Jenis Media: Regional

  • Arus Balik Lebaran, 93 Persen Tiket KAI di Daop 6 Yogyakarta Ludes

    Arus Balik Lebaran, 93 Persen Tiket KAI di Daop 6 Yogyakarta Ludes

    Yogyakarta, Beritasatu.com – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta telah menjual total 93% dari total tiket yang ada pada H+5 Lebaran, Sabtu (5/4/2025).

    Daop 6 Yogyakarta mencatat telah memberangkatkan 30.197 penumpang hingga pukul 09.00 WIB hari ini. Sementara itu, sebanyak 29.112 penumpang tercatat tiba di wilayah tersebut.

    Tiga stasiun dengan jumlah penumpang berangkat terbanyak di wilayah Daop 6 Yogyakarta adalah Stasiun Tugu Yogyakarta dengan 11.075 penumpang, disusul Stasiun Solo Balapan sebanyak 7.921 penumpang, serta Stasiun Lempuyangan dengan 4.466 penumpang.

    Adapun untuk kedatangan, Stasiun Yogyakarta mencatat jumlah tertinggi dengan 11.187 pelanggan, diikuti oleh Stasiun Solo Balapan sebanyak 6.561 pelanggan, dan Stasiun Lempuyangan sebanyak 6.544 pelanggan.

    Secara keseluruhan, hingga hari ke-16 masa angkutan Lebaran 2025, Daop 6 Yogyakarta telah mencatat sebanyak 369.479 penumpang yang diberangkatkan. Sementara itu, jumlah kumulatif penumpang yang tiba di wilayah Daop 6 Yogyakarta mencapai 397.457 orang.

    “Untuk pantauan penjualan tiket KA Lebaran, hingga 5 April 2025, penjualan tiket KA Lebaran di Daop 6 Yogyakarta secara total telah terjual 422.041 tiket atau 93% dari total kapasitas yang disediakan, yakni sebanyak 453.862 tiket,” kata Manajer Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Feni Novida Saragih kepada Beritasatu.com.

    Untuk arus balik, Daop 6 Yogyakarta memprediksi puncak kedatangan akan terjadi pada Minggu, (6/4/2025), dengan penjualan tiket yang telah mencapai sekitar 29.000. Jumlah tersebut masih dapat berubah, mengingat proses penjualan tiket masih terus berlangsung.

    Selama masa arus balik Angkutan Lebaran, KAI Daop 6 Yogyakarta mengoperasikan sebanyak 37 perjalanan kereta api jarak jauh setiap harinya.

    Sejak Minggu (30/3/2025), Daop 6 menambahkan satu kereta api tambahan dengan relasi Yogyakarta–Gambir. Selain itu, kapasitas angkut juga ditingkatkan melalui penambahan stamformasi atau gerbong pada rangkaian KA tambahan relasi yang sama.

    Dengan total kapasitas mencapai 453.862 kursi selama periode angkutan Lebaran, KAI berkomitmen menghadirkan layanan transportasi yang andal, nyaman dan tepat waktu bagi seluruh pelanggan.

    KAI Daop 6 Yogyakarta juga mengimbau para pelanggan untuk memanfaatkan fasilitas face recognition yang tersedia di tiga stasiun, yakni Yogyakarta, Lempuyangan dan Solo Balapan.

    Teknologi ini memudahkan proses boarding tanpa harus menunjukkan tiket cetak maupun kartu identitas.

    Selain itu, pelanggan juga diingatkan untuk mengatur waktu keberangkatan dari rumah ke stasiun agar tidak terlalu mepet, demi kenyamanan dan kelancaran perjalanan.

    Daop 6 Yogyakarta menyampaikan bahwa KAI mengimbau masyarakat untuk tetap disiplin, waspada, dan berhati-hati saat melintasi perlintasan sebidang kereta api.

    Disebutkan bahwa selama masa angkutan Lebaran, terdapat peningkatan jumlah perjalanan kereta api, sehingga intensitas KA yang melintas pun semakin tinggi.

    Karena itu, masyarakat diajak untuk bersama-sama menjaga keselamatan demi keluarga tercinta yang menanti di rumah.

    Daop 6 Yogyakarta juga menyampaikan apresiasi atas kepercayaan masyarakat yang telah memilih kereta api sebagai moda transportasi utama untuk mudik Lebaran.

  • Angkutan Mudik Balik Gratis, 10 Bus Berangkat dari Lamongan Menuju Jakarta

    Angkutan Mudik Balik Gratis, 10 Bus Berangkat dari Lamongan Menuju Jakarta

    Lamongan (beritajatim.com) – Sebanyak 10 unit bus angkutan balik gratis, diberangkatkan dari Kabupaten Lamongan menuju Jakarta, Sabtu (5/4/2025).

    Rombongan masyarakat yang akan kembali ke Jakarta dilepas oleh Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, di Halaman Kantor UPT P3 LLAJ Lamongan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur.

    Yuhronur menyampaikan, angkutan balik gratis merupakan buah kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Lamongan dan Provinsi Jawa Timur. Tujuannya untuk memfasilitasi masyarakat dalam perjalanan balik secara gratis.

    “Kami sangat berterima kasih kepada Ibu Gubernur dan Pak Wagub yang terus membantu kami di Kabupaten Lamongan. Dari sebelumnya hanya 3 bus, kini kami berhasil menyediakan 10 bus untuk masyarakat,” kata Yuhronur.

    Bupati yang akrab disapa Pak Yes itu menambahkan, penyediaan bus gratis ini diharapkan dapat memudahkan masyarakat dalam mendapatkan tiket pulang. Terutama di tengah tingginya permintaan perjalanan mudik.

    “Sekarang ini sulit sekali mencari tiket, bukan karena tidak ada uang, tetapi karena kebutuhan masyarakat untuk perjalanan mudik semakin meningkat,” katanya.

    Pak Yes berharap dengan adanya bus gratis ini, kepadatan lalu lintas dapat berkurang, sehingga angka kecelakaan lalu lintas juga dapat diturunkan.

    “Kami semua berharap agar tahun ini perjalanan mudik dan balik dapat berjalan lancar, dan angka kecelakaan lalu lintas semakin menurun,” tuturnya.

    Sementara itu, Kepala UPT P3 LLAJ Lamongan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur, Achmad Fadil, menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah provinsi dan kabupaten dalam menyediakan layanan transportasi bagi masyarakat.

    “Kami berharap ke depan, Pemerintah Kabupaten Lamongan dapat menyediakan lebih banyak bus, sehingga kontribusi dan kolaborasi ini semakin meningkat,” ungkapnya.

    Fadil juga menyampaikan harapan agar lokasi pemberangkatan bisa dilakukan di Pendopo Lokatantra, Mengingat Pendopo merupakan tempat yang sakral guna memberikan kesan yang lebih bermakna bagi masyarakat.

    “Kami ingin tempatnya lebih sakral, agar masyarakat merasa lebih dihargai dalam perjalanan mudik mereka. Dengan langkah ini, diharapkan masyarakat dapat merasakan kemudahan dan kenyamanan dalam perjalanan mudik balik, serta menciptakan suasana yang aman dan tertib di jalan raya,” ucapnya. (fak/ian)

  • Cara Keji Anggota TNI AL Bunuh Juwita: Piting dan Cekik hingga Tewas

    Cara Keji Anggota TNI AL Bunuh Juwita: Piting dan Cekik hingga Tewas

    Banjarbaru, Beritasatu.com – Anggota TNI AL berinisial Kelasi Satu Jumran diduga membunuh jurnalis perempuan Juwita (23) dengan cara dipiting dan dicekik. Hal ini terungkap dalam rekonstruksi kasus pembunuhan itu digelar Denpomal Banjarmasin, Sabtu (5/4/2025).

    Tersangka Jumran yang mengenakan pakaian tahanan memeragakan 33 adegan pembunuhan Juwita dalam reka ulang kasus tersebut di Jalan Trans Kalimantan, Kecamatan Cempaka, Banjarbaru, Kalimantan Selatan. 

    Dalam adegan rekonstruksi yang diperagakan Jumran dan dikawal ketat polisi militer TNI AL terungkap, Juwita dibunuh di dalam mobil. Sementara sepeda motor milik wartawati Newsway.co.id ditinggal di sebuah pusat perbelanjaan di Banjarbaru.

    Juwita dibawa dengan mobil, lalu lehernya dipiting dan dicekik oleh Jumran sampai korban tewas kehabisan napas.

    Setelah menghabisi nyawa korban, prajurit TNI AL itu kemudian meminta seseorang mengambilkan motor milik korban yang sebelumnya ditinggal di pusat perbelanjaan. Kemudian motor itu dibawa ke lokasi kejadian.

    Dalam reka ulang itu juga terungkap, Jumran membuat skenario seolah-olah Juwita tewas akibat kecelakaan lalu lintas. Ia membuat motor korban seakan-akan rusak akibat terjatuh. 

    Jumran juga diketahui menghancurkan ponsel milik korban. Dalam ponsel itu terdapat video diduga bukti kekerasan seksual atau pemerkosaan yang dilakukan anggota TNI AL itu terhadap Juwita beberapa waktu sebelumnya. Tersangka sengaja menghancurkannya untuk menghilangkan barang bukti.

    Tak berselang lama, tersangka akhirnya mengeluarkan korban dari dalam mobil dan menempatkannya di pinggir jalan bersama sepeda motor yang sudah dicuci untuk menghilangkan sidik jarinya. Hingga tersangka melanjutkan perjalanannya menggunakan mobil yang ia sewa.

    “Rekonstruksi berjalan lancar. Untuk motif memang harus mendapatkan peristiwa secara utuh, ini masih proses penyidikan berjalan. Kami terus berkoordinasi untuk bisa mendapatkan peristiwa itu secara utuh,” ucap kuasa hukum keluarga Juwita, Dedi Sugianto.

    Hingga kini, Denpomal Banjarmasin masih belum memberikan keterangan resmi terkait rekonstruksi kasus pembunuhan jurnalis Juwita oleh anggota TNI AL Jumran karena proses penyidikan masih berlangsung.

    Selanjutnya anggota TNI AL tersangka pembunuh jurnalis dan sejumlah barang bukti akan diserahkan ke oditur militer oleh Denpomal untuk didakwa ke pengadilan militer.

  • Ditinggal Beli Rokok, Rumah di Tulungagung Tiba-Tiba Terbakar

    Ditinggal Beli Rokok, Rumah di Tulungagung Tiba-Tiba Terbakar

    Tulungagung (beritajatim.com) – Sebuah rumah milik warga di Dusun Talapan, Desa Waung, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, hangus terbakar pada Jumat (4/4/2025) malam. Rumah tersebut diketahui milik M Rofik (36). Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun kerugian materi ditaksir mencapai Rp80 juta.

    Kebakaran diduga disebabkan oleh korsleting listrik. Saat kejadian, pemilik rumah tengah berada di luar dan diduga lupa mematikan kipas angin yang masih menyala.

    Kasi Humas Polres Tulungagung, Ipda Nanang Murdianto menjelaskan bahwa peristiwa ini terjadi sekitar pukul 22.00 WIB. Api pertama kali diketahui oleh seorang saksi yang melihat asap mengepul dari dalam rumah korban.

    “Saksi kemudian memberitahu warga lainnya dan segera menghubungi korban yang saat itu sedang berada di toko kelontong untuk membeli rokok. Setelah dicek bersama, benar rumah korban sudah dalam kondisi terbakar,” ujarnya, Sabtu (5/4/2025).

    Petugas dari Polsek Boyolangu yang menerima laporan segera berkoordinasi dengan petugas Pemadam Kebakaran Tulungagung. Tiga unit mobil pemadam diterjunkan ke lokasi kejadian untuk memadamkan api.

    “Anggota Polsek Boyolangu tiba di lokasi bersama petugas Damkar dan warga sekitar untuk membantu proses pemadaman. Api berhasil dipadamkan total sekitar pukul 22.45 WIB,” terangnya.

    Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), kebakaran diduga berasal dari korsleting listrik pada stop kontak model “T” yang tersambung dengan pemancar WiFi dan kipas angin. Tepat di bawah kipas angin terdapat tumpukan kertas di atas spring bed, yang mempercepat penyebaran api saat terjadi percikan.

    “Diduga korban menyalakan kipas angin sejak pukul 16.30 WIB dan lupa mematikannya saat pergi keluar rumah pada pukul 18.30 WIB,” pungkasnya. [nm/ian]

  • Soal Kasus Guru Silat Cabuli Anak di Bawah Umur, Bupati Wonogiri: Harus Dihukum Setimpal – Halaman all

    Soal Kasus Guru Silat Cabuli Anak di Bawah Umur, Bupati Wonogiri: Harus Dihukum Setimpal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – S (56), seorang guru silat asal Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, dilaporkan mencabuli tujuh murid perempuannya.

    Merespons hal tersebut, Bupati Wonogiri, Setyo Sukarno menyatakan, pihaknya akan bersikap tegas dalam menangani kasus itu.

    Menurut Setyo, tak akan ada toleransi dan ampun untuk pelaku tindak pidana pencabulan anak di bawah umur.

    “Ini akan berdampak pada masa depan anak, maka tidak ada ampun lagi untuk pelaku.”

    “Tentunya harus mendapatkan hukuman yang setimpal,” jelasnya, dilansir Tribun Solo, Sabtu (5/4/2025).

    Setyo berujar, akan dilakukan koordinasi bersama dinas terkait untuk memberikan pendampingan kepada anak-anak yang menjadi korban.

    “Pemerintah daerah tidak mentoleransi terhadap pelanggaran kepada anak di bawah umur,” tambahnya.

    Selain itu, Setyo tak menampik kasus pelanggaran Undang-Undang Perlindungan Anak di Wonogiri terus terulang.

    Ia menyebut, hal itu menjadi pekerjaaan rumah yang mesti segera diselesaikan.

    Menurutnya, pemerintah daerah tak kurang dalam melakukan tindakan preventif seperti sosialisasi melalui tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga dunia pendidikan agar kasus sama tidak terjadi lagi.

    “Kita juga heran, hukuman minimal 5 tahun tapi kok masih melakukan.”

    “Mestinya itu menjadi efek jera, di Wonogiri kan selalu diterapkan, tidak ada ampun untuk pelaku-pelaku seperti itu. Ini memang menjadi PR,” ucapnya.

    Diberitakan sebelumnya, polisi telah menangkap S yang diduga mencabuli sejumlah anak di bawah umur.

    Sampai saat ini ada tujuh korban yang diduga menjadi korban pencabulan itu. Para korban berusia antara 15 sampai 17 tahun.

    Perbuatan pelaku dilakukan pada sekitar bulan September 2023 sampai April 2024. 

    “Perbuatan cabul itu dilakukan berulang kali, dimungkinkan ada korban lain.” 

    “Di perguruan itu, anak asuh atau yang dilatih oleh pelaku cukup banyak,” kata Kasi Humas Polres Wonogiri, AKP Anom Prabowo, Sabtu.

    Pihaknya pun mengimbau kepada masyarakat yang juga menjadi korban supaya melapor kepada kepolisian.

    Menurutnya, identitas korban dan pelapor akan dijamin kerahasiaanya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Guru Silat Cabuli 7 Muridnya di Wonogiri, Bupati Setyo Sukarno Tegaskan tak Ada Ampun dan Toleransi.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunSolo.com/Erlangga Bima)

  • Pengakuan Penjaga Palang soal KA Batara Kresna Tabrak Mobil di Sukoharjo – Halaman all

    Pengakuan Penjaga Palang soal KA Batara Kresna Tabrak Mobil di Sukoharjo – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Inilah update kasus kecelakaan yang melibatkan Kereta Api (KA) Batara Kresna dan mobil Daihatsu Sigra putih di perlintasan rel kereta api di Kelurahan Gayam, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (26/3/2025).

    Terkini, penjaga palang pintu KA Batara Kresna di perlintasan PJL 19, Surya Hendra Kusuma mengatakan, insiden kecelakaan itu terjadi karena alat komunikasi tidak berfungsi. 

    Sebagaimana diketahui, peristiwa kecelakaan ini menewaskan empat orang pemudik dari Jakarta yang menuju Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Wonogiri.

    “Alat komunikasi radio (Rig) yang kami gunakan di pos saat itu tidak bisa dipakai seperti biasanya. Saya tidak mendapatkan kabar keberangkatan kereta dari stasiun Nguter,” jelas Surya, dilansir Tribun Solo, Sabtu (5/4/2025).

    Surya menyebut, sistem informasi antar-penjaga lintasan selama ini masih mengandalkan WhatsApp lantaran keterbatasan sarana komunikasi yang diberikan oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Sukoharjo.

    “Kami hanya difasilitasi Rig dan HT (Handy Talky), tapi HT jangkauannya terbatas, dan Rig tidak mencakup semua lintasan. Akhirnya kami komunikasi pakai WhatsApp,” ujarnya.

    Surya menyatakan, dirinya baru memperoleh informasi keberangkatan kereta dari Stasiun Nguter pada pukul 08.18 WIB yang disampaikan oleh PJL Songgorunggi.

    Sebelum di PJL 19 pos yang dijaga oleh Surya, masih ada satu pos lintasan lain, yaitu PJL 21 di Begajah.

    “Dari PJL 21 tidak ada informasi yang masuk ke saya. Jadi memang informasi yang saya terima sudah sangat mepet,” terangnya.

    Akibat keterlambatan informasi dan kendala teknis pada palang pintu, Surya mengaku sempat mencoba menutup palang secara manual.

    Namun, usaha itu tak membuahkan hasil karena palang tak tertutup sempurna sedangkan mobil sudah berada di atas rel.

    “Saya sudah coba tutup manual, tapi gagal tertutup sempurna. Mobil sudah terlanjur masuk ke jalur rel saat itu, jadi kecelakaan tidak bisa dihindari,” ujarnya.

    Korban Jiwa

    Diberitakan sebelumnya, mobil Daihatsu Sigra putih dengan nomor polisi B 2883 BYJ itu diketahui tengah dalam perjalanan mudik dari Jakarta menuju Sukoharjo dan Wonogiri.

    Saat kecelakaan terjadi, sebanyak tujuh orang berada di dalam mobil di mana empat korban meninggal dunia.

    Para korban jiwa ialah Agus (41), Linda (45) dan Nabila (15) serta sepupu, Purwanto.

    Sementara itu, korban yang menjalani perawatan di rumah sakit adalah Purwanto, Sri Lestari (43) dan dua anaknya, Kanda (17) serta Saifana (15).

    Sepupu dari Purwanto, Suparjo (58) mengatakan, dirinya tak mengetahui kabar bahwa Purwanto dan keluarga hendak mudik ke kampung halaman di wilayah Celep, Kecamatan Nguter, Sukoharjo.

    Ia menyebut, Purwanto jarang pulang kampung ke kediaman mertuanya pada momen Lebaran karena sakit. 

    Menurutnya, sudah empat kali Idulfitri suami dari Sri Lestari itu tak mudik.

    “Yang perempuan (Sri Lestari), karena asli Celep, setiap tahun (mudik). Bapaknya (Purwanto) jarang karena sakit,” ujar Suparjo, Rabu (26/3/2025).

    Rombongan pemudik itu berangkat dari Jakarta pada Selasa, 25 Maret 2025.

    Akan tetapi, sebelum tiba di kampung halaman, mereka mengalami kecelakaan saat melintasi rel kereta api.

    Suparjo tak mengetahui bahwa Purwanto dan keluarga tengah dalam perjalanan mudik ke kampung halaman.

    Ia mendapati sepupunya itu pulang kampung justru karena adanya informasi kecelakaan di perjalanan. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Pengakuan Penjaga Palang Pintu saat Batara Kresna Tabrak Sigra di Sukoharjo: Alat Komunikasi Rusak.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunSolo.com/Anang Maruf)

  • Arus Balik di Terminal Seloaji Ponorogo Tak Sebanyak H+3, Surabaya Jadi Tujuan Favorit

    Arus Balik di Terminal Seloaji Ponorogo Tak Sebanyak H+3, Surabaya Jadi Tujuan Favorit

    Ponorogo (beritajatim.com) — Arus balik Lebaran 2025 di Terminal Tipe A Seloaji Ponorogo masih terpantau ramai dan lancar hingga H+5 Lebaran. Meski tak seramai dua hari sebelumnya, terminal yang menjadi pusat pergerakan penumpang dari wilayah barat Jawa Timur ini, tetap dipadati oleh ribuan pemudik yang hendak kembali ke kota perantauan.

    Menurut data yang dihimpun dari pihak terminal, jumlah penumpang yang berangkat pada Sabtu (5/4) ini diperkirakan mencapai 4.000 hingga 5.000 orang. Namun, angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan lonjakan tertinggi yang terjadi pada H+3 Lebaran, yakni mencapai 5.332 penumpang dalam satu hari.

    “Pantauan arus balik hari ini di terminal ramai lancar,” kata Kepala Terminal Tipe A Seloaji Ponorogo, Purwanto, saat ditemui wartawan Beritajatim di peron keberangkatan, Sabtu siang.

    Purwanto menyebut, pergerakan arus balik sudah mulai tampak sejak H+1 Lebaran dan terus meningkat secara bertahap. Tercatat, pada H+1 atau Selasa (1/4), jumlah keberangkatan penumpang mencapai 3.206 orang.

    Sehari berselang meningkat menjadi 3.922 orang, dan kemudian melonjak drastis pada Kamis (3/4) atau H+3 Lebaran dengan 5.332 penumpang. Meski sempat menurun menjadi 4.816 orang di H+4, terminal tetap dipenuhi hiruk pikuk pemudik yang mulai kembali ke kota tujuan masing-masing.

    “Lonjakan signifikan yang tidak disangka-sangka terjadi di H+3 Lebaran, sebanyak 5.332 orang. Sementara hari ini diperkirakan masih di bawah itu, kisaran 4.000-an penumpang,” jelas Purwanto.

    Menariknya, dari data pergerakan arus balik, mayoritas penumpang memilih bus dengan rute antar kota dalam provinsi (AKDP). Jurusan Surabaya menjadi tujuan paling dominan, mengalahkan rute antar kota antar provinsi (AKAP) yang hanya mencatatkan ratusan penumpang per harinya.

    “Paling banyak masih arus balik untuk jurusan antar kota dalam provinsi dengan tujuan mayoritas Surabaya,” ungkapnya.

    Meski arus balik terpantau ramai, pihak terminal memastikan seluruh layanan tetap berjalan optimal. Petugas lapangan disiagakan penuh untuk membantu kelancaran penumpang, termasuk dalam proses pengaturan jadwal keberangkatan, hingga pengawasan protokol keamanan.

    “Selama arus balik ini, kami pastikan operasional terminal tetap maksimal. Koordinasi dengan pihak PO (perusahaan otobus) juga terus kami lakukan agar tidak terjadi penumpukan penumpang,” pungkas Purwanto. (end/ian)

  • 1
                    
                        Habisi Jurnalis Juwita di Atas Mobil, Oknum Anggota TNI AL Peragakan 33 Adegan
                        Regional

    1 Habisi Jurnalis Juwita di Atas Mobil, Oknum Anggota TNI AL Peragakan 33 Adegan Regional

    Habisi Jurnalis Juwita di Atas Mobil, Oknum Anggota TNI AL Peragakan 33 Adegan
    Tim Redaksi
    BANJARBARU, KOMPAS.com
    – Rekonstruki
    pembunuhan jurnalis
    Juwita oleh seorang oknum anggota TNI Angkatan Laut bernama Jumran diperagakan dalam 33 adegan.
    Rekonstruksi digelar Polisi Militer (POM) TNI Angkatan Laut di Banjarmasin pada Sabtu (5/4/2025).
    Rekonstruksi berlangsung di lokasi di mana jenazah Juwita ditemukan, yaitu di wilayah Gunung Kupang, Kecamatan Cempaka, Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
    Dedi Sugianto, salah satu kuasa hukum keluarga Juwita, menyatakan bahwa rekonstruksi tersebut dengan jelas menggambarkan bagaimana pembunuhan terhadap korban telah direncanakan dengan matang.
    “Proses rekonstruksi, tersangka Jumran memeragakan 33 adegan,” ujar Dedi kepada wartawan di lokasi rekonstruksi.
    Pembunuhan Juwita bermula ketika Jumran datang ke Banjarbaru untuk menemui korban.
    Setibanya di sana, Jumran menyewa sebuah mobil, dan di atas mobil itulah Juwita dihabisi dengan cara dipiting dan dicekik hingga tewas.
    Dedi juga mengungkapkan bahwa Jumran mengakui semua perbuatannya berdasarkan adegan yang diperagakannya.
    “Kalau kita lihat rekonstruksi hari ini, itu fokusnya ada pada terjadinya proses sesuai pasal yang disangkakan yakni Pasal 340 KUHP mengenai pembunuhan berencana,” pungkas Dedi.
    Sebelumnya, Juwita (23), seorang wartawati dari salah satu media online di Banjarbaru, ditemukan tidak bernyawa di kawasan Gunung Kupang pada Sabtu (22/3/2025) sore.
    Karena penyebab kematiannya dinilai janggal, organisasi pers dan rekan sesama jurnalis di Banjarbaru mendesak Polres Banjarbaru melakukan penyelidikan.
    Sejumlah saksi diperiksa petugas Polres Banjarbaru untuk mengungkap penyebab kematiannya.
    Kapolda Kalsel, Irjen Rosyanto Yudha Hermawan, memberikan perhatian khusus terhadap kasus kematian Juwita.
    Lima hari setelah kematiannya, terduga pelaku pembunuhan mulai terungkap setelah Detasemen Polisi Militer Lanal Balikpapan menggelar konferensi pers.
    Juwita diduga kuat tewas dibunuh oknum anggota TNI AL berinisial J, yang merupakan kekasihnya.
    Pihak keluarga Juwita menuntut keadilan dan berharap pelaku dapat dihukum seberat-beratnya.
    Menurut keterangan Pazri, kuasa hukum keluarga Juwita, pelaku Jumran telah ditetapkan sebagai tersangka.
    Setelah penetapan tersangka, terungkap fakta-fakta baru, termasuk dugaan pemerkosaan yang dilakukan Jumran terhadap Juwita sebelum ia dihabisi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Cemburu Buta, Suami di Lampung Selatan Habisi Nyawa Istrinya

    Cemburu Buta, Suami di Lampung Selatan Habisi Nyawa Istrinya

    Lampung Selatan, Beritasatu.com – Seorang suami di Kabupaten Lampung Selatan tega menghabisi nyawa istrinya. Korban dianiaya pelaku hingga tewas di sebuah rumah kontrakan, karena dituduh telah berselingkuh dengan pria lain.

    Cemburu membuat Herman naik pitam dan gelap mata, ia tega menganiaya Winda Yani (24) istrinya hingga tewas dengan luka benturan di kepala dan jeratan di leher.

    Jasad Winda Yani ditemukan oleh warga terbujur kaku di kamar kontrakan yang berada di Dusun Kenyayan, Desa Bakauheni, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan, Lampung, Minggu (23/3/2025).

    Saat ditemukan, terdapat luka di bagian kepala dan lehernya masih terjerat kabel listrik. Dari hasil olah tempat kejadian (Olah TKP) di lokasi kejadian, polisi mengamankan barang bukti, kabel colokan listrik, bantal, celana korban, kain selimut dan beberapa potong pakaian milik korban.

    Dari serangkaian penyelidikan, polisi berhasil menangkap Herman (26) yang tega menghabisi nyawa istrinya sendiri. Herman diringkus polisi di rumah orang tuanya di Tanjung Priuk, Jakarta Utara, Sabtu (1/4/2025).

    Di hadapan polisi, Herman mengakui perbuatan kejinya telah menghabisi nyawa istrinya, Winda Yani. Ia menyebut, saat bertengkar, korban memaksa meminta cerai dan mengeluarkan kata-kata kasar.

    “Kami bertengkar dahulu, dia (korban) memaksa minta cerai. Keluarlah kata-kata kasar dari mulut dia,” ucap Herman kepada wartawan di Polres Lampung Selatan, Jumat (4/4/2025).

    Menurut Herman, saat itu ia tidak berniat membunuh korban. Karena korban memaksa meminta cerai, ia naik pitam lalu menganiaya korban hingga tewas.

    “Saat itu saya enggak berniat membunuh, saya masih sabar. Istri memaksa minta cerai, timbul emosi saya. Spontan saja karena emosi,” ujarnya.

    Herman menambahkan, ia mengetahui istrinya telah selingkuh dengan pria lain sejak lama.

    “Sudah satu tahun lebih saya tahu dia selingkuh dengan pria lain,” imbuhnya.

    Pengakuan pelaku menghabisi nyawa korban sesuai dengan hasil pemeriksaan polisi. Diketahui tersangka melakukan kekerasan dengan tangan kosong dan kabel listrik yang digunakan untuk mengikat leher korban.

    Kapolres Lampung Selatan AKBP Yusriandi Yusrin mengatakan, peristiwa tewasnya korban Winda Yani tersebut merupakan tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) berujung pada kematian.

    “Alhamdulillah, berkat kerja keras tim khusus dibantu Polsek Penengahan, kami berhasil mengungkap kejadian di rumah kontrakan korban,” kata AKBP Yusriandi Yusrin.

    Terkait kronologi pembunuhan, Yusriandi menjelaskan, peristiwa penghilangan nyawa tersebut bermula saat korban, sedang mengalami ketegangan dalam rumah tangga, berencana untuk bercerai dari suaminya. Namun, suaminya, tidak terima dan melakukan tindak kekerasan.

    Untuk pemeriksaan lebih lanjut, pelaku saat ini ditahan di Polres Lampung Selatan dan telah ditetapkan sebagai tersangka.

    Pelaku di Lampung Selatan dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan dan Pasal 44 ayat (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga yang mengakibatkan kematian. Dengan pasal yang menjeratnya, pelaku terancam hukuman 15 tahun penjara.

  • Dugaan Kekerasan di Balik Kematian Tahanan Narkoba di Parepare

    Dugaan Kekerasan di Balik Kematian Tahanan Narkoba di Parepare

    Parepare, Beritasatu.com – Seorang tahanan narkoba Polres Parepare, Sulawesi Selatan, M Rusli (49) ditemukan meninggal di RSUD Andi Makkasau Parepare, Rabu (2/4/2025). Keluarga korban menduga kematiannya disebabkan oleh kekerasan yang diterimanya setelah ditangkap.

    M Rusli ditangkap, Kamis (27/2/2025) di kamar kosnya, kemudian dibawa ke Posko Satresnarkoba Polres Parepare yang terletak di Kelurahan Galung Maloang, Kecamatan Bacukiki, Parepare.

    Kakak korban, Agusalim, mengungkapkan sebelum meninggal, adiknya sempat mendapat perawatan medis dan ditemukan lebam di sekujur tubuhnya.

    “Bukti fisiknya ada, foto dan video sudah kami siapkan sebagai pembuktian. Jadi, selain menduga adanya penganiayaan, kami juga mencurigai adanya pemerasan,” ujar Agusalim kepada wartawan, Sabtu (5/4/2025).

    Agusalim menambahkan sebelum meninggal, M Rusli sempat dimintai uang sebesar Rp 2,5 juta oleh oknum polisi bernama Pak Muslimin, yang kemudian uang tersebut diserahkan oleh menantu korban.

    “Menantu saya sudah mengantarkan uang itu kepada Pak Muslimin, jadi kami sudah memiliki bukti pemerasan tersebut,” katanya.

    Menanggapi dugaan tersebut, Kapolres Parepare AKBP Arman Muis menyatakan, pihak kepolisian akan melakukan penyelidikan secara profesional terkait kematian tahanan narkoba ini.

    “Setelah menerima informasi tersebut, saya bersama tim dan Propam akan melakukan langkah-langkah penyelidikan. Jika memang ada indikasi pelanggaran, maka saya pastikan tidak akan main-main dalam proses penyelidikan ini,” tegas AKBP Arman Muis dalam konferensi pers.

    Arman menyampaikan kepada pihak keluarga korban, jika mereka merasa ada kejanggalan atau kurang puas dengan informasi terkait penanganan kesehatan dan kematian korban, maka mereka dipersilakan untuk melakukan ekshumasi.

    “Apabila pihak keluarga merasa kurang puas dengan penanganan atau informasi yang diterima, silakan lakukan ekshumasi,” tutup Kapolres Parepare AKBP Arman Muis soal tahanan narkoba yang meninggal diduga mengalami tindak kekerasan saat ditangkap.