Jenis Media: Otomotif

  • Beda Versi 2 Kementerian soal Insentif buat Otomotif

    Beda Versi 2 Kementerian soal Insentif buat Otomotif

    Jakarta

    Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan tidak ada insentif untuk industri otomotif tahun depan. Di sisi lain, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bilang industri otomotif perlu diselamatkan karena kondisinya sedang terpuruk.

    Airlangga menilai, industri otomotif di Indonesia sudah cukup kuat. Apalagi banyak didukung oleh pameran otomotif, baik skala nasional maupun internasional.

    “Karena industrinya sudah cukup kuat. Apalagi udah pameran di sini. Kuat banget,” sambung politisi Partai Golkar tersebut baru-baru ini.

    “Lagi dikaji (rencana pemberian insentif pemberian otomotif). Dikaji, tapi belum (ada keputusan),” sambung Airlangga.

    Dikutip Antara, Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Haryo Limanseto mengatakan, belum ada usulan resmi terkait insentif otomotif untuk tahun 2026. Namun, Kemenko Perekonomian membuka ruang untuk pembahasan jika ada usulan baru.

    “Saat ini kami belum ada pembahasan kembali dan belum menerima usulan insentif dari Kementerian/Lembaga pembina sektor,” kata Haryo.

    Haryo juga menilai, dalam beberapa tahun terakhir, industri otomotif menunjukkan penguatan yang cukup signifikan, khususnya pada segmen kendaraan listrik. Pertumbuhan kendaraan listrik dan realisasi investasi yang signifikan menunjukkan fondasi industri yang semakin kuat.

    “Kami berpendapat bahwa industri otomotif saat ini sudah cukup kuat. Hal ini dibuktikan dengan penjualan kendaraan listrik roda empat meningkat signifikan hingga 18,27 persen dari pangsa pasar tahun 2025 dan investasi untuk KBLBB (Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai) sebesar Rp5,66 triliun di tahun 2025,” ujar Haryo.

    Di sisi lain, segmen kendaraan konvensional masih mendominasi pasar sekitar 80,6 persen, sementara pasar roda dua juga terus menunjukkan pertumbuhan baik dari sisi permintaan domestik maupun ekspor.

    “Pertanyaannya, apakah masih diperlukan insentif jika suatu industri sudah cukup kuat? Kami melihat ruang kebijakan yang ada dapat mulai dipertimbangkan untuk memperkuat sektor-sektor prioritas lain yang membutuhkan dukungan lebih besar, sembari tetap menjaga momentum positif industri otomotif,” sebutnya.

    Insentif buat Selamatkan Industri Otomotif

    Di sisi lain, Kementerian Perindustrian menilai industri otomotif saat ini sangat membutuhkan insentif untuk memperkuat ekosistem industrinya dari hulu ke hilir. Insentif tersebut diperlukan untuk mempertahankan utilisasi produksi, melindungi investasi dan pekerja industrinya dari PHK, serta meningkatkan daya saing produk otomotif dalam negeri.

    Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief mengatakan, memang penjualan mobil listrik meningkat signifikan. Namun kenaikan penjualan ini sebagian besar berasal dari mobil listrik impor. Dari total penjualan kendaraan EV tahun 2025 sebesar 69,146 unit, 73 persennya merupakan kendaraan EV impor yang nilai tambah serta penyerapan tenaga kerja industrinya berada di negara lain. Sementara segmen kendaraan lain yang diproduksi di dalam negeri dan memiliki share terbesar dalam pasar otomotif nasional terus mengalami penurunan penjualan signifikan, bahkan jauh di bawah jumlah produksi tahunan kendaraan pada segmen tersebut.

    “Jadi, keliru jika kita menyatakan industri otomotif sedang dalam kondisi kuat dengan hanya mengandalkan indikator pertumbuhan kendaraan pada segmen tertentu. Penurunan tajam penjualan kendaraan bermotor roda empat jauh di bawah angka produksinya di kala penjualan kendaraan EV impor naik tajam adalah fakta yang tidak bisa dihindari. Dan, harus menjadi indikator pertumbuhan industri otomotif nasional saat ini. Kami memandang bahwa dibutuhkan insentif untuk membalikkan keadaan tersebut,” ujar Febri dikutip dari keterangan tertulisnya.

    Selain itu, banyaknya pameran bukan berarti menunjukkan bahwa industri otomotif sedang kuat. Kuat-tidaknya industri otomotif nasional hanya bisa disimpulkan berdasarkan data penjualan dan produksi otomotif.

    “Banyaknya pameran otomotif diberbagai tempat Indonesia juga bukan ukuran industri otomotif sedang kuat. Sebaliknya, banyak pameran otomotif adalah upaya dan perjuangan industri untuk tetap mempertahankan demand di tengah anjlok penjualan domestiknya dan sekaligus melindungi pekerjanya dari PHK. Sekali lagi, kita harus menggunakan data statistik yang ada untuk menggambarkan kondisi obyektif industri otomotif saat ini dan tidak menggunakan jumlah event pameran otomotif,” ujar Febri.

    Kondisi Industri Otomotif

    Saat ini, industri otomotif mengalami penurunan penjualan. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan mobil selama Januari-Oktober 2025 secara wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) hanya sebanyak 634.844 unit. Angka itu turun 10,6 persen dibanding tahun lalu yang mencapai 711.064 unit. Sedangkan secara retail sales (penjualan dari dealer ke konsumen) tercatat sebanyak 660.659 unit pada Januari-Oktober 2025. Angka itu turun 9,6 persen dari tahun lalu yang mencapai 731.113 unit.

    Data yang dihimpun Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) menunjukkan produksi kendaraan juga mengalami penurunan menjadi 957.293 unit dari 996.741 unit pada 2024.

    Penurunan paling dalam terjadi pada segmen kendaraan yang justru menjadi tulang punggung industri otomotif nasional, yaitu segmen entry dengan harga di bawah Rp 200 juta. Segmen itu anjlok hingga 40 persen. Selain itu, segmen low dengan harga Rp 200-400 juta juga merosot 36 persen, serta segmen kendaraan komersial turun 23%. Ketiga segmen tersebut selama ini menyasar konsumen domestik, terutama kelompok masyarakat kelas menengah, serta menjadi basis produksi terbesar di dalam negeri.

    Oleh karena itu, Kemenperin menegaskan bahwa insentif otomotif menjadi instrumen krusial dalam upaya memulihkan pasar kendaraan bermotor sekaligus menjaga keberlangsungan industri otomotif nasional.

    Febri menyatakan, kebijakan insentif tidak hanya penting bagi pelaku industri, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sebagai konsumen. Menurutnya, insentif akan menciptakan ruang bagi penurunan harga kendaraan, memperbaiki sentimen pasar, serta mempertahankan daya beli masyarakat, khususnya kelompok kelas menengah dan pembeli mobil pertama yang sangat sensitif terhadap perubahan harga.

    “Walaupun Kemenperin belum merumuskan jenis, bentuk dan target insentif/stimulus, tapi usulannya akan mengarah ke segmen kelas menengah-bawah dan didasarkan pada nilai TKDN.,” ungkapnya.

    Menurut Febri, pelemahan pasar yang terjadi secara simultan dapat berdampak pada penurunan utilisasi pabrik, penurunan investasi, serta berpotensi mengancam keberlanjutan lapangan kerja di industri otomotif dan sektor komponen. “Tidak adanya intervensi kebijakan akan membuat tekanan ini semakin dalam, dan efeknya dapat memengaruhi struktur industri secara keseluruhan,” katanya.

    (rgr/dry)

  • Ini Dia Mobil Listrik Pertama Buatan Malaysia, Harga Mulai Rp 300 Jutaan

    Ini Dia Mobil Listrik Pertama Buatan Malaysia, Harga Mulai Rp 300 Jutaan

    Jakarta

    Merek otomotif Malaysia, Perodua, resmi meluncurkan mobil listrik pertamanya. Mobil listrik itu adalah Perodua QV-E, mobil listrik buatan Malaysia yang bukan cuma mengganti logo atau rebadge.

    Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim mengklaim, mobil listrik ini sebagai EV 100 persen Malaysia pertama. Ini menjadi mobil listrik murni yang dikembangkan oleh Malaysia, berbeda dengan Proton eMas EV yang merupakan rebadge dari mobil listrik Geely.

    Dikutip media lokal Malaysia, Paultan, Perodua QV-E merupakan singkatan dari Quest for Visionary Electric Vehicle. Mobil ini dijual dengan harga 80.000 ringgit (Rp 322 jutaan) on the road tanpa asuransi. Namun, harga tersebut tidak termasuk baterai, yang disewakan kepada pemilik mobil). Biaya berlangganan baterai bulanan adalah 275 ringgit (Rp 1,1 juta).

    Perodua QV-E Foto: Dok. Perodua

    Selama ini, Perodua menggunakan line up mobil buatan Daihatsu. Namun, Perodua QV-E ini murni buatan Perodua yang bekerja sama dengan beberapa pihak. Perodua mendapatkan komponen-komponen penting brand ternama seperti baterai LFP dari CATL, serta Magna Steyr (MS) yang menjadi konsultan dalam platform EV tersebut.

    Mobil listrik Perodua QV-E ditenagai motor listrik dengan daya maksimal 150 kW dan torsi 285 Nm yang menggerakkan roda depan. Mobil ini jadi mobil Perodua paling bertenaga dengan akselerasi 0-100 km/jam dalam 7,5 detik.

    Perodua QV-E Foto: Dok. Perodua

    Sumber dayanya berasal dari baterai lithium iron phosphate (LFP) 52,5 kWh dari CATL. Sekali cas sampai penuh, mobil ini bisa menjangkau jarak hingga 445 km (NEDC).

    Perodua QV-E bisa dicas cepat dengan arus DC 60 kW. Ngecas dari 30 persen sampai 80 persen cukup 30 menit. Sementara itu, pengisian daya AC dengan daya 6,6 kW membutuhkan waktu delapan jam untuk pengisian penuh 0-100 persen.

    Interiornya tampil premium. Perodua QV-E menjadi mobil Perodua pertama yang dilengkapi kursi pengemudi yang bisa diatur secara elektrik dan lampu ambient. Juga terdapat layar infotainment 10,25 inci, Apple CarPlay dan Android Auto nirkabel, pengisi daya nirkabel, dan pemantau tekanan ban.

    Perodua QV-E Foto: Dok. Perodua

    Dari segi keselamatan, Perodua QV-E mendapat paket ADAS lengkap. Juga ada fitur baru untuk keselamatan anak-anak yaitu Child Presence Detection (CPD). Fitur itu menggunakan gelombang milimeter untuk mendeteksi gerakan dan pernapasan di baris kedua. Jika mobil dimatikan dan CPD mendeteksi adanya anak (atau hewan peliharaan) di dalam kabin, sistem akan membunyikan klakson dan menyalakan lampu.

    Terdapat juga tombol panggilan SOS di atas kaca spion, yang dapat ditekan jika terjadi kecelakaan atau keadaan darurat. Tombol ini terhubung dengan Perodua Auto Assist dan layanan pertolongan MERS 999.

    (rgr/dry)

  • Helm Shoei Bisa Tampilkan Navigasi dan Speedometer

    Helm Shoei Bisa Tampilkan Navigasi dan Speedometer

    Helm Shoei Bisa Tampilkan Navigasi dan Speedometer

  • 3 Mobil Ini Bikin Penasaran, Banyak Dijajal Pengunjung GJAW 2025

    3 Mobil Ini Bikin Penasaran, Banyak Dijajal Pengunjung GJAW 2025

    Jakarta

    Pameran Gaikindo Jakarta Auto Week atau GJAW 2025 resmi berakhir, Minggu (31/11). Pada malam penutupan atau celebration night, panitia mengumumkan tiga mobil yang paling sering di-test drive selama eksibisi berlangsung. Apa saja?

    Menariknya, dari banyaknya mobil yang bisa dijajal di area test drive, hanya produk buatan China yang memenangkan penghargaan tersebut. Panitia membaginya dalam tiga kategori berbeda: mobil bensin, listrik dan hybrid.

    Mobil bensin yang paling sering di-test drive di GJAW 2025 adalah Jetour T2. Kendaraan tersebut berstatus sebagai produk anyar yang harganya baru diumumkan beberapa hari lalu. Sementara mobil listrik disabet Jaecoo J5 EV dan mobil hybrid diberikan ke Chery Tiggo 8 CSH.

    Jetour T2 Foto: Ridwan Arifin

    Sayangnya, panitia tak mengumumkan berapa jumlah pengunjung pameran yang menjajal kendaraan-kendaraan tersebut. Namun, intinya, di area test drive, ada panitia yang memang mencatat proses registrasi.

    “GJAW 2025 kembali menunjukkan betapa kuatnya minat masyarakat terhadap perkembangan industri otomotif nasional. Selama pameran, para peserta berhasil menghadirkan inovasi dan pengalaman yang membuat pameran ini semakin meriah,” ujar Ketua penyelenggara pameran, Anton Kumonty melalui rilis resmi, dikutip Senin (1/12).

    “Celebration Night menjadi bentuk apresiasi kami kepada seluruh peserta yang telah berpartisipasi dan berkontribusi. Kami berharap pencapaian yang diraih tahun ini dapat terus mendorong pertumbuhan positif industri otomotif Indonesia,” kata dia menambahkan.

    Selain kendaraan yang paling sering di-test drive, panitia juga mengumumkan mobil dan motor terfavorit sepanjang pameran. Berikut kami rangkum pemenangnya!

    Mobil dan Motor Terfavorit di GJAW 2025

    Mobil

    Favourite Passenger Car SUV: Mazda CX – 60 SportFavourite Passenger Car MPV: Hyundai Stargazer CartenzFavourite Passenger Car Crossover: Mini JCW CountrymanFavourite Passenger Car Sedan: Ford MustangFavourite Passenger Car BEV SUV: Mercedes-Benz EQE 350 SUVFavourite Passenger Car BEV MPV: Wuling Darion EVFavourite Passenger Car BEV Crossover: Geely EX2Favourite Passenger Car Hybrid SUV: Hyunday All New Palisade HybridFavourite Passenger Car Hybrid MPV: Lexus LM 350 HNew Car Launches: Toyota New Veloz Hybrid EV

    Motor

    Favourite Motorcycle Big Bike: Royal Enfield Classic 650Favourite Motorcycle Daily Bike: Piaggio Indonesia Vespa LX 150Favourite Electric Motorcycle: Polytron FOX 350.

    (sfn/dry)

  • Industri Otomotif Berdarah-darah, Dampaknya Ngeri kalau Tak Diselamatkan

    Industri Otomotif Berdarah-darah, Dampaknya Ngeri kalau Tak Diselamatkan

    Jakarta

    Industri otomotif sedang tidak baik-baik saja. Diharapkan pemerintah dapat membantu keberlangsungan industri yang jadi penyumbang perekonomian negara ini.

    Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menilai industri otomotif saat ini sangat membutuhkan insentif guna memperkuat ekosistem industrinya dari hulu sampai hilir. Insentif tersebut diperlukan untuk mempertahankan utilisasi produksi, melindungi investasi dan pekerja industrinya dari PHK, serta meningkatkan daya saing produk otomotif dalam negeri.

    Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, penjualan mobil selama Januari-Oktober 2025 secara wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) hanya sebanyak 634.844 unit. Angka itu turun 10,6 persen dibanding tahun lalu yang mencapai 711.064 unit. Sedangkan secara retail sales (penjualan dari dealer ke konsumen) tercatat sebanyak 660.659 unit pada Januari-Oktober 2025. Angka itu turun 9,6 persen dari tahun lalu yang mencapai 731.113 unit.

    Data yang dihimpun Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) juga menunjukkan produksi kendaraan mengalami penurunan menjadi 957.293 unit dari 996.741 unit pada 2024.

    Penurunan paling dalam terjadi pada segmen kendaraan yang justru menjadi tulang punggung industri otomotif nasional, yaitu segmen entry dengan harga di bawah Rp 200 juta. Segmen itu anjlok hingga 40 persen. Selain itu, segmen low dengan harga Rp 200-400 juta juga merosot 36 persen, serta segmen kendaraan komersial turun 23 persen. Ketiga segmen tersebut selama ini menyasar konsumen domestik, terutama kelompok masyarakat kelas menengah, serta menjadi basis produksi terbesar di dalam negeri.

    Kemenperin menegaskan, insentif otomotif menjadi instrumen krusial dalam upaya memulihkan pasar kendaraan bermotor sekaligus menjaga keberlangsungan industri otomotif nasional.

    “Kami memandang bahwa dibutuhkan insentif untuk membalikkan keadaan tersebut,” kata Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arief dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (1/12/2025).

    Industri otomotif yang kondisinya sedang berdarah-darah perlu diselamatkan. Jika tidak, pelemahan pasar otomotif ini dampaknya tidak main-main. Menurut Febri, pelemahan pasar yang terjadi secara simultan dapat berdampak pada penurunan utilisasi pabrik, penurunan investasi, serta berpotensi mengancam keberlanjutan lapangan kerja di industri otomotif dan sektor komponen.

    “Tidak adanya intervensi kebijakan akan membuat tekanan ini semakin dalam, dan efeknya dapat memengaruhi struktur industri secara keseluruhan,” katanya.

    Febri mengatakan, kebijakan insentif tidak hanya penting bagi pelaku industri, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sebagai konsumen. Menurutnya, insentif akan menciptakan ruang bagi penurunan harga kendaraan, memperbaiki sentimen pasar, serta mempertahankan daya beli masyarakat, khususnya kelompok kelas menengah dan pembeli mobil pertama yang sangat sensitif terhadap perubahan harga.

    “Walaupun Kemenperin belum merumuskan jenis, bentuk dan target insentif/stimulus, tapi usulannya akan mengarah ke segmen kelas menengah-bawah dan didasarkan pada nilai TKDN,” ungkapnya.

    Sementara itu, banyaknya pameran bukan berarti menunjukkan bahwa industri otomotif sedang kuat. Kuat atau tidaknya industri otomotif nasional hanya bisa disimpulkan berdasarkan data penjualan dan produksi otomotif.

    “Sebaliknya, banyak pameran otomotif adalah upaya dan perjuangan industri untuk tetap mempertahankan demand di tengah anjlok penjualan domestiknya dan sekaligus melindungi pekerjanya dari PHK. Sekali lagi, kita harus menggunakan data statistik yang ada untuk menggambarkan kondisi obyektif industri otomotif saat ini dan tidak menggunakan jumlah event pameran otomotif,” ujar Febri.

    (rgr/dry)

  • Spesifikasi Vario 125 Terbaru, Ada Versi Street

    Spesifikasi Vario 125 Terbaru, Ada Versi Street

    Jakarta

    Honda Vario 125 kini tersedia varian baru, yakni tipe Street. Menyandang status All New, apa saja perbedaannya Vario 125 terbaru ini?

    Vario 125 menyandang status All New. Motor ini masih menggunakan rangka tubular, bukan eSAF.

    “Tipe street terbaru kami hadirkan untuk memberikan pilihan beragam untuk mereka yang ingin tampil beda,” ujar Executive Vice President Director PT AHM, Thomas Wijaya.

    Secara tampilan, Vario 125 makin terlihat sporty. Ada perubahan dari segi tampang, body, dan tampilan belakang dengan tampang V-shape.

    Ditenagai mesin 125cc liquid-cooled engine dengan teknologi eSP, All New Honda Vario 125 menawarkan keseimbangan sempurna antara responsivitas dan efisiensi bahan bakar terbaik di kelasnya. Motor ini masih mengusung mesin yang sama dengan versi sebelumnya. Model ini mampu menghasilan konsumsi BBM yang irit hingga 51,7 km/liter.

    All New Honda Vario 125 juga memiliki kapasitas bagasi 18 liter yang memberikan ruang penyimpanan luas untuk menyimpan helm maupun menunjang aktivitas sehari-hari. Terdapat juga hook fungsional yang memudahkan pengendara membawa berbagai kebutuhan dengan lebih aman dan fleksibel.

    Panel meter full digital menampilkan beragam informasi penting seperti indikator kecepatan, jarak tempuh, bahan bakar, jam digital, indikator tegangan baterai, pengingat penggantian oli, trip meter, serta indikator ISS dan Honda Smart Key untuk tipe CBS-ISS dan Street.

    Selain itu bobot motor ini juga berkurang dibanding sebelumnya. Hikaru Yokomura, Vario 125 Large Project Leader, Honda R&D Southeast Asia Co., Ltd menyebut sekarang Vario 125 bobotnya berkurang 300 gram dari sebelumnya.

    Model ini juga didukung lampu LED pada semua sistem tata cahaya. Dari segi kenyamanan, All New Honda Vario 125 dibekali dengan ukuran ban yang lebar, depan 90/80 dan belakang 100/80 dengan velg berdesain sporti yang lincah untuk dikendarai sehari-hari. Sistem pengereman menggunakan Wavy Disc Brake yang optimal dengan kehadiran teknologi Combi Brake System (CBS).

    PT Astra Honda Motor (AHM) merilis Vario 125 terbaru, Senin (1/12/2025). Kini, Honda Vario memiliki varian Street dengan setang telanjang. Foto: Ridwan Arifin/detikcom

    All New Honda Vario 125 tampil lebih keren dan sporti dengan kombinasi warna terbaru yang sesuai dengan tren terkini. Untuk tipe CBS-ISS, terdapat 3D emblem untuk tulisan Vario sekaligus velg berwarna bronze yang menjadikannya tampil lebih sporti. Tipe ini memiliki tiga pilihan warna yakni Advance Blue, Advance Matte Red, Advance Matte Black. Untuk tipe CBS hadir dalam tiga pilihan warna yaitu Sporty Mint, Sporty Red, dan Sporty Black.

    Sementara itu pada tipe Street, tiga pilihan warna juga dihadirkan yaitu Street Black Coral, Street Black Purple, Street Black White. Ketiganya dikombinasikan dengan warna velg yang berbeda sehingga tampil semakin atraktif.

    All New Honda Vario dipasarkan dalam beberapa tipe, antara lain:

    Vario 125 tipe CBS Rp 24.410.000 (On The Road Jakarta),Vario 125 tipe CBS-ISS dipasarkan seharga Rp 26.065.000 (On The Road Jakarta),Vario 125 tipe Street dipasarkan seharga Rp 26.499.000 (On The Road Jakarta).

    (riar/rgr)

  • Nyicil Toyota Urban Cruiser Harga Rp 700 Jutaan, Bayarnya Segini per Bulan

    Nyicil Toyota Urban Cruiser Harga Rp 700 Jutaan, Bayarnya Segini per Bulan

    Jakarta

    Toyota Urban Cruiser dijual seharga Rp 759 juta. Kalau dibeli dengan skema kredit, berikut ini besar cicilannya tiap bulan.

    Toyota sudah memiliki dua model mobil listrik yang dijual di Indonesia. Pertama ada bZ4X yang dirakit secara lokal. Kedua adalah SUV listrik Urban Cruiser. Khusus Urban Cruiser, mobil ini merupakan model paling anyar yang meramaikan pasar otomotif Indonesia. Mobil listrik ini dibanderol Rp 759 juta. Seperti pembelian mobil baru pada umumnya, Toyota Urban Cruiser juga bisa dibawa pulang dengan skema kredit. Besar cicilannya akan bergantung dari uang muka dan juga tenor yang dipilih.

    Makin besar uang mukanya, maka cicilannya makin kecil kalau tenornya panjang. Sebaliknya, uang muka yang kecil bikin cicilan makin besar. Nah berikut ini skema cicilan untuk Toyota Urban Cruiser dengan uang muka 30 persen dikutip dari laman salah satu lembaga pembiayaan.

    Skema Cicilan Toyota Urban Cruiser

    Harga: Rp 759 juta
    DP 30 persen: Rp 227,7 juta

    Tenor: 12 bulan
    Total pembayaran pertama: Rp 286.731.670
    Cicilan: Rp 48,455 juta per bulanTenor: 24 bulan
    Total pembayaran pertama: Rp 264.519.799
    Cicilan: Rp 26,227 juta per bulanTenor: 36 bulan
    Total pembayaran pertama: Rp 257.313.030
    Cicilan: Rp 19,006 juta per bulanTenor: 48 bulan
    Total pembayaran pertama: Rp 257.709.313
    Cicilan: Rp 15,389 juta per bulanTenor: 60 bulan
    Total pembayaran pertama: Rp 251.731.646
    Cicilan: Rp 13,399 juta per bulan

    Nah itu tadi simulasi cicilan Toyota Urban Cruiser dengan uang muka 30 persen. Kalau dirasa masih berat, maka kamu bisa menyesuaikan besar uang muka dan juga tenornya.

    Spesifikasi Toyota Urban Cruiser

    Sekadar informasi tambahan, Toyota Urban Cruiser punya dimensi panjang 4.285 mm, lebar 1.800 mm, dan tinggi 1.635 mm. Selanjutnya jarak pijak ke tanah alias ground clearance 180 mm. Toyota Urban Cruiser mengandalkan baterai berkapasitas 61,1 kWh yang menjanjikan jarak tempuh hingga 426,7 km.

    Urban Cruiser bisa menyemburkan tenaga sebesar 128 kW dan torsi maksimal 192,5 Nm. Toyota menyematkan sejumlah fitur keamanan dan keselamatan pada Urban Cruiser di antaranya vehicle stability control, blind spot monitoring, rear cross traffic alert, brake support system, lane keep assist, lane departure prevention, adaptive cruise control, adaptive high-beam system, hingga 7 airbag.

    (dry/rgr)

  • Wujud Skutik Terbaru Yamaha yang Desainnya Bikin Geleng-geleng Kepala

    Wujud Skutik Terbaru Yamaha yang Desainnya Bikin Geleng-geleng Kepala

    FotoOto

    Septian Farhan Nurhuda – detikOto

    Senin, 01 Des 2025 14:38 WIB

    Jakarta – Yamaha Augur 155 telah meluncur di Taiwan. Skuter matik gambot tersebut punya tampilan unik dan tak biasa. Berikut kami tampilkan wujudnya dari berbagai sisi.

  • Beda Pajak Toyota Fortuner 2.4 vs Pajero Sport 2.4, Mahal Mana?

    Beda Pajak Toyota Fortuner 2.4 vs Pajero Sport 2.4, Mahal Mana?

    Jakarta

    Berikut ini perbedaan pajak tahunan Mitsubishi Pajero Sport dan Toyota Fortuner bermesin 2.4 L. Lebih mahal mana ya?

    Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero Sport sama-sama punya opsi mesin 2.4 L. Bedanya, kalau di keluarga Fortuner, opsi mesin 2.4 L merupakan tipe terbawah. Sebaliknya, di keluarga Pajero Sport, mesin 2.4 L justru menghuni tipe tertinggi. Sama-sama menggendong mesin 2.4 L, mungkin banyak yang penasaran berapa perbedaan pajak antara kedua model tersebut?

    Dari hitung-hitungan yang dilakukan detikOto mengacu pada Permendagri nomor 7 tahun 2025 tentang Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, dan Pajak Alat Berat tahun 2025, pajak Pajero Sport lebih tinggi. Khususnya untuk tipe termahal, yakni tembus Rp 12 jutaan. Sebagai perbandingan, Toyota Fortuner 2.4 L hanya punya dua varian dengan nilai pajak tertinggi Rp 9,4 jutaan. Berikut ini perbandingan pajak Fortuner 2.4 L dan Pajero Sport 2.4 L.

    Pajero Sport Foto: Andhika PrasetiaPajak Fortuner 2.4 L vs Pajak Pajero Sport 2.4 LPajak Fortuner 2.4 L

    Pajak Fortuner 2.4 G M/T

    NJKB: Rp 427 juta
    DP PKB: Rp 448,35 juta

    PKB Pokok: DP PKB x Tarif PKB
    : Rp 448,35 juta x 2%
    : Rp 8,967 jutaPajak tahunan: PKB Pokok+ SWDKLLJ
    : Rp 8,697 juta + Rp 143 ribu
    : Rp 9,11 juta

    Pajak Fortuner 2.4 G A/T

    NJKB: Rp 441 juta
    DP PKB: Rp 463,05 juta

    PKB Pokok: DP PKB x Tarif PKB
    : Rp 463,05 juta x 2%
    : Rp 9,261 jutaPajak tahunan: PKB Pokok+ SWDKLLJ
    : Rp 9,261 juta + Rp 143 ribu
    : Rp 9,404 jutaPajak Pajero Sport 2. 4 L

    Pajak Pajero Sport Dakar 2.4 L

    NJKB: Rp 460 juta
    DP PKB: Rp 483 juta

    PKB Pokok: DP PKB x Tarif PKB
    : Rp 483 juta x 2%
    : Rp 9,66 jutaPajak tahunan: PKB Pokok+ SWDKLLJ
    : Rp 9,66 juta + Rp 143 ribu
    : Rp 9,803 juta

    Pajak Pajero Sport Dakar Ultimate 2.4 L (4×2)

    NJKB: Rp 499 juta
    DP PKB: Rp 523,95 juta

    PKB Pokok: DP PKB x Tarif PKB
    : Rp 523,95 juta x 2%
    : Rp 10,479 jutaPajak tahunan: PKB Pokok+ SWDKLLJ
    : Rp 10,479 juta + Rp 143 ribu
    : Rp 10,622 juta

    Pajak Pajero Sport Dakar Ultimate 2.4 L (4×4)

    NJKB: Rp 593 juta
    DP PKB: Rp 622,65 juta

    PKB Pokok: DP PKB x Tarif PKB
    : Rp 622,65 juta x 2%
    : Rp 12,453 jutaPajak tahunan: PKB Pokok+ SWDKLLJ
    : Rp 12,453 juta + Rp 143 ribu
    : Rp 12,596 juta

    Nah itu tadi perbedaan pajak Fortuner 2.4 L dan Pajero Sport 2.4 L. Sebagai catatan, pajak yang diperhitungkan di atas menggunakan tarif PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) yang berlaku di Jakarta untuk kendaraan kepemilikan pertama, yaitu sebesar 2 persen. Pajak tahunan bisa jadi berbeda bila Fortuner atau Pajero Sport tersebut terdaftar di daerah lain.

    Spesifikasi Pajero Sport 2.4 L vs Fortuner 2.4 L

    Urusan spesifikasi, Pajero Sport 2.4 L dibekali mesin 2.4L 4N15 MIVEC Turbocharged yang bisa menyemburkan tenaga 181 PS pada 3.500 rpm dan torsi maksimal 430 Nm pada 2.500 rpm. Seluruh varian Pajero 2.4L ini dipadukan dengan transmisi otomatis 8 percepatan.

    Sementara Toyota Fortuner 2.4 L mengusung mesin 2GD FTV yang bisa menyemburkan tenaga sebesar 149,6 PS pada 3.400 rpm. Torsi maksimumnya mencapai 40,8 kgm pada rentang rpm 1.600-2.000. Mesinnya dipasangkan dengan transmisi manual 6 percepatan untuk varian M/T. Versi otomatisnya, mengandalkan transmisi otomatis dengan Sport Sequential Switchmatic 6 percepatan.

    (dry/rgr)

  • Apakah Mobil Listrik Bisa Paparkan Radiasi ke Pengendaranya? Ini Hasil Risetnya

    Apakah Mobil Listrik Bisa Paparkan Radiasi ke Pengendaranya? Ini Hasil Risetnya

    Jakarta

    Mobil listrik dibekali banyak teknologi canggih dan baterai berkapasitas besar. Kerap timbul kekhawatiran, apakah mobil listrik akan memaparkan radiasi kepada pengemudi atau penumpangnya. Menjawab itu, sebuah lembaga dari Jerman mencoba melakukan penelitan. Seperti apa hasilnya?

    Seperti dikutip website Carscoops, asosiasi otomotif dari Jerman, ADAC (Allgemeiner Deutscher Automobil-Club), melakukan sebuah riset untuk mencari tahu sejauh mana radiasi pada mobil listrik. Riset ini melibatkan 11 mobil listrik, beberapa mobil hybrid, dan satu kendaraan bensin.

    Caranya, sensor diletakkan pada dummy penumpang, lalu mobil diuji dalam kondisi berkendara normal dan saat pengisian baterai. Hasilnya, tingkat medan magnet di kabin mobil listrik relatif rendah. Bahkan pada akselerasi atau hard braking di mana biasanya terjadi lonjakan medan elektromagnetik, angka paparan radiasi yang tercatat tetap jauh di bawah batas aman standar internasional.

    Menariknya, pada beberapa mobil listrik, sensor menunjukkan bahwa aktivitas ‘electrosmog’ bisa lebih rendah daripada mobil dengan mesin konvensional. Artinya, berada di dalam EV tidak lebih berisiko daripada mobil konvensional dalam hal paparan radiasi.

    Fakta lain yang ditemukan adalah, fitur pemanas kursi ternyata menghasilkan elektromagnetik terkuat. Tapi ini berlaku tidak hanya pada mobil listrik, tetapi juga pada mobil plug-in hybrid, termasuk mobil konvensional.

    Lantas bagaimana saat proses pengisian ulang daya baterai mobil listrik? Pengisian daya menggunakan arus AC memang menghasilkan elektromagnetik lebih kuat di sekitar colokan saat sesi dimulai, tetapi level ini juga berada dalam ambang batas aman. Selain itu, pengisian daya cepat DC justru menghasilkan elektromagnetik yang lebih lemah dibandingkan pengisian daya AC yang lebih lambat.

    (lua/rgr)