Jenis Media: Otomotif

  • Bocoran Spesifikasi Suzuki Access 125 yang Kabarnya Mau Meluncur di RI

    Bocoran Spesifikasi Suzuki Access 125 yang Kabarnya Mau Meluncur di RI

    Jakarta

    Suzuki Access 125 digadang-gadang akan meluncur di pameran Indonesia Motorcycle Show atau IMOS 2025. Skuter matik (skutik) tersebut akan menyasar konsumen dari kalangan pemula atau entry level. Lantas, bagaimana bocoran spesifikasinya?

    Kabar kemunculan Suzuki Access 125 naik ke permukaan setelah akun Instagram resmi Suzuki Indonesia mengunggah video teaser atau bocoran produk. Pada tayangan berdurasi singkat itu, mereka menampilkan sejumlah detail kendaraan, mulai dari bagian muka, lampu utama, jok hingga panel instrumen.

    Motor matik baru Suzuki Foto: Doc. Suzuki Indonesia

    “Ride the classic commuter. Datang dan lihat langsung di Indonesia Motorcycle Show (IMOS 2025) tanggal 24-28 September 2025. See ya!” demikian tulis akun Instagram @suzukiindonesiamotor, dikutip Senin (22/9).

    Jika diperhatikan melalui bocoran gambar yang ditampilkan, tak salah lagi, motor tersebut merupakan Suzuki Access 125 yang sebelumnya telah dipasarkan di India. Skuter matik (skutik) entry level tersebut punya tampilan retro dengan sentuhan Tanah Bharata yang kuat.

    Hingga kini, belum diketahui pasti, apakah Suzuki Access 125 yang kelak meluncur di Indonesia berstatus CBU dari India atau rakitan lokal. Jika benar didatangkan utuh dari Tanah Bharata, maka spesifikasinya akan sama dengan produk yang dijual di sana.

    Berkaca dari produk yang dipasarkan di India, berikut kami rangkum bocoran spesifikasi Suzuki Access 125 yang konon mau meluncur di Indonesia, pekan ini.

    Bocoran Spesifikasi Suzuki Access 125

    Suzuki Access 125 yang dipasarkan di India punya tubuh gemuk dengan ukuran roda yang mungil. Sayangnya, belum diketahui pasti, apakah unit yang meluncur di Indonesia merupakan produk impor dari Negeri Hindustan atau rakitan lokal. Jika benar impor, maka tampilannya akan benar-benar sama.

    Suzuki Access 125 terbaru di India. Foto: Doc. Suzuki India.

    Meski tampangnya agak aneh untuk sebagian orang Indonesia, namun desain tersebut cukup populer di India. Selain itu, Suzuki Access 125 sejak awal memang dibuat nyaman untuk penggunaan atau mobilitas harian.

    Di India, Suzuki Access 125 dibekali mesin dengan standar OBD-2B yang ramah lingkungan. Sementara kapasitasnya 125cc bersilinder tunggal dengan pendingin udara. Pembekalan tersebut membuat motor mampu menghasilkan tenaga 8,3 dk dan torsi 10,2 Nm.

    Sementara untuk fitur, kemungkinan ada sedikit perbedaan dengan yang ada di India. Jika di sana menggunakan panel instrumen full digital yang bisa dikoneksikan ke ponsel, maka unit yang dijual di Indonesia kabarnya hanya menggunakan panel instrumen analog.

    Berstatus sebagai skutik entry level, Suzuki Access 125 dijual 116.200 rupee atau Rp 21 jutaan di India. Hingga kini, belum diketahui pasti, berapa banderolnya saat masuk Indonesia.

    (sfn/din)

  • Ramai Ditolak, Strobo-Sirene Bisa Bahaya Buat Pengendara Lain

    Ramai Ditolak, Strobo-Sirene Bisa Bahaya Buat Pengendara Lain

    Jakarta

    Penggunaan strobo dan sirene rupanya turut mempengaruhi keselamatan. Sirene yang terlalu bising dan strobo yang terang intimidatif, bisa bikin konsentrasi pengendara buyar.

    Muncul di media sosial ajakan untuk ‘Stop Tot Tot Wuk Wuk’ yang merujuk pada penggunaan strobo dan sirene di mobil pejabat. Penggunaan lampu strobo dan sirene itu dianggap mengganggu, sehingga ada ajakan agar tidak menggubris ketika penggunanya membunyikan untuk meminta dibukakan jalan.

    Praktisi keselamatan berkendara sekaligus Instruktur Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC) Jusri Pulubuhu menilai penggunaan strobo dan sirene ini memang bisa mempengaruhi beberapa aspek. Jusri menjabarkan dari sisi keselamatan misalnya, strobo yang terlalu terang dan sirene keras bisa mengganggu konsentrasi pengendara lain. Tak cuma itu, strobo dan sirene seolah intimidatif ke pengendara lain.

    “Menyebabkan kecemasan/kepanikan/stress mendadak sehingga berisiko menimbulkan kecelakaan,” terangnya.

    Jusri juga menyebut strobo dan sirene itu membahayakan pengguna jalan yang sensitif terhadap cahaya atau suara. Pun dari sisi hukum, sejatinya penggunaan lampu sirene itu sudah diatur dalam Undang-undang.

    Tertuang dalam pasal 134 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, kendaraan yang wajib didahulukan sesuai urutan adalah:

    (a) Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas;
    (b) Ambulans yang mengangkut orang sakit;
    (c) Kendaraan untuk memberikan pertolongan pada kecelakaan lalu lintas;
    (d) Kendaraan pimpinan Lembaga Negara Republik Indonesia;
    (e) Kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga internasional yang menjadi tamu negara;
    (f) Iring-iringan pengantar jenazah; dan
    (g) Konvoi dan/atau kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut pertimbangan petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.

    Pasal 135 dalam Undang-undang yang sama, menyebutkan kendaraan yang mendapat hak utama harus dikawal oleh petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia dan/atau menggunakan isyarat lampu merah atau biru dan bunyi sirene.

    “Banyak kasus penyalahgunaan oleh kendaraan pribadi atau pejabat yang tidak dalam keadaan darurat. Masyarakat merasa aturan ini sering dilanggar, sehingga gerakan ini menjadi bentuk kontrol sosial terhadap ketidakadilan,” beber Jusri

    Meski begitu, Jusri menegaskan bukan berarti penggunaan strobo sirene bukan sepenuhnya harus dilarang. Ada beberapa kendaraan pengguna strobo dan sirene yang memang dalam kondisi darurat seperti pemadam kebakaran atau ambulans harus tetap diberi jalan.

    Adapun terkait penggunaan strobo dan sirene, Kakorlantas Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho menyebut pihaknya akan melakukan pembekuan sementara. Kendati demikian, pengawalan terhadap kendaraan pejabat tertentu tetap dilaksanakan. Kakorlantas menekankan, penggunaan sirene hanya boleh dilakukan pada kondisi tertentu yang benar-benar membutuhkan prioritas.

    “Kalau pun digunakan, sirene itu untuk hal-hal khusus, tidak sembarangan. Sementara ini sifatnya himbauan agar tidak dipakai bila tidak mendesak,” tutur Agus.

    (dry/din)

  • Penjualan Mobil di Indonesia Diramal Anjlok Lagi

    Penjualan Mobil di Indonesia Diramal Anjlok Lagi

    Jakarta

    Penjualan mobil di Indonesia hingga akhir tahun 2025 diproyeksi mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.

    Berdasarkan data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan mobil di Indonesia saat ini sudah mencapai 500.951 unit pada periode Januari-Agustus 2025. Angka tersebut minus 10,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

    Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar, Kementerian Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah Rahmat Kaimuddin mengatakan penjualan mobil tahun ini tidak tembus satu juta unit. Bahkan lebih anjlok dari tahun 2024.

    “2023 mobil itu kira-kira penjualannya sekitar sejuta. Kemudian turun 2024 sekitar 850 ribuan, kemudian ini proyeksi (2025) kita sendiri, mudah-mudahan salah, mudah-mudahan lebih dari proyeksi kita mungkin sekitar 780 sampai 800 ribu,” ujar dia dikutip dari CNBC Indonesia

    Rahmat Kaimuddin mengatakan adanya pergeseran minat terhadap mobil konvensional turun.

    “Ada beberapa fenomena, pertama, combustion engine turun cukup signifikan, EV dan Hybrid naik,” kata dia.

    “Teknologi yang baru ini laku, yang combustione engine ini unfortunately menurun,” tambahnya lagi.

    Namun dia mengatakan terdapat faktor lain yakin pergeseran minat konsumen ke teknologi baru seperti EV dan hybrid, harga mobil yang naik lebih cepat dibanding daya beli masyarakat, serta pilihan membeli mobil bekas ketimbang baru.

    Gaikindo masih optimistis dengan pasar Indonesia. Gaikindo memproyeksikan penjualan tahunan paling buruk itu menyentuh angka 860 ribu unit bahkan lebih.

    Secara bulanan, penjualan Agustus naik satu persen dibanding bulan sebelumnya.

    Tren penurunan penjualan sudah terjadi sejak dua tahun belakangan. Penjualan mobil pada 2024 mencapai 865.753 unit mobil. Angka ini menurun jika dibandingkan dengan total penjualan mobil pada 2023 yakni 1.005.802 unit mobil.

    Gaikindo menargetkan penjualan mobil 900 ribu unit pada tahun 2025 ini. Target tersebut belum direvisi di tengah kondisi market yang mengalami penurunan penjualan sepanjang 8 bulan pertama 2025. Market otomotif kerap bergerak dinamis.

    Supaya bisa tembus 800 ribu hingga akhir tahun, butuh sekitar 69 ribu unit per bulannya.

    Menurut Pengamat Otomotif, Yannes Pasaribu penurunan daya beli masyarakat menjadi faktor utama yang menekan pasar otomotif. Inflasi yang masih tinggi ditambah kebijakan suku bunga yang belum turun membuat konsumen menunda pembelian kendaraan baru.

    “Selain itu, kenaikan harga segmen terbesar LCGC juga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen,” kata Yannes.

    “Pemerintah Indonesia harus secara cepat mencari cara untuk meningkatkan daya beli kelas menengah ya, meskipun tantangan ekonomi global dan domestik tetap ada,” sebut Yannes.

    (riar/din)

  • Tindak Pengguna Strobo Ilegal! Jalan Raya Bukan Panggung Arogansi

    Tindak Pengguna Strobo Ilegal! Jalan Raya Bukan Panggung Arogansi

    Jakarta

    Anggota Komisi III DPR RI, Hasbiallah Ilyas, meminta polisi menindak tegas pengguna strobo dan sirine ilegal di Indonesia. Sebab, selain menyalahi aturan, perbuatan tersebut juga termasuk arogan.

    Menurut Hasbi, jalan raya merupakan fasilitas milik bersama. Sehingga, kata dia, tak ada yang boleh merasa paling berhak melintasinya.

    “Jangan sampai jalan raya hanya jadi panggung arogansi bagi segelintir orang. Jalan adalah milik bersama, dan kita semua punya hak yang sama untuk menggunakannya dengan tertib dan aman,” ujar Hasbi, dikutip melalui laman resmi DPR RI, Senin (22/9).

    Strobo mobil Foto: Selama 14 hari Operasi Patuh Jaya 2024, total 74 penggunaan strobo tidak sesuai peruntukannya ditindak polisi. (dok TMC Polda Metro Jaya)

    Hasbi menjelaskan, dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, penggunaan lampu isyarat dan sirine dibatasi untuk kendaraan tertentu, yakni ambulans, mobil jenazah, pemadam kebakaran, kendaraan pengawalan, serta kendaraan aparat penegak hukum yang sedang menjalankan tugas.

    Di luar itu, kata dia, penggunaan sirine dan strobo dianggap pelanggaran hukum yang dapat dikenakan sanksi.

    “Penggunaan sirine dan strobo sudah ada aturannya. Tidak bisa sembarangan. Hanya kendaraan tertentu yang memang mendapat prioritas dalam keadaan darurat yang boleh menggunakannya. Polisi harus menindak tegas pengendara yang melanggar aturan ini,” ungkapnya.

    “Kalau ada masyarakat biasa, kelompok tertentu, atau bahkan pejabat yang tidak berhak tapi memaksakan diri memakai sirine dan strobo, itu jelas melanggar hukum. Polisi jangan ragu memberikan sanksi, karena aturan ini dibuat demi keselamatan bersama,” tambahnya.

    Hasbi mendorong kepolisian agar memperketat pengawasan, memperbanyak razia, sekaligus meningkatkan edukasi kepada masyarakat tentang tata tertib penggunaan perlengkapan kendaraan. Dia menilai, selain penegakan hukum, pendekatan persuasif melalui sosialisasi aturan juga penting dilakukan.

    “Kalau masyarakat paham aturan, mereka akan lebih menghargai hak pengguna jalan lain. Tapi kalau tetap ada yang melanggar, tentu harus ada penindakan agar ada efek jera,” tegasnya.

    Diberitakan sebelumnya, Korps Lalu Lintas (Korlantas) telah membekukan pemakaian strobo dan rotator di jalan raya. Namun, pengawalan khusus terhadap pejabat tertentu tetap dilaksanakan.

    “Kami menghentikan sementara penggunaan suara-suara itu, sembari dievaluasi secara menyeluruh. Pengawalan tetap bisa berjalan, hanya saja untuk penggunaan sirene dan strobo sifatnya dievaluasi. Kalau memang tidak prioritas, sebaiknya tidak dibunyikan,” ujar Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho.

    Lebih jauh, Agus menekankan, penggunaan sirene hanya boleh dilakukan pada kondisi tertentu yang benar-benar membutuhkan prioritas. Bukan asal-asalan demi mengejar kecepatan.

    “Kalau pun digunakan, sirene itu untuk hal-hal khusus, tidak sembarangan. Sementara ini sifatnya imbauan agar tidak dipakai bila tidak mendesak,” tegasnya.
    Keputusan bijak tersebut diambil sebagai bentuk respons positif atas aspirasi masyarakat yang merasa terganggu dengan penggunaan sirene dan strobo di jalan raya.

    “Kami berterima kasih atas kepedulian publik. Semua masukan akan kami tindaklanjuti. Untuk sementara, mari bersama-sama menjaga ketertiban lalu lintas,” kata dia.

    (sfn/din)

  • Bayar Rp 50 Ribu Masih Kembalian, Pajak Motor Listrik Cuma Segini!

    Bayar Rp 50 Ribu Masih Kembalian, Pajak Motor Listrik Cuma Segini!

    Jakarta

    Pajak motor listrik murah meriah. Bahkan kalau bayar Rp 50 ribu setiap tahun, masih ada kembaliannya.

    Pajak tahunan jadi salah satu pertimbangan bagi seseorang sebelum membeli kendaraan. Tapi buat kamu yang mau membeli motor listrik, tampaknya nggak perlu pusing nih mikirin pajak tahunan. Soalnya, pajak tahunannya nggak sampai Rp 50 ribu.

    Pajak Tahunan Motor Listrik

    Ditelusuri detikOto dalam laman Informasi Data Kendaraan dan Pajak Kendaraan Bermotor Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, untuk motor listrik Maka Cavalry kepemilikan pertama atas nama perusahaan, pajak tahunannya Rp 35 ribu. Pajak tahunan itu hanya berupa Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) untuk kendaraan roda dua. Tak ada PKB Pokok yang dibebankan untuk motor listrik dengan nilai jual Rp 31,6 juta itu. Sedangkan harga jualnya diketahui Rp 35,85 juta.

    Ya, kendaraan listrik memang mendapat keringanan berupa pembebasan pajak kednaraan bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). Jadi nggak cuma mobil listrik, motor listrik berbasis baterai tidak dikenai pajak lagi.

    Aturan ini berlaku sejak diundangkan pada 11 Mei 2023 yang tercantum Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 6 Tahun 2023 tentang Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama, dan Pajak Alat Berat Tahun 2023. Berikut ini bunyi pasal 10:

    1. Pengenaan PKB KBL Berbasis Baterai untuk orang atau barang ditetapkan sebesar 0 persen dari dasar pengenaan PKB
    2. Pengenaan BBNKB KBL Berbasis Baterai untuk orang atau barang ditetapkan sebesar 0 persen dari dasar pengenaan BBNKB

    Spesifikasi Motor Listrik Maka Cavalry

    Adapun soal Maka Cavalry, memiliki jarak tempuh 160 km hanya dalam sekali pengecasan. Hal ini berkat baterai berkapasitas 4 kWh dan mode berkendara Hi-Regen yang bisa memperpanjang jarak tempuh. Baterainya pun tersertifikasi IP67 sehingga tahan debu dan tahan air sedalam 60 cm.

    Secara performa, skuter listrik ini bisa menghasilkan tenaga puncak 12 dk dan torsi 242 Nm. Cavalry bisa mencapai kecepatan maksimal 105 km/jam dan berakselerasi dari 0-60 km/jam hanya dalam 4,8 detik. Cavalry juga mampu menanjak hingga kemiringan 30 derajat. Terkait pengecasan, setiap pembelian Maka Cavalry sudah termasuk dengan Maka Charger. Buat menempuh jarak sejauh 20 km per hari, motor listrik ini bisa dicas dengan Maka Charger selama 60 menit menggunakan daya 500 watt, max 6A.

    Kemudian jika menggunakan Maka Charger+ dengan 1.200 watt, max 15 A, bisa dicas selama 26 menit. Selanjutnya jika menggunakan Maka Fast Charging Station dengan 5.500 watt, max 52 A, hanya membutuhkan waktu 12 menit.

    (dry/din)

  • Terkuak! Ini Motor Baru Suzuki yang Meluncur di Indonesia Pekan Ini

    Terkuak! Ini Motor Baru Suzuki yang Meluncur di Indonesia Pekan Ini

    Jakarta

    PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) akan meluncurkan produk baru di pameran Indonesia Motorcycle Show atau IMOS 2025, pekan ini. Kendaraan tersebut kemungkinan besar merupakan Suzuki Access 125.

    Kabar kemunculan Suzuki Access 125 naik ke permukaan setelah akun Instagram resmi Suzuki Indonesia mengunggah video teaser atau bocoran awal. Pada tayangan berdurasi singkat itu, mereka menampilkan sejumlah detail kendaraan, mulai dari bagian muka, lampu utama, jok hingga panel instrumen.

    “Ride the classic commuter. Datang dan lihat langsung di Indonesia Motorcycle Show (IMOS 2025) tanggal 24-28 September 2025. See ya!” demikian tulis akun Instagram @suzukiindonesiamotor, dikutip Senin (22/9).

    Jika diperhatikan melalui bocoran gambar yang ditampilkan, tak salah lagi, motor tersebut merupakan Suzuki Access 125 yang sebelumnya telah dipasarkan di India. Skuter matik (skutik) entry level tersebut punya tampilan retro dengan sentuhan Tanah Bharata yang kuat.

    Suzuki Access 125 yang dipasarkan di India punya tubuh gemuk dengan ukuran roda yang mungil. Sayangnya, belum diketahui pasti, apakah unit yang meluncur di Indonesia merupakan produk impor dari Negeri Hindustan atau rakitan lokal. Jika benar impor, maka tampilannya akan benar-benar sama.

    Meski tampangnya agak aneh untuk sebagian orang Indonesia, namun desain tersebut cukup populer di India. Selain itu, Suzuki Access 125 sejak awal memang dibuat nyaman untuk penggunaan atau mobilitas harian.

    Di India, Suzuki Access 125 dibekali mesin dengan standar OBD-2B yang ramah lingkungan. Sementara kapasitasnya 125cc bersilinder tunggal dengan pendingin udara. Pembekalan tersebut membuat motor mampu menghasilkan tenaga 8,3 dk dan torsi 10,2 Nm.

    Berstatus sebagai skutik entry level, Suzuki Access 125 dijual 116.200 rupee atau Rp 21 jutaan di India. Hingga kini, belum diketahui pasti, berapa banderolnya saat masuk Indonesia.

    Suzuki Access 125 terbaru di India. Foto: Doc. Suzuki India.

    Diberitakan sebelumnya, Teuku Agha selaku 2W Sales & Marketing Department Head PT SIS membenarkan, pihaknya akan meluncurkan produk baru di IMOS 2025. Bahkan, bukan hanya satu, melainkan dua motor baru sekaligus!

    “Iya, benar. Suzuki akan ikut pameran IMOS 2025 untuk launching dua produk baru,” kata Agha kepada detikOto.

    (sfn/din)

  • BYD Siapkan Sealion 6 Buat Jegal Toyota Harrier-Mitsubishi Outlander

    BYD Siapkan Sealion 6 Buat Jegal Toyota Harrier-Mitsubishi Outlander

    Jakarta

    BYD makin agresif di pasar otomotif Jepang. Dalam waktu dekat, BYD bakal meluncurkan Sealion 6 PHEV untuk menjegal penjualan Toyota Harrier hingga Mitsubishi Outlander PHEV.

    BYD berencana untuk mengenalkan mobil berteknologi PHEV (plug-in hybrid) di Jepang mulai Januari 2026. Kabarnya, mobil PHEV pertama BYD yang akan dijual di Jepang itu adalah Sealion 6 atau kalau di China dikenal dengan nama Song Plus. BYD disebut bakal mengumumkan kehadiran Sealion 6 itu pada ajang Japan Mobility Show di Tokyo pada Oktober 2025.

    Diberitakan Car News China, Presiden BYD Jepang Atsuki Tofukuji menyebut peluncuran mobil PHEV itu diharap bisa meningkatkan konsen soal jarak tempuh yang sering dikaitkan dengan mobil listrik. Ia menggambarkan langkah ini juga sekaligus penting untuk memperluas kehadiran BYD di Jepang.

    Langkah BYD ini terbilang berani, mengingat pasar Jepang cukup didominasi mobil domestik. Lebih lagi, segmen PHEV di Jepang didominasi mobil populer sekelas Toyota Harrier dan Mitsubishi Outlander. BYD berupaya keras menjegal laju keduanya dengan kehadiran Sealion 6 tersebut.

    Sejatinya Sealion 6 dianggap kurang kompetitif dari sisi jangkauan dan efisiensi bahan bakar ketimbang para rivalnya itu, BYD bakal menggunakan strategi harga. Di Jepang, mobil PHEV umumnya ditawarkan dengan banderol di atas lima juta yen (di atas Rp 500 jutaan), nah BYD justru berencana menjualnya di bawah ambang harga tersebut. Kabarnya, BYD Sealion 6 PHEV ini bakal dibanderol USD 24.130 atau sekitar Rp 400 jutaan.

    Secara global, mobil PHEV BYD ini mencatatkan pangsa pasar lebih tinggi ketimbang mobil listrik murni. Pada tahun 2024, BYD menjual 4,27 juta kendaraan, di mana 2,48 juta (58 persen) di antaranya disumbang dari PHEV. Sebagai perbandingan pada periode yang sama, mobil listrik BYD terjual sebanyak 1,76 juta unit (41 persen). Di luar Jepang, mobil PHEV BYD ini sudah merambah Eropa dan juga beberapa negara di Asia Tenggara termasuk Thailand, Filipina, dan Singapura.

    (dry/din)

  • Lagi! Malaysia Kalahkan Penjualan Mobil Indonesia

    Lagi! Malaysia Kalahkan Penjualan Mobil Indonesia

    Jakarta

    Industri otomotif Malaysia kembali mengalahkan Indonesia. Penjualan mobil di negeri jiran bulan lalu lebih banyak ketimbang Indonesia.

    Dikutip dari media lokal Malaysia seperti Paultan dan The Star, berdasarkan data Asosiasi Otomotif Malaysia (MAA) penjualan mobil di sana pada bulan Agustus 2025 mengalami kenaikan. MAA melaporkan, sebanyak 73.041 unit mobil baru telah terkirim ke pelanggan pada bulan lalu.

    Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 4,2 persen atau naik 2.940 unit, dari 70.101 unit yang terjual pada bulan Juli.

    Menurut asosiasi, peningkatan angka penjualan pada Agustus 2025 didorong oleh ketersediaan stok yang lebih tinggi, didukung oleh volume produksi yang tinggi di bulan Juli, yaitu 71.439 unit. Selain itu, merek otomotif di Malaysia juga aktif meluncurkan model-model baru dan promosi yang gencar bertepatan dengan bulan perayaan Merdeka.

    Penjualan mobil di Malaysia bulan Agustus itu kembali mengalahkan Indonesia. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), retail sales atau penjualan dari dealer ke konsumen bulan lalu tercatat sebanyak 66.478 unit, jauh di bawah Malaysia yang mencapai angka 73 ribuan unit.

    Padahal, penjualan mobil di Indonesia periode Agustus 2025 naik tipis dibandingkan Juli 2025. Penjualan secara retail dari dealer ke konsumen meningkat 5,7 persen dari sebelumnya 62.922 unit.

    Meski begitu, jika dihitung secara akumulatif, hingga bulan kedelapan tahun 2025, penjualan mobil di Indonesia baru menyentuh 500 ribuan unit. Retail sales Januari-Agustus 2025 di Indonesia tercatat sebanyak 522.162 unit. Angka itu masih lebih banyak sedikit dibanding Malaysia.

    Menurut data Asosiasi Otomotif Malaysia, penjualan year to date atau dari Januari sampai Agustus 2025 di negara itu mencapai 516.862 unit, turun 3,85% dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Penjualan year to date di Malaysia sudah hampir menyamai Indonesia.

    (rgr/din)

  • Gerbang Tol Fatmawati Gratis Ampuh Urai Macet, Lanjut sampai Oktober

    Gerbang Tol Fatmawati Gratis Ampuh Urai Macet, Lanjut sampai Oktober

    Jakarta

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memutuskan untuk memperpanjang uji coba pembukaan gerbang tol Fatmawati 2 secara gratis hingga akhir Oktober 2025. Sebab, uji coba tersebut dinilai ampuh mengurai kemacetan di kawasan tersebut.

    Diketahui, Pemprov DKI Jakarta menerapkan rekayasa lalu lintas di sekitar Jalan TB Simatupang sampai Jalan RA Kartini, Jakarta Selatan. Salah satunya adalah pembukaan lajur paling kiri gratis dari Gerbang Tol Fatmawati sampai Lebak Bulus.

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memutuskan untuk memperpanjang rekayasa lalu lintas tersebut. Menurut Pramono, uji coba itu dinilai menunjukkan hasil positif.

    “Ini (pembukaan gerbang tol) bisa dilanjutkan sampai akhir Oktober karena terbukti mampu mengurangi kemacetan,” ujar Pramono dalam keterangan tertulisnya dikutip Senin (22/9/2025).

    Gerbang Tol Fatmawati 2 di Jalan R.A. Kartini kerap menjadi titik rawan macet, terutama pada jam sibuk. Selama masa uji coba, akses tol ini dibuka secara gratis bagi pengguna jalan, sehingga beban lalu lintas di ruas Jalan TB Simatupang dan arteri R.A. Kartini berkurang signifikan.

    “Pembukaan akses gratis di Gerbang Tol Fatmawati 2 terbukti memberikan dampak nyata terhadap kelancaran lalu lintas,” ungkap Pramono.

    Berdasarkan hasil evaluasi uji coba pada 15-19 September 2025, tercatat volume kendaraan yang masuk melalui kanalisasi Gerbang Tol Fatmawati 2 mencapai 3.052 kendaraan, atau rata-rata 610 kendaraan per hari.

    Perbandingan data sebelum dan sesudah uji coba menunjukkan hasil positif. Pada periode 25-29 Agustus 2025, volume lalu lintas rata-rata pada jam puncak di Jalan R.A. Kartini mencapai 3.774,81 satuan mobil penumpang/jam (smp/jam). Namun selama uji coba, angka itu turun menjadi 3.127,44 smp/jam, atau menurun 17,15 persen.

    Selain itu, hasil analisis juga mencatat:

    Kapasitas ruas Jalan R.A. Kartini meningkat 26 persen.Nilai volume per kapasitas (VC ratio) turun 21,4 persen.Kecepatan rata-rata jaringan jalan naik 15,92 persen.Secara keseluruhan, kinerja lalu lintas di kawasan TB Simatupang-R.A. Kartini meningkat 18,65 persen.

    Data tersebut menunjukkan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap alternatif jalur yang lebih lancar sekaligus mengurangi penumpukan kendaraan di jalan arteri.

    Pramono menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berperan dalam kelancaran lalu lintas di kawasan Jalan TB Simatupang dan sekitarnya.

    “Pemprov DKI berharap arus kendaraan di kawasan Jakarta Selatan semakin tertata dan kemacetan dapat berkurang secara signifikan,” tutup Pramono.

    (rgr/din)

  • Wujud BYD Super Ngebut yang Salip Top Speed Bugatti

    Wujud BYD Super Ngebut yang Salip Top Speed Bugatti

    Wujud BYD Super Ngebut yang Salip Top Speed Bugatti