Jenis Media: Regional

  • Berhenti di Cilegon Karena Kaki Bengkak, Pria Madura Hentikan Jalan Kaki ke Makkah – Halaman all

    Berhenti di Cilegon Karena Kaki Bengkak, Pria Madura Hentikan Jalan Kaki ke Makkah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, CILEGON- Muhammad Muheb Alfarizi (35) batal melakukan ibadah haji dengan cara jalan kaki Madura – Makkah, Arab Saudi.

    Muheb sebenarnya bersama Anas Mahfud (40) melakukan perjalanan dari Madura sejak 1 Februari 2025.

    Muheb memutuskan kembali ke Madura sekaligus menghentikan langkahnya di Cilegon, Banten.

    Semua terpaksa tidak bisa dilanjutkan karena kaki Muheb bengkak.

    Kisah itu dibagikan akun @informasi_malangraya.

    Dalam postingan tersebut, kabarnya warga tersebut tidak kuat meneruskan niatan mereka karena luka pada kaki.   

    Kaki Muheb mengalami pembengkakan serius. 

    Muheb juga mengaku ada ketidakcocokan dengan rekannya, Anas Mahfud dalam perjalananya ke Mekkah.   

    Muheb juga menyampaikan permintaan maaf  kepada semua relawan yang telah  memberikan dukungan dan bantuan selama  perjalanan. 

    Tidak diketahui apakan rekan Muheb tetap melanjutkan  perjalanan atau juga kembali ke Madura.  

    Reaksi warganet

    Kisah pria jalan kaki dari Madura menuju Mekkah menuai banyak komentar.

    Komentar deras mengalir usai seorang pria memutuskan tak melanjutkan perjalanannya.

    Kembalinya kedua warga tersebut mendapatkan cibiran dari netizen.  

    Sebagian orang memang meragukan perjalanan ke Mekkah murni untuk ibadah, tetapi dinilai sebagai bentuk minta-minta sumbangan selama perjalanan.  

    “Ga apa-apa seng penting donasi sudah  terkumpul, cukup gawe riyoyo wkwkw,”  komentar @hexacurse.  

    “Donasi sudah terkumpul saatnya  pulkam?” kata @setiawanbayu549.  

    “Gitu amat cari uang di balik agama,” komentar @r_fajar_adhi_hartomo.   

    “Haji bila yang mampu, bukan yang nekat,” kata @teguhdwic91

    “Udah dapet duit banyak ya pulang lah ngapain cape-cape jalan ke Mekkah,” kata @r_mahllo.

    Penulis: yudistirawanne

  • Unik, Ratusan Warga Desa Bunder Banyuwangi Gelar Lebaran Kuburan

    Unik, Ratusan Warga Desa Bunder Banyuwangi Gelar Lebaran Kuburan

    Liputan6.com, Banyuwangi – Warga Dusun Krajan, Desa Bunder, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, punya tradisi unik yang dilaksanakan dalam rangkaian peringatan Idul Fitri. Setiap 2 Syawal kalender Hijriah atau hari kedua Lebaran, mereka menggelar selamatan di pemakaman umum setempat.

    Warga setempat menyebut tradisi itu dengan “Selamatan Kuburan”. Ada pula yang menyebut “Lebaran Kuburan”. Kegiatan ini adalah ziarah ke makam orang tua atau kerabat. Tradisi ini sudah berlangsung turun-temurun ini masih lestari kini.

    Mulai pagi hari warga setempat sudah mempersiapkan selamatan dengan cara membawa ancak yang berisi nasi, lauk pauk, dan tikar sebagai alas. Selanjutnya, warga menunggu komando yang dikumandangkan dari pengeras suara untuk berkumpul di perempatan jalan desa dan berangkat bersama-sama menuju pemakaman umum desa setempat.

    Setelah sampai di area pemakaman, warga pun menggelar selamatan serta doa bersama yang dipimpin oleh sesepuh desa setempat.

    Salah satu warga, Tatang mengatakan, di hari pertama Idul Fitri, dirinya bersilaturahmi dengan keluarga dan tetangga.

    “Kalau Lebaran kuburan ini semacam silaturahmi kepada keluarga yang sudah meninggal dunia dan mengirimkan doa untuk ahli kubur,” ujarnya.

    Setelah berdoa bersama, warga menikmati nasi ancak ataupun tumpeng yang dibawa dari rumah masing-masing. Sebelum meninggalkan area pemakaman warga juga saling berjabat tangan untuk saling bermaaf-maafan sekaligus mempererat persaudaraan antar sesama.

     

  • Warga Bone Sulsel Tewas Dibacok Tetangga Saat Melayat, Ini Keterangan Polisi – Halaman all

    Warga Bone Sulsel Tewas Dibacok Tetangga Saat Melayat, Ini Keterangan Polisi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BONE-  Larang (70), warga Desa Ureng Kecamatan Palakka, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) tewas dibacok tetangganya saat melayat.

    Seorang saksi mata, Mansur (45) mengatakan pelaku dan korban pada saat itu sedang melayat tetangga mereka, Selasa (1/4/2025).

    “Pergi melayat ini korban (Larang) tadi siang di rumahnya tetangganya tapi tiba-tiba, datang Arman langsung tebas,” ujarnya. 

    Menurut Mansur, korban (Larang) sempat melarikan diri.  Namun pelaku tetap mengejar korban. 

    “Lima kali ditebas menggunakan parang ini Larang. Kami takut memang meki mendekat karena jangan sampai kita juga nakenna parang,” jelasnya. 

    Kronologis

    Kasi Humas Polres Bone, Iptu Reyendra saat dikonfirmasi tribun-timur.com, Selasa (1/4/2025) malam membenarkan peristiwa tersebut. 

    Iptu Reyendra mengungkapkan kronologi dari peristiwa berdarah tersebut. 

     Sekira pukul 10.00 Wita, pelaku Arman (50) dan korban sama-sama datang melayat di rumah tetangganya.

    Pada saat duduk di pekarangan rumah duka pelaku Arman sudah membawa sebilah parang, namun warga menghiraukan.

    Mereka mengira pelaku dari kebunnya.

    “Dan sekitar pukul 11.30 Wita, korban keluar dari rumah duka menuju pekarangan rumah sambil bicara dengan warga lainnya yang dimana jarak dari posisi pelaku sekitar 7 meter dan pada saat itu pelaku melihat korban dan langsung mendekati korban dan memarangi pada bagian leher korban,” ujarnya.

    Kemudian, setelah ditebas, korban langsung lari masuk menuju dalam rumah duka.

     Pelaku pun kembali mengejar dan membacok korban. 

    “Kemudian pada saat di dalam rumah duka, dibantu warga lainnya yang sedang melayat langsung menarik pelaku untuk tidak melanjutkan aksinya memerangi korban,”jelasnya.

    “Setelah itu korban langsung dibawa kerumah RS Umum Tenriawaru untuk dilakukan pertolongan. Namun pada saat sampai di rumah sakit dokter menyatakan bahwa korban sudah meninggal dunia di perjalanan,” sambungnya. 

    Iptu Reyendra mengaku pelaku sudah menyerahkan diri ke polisi. 

    “Sudah menyerahkan diri tadi, dan untuk motifnya masih didalami,” tandasnya.

    Penulis: Wahdaniar 

    dan

    Kronologi Larang Warga Palakka Bone Tewas Diparangi Arman saat Melayat

  • Waspada Hujan Petir! Ini Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 2 April 2025

    Waspada Hujan Petir! Ini Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 2 April 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda telah merilis prakiraan cuaca untuk wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, Rabu, 2 April 2025.

    Informasi ini menjadi penting bagi masyarakat yang akan melakukan aktivitas di luar ruangan atau merayakan hari raya dengan bersilaturahmi ke tetangga dan saudara.

    “Hari ini cuaca di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik diprakirakan hujan pada jam-jam tertentu, mulai dari intensitas ringan hingga disertai petir,” ujar Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr.

    Berikut rincian prakiraan cuaca di wilayah Surabaya Raya hari ini:

    Prakiraan Cuaca Surabaya

    BMKG memprediksi bahwa Kota Surabaya akan diguyur hujan ringan pada pagi hari. Kemudian sekitar pukul 18.00 WIB, diprediksi terjadi hujan petir, termasuk di Kecamatan Bubutan, Bulak, Genteng, Sukomanunggal, hingga Tambaksari.

    Suhu udara: 23°C – 30°C
    Kelembapan udara: 67% – 96%
    Kecepatan angin: 4,5 km/jam dari arah Selatan.

    Prakiraan Cuaca Sidoarjo

    Beberapa wilayah Sidoarjo diperkirakan juga akan turun hujan ringan sekitar pukul 9.00 WIB. Termasuk di Kecamatan Krian, Prambon, dan Taman. Adapun Balongbendo, Buduran, Sedati, dan Waru, diprediksi terjadi hujan petir pada sore harinya.

    Suhu udara: 23°C – 31°C
    Kelembapan udara: 66% – 98%
    Kecepatan angin: 6 km/jam dari arah Barat.

    Prakiraan Cuaca Gresik

    Sama seperti Sidoarjo dan Surabaya, wilayah Gresik juga cenderung diguyur hujan hari ini. Adapun paginya terjadi hujan ringan, kemudian sorenya berpotensi hujan petir. Termasuk di Kecamatan Manyar, Kedamean, Manyar, Dukun, dan Duduksampeyan.

    Suhu udara: 24°C – 29°C
    Kelembapan udara: 76% – 93%
    Kecepatan angin: 15,7 km/jam dari arah Barat Daya.

    Melihat prakiraan cuaca di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik yang cenderung hujan, maka masyarakat disarankan untuk selalu membawa payung atau jas hujan saat beraktivitas di luar ruangan guna mengantisipasi hujan yang bisa turun sewaktu-waktu.

    Perubahan cuaca dapat terjadi secara mendadak, sehingga penting untuk memantau informasi terbaru dari BMKG atau menggunakan aplikasi cuaca sebelum memulai aktivitas. Dengan memahami prakiraan cuaca ini, masyarakat dapat lebih siap, nyaman, dan aman dalam menjalankan kegiatan sehari-hari.

    Tetap waspada dan siapkan perlengkapan yang diperlukan untuk menghadapi potensi hujan di wilayah Surabaya Raya hari ini. (fyi/ted)

  • Di Bawah Rintik Hujan, Ritual Barong Ider Bumi 2025 Berlangsung Khidmat dan Meriah

    Di Bawah Rintik Hujan, Ritual Barong Ider Bumi 2025 Berlangsung Khidmat dan Meriah

    Liputan6.com, Banyuwangi Ritual adat Barong Ider Bumi 2025 kembali digelar dengan khidmat di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, pada Selasa (1/4/2025). Meski diguyur hujan, acara yang rutin dilaksanakan setiap tanggal 2 Syawal ini tetap ramai dikunjungi masyarakat yang ingin menyaksikan tradisi sakral tersebut.

    Sebagai bagian dari perayaan Lebaran di Banyuwangi, Barong Ider Bumi menjadi daya tarik utama bagi warga setempat maupun wisatawan. Ritual ini diyakini memiliki kekuatan untuk menolak bala dan telah dijalankan secara turun-temurun oleh masyarakat Desa Kemiren.

    Tokoh masyarakat adat Desa Kemiren, Suhaimi, menjelaskan bahwa ritual Barong Ider Bumi pertama kali dilakukan sekitar tahun 1840-an. Kala itu, Desa Kemiren dilanda wabah yang menyebabkan banyak korban jiwa serta gagal panen akibat serangan hama. Keadaan semakin sulit dengan masa paceklik yang berkepanjangan.

    “Sesepuh desa saat itu meminta saran kepada Mbah Buyut Cili, leluhur Desa Kemiren. Dalam mimpi, beliau mendapat petunjuk agar warga mengadakan arak-arakan Barong keliling kampung sebagai upaya penolak bala,” ungkap Suhaimi, Selasa (1/4/2025)

    Barong dalam tradisi ini digambarkan sebagai sosok makhluk bermahkota dengan sayap yang dipercaya mampu melindungi desa dari marabahaya.

    “Ritual diawali dengan doa yang dipanjatkan oleh para tokoh pelestari Barong di petilasan Buyut Cili,” tambah Suhaimi.

    Kepala Desa Kemiren, Arifin, mengungkapkan rasa syukur atas terlaksananya ritual tahun ini meskipun dalam kondisi hujan.

    “Kita tetap bersyukur karena hujan adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa,” ujarnya.

  • Pria dan Wanita Surabaya Meninggal Bersama dalam Mobil, Sudah Seharian Parkir

    Pria dan Wanita Surabaya Meninggal Bersama dalam Mobil, Sudah Seharian Parkir

    Surabaya (beritajatim.com) – Seorang pria dan wanita ditemukan meninggal dunia di dalam mobil yang terparkir di Jalan Ngagel Jaya Utara, Kota Surabaya, Selasa (01/04/2025). Belum diketahui secara pasti penyebab kematian kedua orang itu.

    Mahardika (34) warga sekitar mengatakan, penemuan keduanya bermuka dari seorang tukang sapu jalanan yang curiga terhadap keberadaan mobil yang tidak bergeser dari hari Senin (31/03/2025). Mesin mobil, lampu sein, dan AC dalam kondisi menyala.

    “Mobil sudah ada dari kemarin. Tadi setelah dilihat kok ada dua orang yang seperti tertidur. Lalu lapor ke Polsek Gubeng,” kata Dika.

    Bagian pintu mobil tidak dikunci. Sehingga petugas bisa melakukan evakuasi dengan mudah. Dari keduanya, polisi menemukan kartu identitas pria bernama Hari Aditya (26) warga Simo Sidomulyo dan Vitria (23) warga Kedung Baruk Kota Surabaya.

    Hari dalam posisi badan tertidur dan kaki menekuk di kursi pengemudi. Sementara Vitria duduk di kursi samping pengemudi dengan kondisi bersandar di pintu mobil.

    “Kalau dilihat tadi petugas mengamankan 2 KTP, Handphone dan juga ada minuman kemasan,” tutur Dika.

    Untuk mengetahui penyebab kematian, kedua jenazah lantas dibawa ke RSUD dr. Soetomo untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

    Sementara itu, Kapolsek Gubeng Kompol Eko belum memberikan tanggapan atas peristiwa ini. (ang/but)

  • Heboh Sepeda Motor Masuk Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, Pengendara Mengaku Ikuti Aplikasi Maps

    Heboh Sepeda Motor Masuk Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, Pengendara Mengaku Ikuti Aplikasi Maps

    Lalu, lanjut Thomas, petugas di GT Perbaungan menginfokan kepada petugas di Sentral Komunikasi (Senkom) MKTT terkait kejadian tersebut dan meminta petugas di lapangan untuk menyisir jalan tol.

    Petugas lapangan segera melakukan penyisiran dan menemukan pengendara kendaraan roda dua tersebut di km 49 B (arah Medan) sekitar pukul 07.45 WIB.

    Selanjutnya, kendaraan roda dua tersebut dievakuasi dengan menggunakan kendaraan operasional oleh petugas untuk keluar jalan tol melalui GT Lubuk Pakam dan langsung ditangani oleh petugas di GT Lubuk Pakam.

    “Berdasarkan pengakuan, pengendara kendaraan roda dua tersebut memasuki jalan tol karena mengikuti aplikasi maps dan belum memahami tentang jalan tol,” terangnya.

  • Sepasang Pria dan Wanita Ditemukan Meninggal di Dalam Mobil yang Terparkir 2 Hari di Surabaya – Halaman all

    Sepasang Pria dan Wanita Ditemukan Meninggal di Dalam Mobil yang Terparkir 2 Hari di Surabaya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA – Sepasang pria HAB (26) dan wanita QV (23) ditemukan meninggal dunia di dalam mobil di Jalan Ngagel Jaya Utara, Gubeng, Surabaya, Jawa Timur.

    Saat ditemukan meninggal dunia, kondisi mobil yang ditumpangi keduanya masih dalam kondisi menyala. AC, dan lampu sein mobil juga masih menyala.

    Penemuan ini bermula dari kecurigaan seorang asisten rumah tangga (ART) yang tinggal di sekitar lokasi.

    Mobil tersebut pertama kali terlihat berhenti sejak Minggu (30/3/2025). 

    Awalnya, saksi mengira mobil itu hanya parkir sementara. Namun, hingga Selasa (1/4/2025) pagi, kendaraan itu masih berada di tempat yang sama.

    Merasa ada sesuatu yang tidak beres, ART tersebut melaporkan temuannya kepada tetangga dan pengurus RT setempat.

    Bersama beberapa warga, mereka mencoba mengetuk kaca mobil, tetapi tidak ada respons dari dalam. Akhirnya, mereka segera menghubungi pihak berwenang melalui layanan darurat 110.

    Korban Dinyatakan Meninggal

    Petugas medis dari Pemkot Surabaya dan BPBD tiba di lokasi sekitar pukul 08.40 WIB.

    Saat pemeriksaan dilakukan, mereka menemukan dua orang di dalam mobil dalam keadaan tidak sadar.

    Setelah dilakukan pengecekan medis, keduanya dipastikan telah meninggal dunia.

    “Petugas terkait tiba di lokasi langsung melakukan pengecekan dan penanganan korban tidak sadar. Setelah pengecekan oleh TGC Timur, kedua korban dinyatakan meninggal dunia,” ujar Kabid Darlog BPBD Kota Surabaya, Buyung Hidayat, saat dihubungi, Selasa (1/4/2025).

    Korban pria berinisial HAB (26), warga Petemon, ditemukan dalam posisi duduk di kursi pengemudi.

    Sedangkan korban wanita berinisial QV (23), warga Kedung Baruk, ditemukan tak bernyawa di kursi penumpang depan.

    Tidak ditemukan bekas kekerasan

    Kepolisian yang datang ke lokasi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

    Dari hasil pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban maupun di sekitar mobil.

    Bahkan, barang berharga mereka seperti ponsel, uang, dan perhiasan masih utuh.

    Kapolsek Gubeng, Kompol Eko Sudarmanto, menyebut bahwa kedua korban diduga merupakan pasangan sejoli karena memiliki alamat yang berbeda.

    “Kalau saya lihat KTP-nya bukan (pasangan suami istri). Mungkin itu (masih pacaran). Karena bukan satu alamat, alamatnya berbeda,” ungkapnya.

    Masih Menunggu Hasil Autopsi

    Kepastian mengenai penyebab kematian masih menunggu hasil autopsi di RSUD dr. Soetomo Surabaya.

    Berdasarkan kondisi jenazah, polisi memperkirakan bahwa keduanya sudah meninggal sejak Minggu (30/3/2025).

    Terlepas dari hasil autopsi yang masih dilakukan, Kompol Eko memastikan bahwa hasil visum luar tidak menemukan tanda-tanda kekerasan atau tindak pidana.

    “Gak ada tanda-tanda (mencurigakan yang aneh). Secara umum tidak ada. Kayak orang meninggal wajar. Sudah kami amankan. Mobil kami amankan. Kami penyelidikan lebih lanjut,” pungkasnya.

    Saat ini, pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap misteri kematian pasangan tersebut.

    Penulis: Luhur Pambudi

  • Momen Lebaran, Gibran Dapat Masukan dari Jokowi soal Jadi Wapres – Halaman all

    Momen Lebaran, Gibran Dapat Masukan dari Jokowi soal Jadi Wapres – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SOLO – Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming Raka mendapatkan masukan dari ayahnya, Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi.

    Diketahui, Gibran mengajak istrinya Selvi Ananda  dan kedua anaknya Jan Ethes dan La Lembah ke rumah orangtuanya Jokowi dan Iriana Jokowi pada Selasa (1/4/2025).

    Ditemui di lokasi berbeda, Gibran mengaku tidak terlalu lama berbincang dengan kedua orang tuanya pada momen Lebaran kali ini.

    Hal itu tak lain karena pada momen tersebut keluarga besarnya tengah berkumpul.

    “Nggak ngobrol, karena banyak orang di situ. Saya ketemu pakde budhe yang lain,” ungkap Gibran.

    Namun demikian, Gibran menerangkan bahwa dirinya sempat mendapat masukan dari Jokowi.

    Masukan tersebut terkait kinerja dirinya yang kini duduk sebagai orang nomor dua di Indonesia.

    “Ya ada beberapa masukan,” lanjut Gibran.

    Disinggung terkait masukan yang diberikan Jokowi kepada dirinya, Gibran enggan mengungkapkannya.

    “Lihat nanti saja ya,” pungkasnya.

    Temui warga

    Dari informasi yang diperoleh, Gibran pulang ke Solo sejak Senin (31/3/2025) siang kemarin.

    Namun Gibran baru beraktivitas seperti blusukan dan bagi-bagi sembako pada hari kedua Lebaran kali ini.

    Gibran membagikan sejumlah paket sembako bertuliskan Bantuan Wakil Presiden RI di depan halaman Gedung Serbaguna Graha Saba Buana jalan Letjen Suprapto, Kelurahan Sumber Kecamatan Banjarsari Kota Solo.

    Dengan ditemani Wali Kota Solo Respati Ardi, Gibran juga memanfaatkan waktu pulang kampung untuk blusukan menemui warga.

    “Hari ini kita ngecek beberapa tempat dengan pak Wali Kota,” ujar Gibran saat ditemui awak media di depan Graha Saba Buana, Selasa (1/4/2025).

    Gibran menjelaskan bahwa dirinya membagikan paket sembako kepada warga Kota Bengawan di dua tempat yang berbeda yakni depan Graha Saba Buana dan Masjid Raya Sheikh Zayed.

    Lebih lanjut, Gibran mengaku memang kesempatan pulang kampung saat Lebaran kali ini juga ia memanfaatkannya untuk mendengar keluhan warga.

    “Mumpung mampir Solo dua malam, cukuplah untuk menampung aspirasi nanti ditindaklanjuti pak Wali Kota,” lanjut dia.

    Sebagai informasi, Gibran blusukan di sejumlah lokasi di Kota Solo pada hari ini seperti di Kelurahan Tipes, Kecamatan Serengan dan di Kampung Kratonan, Kecamatan Serengan.

    Gibran memang telah sampai di Kota Solo sejak Senin (31/3/2025) siang kemarin.

    Bahkan pada Selasa siang kemarin, Gibran sempat menemui Wali Kota Solo Respati Ardi yang tengah menggelar open house di rumah dinasnya, Loji Gandrung.

     

    Penulis: Andreas Chris Febrianto

    dan

    Balik Kampung, 2 Lokasi di Solo Ini Jadi Sasaran Wapres RI Gibran Bagi-bagi Sembako

  • Ambulans Diduga Bawa ‘Pasien’ Berwisata Terobos Kemacetan Arus Mudik Pakai Strobo di Tol Bocimi

    Ambulans Diduga Bawa ‘Pasien’ Berwisata Terobos Kemacetan Arus Mudik Pakai Strobo di Tol Bocimi

    Liputan6.com, Sukabumi – Sebuah mobil ambulans dihentikan petugas Posko Pengamanan (Pospam) saat terobos kepadatan arus mudik dengan menyalakan sirine dan rotator di Exit Tol Bogor – Ciawi – Sukabumi (Bocimi) Seksi III Parungkuda, Kabupaten Sukabumi. 

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Sukabumi, Ipda M Yanuar Fajar menerangkan, upaya penghentian ambulans yang terjadi pada Selasa (1/4/2025) itu bermula dari kecurigaan petugas saat melihat sejumlah penumpang di dalam mobil ambulans. 

    “Betul, kondisinya lagi padat di exit Tol Parung kuda, ambulans tersebut melambung ke kanan pakai sirine dan rotator, pas dicek enggak bawa pasien,” ujar M Yanuar. 

    Menurut pengakuan salah seorang warga dalam ambulans tersebut kepada polisi, bahwa beberapa warga dalam ambulans ini sedang menuju RSUD Sekarwangi Cibadak untuk membesuk pasien.  

    “Namun demikian, dengan jumlah penumpang yang banyak dan pakaian yang tidak memungkinkan, menimbulkan kecurigaan,” jelasnya. 

    Ambulans bertuliskan Desa Kompa, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi yang membawa beberapa orang saat lebaran ini, diduga merupakan pemudik yang hendak berwisata. 

    “Iya, dugaannya rombongan itu seperti hendak pergi liburan atau pergi ke tempat wisata,” sambung dia. 

    Lebih lanjut, para penumpang dan sopir mobil ambulans bawa pemudik tersebut kemudian diberi arahan dan edukasi oleh kepolisian. Bahwa penggunaan mobil ambulans hanya untuk kebutuhan darurat pasien. 

    “Tindakan yang dilakukan diputar arah, kalaupun itu memang mau menengok tidak diperkenankan menggunakan kendaraan darurat (ambulans) karena sifatnya tidak urgensi jadi diputar arah disuruh menggunakan kendaraan pribadi tanpa prioritas,” tegasnya.