Jenis Media: Regional

  • Longsor Picu Pendangkalan Sungai Aek Godang di Sibolga, Warga: Bisa Disebrangi Jalan Kaki

    Longsor Picu Pendangkalan Sungai Aek Godang di Sibolga, Warga: Bisa Disebrangi Jalan Kaki

    Liputan6.com, Jakarta – Kondisi Sungai Aek Godang di Sibolga Julu, Sumatera Utara, kini mengalami pendangkalan serius setelah longsor hebat yang menerjang kawasan perbukitan di bagian hulu akhir pekan lalu.

    Permukaan air sungai tampak menyusut drastis, hanya setinggi betis orang dewasa. Material longsor berupa pasir, batu, dan batang kayu juga menumpuk di dasar sungai.

    Kondisi ini membuat sempadan sungai tampak melebar. Bagian tengah Sungai Aek Godang kini menyerupai daratan, dipenuhi material yang terbawa arus longsor.

    Salah satu warga Sibolga Julu, Sonia membenarkan kondisi tersebut. Ia mengatakan intensitas hujan tinggi pada 25-27 November telah meningkatkan debit air yang kemudian membawa material longsor dari perbukitan ke hilir. Material itu, kata dia, terbawa ke bagian bawah permukiman hingga menimbun sebagian besar dasar sungai.

    “Sekarang sungai sudah menyerupai daratan dan bisa diseberangi warga dengan jalan kaki. Padahal sebelum peristiwa itu alirannya dalam,” kata Sonia, dikutip dari Antara, Minggu (7/12/2025).

    Ia menjelaskan penumpukan material menyebabkan pendangkalan yang membuat air mudah meluap saat hujan.

    Kondisi itu sempat memicu banjir yang merendam jalan raya dan menggenangi permukiman di beberapa titik sekitar Sungai Aek Godang di jalur Sibolga-Tapanuli Tengah.

    Situasi tersebut membuat sejumlah warga mengungsi selama beberapa hari ke Aula Gereja HKBP Sibolga Julu di Kelurahan Angin Nauli.

     

  • Tebar 1.200 Benih Ikan Tawes dan Tanam 500 Bibit Pohon di Sendang Slaji Jombang

    Tebar 1.200 Benih Ikan Tawes dan Tanam 500 Bibit Pohon di Sendang Slaji Jombang

    Jombang (beritajatim.com) – Sebanyak 1.200 benih ikan tawes dilepas di Sendang Slaji, Desa Sumberaji, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang. Aksi ini merupakan bagian dari kolaborasi antara Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Jombang untuk menjaga kualitas lingkungan, khususnya perairan.

    Ikan tawes dipilih karena memiliki daya adaptasi yang sangat baik, serta peranannya yang vital dalam menjaga rantai makanan di ekosistem perairan. Keberadaan ikan tawes diharapkan dapat memperbaiki kualitas air di Sendang Slaji, sekaligus menjadi salah satu langkah konkret untuk melestarikan alam di kawasan tersebut.

    Bupati Jombang, Warsubi, yang turut hadir dalam acara tersebut, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama merawat bumi. “Mari kita rawat bumi ini bersama. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan ridho-Nya kepada kita semua,” ujarnya, yang menandai dimulainya aksi penanaman pohon dan pelepasan benih ikan tawes, Jumat (5/12/2025).

    Selain Bupati Warsubi, acara ini juga dihadiri oleh Wakil Bupati Salmanudin, perwakilan Forkopimda, Kepala Kemenag Jombang Muhajir, serta sejumlah kepala OPD terkait, Forkopimcam, Kepala Desa setempat, pegiat lingkungan, dan Saka Kalpataru.

    Mereka semua bersama-sama melakukan aksi tanam pohon, yang juga menjadi bagian dari peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI), Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN), serta Hari Amal Bhakti ke-80 Kementerian Agama.

    Sebanyak 500 bibit pohon ditanam di sekitar Sendang Slaji, dengan 400 bibit berasal dari P-APBD Kabupaten Jombang dan 100 bibit lainnya disumbangkan melalui program inovatif Gerakan Satu Pernikahan Satu Pohon Lestari yang diprakarsai oleh Kemenag Jombang.

    Aksi ini tidak hanya bertujuan untuk merawat lingkungan, tetapi juga untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya keberlanjutan alam.

    Bupati Warsubi menekankan bahwa peringatan HMPI bukan sekadar seremonial belaka. “Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran kita semua akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan demi masa depan yang lebih baik,” ungkapnya.

    Penanaman pohon di Sendang Slaji Kabuh Jombang

    Ini juga menjadi momentum untuk mendorong budaya menanam pohon sebagai langkah nyata dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045, sesuai dengan program pembangunan berkelanjutan.

    Kepala Kemenag Jombang, Muhajir, turut menyampaikan pesan penting mengenai konsep Ekoteologi. Konsep ini mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dengan isu lingkungan, yang mengajarkan bahwa menjaga alam merupakan bagian dari ibadah.

    “Ibadah bukan hanya ritual, tetapi harus terwujud dalam tindakan nyata menjaga alam,” tegas Muhajir. [suf]

  • 7
                    
                        Pertemuan Tebuireng, Syuriah PBNU Sebut Gus Yahya Dicopot karena Lakukan Kesalahan
                        Surabaya

    7 Pertemuan Tebuireng, Syuriah PBNU Sebut Gus Yahya Dicopot karena Lakukan Kesalahan Surabaya

    Pertemuan Tebuireng, Syuriah PBNU Sebut Gus Yahya Dicopot karena Lakukan Kesalahan
    Tim Redaksi
    JOMBANG, KOMPAS.com
    – Para kiai sepuh dan Mustasyar Nahdlatul Ulama menggelar pertemuan dan silaturahmi di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Sabtu (6/12/2025).
    Kegiatan tersebut turut mengundang Rais A’am
    PBNU
    KH
    Miftahul Akhyar
    dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau
    Gus Yahya
    . Namun, Rais A’am PBNU tidak hadir dan mewakilkan kehadirannya kepada
    Muhammad Nuh
    , salah satu Rais Syuriyah PBNU.
    “Beliau (Rais A’am PBNU) sedang ada acara haul di Lasem, sehingga berhalangan. Demikian juga dengan Wakil Rais A’am Kiai Anwar Iskandar,” kata M Nuh di Pesantren
    Tebuireng
    .
    Dalam pertemuan dengan para kiai sepuh dan
    Mustasyar NU
    itu, M Nuh menyampaikan berbagai hal terkait hasil rapat
    Syuriah PBNU
    yang mencopot Gus Yahya dari jabatan Ketum PBNU. Ia menegaskan bahwa keputusan tersebut diambil untuk menjaga supremasi organisasi.
    “Posisi Syuriah itu sebagai supremasi yang ada di struktur organisasi PBNU. Bagi Syuriah, keputusan yang sudah diambil di rapat harian Syuriah, tentu sudah selesai,” ujar M Nuh.
    Ia menyebut pencopotan Gus Yahya dilatarbelakangi adanya pelanggaran yang dianggap berujung pada sanksi organisasi.
    “Tidak ada perselisihan individu. Tetapi konteksnya adalah konteks adanya kesalahan. Dan, dari kesalahan itulah maka diberikan sanksi, mundur atau diberhentikan,” kata M Nuh.
    Menurutnya, keputusan
    rapat Syuriah
    PBNU telah final dan akan ditindaklanjuti melalui
    rapat pleno PBNU
    pada Selasa, 9 Desember 2025. Agenda pleno mencakup pembahasan pengangkatan penjabat Ketua Umum PBNU.
    “Hari Selasa akan ditindaklanjuti dengan rapat pleno. Agendanya antara lain mengangkat PJ Ketua umum,” ujar M Nuh.
    Pertemuan para sesepuh dan Mustasyar NU di Pesantren Tebuireng diikuti Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz dan dr Umar Wahid selaku sohibul hajat. Hadir pula mantan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, Pengasuh Pesantren Lirboyo KH Anwar Manshur, serta Pengasuh Ponpes Al-Falah Ploso Kediri KH Nurul Huda Djazuli.
    Selain itu, hadir Pengasuh Pesantren Denanyar Jombang KH Abdus Salam Sohib, serta putri pendiri NU Hj Mahfudhoh. Dari jajaran PBNU tampak Muhammad Nuh, Gus Yahya, dan KH Amin Said Husni.
    Beberapa tokoh hadir melalui zoom meeting, seperti KH Ma’ruf Amin, Hj Sinta Nuriyah Wahid, dan KH Abdullah Ubab Maimoen.
    Seusai pertemuan, Forum Sesepuh dan Mustasyar NU menyampaikan pernyataan sikap. HM Abdul Mu’id, kiai dari Pesantren Lirboyo, ditunjuk sebagai juru bicara.
    Ia mengatakan, salah satu kesimpulan forum adalah penilaian bahwa pencopotan Gus Yahya oleh Syuriah PBNU tidak sah secara aturan organisasi.
    “Forum berpandangan bahwa proses pemakzulan Ketua Umum tidak sesuai dengan aturan organisasi sebagaimana ketentuan AD/ART,” ujar Gus Mu’id.
    Namun, forum juga menilai perlu adanya klarifikasi atas dugaan pelanggaran yang dilakukan Gus Yahya.
    Para kiai sepuh dan Mustasyar NU menilai terdapat informasi kuat mengenai dugaan pelanggaran atau kekeliruan serius dalam pengambilan keputusan oleh Ketum PBNU sehingga perlu diselesaikan melalui mekanisme organisasi.
    “Meski demikian, forum juga melihat adanya informasi kuat terjadinya pelanggaran atau kekeliruan serius dalam pengambilan keputusan oleh Ketua Umum, yang perlu diklarifikasi melalui mekanisme organisasi secara menyeluruh,” tambahnya.
    Forum Sesepuh dan Mustasyar NU merekomendasikan agar rapat pleno untuk menetapkan penjabat ketua umum tidak diselenggarakan sebelum seluruh prosedur diselesaikan sesuai ketentuan organisasi.
    “Forum menegaskan bahwa persoalan ini hendaknya diselesaikan melalui mekanisme internal NU, tanpa melibatkan institusi atau proses eksternal, demi menjaga kewibawaan jam’iyyah dan memelihara NU sebagai aset besar bangsa,” kata Gus Mu’id.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dari Tebuireng Jombang, Kiai Sepuh dan Mustasyar NU Desak Pemerintah Tindak Tegas Individu-Korporasi Pengeksploitasi Alam

    Dari Tebuireng Jombang, Kiai Sepuh dan Mustasyar NU Desak Pemerintah Tindak Tegas Individu-Korporasi Pengeksploitasi Alam

    Jombang (beritajatim.com) – Silaturahmi yang dikemas dalam Forum Sesepuh dan Mustasyar Nahdlatul Ulama (NU) yang digelar di Ndalem Kasepuhan Pesantren Tebuireng Jombang pada Sabtu (6/12/2025), juga menyoroti soal bencana alam di sejumlah daerah, mulai Aceh, Sumatra Utara (Sumut), serta Sumatra Barat (Sumbar).

    Forum memohon pemerintah mengambil langkah strategis dan antisipatif untuk mencegah terjadinya bencana serupa di kemudian hari. Termasuk menindak tegas pihak-pihak—baik individu maupun korporasi—yang terbukti menyalahi aturan dalam mengeksploitasi sumber daya alam tanpa mempertimbangkan keseimbangan lingkungan.

    “Forum Sesepuh dan Mustasyar NU juga menyampaikan belasungkawa serta keprihatinan mendalam atas musibah banjir, longsor, dan berbagai bencana lain yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia,” ujar HM Abdul Mu’id (Gus Mu’id) dari Lirboyo yang didapuk sebagai juru bicara.

    Gus Mu’id didampingi oleh H. Abdurrahman Kautsar dari Pondok Ploso Kediri, serta KH. Imron Mutamakkin dari Pasuruan. Mereka membacakan hasil silaturahmi Kiai Sepuh dan Mustasyar NU di Tebuireng Jombang.

    Menurut Gus Mu’id, forum juga mendoakan agar masyarakat yang terdampak diberi kesabaran, ketabahan, keselamatan, serta segera mendapatkan pertolongan yang mereka butuhkan. “Semoga Allah SWT berkenan mengangkat segala musibah ini,” lanjutnya.

    Forum juga mengharapkan pemerintah melakukan upaya maksimal dan optimal dalam memberikan bantuan dan pertolongan kepada masyarakat yang tertimpa bencana di sejumlah daerah tersebut.

    “Kami mengajak seluruh warga negara Indonesia untuk saling bahu membahu serta terlibat aktif dalam memberikan bantuan kepada para korban bencana,” pungkasnya.

    Silaturrahim Kiai Sepuh dan Mustasyar NU ini dihadiri oleh 7 (tujuh) dari 30 orang anggota Mustasyar. Hadir secara daring melalui zoom, KH. Ma’ruf Amin, KH. Abdullah Ubab Maimoen, dan Nyai Shinta Nuriyah Wahid.

    Sedangkan yang hadir secara fisik di Ndalem Kasepuhan Tebuireng adalah KH. Anwar Manshur dari Lirboyo Kediri, KH. Nurul Huda Jazuli dari Ploso Kediri, KH. Said Aqil Siradj dari Cirebon, dan Nyai Mahfudhoh Aly Ubaid dari PPBU (Pondok Pesantren Bahrul Ulum) Tambakberas Jombang. [suf]

  • Banjir, Longsor, dan Puting Beliung Terjang 2 Kabupaten di Sulteng

    Banjir, Longsor, dan Puting Beliung Terjang 2 Kabupaten di Sulteng

    Buol, Beritasatu.com — Dua bencana alam melanda wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng) pada Jumat (5/12/2025) dan Sabtu (6/12/2025). Banjir disertai tanah longsor terjadi di Kabupaten Buol, sementara angin puting beliung menerjang Kabupaten Tolitoli. Puluhan warga terdampak dan sebagian lainnya harus mengungsi.

    BPBD Sulteng melaporkan banjir dan tanah longsor di Desa Molangato, Kecamatan Paleleh, Kabupaten Buol, terjadi pada Jumat sekitar pukul 21.30 Wita. Hujan deras sejak pukul 18.30 Wita hingga 21.30 Wita memicu luapan air dan longsoran tanah yang menutup jalan Trans Sulawesi, membuat arus kendaraan dari Gorontalo–Buol terputus sementara.

    Sebanyak 65 kepala keluarga terdampak dan dua keluarga terpaksa mengungsi. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Petugas BPBD Buol, TRC, dan aparat desa telah melakukan asesmen, pembersihan badan jalan, serta mengevakuasi barang warga. Kebutuhan mendesak mencakup logistik dan alat berat untuk membersihkan material longsor.

    BPBD menyebut kondisi terkini menunjukkan hujan telah reda dan banjir mulai surut, sehingga akses jalan kembali bisa dilalui.

    Sementara bencana lain juga terjadi di Desa Bajugan, Kecamatan Galang, Kabupaten Tolitoli, pada Sabtu pukul 11.35 Wita. Cuaca ekstrem memicu angin puting beliung yang merusak rumah warga dan berdampak pada delapan atau 28 jiwa. Proses pendataan pengungsi dan tingkat kerusakan masih berlangsung.

    TRC BPBD Tolitoli telah melakukan asesmen awal dan berkoordinasi dengan aparat desa. Cuaca ekstrem masih terpantau di sejumlah titik wilayah tersebut.

    Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sulteng, Akris Fattah Yunus, mengatakan dua kejadian ini menunjukkan peningkatan risiko cuaca ekstrem yang perlu diwaspadai.

    “Petugas sudah melakukan asesmen dan koordinasi dengan BPBD kabupaten. Penanganan darurat terus dilakukan, termasuk pemenuhan kebutuhan logistik dan alat berat,” ujarnya.

    BPBD Sulteng meminta warga tetap meningkatkan kewaspadaan mengingat potensi hujan lebat dan angin kencang masih bisa terjadi dalam beberapa hari ke depan.

  • Ada 180 Titik Pengungsian di Aceh, BNPB Kirim Bantuan dengan 2 Pola

    Ada 180 Titik Pengungsian di Aceh, BNPB Kirim Bantuan dengan 2 Pola

    Banda Aceh, Beritasatu.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus mempercepat distribusi bantuan ke wilayah terdampak banjir dan longsor di Aceh. Kepala Pusdatin BNPB Abdul Muhari mengatakan jumlah titik pengungsian di Aceh Tengah mencapai sekitar 180 titik, sehingga strategi distribusi bantuan harus dilakukan dengan dua pola sekaligus.

    “Untuk Aceh Tengah, kita melakukan dropping bantuan melalui dua cara, yakni ke Posko Kabupaten di kota dan langsung ke titik pengungsi,” ujar Abdul Muhari, Sabtu (6/12/2025).

    Menurutnya, jika bantuan hanya diturunkan di posko kabupaten, maka ratusan titik pengungsian yang tersebar akan kesulitan menjangkau lokasi tersebut.

    Hingga saat ini, BNPB telah berhasil melakukan droping ke sekitar 18 titik prioritas, yaitu lokasi dengan jumlah pengungsi paling besar. Informasi titik prioritas tersebut dikumpulkan melalui Babinsa dan Bhabinkamtibmas di lapangan.

    “Jadi begitu menerima informasi ada titik yang belum tersentuh bantuan, itu langsung kita jadikan prioritas droping pada hari berikutnya, begit seterusnya,” terangnya.

    Sementara itu, terkait kondisi di Linge, wilayah yang masih terisolasi dan akses jalan banyak yang putus di Aceh Tengah, Abdul Muhari memastikan distribusi bantuan telah dilakukan menggunakan helikopter.

    “Kita tidak memakai jalur darat ke sana. Total sudah 18 sorti heli. Untuk Linge nanti saya cek lagi, tetapi prinsipnya heli mengejar setiap titik pengungsian yang ada koordinatnya,” katanya.

    Bantuan ke Aceh Tamiang

    Sedangkan laporan bahwa beberapa desa di Aceh Tamiang belum mendapatkan bantuan, BNPB memastikan distribusi terus berjalan dan kini dapat dilakukan melalui jalur darat.

    “Truk kita sudah masuk. Berbeda dengan Aceh Tengah yang hanya bisa dijangkau lewat heli,” ujar Abdul Muhari.

    Ia menyebut 18 truk bantuan, masing-masing bermuatan 10 ton, telah dikirim ke Aceh Tamiang melalui akses Medan–Langkat yang baru terbuka tiga hari lalu.

    “Jadi saya yakin distribusi ke–12 kecamatan di Aceh Tamiang itu bisa merata. Bantuan kita drop ke Dinsos Aceh Tamiang. Proses ini bertahap, tidak bisa langsung ke semua kantong tanpa data dari Dinsos,” tambahnya

  • RSUD Takengon Terima Genset 250 Kwh via Helikopter

    RSUD Takengon Terima Genset 250 Kwh via Helikopter

    Jakarta, Beritasatu.com – Pemerintah mengirim genset listrik 250 Kwh ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Takengon menggunakan helikopter BNPB. Pengiriman ini untuk memulihkan layanan kesehatan di Aceh Tengah yang terisolasi.

    Pemerintah berupaya mempercepat pemulihan layanan kesehatan di wilayah terdampak bencana di Aceh dengan mengirimkan bantuan logistik penting.

    Menteri Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya mengatakan, pengangkutan genset dilakukan menggunakan helikopter BNPB pada Sabtu (6/12/2025).

    Seskab Teddy menjelaskan, pengiriman via udara menjadi keharusan sebab Takengon merupakan salah satu wilayah yang akses daratnya belum sepenuhnya pulih. “Takengon, Aceh Tengah, adalah salah satu kabupaten yang jalan daratnya terputus akibat longsor dan jembatan putus di berbagai jalur,” ungkap Seskab Teddy.

    Pengangkutan genset ini diharapkan dapat memperkuat operasional rumah sakit dalam memberikan layanan kesehatan segera kepada masyarakat yang terdampak.

    Lebih lanjut, Seskab Teddy menyampaikan, pemerintah terus bekerja secara simultan untuk memperbaiki infrastruktur. Kementerian Pekerjaan Umum dan PLN ditugaskan untuk mempercepat perbaikan infrastruktur kelistrikan dan jalur transportasi darat.

    “PLN dan Kementerian PU terus memperbaiki seluruh gardu listrik dan terus memberikan pasokan listrik serta membuka jalur darat secepat mungkin,” ucapnya. Pemerintah menegaskan komitmennya untuk mempercepat pemulihan di seluruh wilayah terdampak melalui kerja sama lintas kementerian dan lembaga.

  • Banjir Rob Terjang Tomini Parimo, 208 Jiwa Terdampak

    Banjir Rob Terjang Tomini Parimo, 208 Jiwa Terdampak

    Parigi Moutong, Beritasatu.com – Banjir rob melanda dua desa di Kecamatan Tomini, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, pada Sabtu (6/12/2025). Kejadian yang berlangsung sejak pukul 16.00 hingga 18.00 Wita itu menyebabkan puluhan rumah terendam dan Jalan Trans Sulawesi ikut tergenang.

    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parigi Moutong, Rivai, mengatakan banjir rob dipicu oleh air pasang laut dengan intensitas tinggi yang tiba-tiba meluap ke daratan.

    “Air pasang laut dengan intensitas yang tinggi menyebabkan banjir air laut meluap ke jalan trans dan merendam rumah warga,” ujarnya dalam laporan tertulis, Sabtu malam.

    Dampak Banjir: 62 KK Terdampak, Dua Keluarga Mengungsi

    Banjir rob terutama memengaruhi permukiman di Desa Tingkulang Dusun 1 serta Desa Tomini Barat Dusun 1 dan Dusun 2. Berdasarkan data sementara BPBD Parigi Moutong, total 62 kepala keluarga (KK) atau 208 jiwa terdampak banjir.

    Sebanyak dua KK dari Desa Tingkulang terpaksa mengungsi, termasuk satu balita dan satu lansia yang membutuhkan perhatian khusus.

    Di samping itu, banjir juga menyebabkan kerusakan pada 27 unit rumah kategori rusak ringan, terdiri dari 25 rumah di Desa Tomini Barat dan 2 rumah di Desa Tingkulang. BPBD memastikan tidak ada korban jiwa dan tidak ditemukan kerusakan pada fasilitas umum maupun lahan pertanian.

    Upaya Penanganan dan Koordinasi Lapangan

    Rivai menjelaskan bahwa BPBD telah melakukan koordinasi dengan aparat desa setempat untuk penanganan cepat. Masyarakat, perangkat desa, dan unsur pemerintah lokal terlibat dalam upaya evakuasi, pemantauan kondisi, serta membantu warga terdampak.

    “Situasi terakhir, air telah surut,” kata Rivai.

    BPBD juga mengidentifikasi sejumlah kebutuhan mendesak masyarakat, yaitu pembangunan tanggul tambahan, logistik bantuan, serta perlengkapan dapur darurat bagi warga yang rumahnya terdampak banjir.

    Pemerintah daerah masih melakukan pemantauan untuk mengantisipasi potensi rob susulan mengingat kondisi cuaca dan gelombang laut yang dapat berubah cepat.

  • Korban Banjir Bandang Sumbar Sulit Dikenali, Identifikasi via DNA

    Korban Banjir Bandang Sumbar Sulit Dikenali, Identifikasi via DNA

    Padang, Beritasatu.com – Memasuki hari kesepuluh operasi pencarian korban banjir bandang di Sumatera Barat, tim SAR gabungan terus melakukan penyisiran di sejumlah wilayah terdampak, termasuk Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam.

    Kondisi jenazah yang ditemukan semakin memprihatinkan. Banyak korban tidak lagi dapat dikenali secara visual karena tubuh membusuk, tertimbun tanah dan lumpur, serta terendam air selama berhari-hari.

    Situasi tersebut membuat proses identifikasi kini sepenuhnya bergantung pada metode pencocokan DNA. Rumah Sakit Bhayangkara Padang, hingga Sabtu (6/12/2025), terus melakukan pengambilan sampel DNA dari keluarga kandung untuk mencocokkan jenazah yang dievakuasi dari lokasi bencana.

    Menurut pihak rumah sakit, hampir seluruh jenazah tiba dalam kondisi rusak parah. Selain ciri fisik yang hilang, kerusakan kulit dan pembengkakan membuat identifikasi melalui sidik jari tidak mungkin dilakukan.

    Di lapangan, tim evakuasi menghadapi medan yang semakin sulit. Banyak jenazah ditemukan terkubur lebih dari satu meter, tersangkut di akar pohon, atau hanyut ke aliran sungai yang sulit dijangkau.

    Untuk mempercepat proses pencarian, dua anjing pelacak (K9) dari Satuan Brimob Polda Sumbar dikerahkan untuk mengendus lokasi yang dicurigai menjadi tempat tertimbunnya korban.

    Pencarian dilakukan melalui penyisiran darat, susur sungai, serta penggalian manual di titik yang ditandai K9. D

    ansat Brimob Polda Sumbar Kombes Pol Lukman Syafri Dandel Malik mengatakan, bantuan anjing pelacak sangat membantu mengarahkan petugas menuju lokasi korban tertimbun.

    “Medan di lapangan sangat berat. Banyak korban yang tertimbun lumpur cukup dalam. K9 kami turunkan untuk mempercepat penemuan korban. Pencarian akan terus kami lakukan sampai operasi SAR nanti secara resmi ditutup,” ungkapnya, Sabtu (6/12/2025).

    Hingga hari ini, jumlah korban meninggal yang tercatat mencapai 226 orang. Dari jumlah tersebut, 198 telah berhasil diidentifikasi, sementara 28 lainnya masih menunggu proses identifikasi. Selain itu, 213 orang masih dilaporkan hilang, dan 20 korban sedang menjalani perawatan di fasilitas kesehatan.

    Operasi pencarian dipastikan berlanjut mengingat banyak keluarga yang belum menemukan anggota keluarganya. Tim gabungan menegaskan komitmennya untuk terus bekerja maksimal meski medan semakin berat dan cuaca masih berpotensi hujan.

  • Hasil Silaturahmi Mustasyar NU di Tebuireng Jombang Tak Dapat Batalkan Agenda Pleno

    Hasil Silaturahmi Mustasyar NU di Tebuireng Jombang Tak Dapat Batalkan Agenda Pleno

    Jombang (beritajatim.com) — Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof. Dr. KH. Mohammad Nuh mengapresiasi terselenggaranya Silaturrahim Mustasyar yang berlangsung di Ndalem Kasepuhan Pesantren Tebuireng Jombang, Sabtu (6/12/2025).

    Pak Nuh –panggilan akrabnya— juga mengapresiasi berbagai saran dan nasihat yang telah disampaikan oleh para Mustasyar untuk dilaporkan kepada Rais Aam PBNU dan Wakil Rais Aam PBNU.

    “Tadi kami diperintah hadir ke Tebuireng sebagai penghormatan atas niat baik shohibul hajat. Sesuai tugasnya, Mustasyar memang dapat memberikan arahan, pertimbangan dan/atau nasehat kepada pengurus NU menurut tingkatannya, diminta ataupun tidak, baik secara perorangan maupun kolektif. Ini amanat Pasal 17 Anggaran Dasar dan Pasal 57 Anggaran Rumah Tangga NU,” ujar Nuh.

    Namun demikian, proses pengambilan keputusan harus tetap dilakukan melalui mekanisme organisasi yaitu rapat pleno yang insya Allah yang akan dilangsungkan Selasa-Rabu (9-10/12) pekan depan.

    Untuk diketahui, Silaturrahim Mustasyar yang berlangsung Sabtu siang tadi dihadiri oleh 7 (tujuh) dari 30 orang anggota Mustasyar. Hadir secara daring melalui zoom, KH. Ma’ruf Amin, KH. Abdullah Ubab Maimoen, dan Nyai Shinta Nuriyah Wahid. Sedangkan yang hadir secara fisik di Ndalem Kasepuhan Tebuireng adalah KH. Anwar Manshur, KH. Nurul Huda Jazuli, KH. Said Aqil Siradj, dan Nyai Mahfudhoh Aly Ubaid.

    “Kami tetap menghormati saran dan masukan beliau yang hadir, baik secara daring maupun luring. Saran dan masukan kami perhatikan, tapi pengambilan keputusan tetap harus melalui mekanisme organisasi. Untuk itu, rapat pleno tetap dilaksnakan sesuai dengan yang telah direncanakan,” tegas Pak Nuh.

    Sebab, menurut Pak Nuh, forum resmi untuk memberikan nasehat bagi Mustasyar adalah di Rapat Pleno. Berkenaan dengan pelanggaran berat oleh Ketua Umum yang menjadi dasar Keputusan Rapat Harian Syuriyah pada 20 November lalu, Pak Nuh menegaskan bahwa hal itu bukan sekadar dugaan.

    “Pelanggarannya sangat nyata dan buktinya sangat kuat. Karena itu, Rapat Harian Syuriyah PBNU mengambil keputusan sebagaimana Risalah Rapat yang telah ditegaskan oleh Rais Aam PBNU akhir pekan lalu,” tegas Pak Nuh.

    Senada dengan itu, Ketua PBNU Bidang Pendidikan, Hukum dan Media Prof. Muh. Mukri menyatakan, agenda Rapat Pleno pekan depan sepenuhnya legal dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    “Termasuk soal administratif yang diperdebatkan, kami jamin sepenuhnya bahwa Undangan/Pemberitahuan Rapat Pleno telah sesuai dengan seluruh ketentuan yang berlaku di internal NU,” tandas Mukri.

    Terkait undangan Rapat Pleno yang hanya ditandatangani oleh Rais Aam dan Katib PBNU, tanpa tanda tangan unsur Tanfidziyah, Mukri menjawab bahwa forum itu memang wewenang Syuriyah. Dan, Rais Aam adalah Pimpinan Rapat Pleno PBNU, sebagaimana Rais PWNU/PCNU juga Pimpinan Rapat Pleno di tingkat kepengurusan masing-masing.

    “Silahkan baca Pasal 8 Perkum 10/2025 tentang Rapat dan Pasal 4 Perkum 16/2025 tentang Pedoman Administrasi. Sangat jelas, undangan tersebut telah memenuhi ketentuan tersebut,” imbuhnya.

    Menjawab pendapat yang merujuk klausul AD/ART Nahdlatul Ulama dan menuntut Rais Aam melibatkan Ketua Umum dalam Rapat Pleno, Mukri menyatakan bahwa klausul itu berlaku dalam kondisi normal.

    “Kita semua sudah tahu, Gus Yahya sudah tidak lagi berstatus sebagai Ketua Umum terhitung mulai tanggal 26 November 2025 pukul 00.45 WIB dan sejak saat itu kepemimpinan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama sepenuhnya berada di tangan Rais Aam,” pungkasnya. [suf]