Jenis Media: Otomotif

  • Alasan Suzuki Tak Punya Fasilitas Riset dan Pengembangan Motor di Indonesia

    Alasan Suzuki Tak Punya Fasilitas Riset dan Pengembangan Motor di Indonesia

    Jakarta

    Suzuki meramaikan pasar otomotif Tanah Air, bersaing dengan brand Jepang lain seperti Yamaha, Honda, dan Kawasaki. Namun Suzuki tidak punya fasilitas research and development (RnD) di Indonesia.

    “Kita tidak punya (RnD) di Indonesia,” kata Shigemori Keisuke, General Manager 2W Sales & Marketing PT Suzuki Indomobil Sales (PT SIS).

    Fasilitas RnD di dalam negeri tak bisa dipandang sebelah mata, produk yang diproduksi harus sesuai dengan kebutuhan konsumen Indonesia. Yamaha dan Honda misalnya dua raksasa sepeda motor itu sudah punya fasilitas RnD di sini.

    Namun prinsipal Suzuki tidak mendirikan pusat RnD di Indonesia. Padahal Suzuki sudah punya nama besar di Indonesia, motornya terkenal bandel, harganya juga kompetitif di pasar.

    “Alasannya salah satu kebijakan strategi dari Suzuki Motor Corporation di Jepang, sekarang kita fokus di India untuk modelnya,” tambah dia lagi.

    Belakangan sepeda motor baru yang diluncurkan Suzuki didatangkan utuh atau completely built-up (CBU) dari India. Meski demikian, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) masih memproduksi motor di Indonesia.

    Deretan sepeda motor Suzuki yang dijual antara lain: Avenis 125, V-Strom 250SX, Burgman Street 125EX, Gixxer SF250, GSX-R150, Satria F150, Address, Nex II, hingga Nex II Crossover.

    Gixxer SF 250, Avenis 125, VStrom 250 SX, hingga yang terbaru Burgman Street 125 EX merupakan lini baru Suzuki yang dijual dengan status CBU dari India. Sedangkan sisanya merupakan rakitan dalam negeri.

    Suzuki membeberkan dengan line up yang sudah ada, kombinasi rakitan lokal dan CBU dari India punya target sampai 15 ribu unit tahun ini. Burgman Street 125 EX menjadi tulang punggung penjualan Suzuki di Indonesia.

    “Sangat bagus, maksudku, sejak kita luncurkan model ini. Utilitas dan semua performa dari Burgman Street sangat diterima, kami sangat senang dengan hal ini,” kata Shigemori Keisuke.

    Suzuki Burgman Street 125 EX sudah terjual 3 ribu unit di Indonesia. Angka tersebut cukup mengesankan untuk produk impor.

    “Kami masih pertimbangkan juga, jika kita punya kesempatan, ya (akan dirakit), tapi untuk saat ini belum ada rencana,” tambahnya.

    (riar/dry)

  • Berapa Lama Lagi Mobil Hidrogen Bisa Wara-wiri di Indonesia?

    Berapa Lama Lagi Mobil Hidrogen Bisa Wara-wiri di Indonesia?

    Jakarta

    Pemerintah mempunyai strategi nasional untuk adopsi transportasi berbasis hidrogen pada 2031. Kira-kira, realistis tercapai?

    Perlu diketahui hidrogen dibedakan dari proses pembuatannya. Sebenarnya hidrogen tidak memiliki warna, tetapi sebagai pembeda, hidrogen diberi warna abu-abu, biru dan hijau.

    Saat ini sebagian besar hidrogen adalah abu-abu. Hidrogen ini bersumber dari bahan bakar fosil seperti gas bumi atau batu bara. Tentu saja masih ada jejak emisi karbon. Selanjutnya hidrogen biru bisa bersumber dari biomass, dan terakhir adalah hidrogen yang benar-benar bersih, yakni hidrogen hijau yang berasal dari air, sebagai hasil reaksi antara hidrogen dan oksigen.

    Peneliti dari Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Eng Ir Deendarlianto ST M.Eng menyebut hidrogen berpotensi sebagai bahan bakar alternatif di masa depan. Hidrogen juga menjadi salah satu jawaban pengganti bahan bakar di berbagai sektor, contohnya seperti sektor transportasi dan pembangkit listrik.

    “Ketika pemerintah sudah mencanangkan 2031 kita mulai masuk ke hidrogen. Public knowledge tentang hidrogen belum mencukupi, saat ini kita belum punya rencana,” kata Deendarlianto.

    Deen panggilan akrab Deendarlianto sudah memulai penelitian terkait hidrogen. Penelitian ini berbasis kolaborasi dan dibiayai pemerintah serta beberapa pihak industri.

    Fokus utama penelitian ini berkaitan dengan produksi green hydrogen. Jenis ini diproduksi dengan cara yang ramah lingkungan. Sejauh ini, studi sudah memasuki tahapan riset dan pengembangan. Untuk bisa diaplikasikan ke kehidupan nyata, pemerintah perlu mengedukasi masyarakat soal hidrogen.

    “Masalah mendasar bukan mahal murahnya teknologi, sosial impact kuat, tidak adanya komprehensif planning dari pemerintah, dan juga dukungan stakeholder lain,” jelas dia.

    Dia menambahkan rencana Indonesia mengejar NZE 2060 sudah bagus, namun dia mempertanyakan siapa yang mengawal misi suci tersebut.

    “Kalau kita lihat sudah punya roadmap NZE dari setiap 5 tahun perencanaannya bagus. Yang jadi masalah siapa yang mengawal dan juga komitmen pelaksanaannya,” kata dia.

    Khususnya dari sektor transportasi, demi mengejar NZE, semestinya melihat alternatif teknologi yang juga ramah lingkungan.

    “Transportasi ya. Ya kalau riset-riset yang sudah kami lakukan, apalagi energy policy tahun 2019, dalam rangka mengejar target emisi di 2030 di sektor transportasi jawabannya no single solution. Tidak ada jawaban tunggal,” jelas Deen.

    “Ada energi bauran, sumber energi terbarukan yang kita kembangkan. Untuk sumber ada sekian persen untuk biofuel, kemudian sekian persen untuk melaksanakan mandat E5, kemudian kita tidak bisa melupakan peran bahan bakar gas itu bagian dari menuju transisi energi kita. Masuk ke mobil listrik itu juga persentase-nya ada,” kata dia.

    “Ketika pemerintah sudah mencanangkan 2031 kita mulai masuk ke hidrogen. Public knowledge tentang hidrogen belum mencukupi, saat ini kita belum punya rencana,” jelas dia.

    Hidrogen menjadi salah satu bidang baru yang diteliti di Indonesia, tentunya menjadi tantangan. Kemudian belajar dari negara yang sudah mengadopsi hidrogen, rantai pasok menjadi perhatian juga.

    “Sektor transportasi saya pikir, hidrogen akan masuk. Tapi tidak secepat 2031. Satu hal sangat sulit diadakan adalah rantai pasoknya, jadi jangankan kan kita bicara hidrogen hijau, hidrogen yang tidak hijau, yang abu-abu ini sulit,” kata Dr. Alloysius Joko Purwanto, Energy Economist dari Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) saat berbincang bersama detikOto di Jakarta Selatan, Kamis (10/10/2024).

    “California misalnya, sudah ada bahan bakar fuel cell itu sudah dipasarkan California. Tapi gas station pada tutup karena ketersediaan hidrogen tidak memenuhi, padahal belum green hidrogen,” jelas dia.

    (riar/dry)

  • Stok Habis, Kawasaki Belum Minat Impor Ninja Listrik Lagi

    Stok Habis, Kawasaki Belum Minat Impor Ninja Listrik Lagi

    Jakarta

    Stok Kawasaki Ninja Listrik di Indonesia sudah habis. Namun, PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) belum minat mengimpor unitnya lagi. Apa alasannya?

    Sebagai catatan, Kawasaki Ninja Listrik tersedia dalam dua varian berbeda, yakni e-1 dan Z e-1. Sementara stok totalnya hanya 15 unit di Indonesia dan seluruhnya sudah sold out alias laku terjual.

    Michael C. Tanadhi selaku Head Sales & Promotion PT KMI mengatakan, pihaknya tak berencana menambah kuota Ninja listrik tahun depan. Sebab, ketimbang mengimpor motor tersebut yang pasarnya segmented, KMI lebih memilih memasukkan produk lain yang lebih massal.

    “Belum ada rencana tambah, karena ketimbang kuota impornya dipakai untuk itu (Ninja listrik), mending buat model lain yang CBU,” ujar Michael saat ditemui di kawasan Tangerang Selatan, belum lama ini.

    Kawasaki Ninja Listrik. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikOto

    Di kesempatan yang sama, Michael juga mengungkap siapa konsumen Ninja Listrik di Indonesia. Menurutnya, pembeli motor ramah lingkungan tersebut merupakan penggemar Geng Hijau sejati.

    “Memang itu motor untuk Kawasaki Lovers banget, orang yang memang mau koleksi motor Kawasaki. Sebarannya cuma ada 15 unit di Indonesia,” kata Michael.

    Sebagai catatan, Kawasaki Ninja listrik terbagi menjadi dua model berbeda, yakni e-1 dan Z e-1. Keduanya sangat berbeda secara tampilan. Jika e-1 dibuat bersayap, maka Z e-1 dirancang naked atau terbuka.

    Kedua motor listrik tersebut dibekali motor listrik dengan tenaga 12 PS pada rentang 2.600-4.000 rpm dan torsi 40,5 Nm pada 0-1.600 rpm. Keduanya juga diklaim dapat menempuh kecepatan maksimal 88,5 km/jam di mode Road dan 64 km/jam di mode Eco.

    Kawasaki Ninja e-1 dan Z e-1 Foto: Ridwan Arifin

    Namun, dengan mode e-boost, keduanya punya sedikit perbedaan tenaga. Dengan e-boost, Ninja e-1 bisa melaju hingga 105 km/jam dalam mode Road. Sementara Z e-1 bisa melesat jingga 101 km/jam dalam mode yang sama.

    Kawasaki Ninja e-1 dan Z e-1 juga dilengkapi beragam fitur seperti Walk Mode yang membantu pengendara bermanuver di tempat parkir. Ada juga layar TFT penuh warna yang sudah tersambung ke smartphone. Sementara baterainya lithium-ion ganda dengan berat masing-masing 11.5 kg.

    Kawasaki membanderol Ninja e-1 seharga Rp 149,9 juta dan Z e-1 Rp 3 jutaan lebih murah. Seluruhnya berstatus on the road Jakarta.

    (sfn/dry)

  • Sama-sama Dirakit di Indonesia, Apa Perbedaan Chery Omoda 5 versi RI dan Vietnam?

    Sama-sama Dirakit di Indonesia, Apa Perbedaan Chery Omoda 5 versi RI dan Vietnam?

    Jakarta

    Chery Motor Indonesia resmi mengekspor perdana 120 unit Omoda 5 untuk pasar Vietnam. Tentunya ada sedikit perbedaan antara unit Omoda 5 yang dipasarkan di Indonesia dengan Omoda 5 yang dijual ke Vietnam.

    Perbedaan paling jelas adalah posisi setir atau kemudi. Omoda 5 versi ekspor ke Vietnam ini menggunakan posisi kemudi di bagian kiri, berbeda dengan kemudi Omoda 5 buat pasar Indonesia yang ada di sebelah kanan.

    Selebihnya, ada perbedaan-perbedaan kecil lainnya yang membedakan Omoda 5 versi Indonesia dengan Omoda 5 versi Vietnam ini. Sayangnya, pihak Chery tak memberi tahu lebih detail perbedaan tersebut.

    “Setiap pasar, termasuk Vietnam, preferensi konsumennya berbeda-beda. Jadi kita agak susah untuk membandingkan secara head to head, karena pasti ada kurang, pasti juga ada lebih. Jadi memang agak sedikit beda (antara Omoda 5 Indonesia dan Vietnam),” ungkap Executive Vice President of Chery International Chen Chunqing di Cikarang belum lama ini.

    Memang agak sulit membedakan Omoda 5 Indonesia dan Vietnam. Dari segi eksterior misalnya, desain luar termasuk pilihan warna keduanya sangat mirip. Kemudian jantung pacunya juga identik, yakni 1.500 cc turbo. Namun dari grille terlihat ada perbedaan mencolok. Omoda 5 versi Indonesia, terdapat logo Chery di bagian grille depan. Sementara pada versi Vietnam, tak tersemat lagi logo Chery. Di kap mobil terdapat tulisan ‘Omoda’.

    Diketahui, pada tahap awal pengiriman, Chery mengekspor sebanyak 120 unit Omoda 5 ke Vietnam. Selanjutnya, Chery menargetkan mengapalkan 500 unit Omoda 5 setiap bulannya ke negeri naga biru. Pada tahun pertama, Chery menargetkan bisa mengekspor sebanyak 5.000 unit Omoda 5 ke Vietnam.

    Chen Chunqing mengatakan, ekspor Chery Omoda 5 ke Vietnam adalah langkah awal dari rencana ekspansi Chery Motor Indonesia ke pasar global. Selain melakukan kegiatan Completely Knocked Down (CKD) di Indonesia, Chery Motor Indonesia juga berkomitmen untuk mengekspor produk-produk terbaiknya ke berbagai negara di dunia.

    “Kami percaya bahwa produk-produk Chery memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar global. Dengan kualitas dan teknologi yang terus ditingkatkan, kami yakin mampu memenuhi ekspektasi konsumen di berbagai negara,” bilang Chen.

    (lua/dry)

  • Bioetanol Menantang, tapi Peluangnya Besar di Indonesia

    Bioetanol Menantang, tapi Peluangnya Besar di Indonesia

    Jakarta

    Indonesia sejatinya berpotensi jadi produsen sumber energi terbarukan, bioetanol. Bahan bakar alternatif ini juga bisa menjadi solusi dalam mengejar target Net Zero Emission (NZE).

    Upaya pemerintah untuk mengakselerasi penggunaan bahan bakar yang lebih hijau ini pun perlu didorong. Tetapi perlu riset lebih mendalam lantaran rantai pasok bioetanol juga dibutuhkan komoditas pangan.

    Ditambah lagi penggunaan bahan bakar nabati ini bisa mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil yang mayoritas dari impor. Selain itu, karbon yang dihasilkan dari proses pembuangan kendaraan juga lebih ramah.

    Guru Besar Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Deendarlianto menyampaikan bioetanol sudah masuk dalam roadmap NZE pemerintah. Semestinya teknologi ini juga perlu didukung.

    “Sebenarnya kita lihat kontribusi, kita mengacu saja roadmap pemerintah kita menuju NZE, datanya menarik ini ya, yang berhubungan dengan sektor transportasi itu ada rencana penggunaan green hidrogen tahun 2031,” kata Deendarlianto saat berbincang dengan detikOto, Kamis (10/10/2024).

    “Yang kedua, paling dekat biofuel, untuk sektor transportasi sampai 40 persen. Artinya yang perlu dibangun dari sisi ekonomi, ada aspek supply dan demand,” kata dia.

    “Kalau pemerintah mendorong, artinya demand ada, kemudian supply gimana. Imbangkan antara sektor energi dan pangan seperti apa. Ketika berbicara ingin mengkonsumsi solar, biofuel dari sawit, biofuel dari alga,” jelasnya lagi.

    Untuk bioetanol, pemerintah perlu belajar banyak hal mulai dari hulu hingga hilirnya, misalnya dari tebu, seperti yang sudah sukses dilakukan di Brazil.

    “Kemudian kita ketika mengurangi konsumsi bensin, solusinya etanol, Pertanyaannya bagaimana dengan konstruksi engine kita. Memang Brazil berhasil melaksanakan E100 namun kalau kita lihat sendiri konstruksi engine juga berbeda, pertanyaannya, ini bisa dilakukan industri manufaktur? saya yakin kalau pemerintah mendorong, industri manufaktur berjalan. Kalau aturan ditegakkan baik, market muncul, industri akan muncul ke sana,” kata dia.

    Senada dengan hal tersebut, Dr. Alloysius Joko Purwanto, Energy Economist dari Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) menambahkan bioetanol dan biofuel merupakan transisi energi yang perlu dioptimalkan kendati masih menyimpan pekerjaan rumah, terutama soal ketersediaan bahan bakunya.

    Indonesia punya potensi besar jika bisa menguasai bioetanol generasi kedua.

    “Bioteanol ini tantangan juga, kita sulit untuk memperoleh bahan baku bioetanol dengan harga memadai. Sekarang di Surabaya, Jawa Timur itu dari molase. Dan itu harganya sangat tinggi, untuk kebutuhan industri mereka akan lebih mampu menyerap dibandingkan kebutuhan transportasi,” kata Joko.

    “Indonesia punya potensi, tapi generasi kedua bioetnaol, itu shogum, tandan kosong, palem, gabah tapi masalahnya itu teknologinya belum sampai sana. Engine masih sangat mahal, masih di tahap penelitian. Potensinya besar, dari studi kami ada potensi,” tambahnya lagi.

    “Potensinya 30 juta kilo liter, sementara Gasoline kita 35 juta kilo liter, kalau bisa kita tutup dengan generasi kedua itu akan luar biasa,” jelas dia.

    (riar/dry)

  • Melihat Uji Coba Taksi Terbang eVTOL di Jepang

    Melihat Uji Coba Taksi Terbang eVTOL di Jepang

    Video: Melihat Uji Coba Taksi Terbang eVTOL di Jepang

    2,364 Views | Senin, 04 Nov 2024 08:00 WIB

    Taksi terbang eVTOL buatan Joby Aviation melakukan uji coba pertamanya di Jepang, Sabtu (2/11). Taksi ini diharapkan dapat menekan angka emisi yang dikeluarkan kendaraan.

    Tim 20Detik/Reuters – 20DETIK

  • 5 Tips Agar Kabin Mobil Tidak Panas saat Parkir di Tempat Terbuka

    5 Tips Agar Kabin Mobil Tidak Panas saat Parkir di Tempat Terbuka

    Jakarta

    Salah satu alasan kenapa banyak pemilik mobil yang enggan parkir di tempat terbuka karena menyebabkan suhu kabin terasa panas. Apalagi jika cuaca sedang terik, rasanya seperti ‘sauna’ di dalam mobil.

    Memang, suhu kabin yang panas bisa dihilangkan dengan menyalakan AC. Namun tetap saja suhu panas tak langsung hilang dengan cepat dan kamu bisa merasa gerah selama berkendara.

    Jika terpaksa memarkir mobil di tempat terbuka, ada sejumlah tips agar kabin mobil tidak panas. Apa saja tipsnya? Simak penjelasannya dalam artikel ini.

    Tips Kabin Mobil Tidak Panas saat Parkir

    Suhu kabin mobil yang sejuk akan membuat pengendara dan penumpang merasa nyaman selama di perjalanan. Namun jika suhu kabin panas, tentu akan merasa gerah sehingga mengganggu kenyamanan berkendara.

    Bagi detikers yang terbiasa memarkir mobil di tempat terbuka, ada beberapa tips agar kabin mobil tidak panas. Mengutip lama Hyundai Indonesia, berikut sejumlah tipsnya:

    1. Menggunakan Kaca Film

    Cara pertama adalah menggunakan kaca film yang memiliki kualitas baik, sehingga dapat membantu mengurangi sengatan matahari yang bisa masuk ke dalam kabin mobil.

    Kaca film berfungsi untuk menangkal intensitas cahaya dan suhu panas matahari yang masuk ke kabin. Cara ini cukup efektif agar penumpang maupun pengendara tidak merasa kepanasan di siang hari.

    2. Tutup Sunroof

    Beberapa jenis mobil memiliki sunroof atau panoramic sunroof. Saat di siang hari, cahaya matahari bisa masuk lewat sunroof sehingga membuat kabin mobil terasa panas.

    Untuk mengatasinya, kamu bisa menutup bagian visor dari sunroof sehingga tidak ada lagi cahaya matahari yang masuk ke kabin.

    3. Pasang Sun Shield

    Cara berikutnya adalah memasang sun shield atau penghalang matahari. Sun shield umumnya dipasang di kaca depan untuk meminimalisir cahaya dan suhu panas matahari masuk ke dalam kabin.

    Aksesoris ini bisa dibeli di toko-toko maupun lewat online. Harganya cukup beragam, tergantung dari ukuran dan model sun shield-nya.

    4. Buka Sedikit Kaca Mobil

    Apabila mobil diparkir di tempat terbuka, kamu bisa membuka sedikit kaca mobil agar kabin memiliki ventilasi udara, sehingga kabin tidak terasa pengap dan panas.

    Kalau mobil detikers memiliki talang air atau door visor, kamu bisa membuka kaca sedikit lebih lebar tapi jangan sampai melewati batas visor.

    Oh ya, pastikan kamu memarkir mobil di tempat yang aman. Sebab, kaca yang dibuka walau hanya sedikit tetap berisiko menjadi sasaran empuk maling.

    5. Menggunakan Cover Mobil

    Tips yang terakhir agar kabin mobil tidak panas saat diparkir adalah dengan menggunakan cover mobil. Penggunaan cover mobil dinilai lebih ampuh daripada memasang sun shield untuk mencegah panas dan cahaya matahari masuk ke kabin.

    Selain melindungi dari panas matahari, memasang cover mobil juga dapat melindungi kendaraanmu saat turun hujan sehingga tidak basah. Meski begitu, harga cover mobil jauh lebih mahal daripada sun shield.

    Demikian lima tips agar kabin mobil tidak panas saat diparkir di tempat terbuka. Semoga tips ini dapat membantu detikers!

    (ilf/fds)

  • Begini Cara Juri Tentukan Pemenang Kontes Modifikasi Fazzio GGWP

    Begini Cara Juri Tentukan Pemenang Kontes Modifikasi Fazzio GGWP

    Jakarta

    PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) telah mengumumkan pemenang kontes modifikasi Yamaha Fazzio GGWP, Sabtu (2/11). Ada tiga pemenang utama dari tiga kategori berbeda yang berhak menerima hadiah 1 unit sepeda motor.

    Ketiga pemenang itu adalah Tubagus Rohmatullah (Future Wave), Kurnia Afdillah (Playful Twist) dan Irfan Thariq Rizqullah (Simple & Elegant). Lantas, bagaimana cara juri menentukan nama-nama pemenang tersebut?

    Seniman visual kenamaan nasional, Bernhard Suryaningrat merupakan salah satu juri di kontes modifikasi digital tersebut. Dia mengaku ada 300-an peserta yang terlibat di kompetisi tersebut dan hampir semuanya membawa keunikan masing-masing. Sehingga, cukup sulit menentukan pemenangnya.

    “Sebelum masuk tahap penjurian, kurasi pertama persyaratan dulu. Apakah syarat-syaratnya terpenuhi? Setelah semua dikurasi, baru dipihak kategori dan pemenang. Jadi prosesnya panjang. Sampai akhir sebenarnya gue masih galau pilih pemenang, karena pesertanya keren-keren,” ujar Bernhard kepada detikOto.

    Yamaha Fazzio GGWP. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikOto

    Bernhard kemudian mengurai pointer-pointer apa saja yang dinilai dari para peserta Fazzio GGWP. Pertama, dia melihat detail dan konsep yang diusung. Kemudian kombinasi warna dan printilan kecil lainnya.

    “Pastinya kalau ngomongin keseluruhan motor, pertama gue liat detailnya dulu. Kalau cuma templak-templok doang itu biasanya gue pisahin. Jadi gue liat keseluruhan dulu, kemudian detail warna dan printilan kecilnya,” tuturnya.

    “Kemudian shape element yang mereka buat, apakah sesuai sama bentuk bodinya. Jadi misal bikin garis, apakah ketika diterapkan di bodi melengkung itu bagus atau miring. Kemudian tipografi yang mereka gunakan, dan layouting juga gue lihat,” tambahnya.

    Pemenang Fazzio GGWP. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikOto

    Sebagai catatan, Yamaha Fazzio GGWP merupakan kontes modifikasi motor yang seluruhnya dikerjakan secara digital. Kompetisi tersebut sudah digelar sejak 20 Agustus hingga 30 September 2024.

    Pemenang Fazzio GGWP diumumkan di pameran Indonesia Motorcycles Show atau IMOS 2024. Mereka berhak mendapat hadiah 1 unit Yamaha Fazzio yang telah dirombak sesuai hasil modifikasi digital.

    (sfn/dry)

  • Mobil Terbang Toyota Diuji Coba, Bisa Pangkas Perjalanan 2 Jam Jadi 25 Menit

    Mobil Terbang Toyota Diuji Coba, Bisa Pangkas Perjalanan 2 Jam Jadi 25 Menit

    Jakarta

    Toyota sukses melakukan uji coba mobil terbang perdananya. Mobil terbang ini bisa mempersingkat waktu perjalanan.

    Perusahaan startup Toyota Motor Corporation, Joby Aviation, sukses melakukan uji terbang domestik untuk mobil terbangnya, eVTOL. eVTOL merupakan jenis pesawat yang dirancang untuk penerbangan jarak pendek dan frekuensi tinggi, sehingga cocok untuk dijadikan taksi terbang.

    Dikutip The Japan News, penerbangan perdana ini dilakukan di Jepang pada akhir Oktober, tepatnya di Toyota Technical Center Higashi-Fuji, Susono, perfektur Shizuoka. Mobil terbang ini memiliki panjang sekitar 6 meter, lebar 12 meter, dengan kapasitas angkut hingga lima orang, termasuk awak kabin dan penumpang. Selama pengujian, mobil terbang ini mengudara di ketinggian 500 meter dan tingkat kebisingan dilaporkan mencapai 45 desibel, lebih tenang ketimbang mobil pada umumnya (70 dB) ataupun percakapan manusia (60 dB).

    Adapun prosedur uji terbang ini dilakukan guna mendapatkan sertifikasi tipe yang diperlukan untuk beroperasi secara komersial dari otoritas penerbangan Amerika Serikat, Jepang, Eropa, dan beberapa wilayah lainnya. Mobil terbang ini ditargetkan memulai operasi komersialnya di kawasan Timur Tengah dan beberapa wilayah lainnya pada awal tahun 2025. Bila tak berubah, rencananya eVTOL ini bakal menjalani demonstrasi penerbangan di Osaka Kansai Expo.

    Toyota dalam laman resminya menyebut eVTOL cocok digunakan bagi para pebisnis hingga turis di kawasan perkotaan. Pesawat ini menggabungkan elemen-elemen dari helikopter, drone, dan pesawat kecil. eVTOL ini memiliki sejumlah keunggulan di antaranya pengoperasiannya senyap, andal, hingga dilengkapi fitur keselamatan tinggi. Tak cuma itu waktu tempuh perjalanan juga akan lebih singkat.

    “Buat Anda yang datang dari Tokyo, mungkin menghabiskan waktu sekitar 1,5-2 jam. Tapi dengan eVTOL taksi mungkin hanya sekitar 25 menit. Dapatkah Anda membayangkan perubahan rasa jarak dan waktu Anda? Saya percaya bahwa masa depan yang mencakup opsi baru untuk mobilitas udara akan mempermudah kehidupan orang banyak,” ungkap Executive Vice President dan CTO Toyota Motor Corporation Nakajima dalam siaran persnya.

    Nakajima menjelaskan, ketertarikan Toyota pada mobilitas udara sudah ada sebelum Toyota Motor Corporation berdiri. Pada tahun 1925, sekitar 100 tahun lalu Sakichi Toyoda menawarkan hadiah 1 juta yen untuk penemuan baterai dan penyimpanan yang dapat digunakan untuk menerbangkan pesawat melintasi Samudra Pasifik.

    Kemudian setelah Toyota Motor Corporation berdikri, ambisi menciptakan pesawat terbang masih ada. Kiichiro Toyoda, pendiri Toyota Motor Corporation, bertujuan untuk mengembangkan pesawat terbang pribadi di samping produksi massal mobil.

    “Kiichiro Toyoda ‘sering menggambar diagram skematik pesawat terbang dan helikopter dalam memonya,” terang Nakajima lagi.

    (dry/din)

  • Andrea Iannone Kewalahan Geber Ducati Desmosedici GP23, Begini Katanya

    Andrea Iannone Kewalahan Geber Ducati Desmosedici GP23, Begini Katanya

    Jakarta

    Andrea Iannone mengaku kewalahan saat menggeber Desmosedici GP23 pada MotoGP Malaysia 2024 akhir pekan lalu. Iannone sudah lama tidak merasakan sensasi mengendarai motor balap kasta tertinggi usai menjalani larangan balapan selama 4 tahun akibat kasus penggunaan doping.

    Iannone turun di MotoGP Malaysia 2024 bersama tim Pertamina Enduro VR46 Racing Team. Pebalap asal Italia itu menggantikan sementara posisi Fabio Di Giannantonio, yang harus naik ke meja operasi untuk penyembuhan cedera bahunya.

    Pertamina Enduro VR46 Racing Team memilih Iannone lantaran dia menampilkan performa impresif musim ini bersama tim satelit Ducati di ajang WSBK 2024. Iannone sukses finis posisi kedelapan di akhir klasemen 2024. Iannone juga sempat naik podium WSBK beberapa kali pada musim ini.

    Andrea Iannone turun di MotoGP Malaysia 2024 bareng tim balap Valentino Rossi Foto: Tangkapan layar Instagram

    Tapi di kelas MotoGP lain ceritanya. Kali terakhir Iannone mengendarai MotoGP adalah pada tahun 2019 bersama tim Aprilia. Artinya, dia sudah lima tahun tak mengikuti perkembangan motor balap prototipe itu. Pebalap berjuluk The Maniac itu pun tampak kesulitan ketika harus menggeber Ducati Desmosedici GP23 di Sirkuit Sepang, Malaysia.

    “Saya kehilangan lebih banyak tenaga daripada ban. Jadi, saya sudah selesai. Ini sulit – lengan saya, bahu saya, semuanya, tubuh bagian atas (kelelahan semuanya),” terang Iannone dikutip dari Motosan. Iannone hanya mampu finis di urutan ke-19 sprint race dan urutan ke-17 balap utama MotoGP Malaysia 2024.

    Lanjut Iannone menambahkan, kesulitan terbesarnya di era MotoGP saat ini adalah ketika harus melakukan pengereman. “Saya memiliki masalah di lengan ketika melakukan pengereman. Saya tidak punya kekuatan untuk tetap (tegak),” ungkap Iannone.

    “Tidak mungkin untuk mengerem dengan intensitas yang baik, dengan 100% kekuatan saya dan saya kehilangan banyak hal – semuanya pada titik pengereman,” tambahnya.

    Sebagai informasi, momen pengereman di ajang balap MotoGP menjadi momen-momen melelahkan bagi seorang pebalap. Betapa tidak, mereka bisa mengurangi laju motor dari kecepatan 300 km/jam ke kecepatan 80 km/jam dalam waktu yang singkat.

    “Jadi batasannya adalah Andrea (diri saya sendiri), bukan motornya,” bilang Iannone.

    Andrea Iannone hanya dikontrak untuk balapan di Sepang. Belum diketahui apakah Iannone juga akan digunakan jasanya di seri terakhir MotoGP 2024 di Catalunya, Spanyol.

    (lua/dry)