Jenis Media: Otomotif

  • Zeekr Luncurkan 2 Mobil Listrik di Indonesia, Harga Mulai Rp 1 Miliaran

    Zeekr Luncurkan 2 Mobil Listrik di Indonesia, Harga Mulai Rp 1 Miliaran

    Tangerang

    Zeekr resmi meluncurkan dua produk mobil listrik premiumnya di ajang Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024, ICE, BSD-City, Tangerang. Model Zeekr X ditawarkan dengan harga indikatif antara Rp 1,1 – 1,3 milyar. Sementara buat model Zeekr 009 ditawarkan dengan harga indikatif antara Rp. 2,25 – 2,7 milyar.

    “Kami sangat senang melihat minat yang semakin berkembang terhadap kendaraan listrik di Indonesia, dan kami yakin pasar EV di sini akan terus berkembang pesat. Kami bangga menjadi bagian dari perkembangan ini, dan kami percaya bahwa Zeekr akan disambut dengan antusias oleh konsumen Indonesia,” kata Alex Bao Zhuangfei selaku Regional Head of Southeast Asia.

    “Kami sangat bangga dengan pengalaman kami yang panjang dalam industri otomotif dan kini dipercaya oleh Zeekr untuk mengembangkan dan memasarkan kendaraan BEV mewah Zeekr di Indonesia. Kami yakin Zeekr akan menjadi pilihan utama konsumen yang menginginkan kendaraan listrik dengan kualitas premium dan teknologi mutakhir,” timpal Managing Director Premium Auto Prima, Temmy Wiradjaja.

    Sekadar informasi, Zeekr X mengusung gaya SUV. Mobil ini dilengkapi baterai lithium-ion 66 kWh yang menawarkan jarak tempuh hingga 440 km (WLTP) / 540 km (NEDC) hanya dengan sekali pengisian daya.

    Sistem pengisian cepat DC (150 kW) dapat mengisi ulang baterai dari 10-80% dalam waktu 30 menit. Zeekr X dapat berakselerasi dari 0 hingga 100 km/jam hanya dalam 3,8 detik.

    Sementara itu Zeekr 009 merupakan mobil MPV listrik mewah dengan performa tinggi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan individual yang modern.

    Ditenagai sistem penggerak motor ganda dengan output daya maksimum 450 kW (603 tenaga kuda) dan torsi 693 Nm, Zeekr 009 dapat berakselerasi dari 0 hingga 100 km/jam hanya dalam 4,5 detik. Dengan baterai lithium-ion 116 kWh, kendaraan ini menawarkan jarak tempuh hingga 582 km (WLTP).

    (lua/dry)

  • Kecelakaan Maut Tol Cipularang, Polisi Tak Cuma Periksa Sopir Truk

    Kecelakaan Maut Tol Cipularang, Polisi Tak Cuma Periksa Sopir Truk

    Jakarta

    Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri mengungkapkan hasil pemeriksaan sementara terkait tabrakan beruntun di Tol Cipularang belum lama ini. Polisi menemukan, ada faktor kelalaian pengemudi truk yang menyebabkan rem blong.

    Direktur Penegakan Hukum (Dirgakkum) Korlantas Polri Brigjen Pol Raden Slamet Santoso mengatakan, dari hasil penyelidikan sementara, ditemukan bahwa faktor dominan penyebab kecelakaan tersebut adalah kelalaian dalam cara mengemudi kendaraan, terutama pada saat melintasi jalur turunan panjang.

    “Faktor utama adalah pengemudi yang menggunakan gigi persneling tinggi saat melintas di jalur turunan panjang. Akibatnya, pengemudi hanya mengandalkan rem untuk memperlambat kendaraan, tanpa memanfaatkan engine brake atau gigi rendah yang seharusnya digunakan untuk menurunkan kecepatan,” kata Brigjen Pol Raden Slamet dikutip dari situs resmi Korlantas Polri.

    Menurutnya, sopir juga ditemukan melakukan beberapa pelanggaran. Sopir truk tidak memperhatikan rambu lalu lintas yang mengharuskan penggunaan gigi rendah di jalur turunan panjang. Selain itu, sopir truk disebut mengabaikan bunyi peringatan di kendaraannya yang mengindikasikan ada masalah pada sistem pengereman. Menurutnya, ada indikator peringatan di dasbor truk tersebut yang mengindikasikan ada masalah.

    “Meskipun sudah ada alarm yang berbunyi di dashboard, yang menandakan penurunan tekanan udara yang mengganggu kemampuan rem, pengemudi tidak segera melakukan tindakan yang diperlukan,” jelasnya.

    Namun, penyelidikan tidak berhenti sampai di sopir. Menurut Slamet, penyelidikan dilakukan secara menyeluruh, juga terhadap pengelola armada, pemilik kendaraan, hingga pihak terkait seperti bengkel atau pihak yang membangun jalan tersebut.

    “Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan siapa saja yang bertanggung jawab atas kecelakaan ini,” tegasnya.

    Disebutkan, tindakan tegas akan diberikan kepada pihak-pihak yang terbukti lalai. Sebagai contoh, dalam kasus kecelakaan sebelumnya di Subang, Jawa Barat, terdapat putusan hukum yang menjatuhkan hukuman penjara bagi pengemudi, pemilik bengkel, dan pengelola armada yang terbukti bersalah. Pengemudi dijatuhi hukuman 1 tahun 6 bulan penjara, sementara pemilik bengkel dan pengelola armada juga menerima hukuman yang setara
    .
    “Keselamatan dalam berkendara harus menjadi prioritas utama. Kami mengimbau kepada seluruh pengemudi, terutama yang mengelola kendaraan umum, untuk lebih berhati-hati dan memeriksa kendaraan secara menyeluruh sebelum berangkat,” tambahnya.

    (rgr/dry)

  • Ada PPN 12% dan Opsen, Penjualan Mobil Bisa Kolaps ke 500 Ribu/Tahun

    Ada PPN 12% dan Opsen, Penjualan Mobil Bisa Kolaps ke 500 Ribu/Tahun

    Jakarta

    Pemerintah akan memberlakukan dua aturan baru mulai tahun depan, yakni pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen dan opsen pajak. Kebijakan tersebut digadang-gadang akan memberikan dampak langsung terhadap industri otomotif di Indonesia!

    Kukuh Kumara selaku Sekretariat Umum (Sekum) Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengatakan, penjualan mobil bisa makin lesu di Indonesia. Bahkan, jangankan 1 juta unit, mengulang catatan tahun ini saja akan sangat berat.

    “Kalau itu diberlakukan, pasti turunnya akan tajam. Pada tahun ini saja, kita sudah revisi target dari 1 juta unit ke 850 ribu unit. Kalau ada opsen pajak dan PPN 12 persen, bisa jadi kita akan sama dengan saat pandemi, yaitu sekitar 500 ribu,” ujar Kukuh Kumara dalam forum diskusi di Gondangdia, Jakarta Pusat.

    “Dampaknya lagi tentu ada penurunan produksi. Sebagian besar industri otomotif di Jawa Barat, ada tuntutan juga terkait kenaikan UMR. Itu berat bagi industri kita, cukup berat,” tambahnya.

    Dampak PPN 12 persen dan opsen pajak. Foto: Ridwan Arifin

    Kondisi tersebut, kata dia, akan berujung pada pengurangan karyawan besar-besaran. Situasi yang sama pernah terjadi di Thailand.

    “Yang kita khawatirkan kan penurunan produksi, itu ujung-ujungnya juga tenaga kerja yang kena. Kita kan nggak mau arahnya ke sana. Kita nggak mau nasib kita seperti Thailand, padahal ada 1,5 juta orang (yang kerja) di sektor ini,” tuturnya.

    Opsen pajak kabarnya akan berlaku mulai 5 Januari 2025. Hal tersebut sebagai amanat dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (HKPD).

    Warga membayar pajak kendaraan saat di Pekalongan, Rabu (6/9/2023). Foto: Robby Bernardi/detikJateng

    Berkat kebijakan itu, pemerintah provinsi dapat memungut opsen dari Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB). Sementara pemerintah kab/kota memungut opsen dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).

    Meski tujuan utamanya untuk menyelaraskan pembagian hasil, ketidakpastian terkait implementasi di tingkat daerah bisa menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku industri otomotif.

    “Ketika terjadi kenaikan di suatu daerah, kan ada peluang beli di daerah lain. Kami sudah simulasikan, 1 persen dari opsen itu kira-kira berdampak penurunan penjualan 10 persen,” tuturnya.

    “Kalau kenaikannya lima persen, turunnya sampai 23 persen. Dalam kenyataannya kan naiknya lebih dari 5 persen. Ini di luar PPN tadi yang naik 1 persen ya,” kata dia menambahkan.

    Sementara kenaikan PPN dari 11 persen menjadi 12 persen akan diberlakukan mulai 1 Januari 2025. Penerapan tersebut sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan.

    (sfn/din)

  • Harga Rp 1,6 Miliaran, Ternyata Segini Pajak Alphard Bensin tipe G

    Harga Rp 1,6 Miliaran, Ternyata Segini Pajak Alphard Bensin tipe G

    Jakarta

    Pajak tahunan Toyota Alphard versi bensin mencapai Rp 24 jutaan. Berikut ini rincian pajak tahunan Toyota Alphard tipe G.

    Toyota Alphard identik dengan orang berduit. Maklum, dari sisi harga pun mobil ini tak murah. Seluruh tipe Alphard yang dijual di Indonesia punya banderol di atas Rp 1 miliar. Saat ini ada tiga tipe Toyota Alphard yang dijual di Indonesia yaitu X, G, dan hybrid. Khusus untuk tipe G, berada di tengah antara X dan hybrid. Soal harga, Alphard tipe G ini dibanderol Rp 1.626.800.000. Dengan harga segitu, jangan lupa menyisihkan untuk bayar pajak tahunan.

    Pajak Tahunan Toyota Alphard Bensin tipe G

    Pajak tahunan Toyota Alphard tipe G ini diketahui mencapai Rp 24 jutaan. Ditelusuri laman Informasi Data Kendaraan dan Pajak Kendaraan Bermotor Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, pajak itu berlaku untuk kendaraan pertama lansiran tahun 2023 yang terdaftar atas nama perusahaan. Berikut ini rincian pajak Toyota Alphard bensin tipe G.

    PKB Pokok: Rp 23.856.000SWDKLLJ: Rp 153.000Total: Rp 24.009.000Pajak Tahunan Toyota Alphard Hybrid

    Dibandingkan Alphard Hybrid, pajak Alphard bensin ini terhitung sedikit lebih murah. Sebagai perbandingan, untuk Alphard hybrid keluaran tahun 2023, pajak tahunannya sebesar Rp 25.857.000.

    Pajak itu terdiri dari:

    PKB Pokok: Rp 25.704.000SWDKLLJ: Rp 153.000

    Bila berkaca pada pajak tahunannya, Alphard memang diperuntukkan bagi kalangan berduit. Pajak tahunannya itu setara dengan harga satu motor matic yang dijual di Indonesia.

    Spesifikasi Toyota Alphard

    Sekadar informasi tambahan, Toyota Alphard generasi terbaru ini menggunakan platform baru Toyota New Global Architecture (TNGA). Toyota Alphard terbaru diklaim lebih nyaman. Toyota membuat Alphard generasi terbaru dengan fokus kepada pengurangan noise vibration harsh (NVH).

    Toyota Alphard terbaru yang dijual di Indonesia hadir dengan opsi mesin bensin dan hybrid. Alphard versi bensin mengusung mesin 2.5L berkode 2AR-FE yang dipasangkan dengan transmisi Super CVT-i. Berbekal mesin itu, Alphard bisa menyemburkan tenaga 182 PS pada 6.000 rpm dan torsi 235 Nm pada 4.100 rpm.

    Sementara itu, Alphard versi hybrid menggunakan mesin A25A-FXS yang memiliki tenaga 190 PS pada 6.000 rpm dan torsi 236 Nm pada rentang 4.300-4.500 rpm. Baik versi bensin maupun hybrid, Alphard dijual dengan pilihan transmisi CVT.

    Untuk penunjang keselamatan, Toyota Alphard dibekali Active Safety Package Toyota Safety Sense (TSS) 3.0. Di dalam paket itu terdapat Pre Collision System (PCS) untuk mencegah mobil menabrak dari belakang,Dynamic Radar Cruise Control (DRCC) yang menjaga jarak aman dengan kendaraan di depan di jalan tol,Lane Departure Assist (LDA) untuk mencegah mobil secara tidak sengaja meninggalkan lajurnya,Lane Tracing Assist (LTA) yang membantu mobil supaya tetap berada di tengah lajurnya,Adaptive High Beam (AHB) akan menyalakan lampu jauh (high beam) secara otomatis dan beradaptasi saat ada kendaraan lain di depan di malam hari, dan yang paling baru Driver Monitoring System (DMS) untuk menjaga kewaspadaan pengemudi dari risiko mengantuk saat mengemudi mobil.

    (dry/din)

  • Kemenkeu Bongkar Alasan Pemerintah Tak Kasih Insentif Mobil Hybrid

    Kemenkeu Bongkar Alasan Pemerintah Tak Kasih Insentif Mobil Hybrid

    Jakarta

    Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkap alasan mengapa pemerintah tak kunjung memberikan insentif mobil hybrid. Padahal, kebijakan tersebut telah dinantikan produsen roda empat sejak lama.

    Analis Kebijakan Ahli Madya Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI Rustam Effendi mengatakan, pihaknya sempat mempertimbangkan pemberian insentif untuk mobil hybrid. Namun, di tengah jalan, pemerintah memilih fokus ke mobil listrik karena lebih ramah lingkungan.

    “Awalnya kita melakukan transisi energi secara bertahap. Namun ketika sudah berjalan, ditetapkan bahwa kita loncat ke BEV. Ini sudah ditetapkan ketika presiden sebelumnya,” ujar Rustam saat menyampaikan materi dalam forum diskusi yang digelar di Gondangdia, Jakarta Pusat.

    Mobil hybrid. Foto: Istimewa

    Kebijakan mengenai pemberian insentif hybrid tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2021 yang merevisi PP Nomor 73 Tahun 2019 yang mengatur pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil rendah emisi.

    “Awalnya pemerintah sepakat menyamakan tarif PPnBM antara mobil BEV dengan hybrid, dalam hal ini PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle), yakni sama-sama nol persen,” ungkapnya.

    “Namun itu tidak mendorong percepatan BEV sebagaimana amanat Perpres 79/2023, sementara kita sadari tren global mengarah ke BEV. Sehingga pada waktu itu disepakati antar kementerian bahwa memang perlu ada gap antara BEV dengan hybrid,” tambahnya.

    Maka, dengan begitu, mobil PHEV dikenakan PPnBM mulai dari lima persen. Besarannya tergantung kapasitas mesin dan emisi karbon yang dihasilkan.

    Keberpihakan ‘berlebih’ terhadap mobil hybrid juga membuat pasar mobil listrik bergerak lambat. Bahkan, dia Rustam merasa, pemainnya ketika itu hanya itu-itu saja, yakni Hyundai dan Wuling.

    “Sementara untuk mengundang pemain lainnya agak berat karena perbandingan antara mobil konvensional dengan mobil listrik hampir 150 persen. Apabila ditambah biaya masuk, kala itu 50 persen, ditambah PPnBM 15 persen, tidak mungkin mereka masuk ke Indonesia dalam rangka tes pasar,” tuturnya.

    Rustam menjelaskan, pemerintah melalui Presiden Jokowi sejak awal memang berniat ‘lompat’ langsung dari ICE ke BEV. Sehingga tak melalui perantara PHEV lebih dulu. Sebab, mereka ingin, transisinya bergerak lebih cepat.

    “Pemerintah saya rasa telah memberikan solusi cerdas yaitu dengan memberikan insentif pembebasan bea masuk dan PPnBM BEV impor asalkan berkomitmen untuk produksi lokal melalui Peraturan BKPM No.6/2023,” kata dia.

    (sfn/sfn)

  • Toyota Fortuner Paling Mahal Justru Paling Laris

    Toyota Fortuner Paling Mahal Justru Paling Laris

    Jakarta

    Toyota Fortuner dibanderol mulai Rp 570 jutaan hingga yang termahal tembus Rp 766 jutaan. Menariknya, tipe termahal justru paling banyak diburu.

    Toyota menyajikan Fortuner dalam beberapa opsi. Harganya pun bervariasi. Fortuner termurah ditawarkan mulai Rp 573,7 juta. Fortuner termurah itu dihadirkan lewat mesin berkapasitas 2.4L. Meski dibanderol murah, nyatanya Toyota Fortuner 2.4L bukanlah yang terlaris.

    Diungkap Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor Anton Jimmi Suwandy, masyarakat Indonesia justru lebih banyak kepincut Toyota Fortuner 2.8L bermesin diesel. Diketahui, Fortuner 2.8L itu merupakan tipe tertinggi di keluarga Fortuner. Harganya pun tembus Rp 700 jutaan.

    “Saat ini memang untuk Fortuner, customer kita lebih cenderung memilih varian tertinggi 2.8L Diesel dan 2.7L Gasoline, sehingga supply sebagian besar mengikuti demand tersebut,” jelas Anton kepada detikOto belum lama ini.

    Dari data penjualan wholesales yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia juga memperlihatkan bahwa Fortuner 2.8L itu laris manis. Selama 10 bulan tahun 2024, distribusinya sudah tembus 9.000-an unit. Sementara versi 2.4L hanya sekitar 144 unit.

    “Sedangkan opsi mesin 2.4L yang tersedia di varian G biasanya untuk pangsa pasar yang lebih ekonomis, marketnya lebih kecil dan terfokus di konsumen yang membutuhkan mesin dengan kapasitas lebih kecil dan lebih irit, ataupun yang membutuhkan transmisi manual,” jelas Anton.

    Spesifikasi Toyota Fortuner

    Bicara performa dan fitur, sebagai tipe tertinggi Fortuner 2.8L menyajikan keunggulan. Fortuner 2.8 L yang mengusung mesin 1GD FTV dengan kapasitas silinder 2.755 cc. Mesin yang dipasangkan dengan transmisi otomatis tersebut bisa memuntahkan tenaga 163 PS pada 3.400 rpm dan torsi 50.9 kgm pada 1.600-2.800 rpm. Fiturnya terbilang cukup lengkap mulai dari 7 airbag, hill start assist, downhill start assist control, emergency brake signal, trailer sway control, traction control, dan vehicle stability control.

    Sementara Fortuner 2.7 L dibekali mesin 2TR-FE berkapasitas 2.694 cc. Mesin itu bisa menyemburkan tenaga sebesar 163 PS pada 3.400 rpm dan torsi maksimum 24.7 kgm pada 4.000 rpm. Mobil ini mengusung bahan bakar bensin. Fitur-fiturnya sama seperti Fortuner 2.4 L.

    Selanjutnya untuk Fortuner 2.4 L menggendong mesin 2GD FTV berkapasitas 2.393 cc yang bisa menyemburkan tenaga 149,6 PS dan 3.400 rpm. Torsi maksimumnya 40.8 kgm pada 1.600-2.000 rpm. Fitur pada Fortuner 2.4 L antara lain hill start assist, emergency brake signal, trailer sway control, traction control, hingga vehicle stability control.

    (dry/din)

  • Resmikan GJAW 2024, Menperin Agus Gumiwang Jajal Mobil Baru

    Resmikan GJAW 2024, Menperin Agus Gumiwang Jajal Mobil Baru

    Foto Oto

    Rifkianto Nugroho – detikOto

    Jumat, 22 Nov 2024 12:03 WIB

    Tangerang – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang resmi membuka Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024. Setelah meresmikan acara, Agus Gumiwang sempat menjajal sebuah mobil.

  • PPN Mulai Tahun Depan Naik, Begini Imbasnya ke Mobil Bekas

    PPN Mulai Tahun Depan Naik, Begini Imbasnya ke Mobil Bekas

    Jakarta

    Tidak cuma pungutan pajak pertambahan nilai (PPN) mobil baru yang naik. PPN untuk mobil bekas juga bakal meningkat. Namun kondisi pasar mobil bekas tidak akan berdampak.

    Diakui dengan naiknya PPN, pasar mobil baru di Indonesia makin menantang. Di sisi lain, penjualan mobil di Indonesia tengah lesu. Penurunannya pun cukup signifikan. Dalam data penjualan wholesales yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sepanjang Januari hingga September 2024 baru terjual 633.218 unit atau turun 16,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023.

    Balai Lelang Otomotif JBA Indonesia resmi beroperasi selama 13 tahun di Indonesia. Perusahaan itu mencatatkan kenaikan signifikan dengan melelang lebih dari 220.000 mobil dan lebih dari 180.000 motor sejak berdiri 2011 lalu. Angka yang terus meningkat ini menembus angka penjualan mobil lebih dari 57.000 unit mobil dan 42.000 unit motor pada akhir kuartal tiga tahun ini.

    “Jualan mobil baru lagi agak lesu, tetapi yang kami lihat itu ada switching ke mobil bekas yang memang justru jadi peluang buat JBA untuk terus besarkan market,” kata Chief Operating Officer JBA Indonesia, Deny Gunawan di Jakarta.

    PPN atas penyerahan kendaraan bermotor bekas bukan pengaturan jenis pajak baru, melainkan sudah dikenakan sejak tahun 2000. Ini pun dikenakan jika membelinya kepada pengusaha jual beli kendaraan bekas.

    PPN atas penyerahan kendaraan bermotor bekas diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 65 Tahun 2022 dari yang sebelumnya pada PMK Nomor 79 Tahun 2010 tentang Pedoman Perhitungan Pengkreditan Pajak Masukan Bagi Pengusaha Kena Pajak yang Melakukan Kegiatan Usaha Tertentu. Aturan yang saat ini berlaku dinilai lebih sederhana.

    Dalam Pasal 2 Ayat 2 setiap transaksi jual beli kendaraan bermotor bekas, baik itu mobil atau motor akan dikenakan pajak pertambahan nilai atau PPN bagi para pembeli. Adapun untuk besaran pajak yang dikenakan, yakni 1,1 persen untuk periode 2022. Besaran itu akan meningkat jadi 1,2% pada 2025 seiring dengan kenaikan tarif PPN.

    Hal itu diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 65 Tahun 2022 tentang PPN atas Penyerahan Kendaraan Bermotor Bekas. Aturan diteken pada 30 Maret 2022.

    “Pengusaha kena pajak yang melakukan kegiatan usaha tertentu berupa penyerahan kendaraan bermotor bekas wajib memungut dan menyetorkan PPN yang terutang atas penyerahan kendaraan bermotor bekas dengan besaran 1,1% dari harga jual yang mulai berlaku 1 April 2022,” bunyi pasal 2 ayat (2) dan (5) aturan tersebut.

    “Saya kira ini peluang ya pak, kalau pajak naik dan pendapatan tetap saya rasa akan menjadi sulit untuk mobil baru,” kata Johan Wijaya, Sales & Operational General Manager PT JBA Indonesia.

    “Biasanya kalau (mobil baru)ada 12 persen, biasanya kita ikut PMK nya. Harga mobil dan motor bekas jauh bedanya,”

    “Sekarang dari 1,1 jadi 1,2 persen itu 150-200 ribu unit artinya tidak terlalu ada impact-nya,” tambahnya lagi.

    (riar/riar)

  • Industri Otomotif Babak Belur, Pemerintah Siapkan Insentif

    Industri Otomotif Babak Belur, Pemerintah Siapkan Insentif

    Jakarta

    Industri otomotif Indonesia tahun ini mengalami momen berat. Penjualan kendaraan bermotor khususnya roda empat turun. Target penjualan pun direvisi.

    Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi mengatakan, industri otomotif Indonesia mengalami masa-masa yang berat di tahun 2024. Penjualan turun, target penjualan mobil tahunan pun direvisi.

    “Kami sadari bahwa tahun 2024 adalah tahun yang sangat berat untuk industri otomotif. Sehingga Gaikindo terpaksa untuk mengubah target tahunannya dari 1,1 juta kendaraan menjadi 850 ribu di akhir 2024,” kata Nangoi dalam sambutannya di opening ceremony Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) di ICE, BSD, Tangerang, Jumat (22/11/2024).

    Nangoi memprediksi masa-masa berat ini akan berlanjut di tahun depan. Apalagi, ada rencana kenaikan pajak-pajak seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB).

    “Walaupun terjadi geliat sedikit perbaikan ekonomi yang berimbas pada ekonomi Indonesia pula, namun beberapa faktor masih menghambat pertumbuhan industri otomotif Indonesia. Seperti tingginya suku bunga serta adanya informasi mengenai rencana pertambahan pajak-pajak. Misalnya pajak pertambahan nilai dan kemungkinan kenaikan bea balik nama kendaraan bermotor. Hal ini tentu akan mempengaruhi pertumbuhan industri otomotif yang sangat rentan mengalami perubahan harga,” ujar Nangoi di hadapan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

    “Kelangsungan industri otomotif Indonesia sangat signifikan dan harus terus dijaga. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan perhatian dari pemerintah khususnya dari Kementerian Perindustrian Republik Indonesia untuk memberikan kemungkinan adanya stimulus untuk menjaga pasar kendaraan Indonesia,” sambungnya.

    Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pun menanggapi harapan dari Gaikindo tersebut. Menurut Agus, pemerintah sedang menyiapkan insentif untuk industri otomotif mengingat pentingnya sektor otomotif bagi perekonomian Indonesia.

    “Tekanan juga kadang-kadang datang dari diri kita sendiri. Misalnya kalau kita bicara soal Undang-Undang No. 1 Tahun 2022 yang tadi juga menjadi keluhan dari Bapak Ketua Umum (Gaikindo Yohannes Nangoi) yang dikaitkan dengan BBNKB, itu tentu akan memberikan dampak bagi penjualan otomotif Indonesia khususnya roda empat. Dan ini menjadi tekanan tambahan bagi sektor otomotif. Bukan hanya pasar sedang lesu, tapi BBNKB yang diatur dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 2022 juga berdampak negatif terhadap penjualan otomotif di Indonesia,” katanya.

    “Oleh sebab itu, salah satu prioritas dari program yang sekarang sedang dirumuskan itu adalah menyiapkan program-program insentif dan stimulus bagi industri otomotif,” sambung Agus.

    Kata Agus, pemerintah pernah memberikan insentif kepada industri otomotif pada saat pandemi COVID-19 berupa Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP). Terbukti, stimulus itu bisa mendongkrak penjualan kendaraan di tengah pandemi.

    “Nah ini yang sekarang yang sedang kita bahas dan Insyaaalah dalam waktu dekat akan diputuskan oleh pemerintah terhadap program insentif dan stimulus untuk sektor otomotif. Saya belum bisa mengatakan bagaimana bentuk programnya, seberapa besar insentifnya, ini sedang dibahas. Tapi, pasti insentif dan stimulus itu Insyaallah akan kita terbitkan mengingat pentingnya sektor otomotif bagi perekonomian nasional,” ucap Agus.

    (rgr/din)

  • Penjualan Disalip BYD, Begini Kata Hyundai

    Penjualan Disalip BYD, Begini Kata Hyundai

    Jakarta

    Penjualan mobil Hyundai mulai disalip pabrikan China, BYD. Pada September 2024 misalnya, Hyundai hanya mendistribusikan 1.596 unit mobil dari pabrik ke dealer. Sementara BYD yang hanya menjual mobil listrik BEV, mencatatkan penjualan wholesales 2.075 unit di periode yang sama. Gimana tanggapan Hyundai?

    Dijelaskan Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Fransiscus Soerjopranoto, Hyundai bermain di segmen mobil listrik premium yang volume marketnya memang kecil. Sementara BYD bermain di segmen mobil listrik menengah yang volume marketnya sangat besar, hingga 70%.

    “Sekarang kalau kita perhatikan market, bahwa ada pergeseran, misalnya apakah itu sekarang mobil listrik mendapatkan respons yang besar. Yang perlu diingat, seperti yang pernah saya sampaikan, dulu pemainnya cuma dua, Wuling dan Hyundai. Wuling bermain di pasar bawah, Hyundai bermain di pasar atas,” buka Frans kepada wartawan di Jakarta, Kamis (21/11/2024).

    BYD M6 Foto: Ryan Priatna

    “Nah sekarang banyak masuk, mobil-mobil listrik yang harganya di range menengah, dan itu kurang lebih komposisinya 70%. Jadi sangatlah wajar apabila secara volume akan lebih tinggi,” tambah Frans.

    Frans menggambarkan produk-produk mobil listrik Hyundai layaknya sebuah tas branded dengan harga yang premium. Diketahui Hyundai memiliki produk mobil listrik Ioniq 5 N, Ioniq 6, Ioniq 5, dan All New Kona EV.

    “Saya pernah menggambarkan, tas itu yang mereknya Hermes, LV. Kita memang menempatkan produk-produk kita di tempat yang premium. Kenapa? Karena kita melihat bahwa inovasi (mobil listrik) ini masih baru dan masyarakat yang mau mencoba adalah orang yang berani ambil rugi. Kita masuk di situ. Tapi memang ada masyarakat yang belum bisa kami sentuh, akan diambil oleh kelas yang menengah,” terang Frans.

    All New Kona Electric Foto: Rangga Rahadiansyah/detikOto

    “Kita juga memperkenalkan All New Kona EV kemarin, responsnya positif. Sayangnya, kita masih minta supaya kapasitas produksinya ditambah. Mudah-mudahan segera bisa dipenuhi supaya bisa kembali lagi menjadi leader di kelasnya,” bilang Frans lagi.

    Diberitakan sebelumnya, penjualan Hyundai di Indonesia terpantau menurun. Mengutip data wholesales yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, Hyundai kesulitan untuk menembus angka penjualan 2.000 unit sejak Maret. Terbaru, selama September 2024, Hyundai hanya mendistribusikan 1.596 unit mobil dari pabrik ke dealer.

    Pun begitu dengan penjualan retail Hyundai, sejak Juni belum lagi menyentuh 2.000 unit. Bahkan dalam tiga bulan terakhir terlihat kian merosot. Misalnya pada Juni, Hyundai mendistribusikan 2.313 unit mobilnya dari dealer ke garasi konsumen. Kemudian pada Juli hanya 1.759 unit yang terdistribusi ke konsumen. Pada Agustus, jumlahnya kembali menurun menjadi 1.555 unit. Tren negatif itu rupanya masih berlanjut pada September. Hanya 1.491 unit mobil Hyundai dikirimkan ke garasi konsumen di Indonesia.

    Menurunnya penjualan Hyundai itu membuat pabrikan asal Negeri Ginseng tersebut harus rela posisinya digusur sang pendatang baru BYD. BYD secara wholesales mengirimkan 2.075 unit mobilnya ke dealer sepanjang September 2024. Pada periode yang sama, BYD mendistribusikan 1.788 unit mobilnya ke konsumen. Torehan itu sekaligus membuat BYD masuk ke jajaran merek mobil terlaris di Indonesia.

    Dalam data penjualan wholesales, BYD menempati posisi kedelapan, sementara dalam penjualan retail pabrikan China itu duduk di peringkat kesepuluh. Kehadiran BYD itu juga sekaligus menambah panjang mobil China yang masuk dalam daftar merek mobil terlaris di Indonesia.

    Kendati demikian, bila dihitung secara akumulatif, Hyundai masih jauh lebih unggul. Selama Januari-September 2024, Hyundai telah menjual 17.164 unit mobil secara wholesales dan 17.441 unit secara retail. Saat ini mobil-mobil Hyundai itu memiliki pangsa pasar sebesar 2,7 persen dari keseluruhan penjualan mobil di Indonesia.

    Sementara itu, BYD membukukan penjualan wholesales sebanyak 8.536 unit dan retail sales 6.224 unit. Namun perlu digarisbawahi, angka penjualan BYD itu tak dihitung dari Januari, melainkan dari Juni untuk wholesales dan Juli untuk retail sales. Bicara pangsa pasar, saat ini BYD memiliki pangsa pasar sebesar 0.9 persen dalam penjualan retail dan 1,3 persen secara wholesales.

    (lua/din)