Jenis Media: Otomotif

  • Prabowo dan Mimpi Panjang Indonesia Punya Mobil Nasional

    Prabowo dan Mimpi Panjang Indonesia Punya Mobil Nasional

    Jakarta

    Sudah berulang kali ada mobil muncul dan dapat cap ‘mobil nasional’. Dari Bimantara dan Timor pada era Soeharto, sampai Esemka yang bikin heboh. Sayangnya, program mobil nasional lebih sering dibumbui hal-hal politis ketimbang kepentingan industri.

    Indonesia sebenarnya punya banyak sekali contoh jika mau benar-benar belajar mengembangkan mobil merek sendiri: dari China, Malaysia, atau bahkan Vietnam. Satu hal yang jadi kesamaan negara-negara yang sukses dengan industri otomotifnya tersebut adalah komitmen dan konsistensi mengembangkan industri. Ada rencana jangka panjang yang dibangun secara berkelanjutan – tanpa putus.

    Maka rencana Presiden Prabowo membuat mobil nasional dalam tiga sampai empat tahun ke depan menjadi isu yang menarik. Cukupkah waktu sesingkat itu untuk mengembangkan sebuah mobil yang bisa dicap sebagai mobil nasional? Bagaimana riset and development-nya? Bakal sebanyak apa jaringan dealer serta servisnya? Berapa harganya? Dan bagaimana daya saingnya dengan mobil-mobil China serta Jepang yang kini berkompetisi sangat ketat?

    Atau jangan-jangan kembali ke pola lama: cukup rebadge, kelar perkara.

    Tonton Siniar Injeksi detikOto episode terbaru di atas, ya.

    (din/din)

  • Roket Buatan Honda Ditargetkan Mengorbit Mulai 2030!

    Roket Buatan Honda Ditargetkan Mengorbit Mulai 2030!

    Jakarta

    Produsen otomotif asal Jepang, Honda, benar-benar serius mengembangkan roket luar angkasa. Bahkan, setelah diuji coba dan dipamerkan ke publik, mobilitas baru itu akan mengorbit lima tahun lagi!

    Kepastian tersebut disampaikan Toshihiro Mibe selaku Chief Executive Officer (CEO) Honda Motor Corporation (HMC). Dia menegaskan, pihaknya terus mengebut seluruh proses pengembangan dan pengetasan sebelum benar-benar mengorbit ke angkasa pada 2030.

    “Proyek roket yang dapat digunakan kembali (reusable rocket) telah mencapai tahap validasi pendaratan vertikal, dengan target peluncuran satelit ke orbit sekitar tahun 2030,” ujar Mibe saat wawancara eksklusif dengan rombongan media asal Asia Tenggara di Minato, Tokyo, Jepang, Jumat (31/10).

    Sebagai catatan, roket buatan Honda telah menjalani serangkaian uji coba di Hokkaido, Jepang, pada Juni lalu. Pengujian tersebut menandai Honda sebagai perusahaan swasta pertama di Negeri Sakura yang punya proyek roket suborbital pada 2029.

    Roket tersebut punya panjang 6,3 meter, diameter 85 centimeter, dan berat 900 kilogram. Menariknya, kendaraan uji coba itu mengusung konsep berkelanjutan dan menggunakan teknologi ramah lingkungan.

    Saat hari pertama Japan Mobility Show atau JMS 2025 kemarin, Mibe paham, membuat roket bukan pekerjaan mudah. Namun, pihaknya telah berkomitmen mengembangkan berbagai pilihan mobilitas. Itulah mengapa, Honda tetap akan merealisasikan keinginan tersebut.

    “Penelitian dan pengembangan roket Honda baru saja melalui langkah pertama. Apa pun kesulitan yang menghadang, Honda akan mengatasinya dengan terus menantang batas tanpa pernah menyerah,” kata dia.

    Pada sesi tanya jawab itu, Mibe juga menegaskan, selain roket, pihaknya juga mengembangkan berbagai teknologi lain, termasuk kecerdasan buatau atau AI, robotik dan pengembangan mesin yang ramah lingkungan.

    (sfn/lua)

  • Potret Museum Suzuki di Jepang

    Potret Museum Suzuki di Jepang

    Potret Museum Suzuki di Jepang

  • SIM ‘Emas’ Jadi Tanda Bagi Warga Jepang yang Tak Pernah Melanggar Lalu Lintas

    SIM ‘Emas’ Jadi Tanda Bagi Warga Jepang yang Tak Pernah Melanggar Lalu Lintas

    Tokyo

    Mendapatkan surat izin mengemudi (SIM) di Jepang tidak mudah. Warga Jepang harus mengikuti sekolah mengemudi selama hampir sebulan. Biaya pembuatan SIM di Jepang pun tak murah.

    Namun, ada perlakuan spesial buat orang Jepang yang tidak pernah melanggar lalu lintas. SIM pengendara di Jepang yang tidak pernah kena tilang atau terlibat kecelakaan akan ditandai.

    “Kalau lima tahun tidak melakukan pelanggaran atau terlibat kecelakaan, bisa dapat gold card (penanda emas di SIM). Ini artinya good driver,” kata Ei Mochizuki, salah satu warga negara Jepang, saat ditemui detikOto di Tokyo, Jepang, Selasa (28/10/2025).

    Mochizuki, yang sudah beberapa tahun terakhir tinggal di Indonesia dan berkarier di Suzuki, mengatakan ada sejumlah keuntungan kalau warga Jepang mendapatkan SIM dengan tanda emas di kolom masa berlakunya. Pemegang SIM emas itu bisa mendapatkan biaya asuransi yang lebih murah. Masa berlakunya juga lebih lama.

    “Keuntungannya asuransi lebih murah. Perpanjang SIM juga bisa lima tahun sekali. Kalau yang biasa harus diperpanjang setiap tiga tahun sekali,” sambung Mochizuki.

    Dikutip dari situs Okinawa Institute of Science and Technology, ada beberapa ketentuan terkait masa berlaku SIM di Jepang. Pengendara yang baru memiliki SIM dengan yang sudah lama memiliki SIM dibedakan masa berlakunya.

    Bagi pengendara yang baru punya SIM pertama, masa berlakunya habis pada sebulan setelah ulang tahun ketiga terhitung dari tanggal penerbitan. Misal, seorang pengendara di Jepang memiliki tanggal lahir 5 November dan penerbitan SIM pertama pada 3 November 2020, maka SIM-nya berlaku sampai 5 Desember 2023 (satu bulan setelah ulang tahun ketiga dihitung dari tanggal penerbitan).

    Namun berbeda jika pengendara sudah lama memegang SIM di Jepang. Pengendara yang memiliki SIM kurang dari lima tahun, atau pengendara yang terkena poin penalti (tilang) pada SIM sebelumnya serta pengendara yang berusia 71 tahun ke atas, maka SIM-nya berlaku selama 3 tahun.

    Jika pengendara berusia 70 tahun, maka masa berlaku SIM-nya adalah 4 tahun. Jika, pengemudi tidak memiliki riwayat poin penalti (tilang) dan berusia di bawah 70 tahun, masa berlakunya adalah 5 tahun.

    Biaya Bikin SIM di Jepang

    Mochizuki menyebut, biaya membuat SIM di Jepang tidak murah. Prosesnya pun tidak instan.

    “Biaya rata-rata (setara) Rp 30 juta. Harus ke sekolah mengemudi, hampir satu bulan harus pergi ke sekolah mengemudi. Ada ujian-ujian, dan tidak gampang ujiannya,” kata Mochizuki.

    Tak heran, di Jepang hampir tidak ada pelanggaran lalu lintas yang dilakukan pengendara. Semua pengendara kendaraan bermotor tertib antre di lajurnya masing-masing tanpa ada yang saling menyerobot. Begitu juga di persimpangan jalan dan zebra cross, semua tertib berhenti di belakang garis tanpa ada yang menerobos lampu merah.

    (rgr/lua)

  • ‘Naik Kelas’, Truk Giga Isuzu Terbaru Dipamerkan di JMS 2025

    ‘Naik Kelas’, Truk Giga Isuzu Terbaru Dipamerkan di JMS 2025

    Jakarta

    Di arena Japan Mobility Show 2025 (JMS 2025), merek komersial Jepang, Isuzu, menunjukkan sinyal kuat untuk kendaraan berat generasi selanjutnya. Model flagship mereka, Isuzu Giga, hadir dengan pembaruan signifikan, mulai dari desain kabin hingga fitur keselamatan canggih, yang menunjukkan bahwa truk besar juga bisa ‘naik kelas’.

    Fitur keselamatan yang ditambahkan pun bukan sekadar kosmetik, sistem pengereman pra-tabrakan saat berbelok, deteksi roda yang akan lepas, mitigasi tabrakan samping, serta kamera dan radar tambahan semua dirancang untuk mendukung pengemudi dan bisnis logistik.

    Truk berat sering kali menjadi tulang punggung rantai pasokan, dari manufaktur hingga distribusi. Dengan pembaruan Giga, Isuzu tampak mengarahkan fokus ke dua hal utama, efisiensi operasional dan keamanan pengemudi.

    Dari segi efisiensi, versi three axle (tiga-as) dengan kapasitas besar memungkinkan sekali perjalanan memuat lebih banyak barang, yang berarti cost per ton-kilometer bisa menurun.

    Sementara dari segi keamanan, fitur-fitur baru menurunkan risiko kecelakaan dan menambah kepercayaan pengemudi serta operator armada.

    Dengan makin ketatnya regulasi emisi dan tekanan untuk perusahaan logistik menjadi lebih hijau, upgrade ini menjadi sinyal bahwa Isuzu serius dalam merespons tantangan masa depan.

    Dari tampilan visual dan spesifikasi yang diumumkan, kabin baru memberikan aura lebih modern dan profesional. Sistem bantuan pengemudi terasa lebih banyak dan relevan, terutama di lingkungan urban atau distribusi jarak menengah.

    Versi tiga-as dengan lantai lebih rendah tampak sangat cocok untuk aplikasi yang menuntut akses dan pemuatan lebih efisien.

    Untuk pasar seperti Indonesia, di mana armada truk besar masih menjadi tulang punggung logistik, sayangnya Giga generasi baru ini belum akan masuk ke Tanah Air.

    Isuzu Giga versi teranyar yang dipamerkan di JMS 2025 bukan sekadar versi facelift, tapi lebih ke sinyal bahwa Isuzu ingin tetap unggul di kelas truk berat lewat kombinasi kapasitas besar, efisiensi, dan teknologi keselamatan.

    (ang/lua)

  • Potret Museum Suzuki di Jepang

    Banyak yang Belum Tahu, Sejarah Suzuki Bukan Berawal dari Produk Otomotif

    Tokyo

    Awal mula lahirnya merek otomotif Suzuki ternyata bukan dari mobil atau motor. Suzuki berawal dari mesin tenun yang berkembang menjadi salah satu raksasa otomotif asal Jepang.

    Sejarah Suzuki bisa dipelajari di Suzuki Plaza Museum di Hamamatsu City, Shizuoka Prefecture, Jepang. Museum Suzuki berada tepat di seberang kantor pusat Suzuki Motor Corporation (SMC).

    Selain jadi tempat menyimpan kisah panjang perjalanan perusahaan sejak berdiri pada tahun 1909, museum tiga lantai ini juga menjadi manifestasi visual dari Monozukuri, filosofi manufaktur Jepang yang menekankan kualitas, presisi, serta dedikasi mendalam dalam proses penciptaan. Setiap area pameran bukan hanya menampilkan sejarah, tetapi juga memperlihatkan blueprint filosofi yang kini menuntun strategi global Suzuki di era elektrifikasi dan mobilitas berkelanjutan.

    Suzuki Plaza Museum di Hamamatsu City, Shizuoka Prefecture, Jepang Foto: Rangga Rahadiansyah/detikOto

    Di museum ini dijelaskan, perusahaan bermula ketika sang pendiri, Michio Suzuki, mendirikan pabrik mesin tenun yang terbuat dari kayu dengan sistem pedal. Nama pabriknya saat itu adalah Suzuki Loom Works. Michio sendiri saat itu masih berusia 22 tahun.

    Awalnya, Michio Suzuki membuat mesin tenun untuk ibunya. Orang tua Michio saat itu memang bekerja sebagai petani kapas. Ibunya sangat senang ketika mencoba pertama kali mesin tenun buatan Michio karena sangat memudahkan proses menenun.

    Sejak saat itu Michio terus berinovasi dan fokusnya hanya membuat mesin tenun yang mempermudah penggunanya. Kebetulan saat itu Jepang menjadi negara pengekspor kain terbesar di dunia. Hal itulah yang membuat mesin tenun Suzuki laris di Jepang.

    Dalam perkembangannya, Suzuki menciptakan sepeda bermesin. Suzuki kemudian bertransformasi menjadi pembuat kendaraan roda dua, roda empat sekaligus mesin tempel kapal yang dikenal di seluruh dunia.

    Di antara koleksi kendaraan-kendaraan bersejarah Suzuki, ada Suzulight (1955), mobil pertama Suzuki yang menjadi tonggak lahirnya kategori Kei-car. Model ini menandai komitmen Suzuki terhadap prinsip dasar menciptakan kendaraan kompak, ringan, efisien, dan terjangkau. nilai yang kemudian berkembang menjadi DNA perusahaan Suzuki hingga saat ini.

    Suzuki Plaza Museum di Hamamatsu City, Shizuoka Prefecture, Jepang Foto: Rangga Rahadiansyah/detikOto

    Memasuki zona pengembangan dan manufaktur modern, museum menampilkan proses perakitan mobil dengan dukungan teknologi robotik mutakhir. Meski berbasis otomatisasi, semangat craftsmanship khas Jepang tetap dijaga menegaskan keseimbangan antara presisi teknologi dan sentuhan manusia. Di tengah cepatnya perubahan lanskap industri otomotif global serta meningkatnya kebutuhan terhadap solusi energi terbarukan, semangat Monozukuri ini terus menjadi fondasi yang relevan sekaligus visioner.

    Selain menjadi destinasi wisata industri, Suzuki Plaza Museum juga berfungsi sebagai pusat pembelajaran lokal, termasuk lokasi kunjungan lapangan untuk pelajar sekolah dasar. Lewat pengalaman edukatif yang mendalam, tempat ini menjadi bentuk kontribusi Suzuki kepada promosi pariwisata Hamamatsu. Selain itu, museum ini menjadi simbol bagaimana warisan manufaktur bisa terus hidup dan relevan di masa depan.

    (rgr/lua)

  • Mobil Listrik China Banjiri Pasar Global, Bos Besar Honda Bilang Begini

    Mobil Listrik China Banjiri Pasar Global, Bos Besar Honda Bilang Begini

    Tokyo

    Chief Executive Officer (CEO) Honda Motor Company (HMC), Toshihiro Mibe, buka suara soal ancaman mobil listrik China di pasar global. Dia menegaskan, pihaknya tak mau diam saja dan hanya menjadi penonton.

    Mibe sadar, sejak beberapa tahun terakhir, produsen China melesat cepat di segmen electric vehicle (EV). Namun, di era penuh persaingan seperti sekarang, Honda harus adaptif dengan mengembangkan teknologi yang lebih canggih. Bukan hanya listrik, melainkan juga hidrogen.

    “Honda terus mengembangkan teknologi baterai dan kendaraan listrik untuk menutup kesenjangan dengan produsen asal Tiongkok,” ujar Toshihiro Mibe saat forum diskusi bersama rombongan jurnalis asal Asia Tenggara di Minato, Tokyo, Jepang, baru-baru ini.

    “Kami juga melanjutkan penelitian panjang kami di bidang fuel cell, dengan penerapan yang disesuaikan terhadap perkembangan infrastruktur dan biaya hidrogen di setiap wilayah,” tambahnya.

    Mibe juga menyanggah ketika ada pihak yang menyebut Honda bergerak lambat dalam pengembangan dan pemasaran mobil listrik di pasar global. Dia justru memastikan, Honda belakangan mempercepat transisi energi demi menuju netralitas karbon.

    “Pada Mei 2024, Honda menyesuaikan komposisi penjualan jangka menengah dengan memperbesar porsi HEV hingga 2030, menyesuaikan dengan melambatnya pertumbuhan pasar EV global,” tuturnya lagi.

    “Namun, pengembangan EV justru terus dipercepat karena teknologi ini tetap menjadi pilar utama dalam upaya Honda menuju carbon neutrality,” kata dia menambahkan.

    Sebagai catatan, keseriusan Honda menggarap mobil listrik sebenarnya bisa terlihat melalui pameran Japan Mobility Show 2025. Sebab, pada acara tersebut mereka membawa banyak produk konsep di segmen tersebut, misalnya seperti Honda 0 Alpha, Honda 0 SUV, Honda 0 Saloon dan Honda Super One.

    (sfn/lua)

  • Raja Solo Wafat, Diantar ke Keraton Menggunakan Ambulans Toyota Alphard

    Raja Solo Wafat, Diantar ke Keraton Menggunakan Ambulans Toyota Alphard

    Jakarta

    Raja Keraton Solo Paku Buwana (PB) XIII tutup usia hari ini. Jenazah almarhum tiba di Ndalem Keraton Kasunanan Solo, Kecamatan Pasarkliwon, Kota Solo, dari rumah sakit Indriyati Solo Baru, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Jenazah Raja Solo tiba sekitar pukul 10.30 WIB dengan ambulans Toyota Alphard.

    Dikutip dari detikJateng, jenazah PB XIII dibawa menggunakan ambulans Toyota Alphard dengan nopol AD-1206-FK. Mobil MPV warna hitam tersebut diproduksi pada tahun 2014.

    Setibanya di Keraton Kasunanan Solo, ambulans Alphard tersebut langsung masuk ke pintu sentral, atau di sebelah barat pintu utama Kamandungan. Isak tangis terdengar dari dalam, saat jenazah PB XIII datang. Di dalam, keluarga dan kerabat Keraton sudah menanti. Sedianya, jenazah akan disucikan terlebih dahulu, lalu dibawa ke Masjid Pujosono.

    Adik almarhum, KGPH Puger mengatakan, PB XIII meninggal dunia sekitar pukul 07.30 WIB di Rumah Sakit Indriyati. Pemakamannya akan dilakukan di Makam Raja Imogiri, Yogyakarta.

    “(Pemakamannya) Biasanya 2-3 hari, menunggu penjabat perintah yang mau melayat. Silahkan (melayat) kan jarak jauh. Maksimal 3 hari. (Dimakamkan) Di Imogiri,” bilang Gusti Puger kepada awak media, Minggu (2/11/2025).

    Dia mengatakan, proses pemakaman akan mengikuti adat yang sudah ada. Saat ini pihak keluarga masih melakukan rapat.

    Diberitakan sebelumnya, Kerabat Keraton Surakarta Hadiningrat, KPH Eddy Wirabhumi mengatakan, PB XIII meninggal dunia karena sakit yang ia derita.

    “Sudah lama beliau sakit, terakhir komplikasi, macam-macam, termasuk gula darah tinggi, dan seterusnya, sudah sepuh juga,” kata Eddy kepada awak media di Keraton Solo, Minggu (2/10/2025).

    Eddy menjelaskan, PB XIII meninggal dunia hari ini sekira pukul 07.30 WIB. PB XIII sudah sempat keluar masuk rumah sakit.

    (lua/din)

  • Harga Honda BeAT dan Yamaha Gear Ultima November 2025

    Harga Honda BeAT dan Yamaha Gear Ultima November 2025

    Jakarta

    Honda BeAT dan Yamaha Gear Ultima masih menjadi dua skutik entry level paling populer di pasar Indonesia. Keduanya jadi pilihan favorit masyarakat perkotaan yang mencari motor harian praktis, irit, dan mudah dikendarai. Menariknya, memasuki November 2025, harga kedua motor ini tercatat tidak mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya.

    BeAT tetap menjadi tulang punggung penjualan Honda di Tanah Air. Skutik mungil ini bahkan dijuluki ‘motor sejuta umat’ karena dominasinya di pasar roda dua nasional. Di sisi lain, Yamaha mencoba menantang lewat Gear Ultima yang tampil lebih sporty dan modern, menjadi penerus dari lini Gear sebelumnya.

    Dari segi harga, Honda BeAT masih mempertahankan harga kompetitif mulai Rp 18 jutaan. Honda juga menawarkan varian BeAT Street dengan tampilan lebih adventure untuk menyasar konsumen muda yang aktif. Seluruh harga BeAT di November 2025 tercatat stabil, tanpa perubahan dibanding Oktober lalu.

    Harga Honda BeAT November 2025 (OTR Jakarta)

    1. BeAT CBS: Rp 18.980.000

    2. BeAT Deluxe: Rp 19.851.000

    3. BeAT Deluxe Smart Key: Rp 20.381.000

    4. BeAT Street: Rp 19.851.000

    Sementara Yamaha Gear Ultima dibanderol sedikit lebih mahal, menawarkan tiga varian, yakni Standard, Hybrid, dan Hybrid S yang jadi tipe tertinggi dengan fitur yang paling lengkap. Sama seperti BeAT, harga Gear Ultima November 2025 juga tidak berubah dari bulan lalu. Yamaha pun masih menyediakan versi Gear lama agar konsumen punya lebih banyak opsi.

    Harga Yamaha Gear Ultima November 2025 (OTR Jakarta)

    1. Gear: Rp 19.045.000

    2. Gear Ultima Hybrid: Rp 19.990.000

    3. Gear Ultima Hybrid S: Rp 21.500.000

    Secara teknis, Honda BeAT dibekali mesin eSP 110 cc yang terkenal irit, dilengkapi bagasi praktis dan fitur smart key system. Sementara Yamaha Gear Ultima membawa mesin 125 cc dengan opsi hybrid yang lebih responsif dan hemat bahan bakar. BeAT tampil simpel dan ringkas, sedangkan Gear Ultima mengedepankan desain sporty khas Yamaha.

    Harga di atas merupakan OTR Jakarta per November 2025, dan bisa saja berbeda di tiap daerah. Konsumen disarankan untuk mengecek langsung ke dealer resmi Honda dan Yamaha untuk mendapatkan informasi terkini.

    (lua/din)

  • ‘To You’, Janji Toyota untuk Mendengarkan, Berinovasi, dan Beradaptasi demi Konsumen

    ‘To You’, Janji Toyota untuk Mendengarkan, Berinovasi, dan Beradaptasi demi Konsumen

    Tokyo

    Toyota membawa slogan anyar pada ajang Japan Mobility Show 2025. Di tengah langkah besar pengurangan emisi dan dipamerkannya banyak mobil masa depan, Toyota hadir dengan pesan paling personal: apa yang bisa kami bantu untuk kebutuhan mobilitas kalian?

    Tou You, Toyota secara harfiah artinya sederhana saja: Untukmu, Toyota. Tapi kalau mau dipahami secara filosofis, ini bisa diartikan bahwa Toyota menempatkan individu (pelanggan) sebagai pusat semua inovasi mobilitas yang mereka kembangkan.

    Toyota mengambil langkah ini karena menyadari bahwa setiap individu dan konsumen sejatinya punya kebutuhan, gaya hidup, dan juga keinginan yang berbeda. Termasuk memahami kebutuhan dan ketersediaan sumber daya di masing-masing negara — untuk kemudian disesuaikan dengan teknologi yang bisa digunakan pada mobil-mobilnya melalui konsep Multi Pathway.

    ‘To You’, janji Toyota untuk mendengarkan, berinovasi, dan beradaptasi demi konsumen Foto: Dok. Toyota-Astra Motor (TAM)

    “Kami sudah bekerja keras untuk membuat ‘Mobilitas untuk semua’ menjadi kenyataan. Tapi ketika berdiri di depan pembuatan itu semua, selalu ada sesuatu yang terasa kurang. Sesuatu itu adalah apa yang sering kita sebut ‘untuk semua’. Padahal kenyataannya tidak ada satupun produk yang cocok untuk semua orang,” ucap Koji Sato, President dan CEO Toyota Motor Corporation.

    “Apa yang kami pikirkan saat membuat sebuah produk adalah: Kami ingin membantu seseorang, kami ingin membuat seseorang tersenyum,” lanjut Sato di atas panggung pembukaan booth Toyota pada ajang Japan Mobility Show di Tokyo, Jepang.

    Toyota menjabarkan filosofi ‘To You, Toyota’ ini melalui beberapa langkah yang sejatinya sudah mengalir dalam darah mereka sejak beberapa waktu lalu. Salah satunya strategi multi pathway.

    Langkah paling nyata dari semangat To You ini memang menegaskan lagi strategi Multi Pathway. Toyota sadar betul kalau transisi menuju nol emisi tidak bisa dipaksakan hanya dengan satu jenis teknologi saja (BEV). Toyota selalu menekankan bagaimana mereka ingin membantu pelanggannya yang ingin berkontribusi terhadap penurunan emisi namun belum bisa memilih mobil full listrik. Atas dasar itulah lantas meluncur banyak pilihan jenis penggerak, mulai dari hybrid, plug-in hybrid, sampai bahan bakar hidrogen dan bio fuel.

    ‘To You’, janji Toyota untuk mendengarkan, berinovasi, dan beradaptasi demi konsumen Foto: Dok. Toyota-Astra Motor (TAM)

    Toyota memahami kalau setiap negara punya ‘modal’ kekayaan energi dan juga karakter pasar yang berbeda. Karena itulah ditawarkan pilihan mobilitas paling optimal yang sesuai dengan kondisi lokal tiap wilayah/negara. Bisa dibilang ini adalah bentuk paling nyata dari jargon ‘To You’.

    Masih dari atas panggung Japan Mobility Show, semangat To You juga bisa dilihat pada banyak perangkat mobilitas yang dipamerkan.

    Mulai dari perangkat mobilitas anak-anak yang diberi nama Kids Mobi, kursi roda yang siap dibawa bertualang ke medan berat, sampai HiAce konsep yang canggih serta Land Cruiser FJ yang jadi magnet besar. Ada juga alat bantu jalan untuk disabilitas, teknologi pengangkut barang seperti Chibibo dan KB Lifter, sampai produk lawas yang bikin pangling yakni Corolla konsep.

    Kendaraan-kendaraan dan teknologi itu semua bisa diartikan sebagai jawaban dan solusi Toyota terhadap tantangan mobilitas yang berbeda antara satu orang dengan yang lain, antara satu negara dengan wilayah lain. Toyota menjawab itu semua dengan solusi berdasarkan kebutuhan penggunanya.

    ‘To You’, janji Toyota untuk mendengarkan, berinovasi, dan beradaptasi demi konsumen Foto: Dok. Toyota-Astra Motor (TAM)

    (din/lua)