Jenis Media: Politik

  • Didukung Dua Periode, Presiden Prabowo Tegaskan Sinergitas dengan PSI, Dedy Nur: Indonesia Sangat Terang

    Didukung Dua Periode, Presiden Prabowo Tegaskan Sinergitas dengan PSI, Dedy Nur: Indonesia Sangat Terang

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedy Nur Palakka membantah keras isu Indonesia Gelap yang terus digulingkan.

    Menurutnya tidak ada yang bisa dipercaya selain Presiden Prabowo Subianto.

    Dikatakan, yang menyebar isu bahwa saat ini Indonesia masuk dalam keadaan Indonesia gelap adalah akun-akun yang tidak jelas.

    “Kita percaya kepada Presiden RI, bukan kepada akun-akun ngga jelas yang menyebar berita bohong bahwa Indonesia lagi gelap,” tulisnya di cuitan akun X pribadinya dikutip Rabu (23/7/2025).

    Dedy Nur bahkan menilai untuk saat ini, Indonesia dalam situasi cerah dengan berbagai potensinya.

    Karena itu diperlukan semangat dalam hal belajar untuk menambah ilmu yang dibutuhkan untuk jaman sekarang.

    “Indonesia menurut penglihatan saya sangat terang dan menyimpan begitu banyak potensi,” tuturnya.

    “Asalkan sebagai warga negara kita terus bersemangat untuk menambah ilmu-ilmu baru terupdate sesuai dengan kebutuhan jaman,” paparnya.

    Lanjut, ia menyebut orang yang bisa beradaptasi dal situasi inilah yang akan bertahan.

    “Mereka yang pandai beradaptasi akan terus bertahan, sementara yang tidak akan ditinggalkan oleh jaman. Semangat,” terangnya.

    Sebelumnya, Presiden Prabowo tiba di Lanud Adi Soemarmo pukul 17.30 WIB dan langsung menuju Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) untuk menutup Kongres PSI pada Minggu, 20 Juli 2025.

    Ia hadir bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka serta jajaran kabinet, termasuk Menteri Luar Negeri dan Menteri Sekretaris Negara.

  • PSI Ganti Logo, Tere Liye Sebut Upaya Mencuci Sejarah, Teringat Piagam untuk Prabowo

    PSI Ganti Logo, Tere Liye Sebut Upaya Mencuci Sejarah, Teringat Piagam untuk Prabowo

    Fajar.co.id, Jakarta — Pergantian logo Partai Solidaritas Indonesia atau PSI, dari gambar mawar di genggaman dengan gambar gajah berkepala merah yang tampak terpisah dari badan, hingga kini masih jadi sorotan.

    Salah seorang penulis tenar Indonesia, Tere Liye, turut menyoroti perubahan logo tersebut.

    Menurut pria yang telah banyak melahirkan novel-novel best seller ini, PSI adalah contoh partai munafik.

    “PSI itu partai paling munafik yang ada di Indonesia. Saya kasih mereka di ranking 1,” tulis Tere Liye, melalui akun Facebooknya, dikutip Rabu (23/7/2025).

    Meski demikian Tere Liye juga mengakui partai lain juga umumnya muna. Hanya saja, catatan kemunafikan tersebut daftarnya panjang untuk PSI.

    “Partai lain juga muna sih, tapi yang satu ini, daftarnya panjang cuy, padahal baru seumur jagung. Dulu partai ini gagah sekali mengklaim partai anak muda, benci dinasti politik, bla, bla, bla,” kritik Tere Liye.

    “Kenapa mereka ganti logo? Simpel. Salah-satunya, mencuci sejarah,” sambungnya.

    Tere Liye bahkan mengingatkan bagaimana horornya cacian PSI terhadap Prabowo.

    “PSI itu dulu mencaci, memaki, bahkan memberikan piagam kebohongan terlebay ke Prabowo Subianto. Itu tuh baru 2019 lalu. Masih segar sekali,” bebernya.

    “Yes! Sekarang mereka sudah insyaf, kapok–karena saat dukung Ganjar, dicuekin, dan lihat situasi ternyata yang ono malah pindah ke Prabowo. Licin bagai belut, mereka pindah haluan,” sindir Tere Liye.

    Tapi kalian catat baik-baik, sambung sang penulis, orang-orang ini adalah politisi. “Besok lusa, jika mereka berpisah jalan dengan geng Prabowo, wah wah, percayalah, mereka akan mencaci maki lagi,” ujarnya.

  • Jokowi Bekerja Keras Demi PSI, Kapan Gabung?

    Jokowi Bekerja Keras Demi PSI, Kapan Gabung?

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Presiden ke‑7 RI, Joko Widodo (Jokowi), secara terbuka menyatakan kekagumannya terhadap logo baru PSI yang menggambarkan gajah berkepala merah.

    Ia mengungkapkan bahwa simbol tersebut mencerminkan kekuatan, kebijaksanaan, dan semangat ilmu pengetahuan.

    Nilai yang sejalan dengan visi PSI untuk masa depan Indonesia.

    Pada Kongres PSI di Solo pada 19–20 Juli 2025, Jokowi hadir sebagai tamu istimewa dan menyatakan dukungan penuh terhadap PSI menjelang Pemilu 2029.

    “Saya akan bekerja keras untuk PSI… bisa di depan, juga belakang, di tengah,” kata Jokowi.

    Jokowi berharap PSI bertransformasi menjadi mesin politik yang solid dan mampu memperjuangkan aspirasi rakyat secara nyata.

    Meskipun dukungannya kuat, Jokowi menegaskan dirinya belum menjadi bagian struktur resmi PSI.

    Para pengamat politik mencatat ini sebagai strategi cerdas: Jokowi dapat berperan sebagai patron di balik layar tanpa dikaitkan langsung secara politis dalam partai.

    Ini memberi fleksibilitas bagi keduanya. Jokowi tetap netral secara formal tetapi berpengaruh signifikan.

    Jokowi menegaskan bahwa PSI harus menyiapkan struktur partai yang matang dan jangan sekadar mengincar kursi di DPR sebagai target akhir. Masuk Senayan harus jadi keharusan, bukan pilihan.

    Banyak pengamat menganggap Jokowi sedang mencari “kendaraan politik” untuk menopang pengaruhnya pascapresiden, dan PSI terlihat sebagai pilihan potensial.

    Namun sejumlah pihak menyebutkan bahwa struktur partai yang sudah mapan seperti Golkar juga masuk radar Jokowi — meski untuk sekarang ia memilih menjadi patron informal terhadap PSI.

  • Jhon Sitorus Bandingkan Logo PSI dengan PDIP, Dedy Nur Palakka: Gajah Lebih Demokratis daripada Banteng

    Jhon Sitorus Bandingkan Logo PSI dengan PDIP, Dedy Nur Palakka: Gajah Lebih Demokratis daripada Banteng

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kader PSI, Dedy Nur Palakka membalas keras pernyataan dari Pegiat Media Sosial, John Sitorus yang menyindir terkait Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

    Dedy Nur Palakka membalas dari John Sitorus ini setelah pernyataannya yang menyinggung soal logo baru PSI dengan PDIP yang memiliki logo bergambar Banteng.

    “Banteng sering dianggap remeh oleh Gajah, tapi sejatinya Banteng jauh lebih bernyali dari Gajah,” tulisnya dalam akun X pribadinya, Selasa, (22/7/2025).

    Ketika digeruduk kata Jhon, Gajah akan lari terkencing-kencing. Gajah akan cari perlindungan diantara teman-temannya, sedangkan Banteng hanya sendirian

    “Jangankan dengan Banteng, dengan semutpun Gajah sampai menangis. Mereka-mereka yang sedang melahirkan Gajah dengan maksud untuk menggeruduk Banteng, siap-siap untuk digeruduk sampai terjungkal,” lanjut John Sitorus.

    Merespon pernyataan tersebut, Dedy Nur juga membalas pernyataan ini dengan sindiran yang lebih menohok.

    Ia menyebut gajah dalam hal ini PSI lebih baik dari segi pemilihan Ketua Umum dibandingkan dengan PDIP

    “Gajah 🐘 lebih demokratis dalam pemilihan Ketumnya,” tulisnya dikutip Selasa (22/7/2025).

    “Sementara banteng 🐃 ada nama demokrasinya, tapi faktanya kosong” ujarnya.

    Dedy Nur memyebut pernyataannya ini adalah fakta bukan omong kosong seperti yang disampaikan oleh John Sitorus.

    “Jadi yang dilihat itu fakta, bukan omon-omon tapi kosong. Merdeka 3 X 🤟🇮🇩,” terangnya.

    Diketahui, PSI mengganti simbol lama—kepalan tangan memegang mawar merah—dengan gambar seekor gajah berwarna merah dan hitam.

  • Komentari Pernyataan Prabowo soal PDIP dan Gerindra Bak Kakak Adik, Elite Banteng Singgung Sinyal-sinyal

    Komentari Pernyataan Prabowo soal PDIP dan Gerindra Bak Kakak Adik, Elite Banteng Singgung Sinyal-sinyal

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Momen peluncuran Koperasi Desa Merah Putih di Klaten, Jawa Tengah pada Senin (21/7), diwarnai pernyataan politis Presiden Prabowo Subianto.

    Dia menyinggung tentang hubungan yang terbangun antara partai yang dipimpinnya, Partai Gerindra dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

    Presiden Prabowo dalam kesempatan itu menyatakan bahwa hubungan PDIP dan Gerindra bagaikan kakak-adik.

    Prabowo bahkan menganggap Presiden pertama RI Soekarno atau Bung Karno sebagai orang tua, sembari memohon izin ke Ketua DPP PDIP, Puan Maharani.

    Puan Maharani yang berstatus sebagai cucu Bung Karno turut hadir sebagai pimpinan DPR dalam peluncuran Koperasi Desa Merah Putih. “Sebenernya PDIP sama Gerindra kakak adik ini,” kata Prabowo, Senin.

    Merespons pernyataan Prabowo Subianto itu, Ketua DPP PDI Perjuangan, Said Abdullah berharap pernyataan Presiden Prabowo tentang hubungan partai berlambang kepala banteng itu dengan Gerindra bak kakak-adik tak dimaknai sebagai kode politik.

    Utamanya, kata dia, soal kemungkinan bakal masuknya PDIP ke Kabinet Merah Putih.

    “Jangan dimaknai apa yang disampaikan Presiden itu sebagai kode, bahwa presiden mengajak atau sebaliknya PDIP akan masuk, jangan dimaknai itu dahulu,” kata Said kepada awak media di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (22/7).

    Ketua Banggar DPR RI itu mengatakan pernyataan Prabowo soal hubungan PDIP dan Gerindra bak kakak-adik seharusnya dianggap sebagai modal membangun bangsa. “Modal dasar persatuan kita. Bersatu padunya kita,” kata Said.

  • Jhon Sitorus Bandingkan Logo PSI dengan PDIP, Dedy Nur Palakka: Gajah Lebih Demokratis daripada Banteng

    Balas Pernyataan John Sitorus, Dedy Nur Palakka Sebut Pemilihan Ketum PSI Lebih Baik Dibanding PDIP

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kader PSI, Dedy Nur Palakka membalas keras pernyataan dari John Sitorus yang menyindir terkait PSI.

    Dedy Nur Palakka membalas dari John Sitorus ini setelah pernyataannya yang menyinggung soal PSI.

    “Banteng sering dianggap remeh oleh Gajah, tapi sejatinya Banteng jauh lebih bernyali dari Gajah.

    Ketika digeruduk, Gajah akan lari terkencing-kencing. Dia akan cari perlindungan di antara teman-temannya, sedangkan Banteng hanya sendirian

    Jangankan dengan Banteng, dengan semutpun Gajah sampai menangis.

    “Mereka2 yang sedang melahirkan Gajah dengan maksud untuk menggeruduk Banteng, siap2 untuk digeruduk sampai terjungkal,” tulis John Sitorus.

    Merespons pernyataan tersebut, Dedy Nur juga membalas pernyataan ini dengan sindiran yang lebih menohok.

    Ia menyebut gajah dalam hal ini PSI lebih baik dari segi pemilihan Ketua Umum dibandingkan dengan PDIP

    “Gajah lebih demokratis dalam pemilihan Ketumnya,” tulisnya dikutip Selasa (22/7/2025).

    “Sementara banteng 🐃 ada nama demokrasinya, tapi faktanya KOSONG,” ujarnya.

    Dedy Nur memyebut pernyataannya ini adalah fakta bukan omong kosong seperti yang disampaikan oleh John Sitorus.

    “Jadi yang dilihat itu FAKTA, bukan OMON-OMON tapi KOSONG,” tuturnya.

    “Merdeka 3 X 🤟🇮🇩,” terangnya. (Erfyansyah/fajar)

  • Anggota DPR desak pemerintah segera ungkap perusahaan beras oplosan

    Anggota DPR desak pemerintah segera ungkap perusahaan beras oplosan

    Mendagri harusnya sudah berkoordinasi dengan Kejaksaan dan Polri untuk menindaklanjuti hasil temuan terkait dengan beras oplosan, namun pengungkapan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan gaduh di pasar. Jangan sampai beras kita jadi

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan mendesak pemerintah untuk bersikap transparan dan segera berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung dan Polri untuk mengungkap identitas perusahaan yang diduga terlibat dalam kasus beras oplosan kepada publik.

    Dia menyampaikan hal itu guna menanggapi pernyataan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian yang menyebut adanya perusahaan besar terlibat kasus beras oplosan. Menurut dia, pemerintah tidak boleh menutup-nutupi identitas pelaku.

    “Dengan demikian, masyarakat tidak menduga-duga, apakah beras yang dikonsumsi saat ini oplosan atau tidak, sehingga hal ini untuk menjaga kepercayaan konsumen terhadap beras yang beredar di pasaran,” kata Daniel di Jakarta, Selasa.

    Dia menegaskan bahwa praktik beras oplosan adalah tindakan yang mencederai hak konsumen serta merugikan petani dan pelaku usaha yang jujur. Dia pun meminta pemerintah tidak hanya membuka nama perusahaan, tetapi juga menindak tegas sesuai hukum yang berlaku.

    “Penegakan hukum harus dilakukan tanpa pandang bulu. Jangan sampai ada kesan perusahaan besar kebal hukum. Jika terbukti bersalah, pemerintah harus memberikan sanksi maksimal, bahkan mencabut izin usaha,” kata legislator yang membidangi urusan pertanian dan pangan tersebut.

    Dia menilai bahwa Mendagri harusnya sudah berkoordinasi dengan Kejaksaan dan Polri untuk menindaklanjuti hasil temuan terkait dengan beras oplosan, namun pengungkapan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan gaduh di pasar.

    “Jangan sampai beras kita jadi langka dan akan merugikan konsumen juga,” kata dia.

    Menurut dia, antisipasi tersebut juga perlu dilakukan terhadap produk pangan lainnya agar tidak ada kasus oplosan pada komoditas tertentu yang merugikan petani dan konsumen.

    Dia meminta agar Satgas Pangan bekerja lebih keras dan lebih canggih, karena pelaku kejahatan melihat peluang dan kelengahan dalam beroperasi.

    “Sehingga harus lebih sigap, lebih canggih, dan penindakan lebih tegas sehingga menimbulkan efek jera, agar tidak ada lagi yang coba-coba melakukan tindakan yang sama,” katanya.

    Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Komisi II: DPR belum sikapi putusan MK sebab Pemilu 2029 masih panjang

    Komisi II: DPR belum sikapi putusan MK sebab Pemilu 2029 masih panjang

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Komisi II DPR RI Bahtra Banong mengatakan DPR RI belum mengambil sikap atas putusan Mahkamah Konstitusi yang memisahkan pemilu nasional dan daerah karena waktu pelaksanaan Pemilu 2029 masih panjang.

    DPR masih akan melakukan kajian dan menampung aspirasi publik secara seksama terlebih dahulu terkait putusan MK tersebut.

    “Pemilu kita kan masih lama pada 2029 karena pemilunya masih lama, berarti kita punya kesempatan waktu juga cukup lama. Nah, itu kita manfaatkan, kita pergunakan kemudian untuk mengkaji lebih jauh, lebih dalam, kemudian menampung aspirasi publik,” kata Bahtra di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa.

    Hal tersebut diperlukan agar jalannya perhelatan pemilu mendatang terselenggara dengan lebih baik dan berkualitas demi perbaikan demokrasi Indonesia ke depan.

    “Supaya itu tadi, harapan teman-teman juga, atau harapan seluruh masyarakat agar pemilunya berjalan dengan baik, pelaksanaannya juga dengan baik, terus kemudian yang tak kalah penting adalah soal kualitas pelaksanaan pemilu itu sendiri,” ucapnya.

    Selain itu, Bahtra menyebut kajian dan tampungan aspirasi publik diperlukan agar penyusunan undang-undang kepemiluan dalam menindaklanjuti putusan MK tersebut dapat memenuhi ekspektasi publik.

    “Mudah-mudahan sih, DPR dengan membutuhkan nanti banyak masukan dari berbagai pihak, terus kemudian pada saatnya nanti kita buat undang-undang itu tentu dengan sesuai ekspektasi publik,” tuturnya.

    Dia menuturkan kajian lebih dalam diperlukan pihaknya untuk mencari formulasi terkait mekanisme penundaan waktu pelaksanaan pemilu nasional dengan pemilu daerah, termasuk terkait dasar hukum pelaksanaannya.

    “Memang kita membutuhkan kajian yang lebih dalam ya, termasuk soal misalnya kalau ada penundaan waktu soal pemilu lokal. Kan dasar hukumnya kan harus dicari karena di Undang-Undang Dasar kita kan menjelaskan bahwa pemilu itu dilaksanakan satu kali dalam lima tahun,” katanya.

    Bahtra lantas melanjutkan, “Nah, kalau ada misalnya perpanjangan jeda waktu pemilu lokal itu maka dasar hukumnya harus dicari nih formulanya supaya juga tidak melanggar undang-undang.”

    Sebab, lanjut dia, MK memutuskan agar pemilu nasional dan daerah dipisahkan dengan jeda waktu paling singkat dua tahun atau paling lama dua tahun dan enam bulan, meski UUD 1945 menyebutkan bahwa pemilu dilaksanakan lima tahun sekali.

    “Kami juga enggak mau gegabah karena kan di suatu sisi juga kan ada putusan MK ya bersifat final dan mengikat, tapi di sisi lain Undang-Undang Dasar kita menyebutkan bahwa pemilu itu dilaksanakan dalam satu kali dalam lima tahun. Nah, itu yang kita mau cari tahu formulanya,” paparnya.

    Meski demikian, Bahtra tak memberikan tenggat waktu kepastian kapan DPR RI akan mengambil sikap dalam menindaklanjuti putusan MK terkait pemisahan pemilu nasional dan daerah.

    “Yang pasti kan enggak mungkin dilaksanakan pada 2029 karena pemilunya 2029, yang pasti sebelumnya, tetapi yang paling penting sekarang kan baru 2025,” kata dia.

    Sebelumnya, pada Selasa (15/7), Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan bahwa putusan Mahkamah Konstitusi mengenai pemisahan pemilu antara pemilu nasional dan pemilu lokal menyalahi amanat dari Undang-Undang Dasar 1945.

    Maka dari itu, menurut dia, semua fraksi partai politik di DPR RI akan menyikapi secara bersama-sama putusan MK tersebut.

    “Jadi, nanti pada saatnya kami semua partai politik tentu saja sesuai dengan kewenangannya, akan menyikapi hal tersebut sesuai dengan kewenangan kami,” kata Puan usai Rapat Paripurna DPR RI di kompleks parlemen, Jakarta.

    Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Mendagri: Pemda wajib dukung program strategis nasional

    Mendagri: Pemda wajib dukung program strategis nasional

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menegaskan bahwa pemerintah daerah (Pemda) wajib mendukung pelaksanaan Program Strategis Nasional (PSN), sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

    Tito juga menekankan pentingnya Pemda memahami perbedaan antara program strategis nasional dan proyek strategis nasional.

    “Perlu betul pahami mengenai istilah program strategis nasional dan proyek strategis nasional itu berbeda meskipun disingkatnya kadang-kadang sama,” kata Mendagri dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Selasa.

    Ia menjelaskan proyek strategis nasional merupakan proyek infrastruktur yang ditetapkan melalui keputusan atau peraturan presiden, seperti jalan tol, bendungan, kereta cepat, dan kawasan ekonomi khusus. Sementara itu, program strategis nasional merupakan program unggulan yang tercantum dalam dokumen visi dan misi presiden.

    Mendagri menegaskan bahwa berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014, terdapat sanksi bagi kepala daerah dan wakil kepala daerah yang tidak melaksanakan program strategis nasional. Oleh karena itu, kepala daerah dan wakil kepala daerah perlu memperhatikan berbagai program strategis nasional yang telah dicanangkan oleh presiden.

    Ia menyebutkan terdapat 12 program strategis nasional yang tertuang dalam visi dan misi Presiden Prabowo Subianto, antara lain Makan Bergizi Gratis, Program 3 Juta Rumah, Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, Sekolah Rakyat, Sekolah Unggul Garuda, Rehabilitasi Sekolah, dan Cek Kesehatan Gratis.

    Selanjutnya, Program Lumbung Pangan, Pembangunan Rumah Sakit Berkualitas, Penuntasan Tuberkulosis (TBC), Pembangunan Bendungan dan Irigasi, serta Penanganan Sampah.

    Terkait Program 3 Juta Rumah per tahun, Mendagri menyampaikan bahwa pemerintah pusat telah menjalin kerja sama lintas kementerian untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

    Kemudahan tersebut antara lain berupa pembebasan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) serta retribusi persetujuan bangunan gedung (PBG) bagi MBR.

    Dalam kesempatan itu, ia mengapresiasi 507 kabupaten/kota yang telah mengeluarkan Peraturan Kepala Daerah (Perkada) terkait pembebasan BPHTB dan PBG bagi MBR. Ia juga menyoroti dua daerah yang belum melaksanakannya.

    “Saya berterima kasih banyak kepada seluruh kabupaten/kota yang sudah mengeluarkan (Perkada),” tutur Mendagri.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Laode Masrafi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • DPR tekankan sinergi industri perkuat Politeknik Petrokimia Banten

    DPR tekankan sinergi industri perkuat Politeknik Petrokimia Banten

    Kabupaten Serang (ANTARA) – Ketua Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI, Evita Nursanty, menekankan pentingnya sinergi antara industri dan pemerintah dalam memperkuat Politeknik Industri Petrokimia Banten guna menjawab kebutuhan tenaga kerja di sektor kimia dan petrokimia.

    “Politeknik Petrokimia ini punya potensi luar biasa. Di Banten saja ada lebih dari 20 perusahaan petrokimia, dan masing-masing butuh ribuan tenaga kerja. Tapi sekarang baru 124 lulusan, meskipun semuanya terserap,” kata Evita saat meninjau Kampus Politeknik Banten di Ciruas, Kabupaten Serang, Selasa.

    Dengan keterbatasan anggaran pemerintah, khususnya di Kementerian Perindustrian, menurut Evita, perlu adanya investasi langsung dari industri dalam bentuk beasiswa, pelatihan, hingga dukungan sarana laboratorium.

    “Menyekolahkan SDM (sumberdaya manusia) itu bukan pengeluaran, tapi investasi karena nanti mereka (industri) juga yang pakai,” ujarnya.

    Oleh karena itu, kata dia, Komisi VII DPR RI akan mendorong dari sisi alokasi anggaran. Namun ia juga menekankan kolaborasi konkret antara politeknik dan dunia usaha menjadi kunci.

    “Kita ini jangan hanya andalkan APBN, tapi industri harus ikut membesarkan kampus ini,” ujarnya.

    Evita juga menyoroti pentingnya penguatan kurikulum berbasis teknologi dan digitalisasi karena Politeknik Petrokimia Banten telah memiliki visi besar ke arah sana, sehingga perlu dukungan anggaran dan SDM berkualitas untuk mewujudkannya.

    “Saya sudah sampaikan ke Pak Dirut dan Kementerian Perindustrian agar duduk bersama industri. Harus ada grand design Politeknik ke depan, ini kan dibentuk juga atas dorongan industri waktu itu,” ujar dia.

    Menurut Evita, komitmen industri selama ini sudah terlihat, termasuk melalui hibah tanah dan keterlibatan dalam kerja sama pendidikan.

    Namun, dia berharap kontribusi itu tidak berhenti di awal. “Kita nggak boleh puas. Industri harus lebih aktif lagi dalam membesarkan kualitas pendidikan vokasi ini,” katanya.

    Ia menegaskan pentingnya politeknik sebagai penopang hilirisasi industri petrokimia, yang disebutnya sebagai mother of industrial.

    “Petrokimia itu sektor strategis karena jadi bahan baku banyak industri lain. Maka politeknik seperti ini adalah fondasi,” ujar Evita.

    Dia menyampaikan bahwa kunjungan Komisi VII DPR RI ini akan dilanjutkan dialog dengan perusahaan-perusahaan petrokimia besar di Banten.

    “Kami akan kunjungi industri-industri setelah ini. Kita ingin tahu seberapa besar komitmen mereka terhadap pendidikan vokasi yang mereka sendiri usulkan saat awal berdirinya politeknik ini,” ucapnya.

    Evita berharap agar kampus politeknik ini menjadi contoh sukses pendidikan vokasi yang benar-benar relevan dengan kebutuhan industri.

    “Bukan hanya outputnya terserap, tapi juga kampusnya jadi pusat inovasi dan keunggulan vokasi petrokimia Indonesia,” katanya.

    Dalam kunjungan kerja spesifik Komisi VII DPR RI ke Banten, selain dipimpin oleh Evita Nursanty sebagai ketua tim dan Lamhot Sinaga (wakil ketua tim), juga hadir anggota komisi dewan tersebut, seperti Banyu Biru Djarot, Maria Lestari, Muzakkir Zuhri, H. Kardaya Warnika, Jamal Mirdad, Rico Sia, Siti Mukaromah, Alifudin serta Muhammad Hatta.

    Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
    Editor: Laode Masrafi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.