Jenis Media: Otomotif

  • BPKB Sudah Elektronik, Buku Fisik Masih Tetap Ada

    BPKB Sudah Elektronik, Buku Fisik Masih Tetap Ada

    Jakarta

    BPKB sudah elektronik. Nggak perlu khawatir lagi kalau tak dapat buku fisik, karena semua sudah tercatat di dokumen digital Korlantas Polri.

    Kehadiran BPKB elektronik rupanya bikin sebagian pemilik kendaraan dibuat bingung. Soalnya tak ada lagi buku fisik yang bakal diterima pemilik kendaraan. Korlantas pun bakal makin gencar melakukan sosialisasi soal BPKB elektronik alias e-BPKB.

    Kasubdit BPKB Ditregident Korlantas Polri, Kombes Pol. Sumardji di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa sosialisasi dilakukan lantaran pihaknya menerima banyak pertanyaan dari masyarakat yang belum familiar dengan konsep e-BPKB sebagai dokumen digital yang tercatat aman dalam sistem kepolisian. Kendati demikian, fisik dari BPKB masih tetap ada. Bentuknya kini lebih kecil, menyerupai paspor.

    “Masih banyak warga yang bertanya mengapa mereka tidak lagi menerima buku BPKB fisik. Sebagian menganggap tanpa buku itu mereka tidak punya bukti kepemilikan. Padahal, e-BPKB memiliki kekuatan hukum yang sama dan jauh lebih aman,” kata Sumardji dilansir Antara.

    Tak cuma itu, e-BPKB juga meminimalisir risiko pemalsuan, kehilangan, serta kerusakan. Sistem administrasi kendaraan juga makin ringkas dengan kehadiran BPKB elektronik ini. Contohnya proses cek fisik bakal mengusung sistem digital. Tak ada lagi gesek nomor rangka dan nomor mesin kendaraan. Nantinya hanya perlu foto menggunakan alat khusus untuk mendokumentasikan nomor rangka dan nomor mesin kendaraan.

    “Data kendaraan tersimpan dalam sistem yang dapat diverifikasi secara mandiri, cepat dan akurat. Ini justru meningkatkan keandalan proses registrasi,” lanjut Sumardji.

    Adapun e-BPKB baru berlaku untuk kendaraan roda empat jenis baru. Bagi yang melakukan balik nama belum mendapatkan e-BPKB.

    Meski sudah makin canggih, penerbitan BPKB tak dikenakan biaya berbeda. Biaya penerbitan BPKB itu mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 76 Tahun 2020 tentang Jenis dan Tarif PNBP yang Berlaku pada Polri. Di peraturan itu telah ditetapkan biaya penerbitan BPKB untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.

    Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 76 Tahun 2020 tentang Jenis dan Tarif PNBP yang Berlaku pada Polri, di situ tertulis biaya penerbitan BPKB baru maupun ganti kepemilikan akan dikenakan biaya sebesar Rp 375 ribu untuk kendaraan bermotor roda empat atau lebih.

    (dry/rgr)

  • Investasi Rp 22 Triliun, Bangun 3 Pabrik

    Investasi Rp 22 Triliun, Bangun 3 Pabrik

    Jakarta

    Lebih dari separuh abad di Indonesia, Suzuki telah memberikan kontribusi nyata untuk industri otomotif nasional. Karuan saja, selama periode tersebut, pabrikan asal Hamamatsu ini telah membangun banyak pabrik dan menanam investasi puluhan triliun rupiah!

    Minoru Amano selaku Presiden Direktur PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) dan Suzuki Indomobil Sales (SIS) mengatakan, sejak pertama masuk Indonesia pada 1970, pihaknya sudah berinvestasi sebesar Rp 22 triliun. Nominal tersebut juga direalisasikan dalam bentuk pembangunan tiga pabrik di Cikarang dan Tambun, Jawa Barat.

    Bukan hanya untuk pasar domestik, pabrik-pabrik Suzuki di Indonesia juga membuat kendaraan untuk pasar ekspor. Bahkan, kendaraan mereka sudah dikirim ke 100 negara lebih sejak 1993.

    “Setiap unit yang kami kirimkan ke pasar mancanegara adalah representasi kompetensi industri serta kepercayaan terhadap kualitas tenaga kerja Indonesia,” ujar Minoru Amano di Cikarang, Jawa Barat, Selasa (18/11).

    Suzuki Fronx diproduksi di Cikarang. Foto: Septian Farhan Nurhuda / detikcom

    “Ekspor tidak hanya memperluas jejak bisnis global Suzuki, tetapi juga memberikan multiplikasi manfaat ekonomi bagi ekosistem pemasok lokal, sumber daya manusia, hingga perekonomian nasional. Kami akan terus memperkuat sekaligus mengamankan posisi sentral Indonesia di panggung otomotif dunia,” tambahnya.

    Sejarah ekspor dimulai dengan pengiriman model ekspor perdana, yakni Carry Futura serta RC100. Konsistensi Suzuki pada kegiatan usaha ini merupakan bukti keseriusan perusahaan secara jangka panjang.

    Ekspor Suzuki Fronx dan Satria. Foto: Doc. Suzuki Indonesia

    Sejak 1993, Suzuki telah berhasil mengekspor lebih dari 0,8 juta mobil dan 1,5 juta sepeda motor. Kendaraan mereka dikirim ke banyak kawasan, seperti Asia, Amerika Latin, Timur Tengah, Oseania, Afrika hingga Eropa.

    Dalam menjalankan industrinya, Suzuki melibatkan lebih dari 800 mitra pemasok. Menariknya, pemasok tersebut didominasi perusahaan lokal dengan catatan 55 persen dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) hingga 32 persen.

    (sfn/rgr)

  • Mengenal 2 Mobil Pertama Changan yang Meluncur di GJAW 2025

    Mengenal 2 Mobil Pertama Changan yang Meluncur di GJAW 2025

    Jakarta

    Produsen roda empat asal China, Changan, resmi masuk Indonesia, Rabu (19/11). Mereka, sebagai permulaan, akan meluncurkan dua produk sekaligus di Gaikindo Jakarta Auto Week atau GJAW 2025, yakni Changan Deepal SO7 dan Lumin EV. Bagaimana spesifikasinya?

    Kepastian Changan Deepal SO7 dan Lumin EV meluncur di GJAW 2025 disampaikan Andrew Nasuri selaku Direktur Indomobil Group (ATPM Changan di Indonesia). Namun, dia tak mengungkap berapa harga yang ditawarkan untuk kedua produk tersebut.

    “Changan Deepal SO7 dan Lumin EV yang sudah dipresentasikan barusan akan di-launching di pameran GJAW 2025. Dua kendaraan ini juga sudah diproduksi di Indonesia, kemudian sedang proses sertifikasi TKDN,” ujar Andrew Nasuri di kawasan Jakarta Selatan, Rabu (19/11).

    Changan Deepal SO7 dan Lumin EV diklaim sudah diproduksi lokal di Indonesia. Kabarnya, dua kendaraan tersebut menggunakan fasilitas milik Indomobil Group di Purwakarta, Jawa Barat.

    Mengenal 2 Mobil Pertama Changan di IndonesiaChangan Deepal SO7 Foto: Agung Pambudhy/detikcom

    Changan Deepal S07 merupakan sedan listrik premium dengan tampilan sporty, sementara Lumin EV berstatus sebagai mobil listrik mikro untuk konsumen perkotaan. Keduanya punya keunggulan masing-masing.

    Deepal S07 menggunakan motor listrik dengan semburan tenaga 160 kw dan torsi 320 Nm. Sementara baterainya yang berkapasitas 79,9 kwh membuat kendaraan mampu menempuh jarak maksimum 560 km.

    Kemudian untuk Lumin EV, motor listriknya bisa menghasilkan tenaga 35 kw dengan torsi 101 Nm. Sedangkan baterainya 28 kwh dengan jarak tempuh maksimum 301 km.

    Lumin EV Foto: Agung Pambudhy/detikcom

    Masuk ke fitur keselamatan, Deepal SO7 sudah dibekali ABS+EBD, ESP, TCS, parking reminder mode, front-rear parking radar, airbags atau katung udara, electronic child lock, intelligent drive safety assistance dan masih banyak lagi.

    Di sisi lain, Lumin EV juga menawarkan teknologi yang terbilang lumayan, misalnya seperti airbags atau kantung udara, tire pressure alarm, speed sensing auto door lock, auto door unlock upon collision, ESP, ABS+EBD, Hill hold control, rear camera, rear parking sensors dan lainnya.

    (sfn/din)

  • Produsen Mobil Listrik Perang Harga, Kualitasnya Bagaimana?

    Produsen Mobil Listrik Perang Harga, Kualitasnya Bagaimana?

    Jakarta

    Ramai produsen mobil listrik asal China melakukan perang harga di pasar otomotif Indonesia. Mereka menjual produknya dengan harga yang sangat murah, bahkan acap tak masuk logika. Bagaimana tanggapan Polytron selaku produsen mobil listrik lokal?

    Commercial Director Polytron Tekno Wibowo menjelaskan, perang harga hanyalah fenomena sesaat. Pada akhirnya waktu yang membuktikan, apakah produk tersebut punya kualitas atau tidak.

    “Kalau menurut saya gini, ya. Polytron selalu percaya ada harga ada kualitas. Number one, kita nggak mau korbankan yang namanya kualitas. Perang harga itu sesaat, kalau menurut saya. In the end kan orang harus membuktikan bahwa harganya itu cocok dengan kualitas yang dia dapatkan,” ungkap Tekno di Jakarta, Rabu (19/11/2025).

    Tekno sendiri tidak menampik bahwa dengan adanya perang harga bakal membuat pihaknya kesulitan menentukan harga jual mobil. Meski begitu, Polytron harus tetap yakin dengan harga jual mobil yang telah mereka tentukan.

    “Kalau bicara ngaruh sih memang, ya, menyusahkan juga buat kita jualnya. Pasti dibanding-bandingin. Tapi saya pikir hanya waktu yang bisa menentukan. Kalau kita Polytron tetap konsisten. Konsisten bahwa kita percaya produk kita ini harganya sudah sesuai,” sambung Tekno.

    “Dan jangan lupa, di Polytron itu kan kita berikan jaminan buyback guarantee 70 persen, sehingga risiko pembeli hanya sampai di 30 persen. The first three years gitu, kalau merek yang lain nggak tahu,” tambah Tekno.

    Bicara soal penjualan, mobil listrik Polytron sendiri cukup diterima baik oleh konsumen Indonesia. Mobil listrik Polytron perdana mengaspal pada Mei 2025 dan distribusi baru dimulai pada Juli 2025.

    Semakin ke sini, tampaknya mobil Polytron G3 series semakin memikat. Buktinya penjualannya meningkat nyaris lima kali lipat. Mengutip data penjualan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) periode Oktober 2025, ada 103 unit mobil Polytron yang terjual.

    Angka itu meningkat signifikan karena pada September, distribusi secara retail itu hanya mencapai 29 unit. Secara total sejak Juli 2025, Polytron sudah mengirimkan 150 unit mobilnya ke konsumen di Tanah Air. Namun tentunya itu masih belum cukup untuk bersaing, sekaligus merebut pangsa pasar konsumen Indonesia.

    (lua/din)

  • Baru Seumur Jagung, BYD Atto 1 Kalahkan Penjualan Seluruh LCGC

    Baru Seumur Jagung, BYD Atto 1 Kalahkan Penjualan Seluruh LCGC

    Jakarta

    Baru seumur jagung, BYD Atto 1 sudah membetot perhatian orang Indonesia. Mobil listrik itu bahkan menyalip penjualan Low Cost Green Car (LCGC).

    Berdasarkan data wholesales, BYD Atto 1 terdistribusi sebanyak 9.396 unit per Oktober 2025. Angka ini terbilang besar untuk satu model. Semuanya masih diimpor utuh dari China.

    BYD Atto 1 secara resmi dijual di Indonesia mulai Juli saat GIIAS 2025 berlangsung, dan pengiriman unit kepada konsumen dimulai pada Oktober 2025. Artinya baru sebentar saja, BYD Atto 1 sudah sukses menyalip penjualan mobil termurah di Indonesia, yaitu Low Cost Green Car (LCGC).

    Total penjualan LCGC per Oktober 2025 mencapai 8.505 unit. Bila dirinci per model; Toyota Calya 3.057 unit, Honda Brio Satya 2.021 unit, Daihatsu Sigra 1.689 unit, Toyota Agya 887 unit, dan Daihatsu Ayla 851 unit.

    Awalnya LCGC diposisikan sebagai mobil pertama dengan harga terjangkau (di bawah Rp150 juta). Namun saat ini, banyak model LCGC tembus Rp 180 juta-Rp 200 juta. Kenaikan harga akibat regulasi emisi, penambahan fitur, dan biaya produksi membuat daya tarik ‘low cost’ semakin pudar.

    Melihat komposisi harga dan juga fitur, BYD Atto 1 diprediksi bisa menggerogoti pasar LCGC. Terlebih, biaya perawatan mobil listrik yang lebih murah ketimbang mobil bermesin konvensional juga jadi daya tarik lainnya.

    “Terutama bagi konsumen gen millenial dan gen Z kota besar atau Tier-1 khususnya Jabodetabek yang mengutamakan biaya operasional rendah, aksesibilitas ke wilayah ganjil-genap, performa yang lebih baik, dan fitur konektivitas modern,” jelas Pengamat Otomotif senior dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung, Yannes Pasaribu.

    Yannes mengungkap, Atto 1 menyajikan desain yang lebih futuristik berbekal baterai dengan jarak tempuh 380 km. Mobil listrik bergaya hatchback ini juga sudah dibekali fasilitas fast charging. Soal fitur keselamatan juga sudah dibekali dengan 6 airbag.

    “Keunggulan fitur ini bisa menarik konsumen muda yang awalnya ingin membeli LCGC karena dana terbatas khusunya bagi mereka yang mencari value for money,” lanjut Yannes.

    Meski begitu, segmen LCGC tak serta merta langsung menghilang. Menurut Yannes, LCGC justru bakalan jadi primadona di daerah-daerah seiring dengan adanya pergeseran tren tersebut.

    “Sehingga bagi konsumen yang butuh mobil siap pakai tanpa ketergantungan pengisian serta mereka yang memikirkan resale value,” pungkas Yannes.

    Data penjualan LCGC vs Atto 1

    Total LCGC: 8.505 unit

    Toyota Calya: 3.057 unitHonda Brio Satya: 2.021 unitDaihatsu Sigra: 1.689 unitToyota Agya: 887 unitDaihatsu Ayla: 851 unit

    (riar/din)

  • Mobil China Kian Sepi Peminat di Negara Ini

    Mobil China Kian Sepi Peminat di Negara Ini

    Jakarta

    Mobil China tampaknya bukan lagi jadi primadona di Rusia. Ekspor mobil China ke Rusia tercatat menurun drastis. Apa sebabnya?

    Rusia menjadi salah satu negara tujuan utama ekspor mobil China. Berkat Rusia, ekspor mobil China juga meningkat dengan pesat. Ya, Rusia menjadi pasar yang menguntungkan buat China dalam dua tahun terakhir. Setiap mobil yang diekspor ke Rusia bikin produsen China untung.

    Tapi tampaknya mobil China tak lagi jadi favorit di Rusia. Ekspor mobil China ke Rusia menurun drastis. Ini lantaran adanya kebijakan yang makin ketat dan melemahnya kondisi pasar. Diberitakan Car News China, dalam data yang dirilis China Passenger Car Association (CPCA), pada Januari hingga September 2025, China mengekspor 357.700 unit mobil ke Rusia secara utuh. Angka tersebut turun 58 persen jika dibandingkan torehan yang sama tahun sebelumnya.

    Sejatinya sebelum konflik antara Rusia-Ukraina memanas pada Februari 2022, mobil China memang bukan salah satu yang populer di sana. Tahun 2021, tercatat hanya 115.700 mobil China yang terjual di Rusia atau 7 persen dari keseluruhan pasar. Tapi saat konflik Rusia-Ukraina lain ceritanya, penjualan mobil China melesat signifikan. Bukan tanpa alasan, produsen mobil Eropa, Amerika, Jepang, dan Korea ramai-ramai memilih angkat kaki lantaran Rusia dijatuhi sanksi. Kegiatan produksi dan penjualan di Rusia pun dihentikan. Kekosongan itulah yang dimanfaatkan produsen China untuk menjajakan produknya di Rusia dan terbukti berhasil.

    Dalam waktu singkat, pabrikan China untung besar. Pada tahun 2023, penjualan mobil China di Rusia tembus 950.000 unit atau naik nyaris lima kali lipat dibandingkan tahun 2022 yang hanya mencapai 163.00 unit. Hampir separuh dari keseluruhan pasar di Rusia merupakan mobil merek China. Tahun 2024 pun Rusia masih bisa mempertahankan posisinya sebagai negara tujuan utama dari China. Ekspor ke Rusia itu tembus 1,158 juta unit.

    Namun masuk tahun 2025, bulan madu itu tampaknya akan segera berakhir. Serangkaian kebijakan yang dirilis Rusia membuat para eksportir ikut terdampak. Pada Oktober 2024, Rusia menaikan biaya daur ulang kendaraan impor dari 70 persen menjadi 85 persen. Secara instan kebijakan itu membuat margin keuntungan perusahaan jadi tertekan.

    Selanjutnya pada Januari 2025 Rusia kembali menaikkan tarif impor kendaraan dari 20 persen menjadi 38 persen yang membuat biaya bea cukai jadi ikut terkerek. Ini menjadi beban tersendiri bagi para produsen China yang berdampak pada menurunnya pasar.

    Kebijakan yang makin ketat itu juga secara langsung menargetkan pihak lainnya. Mobil China diketahui masuk ke Rusia lewat negara ketiga seperti Kazakhstan. Mobil itu dijual dengan status bekas namun masih nol kilometer untuk menghindari pajak tinggi. Tapi pada April 2024, Rusia mulai menutup celah tersebut dengan mewajibkan mobil yang masuk dari Uni Ekonomi Eurasia untuk membayar selisih pajak sebelum akhirnya bisa beroperasi di jalan raya.

    Adapun penurunan ini juga berarti Rusia bukan tujuan ekspor utama China. China kini membidik Meksiko sebagai negara tujuan utama dengan ekspor 410.700 unit diikuti Uni Emirat Arab yakni 367.800 unit. Rusia saat ini menduduki posisi ketiga negara tujuan ekspor mobil China.

    Di sisi lain, meredanya konflik Rusia dan Ukraina juga membuat sejumlah merek seperti Toyota, Renault, Hyundai Motor, dan Kia memberi sinyal ketertarikan kembali ke Rusia. Ini membuat konsumen juga mulai bersabar untuk kembalinya merek-merek tersebut.

    (dry/din)

  • Wujud Dua Mobil Changan yang Siap Debut di Indonesia

    Wujud Dua Mobil Changan yang Siap Debut di Indonesia

    Foto Oto

    Agung Pambudhy – detikOto

    Rabu, 19 Nov 2025 19:45 WIB

    Jakarta – Changan memperkenalkan dua model perdananya di Indonesia, Deepal SO7 dan Lumin. Debut ini menandai langkah besar produsen asal China memasuki pasar otomotif RI.

  • Harga Polytron Fox 350 Rp 15 Jutaan Pakai Skema Sewa, per Bulan Bayar Rp 200 Ribu

    Harga Polytron Fox 350 Rp 15 Jutaan Pakai Skema Sewa, per Bulan Bayar Rp 200 Ribu

    Jakarta

    Motor listrik Polytron Fox 350 resmi meluncur di Indonesia. Model penerus Fox R ini dijual dengan harga terjangkau mulai Rp 15 jutaan. Tapi harga tersebut belum termasuk baterai. Jadi konsumen harus menyewa baterainya dan membayar biaya sewa tiap bulan.

    “Desain Fox 350 adalah hasil tiga tahun riset sejak Polytron memasuki pasar motor listrik di Indonesia. Dari generasi awal Fox Electric kami terus mengembangkan teknologi, desain, dan efisiensi agar sesuai kebutuhan masyarakat. Konsumen kami tidak hanya menginginkan performa tangguh, namun juga kenyamanan berkendara dan estetika desain yang dapat menunjang aktivitas harian,” ujar Commercial Director Polytron Tekno Wibowo dalam acara peluncuran Fox 350 di Jakarta, Rabu (19/11/2025).

    Polytron pun memahami bahwa setiap pengendara memiliki kebutuhan dan prioritas finansial yang berbeda. Karena itu, Fox 350 ditawarkan melalui skema kepemilikan yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan gaya hidup masing-masing pengendara.

    Untuk skema Battery as a Service atau Battery Subscription, Fox-350 dibanderol Rp 22,5 juta. Namun dengan subsidi langsung Rp 7 juta dari Polytron, harga OTR Jadetabek model ini menjadi jauh lebih terjangkau, hanya Rp 15,5 juta.

    Pelanggan juga perlu menyiapkan biaya langganan baterai Rp 200 ribu per bulan. Keuntungan lainnya, pengguna berhak mendapatkan garansi baterai seumur hidup selama masa berlangganan. Hal ini menghilangkan seluruh kekhawatiran terkait biaya penggantian baterai di masa depan, sekaligus menjaga nilai jual kembali motor karena baterai tidak menyusut dalam nilai penyusutan kendaraan.

    Motor listrik Polytron Fox 350 resmi meluncur di Indonesia Foto: (Luthfi Anshori/detikOto)

    Sementara itu, bagi konsumen yang menginginkan skema buy-to-own, baterai 72V 52Ah Polytron yang memiliki nilai Rp 17,5 juta bisa didapat dalam paket pembelian motor. Dari harga total yang seharusnya mencapai Rp 40 juta, Polytron memberikan harga bundling khusus hanya Rp 34,5 juta dengan garansi baterai 3 tahun. Bahkan, melalui dukungan subsidi dari Polytron sebesar Rp 7 juta, harga buy-to-own dapat semakin ringan menjadi Rp 27,5 juta. Skema ini memberi kebebasan penuh untuk pengguna memiliki aset kendaraan listrik secara menyeluruh.

    Jika dibandingkan dengan sepeda motor matic berbahan bakar bensin dalam ukuran dan kelas yang setara, penawaran harga Fox 350 ini diklaim sangat kompetitif, terlebih dengan teknologi, desain, dan pengalaman berkendara premium yang ditawarkan.

    Selama masa peluncuran, Fox 350 tersedia untuk pre-order eksklusif di Blibli mulai 19 November hingga 3 Desember 2025 dengan tambahan diskon Rp 1 juta. Pengguna bisa menikmati opsi cicilan hingga 0%, sesuai syarat dan ketentuan berlaku. Informasi lengkap mengenai pemesanan tersedia melalui platform Blibli dan kanal digital resmi Polytron.

    Fox 350 juga akan hadir secara perdana di Gaikindo Jakarta Autoweek 2025, bertempat di Hall 9 Booth 9A, pada 21-30 November 2025 di ICE-BSD City, Tangerang. Selama periode GJAW, khusus untuk 350 orang pembeli pertama akan mendapatkan produk Polytron Partymax Speaker. Pengunjung bisa melihat langsung desain premium Fox 350, berkonsultasi dengan tim ahli Polytron, serta mencoba kemampuannya melalui sesi test ride.

    (lua/dry)

  • Daftar Pabrikan Paling Banyak Produksi Mobil di Indonesia

    Daftar Pabrikan Paling Banyak Produksi Mobil di Indonesia

    Jakarta

    Ada 26 pabrikan yang memproduksi mobil di Indonesia. Dari 26 pabrikan tersebut, ini yang paling banyak produksi mobil di Indonesia.

    Toyota bukan hanya unggul soal penjualan mobil di Indonesia. Produksi juga paling banyak. Dalam data yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Toyota merupakan pabrikan yang paling banyak memproduksi mobil di dalam negeri.

    Selama 10 bulan tahun 2025, Toyota sudah memproduksi 425.818 unit mobil di Indonesia. Unggul jauh dibandingkan produsen lainnya. Di posisi kedua ada Mitsubishi Motors yang mencatatkan angka produksi 139.448 unit. Masih dari produsen Jepang, posisi ketiga dihuni oleh Daihatsu yang mencatatkan angka produksi sebanyak 106.934 unit.

    Suzuki menempati posisi keempat. Total selama Januari hingga Oktober 2025, Suzuki memproduksi 71.249 unit mobil di Indonesia. Melengkapi posisi lima besar, ada pabrikan Korea Selatan, Hyundai. Hyundai tercatat telah memproduksi 62.487 unit mobil.

    10 Pabrikan Paling Banyak Produksi Mobil di Indonesia

    Bagaimana dengan pabrikan China? Diketahui sudah ada beberapa pabrikan China yang memproduksi mobil di Indonesia. Namun yang paling banyak ada Chery dan juga Wuling. Lengkapnya, berikut ini daftar 10 pabrikan yang paling banyak produksi mobil di Indonesia.

    1. Toyota: 425.818 unit
    2. Mitsubishi Motors: 139.448 unit
    3. Daihatsu: 106.934 unit
    4. Suzuki: 71.249 unit
    5. Hyundai: 62.487 unit
    6. Honda: 44.683 unit
    7. Isuzu: 26.610 unit
    8. Mitsubishi Fuso: 20.869 unit
    9. Chery: 19.313 unit
    10. Wuling: 16.114 unit

    Dalam waktu dekat pabrikan mobil yang memproduksi di Indonesia bakal bertambah. Terdekat ada BYD dan VinFast yang diketahui tengah mengebut pembangunan pabriknya di Tanah Air. Adapun produksi di Indonesia berarti pabrikan tersebut tak hanya memenuhi kebutuhan di pasar domestik. Produksi juga dihitung untuk mobil yang diekspor dari Indonesia ke berbagai negara.

    (dry/din)

  • Changan Resmi Masuk Indonesia, Siap Luncurkan 2 Mobil Sekaligus!

    Changan Resmi Masuk Indonesia, Siap Luncurkan 2 Mobil Sekaligus!

    Jakarta

    Setelah menjalin kemitraan dengan Indomobil Group, Changan akhirnya resmi masuk ke Indonesia. Nah, sebagai perkenalan awal, produsen asal China itu akan mengenalkan dua model sekaligus!

    Ye Pei selaku Senior Executive VP Changan Automobile mengatakan, Indonesia merupakan salah satu pasar terpenting di Asia Tenggara. Dia yakin, produk-produknya akan sesuai dengan pasar Tanah Air.

    “Indonesia memiliki posisi strategis dalam perkembangan mobilitas hijau di Asia Tenggara. Melalui kemitraan kami dengan Indomobil Group, kami berkomitmen membangun fondasi yang kuat yang mencakup produk, teknologi, dan layanan berkelas dunia untuk mendukung transisi menuju elektrifikasi di Indonesia,” ujar Ye Pei saat peluncuran brand di Jakarta, Rabu (19/11).

    Changan Lumin Foto: (Septian Farhan Nurhuda/detikOto)

    Sebagai permulaan, Changan akan meluncurkan dua produk baru sekaligus di Indonesia, yakni Changan Deepal SO7 dan Lumin. Keduanya kemungkinan besar akan dipasarkan di Gaikindo Jakarta Auto Week atau GJAW 2025.

    Changan Deepal SO7 dan Lumin sudah redaksi detikOto lihat ketika berkunjung ke Chonqing, China, belum lama ini. Jika Deepal SO7 berstatus sebagai sedan listrik futuristis, sementara Lumin merupakan mobil listrik mungil atau micro EV khusus untuk konsumen perkotaan.

    Deepal S07 menggunakan motor listrik dengan semburan tenaga 160 kw dan torsi 320 Nm. Sementara baterainya yang berkapasitas 79,9 kwh membuat kendaraan mampu menempuh jarak maksimum 560 km.

    Kemudian untuk Lumin, motor listriknya bisa menghasilkan tenaga 35 kw dengan torsi 101 Nm. Sedangkan baterainya 28 kwh dengan jarak tempuh maksimum 301 km.

    “Kehadiran Changan di Indonesia bukan sekadar memperkenalkan sebuah merek otomotif baru, tetapi menghadirkan perspektif baru dalam mobilitas. Bersama Changan Automobile, kami bertujuan menghadirkan solusi yang menggabungkan teknologi global dengan pemahaman mendalam terhadap kebutuhan lokal,” kata Andrew Nasuri selaku Director of Indomobil Group.

    (sfn/dry)