Jenis Media: Otomotif

  • Bensin Habis di Cirebon tapi Cukup Sampai Jakarta

    Bensin Habis di Cirebon tapi Cukup Sampai Jakarta

    Jakarta

    Wuling sudah memperkenalkan Darion di Indonesia. Menyandang frasa ‘Dari Indonesia’, Wuling Cortez Darion tidak bisa dipandang sebelah mata. Dan kali ini, detikOto coba melakukan pengujian Darion PHEV full tank dan baterai penuh dengan melalui perjalanan dari Bali-Jakarta, atau setara dengan 1.216 km.

    Hasilnya luar biasa, Wuling Darion membuktikan bahwa MPV buatan Cikarang, Jawa Barat, ini bisa menjadi pilihan MPV Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) andalan. Karena selain memberikan kenyamanan berlebih dengan dimensi yang ditawarkan, teknologi PHEV yang ditawarkan bisa menjadi solusi berkendara bersama keluarga hingga ribuan km.

    Nah penasaran bagaimana keseruannya? Simak ulasannya berikut ini:

    Wuling Darion Menawarkan Dua Varian, EV dan PHEVWuling Darion dikembangkan dengan platform baru Foto: Dok. Wuling Motors

    Wuling Darion dipasarkan dalam dua varian powertrain, EV dan PHEV. Selain itu, di masing-masing varian powertrain, juga terdapat pilihan trim CE dan EX.

    Beda Wuling Darion CE dan EX

    Secara desain eksterior, kedua trim menawarkan tampilan yang sama. Namun ada beberapa perbedaan fitur. Pada trim tertinggi EX ada fitur auto headlamp, rain-sensing wiper, power tailgate, electric sunroof, dual-layer tinted glass, serta fitur pintu geser yang bisa dioperasikan secara elektrik.

    Darion CE hanya mendapatkan fitur-fitur standar yang ada pada semua trim, seperti LED headlamp with DRL & cornering light dan velg alumunium 17 inci. Pintu geser di varian CE ini masih konvensional, belum dilengkapi fitur elektrik.

    Geser ke bagian interiornya, varian CE belum dilengkapi kursi ventilated dan belum dilengkapi fitur kursi elektrik di bagian pengemudi dan penumpang baris kedua. Terus kalau di varian EX sudah dilengkapi kamera parkir 360 derajat, maka di versi CE fitur tersebut absen.

    Varian EX juga sudah dibekali fitur adaptive cruise control, sementara di varian CE masih cruise control biasa. Dari segi safety, CE dilengkapi 4 airbag, sementara EX memiliki 6 airbag. Darion CE juga belum dilengkapi teknologi ADAS, sementara Darion EX sudah memiliki fitur bantuan pengemudi tersebut.

    Teknologi ADAS di Darion EX mampu mendeteksi, memperingatkan, dan merespons potensi bahaya di jalan secara otomatis, dan memberikan dukungan aktif bagi pengemudi. Sistem ini mencakup berbagai fitur seperti Intelligent Driving Assist (IDA), Forward Collision Warning (FCW), Lane Departure Warning (LDW), Adaptive Cruise Control (ACC), Lane Change Assist (LCA), Rear Collision Warning (RCW), Automatic Emergency Braking (AEB), Door Opening Warning (DOW), Blind Spot Detection (BSD), dan Rear Cross Traffic Alert (RCTA), termasuk Intelligent High Beam Assist (IHMA).

    Teknologi PHEV ‘Gila’ Wuling Darion yang Buat Lawannya Ketar-ketir

    Dalam perjalanan kali ini detikOto ditantang Wuling Indonesia untuk membuktikan seberapa efisien Wuling Darion, melakukan perjalanan dari Bali hingga Jakarta, tanpa melakukan charging atau pengisian bensin selama perjalanan. Tapi bisa dipastikan, sebelum perjalanan baik bensin dan baterai telah terisi full ya.

    Seperti diketahui bersama Wuling Darion PHEV menggabungkan mesin bensin 1.490 cc Naturally Aspirated Atkinson Cycle yang menghasilkan tenaga puncak 105 dk dan torsi 130 Nm. Mesin itu dikombinasi dengan motor listrik bertenaga 145 kW (195 dk) dan torsi 230 Nm.

    Darion PHEV pakai Dedicated Hybrid Transmission (DHT) dengan baterai 20,5 kWh memberi jarak jelajah 125 km dalam mode EV. Sementara tangki bensin 52 liter menjaga efisiensi jarak jauh hingga lebih dari 1.000 km dalam sekali pengisian bahan bakar. Dan benar saja, klaim Wuling akan Darion benar apa adanya, dan bisa dikatakan sangat efisien.

    Test Drive Wuling Darion Bali-Jakarta. Foto: dok. Wuling Motors

    Perjalanan Bali Jakarta dilalui dengan 3 etape. Etape pertama detikOto melakukan perjalanan dari Bali hingga Banyuwangi, Jawa timur, etape kedua perjalanan diawali dari Banyuwangi hingga Solo Jawa Tengah, dan etape ketiga diawali dari Solo Jawa Tengah hingga Jakarta.

    Selama perjalanan bisa dipastikan, tidak ada kendala sama sekali. detikOto coba berkendara layaknya pengendara pada umumnya, melaju dengan kecepatan normal dan AC tetap menyala.

    Perjalanan etape pertama, rute Bali-Banyuwangi, atau dari Denpasar-pelabuhan Gilimanuk-pelabuhan Ketapang-Hotel di Banuwangi, melalui jalur mendaki dan menurun, sehingga membutuhkan tenaga lebih untuk bisa menaklukkannya.

    Etape kedua juga bisa dikatakan tidak jauh berbeda, rute Banyuwangi Jawa Timur menuju Solo Jawa Tengah penuh tantangan karena banyak jalur menanjak, karena harus melalui Situbondo-Pasuruan-Sidoarjo-Solo. Layaknya pada etape pertama, deikOto tetap coba menjadi pengendara pada umumnya, dengan kecepatan yang diatur sesuai dengan kebutuhan.

    Menariknya saat masuk etape ketiga saat perjalanan dari Solo Jawa Tengah menuju Jakarta tepatnya di Cilandak Town Square Jakarta Selatan. Saat melakukan perjalanan, indikator baterai menunjukkan sisa hanya mencapai 45 km dan bensin mencapai 110 km, padahal jarak yang harus ditempuh mencapai 500-an km.

    Semakin ketar-ketir di saat bensin menyisakan jarak 80 Km, indikator bensin yang menunjukkan jarak akan menghilang dan hanya menyisakan jarak pada baterai 35 km saat memasuki wilayah Cirebon, Jawa Barat. Tentu reaksi detikOto merasa was-was takut jika Wuling Darion yang dikendarai berhenti di jalur tol.

    Test Drive Wuling Darion Bali-Jakarta. Foto: dok. Wuling Motors

    Berbagai cara coba diterapkan detikOto, diawali dengan menggunakan cruise control, hingga mengatur pola berkendara dengan hanya berkendara eco driving, dengan hanya mengeluarkan tenaga hingga 5 kWh saja, dan mencapai kecepatan maksimal di 60 km/jam.

    Siapa yang sangka, rupanya sistem regeneratif baterai berfungsi dengan baik saat detikOto membutuhkan tenaga untuk bisa tetap melaju. Akhirnya detikOto pun sampai Jakarta tanpa mengalami mogok. Sehingga bisa dipastikan detikOto hanya menggunakan ketangguhan baterai Wuling Darion dari Cirebon hingga Jakarta.

    Kesimpulan detikOto saat mengendarai Wuling Darion jelas tidak pernah terlupakan, karena mobil buatan Cikarang Jawa Barat ini mampu membawa detikOto berkendara dari Cirebon hingga Jakarta dengan hanya menggunakan baterai, sedangkan bensinnya sudah habis sejak dari Cirebon.

    Punya Platform Baru

    Sejumlah inovasi baru yang disematkan Wuling Darion, merupakan hasil pengembangan global Wuling yang mencakup platform, sistem tenaga, baterai, konektivitas, sampai fitur keselamatan canggih.

    Platform baru ini memberikan efisiensi tinggi, kenyamanan optimal, dan pengalaman berkendara yang aman dan modern bagi konsumen.

    “Darion menjadi produk pertama yang mengaplikasikan Wonder Flexible Modular System atau WFMS, platform global terbaru dari Wuling ini dikembangkan buat mendukung berbagai mesin penggerak. Teknologi ini menjadi pondasi penting dalam menghadirkan kendaraan yang efisien, bertenaga, dan nyaman dikendarai. Penerapannya pada Darion menandai langkah besar Wuling dalam menghadirkan mobilitas masa depan yang berkelanjutan,” jelas Product Communication Manager of Wuling Motors, Danang Wiratmoko kala itu.

    Sebagai catatan, WFMS atau Wonder Flexible Modular System merupakan platform terbaru hasil pengembangan para ahli otomotif Wuling secara global.

    Sistem ini dirancang dengan fleksibilitas tinggi untuk bisa digunakan pada berbagai jenis mesin penggerak, termasuk Internal Combustion Engine (ICE), Hybrid, Plug-in Hybrid, dan Electric Vehicle (EV). WFMS ini berfokus pada peningkatan jarak tempuh, pengalaman berkendara, pengisian daya cepat, standar keamanan tinggi, dan kualitas andal.

    Sebagai bentuk penerapan teknologi elektrifikasi, Darion PHEV dibekali sistem penggerak canggih LING Power. Teknologi ini memadukan beberapa komponen utama dengan teknologi terdepan berupa mesin khusus hybrid dengan klaim efisiensi hingga 43,2%, motor listrik yang diadaptasi dari teknologi kereta cepat dengan efisiensi hingga 96,8%, dukungan Dedicated Hybrid Transmission (DHT) yang responsif dan telah diuji pengoperasiannya sebanyak 1 juta kali, hingga baterai aman dan telah teruji dalam berbagai kondisi. Hasilnya, pengguna dapat merasakan sensasi berkendara dengan performa dan efisiensi yang optimal pada lini Darion PHEV.

    Test Drive Wuling Darion Bali-Jakarta. Foto: dok. Wuling Motors

    Dalam rangka mendukung performa elektrifikasi, seluruh varian Darion EV dan PHEV dibekali MAGIC Battery Pro, pengembangan terbaru dari teknologi baterai Wuling yang telah terbukti handal di Indonesia sejak 2024.

    Baterai ini kini dirancang dengan tingkat keamanan dan ketahanan yang lebih tinggi, juga telah didukung oleh berbagai inovasi dari sisi struktural, sel, dan baterai management system, sehingga membuatnya memiliki performa keselamatan yang melebihi standar industri. Dengan mengacu pada konsep Five Zero Safety, MAGIC Battery Pro menjamin ketahanan optimal terhadap risiko api, kebakaran, air, intrusi, sebaran termal, dan kebocoran.

    Perbedaan Wuling EV dan PHEVTest Drive Wuling Darion PHEV Bali-Jakarta. Foto: dok. Wuling Motors

    Dari sisi desain, sebenarnya antara varian EV dan PHEV hampir mirip. Hanya ada perbedaan di bagian grille di mana varian PHEV menggunakan desain diamond cut grille, sementara pada varian EV tidak dibekali grille selayaknya mobil listrik pada umumnya.

    Perbedaan lain tentunya terletak pada powertrain-nya. Varian Wuling Darion EV mengandalkan motor listrik bertenaga 150 kW (201 dk) dengan torsi 310 Nm, disalurkan melalui roda depan dengan transmisi Single Reduction. Kapasitas baterainya 69,2 kWh Lithium Iron Phosphate memungkinkan jarak tempuh hingga 540 km (CLTC).

    Sementara Darion PHEV menggabungkan mesin bensin 1.490 cc Naturally Aspirated Atkinson Cycle yang menghasilkan tenaga puncak 105 dk dan torsi 130 Nm. Mesin itu dikombinasi dengan motor listrik bertenaga 145 kW (195 dk) dan torsi 230 Nm.

    Darion PHEV pakai Dedicated Hybrid Transmission (DHT) dengan baterai 20,5 kWh memberi jarak jelajah 125 km dalam mode EV. Sementara tangki bensin 52 liter menjaga efisiensi jarak jauh hingga lebih dari 1.000 km dalam sekali pengisian bahan bakar.

    Harga Wuling Darion EV dan PHEV

    a. Wuling Darion EV (CE): Rp 359.000.000

    b. Wuling Darion EV (EX): Rp 419.000.000

    c. Wuling Darion PHEV (CE): Rp 442.000.000

    d. Wuling Darion PHEV (EX): Rp 492.000.000

    Halaman 2 dari 4

    (lth/rgr)

  • Diskon Mobil LCGC di GJAW 2025, hingga Rp 18 Jutaan

    Diskon Mobil LCGC di GJAW 2025, hingga Rp 18 Jutaan

    Jakarta

    Selayaknya pameran otomotif, arena GJAW (Gaikindo Jakarta Auto Week) 2025 juga menawarkan banyak diskon atau potongan harga. Salah satu jenis mobil yang mendapat cukup banyak diskon adalah mobil LCGC atau Low Cost Green Car. Mobil-mobil seperti Daihatsu Ayla bisa dipangkas harganya hingga Rp 18 juta.

    “Beli cash maupun kredit, diskonnya bisa sampai Rp 18 juta,” bilang salah satu tenaga penjual di booth Daihatsu GJAW 2025 di ICE-BSD City, Tangerang, Rabu (26/11/2025).

    Diskon tersebut berlaku untuk mobil LCGC lima penumpang seperti Daihatsu Ayla ataupun Daihatsu Sigra yang memiliki konfigurasi penumpang 5+2. Diskon tersebut berlaku seluruh tipe dan transmisi, baik manual maupun otomatis.

    Kembaran Daihatsu Ayla dan Daihatsu Sigra seperti Toyota Agya dan Toyota Calya juga mendapatkan potongan harga selama GJAW 2025. Namun, besaran diskon dua model tersebut lebih kecil.

    “Diskon Agya, manual atau matic sama, Rp 13 juta,” jelas tenaga penjual di booth Toyota di GJAW 2025. Diskon serupa juga berlaku buat Toyota Calya yang punya kapasitas penumpang 5+2. “Sama diskonnya, Rp 13 jutaan juga,” tambah dia.

    Sebagai informasi, GJAW 2025 menjadi salah satu gelaran otomotif paling meriah di penghujung tahun. Pameran yang berlangsung 21-30 November 2025 ini kembali digelar di ICE BSD City, Tangerang, namun dengan skala yang jauh lebih besar.

    Area pameran kini mencapai 90.000 meter persegi, hampir dua kali lipat dari edisi sebelumnya, dan diisi lebih dari 80 merek lintas segmen. Tahun ini, suasananya dijanjikan lebih ramai, lebih padat, dan lebih seru dari tahun-tahun sebelumnya.

    Dari segmen kendaraan penumpang, sederet merek besar siap tampil, mulai dari BAIC, BMW, BYD, Changan, Citroen, Chery, Daihatsu, Denza, DFSK, Ford, GAC Aion, Geely, GWM, Honda, Hyundai, Jaecoo, Jeep, Jetour, Leapmotor, Lexus, Maxus, Mazda, Mercedes-Benz, MG, Mini, Mitsubishi Motors, Polytron, Seres, Subaru, Suzuki, Toyota, Vinfast, hingga Wuling.

    Di segmen roda dua, pengunjung bisa bertemu dengan Aprilia, DIBAO, Indomobil E-Motor, Moto Guzzi, Polytron, Piaggio, Royal Enfield, Scomadi, dan Vespa. Dua produsen karoseri besar, Adiputro dan Tentrem, juga ikut meramaikan bersama lebih dari 35 merek industri pendukung.

    Tak hanya memajang mobil dan motor baru, GJAW 2025 turut menghadirkan tiga zona hiburan utama: motorsport, community, dan family. Ketiganya dirancang untuk memberikan pengalaman lengkap bagi pecinta otomotif sekaligus keluarga yang ingin mencari hiburan akhir pekan.

    (lua/rgr)

  • Harga Honda CBR1000RR Terbaru, Kaum Mendang-mending Minggir Dulu

    Harga Honda CBR1000RR Terbaru, Kaum Mendang-mending Minggir Dulu

    Jakarta

    Honda CBR1000RR-R bukan buat kaum mendang-mending kalau lihat dari harganya. Motor sport ini dibanderol Rp 800 jutaan.

    Honda punya motor sport buat para pencinta kecepatan. Adalah motor supersport Honda CBR1000RR-R Fireblade. Motor ini dihadirkan bagi para penggemar motor berperforma tinggi di Indonesia.

    Harga Honda CBR1000RR-R Fireblade

    CBR1000RR-R Fireblade yang dijual sekarang merupakan versi 2024. Soal harga, jelas motor ini bukan buat kaum mendang-mending. Buat kamu yang tertarik, mengutip laman Honda Big Bike, CBR1000RR-R Fireblade ini bisa dibawa pulang dengan mahar Rp 828.965.000.

    Ada beberapa pembaruan yang disajikan Honda khususunya pada sektor aerodinamika melalui kehadiran winglet baru. Winglet itu dirancang untuk menghasilkan downforce lebih besar. Motor pun jadi lebih stabil saat pengereman serta memberikan cengkeraman yang lebih konsisten di bagian depan, terutama saat melewati tikungan berkecepatan tinggi.

    Selain itu, desain fairing bawah baru kini mampu mengurangi aliran udara di sekitar ban belakang, yang berdampak positif pada peningkatan handling motor di berbagai situasi berkendara. Desain ini mencerminkan motor balap sejati, memberikan kestabilan lebih baik di kecepatan tinggi serta mengurangi hambatan angin, baik saat akselerasi maupun menikung.

    Tangki bahan bakar juga telah diubah bentuknya agar lebih ergonomis, memungkinkan pengendara mendapatkan cengkeraman lutut yang lebih baik dan meningkatkan kapasitas bahan bakar.

    Spesifikasi Mesin Honda CBR1000RR-R Fireblade

    Honda CBR1000RR-R Fireblade mengandalkan mesin berkapasitas 999,9 cc DOHC 4-silinder inline. Mesin itu dapat menyemburkan tenaga 160 kW @14.000 rpm dan torsi maksimum 113 Nm @12.000 rpm. CBR1000RR-R Fireblade kembali mengusung konfigurasi Bore x Stroke yang sama dengan RC213V, yaitu 81 x 48,5 mm.

    Untuk menghadirkan kontrol akselerasi dan deselerasi yang lebih mulus, CBR1000RR-R Fireblade disematkan sistem Throttle by Wire terbaru dengan dua motor, yang mampu memberikan respons lebih presisi saat mengendalikan tenaga mesin serta engine braking. Teknologi ini memastikan pengendara dapat merasakan akselerasi yang halus sekaligus mengoptimalkan deselarasi di berbagai situasi.

    CBR1000RR-R Fireblade terbaru menggunakan suspensi depan dan belakang Showa Adjustable, yang tetap menawarkan kenyamanan berkendara namun dengan berbagai pengaturan.

    Pada sektor pengereman, motor supersport ini dibekali kaliper depan Nissin dengan cakram besar. Anti-lock Braking System (ABS) yang disematkan menawarkan tiga mode terbaru, yaitu mode Sport, Track, dan Standard untuk menyesuaikan penggunaan di sirkuit mau pun jalan raya.

    Fitur-fitur unggulan lain yang memberikan pengalaman berkendara maksimal masih dipertahankan, seperti pengaturan riding mode, kontrol traksi HSTC, serta Wheelie Control untuk menjaga kestabilan saat akselerasi cepat.

    Sensor advance Inertia Measurement Unit (IMU) 6-Axis mampu mengukur posisi motor dalam enam axis (sumbu). Peranti ini bekerja bersama Honda Electronic Steering Damper (HESD) yang mempunyai tiga mode pengaturan (hard, medium, soft), berguna untuk menambah stabilitas berkendara pada kecepatan tinggi dan menikung.

    (dry/rgr)

  • Tampang Mobil SUV Gagah Terbaru yang Harganya Cuma Rp 214 Jutaan

    Tampang Mobil SUV Gagah Terbaru yang Harganya Cuma Rp 214 Jutaan

    Di India, Tata Sierra tersedia dalam banyak varian berbeda, yakni Smart+, Pure, Pure+, Adventure, Adventure+, Accomplished dan Accomplished+. Sementara pilihan warnanya ada enam, termasuk kuning dan merah yang menjadi hero colours kendaraan tersebut. Foto: Doc. Tata Motors

  • Gawat! Malaysia Nyaris Rebut Gelar Raja Otomotif ASEAN dari Indonesia

    Gawat! Malaysia Nyaris Rebut Gelar Raja Otomotif ASEAN dari Indonesia

    Jakarta

    Penjualan mobil di Indonesia mengalami penurunan di tahun 2025 ini. Indonesia, yang selama ini dikenal sebagai raja otomotif di Asia Tenggara karena penjualan mobilnya paling banyak, kini dibayang-bayangi oleh Malaysia yang nyaris menyalip penjualan mobil Indonesia.

    Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan mobil selama Januari-Oktober 2025 di Indonesia mengalami penurunan sebesar 10,6 persen dari periode yang sama tahun lalu. Penjualan mobil secara wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) sepanjang Januari-Oktober 2025 hanya tercatat sebanyak 634.844 unit, turun 10,6 persen dibanding tahun lalu yang mencapai 711.064 unit.

    Sedangkan secara retail sales (penjualan dari dealer ke konsumen) tercatat sebanyak 660.659 unit pada Januari-Oktober 2025. Angka itu turun 9,6 persen dari tahun lalu yang mencapai 731.113 unit.

    Dengan penurunan penjualan itu, Indonesia hampir disalip Malaysia dalam perebutan gelar raja otomotif ASEAN.

    Asosiasi Otomotif Malaysia (MAA) melaporkan, Total Industry Volume (TIV) atau registrasi kendaraan baru sepanjang Januari sampai Oktober 2025 tercatat sebanyak 655.328 unit. Penjualan mobil di Malaysia tersebut turun 2 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

    Angka registrasi kendaraan baru di Malaysia yang mencapai 650 ribu unit itu nyaris menyalip retail sales di Indonesia yang sebanyak 660 ribu unit.

    Jika dibandingkan, penurunan penjualan kendaraan di Indonesia jauh lebih dalam ketimbang di Malaysia. Penjualan mobil di Indonesia pada 10 bulan pertama tahun 2025 turun 10,6 persen. Sedangkan Malaysia penurunannya hanya 2 persen.

    Dampak Malaysia Salip Penjualan Mobil Indonesia

    Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan harapannya penjualan mobil Indonesia di tahun ini tetap bisa mencapai 800 ribu unit. Bob menilai, bahaya kalau industri otomotif Indonesia dikalahkan Malaysia.

    “Jadi image itu penting ya. Kalau nomor 1 di Asia Tenggara itu nggak di Indonesia lagi, nanti ekosistemnya khawatirnya pindah. Jadi penting sekali kita mempertahankan reputasi kita sebagai nomor 1 di ASEAN,” ujar Bob baru-baru ini.

    Menurut Bob, Malaysia bisa mempertahankan penjualan mobilnya agar tak terjun bebas karena pemerintah memberikan dukungan berupa insentif. Bahkan, insentif yang diberikan pemerintah Malaysia untuk industri otomotif sudah berlaku sejak pandemi COVID-19.

    “Nah negara lain tuh macam-macam. Seperti Vietnam dia menurunkan PPN dari 10 persen jadi 8 persen. Malaysia juga dia kasih insentif ya untuk otomotifnya sejak Covid. Sekarang kalau nggak salah tuh pembeli pertama itu dapat insentif dari Malaysia. Jadi memang negara lain tuh aktif ya memberikan insentif. Karena di otomotif itu multiplier effect-nya tuh besar ya,” kata Bob.

    Lebih lanjut, Bob membeberkan dampak positif dari sektor otomotif. Beberapa di antaranya adalah penyumbang pendapatan negara hingga penyedia lapangan pekerjaan.

    (rgr/din)

  • Mitsubishi Xpander Kini Punya Fitur ADAS Diamond Sense, Tapi…

    Mitsubishi Xpander Kini Punya Fitur ADAS Diamond Sense, Tapi…

    Jakarta

    Mitsubishi Thailand meluncurkan Xpander dan Xpander Cross terbaru. Kini, kedua mobil 7-seater andalan Mitsubishi itu mendapat fitur ADAS Diamond Sense.

    Ya, Mitsubishi Xpander dan Xpander Cross kini memiliki fitur advanced driver asistance system (ADAS) Diamond Sense, khususnya di varian hybrid (HEV). Tapi, fitur ADAS itu baru ada di Xpander dan Xpander Cross di Thailand, bukan di Indonesia.

    Bersamaan dengan penyematan fitur baru itu, Mitsubishi Xpander HEV dan Xpander Cross HEV di Thailand mendapat penyegaran desain yang lebih sporty dan lebih premium.

    Di bawah slogan “Larger Than Life”, model-model tersebut meningkatkan gaya eksterior, termasuk gril depan dan lampu belakang yang dirancang ulang yang memberikan tampilan kontemporer dengan pengerjaan yang halus. Pembaruan ini meningkatkan ciri khas pengalaman berkendara Mitsubishi e:MOTION, yang mengintegrasikan tiga teknologi mutakhir tercanggih. Kedua model Xpander HEV itu juga dilengkapi dengan sistem keselamatan Diamond Sense yang komprehensif, memenuhi kebutuhan keluarga aktif masa kini yang siap untuk menjelajah, menikmati hidup, dan menciptakan pengalaman bersama.

    “Kedua model baru ini mencerminkan visi dan komitmen Mitsubishi Motors untuk mendorong inovasi bagi masa depan mobilitas. Kami telah menyempurnakan New Mitsubishi Xpander dan Xpander Cross HEV untuk sepenuhnya memenuhi kebutuhan gaya hidup keluarga modern, sekaligus menghadirkan pengalaman berkendara yang lebih tinggi,” kata Presiden dan CEO Mitsubishi Motors (Thailand) Co., Ltd., Ryoichi Inaba dalam keterangan tertulisnya.

    Mitsubishi Xpander dan Xpander Cross HEV terbaru menampilkan desain yang lebih premium dan sporty. Bagian depan menghadirkan gril dan bemper yang dirancang ulang, dan Dynamic Shield hitam tebal yang diberi aksen bezel lampu depan berwarna smoked.

    Lampu kabut LED, lampu belakang LED berwarna smoked, dan velg alloy 17 inci yang dirancang ulang semakin meningkatkan karakter sporty dan mewahnya.

    Kesan premium berlanjut dengan tema warna interior baru. Mitsubishi Xpander HEV menampilkan nada baru yang elegan dengan warna gelap, sementara Xpander Cross HEV mengadopsi skema cokelat dan hitam yang menambah kesan hangat dan kecanggihan kelas atas.

    Pelapis jok baru dengan teknologi Heat Guard membantu memantulkan panas. Sedangkan kabin 7 kursinya tetap menawarkan ruang yang luas dan beberapa konfigurasi pelipatan jok serbaguna untuk menambah kenyamanan.

    Mitsubishi Xpander dan Xpander Cross HEV di Thailand kini dilengkapi dengan enam airbag dan rangkaian teknologi keselamatan Diamond Sense 360 derajat. Di dalamnya ada fitur-fitur seperti Rear Cross Traffic Alert, Blind Spot Warning dengan Lane Change Assist (BSW dengan LCA), dan Lane Departure Warning. Selain itu, Xpander Cross HEV terbaru kini menawarkan Multi Around Monitor, yang menyediakan tampilan 360 derajat untuk semakin meningkatkan kenyamanan pengemudi saat berkendara.

    Selain desain yang ditingkatkan dan sistem keselamatan yang disempurnakan, pelanggan juga dapat menikmati berbagai kemudahan canggih di dalam kabin. Sistem audio layar sentuh 10 inci dengan Apple CarPlay & Android Auto nirkabel memastikan konektivitas yang mudah dan lancar.

    (rgr/din)

  • Airlangga Sebut Tahun Depan Tidak Ada Insentif Buat Industri Otomotif

    Airlangga Sebut Tahun Depan Tidak Ada Insentif Buat Industri Otomotif

    Jakarta

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut tahun depan tidak ada insentif buat industri otomotif. Sebelumnya Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut pemerintah sedang menggodok insentif industri otomotif buat tahun depan.

    “Insentif (otomotif) tahun depan tidak ada,” buka Airlangga kepada wartawan di arena GJAW 2025, ICE-BSD City, Tangerang, Rabu (26/11/2025).

    Airlangga menyebut, industri otomotif di Indonesia sudah cukup kuat. Apalagi banyak didukung oleh pameran otomotif, baik skala nasional maupun internasional.

    “Karena industrinya sudah cukup kuat. Apalagi udah pameran di sini. Kuat banget,” sambung politisi Partai Golkar tersebut.

    “Lagi dikaji (rencana pemberian insentif pemberian otomotif). Dikaji, tapi belum (ada keputusan),” sambung Airlangga.

    Pernyataan Airlangga bertolak belakang dengan pernyataan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.

    Logo mobil hybrid. Foto: Doc. ACEA

    Sebelumnya Agus mengatakan industri otomotif adalah industri yang sangat penting dan menjadi salah satu andalan Indonesia. Maka itu pemerintah akan memberikan insentif lagi tahun depan.

    “Ya, sekarang sedang kita susun, dan insentif otomotif itu menurut saya sebuah keharusan ya, karena sektor yang terlalu penting, sangat-sangat penting. SBIN (Strategi Baru Industrialisasi Nasional) strateginya kita melihat backward dan forward linkage dari setiap kegiatan manufaktur,” kata Agus di arena GJAW 2025, ICE-BSD City, Tangerang (26/11/2025).

    “Backward dan forward linkage paling besar itu ada di sektor otomotif. Jadi memang pemerintah itu, sudah seharusnya juga menyiapkan insentif buat sektor otomotif di tahun 2026. Jangan tanya jenis insentif-nya, bentuk insentif-nya itu sekarang sedang kita susun,” terang Agus.

    Melansir laman resmi Kemenperin, industri otomotif merupakan salah satu sektor andalan dengan kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) manufaktur, ekspor, dan penyerapan tenaga kerja. Investasi di sektor ini diperkirakan telah mencapai sekitar Rp 174 triliun dengan penyerapan hampir 100 ribu tenaga kerja langsung di industri kendaraan roda empat, roda dua, dan roda tiga.

    (lua/lth)

  • BYD Atto 2 Kini Punya versi Hybrid, Konsumsi BBM Tembus 55 Km/Liter

    BYD Atto 2 Kini Punya versi Hybrid, Konsumsi BBM Tembus 55 Km/Liter

    Jakarta

    BYD memperkenalkan Atto 2 DM-i untuk pasar Eropa, khususnya Spanyol. Mobil ini hadir dengan teknologi plug-in hybrid (PHEV).

    Dikutip dari siaran persnya, BYD Spanyol menyatakan bahwa sistem DM-i menyediakan jangkauan listrik murni bersertifikat WLTP hingga 90 km. Jika digabungkan dengan mesin bensinnya, mobil ini bisa menjangkau jarak hingga 1.020 km saat tangki bahan bakar dan baterai dalam kondisi penuh.

    BYD Atto 2 DM-i Foto: Dok. BYD

    Versi PHEV pada Atto 2 berbeda dengan versi EV-nya. Bagian depan menampilkan grille yang lebih besar untuk meningkatkan pendinginan mesin.

    BYD Atto 2 DM-i memiliki panjang sekitar 4,3 meter dan menggunakan velg 17 inci. Lampu depan LED, bilah lampu belakang lebar penuh, dan gaya aerodinamis membedakannya dari Atto 2 versi EV.

    Di bagian interior, BYD Atto 2 DM-i menawarkan layar sentuh 12,8 inci, jok dengan kulit vegan, ambient light, panoramic sunroof, berbagai kantong penyimpanan termasuk kompartemen khusus kacamata, serta pengisian daya ponsel nirkabel.

    BYD Atto 2 DM-i Foto: Dok. BYD

    Bagasi dapat menampung 425 liter, bisa diperbesar menjadi 1.335 liter dengan kursi belakang terlipat. Kendaraan ini juga menyertakan fungsi Vehicle-to-Load, yang memungkinkannya memasok daya hingga 3,3 kW ke perangkat eksternal.

    BYD menawarkan dua konfigurasi sistem hybrid. Pertama tipe Active menghasilkan tenaga hingga 122 kW dengan baterai 7,8 kWh. Versi ini memiliki daya jangkau listrik murni 40 km dengan total jarak gabungan listrik-bensin 930 km. Kedua adalah tipe Boost dengan tenaga maksimal 156 kW dan baterai 18 kWh. Versi Boost memiliki daya jangkau listrik murni sejauh 90 km dengan jarak gabungan 1.020 km. Atto 2 DM-i Boost bisa ngebut sampai 180 km/jam dengan akselerasi 0-100 km/jam dalam 7,5 detik.

    Konsumsi bahan bakar gabungan yang dilaporkan serendah 1,8 L/100 km atau setara 55,5 km/liter (WLTP). Angka itu mencerminkan fokus efisiensi bahan bakar yang impresif untuk sebuah kendaraan roda empat.

    (rgr/dry)

  • Harga Rp 214 Jutaan, Mobil SUV Gagah Ini Bisa Dipesan Bulan Depan

    Harga Rp 214 Jutaan, Mobil SUV Gagah Ini Bisa Dipesan Bulan Depan

    Jakarta

    Produsen roda empat asal India, Tata Motors, resmi meluncurkan mobil SUV gagah terbaru untuk konsumen setempat. Kendaraan tersebut bernama New Tata Sierra yang dibanderol mulai dari Rp 200 jutaan!

    Disitat dari Gaadiwaadi, Rabu (26/11), Tata Sierra merupakan SUV medium dengan tampilan gagah dan futuristis. Bahkan, di bagian depan atau muka, kendaraan itu mengingatkan kita dengan mobil-mobil listrik yang belakangan ramai di Indonesia.

    Secara umum, Tata Sierra punya desain yang serba tajam dan mengotak. Detailnya diracang minimalis, namun tetap memikat mata. Meski demikian, tetap saja, ada detail minor yang auranya agak ke-India-India-an, terutama di area bumper depan.

    Di India, Tata Sierra tersedia dalam banyak varian berbeda, yakni Smart+, Pure, Pure+, Adventure, Adventure+, Accomplished dan Accomplished+. Sementara pilihan warnanya ada enam, termasuk kuning dan merah yang menjadi hero colours kendaraan tersebut.

    New Tata Sierra. Foto: Doc. Tata Motors

    Tata Sierra tersedia dalam dua opsi mesin, yakni bensin dan diesel. Mesin bensinnya berkapasitas 1,5 liter turbocharged dengan tenaga maksimum 160 PS dan torsi puncak 255 Nm.

    Sementara mesin dieselnya berkapasitas 1,5 liter dengan semburan tenaga 120 PS dan torsi hingga 280 Nm. Seluruhnya tersedia dalam pilihan transmisi DCT serta manual dan AT enam percepatan.

    Kendaraan tersebut menggunakan platform ARGOS yang baru dan modular. Bahkan, saking tangguhnya, Tata Sierra ditargetkan mendapat lima bintang dalam pengujian NCAP yang akan digelar sebentar lagi.

    Di bagian dalam, SUV tersebut benar-benar terlihat modern berkat penggunaan layar tiga panel, sistem audio buatan JBL dengan teknologi Dolby Atmos dan material jok serta dasbor yang memang dirancang kekinian. Kemudian ada ADAS Level 2 dengan 20 kamera 360 derajat, enam airbags, pengisian daya ponsel nirkabel dan masih banyak lagi.

    Di India, Tata Sierra sudah bisa dipesan mulai 16 Desember 2025. Sedangkan pengiriman perdana dimulai sebulan setelahnya. Kendaraan tersebut bisa ditebus mulai dari 11.49 lakh rupee atau sekira Rp 214 jutaan. Menarik sekali, bukan?

    (sfn/dry)

  • Insentif Mobil Hybrid dan Listrik Masih Timpang, Harusnya Bisa Adil

    Insentif Mobil Hybrid dan Listrik Masih Timpang, Harusnya Bisa Adil

    Jakarta

    Insentif yang diberikan untuk kendaraan ramah lingkungan dinilai belum adil. Soalnya, besaran insentif untuk mobil hybrid tak sebesar mobil listrik. Menurut peneliti senior Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), Riyanto, seharusnya insentif buat mobil hybrid bisa setara dengan mobil listrik.

    “Segmen ini perlu diberikan kebijakan yang lebih fair dengan basis reduksi emisi dan TKDN. Insentif untuk HEV (Hybrid Electric Vehicle) saat ini belum fair,” kata Riyanto, dalam siaran resmi yang diterima detikOto.

    Dorongan terhadap insentif kendaraan hybrid juga menjadi relevan karena semakin banyak produsen yang telah memproduksi model hybrid di dalam negeri (lokal). Honda misalnya kini merakit HR-V e:HEV di pabriknya di Karawang. Selanjutnya ada, Wuling Indonesia memproduksi Almaz Hybrid di Bekasi.

    Terbaru ada Toyota yang memproduksi Veloz hybrid di Pabrik Karawang dengan TKDN 80% lebih. Sebelumnya, Toyota Indonesia sudah memproduksi Toyota Kijang Innova Zenix HEV pada 2022 dan Toyota Yaris Cross HEV pada 2023 di pabrik Karawang Jawa Barat.

    Toyota Veloz Hybrid Q TSS Modellista Foto: Luthfi Anshori/detikOto

    Kehadiran model-model hybrid produksi lokal ini, kata dia, telah menyerap ribuan tenaga kerja, mulai dari lini produksi, rantai pasok komponen, hingga sektor logistik dan penjualan. Aktivitas produksi hybrid yang terus meningkat ini berkontribusi langsung pada perputaran ekonomi nasional, terutama karena rantai pasoknya lebih panjang dibanding kendaraan impor utuh.

    “Hal ini menjadi alasan kuat bagi pemerintah untuk memberikan insentif yang lebih berimbang, agar industri hybrid, yang sudah mengakar di dalam negeri, dapat terus berkembang dan memberikan dampak ekonomi yang lebih luas,” kata Riyanto.

    Dia memperkirakan prospek kendaraan hybrid pada 2026 lebih baik dibandingkan tahun ini, terutama setelah insentif untuk BEV berstatus impor utuh atau CBU (completely built-up) berakhir. Kondisi tersebut dinilai akan mendorong peningkatan permintaan terhadap kendaraan hybrid.

    “Yang jelas tahun depan HEV akan lebih baik dari tahun ini, karena tahun ini BEV CBU yang penjualannya menggerus pasar BEV CKD dan juga HEV. Estimasi saya kalau HEV bisa 5% market sharenya. Beberapa pemain yang tadinya hanya menjual BEV akan menawarkan HEV, jadi akan banyak variasi model dari yang kecil sampai yang besar,” ungkap Riyanto.

    Lebih lanjut, Riyanto menilai bahwa kendaraan listrik murni dan hybrid akan memiliki segmentasi pasar yang berbeda. Pasar daerah cenderung akan lebih menerima kendaraan hybrid faktornya karena belum seluruh wilayah memiliki kesiapan dalam memfasilitasi BEV, terutama Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) sebagai ekosistem penting bagi pengoperasian BEV.

    “Ya kalau BEV pasti konsumen di kota karena perlu SPKLU. Untuk hybrid perlu lebih banyak sosialisasi ke daerah terutama luar Jawa, banyak yang belum tahu hybrid,” katanya.

    Dia menambahkan, dengan berakhirnya insentif untuk BEV CBU, pasar kendaraan hybrid dan BEV produksi ataupun rakitan lokal diprediksi akan kembali menggeliat.

    “Insentif BEV CBU akan berakhir. Dampaknya BEV CKD dan HEV akan meningkat pasarnya. Tentu saja industri HEV akan bergairah kembali,” ujar Riyanto.

    Sebagai catatan, saat ini mobil hybrid alias hybrid electric vehicle (HEV) mendapatkan insentif diskon pajak penjualan barang mewah (PPnBM) 3% yang akan habis pada akhir tahun. Insentif ini dinilai relatif jauh lebih kecil dibandingkan mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) yang mendapatkan insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) 10% dan PPnBM 0% untuk produksi lokal.

    Detikers, Sudah Bisa Pesan Wuling Almaz Hybrid di GIIAS Lho Foto: Grandyos Zafna

    BEV juga tidak dikenakan pajak daerah, yakni pajak kendaraan bermotor (PKB) dan bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB). Alhasil, BEV rakitan lokal yang memenuhi syarat TKDN hanya membayar pajak 2%. Sementara, HEV tetap membayar PPN, BBN, dan PKB tarif normal dan kena opsen pajak.

    Bahkan, BEV impor dalam skema tes pasar diberi insentif pembebasan bea masuk (BM) impor sebesar 50%, sehingga cukup kena pajak 12% dari harusnya 77%. Insentif ini akan habis akhir 2025.

    Struktur pajak yang sangat timpang ini dinilai Riyanto, perlu dievaluasi demi membangkitkan industri otomotif, yang mencetak penurunan penjualan domestik sebesar 10,6% per Oktober 2025. Perluasan insentif ke mobil bermesin pembakaran internal (internal combustion engine/ICE) juga patut dipertimbangkan, karena masih mendominasi penjualan mobil domestik.

    Kebijakan insentif untuk BEV pun banyak mendapat sorotan. Sehingga para pengamat menilai pemerintah perlu menyeimbangkan dukungan terhadap kendaraan hybrid yang memiliki kontribusi signifikan terhadap reduksi emisi dan efisiensi energi.

    (lth/dry)