Jenis Media: Metropolitan

  • Pelarian Pemotor Lawan Arah yang Aniaya Pelatih Taekwondo di Jagakarsa Kian Menjauh
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Desember 2025

    Pelarian Pemotor Lawan Arah yang Aniaya Pelatih Taekwondo di Jagakarsa Kian Menjauh Megapolitan 4 Desember 2025

    Pelarian Pemotor Lawan Arah yang Aniaya Pelatih Taekwondo di Jagakarsa Kian Menjauh
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    — Upaya polisi menangkap pemotor lawan arah yang menganiaya pelatih taekwondo, Bima (39), di kawasan Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, terus berjalan.
    Identitas pelaku, MN, sudah teridentifikasi, namun polisi masih kesulitan menemukan keberadaannya sejak insiden pada Rabu (19/11/2025).
    “Sudah teridentifikasi. Masih kami cari, semoga dapat ya,” ujar Nurma Kapolsek
    Jagakarsa
    AKP Nurma Dewi saat dikonfirmasi, Kamis (4/12/2025).
    MN diduga kabur ke luar kota sehingga proses pengejaran oleh polisi membutuhkan waktu lebih panjang.
    “Iya, betul, dia kabur ke luar kota, masih diburu,” kata Nurma.
    Sementara itu, Bima mengungkapkan bahwa dari awal ia sebenarnya sudah mengetahui identitas pelaku berkat bantuan warga sekitar.
    Namun, ketika polisi menelusuri alamat yang diduga menjadi tempat tinggal MN, hasilnya nihil.
    “Ternyata dia bohong. Enggak ada di sana,” kata Bima saat dihubungi lewat telepon.
    Kini, ia hanya bisa menunggu pelaku ditangkap atau menyerahkan diri.
    Bima menegaskan bahwa dirinya tidak berniat memperpanjang persoalan apabila pelaku bersikap kooperatif.
    “Saya nanti lihat dulu, dia kooperatif enggak. Kan saya juga enggak mau apa-apain dia. Saya pengennya, ‘Ya sudah lah, serahin aja diri lu dulu’,” ujarnya.
    Peristiwa bermula ketika Bima berpapasan dengan pemotor yang melawan arah. Tanpa sempat bicara, Bima langsung menjadi sasaran pukulan.
    “Saya belum bicara apa-apa, saya ditanduk pakai helm,” tuturnya.
    Ia dipukul berkali-kali hingga kaca helmnya terlepas dan kaca matanya pecah, menyebabkan luka di bagian mata.
    Saat menunduk mengambil kacamata, pelaku kembali menghajar punggung dan dada Bima.
    “Saya defense. Saya ambil tangannya, saya banting, saya jatuhkan,” kata Bima.
    Meski seorang
    pelatih taekwondo
    , Bima memilih tidak membalas demi keselamatan istrinya yang saat itu ikut dibonceng.
    Warga sekitar kemudian melerai, tetapi pelaku kabur sambil berteriak dan menolak diajak ke Polsek Jagakarsa.
    “Dia bilang, ‘Laporkan saja, urus dulu itu lukamu, urus dulu darahmu’,” ungkap Bima.
    Bima telah menjalani visum yang menunjukkan luka memar di dada, rusuk, wajah, serta lecet di kaki.
    Polisi kini terus memburu MN yang diduga bersembunyi di luar kota.
    (Reporter: Hanifah Salsabila | Editor: Abdul Haris Maulana)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • "Kampung Dollar" Muara Gembong yang Dulu Makmur Kini Tenggelam Ditelan Rob
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Desember 2025

    "Kampung Dollar" Muara Gembong yang Dulu Makmur Kini Tenggelam Ditelan Rob Megapolitan 4 Desember 2025

    “Kampung Dollar” Muara Gembong yang Dulu Makmur Kini Tenggelam Ditelan Rob
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kampung Beting di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, dulunya sangat berlimpah ikan, udang, dan kepiting.
    Melimpah ruahnya sumber makanan itu membuat warga berlomba-lomba mendirikan usaha tambak di belakang rumahnya yang langsung laut.
    Warga berbondong-bondong mengubah area mangrove di belakang rumahnya, menjadi area tambak.
    Pasalnya, bisnis tambak milik warga di Kampung Beting begitu menjanjikan dan bisa datangkan keuntungan puluhan juta rupiah setiap bulannya.
    Berkembangnya usaha tambak warga membuat Kampung Beting mencapai masa kejayaannya pada tahun 1980-an hingga disebut sebagai ”
    Kampung Dollar
    “.
    Namun, kejayaan itu hanya tinggal kenangan semata. Kondisi Kampung Beting kini memperihatinkan.
    “Sedih lah saya kecil di sini, dulu di sana adalah kampung terpadat dan ekonomi bagus banget perputarannya di sana,” ucap warga bernama Halima (38) saat diwawancarai
    Kompas.com
    di lokasi, Selasa (2/12/2025).
    Namun, sekitar tahun 2000-an, bisnis tambak warga di
    Muara Gembong
    perlahan-lahan habis karena tergerus abrasi.
    Sejak itu pula, perekonomian warga di Muara Gembong, khususnya Kampung Beting terganggu.
    Padahal, dulu Halima bisa bersekolah dan mendapatkan kehidupan yang layak karena orangtuanya adalah seorang petani tambak bandeng dan udang.
    Ia mengaku, terakhir panen hasil tambak milik orangtuanya sekitar tahun 2005-an. Kini, Halima tak bisa lagi mencicipi ikan dari tambak belakang rumahnya.
    “Kalau nelayan mungkin masih produktif, tapi kalau petani tambak mungkin abrasi itu permasalahannya enggak bisa panen bandeng, udang, enggak bisa kayak dulu,” ucap dia.
    Dalam 10 tahun ke belakang, abrasi di wilayah ini semakin parah dan membuat Kampung Beting perlahan tenggelam.
    Sebab, adanya abrasi membuat banjir rob dengan ketinggian sekitar 50 cm terjadi sekitar satu minggu sekali di kampung ini.
    Banjir rob mudah masuk ke perumahan warga karena laut di Muara Gembong tak dilengkapi dengan tanggul beton.
    Selain dikelilingi laut, Kampung Beting juga dialiri Sungai Citarum yang arusnya cukup kencang.
    Sungai Citarum yang mengalir di sepanjang Kampung Beting kanan dan kirinya juga tidak dilengkapi oleh tanggul.
    Jadi, ketika hujan tiba, air sungai itu juga mudah meluap ke rumah-rumah warga.
    Tak heran, kampung ini mudah sekali tenggelam ketika banjir dari laut atau sungai datang.
    Sering tenggelamnya Kampung Beting membuat sebagian warga memilih meninggalkan tempat tinggalnya.
    “Warganya juga sudah banyak yang pindah karena rumahnya sudah tidak layak huni dan akses jalan sudah terputus,” ujar Halima.
    Pasalnya, meski banjir rob tidak sedang datang, beberapa rumah warga tetap tergenang air berwarna cokelat.
    Sementara sebagian area depan rumah warga yang sudah tak tergenang justru dipenuhi lumpur dari kali sehingga tidak bisa lagi dipijak.
    Mirisnya lagi, karena sudah tenggelam dan tak berpenghuni, sekitar dua minggu lalu sebagian akses listrik di Kampung Beting ujung sudah dicabut oleh PLN.
    KOMPAS.com/ SHINTA DWI AYU Kampung tenggelam di Desa Pantai Bahagia, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

    Tempat tinggal Halima di Kampung Gobah juga sudah mulai terkena abrasi.
    “Sebetulnya, sudah mulai terkena abrasi tapi belum ke pemukiman, karena kalau Kampung Gobah itu pemukimannya hanya sepanjang aliran Sungai Besar Citarum,” ucap dia.
    Namun, seluruh tambak warga di Kampung Gobah juga sudah hancur tergerus oleh abrasi.
    Oleh karena itu, ia takut suatu saat kampung tempat tinggalnya memiliki nasib yang sama seperti Kampung Beting.
    Halimah berharap pemerintah bisa segera melakukan tindakan untuk mengatasi abrasi di kawasan Muara Gembong.
    Ia juga meminta agar pemerintah bisa mengajak masyarakat untuk sama-sama menanggulangi abrasi.
    Di Muara Gembong sudah banyak kegiatan menanam mangrove untuk mengatasi abrasi.
    Namun, dampak penanaman mangrove itu dinilai belum signifikan untuk mencegah abrasi.
    Oleh karena itu, ia berharap pemerintah bisa membangun tanggul untuk penahan abrasi di sekitar laut Muara Gembong.
    Sebab, jika tak ada tanggul, maka ia khawatir seluruh desa di Muara Gembong bisa tenggelam.
    “Karena kalau dibiarkan bisa satu kampung, dua kampung, atau satu desa akan tenggelam, kan kita berusaha kayaknya kalau masyarakat masih mau lah kalau pemerintah bikin seperti apa,” ucap dia.
    Ketua RT 05, RW 06, Dusun 3, Maska juga menilai, penanaman mangrove di kampungnya belum terlalu efektif untuk mencegah abrasi.
    “Banyak sih komunitas yang terjun di wilayah saya ini, cuma penurunan alat berat untuk menanggulangi abrasi belum ada, baru sebatas penanggulangan dengan cara penanaman pohon mangrove atau apa itu aja, yang tidak langsung berdampak hasilnya berbeda dengan alat berat untuk tanggul,” ujar Maska.
    Maska berharap, ada bantuan berupa alat berat dari pemerintah untuk mengatasi abrasi.
    Menjalani hidup di
    Kampung Tenggelam
    tentu saja bukan perkara yang mudah untuk dijalani warga.
    Ketika terjadi rob, air laut bukan hanya merendam perumahan, tapi juga merendam akses jalan utama keluar masuknya warga.
    Saat jalan terendam rob, warga akan sulit untuk keluar desa dan terhambat ketika mau beraktivitas.
    “Justru itu karena akses jalan yang terendam justru motor sampai ke jok airnya. Orang sering terganggu mau berpergian,” ujar Maska.
    Sering terjadinya rob membuat jalan di sepanjang Desa Kampung Beting rusak parah.
    Warga lain bernama Udin (24) juga mengaku, aktivitasnya begitu terganggu setiap kali rumahnya terendam rob.
    Udin terpaksa harus menunggu rob surut ketika ingin beraktivitas ke luar rumah.
    “Bisa aja, tapi nunggu airnya surut, biasanya tiga jam surut. Sekarang air datangnya pagi,” ucap Udin.
    Ia mengaku, begitu tersiksa dengan kondisi Kampung Beting yang seringkali tenggelam.
    Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA), Susan Herawati menyebut, hancurnya kejayaan Kampung Dollar atau Kampung Beting terjadi di tahun 2000-an.
    Pasalnya, di tahun itu usaha tambak warga di Kampung Beting habis total tergerus abrasi.
    “Sejak tahun 2000-an, abrasi dan penurunan muka tanah jadi penyebab rusaknya tambak nelayan di Muara Beting, dan hingga saat ini tidak ada lagi tambak warga yang aktif,” ungkap Susan.
    Abrasi parah yang terjadi di kampung ini disebabkan karena banyaknya hutan mangrove yang diubah menjadi area tambak warga.
    Padahal mangrove sendiri memegang peran penting untuk mencegah abrasi di daerah pesisir.
    Tak heran, jika kondisi Kampung Beting saat ini begitu memperihatinkan karena sudah tenggelam dan tak ada lagi perputaran roda ekonomi.
    Oleh sebab itu, Susan menilai tenggelamnya Kampung Beting di Muara Gembong bukan murni karena faktor alam.
    “KIARA menilai bahwa hal ini bukan murni faktor alamiah, tetapi human made disaster atau bencana yang ditimbulkan oleh ulah manusia,” ucap dia.
    Berdasarkan data dari KIARA, Menteri Kehutanan atas usulan Bupati Bekasi, menerbitkan surat keputusan Menhut Nomor SK.475/Menhut-II/2005 pada 16 Desember 2005 untuk mengubah fungsi dari hutan lindung menjadi hutan produksi seluas 5,1 hektare di Muara Gembong.
    Di sisi lain, berdasarkan dokumen Strategi Pengelolaan Sumber Daya Ekosistem Pesisir Muara Gembong, Teluk Jakarta 2019 menyebutkan, bahwa menurut Perhutani di tahun 2010 luas hutan mangrove alami di Muara Gembong mencapai 10,4 hektare, akan tetapi 95 persen vegetasi mangrove tersebut berubah menjadi tambak dan lahan pertanian.
    Berdasarkan data tersebut, mangrove di wilayah Muara Gembong tersisa 524 hektare. Hal ini berbanding terbalik dengan data citra satelit yang diolah MapBiomas Indonesia 2025 yang menyatakan bahwa di tahun 2010 hanya tersisa sekitar 67 hektare dan tahun 2023 hanya sekitar 23 hektare.
    “Jelas degradasi luas ekosistem mangrove ini catatan buruk tata kelola mangrove yang dilakukan pemerintah,” ucap dia.
    Pemerintah disarankan bisa membangun kembali rumah-rumah masyarakat dan infrastruktur ekologisnya yang adaptif terhadap banjir rob.
    Selain itu, pemerintah harus memastikan bahwa tidak adanya perizinan usaha maupun aktivitas industri ekstraktif dan eksploitatif lainnya yang membebani wilayah pesisir dan menyebabkan abrasinya semakin parah.
    “Selain itu, juga menghentikan, mengevaluasi, mengaudit, serta memproses industri maupun korporasi yang terbukti berkontribusi terhadap alih fungsi mangrove dan penurunan muka tanah yang terjadi baik di pesisir Muara Gembong maupun dalam scope yang lebih besar yaitu pesisir pantai utara Jawa,” jelas dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • RS Polri Pastikan Kerangka di Tenjo adalah Alvaro Kiano
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Desember 2025

    RS Polri Pastikan Kerangka di Tenjo adalah Alvaro Kiano Megapolitan 4 Desember 2025

    RS Polri Pastikan Kerangka di Tenjo adalah Alvaro Kiano
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Rumah Sakit Polri Kramat Jati memastikan bahwa kerangka yang ditemukan di Tenjo, Bogor, Jawa Barat, merupakan Alvaro Kiano Nugroho (6).
    Hal tersebut dipastikan Kepala RS Polri Brigjen Polisi Prima Heru di RS Polri Kramat Jati, setelah mencocokkan sampel DNA Alvaro dengan orangtuanya Arum.
    “Berdasarkan hasil pemeriksaan DNA dan gigi, dapat disimpulkan bahwa kerangka dengan nomor register: 0062/XI/2025/ML adalah
    Alvaro Kiano Nugroho
    , anak biologis dari Arum Indah Kusumastuti,” ungkap Prima di RS Polri Kramat Jati, Kamis (4/12/2025).
    Tim forensik melakukan pencocokan sampel pada gigi yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP).
    “Sampel DNA post-mortem korban serta sampel DNA ante-mortem dari saudari Arum Indah Kusumastuti ke Biro Lab DNA Pusdokkes Polri pada hari yang sama, tanggal 24 November 2025,” ungkapnya.
    Alvaro Kiano
    menghilang selama delapan bulan sejak Maret 2025. Ia diduga diculik dari masjid oleh orang yang mengaku ayahnya.
    Sejak saat itu, jejaknya tak terendus meski pihak keluarga mencari berbagai cara untuk menemukannya.
    Pada November 2025, kerangka Alvaro ditemukan di Tenjo, Kabupaten Bogor. Ternyata, ia diculik lalu dibunuh oleh ayah tirinya, Alex Iskandar.
    Namun, beberapa hari setelah ditangkap, Alex mengakhiri hidupnya di ruang konseling Mapolres Jakarta Selatan.
    Kapolres Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly mengatakan, awalnya Alex menjemput Alvaro untuk diajak membeli mainan ke mal.
    Namun, sebelum ke mal, Alex membawa Alvaro ke rumahnya di wilayah Tangerang terlebih dahulu untuk mandi.
    Setelah itu Alvaro mulai merasa tidak nyaman karena ayah tirinya mandi terlalu lama.
    Ia menangis dan meminta diantar pulang ke rumah kakek dan neneknya di wilayah Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
    Tak tahan mendengar rengekan Alvaro, Alex mengambil handuk yang tergantung di rak dan membekap mulut anak tirinya itu.
    Ia kemudian mencekik serta menindih tubuh Alvaro hingga bocah tersebut tidak lagi bernapas.
    “Karena panik, dia masih berusaha untuk bagaimana mencari supaya mau menghilangkan barang bukti korban AKN,” jelas Nicolas.
    Alex mengikat tubuh Alvaro dengan tali, memasukkannya ke dalam plastik hitam, dan menyimpannya di garasi rumah dalam posisi tertutup mobil.
    “Dari situlah dia meninggalkan korban AKN ini kurang lebih selama tiga hari,” kata dia.
    Alex mulai mencari tempat lain ketika jasad Alvaro mulai membusuk. Ia kemudian teringat wilayah Tenjo, Kabupaten Bogor, karena memiliki saudara yang tinggal di sana.
    Akhirnya, Alex mengangkat jasad Alvaro ke dalam mobil dan membawanya ke bawah Jembatan Cilalay, lokasi yang kerap dipakai warga untuk membuang sampah secara ilegal.
    Setelah itu, Alex bahkan membantu keluarga membuat laporan kehilangan ke Polsek Pesanggrahan, membuat polisi tidak mencurigainya
    “Karena pada saat penjemputan itu dia mengaku bahwa, ‘saya mau jemput anak saya.’ Sedangkan juga kakek daripada si AKN ini juga meminta bantuan ayah tirinya untuk mencari,” tutur Nicolas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kapolda Metro sebut purnawirawan bagian penting keluarga besar Polri

    Kapolda Metro sebut purnawirawan bagian penting keluarga besar Polri

    Jakarta (ANTARA) – Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri menyebutkan purnawirawan merupakan bagian penting dalam keluarga besar Polri.

    “Purnawirawan merupakan bagian penting dalam keluarga besar Polri,” kata Asep saat menerima audiensi Pengurus Persatuan Purnawirawan (PP) Polri Daerah Metro Jaya di Ruang Tamu Kapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis.

    Dia juga menyebutkan nilai-nilai pengabdian yang telah diberikan purnawirawan Polri menjadi inspirasi bagi Polda Metro Jaya dalam menjaga keamanan masyarakat.

    “Agenda ini juga menjadi sarana memperkuat tali silaturahmi sekaligus membangun sinergi dalam menjaga keamanan serta ketertiban masyarakat di wilayah hukum Polda Metro Jaya,” ujar Asep.

    Sementara itu, Ketua PP Polri Daerah Metro Jaya Irjen Pol (Purn) Drs. Mudji Waluyo mengungkapkan komitmen pihaknya untuk terus bersinergi dan mendukung program Polri, khususnya dalam bidang sosial serta pembinaan masyarakat.

    “Kami tetap bersemangat berkontribusi, meski telah purna tugas. PP Polri siap menjadi mitra yang aktif bagi Polri dalam mempererat kedekatan dengan masyarakat,” tutur Mudji.

    Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri menerima audiensi Pengurus Persatuan Purnawirawan (PP) Polri Daerah Metro Jaya di Ruang Tamu Kapolda Metro Jaya, Kamis (4/12/2025). ANTARA/HO-Humas Polda Metro Jaya.

    Dalam audiensi tersebut, turut hadir sejumlah Pejabat Utama Polda Metro Jaya, yakni Irwasda Polda Metro Jaya, Karo SDM, Dirbinmas, Kabiddokes, Kabidpropam, serta Kabidhumas Polda Metro Jaya. Mereka mendampingi Kapolda saat menerima jajaran PP Polri pada Kamis.

    Rombongan PP Polri Daerah Metro Jaya dipimpin oleh Ketua Irjen Pol (Purn) Drs. Mudji Waluyo bersama dengan Penasehat Komjen Pol (Purn) Drs. Nanan Soekarna dan Komjen Pol (Purn) Drs. Putut Eko Bayu Seno, Ketua Dian Kemala PP Polri Daerah Metro Jaya Wati Mudji Waluyo dan Wakil Ketua Dian Kemala PP Polri Daerah Metro Jaya Aida Budi Santoso.

    Audiensi itu pun diharapkan semakin memperkuat kolaborasi serta soliditas antara Polri aktif dan purnawirawan dalam menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pramono ingatkan warga puncak banjir rob terjadi pada Jumat pagi

    Pramono ingatkan warga puncak banjir rob terjadi pada Jumat pagi

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo mengingatkan kepada masyarakat akan potensi terjadinya puncak banjir rob di Jakarta pada Jumat (5/12) pagi.

    Peringatan itu berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

    “Seperti sekarang ini, hari ini tanggal 4, dari kemarin saya sudah mendapatkan data, dan saya sudah menyampaikan ke publik bahwa banjir rob akan terjadi, dan terjadi hari ini. Puncak banjir rob itu besok tanggal 5 Desember, jam 09.00 pagi,” kata Pramono di Jakarta Pusat, Kamis.

    Menurut dia, ancaman banjir tidak berhenti sampai 5 atau 6 Desember 2025 saja. Gelombang rob berikutnya juga berpotensi muncul pada pekan ke-3 Desember 2025, sementara puncak curah hujan tinggi diperkirakan terjadi pada Januari 2026.

    Sebagai langkah mitigasi, Pramono telah meminta agar dilakukan modifikasi cuaca. Dia juga meminta jajaran terkait, khususnya Dinas Sumber Daya Air dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI untuk segera mempersiapkan langkah-langkah mitigasi, salah satunya dengan menyiagakan sekitar 600 pompa air yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

    “Terutama tempat-tempat yang kita sudah prediksi banjir rob itu akan terjadi, salah satunya adalah, misalnya Muara Angke, Marunda, dan sebagainya. Sehingga dengan demikian, mitigasi bencana ini menjadi penting,” ujar Pramono.

    Dia menegaskan risiko banjir rob dan curah hujan ekstrem harus dihadapi dengan kesiapan maksimal dari pemerintah maupun masyarakat.

    Dia pun berharap langkah mitigasi yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat mengurangi dampak yang dirasakan warga pesisir.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Warung Mie di Bogor Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Sumatera–Aceh yang Terdampak Bencana
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Desember 2025

    Warung Mie di Bogor Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Sumatera–Aceh yang Terdampak Bencana Megapolitan 4 Desember 2025

    Warung Mie di Bogor Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Sumatera–Aceh yang Terdampak Bencana
    Editor
    BOGOR, KOMPAS.com
    — Sebuah warung makan, Mie Aceh Semeru di Jalan Cilandek, Kota Bogor, Jawa Barat menggratiskan makanan bagi mahasiswa asal Sumatera dan Aceh yang orang tuanya terdampak bencana.
    Pemilik
    Mie Aceh Semeru
    , Rahmat (34) mengatakan, langkah itu merupakan inisiatif pribadinya sebagai bentuk kepedulian kepada para perantau yang kini ikut merasakan dampak bencana di kampung halamannya.
    “Tidak ada nama khusus untuk program ini. Ini hanya inisiatif sederhana karena saya melihat korban bukan hanya yang di Aceh. Anak-anak mereka yang kuliah di luar Aceh dan Sumatera juga ikut terdampak,” kata Rahmat dikutip dari
    TribunnewsBogor.com
    , Rabu (3/12/2025).
    Rahmat memastikan mahasiswa asal Sumatera dan Aceh bisa makan gratis kapan saja di warungnya.
    Menurut dia, keberlangsungan pendidikan mereka tidak boleh terganggu oleh kondisi keluarga di kampung.
    “Selama masih belum kondusif maka warung mie Aceh Semeru ini gratis untuk anak-anak aceh anak anak sumatera barat dan sumatera utara. Kapanpun mereka kesini boleh makan sepuasanya,” ujarnya.
    Ia mengaku memahami betul kondisi para perantau karena pernah mengalami hal serupa saat masih kuliah dan kesulitan biaya.
    “Jadi memang saya dulu perantau merasakan ketika ada orang tua belum ngirim uang ataupun beasiswanya terpending mala kita harus bekerja keras untuk makan. Dan sekarang saya alhamdulillah diberikn rezeki lebih oleh Allah akhirnya kenapa engga kita bantu orang lain,” ujarnya.
    Bantuan ini sudah berjalan tiga hari.
    Selain memberi makan gratis, Rahmat juga menyalurkan donasi uang tunai untuk mahasiswa yang tinggal jauh dari warungnya.
    “Ini sudah hari ketiga jadi kalau ada yang deket mereka langsung datang kesini makan, ada yang uda dua kali juga. Tapi yang jauh jauh biasanya mereka kami kirimkan donasi saya kasih dari range 200 sampai 250 ribu,” tandasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tiga RT di Pluit Jakut terendam banjir rob Kamis siang

    Tiga RT di Pluit Jakut terendam banjir rob Kamis siang

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat tiga RT di kawasan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut), terendam banjir rob pada Kamis siang.

    “Data genangan air hingga pukul 12.00 WIB, terdapat tiga RT yang terendam banjir dengan ketinggian mulai dari 10 sentimeter hingga 50 sentimeter,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta Mohamad Yohan di Jakarta, Kamis.

    Saat ini, kata dia, petugas gabungan tengah melakukan penanganan agar air tersebut dapat disedot sehingga segera surut.

    Selain ketiga RT itu, ruas Jalan RE Martadinata di Tanjung Priok, Jakarta Utara, juga masih terendam banjir hingga Kamis siang.

    Menurut Yohan, ketinggian banjir di ruas jalan itu mencapai 40 sentimeter dan hanya dapat dilalui kendaraan roda empat.

    Kemudian, di Kabupaten Kepulauan Seribu, terdapat 13 RT yang terendam banjir rob hingga Kamis siang. Sebanyak 10 RT itu berada di Kelurahan Pulau Harapan dengan ketinggian air 10 sentimeter.

    BPBD DKI Jakarta mengerahkan sejumlah personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, dan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik, bersama dengan lurah dan camat setempat serta menyiapkan kebutuhan dasar bagi penyintas.

    “Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat,” tegas Yohan.

    Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Maritim Tanjung Priok mengeluarkan peringatan dini banjir pesisir (rob) pada 1-10 Desember 2025 terkait fenomena pasang maksimum air laut yang bersamaan dengan fenomena fase bulan purnama dan perigee (supermoon).

    Kondisi tersebut berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum berupa banjir pesisir atau rob di wilayah pesisir utara Jakarta.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pemprov DKI berkomitmen lepas stigma kebaya identik dengan kaum ibu

    Pemprov DKI berkomitmen lepas stigma kebaya identik dengan kaum ibu

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI berkomitmen menghilangkan stigma busana kebaya yang identik dengan kaum ibu melalui beragam upaya.

    Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekda Provinsi DKI Jakarta Ali Maulana Hakim mengatakan Pemprov DKI memiliki pekerjaan rumah untuk bisa melepaskan stigma tersebut.

    “Kita harus sosialisasikan, tampilkan tentang cerita di balik kebaya, tentang bagaimana indahnya memakai kebaya untuk generasi penerus kita di masa depan. Masa depan ini menjadi PR (pekerjaan rumah) kita karena kebaya harus terlepas dari stigma hanya (untuk) ibu-ibu, anak-anak muda juga harus suka pakai kebaya,” kata Ali di Museum Tekstil, Jakarta, Kamis.

    Dia pun mengingatkan kebaya telah diakui sebagai warisan budaya takbenda (WBTb) oleh UNESCO pada 4 Desember 2024. Oleh karena itu, dia mengajak masyarakat beserta seluruh pemangku kepentingan agar merasa bangga terhadap warisan budaya tersebut. Terlebih, kebaya telah diakui dunia atas nilai sejarah, estetika serta filosofi yang terkandung di dalamnya.

    Pengakuan itu, sambung dia, juga menjadi bentuk penghormatan terhadap masa lalu serta komitmen untuk terus melestarikan kekayaan budaya bangsa di masa depan.

    “Ini harus menjadi kebanggaan kita, ini pengakuan dunia yang harus kita jaga, jangan sampai hilang,” tegas Ali.

    Lebih lanjut, dia mengatakan Pemprov DKI melalui Dinas Kebudayaan berkolaborasi dengan seluruh pihak untuk memajukan dan melestarikan kebudayaan di Jakarta.

    Salah satunya, yaitu melalui penyelenggaraan pameran “Kebaya Ibu: Cerita, Cinta, dan Budaya” yang berlangsung di Museum Tekstil mulai 4 hingga 31 Desember 2025. Pameran ini menampilkan sebanyak 110 koleksi kebaya dari Museum Tekstil dan para kolektor pemerhati wastra.

    Dia pun berharap pameran kebaya tersebut bukan sekadar seremonial, tetapi dapat menjadi ruang refleksi peran para ibu, peran para perempuan Indonesia dalam sejarah perjalanan bangsa.

    “Nilai-nilai inilah yang terpantul melalui peragaan kebaya, busana yang menjadi simbol jati diri, menjadi martabat dan juga bagaimana keanggunan perempuan nusantara terlihat dari kebaya,” ungkap Ali.

    Di lain sisi, dia menambahkan Museum Tekstil hadir sebagai ruang edukasi tentang pelestarian, penelitian, sekaligus ruang publikasi wastra tradisional Indonesia.

    “Melalui pameran, Museum Tekstil turut menegaskan komitmennya untuk merawat, memperkenalkan, dan juga memastikan bahwa kebaya tetap memiliki tempat dalam kehidupan budaya masyarakat masa kini, berikut juga masa depan,” tutur Ali.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pramono sebut harga pangan di Jakarta stabil jelang Natal-Tahun Baru

    Pramono sebut harga pangan di Jakarta stabil jelang Natal-Tahun Baru

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo memastikan seluruh harga bahan pokok makanan, seperti beras dan sayur-sayuran di Jakarta saat ini masih stabil menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.

    “Kita sudah memonitor hampir semua hal yang berkaitan dengan kebutuhan dasar, beras, sayur-mayur, dan sebagainya, terutama cabe dan sebagainya, Jakarta relatif terkendalilah. Mudah-mudahan sampai dengan akhir tahun juga akan terkendali,” kata Pramono di kawasan Jakarta Pusat, Kamis.

    Selain itu, dia juga memastikan stok pangan di Jakarta masih terpenuhi dengan baik.

    Di sisi lain, Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dikelola oleh Bank Indonesia mencatat harga pangan komoditas cabai rawit merah mencapai Rp70.200 per kilogram (kg), sedangkan telur ayam ras Rp32.450 per kg.

    Berdasarkan data PIHPS yang dilansir di Jakarta, Kamis pukul 09.15 WIB, selain cabai rawit merah dan telur ayam ras, harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional lainnya, yakni bawang merah Rp48.300 per kg dan bawang putih Rp39.650 per kg.

    Selain itu, beras kualitas bawah I pada harga Rp14.400 per kg, beras kualitas bawah II Rp14.300 per kg, beras kualitas medium I Rp15.850 per kg, dan beras kualitas medium II Rp15.700 per kg.

    Sementara itu, harga beras kualitas super I Rp17.100 per kg dan beras kualitas super II Rp16.600 per kg.

    Selanjutnya, PIHPS juga mencatat harga cabai merah besar mencapai Rp58.950 per kg, cabai merah keriting Rp64.400 per kg, dan cabai rawit hijau Rp52.750 per kg.

    Kemudian, harga daging ayam ras Rp40.450 per kg, daging sapi kualitas I Rp141.200 per kg, dan daging sapi kualitas II Rp133.650 per kg.

    Komoditas berikutnya, yakni gula pasir kualitas premium seharga Rp19.850 per kg dan gula pasir lokal Rp18.150 per kg.

    Sementara itu, harga minyak goreng curah Rp18.700 per liter, minyak goreng kemasan bermerek I Rp22.400 per liter, serta minyak goreng kemasan bermerek II Rp21.500 per liter.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • DKI tampilkan 110 koleksi kebaya pada pameran di Museum Tekstil

    DKI tampilkan 110 koleksi kebaya pada pameran di Museum Tekstil

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menampilkan sebanyak 110 koleksi kebaya dalam pameran “Kebaya Ibu: Cerita, Cinta, dan Budaya” yang berlangsung di Museum Tekstil, Jakarta Barat, mulai 4 hingga 31 Desember 2025.

    “Koleksi yang dipamerkan merupakan koleksi yang sangat berharga dari Museum Tekstil dan para kolektor pemerhati wastra,” kata Kepala Unit Pengelola Museum Seni Dinas Kebudayaan DKI Jakarta Sri Kusumawati di Museum Tekstil, Jakarta, Kamis.

    Dia mengatakan pameran yang diadakan dalam rangka memperingati Hari Ibu 2025 itu diramaikan dengan berbagai kegiatan, di antaranya talkshow dan workshop membatik, serta turut mengundang Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK).

    Pameran “Kebaya Ibu: Cerita, Cinta dan Budaya”, sambung dia, merupakan salah satu kegiatan program publik unggulan Museum Tekstil, Unit Pengelola Museum Seni Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.

    “Pameran ini kami selenggarakan dengan didanai oleh Dana Alokasi Khusus Non Fisik Bantuan Operasional Penyelenggaraan Museum dan Taman Budaya yang kami terima dari Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2025,” terang Sri.

    Melalui pameran kebaya di Museum Tekstil itu, Pemprov DKI berharap seluruh pengunjung dapat menangkap jejak kaum perempuan yang tersimpan dalam warna, tekstur, dan kisah masing-masing.

    Selain itu, pengunjung juga diharapkan dapat meresapi hubungan lembut antara ibu dan kebaya, yakni bagaimana sepotong kain menjadi ruang ingatan, penjaga nilai, dan jembatan antargenerasi yang mengingatkan masyarakat pada peran perempuan dalam merawat budaya serta meneruskan cinta yang tak lekang oleh waktu.

    Pada kesempatan yang sama, Asisten Kesejahteraan Rakyat (Askesra) Sekda Provinsi DKI Jakarta Ali Maulana Hakim mengharapkan agar pameran kebaya itu bukan sekadar seremonial, tetapi dapat menjadi ruang refleksi peran para ibu, peran para perempuan Indonesia dalam sejarah perjalanan bangsa.

    “Nilai-nilai inilah yang terpantul melalui peragaan kebaya, busana yang menjadi simbol jati diri, menjadi martabat dan juga bagaimana keanggunan perempuan nusantara terlihat dari kebaya,” ungkap Ali.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.