Jenis Media: Metropolitan

  • Mayoritas Jadi Pemulung, Warga TPU Kebon Nanas Menolak Direlokasi ke Rusun
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        1 Desember 2025

    Mayoritas Jadi Pemulung, Warga TPU Kebon Nanas Menolak Direlokasi ke Rusun Megapolitan 1 Desember 2025

    Mayoritas Jadi Pemulung, Warga TPU Kebon Nanas Menolak Direlokasi ke Rusun
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Warga yang tinggal di lahan Taman Pemakaman Umum (TPU) Kebon Nanas, Jakarta Timur, mengaku keberatan direlokasi ke Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa).
    “Bagi kami kalau untuk tinggal di rusun, bukan solusi kalau bagi warga kami nih. Karena apa? Kami ini pemulung. Hampir 100 persen warga di situ pemulung,” ucap Emo, salah satu warga
    TPU Kebon Nanas
    , di kantor Kecamatan Jatinegara, Senin (1/12/2025).
    Emo mengatakan, pekerjaan sebagai pemulung akan menyulitkan jika mereka dipindahkan ke rusunawa yang disiapkan pemerintah.
    Pemerintah Kota (Pemkot)
    Jakarta
    Timur telah menyiapkan dua rusunawa sebagai lokasi relokasi, yakni Pulo Jahe dan Rawa Bebek.
    “Pemulung kan perlu tempat untuk memilih dan memilah barang, pakai gerobak, enggak mungkin disediakan dari pihak rumah susun kalau kami dipindahkan ke rumah susun,” tegas Emo.
    Emo juga mengaku mendapat izin tinggal dari pihak yayasan secara lisan beberapa tahun lalu.
    “Setahu kami itu milik yayasan dulu, dan kami diizinkan secara lisan untuk tinggal di situ. Kami pun sudah istilahnya ada perjanjian secara lisan, kalau memang yayasan mau pakai itu tanah, kami bersedia mengosongkan tanah itu,” ucap Emo
    Pemerintah Kota Jakarta Timur menyiapkan langkah penertiban terhadap pemukiman warga yang berdiri di atas TPU Kebon Nanas dan TPU Kober Rawa Bunga.
    Langkah ini diambil untuk mengembalikan fungsi asli lahan pemakaman yang selama bertahun-tahun berubah menjadi kawasan hunian padat.
    Pemkot menegaskan bahwa proses yang dilakukan bukan penggusuran, melainkan pengembalian fungsi lahan makam.
    “Kami tidak bilang menggusur tapi kita minta dikembalikan. Minta dikembalikan lahan (TPU) yang digunakan mereka,” kata Sekretaris Kota Jakarta Timur Eka Darmawan melalui keterangan, Jumat (21/11/2025).
    Berdasarkan pendataan, terdapat 280 keluarga atau 517 orang yang tinggal dan membangun rumah di atas dua TPU tersebut.
    Pemkot akan memulai sosialisasi sebelum pelaksanaan pengosongan.

    Deadline
    -nya untuk pengosongan ini kira tahapannya dalam waktu dua minggu. Kita kasih SP 1, SP 2, dan SP 3 terlebih dahulu,” kata Eka.
    Eka menjelaskan bahwa kebutuhan lahan pemakaman di DKI Jakarta, khususnya wilayah Jakarta Timur, berada dalam kondisi krisis.
    “Karena selama ini kan mereka (warga) menempati lahan, dan belum memahami bahwa kebutuhan lahan (makam) yang ada di Provinsi DKI itu krisis. Terutama di Jakarta Timur,” ujar Eka.
    Permukiman liar di TPU Kebon Nanas dan sekitarnya bukanlah fenomena baru. Wilayah ini disebut telah dihuni sejak dekade 1980-an.
    “Tahun 1980-an itu yang tinggal di atas pemakaman itu hanya satu kepala keluarga, tapi mulai banyak yang pindah ketika adanya penggusuran,” kata Ketua RT 015/RW 002 Cipinang Besar Selatan, Sumiati.
    Banyak warga kala itu tinggal di bantaran kali dan lahan yang sempat direncanakan menjadi kantor Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).
    “Dulu sebelum ada KLH itu kan lapangan gitu, terus warga itu ada yang tinggal di pinggir kali di belakang kantor KLH tahun 1997 kena gusur gitu,” ujar dia.
    Warga terdampak penggusuran pada 1997 hanya menerima uang kerohiman sebesar Rp 600.000.
    “Sementara kan uang segitu untuk ngontrak paling juga bertahan beberapa bulan gitu. Akhirnya mereka pindah lah tuh ke atas pemakaman Cina ini tahun 1997,” kata Sumiati.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kasus Korupsi Satelit, Kejagung Limpahkan Laksda Leonardi Cs ke JPU

    Kasus Korupsi Satelit, Kejagung Limpahkan Laksda Leonardi Cs ke JPU

    Bisnis.com, JAKARTA — Tim penyidik koneksitas Jampidmil telah melimpahkan tiga tersangka dan barang bukti alias tahap II ke jaksa penuntut umum (JPU) koneksitas.

    Dirtindak Jampidmil, Brigjen TNI Andi Suci mengatakan pelimpahan ini dilakukan karena berkas perkara eks Kepala Badan Sarana Pertahanan, Laksda (Purn) Leonardi Dkk telah dinyatakan lengkap.

    “Tim Penyidik Koneksitas pada Jampidmil telah melakukan penyerahan tersangka dan Barang Bukti dalam perkara Koneksitas adanya dugaan tindak pidana korupsi pada proyek pengadaan satelit slot orbit 123,” ujar Andi di Kejagung, Senin (1/12/2025).

    Dia menambahkan, tiga tersangka yang dilimpahkan yaitu Leonardi; CEO Navayo International AG, Gabor Kuti Szilard (GK); dan perantara proyek satelit, Anthony Thomas van der Hayden (ATVDH).

    Dari tiga tersangka yang dilimpahkan itu, hanya Gabor yang dinyatakan in absentia. Sebab, Gabor tidak pernah menghadiri pemeriksaan, berstatus buronan dan Red Notice Interpol.

    “Tersangka GK, CEO Navayo International AG, masih DPO, status sudah proses Red Notice Interpol, pelimpahan tahap kedua secara in absentia,” imbuhnya.

    Adapun, kasus ini berkaitan dengan dugaan korupsi proyek pengadaan satelit slot orbit 123 BT pada Kementerian Pertahanan (Kemenhan) periode 2012-2021.

    Pada intinya, dalam perkara pengadaan itu terdapat dugaan pelanggaran karena kontrak yang dilakukan tidak didasarkan pada ketentuan pengadaan barang dan jasa.

    Kemudian, penunjukan Navayo International AG sebagai pihak kedua diduga dilakukan tanpa melalui proses pengadaan barang dan jasa. 

    Sementara itu, barang yang telah diterima juga tidak dapat dipergunakan sebagaimana mestinya karena tidak sesuai dengan spek yang dibutuhkan.

    Atas perbuatannya itu, para tersangka dipersangkakan Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3 jo. Pasal 18 UU No.31/1999 Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaimana diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

     

  • Transum Jakarta Makin Diminati, Transjakarta dan MRT Catat Lonjakan Penumpang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        1 Desember 2025

    Transum Jakarta Makin Diminati, Transjakarta dan MRT Catat Lonjakan Penumpang Megapolitan 1 Desember 2025

    Transum Jakarta Makin Diminati, Transjakarta dan MRT Catat Lonjakan Penumpang
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Jakarta menunjukkan peningkatan signifikan dalam penggunaan transportasi publik secara bulanan maupun tahunan pada Oktober 2025.
    Lonjakan jumlah penumpang secara tahunan terlihat pada
    MRT
    , LRT, dan
    Transjakarta
    , yang dapat menunjukkan makin banyak warga menggunakan angkutan publik.
    Kenaikan ini juga sejalan dengan meningkatnya frekuensi perjalanan dan jumlah armada yang beroperasi di beberapa moda.
    Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta yang dirilis pada Senin, (1/12/2025) mencerminkan pergerakan mobilitas masyarakat yang semakin aktif menggunakan transportasi umum di Jakarta.
    Transjakarta menjadi moda dengan jumlah penumpang terbesar sepanjang Oktober 2025, yakni 40.360.840 orang.
    Angka tersebut naik 10,77 persen secara bulanan (m-to-m) dari September 2025 yang mencapai 36.437.848 penumpang.
    Dibandingkan Oktober 2024 (y-on-y), terjadi kenaikan 13,23 persen dari total 35.646.480 penumpang.
    Secara kumulatif Januari–Oktober 2025, jumlah penumpang Transjakarta mencapai 339.113.847 orang, naik 7,07 persen dibanding 2024.
    Jumlah bus yang beroperasi pada Oktober 2025 tercatat 5.073 unit, naik 0,40 persen dari September 2025 dan meningkat 11,42 persen dibandingkan Oktober 2024.
    Total armada yang beroperasi sepanjang Januari–Oktober 2025 mencapai 48.481 unit, tumbuh 8,61 persen secara tahunan.
    Jumlah penumpang MRT Jakarta pada Oktober 2025 tercatat 4.398.017 orang. Angka ini naik 12,37 persen dibandingkan September 2025 secara bulanan dan meningkat 13,90 persen dibandingkan Oktober 2024.
    Secara kumulatif Januari–Oktober 2025, jumlah penumpang MRT mencapai 37.359.772 orang, atau meningkat 13,89 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
    Dari sisi operasional, realisasi perjalanan MRT mencapai 8.325 perjalanan pada Oktober 2025, naik 4,64 persen dari September 2025 atau bertambah 369 perjalanan.
    Namun secara tahunan, jumlah perjalanan MRT tidak berubah dibandingkan Oktober 2024.
    Total perjalanan sepanjang Januari–Oktober 2025 sebesar 79.556 perjalanan, sedikit turun 0,30 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
    Total penumpang LRT Jakarta pada Oktober 2025 mencapai 115.070 orang. Secara bulanan, angkanya turun 5,60 persen atau berkurang 6.822 penumpang dibanding September 2025.
    Namun secara tahunan terjadi kenaikan 13,00 persen atau bertambah 13.234 penumpang dibanding Oktober 2024.
    Secara kumulatif Januari–Oktober 2025, jumlah penumpang LRT tercatat 1.044.381 orang, meningkat 2,45 persen dari periode yang sama pada 2024.
    Jumlah perjalanan LRT pada Oktober 2025 mencapai 6.322 perjalanan, naik 3,33 persen dibanding September 2025.
    Secara tahunan, jumlah perjalanan tidak berubah dari Oktober 2024. Kumulatif perjalanan hingga Oktober 2025 tercatat 61.960 perjalanan, turun tipis 0,39 persen dibanding tahun sebelumnya.
    Peningkatan pengguna transportasi umum di Jakarta pada Oktober 2025 memperlihatkan tren mobilitas warga yang terus menguat.
    Kenaikan penumpang pada MRT, LRT, dan Transjakarta, baik secara bulanan maupun tahunan, menunjukkan semakin besarnya ketergantungan masyarakat pada layanan angkutan publik sebagai opsi perjalanan harian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pagar BRIN di Jalan Puspitek Akhirnya Dibongkar, Warga: Kalau Ditutup, Kami Mau Makan Apa?
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        1 Desember 2025

    Pagar BRIN di Jalan Puspitek Akhirnya Dibongkar, Warga: Kalau Ditutup, Kami Mau Makan Apa? Megapolitan 1 Desember 2025

    Pagar BRIN di Jalan Puspitek Akhirnya Dibongkar, Warga: Kalau Ditutup, Kami Mau Makan Apa?
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
    Satpol PP Tangerang Selatan membongkar pagar pembatas milik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang berdiri di Jalan Puspitek, Setu, pada Senin (1/12/2025).
    Pagar yang telah terpasang sekitar dua tahun tersebut dibongkar setelah warga menolak rencana penutupan akses jalan pada awal 2026.
    Warga Muncul, Ahmad (bukan nama sebenarnya), mengatakan pembongkaran berlangsung sekitar pukul 11.00–12.00 WIB. Menurut dia, puluhan anggota Satpol PP terlihat melepas pagar dari dua sisi jalan.
    “Ada 20-an mah Satpol PP yang bongkar. Warga sih cuma liatin aja,” ujar Ahmad saat ditemui
    Kompas.com
    , Senin.
    Ia menyebutkan, sejak awal pemasangan, pagar itu tidak pernah sepenuhnya digunakan untuk menutup jalan. Pagar hanya berdiri tanpa fungsi jelas, sementara wacana penutupan akses justru memicu kekhawatiran warga.
    Rencana penutupan disebut batal karena banyak warga yang menolak.
    “Soalnya rencananya kan abis tahun ini mau ditutup tapi enggak jadi karena banyak yang enggak setuju. Kalau ditutup mah mungkin ada kerusuhan,” ucap Ahmad.
    Ahmad menegaskan, Jalan Puspitek merupakan akses vital bagi warga untuk bekerja dan mencari nafkah. Karena itu, rencana penutupan dianggap merugikan.
    “Soalnya kalau ditutup, warga di sini mau makan apa? Enak di sana mah makannya pizza, di sini susah cari makanan,” katanya.
    Menurut Ahmad, warga sudah beberapa kali mengadu ke DPRD dan Pemkot Tangerang Selatan untuk menggagalkan rencana penutupan. Namun hingga sebelum pagar dibongkar, belum ada tindakan konkret yang terlihat oleh warga.
    Hal itu membuat warga sempat menggelar aksi damai untuk menuntut kejelasan status jalan.
    “Makanya kemarin ke DPRD, sekarang ke Pemkot. Akhirnya ini dibongkarkan sama Satpol PP,” ujarnya.
    Setelah pembongkaran, Ahmad mengaku tidak mengetahui ke mana pagar tersebut dibawa. Ia memastikan proses pembongkaran hanya dilakukan oleh Satpol PP tanpa kehadiran polisi.
    “Enggak ada polisi, Satpol PP aja,” ucapnya.
    Kuasa hukum warga sekaligus Ketua LBH Ansor Tangsel, Suhendar, menyambut baik pembongkaran pagar tersebut. Ia mengatakan warga sudah lama meminta agar Jalan Puspitek kembali dapat dilalui masyarakat.
    “Hari ini pagarnya sudah dibuka, kami berterima kasih,” ujar Suhendar saat ditemui di Gedung Pemkot Tangsel, Ciputat, Senin.
    Namun ia menduga pembongkaran dilakukan karena adanya aksi warga yang berlangsung pada hari yang sama.
    “Saya kira bisa jadi karena aksi ini pagarnya dibongkar. Di satu sisi kami berterima kasih. Tetapi di sisi lain, apakah harus didemo dulu baru dibongkar?” katanya.
    Hingga berita ini ditulis, Satpol PP Tangerang Selatan belum memberikan tanggapan terkait alasan pembongkaran pagar. Kompas.com telah menghubungi pihak Satpol PP, namun belum mendapat respons.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Keluar dari RS, Pelaku Ledakan SMAN 72 Dipindah ke Rumah Aman
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        1 Desember 2025

    Keluar dari RS, Pelaku Ledakan SMAN 72 Dipindah ke Rumah Aman Megapolitan 1 Desember 2025

    Keluar dari RS, Pelaku Ledakan SMAN 72 Dipindah ke Rumah Aman
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com 
    – Setelah dinyatakan pulih secara fisik oleh dokter di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, pelaku ledakan SMAN 72 Jakarta dipindahkan ke rumah aman.
    “Terkait ABH (anak berkonflik dengan hukum) ledakan SMA 72, kami sampaikan, saat ini ABH berada di posisi rumah aman,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto kepada wartawan, Senin (1/12/2025).
    Di rumah aman, kondisi psikologis ABH sedang dipulihkan oleh dokter.
    Perawatan dilakukan hingga dinyatakan layak untuk diperiksa penyidik.
    “Secara medis kondisi ABH ini sudah pulih, tetapi secara psikis dokter yang merawat harus berkoordinasi dengan penyidik termasuk kami juga akan berkoordinasi dengan Bapas,” kata Budi.
    Hampir sebulan berlalu, polisi menargetkan untuk bisa memeriksa ABH pekan ini, dengan pertimbangan kondisi yang akan disetujui oleh pihak berwenang terlebih dahulu.
    Seperti KPAI, Balai Pemasyarakatan (Bapas), Dinas Sosial Pemberdayaan Perlindungan Perempuan (P3A), dan Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor).
    “Diagendakan di dalam minggu ini semoga ABH benar-benar sudah pulih secara medis dan psikis sehingga bisa dilaksanakan permintaan keterangan dari ABH,” ujar dia.
    Selain ABH itu, masih ada dua pasien lain yang sedang memulihkan kondisi fisiknya di rumah sakit.
    Ledakan terjadi di masjid
    SMAN 72 Jakarta
    pada Jumat sekitar pukul 12.15 WIB, saat siswa dan guru tengah melaksanakan shalat Jumat.
    Masjid tersebut berada di dalam kompleks Kodamar TNI Angkatan Laut, Kelapa Gading.
    Menurut saksi, suara ledakan pertama terdengar ketika khotbah berlangsung, kemudian disusul ledakan kedua yang diduga berasal dari arah berbeda. Insiden ini mengakibatkan 96 orang luka-luka.
    Penyelidikan awal menunjukkan pelaku merupakan salah satu siswa di sekolah tersebut, yang sebelumnya dikabarkan mengalami perundungan dan diduga menjadi salah satu latar belakang aksinya.
    Polisi juga menemukan benda menyerupai
    airsoft gun
    dan
    revolver
    di lokasi kejadian. Setelah diperiksa, keduanya dipastikan merupakan senjata mainan.
    Saat ini, motif dan penyebab pasti
    ledakan SMAN 72 Jakarta
    masih dalam penyelidikan kepolisian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Perawatan Pribadi Jadi Penyumbang Terbesar Inflasi Tahunan Jakarta pada November 2025
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        1 Desember 2025

    Perawatan Pribadi Jadi Penyumbang Terbesar Inflasi Tahunan Jakarta pada November 2025 Megapolitan 1 Desember 2025

    Perawatan Pribadi Jadi Penyumbang Terbesar Inflasi Tahunan Jakarta pada November 2025
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Jakarta mencatat kenaikan inflasi tahunan pada November 2025, dengan laju mencapai 2,67 persen dan Indeks Harga Konsumen (IHK) berada di level 108,11.
    Lonjakan ini terutama dipicu kenaikan pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang menjadi penyumbang terbesar.
    Data tersebut menempatkan kelompok konsumsi rumah tangga sebagai salah satu faktor dominan dalam tekanan harga sepanjang tahun.
    Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta menyampaikan tren
    inflasi
    menjelang akhir tahun masih berpotensi meningkat seperti periode-periode sebelumnya.
    BPS DKI Jakarta melaporkan inflasi tahunan terjadi akibat meningkatnya indeks sejumlah kelompok pengeluaran.
    Kelompok dengan andil terbesar adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,84 persen.
    Kemudian, untuk makanan, minuman, dan tembakau (0,77 persen), serta perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (0,67 persen).
    “Kalau kita lihat tren, di Desember-Desember sebelumnya juga ada inflasi, mudah-mudahan tetap terjaga di target 2,5 plus minus 1 untuk inflasi tahun 2025,” kata Kepala BPS DKI Jakarta, Nurul Hasanudin, dikutip dari
    Antara
    .
    Sejumlah kelompok lain juga memberikan andil inflasi, antara lain pendidikan sebesar 0,15 persen.
    Kelompok kesehatan dan penyediaan makanan/minuman restoran masing-masing menyumbang 0,09 persen.
    Kelompok perlengkapan dan pemeliharaan rutin rumah tangga tercatat 0,04 persen, pakaian dan alas kaki 0,03 persen, serta kelompok transportasi dan rekreasi, olahraga, dan budaya masing-masing menyumbang 0,01 persen.
    “Seluruh kelompok pengeluaran mengalami inflasi secara tahunan pada November 2025, kecuali kelompok informasi komunikasi dan jasa keuangan, memberikan andil deflasi sebesar 0,03 persen dengan komoditas utama penyumbang deflasi adalah komoditas telepon seluler,” kata Hasanudin.
    BPS DKI juga mencatat beberapa komoditas dengan andil besar terhadap
    inflasi tahunan Jakarta
    .
    Emas perhiasan memberikan kontribusi 0,73 persen, diikuti tarif air minum PAM (0,63 persen), cabai merah (0,17 persen), daging ayam ras (0,10 persen), dan beras (0,09 persen).
    Secara bulanan, Jakarta mengalami inflasi sebesar 0,27 persen pada November 2025 terhadap Oktober 2025.
    Komoditas penyumbang tertinggi pada periode ini kembali berasal dari emas perhiasan dengan andil 0,16 persen.
    Pergerakan harga pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi pendorong utama inflasi tahunan Jakarta.
    Sementara sejumlah komoditas strategis seperti emas perhiasan, tarif air, dan bahan pangan turut membentuk dinamika inflasi sepanjang November 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pembelaan Laksda Leonardi di Kasus Korupsi Satelit: Atas Perintah Atasan

    Pembelaan Laksda Leonardi di Kasus Korupsi Satelit: Atas Perintah Atasan

    Bisnis.com, JAKARTA — Laksamana Muda atau Laksda (Purn) TNI, Leonardi menyatakan sejumlah pembelaan atas kasus dugaan korupsi satelit slot orbit 123° BT di Kemhan periode 2012-2021.

    Leonardi selaku Kepala Badan Pertahanan pada Kemenhan tahun 2015-2017 menegaskan bahwa dirinya hanya menjalankan perintah atasannya saat melakukan pengadaan satelit tersebut.

    Dia menambahkan, pengadaan satelit itu juga terlebih dahulu telah dilakukan rapat terbatas (ratas) di depan kepala negara alias presiden pada 2015.

    “Yang pertama, saya melaksanakan perintah atasan. Dan atasan saya sudah melaksanakan rapat terbatas di depan Presiden dengan program ini,” ujarnya saat dilimpahkan di Kejagung, Senin (1/12/2025).

    Dia menambahkan, dirinya tidak pernah menerima sepeser pun dalam pengadaan ini. Oleh sebab itu, dia membantah bahwa dirinya melakukan korupsi.

    Terlebih, kata Leonardi, dalam program ini negara sama sekali belum mengeluarkan anggaran. Dengan demikian, dalam perkara ini tidak ditemukan kerugian negara.

    “Belum ada negara membayar, belum ada keluar anggaran sama sekali sehingga tidak ada kerugian negara,” pungkasnya.

    Di lain sisi, Kapuspenkum Kejagung RI, Anang Supriatna mengatakan dalam kasus ini Leonardi telah mengadakan kontrak dengan Bos Navayo Internasional AG, Gabor Kuti.

    Perjanjian ini berkaitan dengan penyediaan terminal pengguna jasa dan peralatan senilai USD 34.194.300 dan berubah menjadi USD 29.900.000.

    Namun, kontrak dalam perjanjian itu dinilai tidak didasarkan pada ketentuan pengadaan barang dan jasa yaitu penunjukan Navayo tanpa melalui proses pengadaan barang dan jasa.

    Dalam perjanjian itu, barang yang telah diterima tidak dapat dipergunakan karena tidak sesuai dengan spek yang dibutuhkan proyek satelit. Atas perkara ini, negara dinilai dirugikan sebesar Rp306,8 miliar.

    “Kerugian keuangan negara dalam perkara ini berdasarkan ahli BPKP dan didukung oleh ahli keuangan negara adalah sebesar USD 21.384.851,89 atau Rp306.829.854.917,72,” tutur Anang dalam keterangan tertulis, Senin (1/12/2025).

  • CCTV Ungkap Pencurian Motor Saat Shalat Jumat di Kemayoran, Dua Pelaku Ditangkap
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        1 Desember 2025

    CCTV Ungkap Pencurian Motor Saat Shalat Jumat di Kemayoran, Dua Pelaku Ditangkap Megapolitan 1 Desember 2025

    CCTV Ungkap Pencurian Motor Saat Shalat Jumat di Kemayoran, Dua Pelaku Ditangkap
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Aksi pencurian sepeda motor di Kemayoran, Jakarta Pusat, terungkap setelah rekaman CCTV yang beredar luas di media sosial menunjukkan dengan jelas momen pencurian saat warga sedang melaksanakan Shalat Jumat.
    Peristiwa itu dialami RA (22), pemilik sepeda motor Honda, pada Jumat (24/10/2025) di Jalan Kemayoran Timur II. Rekaman CCTV yang viral kemudian menjadi petunjuk utama bagi polisi untuk mengidentifikasi para pelaku.
    Kanit Reskrim Polsek Kemayoran langsung menindaklanjuti laporan tersebut dengan melakukan serangkaian penyelidikan.
    Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo Purnomo Condro menegaskan, teknologi berperan besar dalam membongkar kasus ini.
    “Kasus ini juga menjadi pengingat bahwa teknologi, seperti CCTV dan media sosial, bisa sangat membantu penegakan hukum. Polisi akan terus hadir melindungi masyarakat,” katanya dalam keterangan resmi, Senin (1/12/2025).
    Pada Senin (24/11/2025) malam, polisi akhirnya menangkap pelaku pertama berinisial AT. Upaya pengembangan kasus berlanjut hingga Selasa (25/11/2025) siang, yang berujung pada penangkapan SYL di wilayah Cakung, Jakarta Timur.
    Polisi juga menyita sejumlah barang bukti, antara lain STNK asli milik korban, dua kunci kontak, serta flashdisk berisi rekaman CCTV yang menampilkan aksi pencurian tersebut.
    Kedua pelaku kini ditahan dan dijerat Pasal 363 KUHP tentang Pencurian dengan Pemberatan, dengan ancaman maksimal tujuh tahun penjara. Polisi juga masih mendalami apakah keduanya memiliki keterlibatan dalam kasus serupa di lokasi lainnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Inflasi Jakarta November 2025 Lebih Tinggi dari Rata-rata Nasional
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        1 Desember 2025

    Inflasi Jakarta November 2025 Lebih Tinggi dari Rata-rata Nasional Megapolitan 1 Desember 2025

    Inflasi Jakarta November 2025 Lebih Tinggi dari Rata-rata Nasional
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Inflasi bulanan di Jakarta kembali mencatatkan kenaikan pada November 2025 dan berada di atas rata-rata nasional.
    Tekanan harga terutama dipicu lonjakan pada komoditas non-pangan, dengan emas perhiasan menjadi penyumbang terbesar.
    Badan Pusat Statistik (BPS) DKI
    Jakarta
    mencatat
    inflasi
    bulanan sebesar 0,27 persen pada November 2025.
    Angka ini lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang berada pada 0,17 persen pada periode yang sama.
    Kepala BPS DKI Jakarta, Nurul Hasanudin, menyampaikan bahwa komoditas dengan andil tertinggi adalah emas perhiasan, yang menyumbang 0,16 persen.
    “Komoditas yang memberikan andil utama inflasi pada bulan November 2025, yang pertama adalah komoditas emas perhiasan, memberikan andil 0,16 persen,” kata Hasanudin, dikutip dari
    Antara
    .
    Ia menjelaskan bahwa emas perhiasan, yang termasuk dalam kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, terus memberikan tekanan inflasi bulanan.
    Komoditas ini mengalami inflasi 9 kali pada 2023, 11 kali pada 2024, dan 11 bulan berturut-turut sepanjang 2025.
    Di luar emas perhiasan, sejumlah komoditas turut mendorong inflasi Jakarta pada November 2025, antara lain:
    Harga cabai merah secara khusus menonjol dengan rata-rata Rp 76.840,94 per kg.
    “Ini tentunya menjadi perhatian kita, karena level harga pada November 2025 sudah mencapai level yang cukup tinggi di kisaran Rp 77.000,” ujar Hasanudin.
    Sejumlah komoditas turut menahan laju inflasi dengan memberikan andil deflasi bulanan, yaitu:
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga TPU Kebon Nanas Ogah Kembalikan Lahan ke Pemprov, Ngaku Punya Izin Lisan dari Yayasan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        1 Desember 2025

    Warga TPU Kebon Nanas Ogah Kembalikan Lahan ke Pemprov, Ngaku Punya Izin Lisan dari Yayasan Megapolitan 1 Desember 2025

    Warga TPU Kebon Nanas Ogah Kembalikan Lahan ke Pemprov, Ngaku Punya Izin Lisan dari Yayasan
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Sejumlah warga yang tinggal di atas lahan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kebon Nanas, Jatinegara, Jakarta Timur, mengaku telah memperoleh izin tinggal secara lisan dari pihak yayasan sejak puluhan tahun lalu. Mereka kini mempertanyakan dasar hukum pemerintah yang meminta mereka mengosongkan area tersebut.
    Emo, salah satu warga, mengatakan sejak awal masyarakat setempat merasa mendapat persetujuan untuk menempati lahan tersebut dari pihak yayasan. Menurut dia, kesepakatan itu juga mencakup kesediaan warga untuk pergi apabila lahan kembali dibutuhkan oleh yayasan.
    “Setahu kami itu milik yayasan dulu, dan kami diizinkan secara lisan untuk tinggal di situ. Kami pun sudah istilahnya ada perjanjian secara lisan, kalau memang yayasan mau pakai itu tanah, kami bersedia mengosongkan tanah itu,” ucap Emo di kantor Kecamatan Jatinegara, Senin (1/12/2025).
    Namun, ia mengaku terkejut ketika menerima surat yang meminta warga mengembalikan lahan tersebut kepada pemerintah daerah.
    “Nah, dan sekarang tiba-tiba kami dari pihak Pemerintah Daerah atau Pemprov, kami mendapatkan surat untuk mengembalikan lahan,” ujarnya.
    “Mengembalikan lahannya ke siapa? Ya, kami enggak mau, karena seharusnya kami ini mengembalikannya ke pihak yayasan.”
    Emo menambahkan, selama bertahun-tahun tidak pernah ada teguran dari pihak yayasan. Meski begitu, ia mengaku lupa nama yayasan tersebut.
    “Sedangkan sampai dengan hari ini sudah sekian puluh tahun, pihak yayasan enggak pernah mengutak-atik atau menegur kami. Yayasannya kami lupa lagi waktu itu tuh ya. Nanti kami coba cek lagi lah gitu,” katanya.
    Karena itu, warga meminta pemerintah membuktikan legalitas penguasaan lahan yang kini dikembalikan kepada Pemprov atau Pemkot.
    “Kami berulang kali kemarin menyampaikan bahwa minta legalitas daripada kepemilikan tanah, yang awalnya dari yayasan ke Pemda,” katanya.
    “Kami minta keterbukaan informasi kepada masyarakat bahwa tanah yang kami sekarang menjadikan tempat tinggal, ada bukti kepemilikan legalitas dari yayasan ke Pemda,” tambah dia. 
    Pemerintah Kota Jakarta Timur menyatakan telah menyiapkan langkah penertiban terhadap permukiman warga yang berdiri di atas
    TPU Kebon Nanas
    dan TPU Kober Rawa Bunga.
    Upaya ini dilakukan untuk mengembalikan fungsi lahan sebagai area pemakaman yang selama bertahun-tahun berubah menjadi kawasan hunian padat.
    Sekretaris Kota Jakarta Timur Eka Darmawan menegaskan, langkah yang ditempuh bukan penggusuran, melainkan pengembalian fungsi lahan.
    “Kami tidak bilang menggusur tapi kami minta dikembalikan. Minta dikembalikan lahan (TPU) yang digunakan mereka,” ujar Eka dalam keterangannya, Jumat (21/11/2025).
    Pemkot mencatat ada 280 kepala keluarga atau 517 jiwa yang tinggal dan membangun rumah di atas dua TPU tersebut. Sosialisasi akan dilakukan sebelum pengosongan, dengan tahapan SP1 hingga SP3 yang dijadwalkan dalam dua pekan.
    Eka menyebut kebutuhan lahan pemakaman di DKI Jakarta, khususnya Jakarta Timur, kini berada dalam kondisi krisis.
    “Karena selama ini kan mereka (warga) menempati lahan, dan belum memahami bahwa kebutuhan lahan (makam) yang ada di Provinsi DKI itu krisis. Terutama di Jakarta Timur,” kata Eka.
    Keberadaan permukiman di atas TPU Kebon Nanas bukanlah hal baru. Ketua RT 015/RW 002 Cipinang Besar Selatan, Sumiati, menyebut kawasan itu telah dihuni sejak dekade 1980-an.
    “Tahun 1980-an itu yang tinggal di atas pemakaman itu hanya satu kepala keluarga, tapi mulai banyak yang pindah ketika adanya penggusuran,” katanya.
    Sebagian warga yang menghuni kawasan itu merupakan korban penggusuran di bantaran kali serta lahan yang sempat direncanakan menjadi kantor Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).
    “Dulu sebelum ada KLH itu kan lapangan gitu, terus warga itu ada yang tinggal di pinggir kali di belakang kantor KLH tahun 1997 kena gusur gitu,” ucap Sumiati.
    Warga terdampak ketika itu hanya menerima uang kerohiman sebesar Rp 600.000.
    “Sementara kan uang segitu untuk ngontrak paling juga bertahan beberapa bulan gitu. Akhirnya mereka pindah lah tuh ke atas pemakaman Cina ini tahun 1997,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.