Jenis Media: Regional

  • RSUD Aceh Tamiang Beroperasi setelah Dibersihkan dan Listrik Pulih

    RSUD Aceh Tamiang Beroperasi setelah Dibersihkan dan Listrik Pulih

    Aceh Tamiang, Beritasatu.com – Kondisi RSUD Aceh Tamiang yang sebelumnya terendam banjir kini telah pulih. Lumpur yang menggenangi rumah sakit berhasil dibersihkan, sementara pasokan listrik kembali tersedia berkat pengoperasian genset yang didatangkan PLN.

    Kepala BNPB Suharyanto meninjau langsung rumah sakit tersebut pada Sabtu pagi dan melihat fasilitas kesehatan itu sudah bersih. Genset berkapasitas 100.000 watt juga telah berfungsi sehingga layanan medis dapat kembali berjalan.

    “Layanan kesehatan sudah dapat dinikmati saudara kita di Aceh Tamiang,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam konferensi pers, Sabtu (6/12/2025).

    Selain dukungan untuk Aceh Tamiang, BNPB juga mengirimkan genset berkapasitas 250.000 watt milik PLN ke Aceh Tengah. Genset seberat 2,8 ton itu diangkut menggunakan helikopter untuk mempercepat pemulihan layanan kesehatan di daerah tersebut.

    Genset itu akan dipasang di RSUD Aceh Tengah dan ditargetkan segera beroperasi. “Agar saudara kita di Aceh Tengah yang belum mendapatkan pelayanan maksimal karena belum ada sumber energi listrik, besok rumah sakit sudah berfungsi kembali,” jelas Muhari.

    Muhari menyebutkan jumlah korban meninggal akibat banjir dan longsor di Aceh mencapai 359 orang. Ia berharap korban yang masih dinyatakan hilang dapat segera ditemukan.

  • TNI Kerahkan 30.000 Prajurit dan 70 Alutsista Tangani Bencana Sumatera

    TNI Kerahkan 30.000 Prajurit dan 70 Alutsista Tangani Bencana Sumatera

    Jakarta, Beritasatu.com – Tentara Nasional Indonesia (TNI) terus memperkuat operasi kemanusiaan dalam penanganan dampak bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    Hal tersebut disampaikan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah dalam konferensi pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (6/12/2025). Ia hadir bersama Kadispenal Laksma TNI Tunggul serta perwakilan Dinas Penerangan TNI AD dan TNI AU.

    Freddy menyebutkan, total 30.864 prajurit telah dikerahkan ke wilayah terdampak. Untuk mendukung mobilisasi logistik dan personel, TNI menurunkan 70 alutsista berbagai jenis.

    “Jumlah pesawat angkut 18 pesawat, helikopter 36 helikopter, Kapal TNI yang dilibatkan ada 16 kapal, 14 KRI dan 2 ADRI,” ujarnya.

    Ia menjelaskan bahwa percepatan distribusi bantuan terus dilakukan melalui udara dan laut. Total bantuan yang dikirim dari Lanud Halim Perdanakusuma ke sejumlah pangkalan aju mencapai 271,39 ton, ditambah bantuan airdrop sebesar 26,22 ton.

    Sementara itu, distribusi lewat jalur laut telah mencapai 968 ton. Secara keseluruhan, bantuan logistik yang tiba di wilayah bencana berjumlah 1.265,61 ton.

    Pada sektor infrastruktur, TNI mempercepat pembangunan akses jalan yang terputus dengan mendirikan jembatan Bailey. Hingga kini, terdapat 18 jembatan yang sedang ditangani, terdiri atas enam unit di Aceh, dua di Kabupaten Bireuen, dan empat unit lain yang masih dalam pengerjaan. Di Sumatera Barat terdapat delapan titik pembangunan jembatan, dan di Sumatera Utara empat titik.

    Freddy menambahkan bahwa TNI juga mengoperasikan 21 dapur umum dan dapur lapangan untuk menjamin ketersediaan konsumsi harian para pengungsi. Selain itu, sembilan unit mobil Reverse Osmosis (RO) dikerahkan guna menyediakan pasokan air bersih di lokasi terdampak dan wilayah yang mengalami keterbatasan sumber air.

    “Ketersediaan pangan dan air bersih menjadi prioritas agar masyarakat dapat bertahan di masa darurat ini,” ujarnya.

    TNI juga ikut memulihkan layanan kesehatan, termasuk membantu membuka kembali akses ke rumah sakit di Aceh Tamiang yang sempat tertutup banjir.

    “Alhamdulillah, upaya perbaikan layanan publik terus dilaksanakan oleh prajurit-prajurit kita di lapangan,” tambah Freddy.

    Freddy menegaskan komitmen TNI dalam menjalankan tugas kemanusiaan. “Ujian musibah ini bukan hanya duka dari saudara-saudara kita yang terdampak, tetapi ini adalah duka kita bersama. Saya pastikan negara hadir, TNI hadir, untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat,” ujarnya.

    Ia juga menekankan bahwa seluruh langkah TNI dilakukan untuk memastikan pemulihan berlangsung cepat dan merata. “Kami tidak hanya mengirim bantuan, tetapi memastikan setiap bantuan benar-benar sampai dan membawa manfaat bagi warga,” tegas Freddy.

  • Kerusakan akibat Banjir di Langkat Cukup Parah, Bupati Harap Bantuan Pusat
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        6 Desember 2025

    Kerusakan akibat Banjir di Langkat Cukup Parah, Bupati Harap Bantuan Pusat Medan 6 Desember 2025

    Kerusakan akibat Banjir di Langkat Cukup Parah, Bupati Harap Bantuan Pusat
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Bupati Langkat Syah Afandi atau akrab disapa Ondim menyampaikan ada 16 kecamatan yang terdampak banjir di Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara.
    Adapun, kecamatan yang masih terendam banjir adalah Tanjung Pura. Penyebabnya, tanggul yang jebol sehingga aliran Sungai Batang Hari masuk ke permukiman warga.
    Sejauh ini, ada beberapa langkah tanggap darurat yang telah diambil. Pertama, proses perbaikan tanggung menggunakan goni berisi pasir.
    Kedua, membangun empat dapur umum untuk mendistribusikan kebutuhan pokok. Setiap harinya, dapur umum itu dapat memproduksi 6.000 nasi bungkus.
    Selain itu tersedia pula beras, mi instan, telur, dan lainnya. Namun, dia mengakui punya kendala dalam mendistribusikannya ke beberapa titik yang masih tergenang.
    “Akses ke daerahnya masih terendam air memang agak kesulitan. Tetapi kita melalui perangkat desa kita minta jemput barang untuk disampaikan ke warga,” ucap Ondim saat diwawancara di kantor Dinas Sosial
    Langkat
    pada Jumat (5/12/2025).
    Sedangkan untuk air bersih, pihaknya telah melepas dua puluh unit truk tangki berkapasitas 7.000 liter air bersih ke titik-titik korban terdampak banjir.
    “Kalau di Tanjung Pura ada sekitar 15 posko yang sudah dibangun,” ucap Ondim.
    Ondim pun menegaskan bahwa dampak banjir cukup signifikan. Sebab, setidaknya ada delapan jembatan penghubung yang rusak. Selain itu, ada jalan yang juga amblas.
    “Jembatan yang vital misalnya jembatan di jalan provinsi menuju Pangkalan Susu. Itu biasanya dipakai untuk jalur distirbusi gas dari Pertamina,” ungkap Ondim.
    Di samping itu, mesin pompa dan instalasi air PDAM juga rusak sehingga tidak bisa berjalan dengan baik. Ditambah lagi, perbaikan rumah warga yang rusak diterjang banjir.
    “Makanya kami berharap pemerintah pusat dapat berikan bantuan (anggaran) karena perbaikan pasca-banjir ini tidak sedikit,” pintanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Viral Video Ancaman Pembunuhan di Tamansari Bogor, Polisi: Tak Ada Unsur Pidana, Sang Pria Punya Gangguan Mental 
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        6 Desember 2025

    Viral Video Ancaman Pembunuhan di Tamansari Bogor, Polisi: Tak Ada Unsur Pidana, Sang Pria Punya Gangguan Mental Bandung 6 Desember 2025

    Viral Video Ancaman Pembunuhan di Tamansari Bogor, Polisi: Tak Ada Unsur Pidana, Sang Pria Punya Gangguan Mental
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Video pria melotot dan marah-marah sambil melontarkan ancaman pembunuhan yang viral di media sosial dipastikan merupakan peristiwa lama.
    Polisi menyebut kejadian dalam video itu berlangsung sekitar lima bulan lalu dan baru beredar luas setelah diunggah belakangan ini.
    Kapolsek Tamansari Iptu Jajang mengatakan, kepolisian langsung menelusuri lokasi setelah video itu
    viral
    lima bulan lalu. 
    Alamat dalam video diketahui berada di RT 3 RW 11 Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor.
    “Setelah kami mendapatkan
    video viral
    itu, kami datangi alamatnya. Memang benar lokasinya di RT 3 RW 11 Desa Pasir Eurih. Kejadian dalam video itu sebenarnya terjadi lima bulan yang lalu, bukan baru ini,” kata Jajang saat dihubungi
    Kompas.com
    , Sabtu (6/12/2025).
    Menurut Jajang, ia bersama anggota Polsek Tamansari mendatangi rumah tersebut dan meminta keterangan dari pihak-pihak yang ada di dalam video.
    Polisi menemui ibu dari pria yang terekam marah-marah, perempuan perekam video, serta suami perekam yang masih satu keluarga.
    “Semua yang kami temui menjelaskan bahwa kejadiannya lima bulan lalu. Video itu baru diunggah sekarang karena si perekam ingin meminta bantuan ke orang di tempat kerjanya,” ujar Jajang.
    Ia menegaskan, peristiwa yang direkam dalam video itu tidak terjadi saat ini.
    Kondisi di rumah tersebut juga sudah kondusif ketika dilakukan pengecekan.
    Polisi juga memastikan tidak ada unsur pidana atau kekerasan dalam kejadian tersebut.
    Dalam peristiwa yang terjadi lima bulan lalu itu, sambung dia, tidak ditemukan penggunaan senjata tajam maupun tindakan fisik.
    “Tidak ada kekerasan, tidak ada ancaman secara nyata, dan tidak ada senjata tajam,” ujar Jajang.
    Pria dalam video tersebut diketahui bernama Edi. Ia merupakan anak pertama dari ibu berbaju biru yang tampak dalam video.
    Jajang mengatakan, Edi memiliki gangguan mental.
    Ia sesekali mengalami episode ketika berbicara sendiri atau berteriak tanpa sebab jelas.
    Kondisi itu yang memicu sikap emosionalnya ketika direkam oleh adik iparnya, si perempuan perekam video.
    Menurut kesaksian warga di lingkungan tempat tinggal keluarga, saat ini juga belum pernah mendapati Edi bersikap seperti dalam video itu.
    Sebab, sejak mereka pindah beberapa bulan lalu, tak ada masalah.
    Terkait pemicu kejadian, Jajang menjelaskan Edi marah karena direkam saat kondisinya tidak stabil.
    Saat itu, ibunya berusaha melerai, tetapi adik iparnya justru merekam kejadian tersebut.
    “Dia marah karena divideokan. Saat ibunya melerai, adik iparnya malah merekam dan mancing-mancing, itu yang membuat dia semakin kesal,” ujar Jajang.
    Dari hasil pengecekan lapangan, kasus tersebut dinilai sudah selesai dan tidak ada ancaman keselamatan terhadap anggota keluarga yang tinggal di sana.
    “Yang sekarang kondisinya aman. Memang Edi masih sesekali ngoceh sendiri, tapi tidak pernah melakukan kekerasan,” kata Jajang.
    Saat ini, Edi sudah diberi obat oleh bidan desa dan tim kesehatan serta Puskesmas Sirnagalih.
    Dia sudah mulai tenang dan tidak marah-marah lagi.
    Polisi menilai, video tersebut menimbulkan persepsi keliru di masyarakat karena tanpa konteks waktu kejadian.
    “Jadi perlu diluruskan, ini peristiwa lama yang baru viral sekarang,” kata Jajang.
    Ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak mudah menyebarkan video lama dengan narasi baru karena dapat menimbulkan keresahan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pencarian 3 Warga Hilang di Longsor Arjasari Terus Dilakukan, Akses Sulit Jadi Kendala
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        6 Desember 2025

    Pencarian 3 Warga Hilang di Longsor Arjasari Terus Dilakukan, Akses Sulit Jadi Kendala Bandung 6 Desember 2025

    Pencarian 3 Warga Hilang di Longsor Arjasari Terus Dilakukan, Akses Sulit Jadi Kendala
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Tim SAR gabungan berupaya menemukan tiga warga yang hilang akibat longsor di kawasan Bulu Sungai Cibodas, Kecamatan Arjasari, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
    Hingga Sabtu (6/12/2025), proses pencarian dilakukan dengan mengerahkan alat berat dan metode manual karena medan yang sulit.
    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik
    BPBD Jawa Barat
    , Bambang Imanudin mengatakan, alat berat sudah dapat masuk ke lokasi, tetapi pergerakannya terbatas.
    “Saat ini alat berat sudah bisa masuk, tapi kami juga melakukan pencarian secara manual dibantu alkon. Akses sangat sulit, sehingga upaya manual tetap dominan,” ujar Bambang saat ditemui di lokasi.
    Ia menuturkan, pencarian sewaktu-waktu dihentikan sementara apabila cuaca gelap atau hujan deras turun.
    Kondisi tersebut dianggap membahayakan tim yang bekerja pada tebing rawan.
    “Jika cuaca tidak memungkinkan, tim akan kami tarik sementara. Begitu cuaca membaik, pencarian dilanjutkan,” katanya.
    Bambang menyampaikan, longsor dipicu hujan deras yang mengguyur kawasan hulu Sungai Cibodas pada Jumat sore.
    Hujan itu memicu retakan awal pada mahkota tebing sebelum akhirnya ambruk dan menimbun rumah warga.
    “Retakan seperti ini seharusnya bisa diantisipasi lebih awal, termasuk percepatan pengalihan warga dari zona rawan,” ujarnya.
    Sebanyak lima rumah rusak berat dan tertimbun material longsor.
    Selain itu, 110 rumah lain berada di zona berpotensi terdampak dan direkomendasikan untuk dikosongkan sementara.
    Tiga warga yang masih dicari yaitu Alfa (15), Citra (20), dan Aisyah (75).
    Ketiganya diduga berada dalam satu rumah saat longsor terjadi. “Mereka masih dalam satu keluarga,” kata Bambang.
    Warga yang tinggal di 110 rumah rawan terdampak telah dievakuasi ke hunian sementara.
    Sebagian mengungsi di rumah-rumah penduduk, sementara lainnya ditampung di GOR desa.
    Total pengungsi mencapai 400 orang dari 110 kepala keluarga.
    BPBD Jawa Barat telah menyalurkan bantuan logistik berupa sembako, air mineral, serta kebutuhan dasar lainnya.
    Bantuan tambahan juga datang dari Dinas Sosial Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Bandung.
    Terkait batas waktu pencarian sesuai SOP penanganan jenazah selama tujuh hari, Bambang mengatakan proses tetap mengikuti prosedur tersebut.
    Namun, pihaknya membuka ruang apabila ada permintaan khusus dari keluarga korban.
    “Jika ada permintaan keluarga, tentu akan kami pertimbangkan. Yang jelas, saat ini pencarian terus kami maksimalkan,” ujarnya.
    Tim masih bekerja di lapangan dengan memadukan peralatan berat dan upaya manual untuk menyingkap timbunan tanah yang mengubur rumah warga.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Liza Kenang Dahsyatnya Banjir Bandang Agam: Orang Berteriak, Lari Semua
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        6 Desember 2025

    Liza Kenang Dahsyatnya Banjir Bandang Agam: Orang Berteriak, Lari Semua Regional 6 Desember 2025

    Liza Kenang Dahsyatnya Banjir Bandang Agam: Orang Berteriak, Lari Semua
    Tim Redaksi
    AGAM, KOMPAS.com
    – Sejauh mata memandang di sepanjang jalan utama Jorong Kayu Pasak, yang terlihat hanya kehancuran. Bangunan roboh terhantam banjir bandang dan tertimbun lumpur. Mobil tersapu dan menghantam rumah.
    Jorong Kayu Pasak
    merupakan salah satu jorong atau dusun di Nagari Salareh Aia Induk yang terparah terdampak
    banjir bandang
    di Kecamatan Palembayan, Kabupaten
    Agam
    ,
    Sumatera Barat
    , pada Kamis (27/11/2025) sore.
    Kayu-kayu berukuran besar hingga 15 meter masih berserakan di atas lumpur. Pohon dengan berdiameter sekitar 1-2 meter yang terlihat akarnya teronggok. Potongan-potongan kayu dan dahan-dahan pohon pun berserakan di depan rumah-rumah warga. 
    Atap rumah dari seng rubuh ke arah lumpur. Tembok bolong dan roboh di segala sisi. Parabola pun tumbang.
    Di balik reruntuhan bangunan dan dalamnya lumpur sekitar satu meter itu, menyimpan duka mendalam bagi para warga. Ada tangis dan air mata yang mengalir di pipi. Detik-detik banjir maut itu masih terukir jelas di otak setiap warga Jorong Kayu Pasak. 
    Liza (45) merupakan salah satu warga yang selamat dari banjir bandang akhir November lalu. Ia beruntung rumahnya berada cukup jauh dari limpasan banjir bandang.
    “Waktu kejadian saya di rumah. Hari hujan dari subuh tak henti-henti. Sore itu, waktu kejadian rumah saya sekitar lima menit berjalan kaki dari tempat kejadian,” ujar Liza saat ditemui di Posko Pengungsian SD 05 Kayu Pasak, Jumat (6/12/2025) siang.
    Suara banjir bandang terdengar dari rumahnya. Liza mendengar suara gemuruh dan mengibaratkan suara itu dengan suara knalpot mobil besar tetapi tak kunjung lewat. Ia tak mengetahui suara apakah yang ia dengar.
    “Saya keluar dari rumah, ada orang berteriak lari semua. Kami juga lari ngungsi ke sini. Galodo (banjir bandang) tak lama, lalu surut. Saya ke bawah, ternyata sudah habis itu rumah,” kata Liza.
    Walaupun kehilangan lahan sawahnya, Liza bersyukur masih bisa selamat dari banjir maut tersebut. Ia kini aktif membantu di posko dapur sebagai solidaritas sesama warga Jorong Kayu Pasak.
    Tim SAR Gabungan Posko Tanjung Alam menghadapi kesulitan melakukan pencarian 54 orang yang masih hilang di Kecamatan Palembayan, Agam, Sumatera Barat, Sabtu (6/12/2025) pagi.
    Luasnya areal pencarian tebalnya lumpur serta banyaknya material kayu pepohonan mempersulit operasi pencarian.
    Sejauh ini, tim melakukan pencarian dengan metode penyisiran melalui jalur darat dan sungai menggunakan perahu karet.
    “Kendalanya yang kami hadapi sebelumnya membutuhkan alat berat karena banyak material pohon kayu yang besar, sehingga mempersulit pencarian di beberapa titik yang sudah diplot untuk pencarian,” kata Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Padang, Hendri kepada
    Kompas.com
    di posko, Jumat pagi.
    Tim SAR Gabungan Posko Tanjung Alam kemudian mendapatkan bantuan dua eskavator berukuran kecil dan besar untuk mencari korban hilang.
    “Per hari ini sudah diturunkan alat berat eskavator bantuan dari PT Semen Padang beserta operator,” kata Hendri.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jenazah Wanita Ditemukan di Pinggir Jalan Gunung Putri Bogor
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        6 Desember 2025

    Jenazah Wanita Ditemukan di Pinggir Jalan Gunung Putri Bogor Bandung 6 Desember 2025

    Jenazah Wanita Ditemukan di Pinggir Jalan Gunung Putri Bogor
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Beredar video seorang wanita yang ditemukan tewas di wilayah Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
    Polisi masih melakukan pengecekan lebih lanjut terkait temuan ini.
    Dalam video yang diunggah akun Instagram @infogunungputri.id, terlihat
    mayat wanita
    itu berada di pinggir Jalan Raya Tlajung Udik.
    Adapun posisinya tertelungkup tepat di samping mobil angkot.
    Sepintas, wanita itu terlihat masih mengenakan jas hujan plastik berwarna biru.
    Sementara itu, dari foto lain yang beredar, wanita itu tampak mengenakan baju berwarna hitam.
    Di sampingnya, terdapat sebuah masker dengan bercak berwarna merah mirip darah.
    Kasat Reskrim Polres
    Bogor
    AKP Anggi Eko Prasetyo membenarkan adanya temuan mayat wanita yang belum diketahui identitasnya itu.
    “Betul kami mendapatkan info tersebut,” kata Anggi dikonfirmasi
    Kompas.com
    , Sabtu (6/12/2025).
    Saat ini, jenazah masih dalam penanganan awal oleh Polsek
    Gunung Putri
    .
    Tim Inafis
    Polres Bogor
    juga diterjunkan ke lokasi untuk mengetahui pasti identitas dan lainnya terkait kejadian ini.
    “Tim Pamapta berikut Inafis sedang dilakukan (penanganan),” katanya. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Macet Panjang di Jalan Malang-Surabaya akibat Tembok Penahan Tanah Ambrol
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        6 Desember 2025

    Macet Panjang di Jalan Malang-Surabaya akibat Tembok Penahan Tanah Ambrol Surabaya 6 Desember 2025

    Macet Panjang di Jalan Malang-Surabaya akibat Tembok Penahan Tanah Ambrol
    Tim Redaksi
    PASURUAN, KOMPAS.com
    – Arus lalu lintas di jalan nasional Malang-Surabaya, Jawa Timur macet panjang pada akhir pekan, Sabtu (6/12/2025).
    Sebab,
    tembok penahan tanah
    (TPT) di tepi jalan tersebut ambrol tergerus air hujan sejak Jumat (5/12/2025).
    Untuk mengurai kemacetan, sejumlah personel dari Satuan Lalu Lintas Polres
    Pasuruan
    bersiaga di lokasi kemacetan.
    Arus kendaraan terlihat macet sekitar 1 kilometer dari titik (TPT) di tepi jalan nasional Malang-Surabaya, tepatnya di Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
    Rentetan pengendara mobil dan motor harus mengurangi laju kecepatan di titik tersebut yang mengalami penyempitan.
    TPT yang ambrol ditandai dengan penutupan terpal berwarna biru dan tumpukan kantong sak berisi material sebagai penahan.
    Selain itu, dipasang pembatas agar pengendara tidak menepi pada titik yang ambrol.
    “Ya, petugas dari Satlantas sedang mengatur lalu lintas karena terjadi kemacetan akibat. Namun, sampai saat ini belum dilakukan
    contraflow
    ,” kata Iptu Joko Suseno, Kasi Humas Polres Pasuruan, Sabtu (6/12/2025).
    TPT yang ambrol akibat tergerus air hujan lebarnya 1-2 meter dengan panjang sekitar 20 meter.
    Sejumlah pengendara berharap agar
    perbaikan TPT
    segera dilakukan dengan cepat.
    Mengingat, arus jalur tersebut posisinya menurun dan ramai menjelang libur sekolah.
    “Iya, kami berharap pihak pemerintah segera memperbaiki. Jalan ini ramai, apalagi di akhir pekan,” ujar Syafril, warga Pasuruan yang biasa melewati jalan tersebut.
    Perbaikan TPT sebenarnya sedang dilakukan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali sejak Selasa (2/12/2025) lalu.
    Namun, pada Jumat (5/12/2025) sore, kembali ambrol dan lebih parah akibat hujan deras di wilayah Purwodadi, Kabupaten Pasuruan.
    “Langsung pengamanan di lokasi longsor dan dilanjut perbaikannya,” kata Dimas Prasetyo, Pengawas Lapangan BBPJN Jatim Bali ruas Sidoarjo-Porong melalui pesan singkatnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Diguyur Hujan, Banjir Terjang Ratusan Rumah di Perbatasan Medan-Deli Serdang
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        6 Desember 2025

    Diguyur Hujan, Banjir Terjang Ratusan Rumah di Perbatasan Medan-Deli Serdang Medan 6 Desember 2025

    Diguyur Hujan, Banjir Terjang Ratusan Rumah di Perbatasan Medan-Deli Serdang
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Hujan deras yang mengguyur selama 2 jam menyebabkan ratusan rumah di sekitar Jalan Stasiun, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, Sumatera Utara terendam banjir pada Sabtu (6/12/2025).
    Banjir juga menggenangi jalan, sehingga masyarakat terpaksa mencari jalur alternatif.
    Lokasi tersebut merupakan wilayah perbatasan yang menghubungkan Kota
    Medan
    dengan Kabupaten Deli Serdang.
    Pantauan
    Kompas.com
    , hujan mulai melanda lokasi tersebut dari pukul 13.30 hingga 15.45.
    Lalu, banjir tiba dan menggenangi rumah warga di
    Jalan Stasiun
    .
    Ketinggian air berkisar antara 30 hingga 60 cm, warga pun memulai membersihkan rumahnya dengan ember, gayung, hingga sapu.
    Diduga, air yang tergenang disebabkan oleh drainase yang mampet lantaran sampah yang menumpuk.
    Terlihat warga berupaya membersihkannya agar laju air tidak terhambat.
    Di sisi lain, tampak juga banyak posisi rumah yang lebih rendah dari drainase, sehingga ketika air melimpah, rumah-rumah mereka tergenang air.
    “Di sini memang kalau hujan selalu banjir, sudah puluhan tahun terjadi, air melimpah dari drainase,” ujar salah seorang warga, Bambang.
    Selain menggenangi rumah, air juga menggenangi Jalan Stasiun dengan tinggi air berkisar hingga 40 cm, sedangkan panjang lokasi jalan yang tergenang mencapai 100 meter lebih.
    Akibatnya, banyak kendaraan tidak berani melintas.
    Warga memilih memutar melalui Jalan Sari di samping Jalan Stasiun, tetapi ternyata kondisi banjir serupa juga terjadi di sana.
    “Terpaksa saya muter lebih jauh, ke Jalan Marindal (Deli Serdang) demi menghindari banjir ini,” ujar Ahmad, salah seorang pengendara motor.
    Selain itu, tepat di samping Jalan Stasiun, Jalan Aman di Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang juga terendam setinggi 50 cm.
    Banjir juga menggenangi jalan dan rumah warga sekitar.
    Warga pun kini tampak bahu membahu membersihkan rumahnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Solidaritas Ibu-ibu Dapur Umum Banjir Agam: Selagi Sehat, Kami Bantu Semua
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        6 Desember 2025

    Solidaritas Ibu-ibu Dapur Umum Banjir Agam: Selagi Sehat, Kami Bantu Semua Regional 6 Desember 2025

    Solidaritas Ibu-ibu Dapur Umum Banjir Agam: Selagi Sehat, Kami Bantu Semua
    Tim Redaksi
    AGAM, KOMPAS.com
    – Di bawah terpal yang terbentang, ibu-ibu sedang duduk berkumpul agak sesak. Mereka membawa “senjata”-nya sembari bersenda gurau melepas lelah. Di tangan mereka, ada pisau, sodet, dan saringan penggorengan yang digenggam.
    Masing-masing mengambil tempatnya sendiri, duduk di sebuah bangku plastik kecil. Ada yang memotong wortel, membersihkan ikan, dan mengupas jengkol.
    Minyak goreng di wajan terlihat berkilau kekuningan. Di permukaannya, gelembung-gelembung kecil muncul pertanda siap untuk menggoreng ikan. Seorang ibu lainnya, lalu menyemplungkan ikan ke dalam wajan.
    Mereka berkumpul sebagai petugas
    dapur umum
    di SD 05 Kayu Pasak,
    Nagari Salareh Aia Induk
    , Palembayan, Agam, Sumatera Barat. Para ibu datang dengan satu semangat: solidaritas untuk korban bencana banjir bandang yang melanda kampungnya.
    Witra (42) adalah salah satu dari 10 orang petugas dapur umum. Witra tinggal di Jorong Kayu Pasak, lokasi air bah yang menyapu kampungnya. Ia berhasil selamat lantaran tinggal cukup jauh dari lokasi bencana.
    “Saya warga Kayu Pasak datang untuk membantu para korban, bantu masak makanan,” kata Witra saat ditemui
    Kompas.com
    , Sabtu (6/12/2025) siang.
    Witra dan teman-temannya sekampung datang untuk membantu memasak di dapur umum sehari setelah banjir bandang menyapu Jorong Kayu Pasak. Usia mereka beragam. Rata-rata di atas 35 tahun, dan bahkan ada yang sampai 60 tahun.
    Solidaritas memang di atas segalanya bagi Witra dan rekan-rekannya. Sebagian dari mereka bahkan mengalami kerugian ekonomi seperti hilangnya sawah dan kebun karena tertutup lumpur.
    Kondisi itu tak meruntuhkan niat baiknya. Mereka berjalan kaki dari rumahnya sekitar 10 menit setiap hari menuju dapur umum posko. Begitu tiba, mereka sudah tahu tugasnya masing-masing.
    “Kami membantu ya karena kasihan korban belum makan. Yang bantu juga enggak cukup, jadi ada dapur umum, kami bantu, lagian kami juga
    enggak
    kenapa-kenapa. Selagi sehat, kita bantu semua, bareng-bareng bantu,” tambah Witra.
    Mereka bekerja di dapur umum untuk menyiapkan makan siang. Namun, tak jarang mereka harus lembur untuk menyiapkan makan malam.
    “Kalau pagi sudah ada dari posko. Malam juga,” ujar Witra.
    Satu hari sejak bencana maut terjadi, Witra bersama warga sekampungnya sudah memasak berbagai hidangan. Ada ayam goreng, olahan telur, ikan goreng, pisang goreng, dan berbagai bahan makanan yang datang dari relawan.
    Lebih dari sepekan bencana melanda kampungnya, mereka berharap bantuan makanan bisa bervariasi. Bahan yang dibutuhkan di dapur umum seperti beras, cabai, sayur, minyak, air bersih, ikan, dan telur.
    “Jadi kan enggak selalu mi instan ya. Kasihan kan anak-anak. Kan mungkin dikasih makan mi terus,” ujar Witra. 
    Selain itu, peralatan makan juga dibutuhkan. Pasalnya, setiap hari makanan disediakan dengan cara dibungkus, bukan di piring.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.