Jenis Media: Otomotif

  • Ketika Innova Zenix Hybrid Diadu Irit, Ini Hasilnya

    Ketika Innova Zenix Hybrid Diadu Irit, Ini Hasilnya

    Jakarta

    Teknologi hybrid memang dikenal irit, tapi seberapa efisien performanya untuk penggunaan sehari-hari? Pertanyaan itu dijawab langsung oleh para anggota komunitas Innova Community (IC) ketika mereka menggelar kompetisi adu irit menggunakan Toyota Innova Zenix HEV dalam rangkaian HUT ke-19, sekaligus Kopdar Akbar Jawa 2025 ke-7 di Yogyakarta pada 7-9 November 2025.

    Acara tahunan ini disesaki sebanyak 300 anggota dan 178 unit Toyota Innova dari 26 chapter se-Indonesia, mulai dari AG Raya, Bali Nustra, Bandung, Bekasi, Jakarta, hingga Sumatera dan Kalimantan.

    Rangkaiannya dimulai dengan kunjungan silaturahmi ke Nasmoco, Bantul, termasuk layanan servis bersama lewat Toyota Mobile Service. Setelah itu, peserta diajak menjajal langsung Innova Zenix HEV dalam sesi Hybrid Experience, serta mengikuti kegiatan penanaman 200 bibit mangrove di Pantai Baros sebagai bentuk kepedulian lingkungan.

    Innova Community (IC) merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-19 sekaligus mengadakan lomba adu irit Innova Zenix Foto: Dok. Innova Community (IC)

    Sorotan utama tentu datang dari lomba adu irit yang menggunakan bahan bakar Pertamax Turbo. Dengan rute Jalur Lintas Selatan Yogyakarta sejauh 10 km, hasilnya cukup mengejutkan. Tiga peserta mencatat konsumsi bahan bakar terbaik sebagai berikut:

    1. Juara 1: 26,5 km per liter
    2. Juara 2: 24,2 km per liter
    3. Juara 3: 21,7 km per liter

    Efisiensi tersebut pun membuat banyak anggota komunitas terkesan. “Tema Kopdar Akbar Jawa 2025 kali ini adalah ‘HYBRID, LET’S MOVE, FOR GOOD’. Melalui kegiatan ini, IC ingin memberikan kesempatan kepada seluruh member untuk merasakan langsung pengalaman berkendara dengan teknologi Hybrid, sejalan dengan semangat Beyond Zero. Banyak anggota yang terkesan dengan efisiensi Innova Zenix HEV, dan kami berharap semakin banyak member yang beralih ke kendaraan hybrid, khususnya Innova Zenix HEV. Kami meyakini teknologi hybrid adalah solusi mobilitas yang paling tepat saat ini bagi masyarakat Indonesia di manapun berada,” bilang Nugraha Reza, Ketua Umum Innova Community (IC), dalam keterangan resminya.

    Innova Community (IC) merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-19 sekaligus mengadakan lomba adu irit Innova Zenix Foto: Dok. Innova Community (IC)

    Kegiatan Kopdar Akbar Jawa 2025 ini berhasil dilaksanakan berkat dukungan berbagai pihak, dari Toyota-Astra Motor, Nasmoco dan Nasmoco Bantul, Mepo.id, MyPertamina & Pertamina Dex, Dunlop, I-Spring, Jumbo Oil, Garda Oto, Otopac, NGK Spark Plug, Garasi.id, 3cm Florist, dan Bakullantee.

    (lua/dry)

  • Motor Listrik Masih Butuh Insentif

    Motor Listrik Masih Butuh Insentif

    Jakarta

    Raksasa sepeda motor Indonesia, PT Astra Honda Motor bilang insentif masih dibutuhkan untuk meningkatkan minat sepeda motor listrik. Pemerintah lewat Kementerian Perindustrian diketahui akan mengajukan kembali usulan pemberian insentif motor listrik.

    “Kalau ngomongin EV tahun depan, salah satu pendorongnya adalah insentif, dan kita harapkan bisa diberikan lagi oleh government, sehingga ini bisa dinikmati oleh konsumen, secara tidak langsung ini akan bisa mendorong meningkatkan permintaan di segmen motor listrik,” kata General Manager Corporate Communication AHM Ahmad Muhibbuddin saat di Garut, Jawa Barat.

    “Kami menanti itu, karena memang sangat berarti buat mendorong tumbuhnya permintaan para konsumen yang pengin motor listrik,” tambah dia.

    Kelanjutan dari subsidi motor listrik ini memang sempat jadi tanda tanya. Ketidakpastian itu pun sudah berdampak signifikan terhadap penurunan penjualan motor listrik. Konsumen menunda pembelian karena insentif yang tak kunjung turun.

    Menurut data Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli), pada kuartal pertama 2025, penjualan motor listrik turun hingga 30-40%. Artinya, penjualan motor listrik sangat bergantung kepada bantuan pemerintah. Sebab, harga motor listrik dirasa masih cukup mahal tanpa insentif maupun diskon dealer.

    Honda mengamini penjualan motor listrik masih kecil. Sepanjang Januari-Oktober 2025, Honda sudah menjual motor sebanyak 4,2 juta unit.

    “Motor listrik masih kecil (kontribusi penjualan). Sepertinya belum sampai,” ujar Muhib saat disinggung apakah penjualan motor listrik Honda sudah menyentuh satu persen.

    “Kita agak challenging ngomongin motor EV ini, kami di Honda terus melakukan penetrasi ke market,” tambah dia.

    “Insentif ini penting sebagai, namanya insentif ya, daya dorong supaya mereka bisa tertarik beli di segmen EV ini. Paralel kami juga berusaha menyempurnakan proses-proses yang ada di kita, terutama terkait infrasktruktur yang ada di kita,” jelas Muhib.

    Diberitakan detikcom sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita akan mengajukan program insentif pembelian motor listrik tahun depan. Program ini diketahui pertama kali meluncur pada tahun 2023 dengan besaran subsidi Rp 7 juta.

    Agus mengatakan usulan tersebut sudah diajukan sejak awal tahun 2025. Namun, hingga sekarang tak kunjung mendapatkan kepastian lantaran keputusan tersebut berada di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

    “Jadi kalau berkaitan motor listrik yang kami anggap penting, siapkan insentif atau stimulus. Karena sedikit banyak dia punya backward dan power linkage, itu kami penting. Oleh sebab itu kami usulkan,” ujar Agus kepada awak media, di kantornya, Jakarta Selatan, Kamis (13/11/2025).

    “Untuk 2026 akan diajukan kembali. Tapi sekali lagi, bolanya tidak ada di kami,” sambung Agus.

    (riar/dry)

  • Suzuki Ekspor 30 Ribu Fronx dan 150 Ribu Satria Buatan Indonesia hingga 2027

    Suzuki Ekspor 30 Ribu Fronx dan 150 Ribu Satria Buatan Indonesia hingga 2027

    Jakarta

    PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) mulai mengekspor Suzuki Fronx dan Satria terbaru ke pasar Asia Tenggara, Selasa (18/11). Kabarnya, hingga dua tahun ke depan, kombinasi ekspor keduanya mencapai ratusan unit kendaraan!

    Minoru Amano selaku Presiden Direktur PT SIM mengatakan, pihaknya menargetkan bisa mengapalkan 30 ribu unit Fronx dan 150 ribu unit Satria hingga tahun 2027. Fronx akan berkontribusi sekitar 30% terhadap ekspor mobil pabrikan hingga 2027. Sedangkan Satria menyumbang 60% dari keseluruhan ekspor motor Suzuki dengan durasi sama.

    “Ekspor perdana Fronx dan Satria adalah bentuk nyata dari kesiapan Indonesia untuk bersaing pada pasar Internasional. Kami memproduksi kendaraan berstandar global serta mampu menyesuaikan dengan regulasi negara tujuan. Langkah maju ini menegaskan peran Indonesia sebagai salah satu basis produksi strategis Suzuki di Asia Tenggara,” ujar Minoru Amano di Cikarang, Jawa Barat.

    Sebagai catatan, Suzuki Fronx merupakan mobil yang diproduksi lokal di Cikarang dengan kandungan lokal 63 persen. Sedangkan Suzuki Satria dibuat di Tambun, Bekasi dengan kandungan lokal 82 persen.

    Secara kumulatif, Suzuki Indonesia sudah mulai mengekspor mobil sejak 1993 dengan total pengiriman 800 ribuan unit. Sementara ekspor motor dimulai sejak 1994 dengan total pengiriman 1,5 juta unit.

    “Setiap unit yang kami kirimkan ke pasar mancanegara adalah representasi kompetensi industri serta kepercayaan terhadap kualitas tenaga kerja Indonesia,” tuturnya.

    “Ekspor ini tidak hanya memperluas jejak bisnis global Suzuki, tetapi juga memberikan multiplikasi manfaat ekonomi bagi ekosistem pemasok lokal, sumber daya manusia, hingga perekonomian nasional. Kami akan terus memperkuat sekaligus mengamankan posisi sentral Indonesia di panggung otomotif dunia,” kata dia menambahkan.

    (sfn/dry)

  • Berkat Merek China, Mobil PHEV Sekarang Makin Dilirik Orang Indonesia

    Berkat Merek China, Mobil PHEV Sekarang Makin Dilirik Orang Indonesia

    Jakarta

    Mobil Plug in Hybrid Electric Vehicles (PHEV) makin banyak populasinya di Indonesia. Ini berkat merek China yang menawarkan teknologi PHEV dengan harga lebih terjangkau.

    Sebelum merek China masuk, PHEV dari pabrikan Eropa atau Jepang umumnya diposisikan di segmen premium dengan harga yang cukup tinggi.

    Berdasarkan data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), mobil PHEV terjual sebanyak 3.798 unit. Biasanya mobil PHEV cuma terjual belasan unit, tapi sejak Mei mulai laku ratusan unit.

    Ini berkat Chery yang memasarkan Tiggo 8 dan Tiggo 9 berteknologi Chery Super Hybrid (CSH). Tiggo 8 CSH sudah mengirim sebanyak 2.710 unit pada periode Januari-Oktober 2025, sementara Tiggo 9 CSH sebanyak 219 unit.

    Merek China lain yang turut memasarkan PHEV ialah Jaecoo lewat J7 dan J8. Kedua model itu masing-masing terjual 542 unit dan 162 unit pada periode Januari-Oktober 2025.

    Urutan ketiga mobil PHEV terlaris ditempati oleh Mazda. Brand asal Jepang itu ditopang oleh Mazda CX-80 dengan capaian 59 unit.

    Toyota yang ikut coba memasarkan PHEV belum terlihat bagus dalam peta persaingan. Lewat Prius PHEV, penjualannya baru mencatat satu unit.

    Mobil PHEV Terlaris di Indonesia

    Berikut adalah daftar mobil PHEV terlaris di Indonesia (Januari-Oktober 2025) yang didominasi merek China, berdasarkan data Gaikindo:

    1. Chery Tiggo 8 CSH: 2.710 unit
    2. Jaecoo J7 SHS: 542 unit
    3. Chery Tiggo 9 CSH: 219 unit
    4. Jaecoo J8 SHS: 162 unit
    5. Mazda CX-80 PHEV: 59 unit

    Selama ini, konsumen Indonesia sering dihadapkan pada dilema ingin mobil listrik tapi khawatir pada jarak tempuh dan keterbatasan infrastruktur pengisian. Mobil PHEV, yang menggabungkan mesin bensin dan motor listrik yang ditenagai baterai berkapasitas besar, hadir sebagai solusi.

    (riar/din)

  • Sudah Segini Wuling Darion yang Dipesan Orang Indonesia

    Sudah Segini Wuling Darion yang Dipesan Orang Indonesia

    Jakarta

    Baru dua minggu meluncur, Wuling kebanjiran pesanan Darion. Dalam kurun waktu 14 hari itu pemesanan Wuling Darion tembus 1.300 unit!

    Wuling Darion sudah resmi meluncur di Indonesia. MPV berteknologi PHEV dan listrik itu ditawarkan dengan harga mulai Rp 356 juta hingga yang termahal Rp 489 juta. Tapi harga itu tak berlaku permanen, melainkan untuk 1.500 konsumen pertama. Siapa sangka, dalam kurun waktu dua pekan setelah peluncuran, pemesanannya ternyata cukup banyak. Wuling mencatat ada 1.300 unit Darion yang terpesan dan siap dikirim akhir November 2025.

    “Saat ini sudah ada 1.300 SPK (Surat Pemesanan Kendaraan) Wuling Darion. Pemesanan masih didominasi oleh varian EV. Dan akhir bulan November 2025, unit akan mulai dikirim ke konsumen,” ucap Brand Communication Senior Manager Wuling Motors, Brian Gomgom pada ajang Media Test Drive Darion Evolving Family Moment Bali-Jakarta

    Gomgom menjelaskan varian EV lebih banyak dipilih. Ini lantaran merek Wuling sangat melekat sebagai produsen mobil listrik.

    “Pemesanan hingga 1.300 unit selama 2 minggu itu sudah sangat bagus, saat launching langsung banyak yang melakukan pemesanan,” kata Gomgom.

    “Banyaknya EV, karena Wuling sangat dekat (sebagai produsen mobil listrik), dengan itu saat ini kami masih terus mensosialisasi soal PHEV dengan melakukan launching Wuling Darion ke daerah-daerah. Karena masih banyak masyarakat yang belum paham akan teknologi PHEV,” Gomgom menambahkan.

    Sebagai catatan, Wuling Darion saat ini hadir dalam dua opsi yakni EV dan PHEV. Wuling Darion EV mengandalkan motor listrik bertenaga 150 kW (201 dk) dengan torsi 310 Nm, disalurkan ke roda depan melalui transmisi Single Reduction. Kapasitas baterainya 69,2 kWh Lithium Iron Phosphate memungkinkan jarak tempuh hingga 540 km (CLTC) dalam sekali pengisian.

    Sementara Darion PHEV menggabungkan mesin bensin 1.490 cc Naturally Aspirated Atkinson Cycle yang menghasilkan tenaga 105 dk dan torsi 130 Nm. Mesin itu dikombinasi dengan motor listrik bertenaga 145 kW (195 dk) dan torsi 230 Nm. Darion PHEV pakai Dedicated Hybrid Transmission (DHT) dengan baterai 20,5 kWh memberi jarak jelajah 125 km dalam mode EV. Sementara tangki bensin 52 liter menjaga efisiensi jarak jauh hingga lebih dari 1.000 km dalam sekali pengisian bahan bakar.

    (lth/dry)

  • Honda BeAT Terbaru Meluncur di Malaysia, Harganya Rp 25 Juta

    Honda BeAT Terbaru Meluncur di Malaysia, Harganya Rp 25 Juta

    Jakarta

    Honda BeAT kembali mendapat penyegaran di Malaysia. Boon Siew Honda resmi merilis Honda BeAT 2025 dengan tambahan dua warna baru, hitam dan putih, melengkapi pilihan warna sebelumnya, yakni matte silver dan hijau. Kehadiran warna anyar ini membuat skutik lincah tersebut kian menarik untuk konsumen perkotaan yang menginginkan motor simpel, irit, dan mudah dikendarai.

    Secara konsep, Honda BeAT 2025 masih mempertahankan karakter dasarnya sebagai skutik kompak buat mobilitas harian. Model ini mengandalkan mesin eSP 110 cc yang menghasilkan tenaga 8,7 dk pada 7.500 rpm dan torsi 9,5 Nm pada 5.500 rpm.

    Honda BeAT terbaru meluncur di Malaysia Foto: Dok. Honda

    Mesin tersebut dikenal efisien, bahkan Honda mengklaim konsumsi bahan bakarnya hanya 1,7 liter per 100 km dan menjadikannya salah satu skutik paling irit di segmennya.

    Untuk fitur, BeAT terbaru ini dibekali CBS (Combined Brake System) yang membantu mendistribusikan pengereman lebih stabil. Khusus di pasar Malaysia, model BeAT ini juga mengantongi peringkat keselamatan bintang 3 MyMAP.

    Dari sisi kepraktisan, tersedia port USB untuk mengisi daya ponsel, bagasi 12 liter dengan pembuka jok One-Touch, serta hook depan untuk membawa barang. Bagian lampu mengusung lampu depan LED dan panel instrumen digital yang menampilkan indikator ECO, kecepatan, jarak tempuh, hingga level bensin.

    Honda BeAT terbaru meluncur di Malaysia Foto: Dok. Honda

    Dengan kapasitas tangki 4,4 liter dan bobot ringan hanya 88 kg, Honda BeAT 2025 cocok untuk pengguna pemula hingga berpengalaman, terutama yang mencari kendaraan harian yang responsif dan ekonomis.

    Di Malaysia, Honda BeAT 2025 dipasarkan dengan harga 6.090 ringgit atau sekitar Rp 25 juta. Harga itu jauh lebih mahal dari Honda BeAT di Indonesia yang dijual mulai Rp 18 jutaan hingga Rp 20 jutaan.

    (lua/dry)

  • Penjualan Mobil Hybrid, PHEV, dan Listrik Tembus 124 Ribu Unit, Ini yang Terlaris

    Penjualan Mobil Hybrid, PHEV, dan Listrik Tembus 124 Ribu Unit, Ini yang Terlaris

    Jakarta

    Adopsi mobil yang lebih ramah lingkungan mulai digemari warga Indonesia. Hal ini tercermin dari data penjualan mobil elektrifikasi di Indonesia yang mengalami kenaikan.

    Berdasarkan data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil elektrifikasi dari hybrid, battery electric vehicles (BEV), dan plug in hybrid electric vehicles (PHEV) sepanjang Januari-Oktober 2025 tembus 124.510 unit.

    Bila dirinci secara segmen, mobil listrik menjadi kendaraan elektrifikasi terlaris. Sebanyak 69.146 unit sudah terdistribusi sepanjang tahun 2025.

    Penjualan mobil listrik (BEV) pada Oktober 2025 mencatat rekor tertinggi sepanjang tahun, mencapai 13.867 unit. Angka ini melonjak signifikan dari bulan sebelumnya yang hanya 4.097 unit.

    BYD dan Denza menguasai pasar mobil listrik dengan total 37.637 unit. Diikuti Wuling 9.462 unit, Chery 6.705 unit, Aion 4.822 unit, dan VinFast 3.050 unit.

    Barulah mobil hybrid mengisi tempat kedua. Sepanjang Januari-Oktober 2025, mobil hybrid terjual sebanyak 51.566 unit dari total penjualan nasional 635.566 unit. Artinya mobil hybrid sudah mengambil pangsa pasar otomotif nasional sebanyak 8,11 persen.

    Mobil hybrid juga mengalami dinamika penjualan tahun ini. Rekor bulanan penjualan tertinggi mobil hybrid terjadi pada Juli dengan capaian 6.258 unit, namun bulan berikutnya turun pada level lima ribuan unit.

    Toyota menjadi pabrikan yang paling laris menjual mobil hybrid. Total sepanjang Januari-Oktober 2025 mencapai 24.979 unit. Model terlarisnya ialah Innova Zenix dengan angka penjualan 19.701 unit.

    Suzuki yang memakai teknologi mild hybrid menempati urutan kedua, pabrikan ini menjual sebanyak 16.367. XL7 menjadi model terlaris dengan angka penjualan 7.359 unit.

    Honda melengkapi urutan ketiga dengan jumlah 5.283 unit. Honda HR-V merupakan tulang punggung penjualan di segmen hybrid. Sepanjang tahun ini, HR-V sudah terdistribusi sebanyak 4.570 unit.

    Sementara segmen mobil PHEV juga perlahan tumbuh. Total sepanjang tahun ini tembus 3.798 unit.

    Chery mendominasi pasar dengan capaian 2.929 unit. Model terlarisnya Tiggo 8 CSH dengan angka 2.710 unit.

    Selanjutnya masih dari Chery Group, yakni Jaecoo yang mengisi urutan kedua. Jaecoo mencatat penjualan sebanyak 704 unit.

    Urutan ketiga mobil PHEV terlaris ditempati oleh Mazda. Brand asal Jepang itu ditopang oleh Mazda CX-80 dengan capaian 59 unit.

    Total penjualan mobil elektrifikasi sepanjang Januari-Oktober 2025BEV: 69.146 unitHybrid: 51.566 unitPHEV: 3.798 unit

    Total: 124.510 unit

    (riar/dry)

  • Wujud Yamaha Grand Filano Modifikasi dengan Berbagai Aliran

    Wujud Yamaha Grand Filano Modifikasi dengan Berbagai Aliran

    Wujud Yamaha Grand Filano Modifikasi dengan Berbagai Aliran

  • Spesifikasi Suzuki Access 125 yang Pemesanannya Tembus Ratusan Unit

    Spesifikasi Suzuki Access 125 yang Pemesanannya Tembus Ratusan Unit

    Jakarta

    Suzuki punya andalan baru di segmen motor matic retro di Indonesia. Produk terbaru mereka, Access 125, laris manis dibeli konsumen Tanah Air. Yuk intip lagi spesifikasi dan harga Suzuki Access 125.

    Suzuki Access 125 kali pertama meluncur di pameran Indonesia Motor Show atau IMOS 2025. Kendaraan tersebut dijual Rp 25,5 juta on the road Jakarta. Meski sempat dapat pandangan sinis karena motor ini kental nuansa motor India, nyatanya Access 125 mencatatkan penjualan yang cukup baik.

    “Suzuki Access 125 ternyata banyak tuh yang beli, sampai sekarang mungkin sudah terpesan 350-400 unit. Itu sejak pertama meluncur (di IMOS 2025) ya,” kata Teuku Agha, selaku 2W Sales & Marketing Department Head PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), di Sentul, Bogor, belum lama ini.

    Spesifikasi Suzuki Access 125

    Suzuki Access 125 hadir dengan desain membulat dengan garis tegas serta aksen krom yang memberi kesan premium. Lampu depan LED berbentuk U menjadi identitas khas sekaligus meningkatkan visibilitas saat berkendara di malam hari.

    Secara dimensi, Access 125 mempunyai panjang 1.835 mm, lebar 690 mm, tinggi 1.155 mm, jarak sumbu roda 1.260 mm, serta ground clearance 160 mm. Tinggi joknya 770 mm, menyesuaikan kebutuhan pengendara harian.

    Di balik bodinya, skuter ini dibekali mesin 124 cc SOHC berteknologi Suzuki Eco Performance (SEP). Mesin tersebut dikembangkan untuk memberikan torsi kuat di rpm rendah hingga menengah, pas untuk stop and go di kemacetan. Tenaga puncaknya mencapai 6,2 kW (8,3 dk) dengan torsi 10,2 Nm. Selain gesit, mesin ini juga irit. Konsumsi BBM diklaim 57,3 km/liter, sementara kapasitas tangki 5,3 liter membuat motor ini bisa menempuh jarak hingga 303 km dalam kondisi full tank.

    Urusan kenyamanan, Access 125 membawa bobot ringan 106 kg, menjadikannya lincah dan mudah dikendalikan. Suspensi depan dan belakang yang disetel presisi membuat pengendalian tetap stabil saat melewati jalanan sempit maupun padat. Kapasitas bagasinya 24,4 liter, cukup luas untuk menampung tas belanja atau perlengkapan penting. Di bagian depan juga tersedia dua kompartemen tambahan yang praktis.

    Fitur-fitur modern turut melengkapi skutik ini. Ada sistem kunci pengaman terintegrasi yang dapat membuka jok dan tangki bensin, Suzuki Easy Start buat menyalakan mesin sekali tekan, hingga soket USB 2A untuk mengisi daya perangkat. Panel instrumen menggabungkan analog dan odometer digital yang informatif. Tak ketinggalan, sistem rem terpadu (combined brake system) membantu mendistribusikan pengereman ke roda depan dan belakang, menghadirkan rasa berkendara yang lebih aman.

    (lua/dry)

  • Pelanggaran Terbanyak Operasi Zebra: Pelat Nomor Ditutup!

    Pelanggaran Terbanyak Operasi Zebra: Pelat Nomor Ditutup!

    Jakarta

    Operasi Zebra sedang berlangsung secara nasional dari 17 hingga 30 November 2025. Hari pertama ditemukan pelanggaran paling banyak menutup pelat nomor di Jakarta Barat.

    “Pelanggaran yang paling banyak terjadi di lapangan itu, yang paling terlihat itu tidak menggunakan pelat nomor dan yang pelat nomornya ditutup,” kata Kepala Unit Lalu Lintas (Kanit Lantas) Polsek Kembangan yang juga Kepala Operasi Zebra Jakarta Barat, AKP Karta dikutip dari Antara.

    Rata-rata pengendara menutupi pelat nomor untuk menghindari tilang elektronik atau electronic traffic law.

    “Rata-rata roda dua yang melakukan penutupan pada TNKB (Tanda Nomor Kendaraan Bermotor) atau pelat nomor. Alasannya semata-mata mereka menghindari menghindari ETLE,” kata dia.

    Polisi pun belum menerapkan penilangan terhadap pengendara yang melanggar aturan di hari pertama operasi.

    “Sementara untuk hari pertama ini, kita masih lakukan peneguran. Kita edukasi kepada pelanggar yang ditemukan pada saat kita operasi,” katanya.

    Ia mengatakan, para pengendara yang diberhentikan pada hari pertama semuanya bersikap kooperatif dan mau menerima teguran dari polisi.

    “Sementara ini tidak ada yang protes. Mereka (pengendara) semuanya kooperatif. Mungkin karena memang belum ada penindakan juga, masih imbauan saja,” kata dia.

    Pada hari pertama operasi ini, Kepolisian hanya melaksanakan operasi di kawasan simpang Tomang.

    Operasi tak hanya dilakukan di satu titik, melainkan menyebar dan bergantian pada hari-hari berikutnya.

    “Hari pertama hanya di Tomang saja. Baru nanti titik-titik lain di wilayah Jakarta Barat, nanti ada di Grogol, di Slipi, Cengkareng, ke arah Daan Mogot dan sekitarnya atau di Tamansari, nanti kita bertahap,” katanya.

    (riar/dry)