di lahan seluas 2.000 meter persegi, TPS Singopuran berdiri kokoh dengan tembok setinggi satu meter yang mengelilinginya.

    Lokasinya tak jauh dari kantor desa, hanya sekitar satu kilometer ke arah timur, berbatasan langsung dengan Desa Sanggir, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.

    Di sinilah cikal bakal perubahan besar dimulai.

    Dari TPS ke BUMDes Singopuran Mapan

    Seiring waktu, TPS Singopuran berkembang dari sekadar tempat pembuangan menjadi pusat pengelolaan sampah yang lebih terpadu.

    Di bawah kepemimpinan Eka Yulianta, Direktur BUMDes Singopuran, sistem pengelolaan yang lebih efektif mulai diterapkan.

    Tak hanya sekadar menimbun sampah, mereka juga mulai memilah dan mengolahnya menjadi sesuatu yang lebih bernilaiyakni pupuk kompos.

    Demi mendukung keberlanjutan TPS, dibentuklah BUMDes dengan nama Singopuran Mapan (Maju Terdepan).

    Dengan struktur yang semakin kokoh, BUMDes ini merekrut tenaga pengelola TPS serta 10 penggerobak sampah yang bertugas mengambil sampah dari rumah ke rumah.

    Setiap penggerobak mampu melayani hingga 200 kepala keluarga, dengan tarif yang bervariasi antara Rp10 ribu hingga Rp30 ribu per bulan, tergantung wilayah.

    Di TPS, sekitar empat tenaga kerja memiliki tugas masing-masing: mulai dari memilah sampah, mengoperasikan mesin daur ulang, hingga mengemas kompos yang dihasilkan.

    Hasilnya? Sampah yang dulunya dianggap sebagai masalah kini justru menjadi berkah bagi desa.

    Desa Singopuran Menjadi Desa BRILian

    Direktur BUMDes Singopuran, Eka Yulianta saat ditemui di TPS Singopuran, Kartasura, Sukoharjo (Tribunnews.com/Chrysnha)

    Upaya ini tak hanya membuahkan hasil dalam bentuk lingkungan yang lebih bersih dan sehat.

    Olahan sampah menjadi kompos telah membantu para petani desa dalam meningkatkan produktivitas pertanian mereka.

    Tak heran jika inovasi ini menarik perhatian BRI hingga menjadikan Desa Singopuran sebagai bagian dari program Desa BRILian.

    Melalui program ini, BRI memberikan pendampingan dalam pengelolaan administrasi dan pengembangan produk.

    Desa Singopuran pun semakin percaya diri menatap masa depan.

    Dengan mengikuti berbagai seleksi Desa BRILian, mereka terus berusaha mengembangkan potensi desa, bahkan melakukan studi banding ke daerah lain seperti Pandowoharjo di Sleman dan Banyumas untuk memperkaya wawasan dalam pengelolaan sampah.

    Kepala Desa Singopuran, Sih Harjiyanto, mengungkapkan bahwa kemitraan dengan BRI tak hanya sebatas pengelolaan sampah, tetapi juga membantu para petani dalam mendapatkan akses permodalan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).

    Bantuan berupa tanaman alpukat dan kelapa turut diberikan sebagai bentuk dukungan terhadap kesejahteraan warga.

    Ke depan, rencana besar telah disusun. BUMDes Singopuran tengah menjajaki kerja sama dengan kampus swasta di Kota Solo untuk distribusi pupuk hasil TPS.

    Bahkan, mereka tengah bersiap untuk meluncurkan pupuk tabur organik sebagai inovasi baru.

    “Kami optimis, Desa Singopuran akan terus berkembang. Kami ingin pupuk olahan ini tak hanya bermanfaat bagi warga desa, tapi juga dipasarkan ke luar.

    Dengan kolaborasi yang kuat, kami yakin masa depan Singopuran akan semakin cerah,” ujar Sih Harjiyanto penuh semangat.

    Program Desa BRILian sendiri memiliki visi besar untuk menciptakan desa-desa mandiri yang dapat menjadi contoh bagi daerah lain.

    Dengan pemberdayaan, pendampingan intensif, dan penghargaan bagi desa yang inovatif, program ini mendorong kepemimpinan desa yang unggul dan semangat kolaborasi yang kuat.

    Konsistensi BRI

    Senior Executive Vice President (SEVP) Bisnis Ultra Mikro BRI, M. Candra Utama mengungkapkan, BRI melakukan pelatihan hingga proses pendampingan kepada seluruh peserta Desa BRILian.

    Pelatihan-pelatihan yang dilakukan meliputi pelatihan kepemimpinan, pelatihan kelembagaan Desa dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), pelatihan kewirausahaan, pelatihan Inovasi Desa, Digitalisasi Desa, teknik komunikasi dan materi tematik lainnya yang sangat dibutuhkan oleh Desa.

    Para peserta diberikan beberapa tugas di setiap sesi yang akan menjadi salah satu komponen penilaian yang digunakan untuk memilih 40 desa terbaik, dengan 15 Desa terbaik akan mendapatkan pendampingan langsung.

    Sejak dijalankan pada tahun 2020, program Desa BRILiaN telah diikuti 3.957 desa yang aktif tergerak berinisiatif dan berkomitmen untuk maju melalui program-program yang telah direncanakan.

    Desa BRILiaN mengembangkan 4 aspek yang terdapat dalam desa.

    Pertama, BUMDesa sebagai motor ekonomi desa.

    Kedua, digitalisasi, implementasi produk dan aktivitas digital di desa. 

    Ketiga, Sustainability, tangguh dan secara continue dalam membangun desa.

    Keempat, Innovation, kreatif dalam menciptakan inovasi.

    Sementara itu,  objek pemberdayaan dari program ini adalah  elemen-elemen kunci yang ada di desa yang meliputi Perangkat Desa (Kepala Desa), Pengurus BUMDesa, Badan Permusyawaratan Desa, UMKM di Desa, Perwakilan kelompok Usaha (Klaster) dan Pegiat Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades).

    “Program pemberdayaan Desa BRILiaN ini merupakan wujud nyata BRI yang terus berkomitmen untuk meningkatkan economic dan social value kepada masyarakat. Perseroan berharap program seperti ini dapat memberikan kontribusi nyata dan positif bagi peningkatan kualitas pengelolaan desa,” tambah Candra.

    Ia menambahkan, dalam program ini, dilakukan pula penguatan ekosistem ekonomi desa yang didukung dengan program penguatan kelompok-kelompok (Klaster) Usaha Mikro dengan nama Klasterkuidupku, dimana BRI mengidentifikasi keperluan pemberdayaan baik pelatihan usaha maupun bantuan sarana prasarana yang diberikan secara selektif. 

    Untuk mendukung pengembangan pasar, BRI menginisiasi pembentukan platform New Pasar.id, yaitu sebuah platform yang menghubungkan pedagang pasar dan pembeli secara online.

    Sedangkan untuk pemberdayaan UMKM, BRI juga telah mengembangkan platform pemberdayaan linkumkm.id untuk mendorong dan memfasilitasi UMKM naik kelas.

    Selain itu tentunya produk-produk layanan BRI yang dapat dimanfaatkan oleh desa dan BUMDes seperti Agen BRILink, Stroberi, QRIS dan produk lainnya.

    (*)

  • Wisatawan Padati Kawasan Malioboro pada Hari Pertama Lebaran 2025

    Wisatawan Padati Kawasan Malioboro pada Hari Pertama Lebaran 2025

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Kawasan Malioboro mulai dipadati wisatawan pada hari pertama Lebaran 2025, Senin (31/3/2025). Antrean kendaraan wisatawan terlihat mengular dari taman parkir Abu Bakar Ali hingga memasuki Jalan Malioboro, yang dipadati mobil pribadi dari berbagai daerah, seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

    Meskipun ramai, arus lalu lintas di kawasan Malioboro masih terpantau lancar sehingga pihak kepolisian belum memberlakukan rekayasa lalu lintas. Diperkirakan sekitar 3 juta wisatawan akan mengunjungi Kota Yogyakarta selama libur Lebaran tahun ini, meskipun jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan Lebaran tahun lalu yang mencapai 7 juta wisatawan.

    Tidak hanya ruas jalan yang ramai, area pedestrian Malioboro juga penuh dengan wisatawan yang menikmati malam pertama Lebaran. Para pengunjung terlihat sibuk berswafoto, berbelanja, mencicipi kuliner khas, atau sekadar berjalan-jalan menikmati suasana malam yang eksotis pada hari pertama Lebaran 2025.

    Adit, wisatawan asal Jakarta, mengungkapkan Yogyakarta menjadi pilihan utama untuk liburan Lebaran 20025 karena biaya yang terjangkau dan banyaknya destinasi wisata yang menarik. Malioboro sendiri menjadi destinasi favorit karena menawarkan pengalaman berbelanja, kuliner, serta suasana khas yang tidak ditemukan di tempat lain.

    “Hari pertama ke Malioboro, besok baru keliling Jogja. Malam-malam menikmati Malioboro, belanja-belanja juga,” ujar Adit kepada Beritasatu.com.

    Pihak kepolisian mengimbau wisatawan untuk parkir di lokasi yang telah disediakan serta tetap menjaga keamanan barang bawaan dan anggota keluarga, terutama anak-anak, agar tidak terpisah di tengah keramaian pada hari pertama Lebaran 2025.