Jenis Media: Regional

  • Tahu Gimbal, Kuliner Khas Semarang Unik yang Menggugah Selera

    Tahu Gimbal, Kuliner Khas Semarang Unik yang Menggugah Selera

    Kemudian, gimbal udang yang telah digoreng hingga renyah ditata dengan indah di atas hidangan, sebelum akhirnya semuanya disiram dengan bumbu kacang yang sudah dihaluskan dan dicampur dengan petis serta cabai sesuai selera.

    Beberapa penjual juga menambahkan taburan bawang goreng dan kerupuk sebagai pelengkap yang semakin menambah kelezatan tahu gimbal. Sebagai makanan khas Semarang, tahu gimbal sangat mudah ditemukan di berbagai sudut kota, mulai dari warung kaki lima hingga restoran yang menyajikan makanan tradisional.

    Hidangan ini tidak hanya disukai oleh masyarakat lokal, tetapi juga oleh wisatawan yang berkunjung ke Semarang dan ingin mencicipi kuliner khas daerah tersebut. Banyak pedagang yang menjajakan tahu gimbal di kawasan Simpang Lima, Taman KB, hingga daerah sekitar Kota Lama Semarang, tempat-tempat yang sering dikunjungi oleh para pelancong maupun warga setempat.

    Setiap penjual biasanya memiliki ciri khas tersendiri dalam racikan bumbu dan cara penyajian, sehingga meskipun komponen dasarnya sama, setiap porsi tahu gimbal bisa memiliki cita rasa yang sedikit berbeda. Meskipun tahu gimbal terkenal sebagai makanan khas Semarang, hidangan ini juga mulai dikenal di berbagai daerah lain di Indonesia.

    Beberapa rumah makan yang menyajikan makanan Jawa bahkan memasukkan tahu gimbal ke dalam daftar menu mereka, karena banyak orang yang mulai mengenali dan menyukai rasa unik dari hidangan ini. Tidak sedikit pula orang yang mencoba membuat tahu gimbal sendiri di rumah dengan mencari resep yang tersedia secara luas di internet atau dari berbagai sumber kuliner tradisional.

    Meski demikian, menikmati tahu gimbal langsung di Semarang tetap menjadi pengalaman kuliner yang lebih autentik, karena selain bahan-bahan yang lebih segar, suasana khas kota Semarang juga menambah kenikmatan tersendiri saat menyantap hidangan ini.

    Sebagai hidangan yang memiliki keseimbangan antara rasa gurih, manis, pedas, dan segar, tahu gimbal menjadi salah satu makanan yang sangat layak untuk dicoba bagi pecinta kuliner khas Nusantara.

    Dari perpaduan tahu goreng yang lembut, lontong yang kenyal, kol yang segar, telur yang gurih, hingga gimbal udang yang renyah, semuanya bersatu dalam balutan bumbu kacang petis yang khas.

    Oleh karena itu, jika Anda berkunjung ke Semarang, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi tahu gimbal, salah satu kuliner khas yang mencerminkan kekayaan rasa dan budaya kuliner Indonesia.

     

    Penulis: Belvana Fasya Saad

     

  • Awalnya Gencar Bongkar Praktik Pungli, Kini Emen Sopir Angkot Bogor Minta Maaf ke Organda dan Dishub – Halaman all

    Awalnya Gencar Bongkar Praktik Pungli, Kini Emen Sopir Angkot Bogor Minta Maaf ke Organda dan Dishub – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Emen, sopir angkot di wilayah Puncak, Bogor, menyampaikan permintaan maaf kepada Organisasi Angkutan Darat (Organda) dan Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor.

    Permintaan maaf itu disampaikan Emen melalui surat pernyataan yang ditulisnya saat meralat ucapan soal pemotongan dana bantuan tersebut.

    Emen juga mengatakan masalah pemotongan dana bantuan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sudah selesai.

    “Alhamdulillah dari ini semua udah clear dengan semuanya dan apa yang dibicarakan dengan Gubernur Dedi Mulyadi, itu hanya klarifikasi saja, maka dengan ini saya ralat.”

    “Demikian surat pernyataan ini dibuat dan ditandatangani tanpa ada paksaan dari manapun. Dan saya mohon maaf sebesarnya terutama pada Organda dan Dishub Kabupaten Bogor,” kata Emen, dikutip dari TribunnewsBogor.com, Minggu (6/4/2025).

    Dalam surat pernyataan tersebut, Emen menyatakan bahwa Organda dan Dishub tidak terlibat dalam pemotongan dana bantuan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.

    “Adapun pihak terkait Organda dan Dishub itu tidak terkait dengan program tersebut, hanya ada di lokasi yang memberikan kompensasi tersebut tidak ada keterkaitan dengan masalah tersebut,” katanya.

    Adapun Dedi Mulyadi mengambil kebijakan menghentikan sementara operasional angkot di jalur Puncak Bogor selama sepekan, yakni saat musim libur lebaran 2025 untuk mengantisipasi kemacetan.

    Sebagai pengganti penghasilan, para sopir angkot akan menerima kompensasi sebesar Rp1,5 juta.

    Uang tersebut terdiri atas Rp1 juta uang tunai dan Rp500 ribu berbentuk sembako.

    Awalnya, Emen mengatakan hanya mendapat uang Rp800 ribu dari total Rp1 juta bantuan dana dari Dedi Mulyadi.

    “Kan dari bapak sekian, bilangnya (potongan) keikhlasan, tapi dipatok Rp200 ribu,” kata Emen dikutip dari Wartakotalive.com.

    Emen mengungkap sosok yang berani menyunat bantuan tersebut, yakni oknum pegawai Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor, Organisasi Angkutan Darat (Organda), dan KKSU.

    “Itu pak dari Dishub Kabupaten Bogor, organda sama KKSU,” kata Emen.

    Namun, sayangnya Emen tak mengenal pasti nama-nama pegawai Dishub Kabupaten Bogor yang memotong bantuan Dedi Mulyadi itu.

    “Siapa saya kurang tahu, pokoknya orang-orang Dishub. KKSU juga bukan ketuanya, ada oknum,” katanya.

    Kendati demikian, Emen menyebut satu nama dari KKSU.

    “Nerimanya? Tahu pak, ketuanya pak Nandar,” kata Emen saat ditelepon Dedi Mulyadi.

    Dia yang tergabung dalam komunitas Seksi juga menyerahkan uang Rp200 ribu per orangnya.

    “Gak tahu, kita mah cuma diminta. Semuanya, saya aja komunitas ada 20 nyerahin Rp4 juta ke KKSU, kata KKSU buat Dishub baru organda, KKSU,” ujar Emen.

    Dedi Mulyadi Tetap Memproses Hukum Pelaku Pemotongan Dana Bantuan

    Meskipun Emen sudah meralat ucapannya tentang pemotongan dana bantuan, tampaknya hal itu hanya sia-sia.

    Pasalnya, Dedi Mulyadi tetap akan memproses hukum pelaku pemotongan dana bantuan tersebut.

    Dedi Mulyadi menegaskan, proses hukum harus tetap berjalan semestinya, meski uang pemotongan itu sudah dikembalikan.

    “Sopirnya sudah menyampaikan pernyataan sudah dibalikin,” katanya.

    “Saya sih selidiki saja agar itu tidak menjadi kebiasaan. Kalau barangnya sudah dikembalikan soal lain, tapi BAP-nya (Berita Acara Perkara) harus tetap ada,” imbuh Dedi Mulyadi.

    Bantahan Dishub Bogor

    Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kabupaten Bogor, Dadang Kosasih, membantah melakukan pemotongan uang kompensasi bagi sopir angkot di Kawasan Puncak Bogor.

    Dadang mengatakan, uang yang diberikan kepada Kelompok Koperasi Serba Usaha (KKSU) itu, awalnya merupakan bentuk keikhlasan dari para sopir sendiri.

    “Tadinya sopir memberikan seikhlasnya ke KKSU, tetapi kemudian berkembang, ada pemotongan Rp200.000,” kata Dadang saat ditemui di Pos Dishub Gadog, Puncak Bogor, Jumat (4/4/2025), dilansir Kompas.com.

    Dadang mengatakan, informasi yang meluas di media sosial itu hanya miskomunikasi saja.

    “Terkait informasi yang di luar yang simpang siur dalam artian dari mulai Organda, Dishub, dengan KKSU, dan pemilik kendaraan kita sudah sepakat bahwa yang tersampaikan oleh kemarin disampaikan ke Gubernur (Dedi Mulyadi) itu sama sekali tidak benar. Hal ini karena miskomunikasi,” ujarnya.

    Dishub pun mengklaim telah menuntaskan persoalan tersebut dengan membantu proses pengembalian uang yang sempat dipotong. 

    Total dana sebesar Rp11,2 juta yang sebelumnya dikumpulkan dari para sopir telah dikembalikan sepenuhnya. 

    “Sekarang hari ini kita sudah saksikan semua bahwa yang potongan Rp200.000, Rp100.000, dan Rp50.000, yang jumlahnya Rp11,2 juta sudah diserahkan kembali ke sopir.”

    “Ini murni dari KKSU langsung yang kemarin ada pungutan itu ternyata itu keikhlasan dari sopir,” ujar Dadang.

    Sebelumnya, Sekretaris DPC Organda Kabupaten Bogor, Haryandi, juga membantah jika adanya pemotongan uang kompensasi untuk sopir angkot.

    “Itu tidak benar adanya, tetapi betul ada anggota kami di lapangan menerima sejumlah uang sebagai ucapan terima kasih, yang sifatnya seikhlasnya dari beberapa para pengurus paguyuban atau komunitas,” ujarnya kepada wartawan di Simpang Gadog, Kamis (3/4/2025), dikutip dari TribunnewsBogor.com.

    Haryandi mengungkapkan, uang yang terhimpun sebagai ucapan terima kasih tanpa dipatok dari para sopir angkot tersebut berjumlah Rp3,2 juta.

    Ia pun menegaskan jika dalam menghimpun uang tersebut tanpa ada paksaan dan juga tidak semua sopir angkot memberikan kontribusinya.

    Sementara itu, ia menjelaskan imbalan tersebut diberikan sebagai ucapan terima kasih karena timnya telah membantu proses pendataan dalam waktu singkat setelah kebijakan itu diambil.

    “Sekali lagi kami dari Organda Kabupaten Bogor menyatakan bahwa hal pemotongan itu tidak benar adanya, tetapi hanya menerima imbalan terima kasih sesuatu yang sekali lagi sifatnya sukarela,” katanya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul PROFIL Emen Sopir Angkot Bogor yang Bongkar Pemotongan Bantuan dari KDM, Klarifikasinya Mengejutkan

    (Tribunnews.com/Rifqah) (TribunnewsBogor.com/Sanjaya Ardhi/Muamarrudin Irfani) (Wartakotalive.com/Valentino Verry) (Kompas.com)

  • Liburan Idulfitri, Taman Satwa Cikembulan Garut Dibanjiri Pengunjung

    Liburan Idulfitri, Taman Satwa Cikembulan Garut Dibanjiri Pengunjung

    Liputan6.com, Garut – Taman Satwa Cikembulan, Garut, Jawa Barat masih menjadi magnet bagi para pengunjung, terutama saat liburan Idul Fitri 1446H/2025 tahun ini. Tak terkecuali liburan lebaran tahun ini, dengan tampilan wajah baru, taman satwa terbesar di wilayah Priangan Timur ini, semakin diminati warga saat liburan tiba.

    Herliyanti, salah satu pengunjung asal Cisurupan Garut, mengaku telah beberapa kali mengunjungi taman satwa Cikembulan. Namun kehadiran ragam satwa yang menggemaskan itu, tetap menjadi daya tarik bagi pengunjung. “Kebetulan punya anak kecil, jadi setiap tahun sering ke sini, sekalian wahana edukasi juga,” ujar dia, Kamis (3/3/2025).

    Menurutnya, berkunjung di Taman Satwa Cikembulan memberikan banyak manfaat, sekalian berlibur bersama keluarga, juga ada hal positif mengajarkan pengetahuan baru dunia satwa kepada tiga buah hatinya itu. “Tadi juga sempat botram dulu bersama keluarga, jadi senang juga, cuma memang pengunjungnya padat banget,” kata dia.

    Hal senada disampaikan, Kuswara, pengunjung asal Garut Kota. Menurutnya, sebagai salah satu area wisata edukasi kebanggaan daerah, pemerintah daerah (Pemda) seharusnya hadir untuk memberikan fasilitas yang memadai. “Tadi saya lihat akses jalan ke sini menjadi hambatan utama, macet sekali,  padahal mungkin bisa membuat jalan baru dari jalur utama Lingkar Kadungora,” pinta dia.

    Ia menilai, kehadiran fasilitas pendukung seperti jalan bakal memberikan banyak manfaat bagi masyarakat sekitar. “Manfaatnya tidak hanya bagi taman satwa, tetapi juga bagi masyarakat yang dilalui,” kata dia.

    Sementara itu, Manager Taman Satwa Cikembulan Garut Willy Kurniawan menambahkan, secara umum fasilitas dan koleksi taman satwa masih sama dengan tahun lalu, dengan adanya perubahan tampilan di pintu masuk. “Kalau dulu kan pengunjung langsung masuk, sekarang di pintu masuk ada beberapa replika satwa yang bisa digunakan pengunjung untuk berfoto,” kata dia.

    Dibanding libur lebaran sebelumnya, momen libur panjang kali ini memberikan berkah bagi pengelola taman, seiring peningkatan pengunjung. “Ada peningkatan sekitar 50 persen, tetapi jika dibanding dulu sebelum covid masih jauh, tetapi alhamdulillah pengunjung tetap antusias,” ujar dia.

    Sebagai pengelola satwa dilindungi ujar dia, lembaganya patuh pada aturan sehingga seluruh hewan dipastikan dalam kondisi sehat dan aman bagi pengunjung. “Apalagi kami dari dulu menerapkan aturan selama puasa ramadan kami tutup, untuk memulihkan kondisi hewan termasuk memeriksa kesehatan seluruhnya,” kata dia.

  • Empat Pelajar di Magetan Kena Ledakan Petasan

    Empat Pelajar di Magetan Kena Ledakan Petasan

    Magetan (beritajatim.com) – Empat pelajar asal Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan, mengalami luka bakar serius setelah terjadinya ledakan yang berasal dari bahan petasan, pada Sabtu (5/4/2025) malam. Kejadian ini diduga bermula dari aksi salah satu anak yang menyalakan korek api di dekat bahan petasan yang telah diracik sendiri.

    Informasi dari Kapolsek Lembeyan, AKP Sunarto, menyebutkan bahwa anak-anak tersebut awalnya membeli bahan petasan secara terpisah, kemudian mencoba meraciknya menjadi petasan siap pakai. Namun, diduga dalam suasana bercanda, salah satu dari mereka menyalakan korek api yang akhirnya menyambar bahan peledak tersebut hingga menyebabkan ledakan.

    “Beli bahan petasan kemudian diracik menjadi petasan dan salah satu ada yang membawa korek api (mungkin bermaksud guyon) korek api dinyalakan dan menyambar bahan petasan dan terjadi peristiwa tersebut,” terang AKP Sunarto.

    Akibat kejadian itu, keempat korban segera dilarikan ke RSUD dr. Sayidiman Magetan untuk mendapat penanganan medis. Dua di antaranya mengalami luka bakar serius. “Dirawat di Rumah Sakit Sayidiman,” lanjut AKP Sunarto. “Luka bakar 20% dan 50%.”

    Korban yang terlibat dalam insiden ini adalah B (12), N (12), A (14), dan L (14). Semuanya merupakan pelajar yang berdomisili di wilayah Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan.

    Peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi para orang tua agar lebih memperhatikan aktivitas anak-anak, terutama saat menjelang Lebaran, di mana petasan kerap menjadi permainan yang memikat anak-anak namun sangat berbahaya.

    “Supaya orang tua lebih mengawasi anaknya dan jangan bermain petasan,” imbau AKP Sunarto.

    Meskipun bermain petasan sering dianggap sebagai bagian dari tradisi perayaan, namun bahan peledak yang diracik sendiri dan dimainkan tanpa pengawasan jelas sangat berisiko. Kasus ini diharapkan menjadi pelajaran bersama agar tidak terulang kembali, khususnya menjelang Lebaran yang seharusnya menjadi momen bahagia, bukan duka akibat kelalaian. [fiq/suf]

  • Bus Sugeng Rahayu Tabrak Pemotor di Ngawi, Satu Anak Tewas

    Bus Sugeng Rahayu Tabrak Pemotor di Ngawi, Satu Anak Tewas

    Ngawi (beritajatim.com) – Sebuah kecelakaan tragis terjadi di ruas jalan raya Ngawi–Solo pada Sabtu malam, (5/4/2025) sekitar pukul 20.30 WIB. Bus Sugeng Rahayu jurusan Solo–Surabaya menabrak sepeda motor yang sedang berboncengan di kawasan Desa Mantingan, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

    Insiden tersebut mengakibatkan satu orang anak meninggal dunia dan dua orang lainnya mengalami luka-luka, termasuk salah satu penumpang bus.

    Dalam video yang direkam oleh salah seorang pengguna jalan, tampak kondisi bus Sugeng Rahayu setelah insiden tabrakan. Bus tersebut sempat menabrak beberapa tiang kabel telepon di pinggir jalan sebelum akhirnya masuk ke dalam parit. Warga yang berdatangan terlihat langsung mengerumuni korban tewas yang masih tergeletak di tengah jalan.

    Korban meninggal dunia diketahui bernama Muhamad Ardian Alfatih, seorang anak berusia 10 tahun, warga Desa Ngrancang, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi. Jenazah korban langsung dievakuasi oleh petugas kepolisian ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soeroto Ngawi untuk dilakukan visum.

    Kecelakaan bermula ketika sepeda motor yang dikendarai oleh Rohma Maulida (20), warga Desa Ngrancang, berboncengan dengan keponakannya, Muhamad Ardian Alfatih. Mereka melaju dari arah Mantingan menuju Ngawi.

    Saat tiba di jalan menikung, diduga Rohma kurang berhati-hati saat hendak berbelok ke kanan. Dari arah belakang, bus Sugeng Rahayu yang dikemudikan Slamet Hari Santoso (55), warga Desa Gemekan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, datang dan langsung menabrak motor tersebut.

    “Sama-sama dari baratnya hendak belok ke kanan, ditabrak bus dari belakang. Satu tewas, satu luka,” ungkap Rosi Wijanarko, warga yang berada di lokasi kejadian.

    Iptu Parsidi, Kanit Gakkum Satlantas Polres Ngawi, juga membenarkan kronologi tersebut. “Sama-sama dari barat, sepeda motor kurang berhati-hati saat hendak belok ke kanan, ditabrak bus dari belakang. Korban luka dua dan satu meninggal,” ujarnya.

    Akibat kecelakaan ini, Rohma Maulida mengalami luka dan segera dilarikan ke Rumah Sakit Mantingan Ngawi, bersama seorang penumpang bus yang juga mengalami luka. Proses evakuasi bus yang masuk ke parit memicu kemacetan panjang dari arah Solo menuju Ngawi, maupun sebaliknya. [fiq/suf]

  • Ratusan Pemudik Nyaris Gagal Berangkat usai Baling-Baling Kapal Terlilit Tali

    Ratusan Pemudik Nyaris Gagal Berangkat usai Baling-Baling Kapal Terlilit Tali

    Liputan6.com, Gorontalo – Situasi yang penuh ketegangan terjadi Pelabuhan Ferry Gorontalo. Kapolsek Kawasan Pelabuhan Gorontalo Ipda Reza Reyzaldy, menunjukkan keberanian luar biasa.

    Ia bersama Wasatpel Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo, Deni S.M. Abdul tiba-tiba menyelam langsung ke bawah lambung kapal demi menyelamatkan 117 penumpang dari potensi keterlambatan panjang akibat gangguan teknis pada baling-baling kapal.

    KMP Tuna Tomini, yang dijadwalkan bertolak menuju Ampana dan Wakai, Sulawesi Tengah, mendadak mengalami gangguan. Suara mesin terdengar tidak stabil, dan indikasi awal menunjukkan adanya lilitan benda asing di bagian propeller.

    “Kami menerima laporan dari supervisi bahwa ada anomali saat uji coba mesin. Segera kami lakukan pengecekan manual, dan ditemukan adanya tali yang tersangkut di baling-baling kapal,” ungkap Ipda Reza saat dikonfirmasi, Sabtu (04/05/2025).

    Tanpa menunggu tim penyelamat eksternal, Ipda Reza dan Wasatpel Deni mengenakan perlengkapan selam yang dipinjam dari Oceana Resort.

    Di bawah permukaan air yang keruh dan arus yang cukup kuat, keduanya berjuang dengan alat seadanya—sebuah gergaji dan pisau selam—memotong tali yang membelit erat baling-baling kapal.

    “Ini bukan hanya soal teknis, ini soal keselamatan. Kami tahu kapal ini membawa banyak nyawa, dan waktu sangat terbatas,” kata Ipda Reza dengan napas masih terengah usai penyelaman.

    Sekitar 45 menit perjuangan berlangsung di bawah air. Tali berhasil dikeluarkan dan baling-baling kembali berputar normal. Sorak lega terdengar dari atas dek saat mesin kembali stabil.

    “Alhamdulillah, masalah berhasil diatasi dan kapal bisa melanjutkan pelayaran. Ini bentuk tanggung jawab kami terhadap masyarakat,” ujar Deni, Wasatpel Pelabuhan yang ikut terjun langsung dalam misi penyelamatan teknis tersebut.

    KMP Tuna Tomini akhirnya diberangkatkan dengan selisih waktu hanya 45 menit dari jadwal semula. Tidak ada korban, tidak ada kepanikan, hanya dedikasi dan keberanian yang berbicara.

    Langkah cepat dan tepat ini menjadi bukti bahwa sinergi antara pihak kepolisian dan pelabuhan bukan sekadar prosedur, melainkan bentuk nyata pengabdian demi keselamatan dan kelancaran pelayaran.

     

    Kapal Pengayoman IV Terbalik di Perairan Nusakambangan Cilacap, 2 Tewas

  • 823 Pemudik Balik Gratis Berangkat dari Terminal Giwangan

    823 Pemudik Balik Gratis Berangkat dari Terminal Giwangan

    Yogyakarta , Beritasatu.com – Sebanyak 823 peserta program mudik balik gratis diberangkatkan dari Terminal Giwangan, Yogyakarta, menuju berbagai terminal di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). 

    Program ini menjadi solusi nyata bagi masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah, untuk kembali ke kota perantauan seusai merayakan Lebaran di kampung halaman.

    Mery Nurcahyani, salah satu peserta program mengaku sangat terbantu. Bersama keluarganya, ia bisa menghemat biaya perjalanan pulang-pergi dari Jakarta ke Wonosari, Gunungkidul, yang biasanya menghabiskan sekitar Rp 500.000 per orang.

    “Saya sangat senang karena program ini sangat membantu. Apalagi bisa dapat tiket pulang-pergi. Harapannya ke depan program mudik gratis ini terus ada, kuotanya ditambah, dan proses pendaftarannya lebih mudah,” ujar Mery saat ditemui di Terminal Giwangan, Sabtu (5/4/2025).

    Pelepasan peserta program mudik balik gratis ini dilakukan langsung oleh Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo dan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi. Pemerintah berharap program dari Kementerian Perhubungan ini dapat meringankan beban masyarakat sekaligus menjamin perjalanan yang aman dan nyaman.

    “Hari ini kita melepas para pemudik yang akan kembali ke kota asalnya. Dari Terminal Giwangan, total ada sekitar 20 bus yang diberangkatkan,” ujar Menhub Dudy.

    Para peserta diberangkatkan menuju sejumlah terminal di wilayah Jabodetabek, seperti Pondok Cabe, Kampung Rambutan, Jatijajar, Kalideres, dan Pulo Gebang. Mereka berasal dari berbagai daerah di DIY dan Jawa Tengah, antara lain Gunungkidul, Purworejo, Magelang, dan Klaten.

    Secara nasional, program mudik balik gratis pada tahun ini menyiapkan kuota untuk 21.536 peserta, mencakup 31 kota tujuan di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, dan Sumatera. Untuk arus balik pada Sabtu ini, keberangkatan dilakukan serentak di sembilan kota, termasuk Yogyakarta, Surabaya, Solo, Semarang, Cirebon, dan Palembang.

    “Antusiasme masyarakat sangat tinggi, sudah mencapai lebih dari 95 persen. Namun untuk data akhir arus balik masih kami tunggu,” tambah Dudy.

    Ia menegaskan, program mudik gratis ini juga bertujuan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, terutama sepeda motor, yang memiliki tingkat risiko kecelakaan lebih tinggi.

    “Ke depan, kami berharap layanan mudik gratis dapat terus ditingkatkan agar semakin banyak masyarakat yang beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum,” jelasnya.

    Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi semua pihak dalam menyukseskan program ini. Ia menilai mudik gratis tak hanya meringankan beban ekonomi masyarakat, tetapi juga memberikan jaminan keselamatan selama perjalanan.

    “Dari hasil diskusi dengan para peserta, sebagian besar mereka adalah pekerja menengah ke bawah. Dengan adanya mudik balik gratis yang diberangkatkan dari Terminal Giwangan ini, perjalanan mereka jadi lebih tertib dan terukur, sehingga keselamatan pun lebih terjamin,” pungkas Hasto.

  • 7
                    
                        Palu Godam Trump dan Krisis Multidimesi Indonesia
                        Nasional

    7 Palu Godam Trump dan Krisis Multidimesi Indonesia Nasional

    Palu Godam Trump dan Krisis Multidimesi Indonesia
    Antropolog, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember
    SAAT
    terjadi krisis rupiah pada akhir 1997 (lalu diikuti krisis politik yang menjatuhkan Orde Baru pada 1998), kita menuduh George Soros, pelaku bisnis keuangan berkebangsaan Amerika Serikat (AS), sebagai biang keladi.
    Aksi Soros dianggap sebagai penyebab mata uang Indonesia dan sejumlah negara di Asia Tenggara terguncang.
    Mingguan Forum Keadilan No. 9 Tahun VI, 11 Agustus 1997, misalnya, menurunkan dua laporan. Laporan pertama berjudul “Spekulan Beraksi, Rupiah pun Diuji” (hlm. 88). Kedua berjudul “Soros, Si ‘Perampok’ Dermawan” (hlm. 89).
    Kedua tulisan membicarakan Soros dan aksi-aksinya sehingga mata uang Indonesia merosot tajam.
    Apakah menjelang paruh 2025 nanti,
    Donald Trump
    , Presiden AS, akan menjadi tertuduh sebagaimana Soros dulu? Tertuduh apa? Tertuduh sebagai biang keladi krisis multidimensi Indonesia dengan segala risikonya.
    Sebagaimana dilaporkan berbagai media massa, Donald Trump telah mengumumkan kebijakan tarif yang disebutnya “Hari Pembebasan” (
    Liberation Day
    ) pada 2 April 2025.
    Tentu saja pembebasan dari sudut pandang AS. Bukan sudut pandang sejumlah negara yang disebut Trump.
    Pengumuman Trump itu persis saat kita sedang cuti bersama dalam rangka perayaan Lebaran. Kita pun sedang asyik membicarakan suasana Lebaran para elite politik di Tanah Air, saling puji antarelite.
    Sudah lazim di Indonesia, Lebaran diisi tradisi “open house” elite politik: rakyat mengantre untuk bersalaman dengan pemimpinnya, mantan anak buah mendatangi kediaman mantan bosnya, dan sebagainya. Secara antropologis, tradisi Lebaran memang berfungsi integrasi sosial.
    Namun, masalahnya, realitas sosial yang kita hadapi terlampau keras untuk dipulihkan dengan pendekatan simbolik-kultural semata. Realitas sosial membutuhkan aksi nyata, bukan pantas-pantasan, bukan pemerah bibir.
    Lalu, apakah kebijakan tarif Presiden Trump akan berpengaruh serius pada realitas sosial sebagaimana tindakan Soros dulu? Seberapa gawat kebijakan Trump itu bagi Indonesia?
    Tajuk
    Kompas
    (04/04/2025) menyebut kebijakan tarif Trump sebagai “palu godam Presiden Trump”. Metafor yang juga saya pinjam untuk judul tulisan ini memberi kesan besar dan berat sekali dampak yang ditimbulkannya.
    Bahkan, menurut Profesor Mari Pangestu, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional, kebijakan Trump itu merupakan bentuk proteksionis terbesar sejak tahun 1930-an, saat perang dagang terjadi menjelang “Depresi Besar” (
    Kompas
    , 04/04/2025).
    Sejarah mencatat, krisis ekonomi dunia pada 1930-an, akhirnya mengantarkan Perang Dunia II.
    Sebagian dunia, termasuk Indonesia, saat itu masih di bawah pemerintah kolonial. Keadaan rakyat jajahan semakin sengsara.
    Produksi perkebunan yang menjadi andalan pemerintah kolonial mengalami penurunan tajam akibat krisis ekonomi dunia. Rakyat jajahan bertambah terpukul.
    Menurut catatan Kartodirdjo dan Djoko Suryo (1994), mahaguru sejarah dari UGM, pemerintah Hindia-Belanda menerapkan politik “pengetatan”, di antaranya dengan menurunkan upah kerja. Akibatnya, pendapatan rakyat merosot tajam sampai pada tingkat subsistensi.
    Rakyat lalu menggambarkan keadaan waktu itu dengan sebutan zaman “meleset”, pelesetan dari kata “malaise”.
    Namun, meski rakyat merasakan zaman “meleset”, tidak bisa dipungkiri bahwa hubungan antara pemerintah Hindia-Belanda dan rakyat adalah hubungan antara penjajah dan terjajah. Zaman “meleset” lalu dimaknai pula sebagai kesadaran baru.
    Kondisi objektif (keadaan zaman) membuahkan kondisi subjektif (kesadaran baru) rakyat jajahan. Begitulah dialektika tanah jajahan pada zaman “meleset”. Ujungnya, pertumbuhan dan perluasan pergerakan nasional untuk kemerdekaan Indonesia.
    Lalu, apa hubungannya dengan palu godam Trump? Inti kebijakan tarif Presiden Trump, sejumlah negara, juga Indonesia, akan dikenai tarif, karena dinilai telah merugikan AS.
    Selain dikenakan tambahan bea masuk sebesar 10 persen, yang berlaku mulai 5 April, negara-negara yang oleh Trump dianggap sebagai ”the worst offenders” akan dikenai tarif lebih tinggi mulai 9 April. Negara-negara tersebut sebagian besar dari Uni Eropa dan Asia.
    Trump memandang, sejumlah negara mitra dagang AS telah mengambil keuntungan. Menurut Trump, saatnya negara-negara mitra dagang AS itu membayar balik melalui kenaikan tarif.
    Indonesia dikenai tarif 32 persen. Dua negara ASEAN, yakni Thailand dan Vietnam, dikenai tarif lebih tinggi, masing-masing 36 persen dan 46 persen.
    Kebijakan Trump itu, menurut tajuk
    Kompas
    (04/04/2025), mirip dengan upaya AS terhadap negara-negara Eropa terkait pertahanan.
    AS menggertak Eropa agar menambah belanja pertahanan demi kepentingan NATO. AS menilai dirinya terlalu banyak memberi kepada Eropa dalam belanja pertahanan.
    Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor Indonesia ke AS sepanjang 2024 mencapai 27,6 miliar dollar AS, sedangkan impor dari AS sebesar 10,4 miliar dollar AS.
    Indonesia surplus sebesar 17,2 miliar dollar AS. Surplus itu dilihat Trump sebagai alasan untuk menaikkan tarif.
    Tentu saja kebijakan Trump itu menghebohkan. Dampak bagi Indonesia akan sangat terasa. Sektor ekspor dinilai sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
    Ekspor utama Indonesia ke pasar AS meliputi alat elektronik, tekstil dan produk tekstil, alas kaki, udang dan juga produk kayu (
    Kompas
    , 04/04/2025).
    Di sektor alas kaki, misalnya, lebih dari 45 persen ekspor ditujukan ke pasar AS. Sektor ini menyerap sekitar 3,6 juta tenaga kerja, dengan konsentrasi industri di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
    Tanda-tanda kita akan memasuki zaman “meleset” lagi?
    Sungguh berat buat Indonesia. Saya membayangkan betapa pusing Presiden Prabowo sebagai pemimpin pemerintahan. Ibarat “jatuh terhimpit tangga”, Presiden Trump berpeluang tertuduh sebagai biang keladi, serupa Soros dulu, bila kita benar-benar jatuh lalu terhimpit tangga.
    Tak ada cara lain, pemerintahan Presiden Prabowo harus bekerja lebih keras lagi. Tenaga, pikiran dan hatinya. Jangan biarkan palu godam Trump membuat kita jatuh terhimpit tangga.
    Kita butuh kejujuran dan keterbukaan. Bukankah sebelum palu godam Trump diumumkan, kita sesungghnya sudah jatuh duluan?
    Keadaan jatuh itu dirumuskan oleh para mahasiswa dengan sebutan “Indonesia Gelap”. Bila diuraikan tentu banyak hal mengisi tesis “Indonesia Gelap”.
    Memang dibantah oleh pejabat pemerintah, tapi dengan retorika sinis: “Kau yang gelap”. Bukan dengan fakta dan retorika yang masuk akal.
    Lalu, disusul Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot. Nilai rupiah terhadap dollar AS juga merosot mendekati angka Rp 17.000 per dollar AS. Pelemahan daya beli pun tak terhindarkan.
    Krisis ketenagakerjaan juga menghadang sejalan dengan semakin melambatnya perekonomian. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menjadi momok belakangan ini.
    Hidup rakyat semakin berat. Di kalangan kelas menengah, sudah muncul pernyataan “makan tabungan”.
    Tanda-tanda hidup semakin sulit juga tercermin dari penurunan jumlah pemudik Lebaran 2025. Menurut Kementerian Perhubungan, jumlah pemudik Lebaran 2025 turun 24 persen.
    Penurunan jumlah pemudik mengindikasikan pendapatan yang dibelanjakan menyusut, terutama pada kelompok menengah ke bawah.
    Hal itu, saya kira, linier dengan maraknya PHK akhir-akhir ini. Linier pula dengan kebijakan “efisiensi” pemerintah, sehingga banyak kegiatan ekonomi terpaksa dibatalkan.
    Pada zaman “meleset” dikenal politik “pengetatan”, kini kebijakan “efisiensi”. Boleh jadi keduanya tak jauh berbeda. Kehidupan rakyat bertambah sengsara dari sebelumnya.
    Sementara itu, pemerintah dan pejabatnya tampak asyik dengan kepentingan sendiri. Mereka pongah dengan pandangan dan kebenaran sendiri.
    Keluh kesah rakyat terkesan diremehkan. Rakyat dibiarkan hidup sendirian bersama kecemasan dan pesimismenya.
    Pemerintah dan pejabatnya juga cenderung reaksioner dan ketus menanggapi kritik publik. Bukan menghadirkan ketenangan buat rakyat, melainkan malah terkesan “menantang” (orang Jawa menyebut “ngece”, “njarak”). Akibatnya, relasi konfliktual keduanya justru menajam.
    Pada sisi lain, penanganan isu korupsi yang kronis di Indonesia juga belum menunjukkan kemajuan yang berarti. Kita baru disuguhi penangkapan sejumlah pejabat yang diduga korup dan nilai korupsi yang membuat kita geleng-geleng kepala. Itu pun ditengarai hanya pejabat pinggiran dan terkesan tebang pilih. Tak ada efek jera.
    Pemerintah dan DPR ternyata malah mendahulukan pengesahan revisi UU TNI (meski mengundang penolakan sejumlah kalangan) daripada pengesahan undang-undang perampasan aset.
    Padahal, undang-undang perampasan aset dinilai banyak pihak sebagai salah satu instrumen penting pemberantasan korupsi.
    Singkat kata, Indonesia sesungguhnya sedang didera krisis multidimensi. Antarbidang kehidupan saling terkait dan memperburuk satu sama lain.
    Di tengah krisis multidimensi itu, palu godam Trump berpotensi besar membuat kita jatuh terhimpit tangga. Palu godam Trump potensial sekali membuat krisis multidimensi semakin mendalam.
    Tak ada cara lain, secara internal pemerintah harus mengubah secara radikal pendekatan kepada rakyat. Pemerintah harus menjauhi hal-hal yang menajamkan relasi konfliktual dengan rakyat, baik kebijakan maupun perilaku dan tutur kata pejabatnya.
    Sembari secara eksternal menguatkan kerja sama di antara negara-negara menengah guna melepas ketergantungan kepada kekuatan besar. Metafor palu godam untuk kebijakan tarif Trump sekaligus merefleksikan ketergantungan yang besar kepada pasar AS.
    Namun, ikhtiar secara eksternal itu tak mungkin bisa segera dipetik buahnya. Karena itu, ikhtiar secara internal menjadi kunci. Keteladanan pemimpin Indonesia pada hari-hari ini amat sangat penting, sangat-sangat dibutuhkan.
    Palu godam Trump niscaya bisa dilemahkan dengan jiwa besar pemimpin yang mau menyatu dengan pikiran dan perasaan rakyat.
    Niscaya rakyat bersedia menerima keadaan apapun tatkala para pemimpin bersedia membersamainya.
    Meminjam Bung Karno, rakyat membutuhkan pemimpin yang setia kepada sumbernya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Puncak Arus Balik Hari Ini, Waspadai Cuaca Ekstrem dan Hujan Lebat

    Puncak Arus Balik Hari Ini, Waspadai Cuaca Ekstrem dan Hujan Lebat

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan prakiraan cuaca hari ini untuk Minggu (6/4/2025). Sejumlah sirkulasi siklonik terpantau di berbagai wilayah perairan Indonesia seperti Samudra Hindia Barat Laut Aceh, Laut Natuna, Laut Sulawesi Utara, hingga Samudra Hindia Barat Bengkulu.

    Sirkulasi siklonik tersebut membentuk daerah perlambatan kecepatan angin atau konvergensi yang memanjang di sejumlah wilayah, antara lain Laut Sulawesi Utara, pesisir barat Kalimantan Barat, Samudra Hindia Barat Daya Lampung, dan pesisir selatan Papua Selatan.

    Daerah konvergensi lainnya juga terpantau dari Laut Natuna hingga Kepulauan Riau, dari pesisir barat Sumatera Utara hingga Bengkulu, Kalimantan Barat hingga Sarawak, serta dari Papua Tengah hingga Papua Barat Daya. Daerah pertemuan angin (konfluensi) pun terdeteksi di Laut Andaman, Samudra Hindia Barat Daya, Laut Natuna, Laut Sulawesi, hingga Laut Aru.

    Kondisi atmosfer ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan tinggi gelombang laut di wilayah-wilayah tersebut. Kombinasi dinamika atmosfer ini juga memicu potensi hujan sedang hingga lebat disertai cuaca ekstrem di sebagian besar wilayah Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.

    Peringatan Gelombang Tinggi dan Hujan Petir

    BMKG juga mencatat adanya peningkatan kecepatan angin lebih dari 25 knot di Samudra Hindia Barat Daya Banten dan Teluk Karpentaria yang berpotensi meningkatkan tinggi gelombang laut.

    Berikut prakiraan cuaca hari ini per wilayah pada Minggu (6/4/2025):

    Sumatera: Hujan ringan di Banda Aceh, Medan, Pekanbaru, Tanjung Pinang, dan Padang. Hujan sedang di Palembang, hujan petir di Jambi, Pangkal Pinang, dan Bandar Lampung.Jawa: Cerah berawan di Yogyakarta, berawan tebal di Surabaya. Hujan ringan di Jakarta, Bandung, Semarang. Hujan sedang di Serang.Bali dan Nusa Tenggara: Berawan di Denpasar dan Kupang, berawan tebal di Mataram.Kalimantan: Hujan ringan di Banjarmasin. Waspadai hujan petir di Tanjung Selor, Samarinda, Palangkaraya, dan Pontianak.Sulawesi: Hujan ringan di Gorontalo dan Makassar, hujan sedang di Palu. Potensi hujan petir di Mamuju, Kendari, dan Manado.Maluku dan Papua: Hujan ringan di Ternate, Sorong, Ambon, Jayapura, dan Jayawijaya. Hujan sedang di Merauke, hujan petir di Manokwari dan Nabire.

    BMKG mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologi. Untuk informasi yang lebih spesifik dan terkini cuaca hari ini setiap tiga jam, masyarakat dapat mengakses aplikasi Info BMKG di App Store dan Play Store, atau melalui situs resmi www.bmkg.go.id serta media sosial @infoBMKG.

  • Libur Lebaran Seru, Jelajahi Keindahan Bawah Laut Olele Gorontalo

    Libur Lebaran Seru, Jelajahi Keindahan Bawah Laut Olele Gorontalo

    Liputan6.com, Gorontalo – Bagi Anda yang masih mencari destinasi wisata untuk menghabiskan libur Lebaran, Taman Laut Olele di Gorontalo bisa menjadi pilihan utama. Terkenal di kalangan penyelam, keindahan bawah laut Olele tetap menjadi daya tarik yang tak tergantikan.

    Taman Laut Olele merupakan destinasi wisata bahari unggulan di Gorontalo. Keindahan terumbu karang yang masih alami serta kejernihan air lautnya menjadikan lokasi ini sebagai surga bagi penyelam dan pecinta snorkeling. Pasir putih yang membentang di pesisir pantai semakin menambah pesona tempat ini.

    Meskipun berada dekat dengan permukiman warga, ekosistem bawah laut Olele tetap terjaga. Air lautnya yang jernih dan terumbu karang yang padat menjadi bukti kepedulian masyarakat setempat terhadap kelestarian lingkungan.

    “Perairan di sini cukup tenang karena berada di dalam Teluk Tomini,” kata Risman Ibrahim, warga sekitar yang akrab dengan kawasan wisata ini.

    Salah satu daya tarik utama Taman Laut Olele adalah keberadaan sponge coral endemik yang tidak ditemukan di perairan lain.

    Para penyelam juga bisa menemukan beragam spesies nudibranch serta anemone shrimp dan saron shrimp yang menjadi incaran para fotografer makro.

    Berbagai spot penyelaman dengan karakteristik berbeda tersedia di sini, seperti Jinn Cave, Traffic Circle, Honeycomb, dan Muck Dive. Jinn Cave menjadi favorit para penyelam karena struktur karangnya yang unik dan menantang untuk dijelajahi.

    Shinta Djali, salah satu pengunjung, mengungkapkan kekagumannya terhadap keindahan bawah laut Olele.

    “Kita tidak perlu jauh-jauh ke Bunaken atau Raja Ampat. Dengan jarak hanya 10 kilometer dari Kota Gorontalo, kita sudah bisa menikmati keindahan bawah laut yang luar biasa,” ujarnya.

    Dengan pesona yang ditawarkan, Taman Laut Olele menjadi destinasi yang wajib dikunjungi bagi pecinta wisata bahari. Jangan lewatkan kesempatan untuk menjelajahi keindahan alam bawah laut Gorontalo dan menikmati pengalaman menyelam yang tak terlupakan.