Jenis Media: Nasional

  • Menolak Lupa, Hari Ini Genap 5 Tahun Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia

    Menolak Lupa, Hari Ini Genap 5 Tahun Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA – Masyarakat Indonesia memeringati lima tahun sejak kasus pertama  virus Covid-19 terdeteksi di Tanah Air, yaitu tepatnya pada 2 Maret 2025. 

    Kejadian tersebut menjadi titik balik yang mengubah banyak aspek kehidupan di Indonesia, mulai dari sektor kesehatan, sosial, hingga ekonomi.

    Pada 2 Maret 2020, Indonesia mengonfirmasi dua kasus pertama Covid-19, yakni dua warga negara Indonesia yang terpapar virus SARS-CoV-2 setelah kontak dengan warga negara Jepang. Kasus pertama ini menandai awal dari perjalanan panjang pandemi di Indonesia.

    Setelah penemuan dua kasus pertama, kasus Covid-19 mulai meningkat pesat. Pemerintah Indonesia mulai memberlakukan berbagai langkah pembatasan sosial, termasuk Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah, termasuk Jakarta, yang menjadi pusat penyebaran awal. 

    Pada akhir Juni 2020, jumlah kasus secara keseluruhan terdapat 56.385 kasus positif Covid-19 di Indonesia. Kala itu, kasus sembuh secara total mencapai 24.806 kasus dan untuk kasus meninggal dunia mencapai 2.876 orang serta secara total terdapat 803.898 spesimen terkait virus corona yang sudah diuji di Indonesia.

    Pada Juli 2021, Indonesia mengalami lonjakan kasus terbesar yang disebut dengan Gelombang Kedua yang berhubungan erat dengan varian Delta yang lebih menular.

    Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 melaporkan, 37.284 terkonfirmasi positif Covid-19 pada Sabtu (31/7/2021). Dengan demikian, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia terhitung sejak Maret 2020 menjadi 3.409.658 orang.

    Pasien sembuh dan dinyatakan negatif Covid-19 mencapai 2.770.092 orang. Sementara, kasus kematian di Tanah Air jumlahnya menjadi 94.119 orang.

    Pada periode ini, kapasitas rumah sakit penuh dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerapkan kebijakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) darurat untuk membatasi mobilitas warga. Program vaksinasi nasional juga dimulai pada Januari 2021, meskipun distribusi vaksin masih terhambat pada tahap awal. 

    Pandemi Covid telah menyebabkan lonjakan angka kematian dan peningkatan jumlah kasus sakit. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Indonesia pada 2022, setelah program vaksinasi berjalan dengan lebih lancar, angka kasus Covid-19 mulai menurun. Kasus terkonfirmasi mencapai 5,5 juta, dengan tingkat kematian tercatat sekitar 150.000.

    Lalu, pada 202 Pandemi Covid-19 makin terkendali berkat vaksinasi yang masif dan protokol kesehatan yang diperketat. Jumlah kasus menurun, tetapi angka kematian total mencatatkan lebih dari 160.000 orang. 

    Sejak 2019, angka kematian akibat Covid-19 terus mengalami peningkatan sesuai dengan peningkatan jumlah kasus konfirmasi Covid-19.Virus tersebut memberikan dampak yang signifikan di berbagai aspek terutama kesehatan, hingga menyebabkan kematian. Kasus konfirmasi positif hingga kematian yang disebabkan paparan Covid-19 cukup tinggi baik di dunia dan Indonesia.

    erdasarkan hasil data Satgas Covid-19 Kementerian Kesehatan hingga 2022 menunjukkan jumlah kematian akibat Covid-19 dari tahun 2019 hingga 2022, yaitu 155.000 kematian atau sebesar 2,6% dari kasus konfirmasi. 

    Memasuki 2024, Indonesia memasuki fase pemulihan, dengan angka kasus yang sangat rendah. Namun, Covid-19 tetap menjadi ancaman dengan beberapa lonjakan kasus sporadis. Meski begitu, tingkat kesembuhan Covid-19 di Indonesia tercatat mencapai lebih dari 95%, berkat pengobatan yang lebih efektif, serta vaksinasi yang makin luas.

    Perbesar

    Dampak Ekonomi

    Pandemi Covid-19 juga membawa dampak yang luar biasa terhadap perekonomian Indonesia. Banyak sektor ekonomi, terutama pariwisata, transportasi, dan UMKM, mengalami penurunan signifikan.

    Misalnya, pada 2020, Indonesia mencatatkan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar -2,07%, yang merupakan resesi pertama dalam dua dekade terakhir 

    Meskipun sempat mencatat pertumbuhan negatif saat diterpa badai pandemi Covid-19 pada 2020, tetapi perekonomian nasional terus menunjukan resiliensi dan beranjak pulih lebih cepat.  

    Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tumbuh makin kuat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami peningkatan, yakni mencapai 3,70% pada 2021.

    Tahun 2022, secara full year, pertumbuhan ekonomi Indonesiajuga mencatatkan pertumbuhan impresif sebesar 5,31% (ctc). Angka tersebut melampaui target yang ditetapkan Pemerintah yakni sebesar 5,2% (ctc), dan kembali mencapai level 5% seperti sebelum pandemi. Adapun, pada 2023 perekonomian Indonesia juga masih berada di level 5% yaitu 5,05%.

    Pemerintah Indonesia mengimplementasikan berbagai kebijakan stimulus ekonomi, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), subsidi listrik, dan dukungan untuk UMKM. Selain itu, program vaksinasi yang massif juga mempercepat pemulihan sektor-sektor ekonomi yang terdampak pandemi 

    Saat ini, setelah lima tahun berlalu, Indonesia telah melalui banyak tantangan dan mengalami proses pemulihan. Namun, Covid-19 masih tetap menjadi ancaman yang memerlukan kewaspadaan. Pandemi ini mengajarkan pentingnya ketahanan sistem kesehatan, pentingnya solidaritas sosial, serta perlunya transformasi digital dalam menghadapi krisis.

    Baiknya, peringatan lima tahun ini juga menjadi momentum bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk terus memperkuat ketahanan bangsa dalam menghadapi pandemi global yang mungkin akan datang di masa depan.

  • Prihatin PT Sritex Berhenti Operasi, DPR Minta Jaminan Perlindungan Hak Pekerja

    Prihatin PT Sritex Berhenti Operasi, DPR Minta Jaminan Perlindungan Hak Pekerja

    PIKIRAN RAKYAT – Ribuan karyawan mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) setelah PT Sri Rejeki Isman (Sritex) berhenti beroperasi. Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh meminta Pemerintah menjamin hak-hak pekerja sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.

    “Dalam banyak kasus PHK akibat kebangkrutan seringkali nasib pekerja menjadi terkatung-katung. Perusahaan seringkali menghindari tanggungjawab mereka dengan dalih tidak mempunyai modal untuk membayar hak-hak pekerja. Situasi ini jangan sampai menimpa sekitar 12.000 karyawan PT Sritex,” ujar Nihayatul Wafiroh, Minggu, 2 Maret 2025.

    Untuk diketahui PT Sritex resmi berhenti beroperasi pada Sabtu 1 Maret 2025 dengan asas keberlangsungan usaha atau going concern dalam penyelesaian kasus kepailitan. Keputusan tersebut dibacakan dalam rapat kreditor yang digelar di Pengadilan Negeri Semarang, Jawa Tengah pada Jumat 28 Februari2025. Akibatnya sekitar 12.000 karyawan mengalami PHK.

    Nihayah menilai keputusan PHK saat Ramadhan dan sebelum Idul Fitri ini dianggap tidak tepat karena akan menambah beban bagi pekerja yang kehilangan pekerjaan. Berdasarkan Permenaker No 6 Tahun 2016 Pasal 7 ayat 3, pekerja yang hubungan kerjanya berakhir lebih dari 30 hari sebelum hari raya maka tidak berhak atas Tunjangan Hari Raya (THR).

    “Oleh karena itu, pekerja yang terkena PHK kemungkinan besar tidak akan menerima THR kecuali ada kebijakan khusus dari perusahaan atau intervensi dari pemerintah,” katanya.

    Disamping itu Nihayah juga meminta PT Sritex menjelaskan secara transparan alasan penghentian operasional serta memastikan bahwa PHK dilakukan sesuai prosedur yang berlaku.

    “Kami akan memastikan bahwa pekerja yang terkena PHK mendapatkan hak mereka termasuk pesangon, jaminan sosial dan kompensasi lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,” katanya.

    Politikus PKB itu juga menekankan pentingnya peran kurator dalam menangani permasalahan ketenagakerjaan. Kurator, katanya, harus memastikan bahwa seluruh hak pekerja diprioritaskan dan tidak ada penundaan dalam pembayaran kompensasi.

    “Para pekerja yang terkena PHK berhak mendapat uang pesangon sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan, jaminan hari tua (JHT) dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) melalui BPJS Ketenagakerjaan dan lainnya,” jelasnya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Mudik Lebaran 2025, Tiket Pesawat Domestik Diskon 13-14 Persen, Ini Jadwalnya – Halaman all

    Mudik Lebaran 2025, Tiket Pesawat Domestik Diskon 13-14 Persen, Ini Jadwalnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah secara resmi mengumumkan penurunan harga tiket pesawat domestik kelas ekonomi sebesar 13 hingga 14 persen untuk periode Angkutan Lebaran 2025.

    Penurunan harga ini berlaku selama 15 hari, yakni untuk penerbangan antara 24 Maret hingga 7 April 2025, dengan periode pembelian tiket yang dimulai pada 1 Maret hingga 7 April 2025.

    Selain itu, Pemerintah juga menanggung sebagian PPN, yakni sebesar 6 persen.

    Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan sudah mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 18 Tahun 2025, mengenai Pajak Pertambahan Nilai yang ditanggung pemerintah sebagian, untuk tiket pesawat kelas ekonomi domestik.

    “Artinya seluruh tiket ekonomi dalam negeri yang dibeli mulai 1 Maret hingga 7 April, untuk jadwal penerbangan antara 24 Maret hingga 7 April 2025 akan dikurangi PPN-nya, sehingga bayar pajak hanya 5 persen, sementara yang 6 persen ditanggung pemerintah.”

    “Kebijakan ini efektif berlaku bagi yang melakukan pembelian tiket mulai hari ini. Bagi yang sudah terlanjur beli maka tidak kena,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers yang diadakan di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Sabtu (1/3/2025).

    Pemerintah juga memastikan ketersediaan kapasitas penerbangan yang memadai selama periode mudik Lebaran 2025.

    “Kami akan pastikan ketersediaan kapasitas penerbangan yang memadai dan meningkatkan keselamatan dan kenyamanan penumpang,” ujar Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi di kesempatan yang sama.

    Menhub menyampaikan, kebijakan penurunan harga tiket pesawat adalah bentuk komitmen nyata pemerintah, untuk memberikan kemudahan dan keringanan bagi masyarakat yang ingin merayakan Hari Raya Idul Fitri di kampung halaman. 

    “Kami ingin memastikan masyarakat bisa menikmati perjalanan yang lebih terjangkau dan nyaman, terutama pada momen penting seperti Lebaran,” ujar Menhub Dudy.

    (Tribunnews.com/Widya)

  • Jadwal Buka Puasa Hari Ini 2 Maret 2025, di Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi

    Jadwal Buka Puasa Hari Ini 2 Maret 2025, di Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi

    Bisnis.com, JAKARTA – Hari ini merupakan hari kedua ibadah puasa ramadan dilaksanakan di Indonesia.

    Umat muslim akan menjalankan ibadah puasa saat ini hingga waktu berbuka ketika adzan magrib sore nanti.

    Berikut jadwal buka puasa 1 ramadan 1446 H di Jabodetabek melansir dari laman Kemenag.

    JAKARTA

    ASAR15:11

    MAGRIB18:14

    ISYA’19:23

    BOGOR

    ASAR 15:10
    MAGRIB 18:19
    ISYA’ 19:24

    TANGERANG

    ASAR 15:11
    MAGRIB 18:15
    ISYA’ 19:24

    BEKASI

    ASAR 15:10
    MAGRIB 18:14
    ISYA’ 19:23

  • Ramadan Bukan Sekadar Puasa: Kurikulum Langit untuk Umat Manusia

    Ramadan Bukan Sekadar Puasa: Kurikulum Langit untuk Umat Manusia

    Bulan suci Ramadan kembali menghampiri kita, namun tidak ada jaminan kita akan bertemu dengannya lagi di masa mendatang. Keagungan bulan ini hadir di depan mata, disambut oleh beragam tipe manusia dengan cara yang berbeda-beda.

    Ada yang menyambutnya dengan penuh suka cita dan persiapan matang, sementara yang lain mungkin hanya menjalaninya dengan rutinitas biasa tanpa makna yang mendalam. Setiap orang memiliki caranya sendiri dalam menyambut kedatangan bulan penuh berkah ini.

    Pertama, ada orang yang menyambut Ramadan dengan sikap biasa-biasa saja. Bagi mereka, Ramadan hanyalah rutinitas tahunan yang tidak membawa perubahan berarti. Kehadiran bulan yang mulia ini tidak memberikan pengaruh apa pun, kecuali kewajiban untuk berpuasa menahan lapar dan dahaga. 

    Bagi orang seperti ini, Ramadan berlalu tanpa meninggalkan makna atau bekas dalam hidupnya. Ia melewatkannya begitu saja, tanpa merasakan keistimewaan atau transformasi spiritual.

    Kedua, ada orang yang menyambut Ramadan dengan sikap sinis. Mereka merasa terbebani dengan datangnya bulan suci ini. Ibadah terasa berat, dan puasa dianggap sebagai beban. 

    Bagi mereka, Ramadan adalah masa yang menyebalkan karena harus menahan diri dari kebiasaan makan dan berbuat sesuka hati. Mereka bahkan menganggap kedatangan Ramadan sebagai musibah yang mengganggu kenyamanan hidup. Naudzubillah min dzalik, semoga kita dijauhkan dari sikap seperti ini.

    Ketiga, ada orang yang menyambut Ramadan dengan penuh antusiasme dan kegembiraan. Mereka merasa istimewa dan bersemangat menyambut bulan penuh berkah ini. 

    Namun, dalam kelompok ini, terdapat dua golongan. Pertama, golongan yang bersemangat tetapi hanya fokus pada aspek lahiriah, seperti berbuka puasa dengan makanan mewah atau mengikuti tradisi tanpa memahami makna spiritual yang mendalam. Kedua, golongan yang bersemangat dengan mempersiapkan diri secara lahir dan batin, meningkatkan ibadah, memperbaiki diri, dan merenungkan makna Ramadan sebagai momentum untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.

    Dua golongan ini menunjukkan bahwa antusiasme dalam menyambut Ramadan bisa memiliki makna yang berbeda, tergantung pada niat dan pemahaman masing-masing individu.

    Kita termasuk dalam golongan yang mana? Semoga kita menjadi bagian dari mereka yang menyambut bulan Ramadan dengan penuh semangat, didasari oleh keimanan dan pemahaman yang mendalam. Semoga pula kita mampu mengisi Ramadan kali ini dengan memperbanyak amal kebaikan, baik dalam hubungan kita dengan Allah (hablumminallah) maupun dalam hubungan kita dengan sesama manusia (hablumminannas).

    Ayat-ayat yang membahas tentang puasa Ramadan sebenarnya turun bukan di bulan Ramadan, melainkan di bulan Syakban, tepatnya pada tahun kedua hijriah. Kita menyebutnya sebagai “ayat-ayat paket puasa”, karena sering kali umat Islam hanya fokus pada ayat (183) surah al-Baqarah ketika membicarakan puasa Ramadan.

    Padahal, kurikulum Ramadan itu mencakup satu paket lengkap, mulai dari ayat (183) hingga ayat (187) surah al-Baqarah.

    Pembahasan mengenai kurikulum ini masih relevan hingga saat ini dan sejalan dengan petunjuk atau sunah Nabi Muhammad SAW, baik dari sisi historis maupun persiapan spiritual. Para ulama menjelaskan bahwa ayat-ayat tentang puasa diturunkan pada bulan Syakban, satu bulan sebelum Ramadan, agar Nabi memiliki waktu yang cukup untuk menjelaskan berbagai aspek penting terkait puasa. 

    Baik itu mengenai keutamaan, tata cara pelaksanaan, maupun persiapan yang diperlukan agar umat Islam dapat menjalankan ibadah Ramadan dengan sempurna sesuai dengan kehendak Allah.

    Dengan adanya pendidikan pra-Ramadan yang langsung diberikan oleh Nabi, pendidikan yang bersumber dari tuntunan kenabian umat Islam, baik yang hidup di masa itu maupun generasi setelahnya hingga kini, diharapkan dapat mempersiapkan diri secara lahir dan batin. 

    Dengan hati yang lapang dan kesiapan penuh, mereka akan lebih mudah menerima serta menjalankan setiap perintah Allah di bulan Ramadan, sehingga dapat mencapai kualitas ibadah yang sesuai dengan yang dikehendaki-Nya.

    Nantinya, kita akan membahas lebih dalam apa yang Allah inginkan melalui Ramadan. Dengan adanya pendidikan pra-Ramadan ini, yang langsung diajarkan oleh Nabi SAW, diharapkan seluruh umat Islam, baik pada masa itu maupun yang terus berlanjut hingga sekarang, memiliki kelapangan hati dan kesiapan untuk menerima segala perintah yang diberikan selama Ramadan. 

    Dengan persiapan yang matang ini, diharapkan kita dapat mencapai kualitas Ramadan yang diinginkan oleh Allah Swt.

    Dalam bahasa Arab, seseorang yang memiliki kelapangan hati sehingga siap menerima dan menyambut apa pun dengan baik disebut dengan istilah marhaban, yang berasal dari kata rahiba yarhabu. 

    Ketika orang Arab mengucapkan “marhaban ya Akhi” kepada seorang tamu, itu berarti mereka menyambutnya dengan penuh kehangatan, seolah ingin mengatakan, “Saya benar-benar menerima Anda dengan lapang dada.” 

    Ungkapan ini juga sering diiringi dengan frasa “nazaltu ahlan wahalaltum sahlan”, yang kemudian disingkat menjadi “ahlan wa sahlan”. Ungkapan ini menggambarkan keramahan dan keterbukaan dalam menerima tamu, di mana tamu dipersilakan untuk merasa nyaman dan diperlakukan dengan baik, baik dalam hal tempat duduk, makanan, maupun hal lainnya.

    Tarhib itu asalnya usaha untuk melapangkan hati seluas-luasnya. Sehingga siap menerima dan menyambut apa pun yang dihadapi kemudian. Jika tarhib ini dilekatkan dengan Ramadan maka memberikan kesan upaya untuk melapangkan keadaan hati dan jiwa. Sehingga, ketika Ramadan datang sebagai tamu istimewa itu apa pun yang diperintahkan siap untuk dilakukan. Itu gambarannya. 

    Materi tarhib Nabi Muhammad SAW yang pernah beliau sampaikan kepada sahabatnya yang menjadi kurikulum untuk diwariskan, setidaknya mendekati kualitas para sahabat-sahabat ataupun tabiin di era itu yang bisa kita capai di masa-masa yang berbeda.

    Tarhib, dalam esensinya, adalah seni melapangkan hati dan jiwa seluas-luasnya, bagaikan membersihkan ruang tamu sebelum kedatangan tamu agung. Jika tarhib dikaitkan dengan Ramadan, maka maknanya menjadi lebih mendalam, ia adalah persiapan batin agar ketika bulan suci tiba, kita tidak sekadar menjadi tuan rumah yang kikuk, tetapi benar-benar siap menyambutnya dengan penuh antusiasme dan kesiapan menjalankan segala perintah Allah.

    Mari kita mengulik kurikulum tarhib ala Nabi SAW. Apa yang beliau ajarkan kepada para sahabat sehingga mereka bisa menyambut Ramadan dengan kesiapan yang luar biasa? Jika kita bisa mengadopsi warisan ini, setidaknya kita bisa mendekati walaupun mungkin tidak menyamai kualitas keimanan para sahabat dan tabi’in. Tentu, mereka punya level “high-class iman,” sedangkan kita masih di level “cicilan bertahap,” tetapi tak ada salahnya berusaha, bukan?

    Kata tarhib secara bahasa berasal dari usaha untuk melapangkan hati seluas-luasnya, sehingga seseorang siap menerima dan menyambut segala sesuatu yang dihadapinya. Ketika istilah tarhib dikaitkan dengan bulan Ramadan, hal ini memberikan makna bahwa seseorang berupaya melapangkan hati dan jiwanya, agar saat Ramadan tiba sebagai tamu istimewa, ia siap menjalankan segala perintah dengan penuh keikhlasan.

    Lalu, bagaimana bentuk tarhib yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya? Materi tarhib yang beliau sampaikan menjadi sebuah kurikulum yang diwariskan dari generasi ke generasi, sehingga umat Islam dapat meneladani semangat para sahabat dan tabiin di masa itu. 

    Dengan memahami dan mengamalkan warisan ini, diharapkan kita dapat mendekati kualitas spiritual mereka, meskipun hidup dalam zaman yang berbeda.

    Penting diketahui bahwa goal dari Ramadan itu ada tiga. Seseorang disebut berhasil melewati pendidikan Ramadan, setidaknya ia bisa mendapatkan tiga goal yang diharapkan, yang langsung Allah tuangkan dalam Al-Qur’an.

    Pertama, yang dinamakan dengan peningkatan ketakwaan personal. Ada di surah al-Baqarah ayat (183). Jadi Ramadan didesain oleh Allah sebagai waktu ibadah, dengan harapan supaya setiap Muslim terbentuk karakter dengan tingkat ketakwaan personal yang tinggi, seperti termaktub dalam surah al-Baqarah ayat (183). 

    ﯾَﺄَُّيهﺎٱَِّذل-َﻦَءاَﻣُﻨﻮ۟اُﻛِﺘَﺐَﻋَﻠْﻴُُكمٱﻟِّﺼَﻴﺎُمََامكُﻛِﺘَﺐَﻋَلىٱَِّذل-َﻦِﻣﻦَﻗْﺒِﻠُْكمَﻟَﻌَّﻠُْكمَﺗَّﺘُﻘﻮَن

    Ketika menunjuk tattaqun itu menggunakan kata kerja kedua. Allah mengkhitab kita personal. “Aku siapkan puasa ini untuk kalian menjadi personal yang bertakwa.”

    Ramadan juga disiapkan oleh Allah, untuk membentuk ketakwaan sosial, jadi bukan sekedar secara pribadi menjadi lebih baik, tetapi ternyata kebaikan personal ini baru punya nilai optimal dalam pandangan Al-Qur’an jika auranya sudah mampu ditebarkan ke lingkungannya. 

    Karena itu puasa tidak biasa desainnya. Puasa, secara bersamaan, akan melatih untuk berinteraksi secara sosial dan mengoptimalkan semua karakter sosial kita. Sehingga goal-nya akan terlihat, bukan hanya memiliki hubungan baik dengan Allah, tetapi juga dengan manusianya. Jadi kalau dengan Allah-nya baik dengan manusianya tidak baik, belum sempurna Ramadannya.

    Ketakwaan personal, ketakwaan sosial ada di ayat (187) dan karakter syukurnya berada di ayat (185).

    Bulan Ramadan bukan bulan yang biasa. Puasanya pun bukan puasa biasa kalau kita kerjakan dengan benar.

    Pertama, dari semua sudut pandang baik terkait pahalanya, keutamaannya itu akan mengalahkan puasa-puasa yang pernah dikerjakan sebelumnya tidak ada tandingannya. Jika diurutkan dari segi turunnya ayat, salah satu keutamaan puasa Ramadan adalah untuk memuliakan umatnya Nabi Muhammad SAW lewat rasulnya. 

    Seperti yang pernah disampaikan Allah kepada Muhammad, bahwa puasa yang dikerjakan umatnya lebih unggul dibandingkan dengan umat sebelumnya yang pernah menjalankan puasa.

    Jadi berbahagialah umat Nabi Muhammad SAW yang mendekat kepada Ramadan, karena di dalamnya ada keutamaan-keutamaan yang mengalahkan semua jenis puasa yang pernah berlaku di masa lampau.

    Diceritakan pada zaman Nabi Zulkarnain alaihissalam bersama dengan pasukannya, ketika berjalan di malam yang gelap gulita. Lalu Nabi Zulkarnain as memberi perintah kepada seluruh pasukannya. “Apa pun yang tersangkut atau yang tersandung di kaki kalian, kalian ambil dan kumpulkan.”

    Ketika mendengar perintah tersebut, ada beberapa reaksi dari pasukannya. Kelompok pertama berkata, “Perjalanan kita sudah sangat jauh dan melelahkan. Mengambil sesuatu yang tersandung di kaki hanya akan menjadi beban yang sia-sia.” Dengan pemikiran itu, mereka pun tidak mengumpulkan apa pun sepanjang perjalanan.

    Sementara itu, kelompok kedua memilih untuk menaati perintah Nabi Zulkarnain alaihissalam dengan sikap yang lebih moderat. Mereka berpikir, “Setidaknya ambillah sedikit dari apa yang mengganjal di kaki kita, siapa tahu ada manfaatnya.”

    Adapun kelompok ketiga memiliki keyakinan penuh pada perintah pemimpin mereka. Mereka berkata, “Jika ini adalah perintahnya, pasti ada hikmah di baliknya, meskipun kita belum memahaminya sekarang.” Dengan keyakinan itu, mereka mengumpulkan setiap benda yang tersangkut atau tersandung di kaki mereka.

    Ketika mereka tiba di tujuan dan cahaya siang mulai menyinari, mereka dikejutkan oleh apa yang mereka temukan. Ternyata, benda-benda yang mereka kumpulkan sepanjang perjalanan adalah emas yang berharga! Saat itu, muncul penyesalan di antara mereka, terutama bagi mereka yang tidak mengumpulkan apa pun atau hanya mengambil sedikit. Mereka akhirnya menyadari bahwa apa yang tampak sepele dan merepotkan di perjalanan, sebenarnya adalah harta yang luar biasa nilainya.

    Kelompok pertama menyesali keputusan mereka. “Seandainya saja kita mengambil setidaknya satu saja dari benda yang tersandung di kaki kita, pasti kita tidak akan menyesal sedalam ini.”

    Kelompok kedua yang hanya mengambil sedikit pun merasakan hal yang sama. “Andai saja kita lebih banyak mengumpulkan dan memenuhi kantong kita, tentu hasilnya akan jauh lebih besar, dan kita tidak akan merasa sekecewa ini.”

    Sementara itu, kelompok ketiga yang telah taat dan mengambil semampunya juga merasa ada yang kurang. “Jika saja kita mengganti isi karung kita dengan benda-benda berharga yang kita temukan tadi malam, tentu hasilnya akan jauh lebih banyak dari yang kita dapatkan sekarang.”

    Begitulah akhirnya setiap kelompok tenggelam dalam penyesalan. Gambaran ini menyerupai keadaan di akhirat kelak ada yang menyesal, dan ada yang paling menyesal.

    Orang-orang kafir akan berkata, “Seandainya saja dulu aku beriman, seandainya aku menerima kebenaran yang disampaikan oleh Nabi Muhammad, maka meskipun aku harus melewati siksa, pada akhirnya aku akan menuju surga.”

    Sementara itu, orang mukmin yang hanya beribadah sekadarnya pun akan merenung, “Andai saja aku lebih banyak beramal saleh, lebih banyak bersedekah, lebih khusyuk dalam salat, lebih ikhlas dalam puasa, dan lebih dermawan dalam zakat, tentu aku akan mendapatkan pahala yang lebih besar dan tempat yang lebih tinggi di surga.”

    Semoga di akhir Ramadan ini, kita tidak termasuk golongan yang paling menyesal karena kurang memanfaatkan bulan suci ini dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai kita menyesal karena melewatkan kesempatan untuk beribadah lebih banyak, berbuat baik kepada sesama, dan bersedekah dengan tulus. Mari jadikan Ramadan ini sebagai momen terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih pahala yang berlimpah.

    Ketika cinta telah berbicara, tak ada lagi ruang bagi kesedihan atau keluh kesah. Rasa lapar, haus, dan keletihan selama menjalankan ibadah Ramadan tak lagi menjadi beban, melainkan bagian dari perjalanan yang indah. Dengan cinta, segala sesuatu yang awalnya terasa pahit akan berubah menjadi manis. 

    Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang senantiasa merasakan kebahagiaan dan kecintaan terhadap Ramadan, dengan sepenuh hati memanfaatkan setiap nilai ibadah yang terkandung di dalamnya. Dengan begitu, rahmat dan ampunan Allah akan selalu menyertai kita. Amin, amin, ya Rabbal ‘alamin.

    *Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI)

  • Zakat Fitrah: Beras atau Uang? Perspektif Fikih dan Pendekatan Fleksibel

    Zakat Fitrah: Beras atau Uang? Perspektif Fikih dan Pendekatan Fleksibel

    Zakat fitrah merupakan kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu sebelum Idulfitri. Tujuan utama zakat fitrah adalah menyucikan jiwa dan memberikan kebahagiaan bagi kaum dhuafa agar mereka dapat turut merasakan kegembiraan di hari raya.

    Dalam pelaksanaannya, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai bentuk zakat fitrah, apakah harus berupa makanan pokok seperti beras atau boleh dikonversi menjadi uang? Perdebatan ini menjadi semakin menarik dalam konteks masyarakat modern, terutama di Indonesia yang mayoritas mengikuti mazhab Syafi’i.

    Secara turun-temurun, masyarakat Indonesia membayar zakat fitrah dalam bentuk beras sesuai dengan ketentuan mazhab Syafi’i. Namun, dengan perkembangan zaman dan perubahan kebutuhan sosial ekonomi, banyak yang memilih membayar dalam bentuk uang karena dinilai lebih praktis dan lebih bermanfaat bagi mustahiq. Oleh karena itu, penting untuk memahami berbagai pandangan fikih mengenai hal ini agar umat Islam dapat menjalankan kewajiban zakat fitrah dengan lebih bijak.

    Mazhab Syafi’i mewajibkan zakat fitrah dalam bentuk makanan pokok. Imam Syafi’i dalam Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab menegaskan bahwa zakat fitrah tidak boleh diganti dengan uang, karena tidak sesuai dengan sunnah Rasulullah

    Pendapat ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar:

    فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ زَكَاةَ الفِطْرِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ، أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ، عَلَى العَبْدِ وَالحُرِّ، وَالذَّكَرِ وَالأُنْثَى، وَالصَّغِيرِ وَالكَبِيرِ مِنَ المُسْلِمِينَ، وَأَمَرَ بِهَا أَنْ تُؤَدَّى قَبْلَ خُرُوجِ النَّاسِ إِلَى الصَّلَاةِ

    Artinya: “Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah satu sha’ kurma atau satu sha’ gandum atas setiap Muslim, baik budak maupun merdeka, laki-laki maupun perempuan, kecil maupun besar, dan beliau memerintahkan agar ditunaikan sebelum orang-orang keluar untuk salat (Idulfitri).” (HR. Bukhari dan Muslim)

    Hadis ini menjadi dasar bagi mazhab Syafi’i untuk menegaskan bahwa zakat fitrah harus diberikan dalam bentuk makanan pokok yang umum dikonsumsi di masyarakat setempat, seperti beras di Indonesia. Dalam pandangan mereka, pembayaran zakat fitrah dalam bentuk uang tidak diperbolehkan karena dianggap menyelisihi praktik yang dicontohkan Rasulullah SAW.

    Sebaliknya, mazhab Hanafi membolehkan pembayaran zakat fitrah dalam bentuk uang. Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa tujuan utama zakat fitrah adalah mencukupi kebutuhan mustahiq pada hari raya. Oleh karena itu, memberikan uang kepada mereka dianggap lebih bermanfaat karena dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan lain yang lebih mendesak, seperti pakaian, obat-obatan, atau kebutuhan rumah tangga lainnya.

    Pandangan mazhab Hanafi ini juga didukung oleh sebagian ulama kontemporer yang melihat bahwa kondisi masyarakat modern sudah berbeda dibandingkan masa Rasulullah SAW. Di zaman sekarang, banyak orang yang lebih membutuhkan uang dibandingkan makanan pokok, sehingga pemberian zakat fitrah dalam bentuk uang dapat lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan mereka.

    Pandangan Gus Baha: Fleksibilitas dalam Berzakat

    Gus Baha, seorang ulama kontemporer yang dikenal dengan pemikirannya yang moderat dan fleksibel, menekankan pentingnya maslahat bagi penerima zakat. Menurutnya, dalam kondisi tertentu, uang lebih bermanfaat dibandingkan beras. Sebab, sebagian besar mustahiq mungkin sudah memiliki beras tetapi membutuhkan uang untuk kebutuhan lain. Oleh karena itu, memberikan uang dalam jumlah yang setara atau lebih dari harga beras menjadi solusi yang lebih praktis.

    Gus Baha juga menekankan bahwa esensi dari zakat fitrah adalah membantu fakir miskin agar mereka dapat merayakan Idulfitri dengan layak. Jika tujuan tersebut bisa tercapai dengan lebih baik melalui pemberian uang, maka hal itu tidak bertentangan dengan semangat zakat fitrah itu sendiri. Pendekatan fleksibel ini juga relevan dengan realitas kehidupan masyarakat modern yang semakin kompleks.

    Keputusan Lembaga Bahtsul Masail PBNU

    Lembaga Bahtsul Masail PBNU telah membahas kebolehan zakat fitrah dalam bentuk uang dengan beberapa pertimbangan:

    Tujuan zakat fitrah adalah memastikan penerima dapat merayakan Idul Fitri dengan layak.Sebagian ulama membolehkan zakat dalam bentuk uang selama tidak bertentangan dengan ijma’ ulama.Jika terjadi perbedaan pendapat, maka maslahat penerima zakat menjadi prioritas utama.Dengan pertimbangan ini, PBNU membolehkan zakat fitrah dalam bentuk uang dengan nominal setara dengan harga 2,7 kg hingga 3 kg beras. Keputusan ini memberikan keleluasaan bagi masyarakat untuk memilih bentuk zakat yang paling sesuai dengan kebutuhan mustahiq, tanpa meninggalkan prinsip-prinsip dasar dalam fikih.Praktik di Masyarakat dan Tantangan Sosialisasi

    Di Indonesia, mayoritas masyarakat masih mengikuti mazhab Syafi’i yang mengutamakan beras sebagai zakat fitrah. Namun, dalam praktiknya, banyak yang memilih membayar dengan uang. Hal ini menunjukkan perlunya edukasi agar masyarakat memahami dasar hukum di balik setiap keputusan.

    Sebagai solusi, beberapa pesantren, seperti Sirojuth Tholibin Grobogan, menerapkan konsep ‘melalui uang’, yakni zakat tetap diberikan dalam bentuk beras, tetapi bisa dibeli menggunakan uang agar tetap sesuai dengan mazhab Syafi’i. Metode ini memungkinkan masyarakat tetap menjalankan ketentuan mazhab yang mereka anut, sekaligus memberikan fleksibilitas bagi mustahiq dalam memanfaatkan zakat fitrah yang diterima.

    Selain itu, tantangan utama dalam sosialisasi pembayaran zakat fitrah dalam bentuk uang adalah adanya persepsi bahwa hanya bentuk beras yang sah dalam mazhab Syafi’i. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang bijak dalam menyampaikan fatwa dan pandangan ulama, agar tidak menimbulkan kebingungan atau perpecahan di tengah masyarakat.

    Gus Baha juga memberikan solusi berdasarkan pengalamannya dengan mengatakan bahwa beliau selalu melebihkan jumlah beras yang diberikan sebagai zakat, misalnya dari 2,5 kg menjadi 3 kg atau bahkan 5 kg, untuk memastikan penerima mendapatkan manfaat yang lebih optimal. “Jadi, saya tetap manut kepada Imam Syafi’i tapi realistis. Karena kebanyakan orang lebih membutuhkan uang,” jelasnya.

    Kesimpulan

    Polemik zakat fitrah antara beras dan uang merupakan bagian dari kekayaan khazanah fikih Islam. Mazhab Syafi’i mewajibkan zakat fitrah dalam bentuk makanan pokok, sedangkan mazhab Hanafi membolehkan pembayaran dalam bentuk uang. Pendapat fleksibel dari Gus Baha dan PBNU menunjukkan bahwa maslahat penerima harus menjadi pertimbangan utama dalam menentukan bentuk zakat yang diberikan.

    Dalam konteks masyarakat modern, kebutuhan mustahiq semakin beragam dan tidak hanya terbatas pada makanan pokok. Oleh karena itu, kebolehan membayar zakat fitrah dalam bentuk uang dapat menjadi solusi yang lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan mereka. Namun, bagi mereka yang ingin tetap mengikuti ketentuan mazhab Syafi’i, memberikan zakat fitrah dalam bentuk beras tetap merupakan pilihan utama yang sah.

    Sebagai bentuk kompromi antara kedua pendapat, kita dapat tetap mengikuti mazhab Syafi’i dengan menunaikan zakat fitrah dalam bentuk beras, tetapi dengan menambah sedikit dari batas takaran sebagai bentuk kehati-hatian. Alternatif lainnya adalah tetap memberikan beras sesuai ketentuan mazhab Syafi’i, lalu menambahkan uang kepada mustahiq sebagai sedekah tambahan. Dengan demikian, zakat fitrah tetap tertunaikan sesuai tuntunan fikih, sekaligus memberikan manfaat lebih kepada penerima.

    Sebagai umat Islam, memahami berbagai sudut pandang dalam fikih memungkinkan kita untuk beramal lebih bijak sesuai kebutuhan masyarakat. Dengan begitu, esensi zakat fitrah sebagai sarana berbagi kebahagiaan di hari raya dapat tercapai secara optimal tanpa menghilangkan nilai-nilai syariat yang mendasarinya.

    Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI)

  • Cerita Pilu Karyawan Sritex yang Terkena PHK – Halaman all

    Cerita Pilu Karyawan Sritex yang Terkena PHK – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sejumlah karyawan PT Sritex, perusahaan tekstil terkemuka, harus menerima kenyataan pahit setelah perusahaan dinyatakan pailit.

    Pada Sabtu, 1 Maret 2025, PT Sritex resmi tutup, dan ribuan buruh kehilangan pekerjaan mereka atau terkena PHK.

    Karyawan yang telah bekerja selama puluhan tahun di PT Sritex terpaksa berpisah dengan tempat kerja yang telah menjadi sumber penghidupan mereka.

    Pada hari-hari terakhir sebelum penutupan, Kamis (27/2/2025), banyak karyawan terlihat mengemas barang-barang pribadi dan mengikuti acara perpisahan.

    Cerita Karyawan

    Berikut adalah kisah beberapa karyawan yang terdampak PHK:

    Wagiyem: Nggak Nyangka Perusahaan Besar Bisa Bangkrut

    Wagiyem, 48 tahun, telah bekerja sebagai operator mesin tenun sejak 1997.

    Ia mengaku terkejut dengan kebangkrutan perusahaan.

    “Gak nyangka aja pabrik sebesar ini, terkenal di luar negeri kok bisa bangkrut,” ucapnya.

    Menurut Wagiyem, ia sempat mengikuti acara perpisahan di Sritex.

    “Hari ini (Jumat) cuma acara perpisahan saja. PHK-nya sudah kemarin. Hak-haknya dikasih tapi masih menunggu.”

    “Jaminan Hari Tua (JHT) Maret 2025 cair, pesangonnya nanti. Hak-hak karyawan semua dikasihkan,” katanya saat duduk di warung depan gerbang utama, sehari sebelum Sritex tutup, Jumat (28/2/2025) sekitar pukul 09.15 WIB.

    Wagiyem mengaku, telah bekerja di Sritex selama puluhan tahun. Sejak 1997, ia bekerja sebagai operator mesin tenun.

    Selama bekerja pula, ada suka dan duka yang telah dilewatinya.  Termasuk ketika Wagiyem pernah mendapatkan selembar saham dari pendiri H.M. Lukminto. 

    Karwi: Ingin Buka Usaha Warung

    Karwi Mardiyanto, 45 tahun, juga menjadi korban PHK.

    Ia berencana membuka usaha warung makan setelah Lebaran.

    “Kalau saya untuk sementara ini karena bulan suci Ramadhan akan fokus untuk beribadah,” katanya, Jumat.

    Di sisi lain, Karwi yang sudah mengabdi selama 17 tahun di PT Sritex ini, merasakan kekecewaan dan kesedihan yang mendalam.

    “Iya sedih, pasti. Tetapi ya tetap kita terima,” ceritanya.

    Daryati: Sedih dan Bingung

    Daryati, yang telah mengabdi selama 25 tahun, merasa bingung dan sedih setelah kehilangan pekerjaan. “Saya berharap bisa mendapat pekerjaan baru,” ujarnya.

    Ia juga mengkhawatirkan biaya pendidikan untuk anak-anaknya.

    Warti: Hati Saya Sakit Rasanya

    Warti, karyawan garmen yang juga terkena PHK, mengaku sangat kecewa. “Hati saya sakit rasanya ingin menangis,” ungkapnya.

    Ia berencana mencari pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan anaknya.

    Sri Cahyaningsih: Seolah Tak Percaya

    Sri Cahyaningsih, seorang petugas keamanan di Sritex selama 25 tahun, merasa seperti mimpi.

    “Soalnya saya berdiri di sini kerja di sini, mengabdi di Sritex untuk keluarga bisa bantu saudara-saudara,” kata Sri.

     “Teman-teman semua di sini juga seperti tidak percaya,” imbuhnya.

    Ia berencana untuk beristirahat sejenak setelah PHK.

     

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Link Daftar Mudik dan Balik Gratis Kabupaten Jombang 2025, Kuota Terbatas!

    Link Daftar Mudik dan Balik Gratis Kabupaten Jombang 2025, Kuota Terbatas!

    PIKIRAN RAKYAT – Dinas Perhubungan Kabupaten Jombang kembali menghadirkan program mudik dan balik gratis untuk masyarakat Jombang pada tahun 2025.

    Program ini bertujuan untuk membantu masyarakat pulang kampung dengan lebih mudah dan terjangkau, terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri.

    Jadwal Pemberangkatan Mudik

    Tanggal: Rabu, 26 Maret 2025

    Asal Pemberangkatan:

    – Terminal Kampung Rambutan, Jakarta (pukul 09.30 WIB)

    – Terminal Pulo Gebang, Jakarta (pukul 10.00 WIB)

    Tujuan Pemberangkatan: Terminal Jombang

    Jadwal Pemberangkatan Balik

    Tanggal: Sabtu, 5 April 2025

    Asal Pemberangkatan: Terminal Jombang (pukul 08.00 WIB)

    Tujuan Pemberangkatan:

    – Terminal Kampung Rambutan, Jakarta

    – Terminal Pulo Gebang, Jakarta

    – Terminal Mangkang, Semarang

    – Terminal Giwangan, Yogyakarta

    – Terminal Purabaya, Surabaya

    Pendaftaran

    Pendaftaran dilakukan secara daring melalui tautan: linktr.ee/ANGLEBGRATISJOMBANG2025. Kuota terbatas, sehingga masyarakat diimbau untuk segera mendaftar.

    Pendaftaran di buka mulai hari kamis, 27 Februari 2025 pukul 08:30 WIB. Pastikan untuk mengikuti akun Instagram @dishubjombang untuk informasi terbaru.

    Persyaratan dan Ketentuan

    Masyarakat diharapkan menyiapkan data diri lengkap saat mendaftar. Pendaftaran dibuka untuk warga Kabupaten Jombang.

    Peserta mudik gratis diwajibkan untuk mengikuti ketentuan yang berlaku dari pihak penyelenggara.

    Manfaat Program Mudik Gratis

    – Mengurangi beban biaya perjalanan mudik.

    – Menciptakan perjalanan mudik yang aman dan nyaman.

    – Mengurangi kepadatan lalu lintas selama musim mudik.

    – Membantu masyarakat untuk dapat berkumpul dengan keluarga di Hari Raya Idul Fitri.

    Segera daftar dan manfaatkan kesempatan mudik gratis ini. Bagikan informasi ini kepada keluarga dan teman yang membutuhkan.

    Disclaimer: Jadwal dan ketentuan dapat berubah sewaktu-waktu. Masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti informasi terbaru dari pihak penyelenggara.

    Informasi lebih lanjut terkait program mudik gratis Kabupaten Jombang melalui Instagram @dishubjombang atau WhatsApp 0822-3369-1119.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Gempa Magnitudo 3,6 Guncang Pangandaran

    Gempa Magnitudo 3,6 Guncang Pangandaran

    Bisnis.com, JAKARTA – Gempa magnitudo 3,6 mengguncang wilayah Pangandaran Jawa Barat hari ini, Minggu 02 Maret 2025 pukul 11:01:33 WIB.

    Menurut data BMKG pusat gempa berada di titik lokasi 8.07LS, 107.91BT (76 km BaratDaya KAB-PANGANDARAN-JABAR).

    Adapun kedalaman gempa yakni sedalam 19 Km.

    Selain di Pangandaran, berikut deretan gempa yang terjadi hari ini

    #Gempa Mag:3.2, 02-Mar-2025 09:39:09WIB, Lok:0.41LU, 124.90BT (50 km Tenggara TUTUYAN-BOLTIM-SULUT), Kedlmn:10 Km #BMKG

    Gempa Mag:2.6, 02-Mar-2025 09:24:47WIB, Lok:8.16LS, 117.80BT (55 km TimurLaut SUMBAWA-NTB), Kedlmn:10 Km #BMKG

    Gempa Mag:3.2, 02-Mar-2025 08:53:08WIB, Lok:3.10LS, 101.91BT (30 km BaratLaut LEBONG-BENGKULU), Kedlmn:67 Km #BMKG

    Gempa Mag:2.5, 02-Mar-2025 06:47:03WIB, Lok:7.58LS, 122.18BT (115 km BaratLaut MAUMERE-SIKKA-NTT), Kedlmn:85 Km #BMKG

  • Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jakarta Selama 1 Bulan Ramadan

    Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jakarta Selama 1 Bulan Ramadan

    Bisnis.com, JAKARTA – Bulan puasa ramadan akan dijalankan umat islam di Indonesia pada 1 Maret 2025 hingga 30 Maret 2025.

    Selama sebulan penuh umat islam menjalankan puasa sejak waktu imsak di jam makan sahur dan waktu berbuka bertepatan dengan beduk magrib.

    Karena itu, waktu yang paling ditunggu selama bulan ramadan adalah waktu imsak dan buka puasa.

    Berikut jadwal buka puasa dan imsak di Jakarta selama 1 bulan ramadan 

    1 Ramadan 1446 H

    IMSAK 04:33
    SUBUH 04:43
    TERBIT 05:55
    DUHA 06:22
    ZUHUR 12:08
    ASAR 15:12
    MAGRIB 18:15
    ISYA’ 19:24

    2 Ramadan 1446 H

    IMSAK 04:33
    SUBUH 04:43
    TERBIT 05:55
    DUHA 06:22
    ZUHUR 12:08
    ASAR 15:11
    MAGRIB 18:14
    ISYA’ 19:23

    3 Ramadan 1446 H

    IMSAK04:33
    SUBUH04:43
    TERBIT05:55
    DUHA06:22
    ZUHUR12:08
    ASAR15:10
    MAGRIB18:14
    ISYA’19:23

    4 Ramadan 1446 H

    IMSAK 04:33
    SUBUH 04:43
    TERBIT 05:55
    DUHA 06:22
    ZUHUR 12:08
    ASAR 15:08
    MAGRIB 18:14
    ISYA’ 19:23

    5 Ramadan 1446 H

    IMSAK 04:33
    SUBUH 04:43
    TERBIT 05:55
    DUHA 06:22
    ZUHUR 12:08
    ASAR 15:08
    MAGRIB 18:13
    ISYA’ 19:22

    6 Ramadan 1446 H

    IMSAK 04:33
    SUBUH 04:43
    TERBIT 05:55
    DUHA 06:22
    ZUHUR 12:07
    ASAR 15:08
    MAGRIB 18:13
    ISYA’ 19:22

    7 Ramadan 1446 H

    IMSAK 04:33
    SUBUH 04:43
    TERBIT 05:55
    DUHA 06:22
    ZUHUR 12:07
    ASAR 15:09
    MAGRIB 18:12
    ISYA’ 19:21

    8 Ramadan 1446 H

    IMSAK 04:33
    SUBUH 04:43
    TERBIT 05:55
    DUHA 06:22
    ZUHUR 12:07
    ASAR 15:09
    MAGRIB 18:12
    ISYA’ 19:21

    9 Ramadan 1446 H

    IMSAK 04:33
    SUBUH 04:43
    TERBIT 05:55
    DUHA 06:22
    ZUHUR 12:07
    ASAR 15:10
    MAGRIB 18:12
    ISYA’ 19:20

    10 Ramadan 1446 H

    IMSAK 04:33
    SUBUH 04:43
    TERBIT 05:55
    DUHA 06:22
    ZUHUR 12:06
    ASAR 15:10
    MAGRIB 18:11
    ISYA’ 19:20

    11 Ramadan 1446 H

    IMSAK 04:33
    SUBUH 04:43
    TERBIT 05:55
    DUHA 06:22
    ZUHUR 12:06
    ASAR 15:10
    MAGRIB 18:11
    ISYA’ 19:19

    12 Ramadan 1446 H

    IMSAK 04:33
    SUBUH 04:43
    TERBIT 05:54
    DUHA 06:22
    ZUHUR 12:06
    ASAR 15:11
    MAGRIB 18:10
    ISYA’ 19:19

    13 Ramadan 1446 H

    IMSAK 04:33
    SUBUH 04:43
    TERBIT 05:54
    DUHA 06:22
    ZUHUR 12:06
    ASAR 15:11
    MAGRIB 18:10
    ISYA’ 19:18

    14 Ramadan 1446 H

    IMSAK 04:33
    SUBUH 04:43
    TERBIT 05:54
    DUHA 06:21
    ZUHUR 12:05
    ASAR 15:11
    MAGRIB 18:09
    ISYA’ 19:18

    15 Ramadan 1446 H

    IMSAK 04:33
    SUBUH 04:43
    TERBIT 05:54
    DUHA 06:21
    ZUHUR 12:05
    ASAR 15:12
    MAGRIB 18:09
    ISYA’ 19:17

    16 Ramadan 1446 H

    IMSAK 04:33
    SUBUH 04:43
    TERBIT 05:54
    DUHA 06:21
    ZUHUR 12:05
    ASAR 15:12
    MAGRIB 18:08
    ISYA’ 19:17

    17 Ramadan 1446 H

    IMSAK 04:32
    SUBUH 04:42
    TERBIT 05:54
    DUHA 06:21
    ZUHUR 12:04
    ASAR 15:12
    MAGRIB 18:08
    ISYA’ 19:16

    18 Ramadan 1446 H

    IMSAK 04:32
    SUBUH 04:42
    TERBIT 05:54
    DUHA 06:21
    ZUHUR 12:04
    ASAR 15:12
    MAGRIB 18:07
    ISYA’ 19:16

    19 Ramadan 1446 H

    IMSAK 04:32
    SUBUH 04:42
    TERBIT 05:54
    DUHA 06:21
    ZUHUR 12:04
    ASAR 15:13
    MAGRIB 18:07
    ISYA’ 19:15

    20 Ramadan 1446 H

    IMSAK 04:32
    SUBUH 04:42
    TERBIT 05:54
    DUHA 06:21
    ZUHUR 12:04
    ASAR 15:13
    MAGRIB 18:07
    ISYA’ 19:15

    21 Ramadan 1446 H

    IMSAK 04:32
    SUBUH 04:42
    TERBIT 05:54
    DUHA 06:21
    ZUHUR 12:04
    ASAR 15:14
    MAGRIB 18:07
    ISYA’ 19:15

    22 Ramadan 1446 H

    IMSAK 04:32
    SUBUH 04:42
    TERBIT 05:53
    DUHA 06:20
    ZUHUR 12:03
    ASAR 15:14
    MAGRIB 18:06
    ISYA’ 19:14

    23 Ramadan 1446 H

    IMSAK 04:32
    SUBUH 04:42
    TERBIT 05:53
    DUHA 06:20
    ZUHUR 12:03
    ASAR 15:13
    MAGRIB 18:05
    ISYA’ 19:14

    24 Ramadan 1446 H

    IMSAK 04:32
    SUBUH 04:42
    TERBIT 05:53
    DUHA 06:20
    ZUHUR 12:02
    ASAR 15:14
    MAGRIB 18:05
    ISYA’ 19:13

    25 Ramadan 1446 H

    IMSAK 04:32
    SUBUH 04:42
    TERBIT 05:53
    DUHA 06:20
    ZUHUR 12:02
    ASAR 15:14
    MAGRIB 18:04
    ISYA’ 19:13

    26 Ramadan 1446 H

    IMSAK 04:31
    SUBUH 04:41
    TERBIT 05:53
    DUHA 06:20
    ZUHUR 12:02
    ASAR 15:14
    MAGRIB 18:04
    ISYA’ 19:12

    27 Ramadan 1446 H

    IMSAK 04:31
    SUBUH 04:41
    TERBIT 05:53
    DUHA 06:20
    ZUHUR 12:02
    ASAR 15:14
    MAGRIB 18:03
    ISYA’ 19:12

    28 Ramadan 1446 H

    IMSAK 04:31
    SUBUH 04:41
    TERBIT 05:53
    DUHA 06:20
    ZUHUR 12:01
    ASAR 15:14
    MAGRIB 18:03
    ISYA’ 19:11

    29 Ramadan 1446 H

    IMSAK 04:31
    SUBUH 04:41
    TERBIT 05:52
    DUHA 06:20
    ZUHUR 12:01
    ASAR 15:14
    MAGRIB 18:02
    ISYA’ 19:11

    30 Ramadan 1446 H

    IMSAK 04:31
    SUBUH 04:41
    TERBIT 05:52
    DUHA 06:19
    ZUHUR 12:01
    ASAR 15:14
    MAGRIB 18:02
    ISYA’ 19:10