Jenis Media: Regional

  • 10
                    
                        Pemerintah Akui Kerusakan Lingkungan Ikut Picu Bencana di Sumatera
                        Nasional

    10 Pemerintah Akui Kerusakan Lingkungan Ikut Picu Bencana di Sumatera Nasional

    Pemerintah Akui Kerusakan Lingkungan Ikut Picu Bencana di Sumatera
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pemerintah mengakui bahwa kerusakan lingkungan turut memperparah bencana banjir bandang dan tanah longsor di tiga provinsi, yakni Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh.
    “Selain faktor cuaca yang ekstrem, tentunya ada faktor
    kerusakan lingkungan
    yang memperparah bencana,” kata Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya dalam jumpa pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (3/12/2025).
    Oleh karena itu, pemerintah melalui Satuan Tugas (Satgas) Penertiban Kawasan Hutan (PKH) tengah menelusuri asal sejumlah kayu gelondongan yang turut terbawa arus dalam
    bencana banjir bandang
    .
    “Dan seiring dengan evakuasi dan penanganan sebagai fokus utama, pemerintah melakukan evaluasi dan investigasi secara menyeluruh terkait bencana ini,” jelas dia.
    Dalam kesempatan serupa, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, memastikan bahwa Satgas PKH tengah menelusuri asal kayu gelondongan tersebut.
    “Saat ini Satgas Penertiban Kawasan Hutan sudah turun tangan menelusuri dugaan gelondongan kayu yang banyak terbawa arus banjir,” tegas dia.

    Pratikno menyebutkan, Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan agar situasi bencana banjir dan tanah longsor di Aceh,
    Sumatera Utara
    , dan Sumatera Barat diperlakukan sebagai prioritas nasional.
    “Bapak Presiden memberikan instruksi agar situasi ini diperlakukan sebagai prioritas nasional, termasuk jaminan bahwa dana dan logistik nasional tersedia secara penuh, salah satunya pada saat tanggap darurat ini menggunakan
    Dana Siap Pakai
    ,” kata Pratikno.
    Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan akan menggelar rapat dengan Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni untuk menyelidiki dugaan pembalakan liar usai banyaknya gelondongan kayu yang hanyut saat banjir di Sumatera.
    Ia menyatakan, hal ini merupakan bagian dari penegakan hukum yang dilakukan oleh kepolisian untuk mencari tahu dugaan pelanggaran tersebut.
    “Penegakan hukum terkait temuan kayu gelondong yang terkupas, kami secara lisan sudah berkoordinasi dengan Menhut dan kami akan besok melaksanakan rapat,” kata Listyo dalam konferensi pers penanganan bencana banjir dan longsor di Posko Terpadu TNI, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (3/12/2025).
    Ia menyebut, dua institusi itu akan membentuk tim gabungan untuk menyelidiki dan mendalami. Adapun rapat, bertujuan untuk memproses rencana pembentukan tim tersebut.
    Diberitakan sebelumnya, sebanyak 753 jiwa dinyatakan meninggal dunia akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor di tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
    Data Dashboard Penanganan Darurat Banjir dan Longsor Sumatera Tahun 2025 yang tertulis di situs Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana (Pusdatin BNPB) menunjukkan jumlah korban jiwa, korban hilang, dan korban luka-luka.
    “Jumlah meninggal dunia 753 jiwa, hilang 650 jiwa, dan korban luka-luka 2.600 jiwa,” tulis data tersebut pada Rabu (3/12/2025), sebagaimana dilihat Kompas.com pada pukul 06.30 WIB.
    Data Pusdatin BNPB juga memperlihatkan jumlah kerusakan pada rumah-rumah warga di tiga provinsi tersebut.
    “3.600 rumah rusak berat, 2.100 rumah rusak ringan, dan 3.700 rusak ringan,” tulis data tersebut.
    Banjir bandang dan tanah longsor mengakibatkan sejumlah fasilitas umum yang rusak, termasuk fasilitas pendidikan dan tempat ibadah.
    “Jembatan 39,34 persen mengalami kerusakan, fasilitas ibadah 16,97 persen, fasilitas pendidikan 42,5 persen, dan fasilitas kesehatan 1,18 persen,” tulis data Pusdatin BNPB.
    Sementara itu, jumlah pengungsi per hari ini mencapai 106.200 di Sumatera Barat, 538.000 di Sumatera Utara, dan 1,5 juta warga Aceh.
    Dengan demikian, ada 141.800 warga Sumbar yang terdampak, 1,5 juta di Aceh, dan 1,7 juta di Sumut.
    Total yang terdampak bencana ini adalah 3,3 juta jiwa.
    Data ini pun masih terus diperbarui oleh BNPB secara berkala.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dua Pemotor Terluka dalam Kecelakaan di Jalan Raya Parimono Jombang

    Dua Pemotor Terluka dalam Kecelakaan di Jalan Raya Parimono Jombang

    Jombang (beritajatim.com) – Kecelakaan lalu lintas terjadi di Jalan Raya Desa Parimono, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, yang melibatkan dua sepeda motor, Rabu (3/12/2025). Kecelakaan tersebut menyebabkan dua orang mengalami luka dan harus dirawat di rumah sakit setempat.

    Kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan tersebut adalah sepeda motor Honda Beat dengan nomor polisi S-6090-OB yang dikendarai oleh Nur Inani Ina (45), warga Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang.

    Ia tidak mengalami luka dalam kejadian ini. Namun, yang dibonceng oleh Ina, Aisyah Febriana Arifin (13), mengalami luka dan saat ini sedang dirawat di RSUD Kabupaten Jombang.

    Motor kedua yang terlibat adalah Honda Vario dengan nomor polisi S-4279-OBO yang dikendarai oleh Sri Wahyuni (45), warga Desa Kertorejo Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang. Ia juga mengalami luka dan sedang mendapatkan perawatan di RSUD Kabupaten Jombang.

    Menurut keterangan dari Kanit Gakkum Satlantas Polres Jombang, Ipda Siswanto, kejadian bermula saat sepeda motor Honda Beat yang dikendarai oleh Nur Inani Ina melaju dari arah utara menuju selatan.

    Setibanya di lokasi kejadian, ketika hendak belok kanan, pengendara Honda Beat kurang memperhatikan arus lalu lintas dari arah selatan. Akibatnya, sepeda motor Honda Beat tersebut tertabrak oleh sepeda motor Honda Vario.

    Dalam kecelakaan ini, tidak ada korban yang meninggal dunia maupun yang mengalami luka berat. Namun, dua orang pengendara mengalami luka ringan dan mendapat perawatan medis. “Para saksi kejadian, telah memberikan keterangan kepada pihak kepolisian mengenai kronologi kejadian,” pungkas Siswanto. [suf]

  • Mr X Mengapung di Sungai Welang Pasuruan, Polsek Kraton Lakukan Penyelidikan

    Mr X Mengapung di Sungai Welang Pasuruan, Polsek Kraton Lakukan Penyelidikan

    Pasuruan (beritajatim.com) – Penemuan mayat laki-laki tanpa identitas di aliran Sungai Welang Desa Pulokerto, Kecamatan Kraton, menggegerkan warga setempat pada Rabu (3/12/2025). Tubuh korban pertama kali terlihat mengapung oleh warga yang sedang melintas di sekitar kawasan tambak.

    Saksi mata bernama M. Idris, seorang nelayan, mengaku melihat korban saat berjalan menuju tambak di wilayah setempat. Ia kemudian bergegas kembali dan melaporkan temuan tersebut kepada perangkat Desa Pulokerto.

    Plt Kasi Humas Polres Pasuruan Kota, Aiptu Junaedi, membenarkan adanya laporan penemuan mayat tersebut dan menyatakan polisi langsung menuju lokasi untuk melakukan pengecekan. “Kami menerima laporan dari desa, dan anggota bersama Kapolsek Kraton langsung ke TKP untuk memastikan temuan mayat tersebut,” ungkapnya.

    Proses evakuasi berlangsung sekitar pukul 13.40 WIB dengan melibatkan Muspika Kecamatan Kraton, BPBD Kabupaten Pasuruan, Puskesmas Kraton, dan petugas kepolisian. Mayat kemudian dibawa ke RSUD R. Soedarsono untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    Junaedi menambahkan bahwa identitas korban masih belum diketahui dan penyelidikan akan dilanjutkan. “Saat ini kami fokus mengumpulkan keterangan saksi serta menunggu hasil identifikasi dari rumah sakit,” ujarnya.

    Hingga kini, pihak kepolisian belum menemukan tanda-tanda kekerasan dan masih mendalami penyebab kematian korban. Warga sekitar diminta melapor apabila merasa kehilangan anggota keluarga atau mengetahui ciri-ciri terkait temuan tersebut. (ada/ted)

  • Pikap Grandmax Buang Limbah ke Sungai Brantas, Warga Jombang Rekam Aksi Tersebut

    Pikap Grandmax Buang Limbah ke Sungai Brantas, Warga Jombang Rekam Aksi Tersebut

    Jombang (beritajatim.com) – Dalam dua hari terakhir, sebuah video yang memperlihatkan aksi pembuangan limbah dari RPH (Rumah Penyembelian Hewan) ke Sungai Brantas di Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, menjadi viral di media sosial.

    Video yang diambil menggunakan kamera drone ini menunjukkan sebuah kendaraan pikap Grandmax berwarna silver yang dengan santai membuang limbah berupa jerohan hewan dan darah ke sungai. Kejadian tersebut terjadi pada Senin, 1 Desember 2025, sekitar pukul 17.00 WIB menjelang Maghrib.

    Menurut B, seorang warga yang berhasil merekam video tersebut, pembuangan limbah dilakukan dengan cara yang cukup terorganisir. “Pembuangan limbah dilakukan ketika warga sekitar lengah. Saat drone saya menunjukkan aktivitas mereka membuang limbah ke sungai, kendaraan itu langsung pergi ke arah Ploso,” ujar B saat dikonfirmasi pada Selasa, 2 Desember 2025.

    Ia mengungkapkan bahwa pikap tersebut berhenti di atas jembatan Brantas, kemudian sejumlah pria menurunkan limbah yang dikemas dalam plastik besar ke dalam sungai. Semua aktivitas tersebut dilakukan dengan santai dan berkali-kali.

    Keberadaan limbah yang dibuang ke sungai tersebut memang telah menjadi masalah bagi warga sekitar. Meskipun demikian, mereka belum mengetahui dengan pasti dari mana asal limbah tersebut.

    “Memang mereka sering membuang itu ke sungai, terkadang di Jembatan Baru. Tapi warga belum mengetahui limbah itu berasal dari mana,” ujar salah seorang warga.

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jombang, Miftahul Ulum, merespons cepat kejadian ini. Ia menyatakan bahwa pihaknya sedang melakukan penelusuran untuk mengidentifikasi pelaku pembuangan limbah tersebut.

    “Saya akan koordinasikan kejadian ini dengan OPD terkait, baik Satpol PP maupun PUPR, untuk membantu mengidentifikasi pelaku pembuangan limbah di Sungai Brantas. Tim DLH saat ini masih melakukan identifikasi di lokasi untuk mencari sumber limbah dan pemilik pikap,” ungkap Miftahul Ulum, Rabu (3/12/2025).

    Pembuangan limbah sembarangan ke sungai dapat mencemari lingkungan dan berpotensi membahayakan kesehatan masyarakat sekitar. Oleh karena itu, DLH Jombang mengimbau agar masyarakat segera melapor jika menemukan aktivitas serupa. Pihak berwenang berkomitmen untuk segera menangani kasus ini guna mencegah kerusakan lingkungan lebih lanjut. [suf]

  • Bupati Sampang Resmikan Jembatan Poros Penghubung 2 Desa

    Bupati Sampang Resmikan Jembatan Poros Penghubung 2 Desa

    Sampang (beritajatim.com) – Setelah penantian panjang, akses penghubung antara Desa Daleman dan Pesarenan akhirnya diresmikan oleh Bupati Sampang, H. Slamet Junaidi dengan ditandai pemotongan pita di lokasi jembatan.

    Turut hadir dalam acara tersebut Kalaksa BPBD Sampang Fajar Arif, anggota DPRD Sampang Alan Kaisan, Forkopimcam Kedungdung, para kepala desa, dan tokoh masyarakat setempat.

    Dalam sambutannya, Kalaksa BPBD Fajar Arif menceritakan bahwa pembangunan jembatan ini penuh tantangan. Setelah ambruk pada akhir 2020, BPBD menghadapi kendala efisiensi anggaran akibat pandemi. Atas instruksi Bupati, pengajuan bantuan.

    “Sejak proses pengajuan hingga pembangunan, BPBD sudah berganti tiga Kalaksa: Asroni, Candra, dan saya sendiri. Berkat perjuangan semua pihak, jembatan ini akhirnya dapat terbangun dan semoga bisa bermanfaat bagi warga,” ujarnya, Rabu (3/12/2025).

    Sementara itu, Bupati Sampang H. Slamet Junaidi menegaskan komitmenya untuk terus memprioritaskan pembangunan yang berdampak langsung bagi masyarakat.

    Ia mengakui sempat kebingungan terkait kebutuhan anggaran, mengingat saat itu terdapat lima jembatan dan satu embung yang juga harus dibangun.

    “Karena keterbatasan anggaran daerah, kami mengusulkan bantuan hibah ke pemerintah pusat. Alhamdulillah, hari ini kita dapat melihat hasilnya. Semoga jembatan ini membawa manfaat bagi Masarakat umum terutama bagi warga sekitar,” tandasnya.[adv/sar]

  • Gunung Merapi Masih Terus Erupsi, Waspada Potensi Bahaya Guguran Lava dan Awan Panas

    Gunung Merapi Masih Terus Erupsi, Waspada Potensi Bahaya Guguran Lava dan Awan Panas

    Menurut data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), berdasarkan hasil pemantauan sepanjang Rabu (3/12/2025), periode pukul 06.00-12.00 WIB, Gunung Merapi mengalami sebanyak 16 kali gempa Guguran dengan amplitudo 1-22 mm dan lama gempa 44.92-120.75 detik, kemudian 17 kali gempa Hybrid/Fase Banyak dengan amplitudo 1-22 mm, S-P 0.2-0.5 detik dan lama gempa 8.74-43.91 detik.

    Petugas Pos Pantau Gunung Merapi Tri Mujiyanta dalam laporannya menyebutkan, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

    “Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak,” katanya.

    Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam daerah potensi bahaya.

    Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.

    “Waspada bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi,” katanya.

    Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

  • Juara Desa Wisata Jatim, Ketindan Siapkan Lapangan Bola Standar Training Center di 2026

    Juara Desa Wisata Jatim, Ketindan Siapkan Lapangan Bola Standar Training Center di 2026

    Malang (beritajatim.com) – Pemerintah Desa Ketindan, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, menyepakati lima proyek pembangunan strategis untuk tahun 2026, salah satunya adalah pembangunan lapangan sepak bola berstandar training center, dalam Musyawarah Pembangunan Desa yang digelar di pendopo desa setempat, Selasa (2/12/2025) malam. Kesepakatan ini menjadi langkah maju bagi desa yang baru saja dinobatkan sebagai Juara 1 Desa Wisata tingkat Jawa Timur tersebut.

    Nuansa syahdu menyelimuti pendopo etnik nan eksentrik di Desa Ketindan saat acara berlangsung. Meski hujan rintik-rintik turun, tak kurang dari 100 warga yang merupakan perwakilan dari berbagai unsur masyarakat hadir memadati ruangan untuk menyusun Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) Tahun 2026.

    Suara gelak tawa dan kehangatan suasana justru menjadi pengiring setia musyawarah tersebut. Forum berjalan sangat cair dan hangat dengan harmoni kekeluargaan yang kental, jauh dari kesan kaku sebuah rapat pemerintahan.

    “Pemandangan ini bukan hal yang aneh di sini. Setiap bermusyawarah, keasyikan berbaur dan menyatukan ide sudah menjadi tradisi, kayak temu kangen,” ujar salah seorang peserta, menggambarkan kemesraan forum yang terbangun.

    Semangat tersebut tak luntur oleh gelapnya malam. Kepala Desa Ketindan, Artining S.Sos, dalam sambutannya menyampaikan kabar gembira terkait pendanaan proyek yang tidak membebani Dana Desa. Ia menegaskan kesiapan desa untuk mengeksekusi rencana besar tersebut.

    “Di tahun 2026 mendatang, kita sudah ‘nyelengi’ (menabung) 5 kegiatan strategis dari berbagai pihak di luar Dana Desa. Salah satunya adalah pembangunan lapangan sepak bola standar training center, Tandon air kapasitas besar, taman estetik, hotmix akses wisata dan hotmix akses ke pesantren, Support ini harus kita syukuri, jaga, dan pelihara secara sustainable,” tegasnya.

    Forum kemudian memasuki sesi pemaparan matriks rencana pembangunan yang dipandu Sekretaris Desa. Suasana pun berubah sejenak menjadi hening. Para peserta dengan saksama mencermati setiap kolom perencanaan yang akan dimigrasikan ke dalam dokumen anggaran, fokus pada program pembangunan di lingkungan masing-masing.

    Perencanaan matang ini sejalan dengan momentum prestasi Desa Ketindan. Tahun ini, mereka sukses menyabet anugerah Dewi Cemara sebagai Juara 1 Desa Wisata Cerdas Mandiri dan Sejahtera tingkat Provinsi Jawa Timur, berkat pengelolaan wisata terintegrasi di Kawasan Ketindan Trade.

    Keunikan lain terlihat dari besarnya partisipasi perempuan dalam musyawarah malam itu. Koordinator Pendamping Desa Ketindan menyebut hal ini sebagai kombinasi kearifan lokal dengan strategi nasional.

    “Ini adalah salah satu penggalan Bhumi Ibu Pertiwi yang diasuh kebersamaan dan konsep tropis berbasis lingkungan dan kearifan lokal, dikombinasikan dengan rencana strategis pembangunan nasional yang selaras dengan visi misi desa bertajuk Ketindan Trad (Tertata, Rapi, Alami Desa),” tuturnya.

    Pada penghujung acara, Dokumen RKP Desa Tahun Anggaran 2026 resmi diterima dan disetujui oleh seluruh forum. Musyawarah ditutup dengan foto bersama dan yel-yel komitmen kebersamaan, mengukuhkan semangat gotong royong warga Ketindan. [yog/beq]

  • Permukiman Warga Luluhlantak Digilas Banjir Lahar Hujan Gunung Lewotobi, Terdengar Gemuruh Besar

    Permukiman Warga Luluhlantak Digilas Banjir Lahar Hujan Gunung Lewotobi, Terdengar Gemuruh Besar

     

    Liputan6.com, Flores Timur – Banjir lahar hujan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, NTT, menerjang rumah warga di desa Dulipali, Kecamatan lle Bura, Rabu (3/12/2025).

    Material dan bebatuan besar menghantam rumah Anchis Witin, salah satu penyintas yang telah mengungsi bersama warga ke tempat aman.

    Tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, karena rumah itu setahun terakhir ditinggal pemiliknya mengungsi ke hunian sementara.

    Tak hanya permukiman Desa Dulipali, banjir lahar hujan juga menerjang Desa Klatanlo dan memporak-porandakan rumah warga.

    Jalan Trans Flores Macet

    Banjir lahar hujan itu juga membuat material dan lumpur menutup jalur jalan Trans Flores tepatnya di Desa Dulipali dan Hokeng Jaya.

    “Selalu hati-hati. Di Dulipali ada banjir yang menyeret batu besar,” ujar Yohanes Bean, salah seorang penyintas yang melintasi jalur itu.

    Sejak pagi warga mendengar gemuruh besar dari arah gunung. Suara itu berasal dari tabrakan bebatuan saat terseret banjir hingga meluluhlantakan permukiman warga.

    “Gemuruhnya jelas sekali dari gunung,” ungkapnya.

  • Donasi Gerindra Jatim untuk Bencana Aceh-Sumatra Terkumpul Rp805 Juta

    Donasi Gerindra Jatim untuk Bencana Aceh-Sumatra Terkumpul Rp805 Juta

    Surabaya (beritajatim.com) – DPD Gerindra Jawa Timur menggalang donasi untuk membantu korban bencana di Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat. Donasi Gerindra Jatim terkumpul Rp 805.000.000.

    Bendahara Gerindra Jatim Ferdians Reza Alvisa mengatakan donasi tersebut terkumpul dari Anggota DPRD Jatim Fraksi Gerindra, DPRD kabupaten/kota se Jatim serta para pengurus dan kader.

    “Alhamdulillah teman-teman bersama berdonasi untuk meringankan beban saudara kita di Sumatera hingga Aceh yang dilanda bencana banjir,” kata Alvis di Surabaya, Rabu (3/12/2025).

    Alvis mengatakan donasi itu nantinya akan diberikan dalam bentuk makanan hingga kebutuhan warga sehari-hari. Ia berharap bantuan dari Gerindra Jatim bisa meringankan beban warga.

    “Karena instruksi Pak Presiden Prabowo semua harus turun tangan dan membantu. Kami kader Gerindra Jatim siap membantu saudara kita yang terkena musibah,” jelasnya.

    Alvis menegaskan bahwa bantuan tersebut merupakan gerakan moral dari kader Gerindra Jatim yang ingin berkontribusi meringankan beban masyarakat Sumatera.

    “Ini gerakan moral kader Gerindra Jawa Timur. Mereka menitipkan kepedulian, doa, dan semangat untuk saudara-saudaranya di Sumatera. Semoga bantuan ini dapat mengurangi beban dan mempercepat proses pemulihan,” ungkapnya.

    “Semoga para korban yang wafat mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT, amal kebaikannya diterima. Bagi yang masih dalam pencarian, semoga prosesnya dimudahkan, dan bagi para penyintas, semoga diberi kesehatan, kekuatan, dan ketabahan untuk bangkit kembali,” tambah Politikus asal Blitar ini.

    Alvis menambahkan bantuan kemanusiaan bagi korban bencana di Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat nantinya akan dikirim Gerindra pada Kamis (4/12/2025) dengan bentuk makanan dan kebutuhan warga sehari-hari.

    “Atas nama Gerindra Jawa Timur dan seluruh kader kami menyampaikan duka cita yang sangat mendalam atas bencana alam yang menimpa saudara-saudara kita di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat,” pungkasnya. [tok/aje]

  • Waspada Adanya Retakan Tanah, Wali Kota Bandung Minta Warga Segera Mengungsi

    Waspada Adanya Retakan Tanah, Wali Kota Bandung Minta Warga Segera Mengungsi

    Farhan menyatakan, bencana serupa dapat terjadi di sejumlah titik rawan lainnya yang tersebar di Bandung Utara dan Bandung Timur.

    Menurutnya, kawasan seperti Isola, Ledeng, Tamansari, Cipaganti, hingga Ciumbuleuit rentan longsor akibat kepadatan bangunan di lereng curam. Sedangkan kawasan Ujungberung, Cibiru, dan Mandalajati juga berpotensi terdampak longsoran besar dari kawasan hutan Gunung Manglayang.

    “Kita sedang menghadapi musim ekstrem. Semua warga di zona rawan harus waspada dan segera melapor jika melihat retakan tanah, pergeseran pondasi, atau tanda-tanda awal longsor,” kata Farhan.

    Pemerintah Kota Bandung kini mengintensifkan patroli kewilayahan serta pemetaan ulang titik berisiko, termasuk kemungkinan peninjauan ulang terhadap tata ruang di kawasan padat pemukiman lereng.

    “Terpenting saat ini adalah pencegahan. Lebih baik bertindak sebelum terjadi, daripada menyesal ketika bencana sudah terjadi,” ujar Farhan.

    Evakuasi dua rumah ini menjadi alarm penting bagi seluruh warga Bandung, khususnya yang tinggal di daerah ketinggian dan lereng.

    Pemerintah memastikan proses penanganan tidak berhenti pada pengungsian, namun akan dilanjutkan dengan asesmen teknis, stabilisasi kawasan, dan mitigasi jangka panjang.

    “Kami ingin memastikan warga merasa aman. Kita bergerak bersama, kita antisipasi bersama,” tukas Farhan.

    Waspada Ancaman DBD

    Selain bencana hidrometeorologi, Farhan juga mengingatkan ancaman demam berdarah dengue (DBD) yang biasanya meningkat pada awal tahun.

    “Kalau Anda merasakan demam selama 24 jam, walaupun sudah dikasih obat, turun sebentar naik lagi, segera bawa ke Puskesmas,” sebut Farhan.

    Farhan memastikan, pemeriksaan darah di Puskesmas gratis, apabila dinilai perlu oleh dokter.

    “Jika dokter mengatakan memang perlu dites, maka tes ini gratis,” kata Farhan.

    Dalam forum Siskamling, warga juga menanyakan persoalan sampah. Menurut Farhan, masalah di kawasan Pasir Kaliki bukan pada pemilahan, melainkan pengangkutan.

    “Pengangkutannya memang harus diatur lebih cepat karena rumahnya padat penduduk dan berada di jalan protokol yang tidak boleh dibiarkan lama-lama,” ujar Farhan.

    Sebagai bagian dari solusi jangka panjang, Pemkot Bandung akan menempatkan petugas khusus pemilah dan pengolah organik di setiap RW.

    “Ada petugas pemilah dan pengolah setiap hari khusus untuk sampah organik,” kata Farhan.