Jenis Media: Otomotif

  • Harga Mobil Listrik di Indonesia Masih Bisa Turun Lagi

    Harga Mobil Listrik di Indonesia Masih Bisa Turun Lagi

    Jakarta

    Tren harga mobil listrik makin murah diperkirakan masih terus berlanjut dalam beberapa tahun ke depan, termasuk di Indonesia. Jika Indonesia punya mobil listrik yang makin kompetitif, adopsi mobil tanpa asap knalpot ini makin cepat.

    Potensi perubahan peta persaingan mobil listrik makin komptetitif. Baterai adalah komponen termahal dari kendaraan listrik, namun diperkirakan bakal terjadi penurunan biaya dalam pembuatan baterai. Hal ini secara langsung memungkinkan produsen menjual mobil listrik dengan harga yang lebih terjangkau.

    “Diperhitungkan sekitar 4-5 tahun lagi, which is mendekati 2030, dia (biaya produksi baterai) akan sliding lagi menjadi sekitar 67 USD (per Kwh). Saat mencapai itu, sepertinya semua industri kendaraan fossil fuel, kecuali untuk hobbies yang petrol head, kayaknya harus pindah usaha, karena biaya produksinya jadi lebih murah, karena baterai ini harganya 20 sampai 40 persen dari harga kendaraan,” kata Pengamat Otomotif Yannes Pasaribu saat memberikan paparan di detikcom Leaders Forum, Jakarta Selatan, Rabu (12/11/2025).

    Sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, Indonesia berada dalam posisi penting untuk menguasai rantai pasok baterai kendaraan listrik, komponen vital dalam ekosistem ini. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat cadangan bijih nikel sebesar 5,9 miliar ton dan logam nikel 62,02 juta ton pada 2024, disertai produksi 173,6 juta ton bijih nikel sepanjang tahun tersebut.

    Indonesia bakal memiliki pabrik baterai lithium terbesar se-Asia Tenggara. Pabrik itu digarap oleh PT Industri Baterai Indonesia (IBC) bekerja sama dengan Brunp dan Lygend (CBL), anak perusahaan Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL).

    Pabrik yang dibangun di Karawang dengan nilai investasi hingga US$ 5,9 miliar atau sekitar Rp 95,5 triliun (kurs Rp 16.192) baru saja diresmikan groundbreaking oleh Presiden Prabowo Subianto pada 29 Juni 2025 yang lalu.

    “Jangan lupa di Indonesia ini, mudah-mudahan IBC cepat produksi,” kata Yannes.

    “Kalau baterai yang harganya 20-40 persen ini bisa mulai diproduksi (lokal) ini akan mempercepat turunnya harga baterai, dan mempercepat turunnya harga mobil listrik. Jangan lupa di Indonesia akan menjadi hub untuk kawasan ASEAN,” tambah dia.

    Soal penurunan biaya produksi baterai yang makin turun dari tahun ke tahun juga tercermin dari data Department of Energy (DOE) Amerika Serikat. Biaya tersebut telah turun dari sekitar $1.415 per kilowatt-hour (kWh) pada tahun 2008 menjadi hanya $139 per kWh pada tahun 2023. Terjadi penurunan sekitar 90% dalam kurun waktu 15 tahun. Laporan tersebut sudah disesuaikan dengan laju inflasi.

    (riar/dry)

  • Spesifikasi Motor Pertama Honda, Tenaganya Cuma 0,5 HP!

    Spesifikasi Motor Pertama Honda, Tenaganya Cuma 0,5 HP!

    Motegi

    Motor pertama buatan Honda meluncur pada 1947 atau dua tahun setelah perang dunia kedua berakhir. Kendaraan tersebut bernama Type A dan masih bisa dilihat langsung di Honda Collection Hall, Motegi, Jepang.

    Sebagai motor pertama, spesifikasi Honda Type A tentu sangat sederhana. Bahkan, jika diperhatikan sepintas, tunggangan tersebut seperti sepeda kumbang yang dipasangkan mesin kecil. Mesin itu dikembangkan setahun sebelum peluncuran kendaraan.

    Mari kita bahas spesifikasi Honda Type A. Pabrikan membekalinya dengan mesin single-rotary-valve dua-tak dengan kapasitas 50 cc dan pendingin udara. Tenaganya? Sangat kecil, yakni 0,5 HP pada 5 ribu rpm.

    Honda Type A di Motegi, Jepang. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikcom

    Meski spesifikasinya tak spesial, namun keunggulan Honda Type A tak hanya terletak pada mekanismenya, melainkan juga metode pembuatannya. Komponen mesin Type A diproduksi menggunakan metode die casting, ketika mereka lain umumnya menggunakan metode sand casting.

    “Di bengkel kami, kami menggunakan die casting. Berbeda dengan sand casting, di mana kami harus membuat cetakan logam untuk die casting. Ini membutuhkan biaya. Dengan kecepatan produksi mesin kami saat itu, menghasilkan keuntungan dari metode ini terasa sulit,” kata Kawashima, salah satu karyawan pertama Honda, dikutip dari Honda Global, Jumat (15/11)

    “Mereka (merek lain) puas dengan sand casting. Namun, Pak Tua (Soichiro Honda) bersikeras, ‘Apa pun yang terjadi, kami akan menggunakan die casting!’,” tambahnya.

    Secara umum, Honda Type A masih berbentuk sepeda kumbang. Hal tersebut bisa terlihat di hampir seluruh bagian, mulai dari jok, setang, kayuh atau genjotan, hingga rem model capit. Bedanya, kendaraan hanya dipasangkan mesin, sabuk roda dan tangki bahan bakar.

    Motor Utuh Pertama Honda

    Meski Type A didaulat sebagai produk roda dua pertama Honda, namun motor ‘utuh’ perdana mereka baru meluncur setahun setelahnya. Kendaraan tersebut bernama Honda Dream D yang secara tampilan dan fungsi sudah mirip motor-motor modern.

    1949 Dream D Type Foto: Honda

    Secara spesifikasi, Honda Dream D jauh lebih baik dibandingkan Type A. Kendaraan tersebut sudah menggunakan mesin 2-tak berkapasitas 98cc dengan semburan tenaga 3 dk dan transmisi manual 2-percepatan.

    Sama seperti Type A, Dream D juga masih bisa ditemukan langsung di Honda Collection Hall. Motor tersebut dipajang berdampingan dengan produk-produk perdana Honda lainnya.

    (sfn/dry)

  • Pabrik VinFast di Subang Tuntas Akhir Tahun, Rakit Mobil Listrik Mulai Maret 2026

    Pabrik VinFast di Subang Tuntas Akhir Tahun, Rakit Mobil Listrik Mulai Maret 2026

    Jakarta

    Pabrik VinFast yang berlokasi di Subang, Jawa Barat, dijadwalkan selesai dibangun akhir tahun 2025 ini. Produsen mobil listrik asal Vietnam itu pun siap merakit mobil listrik di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik.

    “Jadi pabrik kami saat ini sudah 95%. Kita akan technical trial di Desember 2025.Tahun depan kita mulai test istilahnya regional production itu di Maret tahun 2026,” ujar CEO VinFast Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto dalam acara detikcom Leaders Forum di Jakarta, Kamis (13/11/2025).

    VinFast mulai produksi mobil listrik di Indonesia tahun depan Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Kariyanto menjelaskan, pada tahap awal, pabrik VinFast di Subang yang berdiri di atas lahan seluas 120 hektare itu akan merakit beberapa model mobil listrik andalan VinFast. “Dan tentu harapannya makin ke depan, teknologi akan semakin ditingkatkan, pada suatu saat bisa menjadi juga based production,” sambung Kariyanto.

    Sebagai informasi, pabrik VinFast di Subang dibangun sejak pertengahan tahun 2024 lalu. Kapasitas pabrik VinFast di Indonesia mencapai 50 ribu unit per tahun dengan target penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.000 hingga 3.000 orang.

    Fasilitas pabrik VinFast di Subang ini akan mencakup beberapa area produksi utama, seperti Body Shop, General Assembly Shop, Paint Shop, area pengujian, dan masih banyak lainnya.

    detikcom Leaders Forum Foto: Rifkianto / detikcom

    Adapun model mobil listrik pertama yang akan diproduksi di sini adalah mobil listrik mungil VF 3. Dan nantinya, bakal terus ditambah model-model mobil listrik VinFast lainnya.

    Setelah sukses di negara asalnya, VinFast memang gencar melakukan ekspansi ke berbagai negara. Selain Indonesia, VinFast juga telah membangun pabrik di India. Tak hanya itu, VinFast juga bakal membangun pabrik mobil listrik di salah satu negara dengan pasar otomotif terbesar dunia, yaitu Amerika Serikat.

    (lua/dry)

  • Harga Wuling Air ev Terbaru, Paling Murahnya Segini

    Harga Wuling Air ev Terbaru, Paling Murahnya Segini

    Jakarta

    Harga Wuling Air ev per November 2025 belum berubah. Mobil listrik mungil itu paling murah bisa dimiliki dengan modal Rp 184 jutaan.

    Wuling Air ev bisa dilirik buat kamu yang lagi cari mobil listrik tapi budgetnya di bawah Rp 200 juta. Ya, Air ev memang punya banderol yang cukup terjangkau. Lebih lagi ukurannya mungil jadi mudah untuk wara-wiri di jalan sempit. Kamu yang kepincut Air ev, bisa membawa pulang dengan mahar mulai Rp 180 jutaan. Kalau mau yang paling mahal banderolnya Rp 250 jutaan. Berikut ini harga lengkap Wuling Air ev terbaru.

    Harga Wuling Air ev TerbaruWuling Air ev Lite Standard Range: Rp 184 jutaanWuling Air ev Lite Long Range: Rp 195 jutaanWuling Air ev Pro Long Range: Rp 252 jutaan

    Spesifikasi Wuling Air ev

    Perlu dicatat harga itu berlaku untuk OTR Jakarta. Harga bisa jadi berbeda di wilayah lainnya. Sebagai informasi tambahan, Wuling Air ev punya ukuran yang mungil. Panjangnya 2.974 mm, lebar 1.505 mm, dan tinggi 1.631 mm. Jarak sumbu rodanya 2.010 mm. Mobil ini hanya memiliki kapasitas empat tempat duduk dengan ban berukuran 12 inch. Setirnya sudah mengusung electric power steering.

    Wuling Air ev varian Lite 200 km mengandalkan baterai tipe LFP berkapasitas 17.3 kWh yang memiliki jarak tempuh hingga 200 km. Baterainya dipadukan dengan motor listrik bertenaga 30 kW dan torsi 110 Nm. Bicara fitur, Air ev termurah ini sudah dilengkapi dengan airbag di sisi pengendara, sistem pengereman ABS dan ABD, Isofix, tire pressure monitoring system, hingga immobilizer.

    Selanjutnya untuk versi Lite 300 km, baterai yang diusung kapasitasnya lebih besar yaitu 26.7 kWh dengan jarak tempuh hingga 300 km. Baterainya juga dipadukan dengan motor listrik bertenaga 30 kW dan torsi 110 Nm. Fiturnya tak jauh berbeda dengan Air ev Lite 200 km.

    Terakhir ada Wuling Air ev Pro 300 km yang merupakan varian tertinggi. Fiturnya lebih lengkap dari seluruh varian Air ev. Pertama airbag tersemat di dua titik yaitu sopir dan penumpang. Selanjutnya ada pengereman ABS dan EBD, electronic stability control, electric parking brake with automatic vehicle holding, hill hold control, isofix, tire pressure monitoring system, hingga immobilizer.

    (dry/din)

  • Anak Muda di Indonesia Tak Peduli Harga Jual Kembali Kendaraan, Ini Sebabnya

    Anak Muda di Indonesia Tak Peduli Harga Jual Kembali Kendaraan, Ini Sebabnya

    Jakarta

    Pakar otomotif senior dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Pasaribu mengklaim, anak muda di Indonesia sudah tak peduli harga jual kembali kendaraan. Sebab, kata dia, mereka lebih mengutamakan experience atau pengalaman berkendara.

    Berbeda dengan generasi tua, generasi muda lebih mementingkan teknologi dan kenyamanan saat berkendara. Bagi mereka, selagi benar-benar dibutuhkan, harga jual kembali bukan menjadi soal.

    “Generasi muda ini nggak bicara lagi soal harga jual kembali (mobil), mereka bicara soal experience dan EV lah yang bisa menjawabnya,” ujar Yannes Pasaribu di detikcom Leaders Forum yang digelar di Ampera, Jakarta Selatan, Kamis (13/11).

    detikcom Leaders Forum Foto: Rifkianto / detikcom

    Kini, pembeli mobil di Indonesia rata-rata didominasi konsumen dari kalangan milenial dan generasi Z. Menurut Yannes, konsumen dengan karakteristik tersebut menjadikan mobil sebagai ‘moving gadget’. Itulah mengapa, banyak yang akhirnya beralih ke mobil listrik.

    “Milenial dan Gen Z ini menjadi digital native dan electric vehicle mewakili needs dan wants mereka sebagai ‘moving gadget’. Kemudian kalau dihitung ada sekitar 90 juta generasi muda yang dalam 15 tahun ke depan yang akan memegang ekonomi Indonesia,” ungkapnya.

    Bicara soal mobil listrik, di tempat yang sama, VinFast menegaskan, pasar kendaraan nonemisi di Indonesia benar-benar menjanjikan. Sebab, penjualannya terus meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan, mereka memprediksi, mobil listrik punya market share 14-15 persen tahun ini.

    “Kalau bicara di Indonesia pertumbuhan mobil listrik di Indonesia menjanjikan. Karena mobil listrik baru hadir di Indonesia pada 2020. Pada saat itu hanya 125 unit setahun, tapi berkembang terus tahun lalu itu market share-nya 4,9 persen,” kata Kariyanto Hardjosoemarto selaku Chief Executive Officer (CEO) Vinfast Indonesia.

    “Itu menunjukkan potensi mobil listrik sangat pesat. Kami prediksi tutup tahun bisa 14-15 persen. Kami yakin tahun depan penjualannya lebih tinggi lagi,” tambahnya.

    Kariyanto menegaskan, mobil listrik merupakan salah satu harapan di tengah penurunan pasar. Sebab, ketika penjualan Januari-Oktober 2025 secara umum turun 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, permintaan mobil listrik justru meningkat 100 persen lebih.

    “Di Vietnam itu (mobil listrik) market share-nya 32,5 persen year to date September. Indonesia punya potensi besar karena acceptance sangat tinggi kedua secara total volume besar karena populasi besar dan dukungan pemerintah juga sangat baik ntah itu fiscal dan nonfiskal,” kata dia.

    (sfn/dry)

  • Mobil Nasional Bikinan Pindad Sudah Siap, Diproduksi Mulai 2027

    Mobil Nasional Bikinan Pindad Sudah Siap, Diproduksi Mulai 2027

    Jakarta

    Kementerian Perindustrian mengumumkan PT Pindad (Persero) sudah memiliki konsep mobil nasional yang matang. Rencananya mobil tersebut bakal diproduksi tahun 2027.

    Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa pembahasan teknis dan konseptual mobnas telah dilakukan bersama Kemenperin dan PT Pindad (Persero).

    Agus mengungkapkan Kemenperin dan Pindad telah membahas secara detail berbagai aspek fundamental mobnas mulai dari jenis kendaraan yang akan diproduksi, strategi harga, strategi pemasaran terutama soal pelayanan purna jual.

    “Pembahasan konsep strategis demi menyiapkan dan mewujudkan apa yang menjadi arahan Bapak Presiden Prabowo agar Indonesia segera memiliki mobil nasional telah kami lakukan bersama PT. Pindad,” ujar Agus dalam keterangan resminya dikutip di Jakarta, Kamis (13/11).

    Selain aspek produk dan pasar, Kemenperin dan Pindad juga telah mendalami konsep teknologi yang akan digunakan serta proses produksinya. Dalam diskusi tersebut dibahas pula aspek pembiayaan, termasuk sumber pendanaan yang akan dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan mobnas.

    Agus menambahkan bahwa kemungkinan untuk mengundang mitra lain juga telah masuk dalam pembahasan, guna memperkuat kemampuan produksi, pendanaan, maupun transfer teknologi.

    “Dalam penilaian kami, konsep mobnas yang disampaikan PT. Pindad dalam pertemuan sudah lengkap dan siap. Konsep mobnas tersebut mencakup banyak aspek dan dimensi yang diperlukan dalam pengembangan mobil nasional,” jelas Agus.

    Sebagai pembina sektor industri, termasuk industri otomotif, Kemenperin memastikan akan memberikan dukungan penuh agar proyek ini dapat berjalan dengan baik. Dukungan tersebut mencakup kebijakan, fasilitasi teknis, teknologi, sumberdaya manusia, hingga aspek kesiapan lahan dan infrastruktur industri.

    “Kami sepenuhnya memberikan dukungan agar program ini bisa berjalan dengan baik. Bisa berupa penawaran teknis, teknologi, hingga persiapan lahan dan kebutuhan pendukung lainnya,” lanjutnya.

    Agus memastikan bahwa seluruh proses persiapan telah berada pada jalur yang tepat, dan pemerintah optimistis proyek mobnas akan menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah industri otomotif nasional.

    “Kami optimistis bahwa konsep yang dibahas Pindad untuk proyek mobil nasional adalah jalan yang baik,” tegasnya.

    Sebagai bagian dari roadmap industrialisasi nasional, pemerintah memproyeksikan bahwa produksi mobil nasional dapat dimulai pada tahun 2027. Dengan kesiapan konsep, teknologi, pembiayaan, serta dukungan lintas sektor, Menperin menyampaikan bahwa Indonesia semakin dekat untuk memiliki kendaraan nasional yang dikembangkan dan diproduksi oleh putra-putri bangsa.

    (riar/dry)

  • Geber Honda ADV 160 Ratusan Km, Seperti Apa Rasanya?

    Geber Honda ADV 160 Ratusan Km, Seperti Apa Rasanya?

    Garut

    Tim redaksi detikOto mengikuti rangkaian touring yang diselenggarakan PT Astra Honda Motor (AHM) menggunakan New ADV 160. Seperti apa rasanya?

    Perjalanan kurang lebih akan menempuh jarak 170 km. Agenda touring dimulai dari kawasan Ciwidey yang banyak menemui kontur jalan kelok dan tanjakan. Kami bergerak menuju Puncak Honda Bikers Day 2025 yang digelar di Cikajang, Garut, Jawa Barat, Sabtu (15/11/2025). Berdasarkan pengalaman detikOto, ergonomi berkendara New ADV yang cukup baik, serta performa mesin yang ditawarkan, New Honda ADV160 sangat andal melewati etape pertama tersebut.

    Tim redaksi detikOto menggunakan New ADV160 RoadSync. Teknologi ini sangat membantu untuk perjalanan jauh.

    Tim juga menyusuri pinggir pantai selatan di area Rancabuaya, hingga berakhir di Cikajang, Garut. Mulai dari jalur pegunungan yang berkabut, turunan tajam berkelok, hingga trek panjang khas jalan jalur pantai selatan.

    “All New Honda ADV160 menawarkan pengalaman berkendara yang lengkap, mulai dari performa mesin bertenaga, kenyamanan, hingga fitur keselamatan canggih. Produk ini sangat cocok bagi konsumen yang gemar menjelajah,” ujar Ahmad Muhibbuddin, General Manager Corporate Communication AHM.

    Perjalanan etape pertama menggunakan New ADV 160

    Tim memulai perjalanan dari kawasan Ciwidey, peserta langsung disuguhkan panorama kebun teh dan pegunungan yang diselimuti kabut tipis. Jalur menuju Naringgul didominasi turunan panjang dan tikungan berkelok yang menguji keterampilan berkendara. Di sini Fitur Anti-lock Braking System (ABS) bekerja optimal dalam mengontrol pengereman saat melibas turunan tajam, sementara Honda Selectable Torque Control (HSTC) menjaga traksi ban tetap stabil pada permukaan jalan yang lembap. Kombinasi kedua fitur ini meningkatkan rasa aman sekaligus menambah percaya diri rider dalam setiap manuver.

    Memasuki jalur Rancabuaya, karakter jalan berubah menjadi trek lurus panjang khas jalur pantai selatan. Di rute ini, mesin 160cc eSP+ 4 katup Honda ADV160 menunjukkan performanya yang responsif dan bertenaga. Akselerasi yang halus namun stabil memberikan pengalaman berkendara yang menyenangkan.

    Memasuki etape terakhir menuju Cikajang, Garut, peserta disambut jalur pegunungan menanjak, tikungan panjang, dan pemandangan bukit berlapis khas Garut Selatan. Performa suspensi depan-belakang Honda ADV160 memberikan kenyamanan ekstra, terutama saat melewati kontur jalan yang berkelok dan tidak selalu rata.

    Di jalur ini, fitur konektivitas Honda RoadSync semakin terasa manfaatnya. Fitur ini seperti menjadi asisten saat mengendalikan sepeda motor. Voice command memungkinkan pengendara mengakses navigasi, panggilan telepon, pesan, dan memutar musik tanpa mengganggu fokus berkendara.

    Pengendara cukup mengaktifkan Bluetooth pada smartphone dan mengoneksikannya secara manual melalui tombol di sakelar sebelah kiri. Semua perintah dioperasikan melalui tombol/ sakelar tersebut.

    Perjalanan tetap tenang dan aman saat berseluncur dengan sistem navigasi. Informasi navigasi ditunjukkan dengan arah panah (turn-by-turn), sehingga pengendara tetap fokus saat melakukan perjalanan. Konektivitas yang seamless tanpa harus menyentuh ponsel, perjalanan semakin menyenangkan selama touring.

    USB Type-C charger pada console box sangat berguna saat perjalanan jauh. Dengan fitur ini, pengendara dapat mengisi daya smartphone tanpa perlu adaptor tambahan, memastikan konektivitas tetap terjaga sepanjang perjalanan. Ini sangat membantu terutama saat menggunakan Honda RoadSync yang mengandalkan koneksi Bluetooth untuk navigasi, komunikasi, dan hiburan.

    Eksplorasi kali ini membuktikan bahwa Honda ADV160 bukan hanya sekadar skutik adventure, tetapi partner perjalanan yang menawarkan kombinasi lengkap antara performa, kenyamanan, serta teknologi canggih untuk menjelajahi beragam kondisi jalan di Indonesia.

    (riar/dry)

  • PLN Targetkan Punya 63 Ribu SPKLU Hingga 2030

    PLN Targetkan Punya 63 Ribu SPKLU Hingga 2030

    Jakarta

    Perusahaan Listrik Negara (PLN) terus menggenjot pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di Indonesia. Bahkan, lima tahun dari sekarang, mereka menargetkan punya 63 ribu SPKLU di dalam negeri.

    Joni selaku EVP Penjualan dan Pelayanan Pelanggan Retail PT PLN (Persero) mengatakan, PLN saat ini sudah punya 4.400 SPKLU yang tersebar di seluruh kawasan Indonesia. Namun, hanya 2.600 titik yang benar-benar dibangun sendiri, sementara sisanya bekerja sama dengan swasta.

    “Nah, swasta ada yang bekerja sama dengan PLN, ada yang stand alone atau berdiri dengan ekosistem sendiri. Namun jumlahnya masih sedikit. Namun kebanyakan yang sudah terintegrasi dengan PLN Mobile,” ujar Joni di detikcom Leaders Forum, Kamis (13/11).

    detikcom Leaders Forum Foto: Rifkianto / detikcom

    Joni menegaskan, pengguna mobil listrik di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Itulah mengapa, PLN sebagai penyedia listrik di dalam negeri akan terus menambah SPKLU di Tanah Air.

    “Untuk peningkatan ke depan, targetnya cukup signifkan. Jadi satu SPKLU itu harapannya untuk 15 kendaraan. Jadi kalau kita lihat 2030, akan ada 900 ribuan kendaraan, kita butuh 63 ribu SPKLU di Indonesia,” tuturnya.

    “Nah, terkait pemerataan, PLN terus membangun (SPKLU) setiap tahun. Bahkan tahun ini saja, kita membangun 1.500-an. Tahun depan juga ditambah lagi. Ini butuh modal besar, makanya keterlibatan swasta sangat diharapkan,” tambahnya.

    Rencana tersebut dimulai dari langkah perlahan dengan membuat SPKLU di kantor-kantor PLN. Harapannya, percepatan tersebut membuat ekosistem kendaraan listrik lebih cepat terbangun.

    “Kita sudah punya skema, minimal semua kantor PLN harus ada. Jadi kalau kita bicara dari Aceh sampai Papua, semua kantor PLN sudah ada SPKLU dengan tipe beragam. Tapi setidaknya kita berusaha hadir di setiap kantor kita ada,” kata dia.

    (sfn/dry)

  • Spesifikasi Yamaha Aerox Listrik, Harga Diprediksi Rp 55 Jutaan

    Spesifikasi Yamaha Aerox Listrik, Harga Diprediksi Rp 55 Jutaan

    Jakarta

    Yamaha Aerox-e telah meluncur di India. Motor listrik yang akan dipasarkan di banyak negara itu diprediksi akan dibanderol mulai dari Rp 55 jutaan. Bagaimana spesifikasinya?

    Disitat dari Yamaha India, Jumat (14/11), meski telah meluncur, namun Yamaha Aerox-e belum punya harga resmi. Kendaraan nonemisi itu disebut-sebut akan dijual secara massal tak lama lagi.

    Produsen telah mengumumkan spesifikasi Yamaha Aerox-e yang dikenalkan di India. Motor listrik tersebut secara umum punya jantung mekanis yang sangat cukup untuk penggunaan di wilayah perkotaan.

    Berikut Spesifikasi Yamaha Aerox-e

    Secara tampilan, Yamaha Aerox-e masih sama seperti versi regular atau bensin. Kendaraan tersebut masih mengusung konsep X-center yang menonjolkan karakter balap. Kemudian aksennya tetap agresif dengan lampu depan yang dominan dan tajam.

    Yamaha Aerox-e. Foto: Doc. Zigwheels.

    Perbedaannya hanya terdapat di bagian komponen penggerak dan sentuhan biru muda khas EV di beberapa bagian. Selain itu, ada emblem ‘e’ yang menandakan kendaraan tersebut merupakan motor listrik.

    Pabrikan membekali Aerox-e dengan motor listrik dengan semburan tenaga 9,4 kw dan torsi 48 Nm. Kemudian baterainya menggunakan lithium-ion 3 kWh dengan konfigurasi ganda yang dalam kondisi penuh mampu menempuh jarak 106 km. Sementara mode berkendaranya ada ECO, standard dan power.

    Selayaknya versi regular, Yamaha Aerox-e juga punya tombol boost mode yang memungkinkan motor mendapat tambahan daya ketika berakselerasi. Selain itu, menariknya, ada fitur mundur yang memudahkan pengendara saat hendak parkir.

    Yamaha Aerox-e juga dibekali fitur konektivitas Y-Connect yang membuat kendaraan bisa terhubung ke smartphone melalui sambungan Bluetooth. Fitur tersebut membuat pengendara mampu memantau kondisi motor secara realtime melalui layar ponsel.

    “Dengan peluncuran ini, kami mempererat hubungan dengan para pengendara yang menginginkan performa, desain, dan teknologi, sekaligus merespons transisi negara ini menuju transportasi berkelanjutan,” kata Itaru Otani selaku Chairman Yamaha Motor India Group.

    (sfn/dry)

  • Pabrik VinFast di Subang Tuntas Akhir Tahun, Rakit Mobil Listrik Mulai Maret 2026

    Ini yang Bikin VinFast Beda dengan Pabrikan Mobil Listrik Lainnya

    Jakarta

    VinFast memiliki strategi berbeda dalam membangun industri mobil listrik di Indonesia. Produsen asal Vietnam tersebut menekankan pada pembangunan ekosistem kendaraan listrik secara komprehensif atau menyeluruh.

    “Ya, jadi kami memang melakukan pendekatan komprehensif untuk menyesuaikan dengan misalnya culture atau concern, kebutuhan di lokal. Jadi, kalau kita bicara kendaraan listrik, kami lihat dulu sebenarnya concern-nya ini apa sih, orang untuk pindah dari combustion ke listrik. Nah, kami melihat pertama itu mereka concern mengenai upfront pricing,” buka CEO VinFast Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto dalam acara detikcom Leaders Forum di Jakarta, Kamis (13/11/2025).

    Kariyanto menjelaskan, masih banyak orang berpikir harga mobil listrik lebih mahal dari harga mobil bermesin pembakaran dalam atau ICE. Tapi anggapan itu tidak selamanya benar karena belakangan harga mobil listrik juga bisa bersaing, bahkan bisa lebih murah dibanding harga mobil bermesin pembakaran dalam.

    detikcom Leaders Forum Foto: Rifkianto / detikcom

    “Terus yang ketiga, orang Indonesia itu concern mengenai resale value-nya. Harga jual kembalinya, gimana kondisi baterainya. Jadi, kami terus melakukan penyesuaian,” ujar Kariyanto lagi.

    Ditambahkan Kariyanto, saat ini ada 27 merek mobil listrik yang bermain di pasar kendaraan elektrifikasi Indonesia, ada merek yang menjual mobil listrik murni, ada juga yang menjual secara campuran, baik itu mobil listrik murni maupun mobil hybrid.

    “Terus kalau kita bicara teknologi, 27 company ini pasti selalu berlomba-lomba menemukan teknologi baru. Karena R&D mereka juga terus bekerja. Jadi kalau bicara teknologi, tidak ada habisnya. Nah yang menjadi perbedaan kami adalah, kita bicara ekosistem. Karena kalau kita bicara ekosistem, ini memerlukan long term commitment dan juga investasi yang sangat besar,” sambung Kariyanto.

    Dia mencontohkan, VinFast memiliki infrastruktur charging station sendiri yang dibangun oleh anak perusahaan Vingroup, yaitu V-Green. Jadi calon konsumen VinFast di Tanah Air tak perlu lagi mengkhawatirkan ketersediaan stasiun pengisian kendaraan listrik mereka.

    “Saat ini V-Green sudah punya kurang lebih 1.700 titik di seluruh Indonesia. Ambisi kami sangat besar, sampai tahun depan kami ingin punya 50.000 titik. Kenapa? Karena itu salah satu kunci keberhasilannya yang kami pelajari dari Vietnam. Di Vietnam, VinFast nomor satu leading automotive brand in total industry. Kunci keberhasilannya adalah karena ketersediaan charging infrastructure,” tambah Kariyanto.

    Selain membangun ekosistem charging station, VinFast juga membangun pabrik di Subang, Jawa Barat, sebagai komitmen jangka panjang mereka di Indonesia. “Desember ini akan selesai, dan tahun depan mulai berproduksi,” jelasnya lagi.

    Tak hanya itu, VinFast Indonesia juga menjamin resale value kendaraan yang mereka jual. “Kami menjawab kekhawatiran orang Indonesia mengenai resale value. Kami bawa ekosistem, yaitu company kami sendiri, yang handle untuk used car sama rental. Sehingga kami berikan jaminan resale value untuk semua pembeli mobil VinFast,” ujarnya.

    “Setelah digunakan misalnya tiga tahun itu kita masih jamin harga pembelian kembalinya di 70%. Nah ke mana mobilnya? Tentunya mobilnya akan kami rekondisi bisa dipakai untuk ekosistem kami yang lain, misalnya taksi karena kami punya perusahaan taksi juga ataupun dijual sebagai used car. Jadi penyesuaian yang kami lakukan bukan hanya dalam hal teknologi, tetapi juga dari sisi ekosistem kendaraan listrik,” tukas Kariyanto.

    (lua/din)